OLEH : Kelompok 8
1. Vanny Arfianti
2. Vinda Asri Rahayu
3. Wiyana
4. Zahara Nabila
Kelas 2b
JURUSAN D3 KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TP. 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pencatatan Dan Pelaporan
Serta Pemanfaatan Buku KIA” tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca untuk
makalah ini. Semoga makalah ini, dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun
para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................
C. Tujuan Penulisan....................................................................................
D. Manfaat Penulisan..................................................................................
Bab II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran ...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 MAFAAT
1. Teoritis
Diharapkan sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan, menambah
wawasan, dan pengalaman serta untuk menerapkan dokumentasi
kebidanan.
2. Praktisi
PEMBAHASAN
A. Pencatatan Buku Kia
1. Pengertian
Pengumpulan dan pengelolaan data kegiatan pokok dari
PWS KIA yang dicatat perdesa dan kemudian dikumpulkan
ditingkat puskesmas dan akan dilaporkan sesuai jenjang
administrasi.
2. Jenis data
Data yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan PWS
KIA adalah :
a. Data sasaran
Jumlah seluruh ibu hamil
Jumlah seluruh ibu bersalin
Jumlah seluruh bayi berusia kurang dari 1bulan (neonatal)
Jumlah seluruh bayi
b. Data pelayanan
Jumlah K1
Jumlah K2
Jumlah ibu hamil beresiko yang dirujuk oleh masyarakat
Jumlah ibu hamil beresiko yang dilayani oleh tenaga
kesehatan
Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga professional
Jumlah persalinan yang ditolong oleh dukun terlatih
Jumlah bayi berusia kurang dari 1bulan yang dilayani oleh
tenaga kesehatan minimal 2 kali
c. Sumber data
Data sasaran sebaiknya berasal dari hasil pencacahan jiwa
setempat. Bila angka tersebut tak tersedia atau diragukan,maka
perkiraan jumlah sasaran dapat dihitung menurut rumus sesuai
dengan indicator dalam PWS KIA. Yaitu :
Akses pelayanan antenatal (cakupan K1)
Indicator akses ini digunakan untuk mengetahui jangkauan
pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam
menggerakkan masyarakat.
Cakupan ibu hamil (cakupan K4)
Dengan indicator ini dapat diketahui cakupan pelayanan
antenatal secara lengkap (memenuhi standar pelayanan dan
menepati waktu yang ditetapkan) yang menggambarkan
tingkat perlindungan ibu hamil disuatu wilayah,disamping
menggambarkan kemampuan manajemen ataupun
kelangsungan program KIA.
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
Dengan indicator ini dapat diperkirakan proporsi persailinan
yang ditangani oleh tenaga kesehatan. Dan ini
menggambarkan kemampuan managemen program KIA
dalam pertolongan persalinan secara professional.
Penjaringan (Deteksi) ibu hamil beresiko oleh masyarakat
Dengan indicator ini dapat diukur tingkat kemampuan dan
peran serta masyarakat dalam melakukan deteksi ibu hamil
beresiko di suatu wilayah.
Penjaringan (Deteksi) ibu hamil beresiko oleh tenaga
kesehatan
Dengan indicator ini dapat diperkirakan besarnya masalah
yang dihadapi oleh program KIA dan harus ditindak lanjuti
dengan intervensi secara intensif.
Cakupan pelayanan neonatal (KN) oleh tenaga kesehatan
Dengan indicator dapat diketahui jangkauan dan kualitas
pelayanan kesehatan neonatal. kunjungan minimal dua kali
dengan ketentuan :
1) kunjungan pertama kali pada hari pertama sampai hari
ketuju
2) kunjungan kedua kali pada hari kedelapan sampai
dengan hari kedua puluh delapan
3) Data pelayanan pada umumnya berasal dari :
4) register kohort ibu dan bayi
5) laporan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
dan dukun bayi
6) laporan dari dokter/bidan praktek swasta
7) laporan dari fasilitas pelayanan selain puskesmas yang
berada di wilayah puskesmas
d. Pencatatan Data
1) Data Sasaran
Data sasaran diperoleh sejak saat Bidan memulai
pekerjaan di desa/kelurahan. Seorang Bidan di
desa/kelurahan dibantu para kader dan dukun
bersalin/bayi, membuat peta wilayah kerjanya yang
mencakup denah jalan, rumah serta setiap waktu
memperbaiki peta tersebut dengan data baru tentang
adanya ibu yang hamil, neonatus dan anak balita.
Data sasaran diperoleh bidan di desa/kelurahan dari
para kader dan dukun bayi yang melakukan pendataan
ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, bayi dan anak
balita dimana sasaran tersebut diberikan buku KIA dan
bagi ibu hamil dipasang stiker P4K di depan rumahnya.
Selain itu data sasaran juga dapat diperoleh dengan
mengumpulkan data sasaran yang berasal dari lintas
program dan fasilitas pelayanan lain yang ada di wilayah
kerjanya.
2) Data Pelayanan
Bidan di desa/kelurahan mencatat semua detail
pelayanan KIA di dalam kartu ibu, kohort Ibu, formulir
MTBM, formulir MTBS, kartu bayi, kohort bayi, kohort
anak balita, kohort KB, dan buku KIA. Pencatatan harus
dilakukan segera setelah bidan melakukan pelayanan.
Pencatatan tersebut diperlukan untuk memantau secara
intensif dan terus menerus kondisi dan permasalahan
yang ditemukan pada para ibu, bayi dan anak di
desa/kelurahan tersebut, antara lain nama dan alamat ibu
yang tidak datang memeriksakan dirinya pada jadwal
yang seharusnya, imunisasi yang belum diterima para
ibu, penimbangan anak dan lain lain.
Selain hal tersebut bidan di desa juga
mengumpulkan data pelayanan yang berasal dari lintas
program dan fasilitas pelayanan lain yang ada di wilayah
kerjanya.
Pengolahan Data
Setiap bulan Bidan di desa mengolah data yang
tercantum dalam buku kohort dan dijadikan sebagai
bahan laporan bulanan KIA. Bidan Koordinator di
Puskesmas menerima laporan bulanan tersebut dari
semua BdD dan mengolahnya menjadi laporan dan
informasi kemajuan pelayanan KIA bulanan yang
disebut PWS KIA. Informasi per desa/kelurahan dan per
kecamatan tersebut disajikan dalam bentuk grafik PWS
KIA yang harus dibuat oleh tiap Bidan Koordinator.
Langkah pengolahan data adalah : Pembersihan
data, Validasi dan Pengelompokan.
1) Pembersihan data : melihat kelengkapan dan
kebenaran pengisian formulir yang tersedia.
2) Validasi : melihat kebenaran dan ketepatan data.
3) Pengelompokan : sesuai dengan kebutuhan data
yang harus dilaporkan. Contoh :
Pembersihan data : Melakukan koreksi terhadap
laporan yang masuk dari Bidan di desa/kelurahan
mengenai duplikasi nama, duplikasi alamat,
catatan ibu langsung di K4 tanpa melewati K1.
Validasi : Mecocokkan apabila ternyata K4 & K1
lebih besar daripada jumlah ibu hamil, jumlah ibu
bersalin lebih besar daripada ibu hamil.
Pengelompokan : Mengelompokkan ibu hamil
anemi berdasarkan desa/kelurahan untuk
persiapan intervensi, ibu hamil dengan KEK
untuk persiapan intervensi.
Berikut Bagan ALur Data Pelayanan KIA Untuk PWS – KIA Di Tingkat
Puskesmas
Kader
K1 – K2
Dukun
Terlatih
Tenaga Kesehatan
Catatan : bila yang dipakai register kohort ibu, maka ikhtisar persalinan
masuk pula register kohort ibu
Daftar Pustaka
Puskesmas :
Bulan :
Keterpaduan Sasaran :
1. Ibu hamil :
2. Ibu bersalin / nifas :
3. Neonatus ( 0 – 28 hari) :
4. Bayi ( 0 – 12 bulan ) :
5. Anak Balita ( 1 – 5 tahun ) :
1. Akses ( K1 HB ) :
2. K1 :
3. K2 :
4. K3 :
5. K4 :
6. Fe 1 :
7. Fe 2 :
8. Fe 3 :
9. TT 1 :
10. TT 2 :
11. TT 3 :
12. TT 4 :
13. TT 5 :
- Ke Puskesmas :
- Ke Rumah Sakit :
Yodium
• Dokter :
• Bidan :
• Bidan desa :
• Dukun terlatih :
3. Jumlah rujukan :
• RS Swasta :
• Ke RSU :
• Ke Puskesmas :
D. Pelayanan Nifas :
E. Pelayanan Neonatus :
• BCG
• DPT I / II / III :
• Polio I / II / III / IV :
• Campak :
• Hepatitis B I / II / III :
3. Penyebab :
5. Penyebab :
6. Jumlah kematian ibu :
7. Penyebab :
3. Peserta KB baru :
• MOP / MOW :
• Implant :
• Kombinasi :
• Rujukan :
H. Lain – Lain :
• Terlatih :
• Tidak terlatih :
• Jumlah TK :
• Jumlah murid TK :
• Jumlah guru TK :
• Jumlah guru TK yang sudah dilatih :
UKTK
5. Buku KIA :
• Dibagikan :
• Sisa :
6. Jumlah remaja :
• Umur 14 s/d 19 th :
MENGETAHUI
……………………………… ………………………………………
NIP………………………… NIP……………………………………
C. Pemanfaatan Buku Kia
Buku KIA untuk komponen anak terbagi menjadi dua, bagian
neonates dan anak usia 29 hari–6 tahun. Untuk komponen anak usia 29
hari–6 tahun penekanan lebih pada pemenuhan gizi dan hidrasi, perawatan
anak, pengasuhan anak, stimulasi pertumbuhan, dan perkembangan anak
sesuai tahapan usia serta perlindungan anak.
Pada kelompok usia ini peran dari ibu, bapak, keluarga dan
masyarakat serta lingkungan menjadi penting mengingat pada masa ini
adalah ”masa keemasan” sangat tergantung bagaimana kita memenuhi hak
dasar anak akan pola asih, asah dan asuh, agar anak dapat tumbuh kembang
secara optimal dan akan berpengaruh terhadap kehidupan selanjutnya. Pada
buku KIA, materi KIE hampir memenuhi kebutuhan pengetahuan terkait
pola asih, asah dan asuh yang dimaksud. Sehingga tenaga kesehatan harus
memastikan bahwa setiap keluarga memahami bagaimana memenuhi hak
anak tersebut, disamping hak anak akan pelayanan kesehatan serta tercatat
di dalam buku KIA.
Pelayanan pada anak usia 29 hari–6 tahun meliputi hal-hal berikut.
1. Konseling
• Kebutuhan gizi: ASI eksklusif, tahapan pemberian makanan
• pendamping ASI dan makanan keluarga
• Stimulasi sesuai dengan usia perkembangan anak
• Pola asih, asah, dan asuh anak
2. Penimbangan rutin tiap bulan dan pemberian Vitamin A
3. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
4. Imunisasi dasar lengkap dan imunisasi lanjutan
5. Tata laksana pada balita sakit sesuai standar (MTBS)
6. Rujukan kasus
Semua komponen yang dimaksud terdapat di dalam buku KIA.
Pemanfaatan buku KIA tidak hanya bagi keluarga dan petugas
kesehatan, pada kelompok usia ini peran dari kader sangat besar
mengingat beberapa komponen pelayanan untuk anak dilaksanakan
oleh kader baik di Posyandu Bahan Ajar KESEHATAN IBU DAN
ANAK maupun di POS PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)
terutama akan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Program Kesehatan Ibu Anak (KIA) merupakan salah satu
prioritas utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini
bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu balita, ibu
melahirkan, dan bayi neonatal. Pengadaan Buku KIA bertujuan untuk
menurunkan kematian dan kejadian sakit pada ibu dan anak. Kematian
pada ibu dapat terjadi selama masa kehamilan, pada saat bersalin serta
masa nifas yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan
ketidaktahuan akan hal tersebut menyebabkan keterlambatan dalam
menangani tanda bahaya dalam kehamilan yang akan sangat
membahayakan jiwa ibu maupun janin. Program ini dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien melalui pemberdayaan masyarakat, kemitraan
petugas kesehatan dengan masyarakat serta mewujudkan kesadaran dan
kemandirian keluarga untuk menjaga kesehatan ibu dan anak.
Hal ini dibuktikan bahwa ibu yang memanfaatkan buku KIA
dengan baik dan benar dapat memberikan kehidupan yang sehat bagi ibu
dan anak dan mengurangi resiko kematian ibu dan anak.
B. Saran
Demi kelancaran dan kesempurnaan pembuatan makalah ini, kami
mohon kepada para pembaca untuk memberikan saran dan kritiknya yang
membangun. Karena kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih banyak kesalahan dan khilafannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/176822649/Pencatatan-Dan-Pelaporan-Kia
https://id.scribd.com/presentation/248898444/Pencatatan-Pelaporan-Kia
https://id.scribd.com/document/407113539/Makalah-Buku-Kia-Ok