Lokasi Kegiatan
PEKERJA
AN :
APB
N
TAHUN
ANGGARAN 2021
PAKET KEGIATAN PEMBANGUNAN SABO DAM SUNGAI
KHELANDILI/BELLO KABUPATEN JAYAPURA
Kementerian : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Unit Eselon II : Direktorat Sungai dan Pantai Program
: Pengelolaan Sumber Daya Air Hasil Outcome : 0.001
Juta M3
Kegiatan : Pembangunan Sabo Dam Sungai Khelandili/Bello
Kabupaten Jayapura
Indikator Kinerja Kegiatan : Terbangunnya Bangunan Sabo dam sebagai bangunan
pengendali sedimen
Jenis Keluaran : Bangunan Sabo dam
Volume : 1
Satuan Ukur Keluaran : Buah
A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
Sektor
2. Gambaran Umum
Sungai Khel andil i/Bel l o merupakan sungai yang berada pada Kaw asan
disekitar kabupaten jayapura, memil iki l ebar existing l ebih dari 10 meter
dengan material berupa pasir berbatu yang mudah
l epas. Kondisi hul u sudah terganggu dengan penebangan l iar.
Karakteristik Sungai ini merupakan sungai periodik yang apabil a terjadi
hujan l ebat dan l ama akan menyebabkan banjir dan dapat merusak kaw asan
sekitarnya seperti badar udara, jalan Nasional,Jembatan , daerah pemukiman
dan fasilitas umum l ainya.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka melalui Balai Wilayah Sungai Papua
SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Papua Provinsi Papua Kegiatan Sungai dan
Pantai II akan melaksanakan Pekerjaan Pembangunan Sabo Dam Sungai Khelandili/Bello
Kabupaten Jayapura.
B. Penerima Manfaat
1 2 3 4
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Tabung Oksigen, Obat Luka, Perban) Ls 1.00
Rambu- Rambu
1 Rambu Petunjuk bh 2.00
2 Rambu Larangan bh 2.00
3 Rambu Peringatan bh 2.00
4 Rambu Informasi bh 1.00
Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko K3
1 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) bh 1.00
2 Sirine bh 1.00
3 Bendera K3 bh 1.00
1. Metode Pelaksanaan
c. JALAN KERJA
1. Apabila belum terdapat jalan kerja maka penyedia jasa harus membuat jalan
kerja untuk mengangkut bahan – bahan ke lokasi pekerjaan disamping juga untuk
memudahkan pekerjaan mencapai lokasi pekerjaan.
2. Jalan kerja harus lebar dan aman sehingga tidak membahayakan orang yang
melaluinya.
3. Apabila untuk jalan kerja ini dibutuhkan suatu konstruksi yang khusus, seperti
misalnya jembatan darurat, maka penyedia jasa wajib mengajukan rencananya
kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
4. Penyedia Jasa wajib memelihara dan memperbaiki kembali jalan /
jembatan dan sarana lainnya yang rusak akibat adanya kegiatan ini.
d. DAERAH KERJA
1. Areal tanah untuk daerah kerja pada dasarnya disediakan oleh pemberi tugas.
Penggunaan daerah diluar yang telah disediakan menjadi tanggung jawab dan atas
usaha penyedia jasa.
2. Penyedia jasa harus menutup daerah kerja bagi umum guna keamanan kerja,
alat dan bahan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
3. Pada daerah yang telah disediakan, penyedia jasa harus merencanakan
penggunaannya, yang pada dasarnya akan membantu kelancaran pelaksanaan
pekerjaan.
Rencana tersebut harus disetujui oleh Direksi sebelum penggunaan areal kerja.
e. PERALATAN KERJA
1. Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan kerja yang baik dan sesuai dengan
jumlah peralatan yang diminta dalam spesifikasi Teknik, serta siap dipakai untuk
pelaksanaan pekerjaan.
2. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini Direksi tidak menyediakan peralatan
kerja .
3. Untuk pengamanan pelaksanaan pekerjaan penyedia jasa diharuskan menyediakan
alat – alat keselamatan kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.
f. PEMBERSIHAN LAPANGAN
h. PEKERJAAN GALIAN
2. Susunan kayu yang telah di tancapkan akan di kelompokkan untuk dijadikan kepala
crucuk yang nantinya di cor. Kepala cerucuk dapat berupa pangapit, kawat pengikat,
papan penutup atau balok poer.
3. Setelah itu proses selanjutnya dapat dilakukan pemasangan tulangan untuk pengecoran dan
dilanjutkan pengerjaan struktur untuk membuat bangunan tahan lama dan berdiri dengan
kokoh. Dengan begitu, pembangunan di atas tanah lunak sudah tidak menjadi masalah.
j. PEKERJAAN TIMBUNAN
1. Penyedia Jasa akan mengerjakan beberapa macam material timbunan dan penutupan
kembali di lokasi yang ditunjukkan oleh gambar atau ditempat lain seperti arahan Direksi.
Kualitas dari material harus mendapatkan ijin dari Direksi dan tidak termasuk bahan
organik atau bahan lain yang tidak diijinkan.
2. Penyedia Jasa harus semaksimal mungkin menggunakan material hasil galian sebagai
bahan untuk timbunan sejauh secara kualitas memenuhi syarat. Tidak diizinkan adanya
semak, akar, rumput atau material tidak memenuhi syarat lain yang akan dipakai sebagai
bahan timbunan. Kelayakan dari setiap bagian pondasi untuk penempatan material timbunan
dan semua material yang digunakan dalam konstruksi timbunan adalah sesuai dengan
spesifikasi teknik.
3. Tanah untuk timbunan harus memenuhi spesifikasi teknis atau memperoleh persetujuan dari
direksi pekerjaan dan konsultan supervisi.
1. Melakukan persiapan lokasi pekerjaan berupa : pengukuran dan pemasangan marking pada
area pekerjaan, pembersihan lokasi pekerjaan, dimana harus bebas dari material organik dan
anorganik.
2. Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pembangunan harus dikeringkan
terlebih dahulu.
3. Memuat material timbunan pilihan dari hasil galian pada lokasi pekerjaan dengan dum truk
dan ditumpuk dengan jarak tertentu pada lokasi pekerjaan
4. Timbunan pilihan dihampar dengan menggunakan tenaga manusia (manual).
5. Hasil hamparan timbunan pilihan disiram air dengan menggunakan tamper lalu dipadatkan
dengan stamper sampai mencapai ketabalan dan kepadatan sesuai dengan spesifikasi teknik
6. dipadatkan dengan stamper sampai mencapai ketabalan dan kepadatan sesuai dengan
spesifikasi teknik.
7. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapisan
maksimum 20 cm.
8. Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila hujan, pemadatan harus
dihentikan.
9. Perapihan hasil pekerjaan, setiap material sisa diangkut utuk dibuang pada area yang telah
ditentukan.
l. PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bekisting harus memenuhi syarat Peraturan Umum
Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI)-1982, NI-3, Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
(PKKI) – 1961,NI-5, Peraturan Standar Beton 1991 (SK.SNI T-
15-1991-03) dan Recomended Practice for Concrete Formwork ACI Pekerjaan bekisting meliputi
semua bagian bekisting yang sementara ataupun tetap untuk membentuk beton termasuk sistem
perancahnya yang diperlukan agar supaya bekisting dipertahankan tetap pada posisinya sehingga
dapat memenuhi toleransi
yang disyaratkan.
- Bekisting harus mempunyai kekuatan dan kekakuan yang cukup untuk memikul
tekanan dan getaran yang timbul pada saat pengecoran sehingga masih dapat memenuhi
toleransi yang disyaratkan.
- Bekisting juga harus diberi pengaku dalam arah bidang baik melintang dan memanjang
bangunan. Perhitungan perencanaan struktur dan gambar - gambar kerja bekisting harus
diserahkan untuk diperiksa dan akan disetujui secara tertulis oleh direksi pengawas sebelum
pekerjaan tersebut dimulai.
- Bekisting dan perancahnya harus direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat cepat
dan mudah dibongkar dengan tanpa pukulan dan guncangan yang dapat menimbulkan
kerusakan pada beton, sehingga beton dapat memikul bebannya secara bertahap dan
merata Perencanaan dan Pemasangan Bekisting, Bekisting harus direncanakan untuk
dapat memikul beban-beban vertikal dan lateral/angin serta beban bergerak diatasnya atau
beban-beban lain sesuai yang ditentukan di dalam peraturan pembebanan indonesia.
1. Sebelum penempatan besi atau pengecoran beton, permukaan bekisting harus dilapisi
dengan bahan yang mencegah penyerapan air, melekatnya beton pada bekisting dan
tidak mengotori permukaan beton. Dapat dipakai bahan release agent atau sealer atau
nonabsorptive linier yang disetujui oleh Direksi Pengawas.
2. Sisa material pelapis tidak boleh menggenangi bekisting atau pada bagian beton
yang sudah mengeras dimana beton baru akan dituangkan diatasnya
Pembongkaran Bekisting Bekisting kayu untuk bukaan dinding harus segera dilepas
sesudah beton dianggap cukup keras sehingga tidak rusak saat pembongkarannya.
Bekisting kolom, dinding, sisi balok dan bagian lain yang tidak menahan berat
sendiri beton dapat segera dilepas sesudah beton dianggap cukup keras sehingga tidak
rusak pada saat pembongkaran bekistingnya. Bekisting dan perancah yang digunakan
untuk memikul berat beton balok, pelat dan bagian struktur lainnya baru boleh dilepas
setelah beton mencapai kekuatan minimum 75% dari kekuatan beton yang dipersyaratkan.
Pada saat bekisting dilepas, tidak boleh terjadi lendutan atau distorsi yang berlebihan dan
tidak menimbulkan kerusakan pada beton, baik karena pembongkaran perancah maupun
karena proses pelepasan bekistingnya.
Material Untuk Bekisting, Bekisting Kolom Bekisting dapat dibuat dari kayu, water proof-plywood,
loose formwork seperti dinding bata (untuk struktur dibawah tanah) atau material lain yang telah
disetujui oleh direksi pengawas. Papan kayu yang digunakan tidak boleh mempunyai ketebalan
kurang dari 25 mm. Tebal plywood tidak boleh kurang dari 12 mm, cetakan baja terbuat dari baja
lembaran sesuai bentuk rangka yang diperlukan dan diperkuat dengan baja siku, baja T atau pelat
pengaku.
Pekerjaan Pembesian berpedoman pada SNI 2847 tahun 2013 persyaratan beton bertulang untuk
bangunan gedung yang mensyaratkan Detail tulangan diameter bengkokan menimum, kondisi
permukaan tulangan, penempatan tulangan, batas spesi tulangan,pelindung beton untuk
tulangan,sambungan dan pengikat. Gambar kerja harus menunjukkan semua ukuran terpasang, posisi
penulangan beserta perlengkapannya yang harus disetujui Direksi/Pengawas sebelum pelaksanaan.
Semua baja tulangan yang akan dipakai harus berasal dari produksi pabrik yang telah disetujui
Direks Pengawas, paling tidak setara dengan produksi eks Interwood steel (IS), Master Steel (MS),
Cakra Steel (CS) Baja Tulangan Semua pembesian untuk tulangan pada struktur pembesian harus
berpedoman pada gambar pelaksanaan
pekerjaan.Pada penggunaan baja ulir dipersyaratkan adalah baja ulir yang mempunyai tegangan tarik
leleh minimum sebesar 4000 kgf/cm 2 (BJTD 40), dengan ketentuan minimal bahwa :
1) Kuat leleh aktual berdasar uji laboratorium, tidak melampaui kuat leleh yang
ditentukan ditambah 120 Mpa.
2) Ratio kuat tarik aktual terhadap kuat leleh aktual tidak kurang dari 1,25.
Tidak diperkenankan pengelasan pada pertemuan tulangan yang bersilangan (tack welding) kecuali
dengan persetujuan atau petunjuk direksi pengawas. Besi Tulangan Pemasangan Sebelum
pemasangan, baja tulangan harus dibersihkan dari karat, sisik, bahan lumpur, minyak atau bahan
lain yang melekat yang dapat merusak atau mengurangi daya lekatnya terhadap beton. Baja tulangan
harus diletakkan pada posisi yang tepat dan dijaga terhadap kemungkinan bergeser pada saat
pengecoran dengan diikatkan satu sama lainnya dengan kawat beton yang cukup. Ujung-ujung kawat
beton harus dibengkokkan ke arah sebelah dalam dan tidak boleh keluar dari selimut beton.
Pembengkokkan ulang semua baja tulangan harus dalam keadaan dingin. Pada baja tulangan yang
mempunyai tegangan tarik leleh tinggi tidak diperkenankan dilakukan pembengkokkan ulang.
Tenaga yang ahli dan terampil untuk pemotongan, pembengkokkan dan pemakaian alat-alat yang
tepat untuk pekerjaan ini. Pembengkokkan ulang untuk tulangan yang sudah tertanam didalam
beton, jari-jari dalam pembengkokkan tersebut harus lebih besar dari dua kali ukuran diameter
tulangannya. Tulangan yang disangga diatas tanah harus menggunakan penyangga dari blok beton
pracetak dengan luas minimum 10 cm 2 dan mempunyai kekuatan tekan yang sama dengan kekuatan
tekan beton yang akan dicor. Tulangan disangga dari bekisting dengan menggunakan penyangga dari
beton, besi beton, metal, atau material lain yang telah disetujui direksi pengawas. Bagian
tulangan untuk keperluan sambungan tulangan yang berada diluar beton yang sudah dicor untuk
jangka waktu yang lama harus dilindungi setiap korosi.
Pekerjaan beton Ready Mix mutu fc 14,53 Mpa (K 175), beton Ready Mix mutu fc. 18,68
Mpa ( K225) dan beton Ready Mix mutu fc 29,05 Mpa (K 350) penyedia jasa diwajibkan
menggunakan truck concrete mixer dari bacthing plan ke lokasi kerja, setiap truck molen yang akan
melakukan pengecoran wajib ada slump test (12±2) cm w/c = 0.52. Penyedia jasa wajib mengambil 1
buah benda uji bentuk silinder untuk pagi hari dan satu benda uji untuk sore hari,untuk dilakukan
pengujian sampel beton, yang diuji pada laboratorium uji yang resmi dan terakreditasi. Memenuhi
ketentuan benda uji umur 7 hari,14 hari dan 28 hari. Untuk hasil akhir uji kuat tekan masing –
masing umur benda uji pada umur 28 hari harus memenuhi ≥ nilai uji kuat tekan yang disyaratkan
untuk masing-masing mutu beton.Supervisi wajib memverifikasi hasil mix design, slump test dan
benda uji dengan membandingkan hasil Job Mix Formula.
Apabila hasil mix design,slump test dan uji kuat tekan benda uji tidak memenuhi syarat atau
tidak mencapai mutu yang telah disyaratkan maka direksi pekerjaan berhak memberhentikan
pekerjaan berdasarkan verifikasi dari konsultan supervisi.
Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam cetakan suatu
elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan. Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, harus
dilakukan inspeksi pekerjaan untuk memastikan cetakan dan besi tulangan telah terpasang sesuai
rencana.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada pekerjaan pengecoran adalah sebagai berikut :
Setiap pekerja harus memakai pakaian pelindung, sepatu safety, helm, dan pelindung mata jika
diperlukan. Ketepatan ukuran dan elevasi harus diperhatikan dan dicheck. Zona pengecoran harus
direncanakan dan ukurannya ditentukan Bekisting harus kuat dan instalasi M/E di bawah pelat atau
balok, pastikan ini terpasang sebelum dicor.
Ketika mengecor, hati-hati jangan sampai merusak atau merubah bekisting dan tulangan.
Delay diakibatkan oleh cuaca panas atau angin yang kencang, sehingga beton mengeras lebih cepat.
Juga diakibatkan oleh keterlambatan pengiriman karena kurangnya perencanaan atau hal lain yang
tidak bisa dihinda ri. Untuk mencegah delay maka tenaga kerja, peralatan dan cuaca dalam keadaan
terkendali. Jangan menambahkan air pada beton untuk memudahkan pelaksanaan cor. Jika terpaksa
gunakanlah campuran air dan semen.
Proses pengecoran harus berpedoman pada SNI 2847 tahun 2002 tata cara perhitungan struktur
beton.
Jika volume pengecoran kecil digunakan cara pengecoran langsung dari truck mixer. Pada
volume pengecoran yang besar akan efektif menggunakan concrete pump. Pada permukaan miring,
pengecoran mulailah dari level terendah dan gunakanlah moncong untuk menaburkan beton di
permukaan miring. Beton yang akan dicor harus langsung ke tempat yang jadi posisi akhir. Mulailah
dari pojok bekisting. Selalu tuangkan beton baru langsung ke beton yang sudah lama. Untuk
mencegah segregasi, cek beton jangan terlalu basah atau kering, beton diaduk dengan baik, jika
menjatuhkan beton secara vertikal jangan lebih dari 2 m. Pemadatan beton dilakukan dengan cara
digetarkan, untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam beton, sehingga beton memadat
memenuhi bekisting.
Pemberhentian pengecoran pada level tertentu, permukaan beton harus dibuat kasar dan
berundak,sedangkan pengecoran pada arah horisontal pemberhentian harus berbentuk zig- zag
Setelah dilakukan pengecoran, beton tersebut dalam waktu pengikatan dan pengerasan harus
mendapat perawatan baik, supaya mutu beton yang diharapkan dapat tercapai. Selama 24 jam
sesudah di cor beton harus dilindungi terhadap pengaruh hujan lebat, air mengalir, getaran. Selama 2
minggu setelah di cor harus dilindungi terhadap panas matahari secara langsung. Selama 2 minggu
setelah selesai di cor, jika tidak tetap basah karena keadaan alam, beton harus selalu dibasahi. Untuk
melindungi dari panas matahari secara langsung dan untuk membasahi selama dua minggu terus-
menerus dapat dikerjakan dengan menutup permukaan beton dengan pasir basah atau menutup
dengan karung-kareng basah. Bila pasir atau karung kelihatan akan kering, maka harus disiram
air lagi.
Seperti telah diterangkan di muka bahwa air air untuk perawatan beton juga harus air bersih.
Untuk mencegah pengeringan bidang-bidang beton selama paling sedikit dua minggu harus
dibasahi terus-menerus, antara lain dengan menutupinya dengan karung basah. Pada pelat-pelat atap
pembasahan terus-menerus ini harus dilakukan dengan merendamnya (menggenanginya) dengan air.
Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengecoran tidak boleh diganggu. Sangat
dilarang untuk mempergunakan bahan-bahan atau sebagai jalan untuk mengangkut bahan-bahan
berat,
1. Batu yang digunakan dalam pasangan adalah batu bela gunung atau batu kali yang berukuran
antara 15 – 30 cm, batu harus dari jenis batu yang keras dengan permukaan yang kasar serta
tidak keropos.
2. Permukaan batu harus bersih dari tanah, zat kimia atau kotoran lainnya
3. Pasir yang digunakan pada adukan mortar untuk pasangan batu harus memenuhi standar
SNI.
4. Semen yang digunakan sebagai bahan campuran mortar harus memenuhi standar SNI untuk
pekerjaan pasangan batu.
5. Untuk alat pengadukan mortar yang dipakai pada pasangan batu harus meggunakan alat concrete
beton (Molen)
PEKERJAAN PIPA
RESAPAN
1. Bahan
a. Bahan yang digunakan untuk lubang rembesan terdiri dari paralon(PVC), ijuk dan kerikil.
b. Pipa paralon harus ukuran 1.5 – 2 inch dengan kualitas baik, tidak mudah
pecah, cukup keras dan tebalnya sesuai dengan gambar, atau yang telah ditentukan oleh
proyek.
c. Kerikil harus keras dan bersih d. Ijuk harus kualitas baik, serat cukup panjang berbentuk
lempengan dan berwarna hitam merata. Ijuk yang lapuk tidak boleh digunakan.
2. Pelaksanaan
a. Pipa PVC dipotong sesuai dengan kebutuhan.
b. Salah satu ujung pipa paralon harus dipasang ijuk dan diisi kerikil, diikat dengan tali
ijuk atau kawat sehingga tidak mudah lepas.
c. Pipa paralon dengan bagian ujung dilapis ijuk harus dipasang pada sisi dalam, sedangkan
bagian yang kosong dipasang pada sisi luar.
d. Banyaknya lubang rembesan harus sesuai dengan petunjuk gambar.
PERAPIHAN / FINISHING
Yang dimaksud Perapihan / Finishing adalah membentuk dan merapihkan saluran dan
tanggul dengan alat ataupun tenaga manusia sehingga diperoleh hasil sesuai dengan design.
Tahapan Pelaksanaan
- Mobilisasi
- Pengukuran (MC.0)
- Pembersihan dan Pengupasan Akses Jalan
- Pekerjaan Galian Tanah berbatu
- Membuang Hasil Galian tanah berbatu
- Timbunan tanah dari hasil galian
- Dewatering
- Pekerjaan pembesian
- Pekerjaan Bekisting
- Beton Ready Mix mutu fc’ 14,53 Mpa (K 175)
- Beton Ready Mix mutu fc’ 24,90 Mpa (K 225)
- Beton Ready Mix mutu fc’ 29,05 Mpa (K 350)
- Pasangan Batu 1 : 3
- Plesteran 1 : 2
- Siar 1 : 2
- Timbunan Tanah dari luar dipadatkan
- Pengukuran (MC.100)
- Dokumentasi
b. Waktu Pelaksanaan
RENCANA PROGRESS FISIK DAN KEUANGAN
FORM 8
100
I. PEKERJAAN PERSIAPAN 3.629
1 Biaya SMK3 Ls 1.00 0.493 0.070 0.070 0.070 0.070 0.070 0.070 0.070 70
0
TOTAL 100.000 2.508 6.180 17.968 24.651 22.704 22.100
3.888
KOMULATIF 2.508 8.688 26.656 51.307 74.012 96.112
100.000
Rencana Progress Keuangan 2.508 8.688 26.656 51.307 74.012 96.112
100.000
Kumulatif Progress Keuangan 2.508 8.688 26.656 51.307 74.012 96.112
100.000
Rencana Progress Fisik 2.508 8.688 26.656 51.307 74.012 96.112
100.000
Kumulatif Progress Fisik 2.508 8.688 26.656 51.307 74.012 96.112
100.000
1. Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan kerja yang baik dan siap dipakai yang
diperlukan sehubungan dengan pekerjaan yaitu sebagai berikut:
- Excavator : 4 unit
- Dump Truck 6 unit : 6 unit
- Pompa conveyor concrete : 1 unit
- Stamper 1 unit : 1 unit
- Concrete Mixer : 2 unit
- Vibrator Concrete : 2 unit
- Jack Hammer : 1 unit
- Water Pump : 2 unit
- Generator Set : 1 unit
- Drone : 1 unit
- Waterpas : 1 unit
- Theodholit : 1 unit
BAGAN ALIR PELAKSANAAN KEGIATAN
MULAI
Mobilisasi
Tidak
Cek
Ya
Ya
Pembuatan
Gambar Kerja
Gbr Pelaks Ya
&Volume
No
Ya
Cek
Ya
2
2
Pembersihan dan
Pengupasan Akses Jalan
Pembersihan dan
Pengupasan Akses
Tidak Jalan
Cek
Ya Ya
Cek Cek
Ya Ya
3 3
3
Membuanga Tanah
Hasil Galian
Tidak siap
Cek
Ya Ya
Pembesian Bekisting
Pembesian Bekisting
Tidak siap Tidak siap
Cek Cek
Ya Ya
4 4
4
Cek
Ya Ya
Cek Cek
Ya Ya
5 5
5
Bekisting
Bekisting
Tidak siap
Cek
Ya Ya
Cek Cek
Ya Ya
Cek Cek
Ya Ya
6
6
Pasangan Batu 1 : 3
Plesteran 1 : 2
Siar 1 : 2
Tidak
Ya Cek
Selesai
Waktu pelaksanaan untuk pekerjaan ini adalah 210 (Dua Ratus Sepuluh) hari kalender sejak
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditanda tangani.
E. Biaya