Anda di halaman 1dari 24

Jalan Otonom Kotaraja,Kel.Wahno,Kec.Abepura, Telp.

/Fax (0967) 5572106 Kota Jayapura,Papua

Lokasi Kegiatan

PEKERJA
AN :

Pembangunan Sabo Dam Sungai


Khelandili/Bello Kabupaten Jayapura

APB
N
TAHUN
ANGGARAN 2021
PAKET KEGIATAN PEMBANGUNAN SABO DAM SUNGAI
KHELANDILI/BELLO KABUPATEN JAYAPURA
Kementerian : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Unit Eselon II : Direktorat Sungai dan Pantai Program
: Pengelolaan Sumber Daya Air Hasil Outcome : 0.001
Juta M3
Kegiatan : Pembangunan Sabo Dam Sungai Khelandili/Bello
Kabupaten Jayapura
Indikator Kinerja Kegiatan : Terbangunnya Bangunan Sabo dam sebagai bangunan
pengendali sedimen
Jenis Keluaran : Bangunan Sabo dam
Volume : 1
Satuan Ukur Keluaran : Buah

A. Latar Belakang

1. Dasar Hukum

Sektor

a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air.

b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor


07/PRT/M/2015 Tentang Pengamanan Pantai Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 13/PRT/M/2015
Tentang Penanggulangan Darurat Bencana Akibat Daya Rusak Air
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
21/PRT/M/2019 Tentang Pedoman Sistim Manajemen Keselamatan
Konstruksi
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
14/PRT/M/2020 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi
e. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : PMK-208_MK.02_2019 tentang tentang petunjuk
penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga dan Pengesahan daftar isian
Pelaksanaan Kegiatan.
f. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.05/2020 Tentang Mekanisme
Pelaksanaan Anggaran Belanja APBN dalam Penanganan Pandemi
Covid-19 agar tetap akuntabel.
g. SNI Nomor 2851-2015 Desain Bangunan Penahan Sedimen

2. Gambaran Umum

Sungai Khel andil i/Bel l o merupakan sungai yang berada pada Kaw asan
disekitar kabupaten jayapura, memil iki l ebar existing l ebih dari 10 meter
dengan material berupa pasir berbatu yang mudah
l epas. Kondisi hul u sudah terganggu dengan penebangan l iar.
Karakteristik Sungai ini merupakan sungai periodik yang apabil a terjadi
hujan l ebat dan l ama akan menyebabkan banjir dan dapat merusak kaw asan
sekitarnya seperti badar udara, jalan Nasional,Jembatan , daerah pemukiman
dan fasilitas umum l ainya.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka melalui Balai Wilayah Sungai Papua
SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Papua Provinsi Papua Kegiatan Sungai dan
Pantai II akan melaksanakan Pekerjaan Pembangunan Sabo Dam Sungai Khelandili/Bello
Kabupaten Jayapura.

B. Penerima Manfaat

1. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN


a. Uraian Kegiatan dan Keluaran
Pembangunan Sabo Dam Sungai Khelandili/Bello Kabupaten Jayapura. b. Indikator
Kenerja
Pembangunan prasarana pengendali sedimen dengan periode ulang sesuai desain
perencanaan untuk melindungi daerah daerah pemukiman, fasilitas umum dan Jalan
Nasional.
c. Batasan Kegiatan
1 buah bangunan sabo dam dengan Beton fc’ 14,53 Mpa (K-175), Beton
fc’ 18,68 Mpa (K-225),dan Beton fc’29,05 Mpa (K-350), Pasangan Batu 1: 3

2. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Maksud Kegiatan
Mengendalikan material sedimen dan batuan dari arah hulu ke hilir. b. Tujuan
Kegiatan
Terlindungnya fasilitas umum dan kawasan permukiman serta jalan nasional dari
ancaman banjir bandang.

3. INDIKATOR KELUARAN, VOLUME DAN SATUAN UKUR


a. Indikator Keluaran

Indikator keluaran dari kegiatan tersebut adalah Terbangunnya


Bangunan Pengendali Sedimen (Sabo dam) 1 Buah

b. Volume dan Satuan Ukur

Tertahannya sedimen 0,001 juta m3


RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

SNVT : Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Papua Provinsi Papua


PPK : Sungai dan Pantai II
Pekerjaan : Pembangunan Sabo Dam Sungai Khelandili/Bello Kabupaten Jayapura
Lokasi Pekerjaan : Kabupaten Jayapura
Tahun Anggaran : APBN 2021

No URAIAN PEKERJAAN Satuan Volume

1 2 3 4
I. PEKERJAAN PERSIAPAN

1 Mobilisasi & Demobilisasi Ls 1.00


2
2 Pembersihan M 2,180.80
2
3 Pengukuran M 2,180.80
4 Dokumentasi Set 1.00
5 Pembersihan dan pengupasan akses j Ls 1.00

II. PEKERJAAN SMK3


Pembuatan RK3K
1 Pembuatan manual,Prosedur, Instruksi Kerja, dan Ijin Kerja Set 2.00
Konsultasi dengan ahli keselamatan konstruksi
1 Induksi K3 (safety induction) bln 5.00
Sosialisasi dan promosi K3
1 Pertemuan Keselamatan (safety talk dan/atau Toll Box (meeting) Org 1.00
2 Spanduk (banner) bh 2.00
3 Poster bh 1.00
Alat Pelindung Kerja
1 Pembatas Area (Restricted Area) Ls 1.00
Asuransi Dan Perijinan
1 BPJS Ketenagakerjaan Dan Kesehatan kerja Ls 1.00
Personil K3
1 Petugas P3K OB 1.00
Fasilitas sarana kesehatan

1 Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Tabung Oksigen, Obat Luka, Perban) Ls 1.00

Rambu- Rambu
1 Rambu Petunjuk bh 2.00
2 Rambu Larangan bh 2.00
3 Rambu Peringatan bh 2.00
4 Rambu Informasi bh 1.00
Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko K3
1 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) bh 1.00
2 Sirine bh 1.00
3 Bendera K3 bh 1.00

III. PEKERJAAN SABO DAM

1 Galian Tanah Berbatu M


3 3,838.82
2 Membuang Hasil Galian Tanah Berbatu M
3 1,500.00
3 Timbunan Tanah dari luar Dipadatkan M
3 1,500.00
4 Timbunan Tanah dari hasil galian M
3 959.71
5 Pembesian Kg 20,297.52
6 Bekisting Expose M
2 1,204.67
7 Bongkar Bekisting Secara hati-hati M
2 1,204.67
8 Beton Ready Mix fc 14.53 MPa (K175) M
3 1,819.55
9 Beton Ready Mix fc 18.68 MPa (K225) M
3 92.63
10 Beton Ready Mix fc 29.05 MPa (K350) M
3 214.76
11 Pasangan Batu 1 : 3 M
3 209.14
12 Plesteran 1 : 2 M
2 112.00
13 Siar 1 : 2 M
2 100.00
14 Pasangan Cerucuk M
1 320.00
15 Pipa Resapan M' 171.00

IV. PEKERJAAN LAIN - LAIN

1 Riprap Hilir ( Beton Blok Ready Mix fc 14.53 Mpa (k175) M


3 333.80
2 Dewatering Hari 120.00
C. Strategi Pencapaian Keluaran

1. Metode Pelaksanaan

a. Persiapan( Perijinan adat (sosial dan protokol Covid)


b. MOBILISASI

1. Sebelum kegiatan pelaksanaan pekerjaan dimulai, penyedia jasa harus mengajukan


rencana mobilisasi kepada Direksi.
2. Kegiatan yang dimaksud pada ayat 1 (satu) diatas meliputi :
- Transportasi seluruh alat – alat dan perlengkapan lainnya ke tempat
pekerjaan
- Penguasaan dan pengamanan daerah kerja.
- Pelaksanaan pekerjaan sebagaimana yang tercantum dalam daftar uraian
pekerjaan.

c. JALAN KERJA

1. Apabila belum terdapat jalan kerja maka penyedia jasa harus membuat jalan
kerja untuk mengangkut bahan – bahan ke lokasi pekerjaan disamping juga untuk
memudahkan pekerjaan mencapai lokasi pekerjaan.
2. Jalan kerja harus lebar dan aman sehingga tidak membahayakan orang yang
melaluinya.
3. Apabila untuk jalan kerja ini dibutuhkan suatu konstruksi yang khusus, seperti
misalnya jembatan darurat, maka penyedia jasa wajib mengajukan rencananya
kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
4. Penyedia Jasa wajib memelihara dan memperbaiki kembali jalan /
jembatan dan sarana lainnya yang rusak akibat adanya kegiatan ini.

d. DAERAH KERJA

1. Areal tanah untuk daerah kerja pada dasarnya disediakan oleh pemberi tugas.
Penggunaan daerah diluar yang telah disediakan menjadi tanggung jawab dan atas
usaha penyedia jasa.
2. Penyedia jasa harus menutup daerah kerja bagi umum guna keamanan kerja,
alat dan bahan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
3. Pada daerah yang telah disediakan, penyedia jasa harus merencanakan
penggunaannya, yang pada dasarnya akan membantu kelancaran pelaksanaan
pekerjaan.
Rencana tersebut harus disetujui oleh Direksi sebelum penggunaan areal kerja.
e. PERALATAN KERJA

1. Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan kerja yang baik dan sesuai dengan
jumlah peralatan yang diminta dalam spesifikasi Teknik, serta siap dipakai untuk
pelaksanaan pekerjaan.
2. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini Direksi tidak menyediakan peralatan
kerja .
3. Untuk pengamanan pelaksanaan pekerjaan penyedia jasa diharuskan menyediakan
alat – alat keselamatan kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.

f. PEMBERSIHAN LAPANGAN

1. Sebelum dimulainya pekerjaan , penyedia jasa harus membersihkan daerah kerja


terhadap semak – semak, pohon – pohon dan sebagainya yang mengganggu
pelaksanaan. Dalam hal ini hanya pohon – pohon yang betul – betul mengganggu
pelaksanaan yang harus ditebang atau dibuang sedangkan pohon – pohon lainnya harus
tetap dijaga dan dipeliharan sebaik – baiknya.
2. Pelaksanaan pembersihan lapangan ini dikerjakan sebelum pelaksanaan
pekerjaan suatu konstruksi bangunan dimulai dan harus dilaksanakan dengan hati –
hati sehingga tidak mengganggu konstruksi bangunan yang telah ada dan atau
barang – barang milik pribadi yang diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan
pembersihan ini menjadi tanggung jawab penyedia jasa sepenuhnya.
3. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai, maka penyedia jasa masih berkewajiban
membersihkan segala material/bahan – bahan bekas dan kotoran – kotoran akibat
pelaksanaan pekerjaan sehingga hasil pekerjaan menjadi bersih dan baik sesuai dengan
rencana.

g. PEKERJAAN PENGUKURAN, BOUWPLANK, PROFIL

1. Sebelum pekerjaan dimulai penyedia jasa harus melakukan pengukuran


guna penentuan antara lain : letak/kedudukan bangunan, elevasi galian dan timbunan,
elevasi bangunan bawah / dasar, elevasi bangunan atas ( upper structure ), batas-
batas daerah kerja, elevasi titik – titik pembantu, elevasi titik ikat.
Masing – masing pengukuran harus disesuaikan dengan gambar rencana.
Semua hasil pengukuran dilaporkan kepada Direksi guna mendapat persetujuan.
2. Pada waktu pekerjaan diserahkan untuk pertama kalinya Pihak Direksi akan
melakukan pengecekan (mutual check) semua elevasi yang menyebabkan
dibongkarnya bangunan dan pembentulannya masih menjadi tanggung jawab penyedia
jasa.
3. Titik tetap ( titik ikat )
Sebelum pekerjaan dimulai Pihak Direksi akan menunjuk terlebih dahulu titik
tetap/titik ikat.
Titik tetap ini harus dikaitkan dengan titik utama (BM) yang terdekat. Pada lokasi
bangunan ditempatkan sebuah titik pembantu ( control
point ) yang diikatkan dengan titik tetap. Titik tetap dan titik pembantu harus
ditempatkan disuatu tempat yang aman tidak terganggu.

h. PEKERJAAN GALIAN

1. Pekerjaan galian dibagi :


- Galian tanah berbatu
2. Satuan : meter kubik (m3)
3. Pekerjaan galian dapat dilakukan dengan menggunakan
peralatan mekanis , tenaga manusia maupun dengan
menggunakan peralatan lainnya sesuai dengan kebutuhan serta jenis dan
keadaan tanah yang dijumpai.
4. Keamanan lubang galian terhadap kemungkinan runtuhnya dinding harus
diperhitungkan terutama pada galian – galian yang dalam. Peralatan pengaman
terhadap kemungkinan terjadinya bahaya tersebut harus selalu disediakan untuk
sewaktu – waktu digunakan bila dianggap perlu.
5. Dalam melaksanakan pekerjaan galian ini Penyedia jasa juga harus
memperhitungkan pekerjaan – pekerjaan lain yang harus dilakukan supaya
pelaksanaan galian dapat dilakukan dengan baik, misalnya pemompaan,
drainase, saluran sementara.
6. Dalamnya galian harus mencapai kedalaman seperti yang dinyatakan
dalam gambar. Apabila tanah dasar dari galian yang dicapai dianggap tidak baik,
maka direksi berhak memerintahkan supaya galian dilanjutkan hingga
mencapai tanah dasar yang baik. Dalam hal ini galian tambahan akan
diperhitungkan sebagai pekerjaan tambahan.
7. Bila tanah dasar dan sisi untuk pondasi bangunan belum mencapai duga atau
tingkat seperti apa yang tercantum dalam gambar rencana, ternyata keadaan
tanahnya cukup keras, maka penggalian tanah sementara dapat diberhentikan
sampai menunggu keputusan Direksi.
8. Apabila setelah selesainya pekerjaan pasangan dalam lubang galian terdapat
ruang antara pasangan dengan dinding galian, maka ruang ini harus diisi kembali.
Untuk pengisian kembali dapat digunakan tanah galiannya sendiri setelah
dibersihkan dari batu – batu dan bahan organik yang dikandungnya dan di isi
selapis demi selapis dan dipadatkan dengan baik dan hati – hati.
9. Khelandili/Bellongan dasar dan dinding galian diatas atau terhadap
mana konstruksi bangunan/pondasi akan didirikan harus dibuat dengan teliti
sesuai dengan ukuran yang diminta. Apabila pondasi tersebut terletak diatas
lapisan tanah maka permukaan dasar galian bila perlu harus dibasahi dengan air
dan dipadatkan (ditumbuk) atau digiling dengan alat yang sesuai untuk
memadatkan dasar yang keras.
10. Apabila pada galian tanah, tanahnya tergali melebihi dari batas dan
Khelandili/Bellongan yang telah ditentukan maka galian yang kelebihan tersebut
harus di isi dengan beton tumbuk atau dengan lapisan pasir dan atau batu – batu
sebagaimana ditentukan oleh Direksi, atas biaya penyedia jasa.
11. Bila mana tanah asli dari dasar pondasi menjadi rusak atau terganggu
yang disebabkan oleh kegiatan penggalian oleh penyedia jasa, maka tanah dasar
tersebut harus dipadatkan dengan jalan ditumbuk atau di giling atau apabila di
minta oleh Direksi tanah dasar yang rusak tersebut dibuang dan diganti
dengan beton tumbuk atau dengan lapisan pasir dan atau sebagaimana dijelaskan
diatas sebelumnya.
12. Batas – batas ditentukan untuk penggalian pada umumnya tidak terhitung
ruangan yang dibutuhkan untuk cetakan beton bertulang. Biaya dari galian
ekstra dan penimbunan kembali sehubungan dengan ruang kerja bagi
pembuatan/penempatan cetakan dan sebagainya menjadi tanggungan penyedia
jasa.
13. Khelandili/Bellongan tebing galian harus dibuat sedemikian agar tidak terjadi
kelongsoran.
Dan apabila terpaksa tebing galian dibuat curam maka supaya diambil
tindakan – tindakan pengamanan.
14. Dalam pekerjaan menggali ini termasuk juga pekerjaan – pekerjaan
membersihkan segala apa yang terdapat di dalam tanah galian tersebut.
15. Untuk tanah galian yang tidak terpakai untuk timbunan maka harus dibuang ke
tempat lain dan diatur sebaik – baiknya atas petunjuk Direksi.
16. Galian tanah untuk Stripping minimal 0, 25 m atau sampai terkupas akar – akar
dari tumbuhan . Pada bagian yang ada pokoknya minimal 0,5 m / sampai
tercabut pangkal batangnya.
17. Untuk pekerjaan urugan kembali dari sisa hasil galian tanah agar dipadatkan
dengan alat pemadat mekanis.

i. PEMASANGAN CERUCUK KAYU BESI 10 X 10 X 200 M

1. Pemasangan kayu Cerucuk dapat menggunakan tenaga manusia untuk menancapkan


gelondongan kayu dengan kedalaman yang sudah di rencanakan atau bisa juga menggunakan
bantuan alat berat berupa ekskavator atau bekho sebagai hammer agar proses
penancapan tiang bisa dilakukan dengan mudah.

2. Susunan kayu yang telah di tancapkan akan di kelompokkan untuk dijadikan kepala
crucuk yang nantinya di cor. Kepala cerucuk dapat berupa pangapit, kawat pengikat,
papan penutup atau balok poer.
3. Setelah itu proses selanjutnya dapat dilakukan pemasangan tulangan untuk pengecoran dan
dilanjutkan pengerjaan struktur untuk membuat bangunan tahan lama dan berdiri dengan
kokoh. Dengan begitu, pembangunan di atas tanah lunak sudah tidak menjadi masalah.

j. PEKERJAAN TIMBUNAN

1. Penyedia Jasa akan mengerjakan beberapa macam material timbunan dan penutupan
kembali di lokasi yang ditunjukkan oleh gambar atau ditempat lain seperti arahan Direksi.
Kualitas dari material harus mendapatkan ijin dari Direksi dan tidak termasuk bahan
organik atau bahan lain yang tidak diijinkan.

2. Penyedia Jasa harus semaksimal mungkin menggunakan material hasil galian sebagai
bahan untuk timbunan sejauh secara kualitas memenuhi syarat. Tidak diizinkan adanya
semak, akar, rumput atau material tidak memenuhi syarat lain yang akan dipakai sebagai
bahan timbunan. Kelayakan dari setiap bagian pondasi untuk penempatan material timbunan
dan semua material yang digunakan dalam konstruksi timbunan adalah sesuai dengan
spesifikasi teknik.

3. Tanah untuk timbunan harus memenuhi spesifikasi teknis atau memperoleh persetujuan dari
direksi pekerjaan dan konsultan supervisi.

k. PEKERJAAN PEMADATAN MENGGUNAKAN STAMPER

1. Melakukan persiapan lokasi pekerjaan berupa : pengukuran dan pemasangan marking pada
area pekerjaan, pembersihan lokasi pekerjaan, dimana harus bebas dari material organik dan
anorganik.
2. Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pembangunan harus dikeringkan
terlebih dahulu.
3. Memuat material timbunan pilihan dari hasil galian pada lokasi pekerjaan dengan dum truk
dan ditumpuk dengan jarak tertentu pada lokasi pekerjaan
4. Timbunan pilihan dihampar dengan menggunakan tenaga manusia (manual).
5. Hasil hamparan timbunan pilihan disiram air dengan menggunakan tamper lalu dipadatkan
dengan stamper sampai mencapai ketabalan dan kepadatan sesuai dengan spesifikasi teknik
6. dipadatkan dengan stamper sampai mencapai ketabalan dan kepadatan sesuai dengan
spesifikasi teknik.
7. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapisan
maksimum 20 cm.
8. Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila hujan, pemadatan harus
dihentikan.
9. Perapihan hasil pekerjaan, setiap material sisa diangkut utuk dibuang pada area yang telah
ditentukan.
l. PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

1.PEKERJAAN BEKISTING UMUM

Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bekisting harus memenuhi syarat Peraturan Umum
Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI)-1982, NI-3, Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
(PKKI) – 1961,NI-5, Peraturan Standar Beton 1991 (SK.SNI T-
15-1991-03) dan Recomended Practice for Concrete Formwork ACI Pekerjaan bekisting meliputi
semua bagian bekisting yang sementara ataupun tetap untuk membentuk beton termasuk sistem
perancahnya yang diperlukan agar supaya bekisting dipertahankan tetap pada posisinya sehingga
dapat memenuhi toleransi
yang disyaratkan.

- Bekisting harus dipergunakan bila diperlukan untuk mengikat dan membentuk


beton sesuai dengan ukuran yang dipersyaratkan.

- Bekisting harus mempunyai kekuatan dan kekakuan yang cukup untuk memikul
tekanan dan getaran yang timbul pada saat pengecoran sehingga masih dapat memenuhi
toleransi yang disyaratkan.

- Bekisting juga harus diberi pengaku dalam arah bidang baik melintang dan memanjang
bangunan. Perhitungan perencanaan struktur dan gambar - gambar kerja bekisting harus
diserahkan untuk diperiksa dan akan disetujui secara tertulis oleh direksi pengawas sebelum
pekerjaan tersebut dimulai.

- Bekisting dan perancahnya harus direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat cepat
dan mudah dibongkar dengan tanpa pukulan dan guncangan yang dapat menimbulkan
kerusakan pada beton, sehingga beton dapat memikul bebannya secara bertahap dan
merata Perencanaan dan Pemasangan Bekisting, Bekisting harus direncanakan untuk
dapat memikul beban-beban vertikal dan lateral/angin serta beban bergerak diatasnya atau
beban-beban lain sesuai yang ditentukan di dalam peraturan pembebanan indonesia.

- Lendutan maksimum permukaan bekisting adalah 1/400 bentang yang ditinjau.


Struktur bekisting harus cukup kedap untuk mencegah hilang atau lolosnya adukan beton.
Pada bagian sudut beton ekspose harus diberi pelat strip untuk membuat pojokan (bevel).
Kecuali jika ditentukan lain, pada bagian sudut bekisting lainnya tidak diperlukan
pojokan. Pada perancah harus disiapkan alat-alat untuk penyetelan (wedges atau jacks) dan
semua penurunan terjadi harus diperbaiki/diangkat selama proses pengecoran berlangsung.
Bekisting harus diberi pengaku yang cukup terhadap defleksi lateral.

- Bekisting kayu untuk bukaan dinding harus dibuat supaya memudahkan


pembongkarannya sehubungan dengan adanya kemungkinan pengembangan bekisting
tersebut.
- Bekisting harus didukung oleh sistem perancah sedemikian sehingga setiap kemungkinan
pergerakan lateral maupun vertikal tidak dapat terjadi selama pengecoran Persiapan Material
Bekisting Semua permukaan bekisting dan material yang tertanam harus dibersihkan dari
akumulasi mortar atau grout bekas pengecoran sebelumnya dan dari material asing
lainnya sebelum beton dicor. Permukaan bekisting yang sudah cacat sehingga
mempengaruhi kualitas permukaan beton tidak boleh dipergunakan lagi. Kecuali ditentukan
lain, permukaan bekisting harus diperlakukan sebagai berikut:

1. Sebelum penempatan besi atau pengecoran beton, permukaan bekisting harus dilapisi
dengan bahan yang mencegah penyerapan air, melekatnya beton pada bekisting dan
tidak mengotori permukaan beton. Dapat dipakai bahan release agent atau sealer atau
nonabsorptive linier yang disetujui oleh Direksi Pengawas.

2. Sisa material pelapis tidak boleh menggenangi bekisting atau pada bagian beton
yang sudah mengeras dimana beton baru akan dituangkan diatasnya
Pembongkaran Bekisting Bekisting kayu untuk bukaan dinding harus segera dilepas
sesudah beton dianggap cukup keras sehingga tidak rusak saat pembongkarannya.
Bekisting kolom, dinding, sisi balok dan bagian lain yang tidak menahan berat
sendiri beton dapat segera dilepas sesudah beton dianggap cukup keras sehingga tidak
rusak pada saat pembongkaran bekistingnya. Bekisting dan perancah yang digunakan
untuk memikul berat beton balok, pelat dan bagian struktur lainnya baru boleh dilepas
setelah beton mencapai kekuatan minimum 75% dari kekuatan beton yang dipersyaratkan.
Pada saat bekisting dilepas, tidak boleh terjadi lendutan atau distorsi yang berlebihan dan
tidak menimbulkan kerusakan pada beton, baik karena pembongkaran perancah maupun
karena proses pelepasan bekistingnya.

Material Untuk Bekisting, Bekisting Kolom Bekisting dapat dibuat dari kayu, water proof-plywood,
loose formwork seperti dinding bata (untuk struktur dibawah tanah) atau material lain yang telah
disetujui oleh direksi pengawas. Papan kayu yang digunakan tidak boleh mempunyai ketebalan
kurang dari 25 mm. Tebal plywood tidak boleh kurang dari 12 mm, cetakan baja terbuat dari baja
lembaran sesuai bentuk rangka yang diperlukan dan diperkuat dengan baja siku, baja T atau pelat
pengaku.

2.PEKERJAAN PEMBESIAN UMUM

Pekerjaan Pembesian berpedoman pada SNI 2847 tahun 2013 persyaratan beton bertulang untuk
bangunan gedung yang mensyaratkan Detail tulangan diameter bengkokan menimum, kondisi
permukaan tulangan, penempatan tulangan, batas spesi tulangan,pelindung beton untuk
tulangan,sambungan dan pengikat. Gambar kerja harus menunjukkan semua ukuran terpasang, posisi
penulangan beserta perlengkapannya yang harus disetujui Direksi/Pengawas sebelum pelaksanaan.
Semua baja tulangan yang akan dipakai harus berasal dari produksi pabrik yang telah disetujui
Direks Pengawas, paling tidak setara dengan produksi eks Interwood steel (IS), Master Steel (MS),
Cakra Steel (CS) Baja Tulangan Semua pembesian untuk tulangan pada struktur pembesian harus
berpedoman pada gambar pelaksanaan
pekerjaan.Pada penggunaan baja ulir dipersyaratkan adalah baja ulir yang mempunyai tegangan tarik
leleh minimum sebesar 4000 kgf/cm 2 (BJTD 40), dengan ketentuan minimal bahwa :

1) Kuat leleh aktual berdasar uji laboratorium, tidak melampaui kuat leleh yang
ditentukan ditambah 120 Mpa.

2) Ratio kuat tarik aktual terhadap kuat leleh aktual tidak kurang dari 1,25.

Tidak diperkenankan pengelasan pada pertemuan tulangan yang bersilangan (tack welding) kecuali
dengan persetujuan atau petunjuk direksi pengawas. Besi Tulangan Pemasangan Sebelum
pemasangan, baja tulangan harus dibersihkan dari karat, sisik, bahan lumpur, minyak atau bahan
lain yang melekat yang dapat merusak atau mengurangi daya lekatnya terhadap beton. Baja tulangan
harus diletakkan pada posisi yang tepat dan dijaga terhadap kemungkinan bergeser pada saat
pengecoran dengan diikatkan satu sama lainnya dengan kawat beton yang cukup. Ujung-ujung kawat
beton harus dibengkokkan ke arah sebelah dalam dan tidak boleh keluar dari selimut beton.
Pembengkokkan ulang semua baja tulangan harus dalam keadaan dingin. Pada baja tulangan yang
mempunyai tegangan tarik leleh tinggi tidak diperkenankan dilakukan pembengkokkan ulang.

Tenaga yang ahli dan terampil untuk pemotongan, pembengkokkan dan pemakaian alat-alat yang
tepat untuk pekerjaan ini. Pembengkokkan ulang untuk tulangan yang sudah tertanam didalam
beton, jari-jari dalam pembengkokkan tersebut harus lebih besar dari dua kali ukuran diameter
tulangannya. Tulangan yang disangga diatas tanah harus menggunakan penyangga dari blok beton
pracetak dengan luas minimum 10 cm 2 dan mempunyai kekuatan tekan yang sama dengan kekuatan
tekan beton yang akan dicor. Tulangan disangga dari bekisting dengan menggunakan penyangga dari
beton, besi beton, metal, atau material lain yang telah disetujui direksi pengawas. Bagian
tulangan untuk keperluan sambungan tulangan yang berada diluar beton yang sudah dicor untuk
jangka waktu yang lama harus dilindungi setiap korosi.

3.PEKERJAAN BETON DAN PENGECORAN

Pekerjaan beton Ready Mix mutu fc 14,53 Mpa (K 175), beton Ready Mix mutu fc. 18,68
Mpa ( K225) dan beton Ready Mix mutu fc 29,05 Mpa (K 350) penyedia jasa diwajibkan
menggunakan truck concrete mixer dari bacthing plan ke lokasi kerja, setiap truck molen yang akan
melakukan pengecoran wajib ada slump test (12±2) cm w/c = 0.52. Penyedia jasa wajib mengambil 1
buah benda uji bentuk silinder untuk pagi hari dan satu benda uji untuk sore hari,untuk dilakukan
pengujian sampel beton, yang diuji pada laboratorium uji yang resmi dan terakreditasi. Memenuhi
ketentuan benda uji umur 7 hari,14 hari dan 28 hari. Untuk hasil akhir uji kuat tekan masing –
masing umur benda uji pada umur 28 hari harus memenuhi ≥ nilai uji kuat tekan yang disyaratkan
untuk masing-masing mutu beton.Supervisi wajib memverifikasi hasil mix design, slump test dan
benda uji dengan membandingkan hasil Job Mix Formula.

Apabila hasil mix design,slump test dan uji kuat tekan benda uji tidak memenuhi syarat atau
tidak mencapai mutu yang telah disyaratkan maka direksi pekerjaan berhak memberhentikan
pekerjaan berdasarkan verifikasi dari konsultan supervisi.
Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam cetakan suatu
elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan. Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, harus
dilakukan inspeksi pekerjaan untuk memastikan cetakan dan besi tulangan telah terpasang sesuai
rencana.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada pekerjaan pengecoran adalah sebagai berikut :
Setiap pekerja harus memakai pakaian pelindung, sepatu safety, helm, dan pelindung mata jika
diperlukan. Ketepatan ukuran dan elevasi harus diperhatikan dan dicheck. Zona pengecoran harus
direncanakan dan ukurannya ditentukan Bekisting harus kuat dan instalasi M/E di bawah pelat atau
balok, pastikan ini terpasang sebelum dicor.

Ketika mengecor, hati-hati jangan sampai merusak atau merubah bekisting dan tulangan.
Delay diakibatkan oleh cuaca panas atau angin yang kencang, sehingga beton mengeras lebih cepat.
Juga diakibatkan oleh keterlambatan pengiriman karena kurangnya perencanaan atau hal lain yang
tidak bisa dihinda ri. Untuk mencegah delay maka tenaga kerja, peralatan dan cuaca dalam keadaan
terkendali. Jangan menambahkan air pada beton untuk memudahkan pelaksanaan cor. Jika terpaksa
gunakanlah campuran air dan semen.

Cara pelaksanaan pengecoran adalah sebagai berikut :

Proses pengecoran harus berpedoman pada SNI 2847 tahun 2002 tata cara perhitungan struktur
beton.

Jika volume pengecoran kecil digunakan cara pengecoran langsung dari truck mixer. Pada
volume pengecoran yang besar akan efektif menggunakan concrete pump. Pada permukaan miring,
pengecoran mulailah dari level terendah dan gunakanlah moncong untuk menaburkan beton di
permukaan miring. Beton yang akan dicor harus langsung ke tempat yang jadi posisi akhir. Mulailah
dari pojok bekisting. Selalu tuangkan beton baru langsung ke beton yang sudah lama. Untuk
mencegah segregasi, cek beton jangan terlalu basah atau kering, beton diaduk dengan baik, jika
menjatuhkan beton secara vertikal jangan lebih dari 2 m. Pemadatan beton dilakukan dengan cara
digetarkan, untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam beton, sehingga beton memadat
memenuhi bekisting.

Pemberhentian pengecoran pada level tertentu, permukaan beton harus dibuat kasar dan
berundak,sedangkan pengecoran pada arah horisontal pemberhentian harus berbentuk zig- zag

PERAWATAN BETON (CURING) SETELAH PENGECORAN

Setelah dilakukan pengecoran, beton tersebut dalam waktu pengikatan dan pengerasan harus
mendapat perawatan baik, supaya mutu beton yang diharapkan dapat tercapai. Selama 24 jam
sesudah di cor beton harus dilindungi terhadap pengaruh hujan lebat, air mengalir, getaran. Selama 2
minggu setelah di cor harus dilindungi terhadap panas matahari secara langsung. Selama 2 minggu
setelah selesai di cor, jika tidak tetap basah karena keadaan alam, beton harus selalu dibasahi. Untuk
melindungi dari panas matahari secara langsung dan untuk membasahi selama dua minggu terus-
menerus dapat dikerjakan dengan menutup permukaan beton dengan pasir basah atau menutup
dengan karung-kareng basah. Bila pasir atau karung kelihatan akan kering, maka harus disiram
air lagi.
Seperti telah diterangkan di muka bahwa air air untuk perawatan beton juga harus air bersih.

Untuk mencegah pengeringan bidang-bidang beton selama paling sedikit dua minggu harus
dibasahi terus-menerus, antara lain dengan menutupinya dengan karung basah. Pada pelat-pelat atap
pembasahan terus-menerus ini harus dilakukan dengan merendamnya (menggenanginya) dengan air.
Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengecoran tidak boleh diganggu. Sangat
dilarang untuk mempergunakan bahan-bahan atau sebagai jalan untuk mengangkut bahan-bahan
berat,

4. PEKERJAAN PASANGAN BATU

Pekerjaan Pasangan Batu 1 : 3 dalam pelaksanaan pekerjaannya haruslah memenuhi


ketenteuan sebagai berikut :

1. Batu yang digunakan dalam pasangan adalah batu bela gunung atau batu kali yang berukuran
antara 15 – 30 cm, batu harus dari jenis batu yang keras dengan permukaan yang kasar serta
tidak keropos.

2. Permukaan batu harus bersih dari tanah, zat kimia atau kotoran lainnya

3. Pasir yang digunakan pada adukan mortar untuk pasangan batu harus memenuhi standar
SNI.

4. Semen yang digunakan sebagai bahan campuran mortar harus memenuhi standar SNI untuk
pekerjaan pasangan batu.

5. Untuk alat pengadukan mortar yang dipakai pada pasangan batu harus meggunakan alat concrete
beton (Molen)

PEKERJAAN PIPA
RESAPAN

1. Bahan
a. Bahan yang digunakan untuk lubang rembesan terdiri dari paralon(PVC), ijuk dan kerikil.
b. Pipa paralon harus ukuran 1.5 – 2 inch dengan kualitas baik, tidak mudah
pecah, cukup keras dan tebalnya sesuai dengan gambar, atau yang telah ditentukan oleh
proyek.
c. Kerikil harus keras dan bersih d. Ijuk harus kualitas baik, serat cukup panjang berbentuk
lempengan dan berwarna hitam merata. Ijuk yang lapuk tidak boleh digunakan.
2. Pelaksanaan
a. Pipa PVC dipotong sesuai dengan kebutuhan.
b. Salah satu ujung pipa paralon harus dipasang ijuk dan diisi kerikil, diikat dengan tali
ijuk atau kawat sehingga tidak mudah lepas.
c. Pipa paralon dengan bagian ujung dilapis ijuk harus dipasang pada sisi dalam, sedangkan
bagian yang kosong dipasang pada sisi luar.
d. Banyaknya lubang rembesan harus sesuai dengan petunjuk gambar.
PERAPIHAN / FINISHING

Yang dimaksud Perapihan / Finishing adalah membentuk dan merapihkan saluran dan
tanggul dengan alat ataupun tenaga manusia sehingga diperoleh hasil sesuai dengan design.

2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan a.

Tahapan Pelaksanaan
- Mobilisasi
- Pengukuran (MC.0)
- Pembersihan dan Pengupasan Akses Jalan
- Pekerjaan Galian Tanah berbatu
- Membuang Hasil Galian tanah berbatu
- Timbunan tanah dari hasil galian
- Dewatering
- Pekerjaan pembesian
- Pekerjaan Bekisting
- Beton Ready Mix mutu fc’ 14,53 Mpa (K 175)
- Beton Ready Mix mutu fc’ 24,90 Mpa (K 225)
- Beton Ready Mix mutu fc’ 29,05 Mpa (K 350)
- Pasangan Batu 1 : 3
- Plesteran 1 : 2
- Siar 1 : 2
- Timbunan Tanah dari luar dipadatkan
- Pengukuran (MC.100)
- Dokumentasi

b. Waktu Pelaksanaan
RENCANA PROGRESS FISIK DAN KEUANGAN
FORM 8

Pekerjaan : Pembangunan Sabo Dam Sungai Khelandili/Belo Kabupaten Jayapura

BOBOT JADWAL PELAKSANAAN


No URAIAN PEKERJAAN SAT. VOL. KETERANGAN
ORIGINAL (%) ACTUAL (%) I II III IV V VI VII

100
I. PEKERJAAN PERSIAPAN 3.629

1 Mobilisasi & Demobilisasi Ls 1.00 0.396 0.198 0.198


2
2 Pembersihan M 2,180.80 0.766 0.383 0.383 90
2
3 Pengukuran M 2,180.80 0.822 0.411 0.411
4 Dokumentasi Set 1.00 0.034 0.005 0.005 0.005 0.005 0.005 0.005 0.005
5 Pembersihan dan pengupasan akses jalan Ls 1.00 1.610 0.805 0.805
80

II PEKERJAAN SMK3 0.493

1 Biaya SMK3 Ls 1.00 0.493 0.070 0.070 0.070 0.070 0.070 0.070 0.070 70

III PEKERJAAN SABO DAM 85.346


3
1 Galian Tanah Berbatu M 3,838.82 1.271 0.636 0.636 60
2 Membuang Hasil Galian Tanah Berbatu M3 1,500.00 1.373 0.686 0.686
3 Timbunan Tanah dari luar Dipadatkan M3 1,500.00 2.569 2.569
4 Timbunan Tanah dari hasil galian M3 959.71 0.318 0.106 0.106 0.106
50
5 Pembesian Kg 20,297.52 5.229 1.307 1.307 1.307 1.307
6 Bekisting Expose M2 1,204.67 9.973 3.324 3.324 3.324
7 Bongkar Bekisting Secara hati-hati M2 1,204.67 0.117 0.059 0.059
8 Beton Ready Mix fc 14.53 MPa (K175) M3 1,819.55 49.837 1.210 15.330 16.247 8.230 8.820 40
9 Beton Ready Mix fc 18.68 MPa (K225) M3 92.63 2.637 0.879 0.879 0.879
10 Beton Ready Mix fc 29.05 MPa (K350) M3 214.76 6.747 2.249 2.249 2.249
11 Pasangan Batu 1 : 3 M3 209.14 4.136 2.068 2.068
12 Plesteran 1 : 2 M2 112.00 0.109 0.054 0.054 30
13 Siar 1 : 2 M2 100.00 0.097 0.097
14 Pasangan Cerucuk M1 320.00 0.860 0.860
15 Pipa Resapan M1 171.00 0.073 0.073
20

IV PEKERJAAN LAIN - LAIN 10.532

1 Riprap Hilir M3 333.80 9.143 4.571 4.571 10


2 Dewatering Hari 120.00 1.390 0.463 0.463 0.463

0
TOTAL 100.000 2.508 6.180 17.968 24.651 22.704 22.100
3.888
KOMULATIF 2.508 8.688 26.656 51.307 74.012 96.112
100.000
Rencana Progress Keuangan 2.508 8.688 26.656 51.307 74.012 96.112
100.000
Kumulatif Progress Keuangan 2.508 8.688 26.656 51.307 74.012 96.112
100.000
Rencana Progress Fisik 2.508 8.688 26.656 51.307 74.012 96.112
100.000
Kumulatif Progress Fisik 2.508 8.688 26.656 51.307 74.012 96.112
100.000

1. Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan kerja yang baik dan siap dipakai yang
diperlukan sehubungan dengan pekerjaan yaitu sebagai berikut:
- Excavator : 4 unit
- Dump Truck 6 unit : 6 unit
- Pompa conveyor concrete : 1 unit
- Stamper 1 unit : 1 unit
- Concrete Mixer : 2 unit
- Vibrator Concrete : 2 unit
- Jack Hammer : 1 unit
- Water Pump : 2 unit
- Generator Set : 1 unit
- Drone : 1 unit
- Waterpas : 1 unit
- Theodholit : 1 unit
BAGAN ALIR PELAKSANAAN KEGIATAN
MULAI

Mobilisasi

SDM Alat Bahan

Tidak
Cek

Ya

Pemasangan Pengukuran Pembuatan


Papan Nama Dokumentasi

Papan Data Dokumen


Nama Siap Ukur tasi siap
Tidak
Tidak Tidak

Cek Cek Cek

Ya

Pembuatan
Gambar Kerja

Gbr Pelaks Ya
&Volume
No
Ya

Cek

Ya

2
2

Pembersihan dan
Pengupasan Akses Jalan

Pembersihan dan
Pengupasan Akses
Tidak Jalan

Cek

Ya Ya

Galian Tanah Berbatu Pemasangan Cerucuk

Galian Tanah Pemasangan


Tidak Pondasi Siap Tidak Cerucuk siap

Cek Cek

Ya Ya

3 3
3

Membuang Tanah Hasil


Galian

Membuanga Tanah
Hasil Galian
Tidak siap

Cek

Ya Ya

Pembesian Bekisting

Pembesian Bekisting
Tidak siap Tidak siap

Cek Cek

Ya Ya

4 4
4

Beton fc’ 14,53 Mpa


(K-175)

Beton fc’ 14,53 Mpa


(K-175)
Tidak siap

Cek

Ya Ya

Bekisting Beton fc’ 18,68 Mpa (K-


225)

Bekisting Beton fc’ 18,68


Tidak siap Tidak Mpa (K-225)
siap

Cek Cek

Ya Ya

5 5
5

Bekisting

Bekisting
Tidak siap

Cek

Ya Ya

Beton fc’ 29,05 Mpa Timbunan Tanah dari


(K-350) luar dipadatkan

Timbunan Tanah dari


Beton fc’ 29,05 luar
Tidak Mpa (K-350) dipadatkan Tidak
siap siap

Cek Cek

Ya Ya

Bongkar Bekisting Dengan Pipa Resapan


Hati2

Bongkar Bekisting Pipa Resapan


Tidak
Dengan Hati2 siap Tidak
siap

Cek Cek

Ya Ya

6
6

Pasangan Batu 1 : 3

Plesteran 1 : 2
Siar 1 : 2
Tidak

Ya Cek

Selesai

D. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran

Waktu pelaksanaan untuk pekerjaan ini adalah 210 (Dua Ratus Sepuluh) hari kalender sejak
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditanda tangani.

E. Biaya

Total Biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan Pembangunan Sabo


Dam Sungai Khelandili/Bello Kabupaten Jayapura tersebut adalah Rp.
11.800.000.000,00 (Sebelas milyar delapan ratus juta rupiah).

Kepala SNVT PJSA Papua


Provinsi Papua

KUJI RTININGRUM, ST., M.Tech


MU . 19760708200502200 1
NIP

Anda mungkin juga menyukai