Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS DAN BAYI


PENCATATAN DAN PELAPORAN SERTA PEMANFAATAN BUKU KIA

DOSEN PENGAMPU : Mardiani Bebasari, M.Keb

OLEH : Kelompok 8

1. Vanny Arfianti
2. Vinda Asri Rahayu
3. Wiyana
4. Zahara Nabila

Kelas 2b

JURUSAN D3 KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TP. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pencatatan Dan Pelaporan
Serta Pemanfaatan Buku KIA” tepat waktu.

Dalam penyelesaian makalah ini, penulis diharapkan mampu memahami


“Pencatatan Dan Pelaporan Serta Pemanfaatan Buku KIA”. Walaupun dalam
penulisannya banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya
ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca untuk
makalah ini. Semoga makalah ini, dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun
para pembaca.

Padang, 27 Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................
C. Tujuan Penulisan....................................................................................
D. Manfaat Penulisan..................................................................................

Bab II PEMBAHASAN

A.Pencatatan Buku KIA ...............................................................................


B.Pelaporan Buku KIA .................................................................................
C.Pemanfaatan Buku KIA..............................................................................

Bab III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran ...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) sebagai alat edukasi kesehatan
berisi tentang berbagai informasi dan penyuluhan mengenai kesehatan ibu dan
anak termasuk gizi, yang dapat membantu keluarga khususnya bagi ibu dalam
memelihara kesehatan dirinya sejak ibu hamil sampai anak berumur 5 tahun,
dan alat komunikasi karena tenaga kesehatan dapat memberikan catatan
penting yang dapat dibaca dan dipahami oleh tenaga kesehatan lain dan ibu
serta keluarga, misalkan keluhan, hasil pemeriksaan, catatan kehamilan dan
persalinan, pelayanan yang diberikan pada ibu/bayi/anak balita, hasil
pemeriksaan tambahan dan rujukan (Depkes RI, 2015). Buku KIA telah
diperkenalkan sejak tahun 1990 dengan bantuan Badan Kerjasama
Internasional Jepang (JICA). Dikeluarkannya buku KIA ini mengarahkan
untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dari masyarakat tentang
kesehatan ibu dan anak (Depkes, 2013).
Dengan adanya kelengkapan pengisian pada buku KIA, catatan kesehatan
ibu hamil akan terdeteksi lebih dini apabila ada hasil pemeriksaan yang kurang
baik, konseling kepada pasien akan lebih tepat pada sasaran dan sesuai dengan
kebutuhan, sehingga upaya yang dapat dilakukan adalah bidan harus mengisi
data kelengkapan catatan kesehatan secara terperinci dan lengkap, karena
standar pelayanan Antenatalcare 10T mengacu pada buku KIA, untuk waktu
pelayanan adalah 10-15 menit.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan satu masalah tertinggi didunia
dibidang kesehatan. Tingginya angka kematian pada ibu akibat penyakit
atau komplikasi terkait kehamilan dan persalinan. Di Indonesia angka
kematian ibu sebanyak 305/100.00 kelahiran hidup, dimana merupakan
angka tertinggi kedua di ASEAN setelah Laos. Sedangkan Angka Kematian
Neonatal (AKN) pada bayi kuat kaitannya dengan pelayanan persalinan dan
penanganan BBLyang tidak optimal. Di Indonesia angka kematian neonatal
yaitu 15/1000 kelahiran hidup. Menurut Dinas Kesehatan Sumatera Barat
pada tahun 2017 terdapat sebanyak 113 kasus Angka Kematian Ibu (AKI)
terjadi di 17 kabupaten / kota di provinsi. Kepala Dinas Kesehatan Sumatera
Barat menyebutkan penyebab kematian ibu melahirkan di daerah itu yakni
sebanyak 33,6 persen disebabkan perdarahan 23,9 persen karena hipertensi
dalam kehamilan dan faktor lain yang menyebabkan meningkatnya AKI
yaitu faktor 4T (terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat dan terlalu banyak
anak). (Dinkes Sumbar, 2017). AKI merupakan salah satu indikator derajat
kesejahteraan suatu negara. Oleh karena itu, berbagai program terus di
upayakan untuk menurunkan angka kematian tesebut.AKI mengacu pada
jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan
dan nifas (Kemenkes, 2010).
Permasalahan tersebut tidak lepas dari bagaimana proses permintaan,
penerimaan, penyaluran barang termasuk pemeliharaan dan pengamanan
serta pencatatan dan pelaporan buku KIA sehingga pendistribusiannya
terpenuhi. Jadi, dari permasalahan tersebut dapat dilihat masalah-masalah
dari setiap proses yang akhirnya dapat dievaluasi agar tidak terjadi masalah
yang berkepanjangan. Petugas atau tenaga kesehatan akan mencatatkan hasil
pemeriksaan ibu dengan lengkap di buku KIA. Hal ini dimaksudkan
agar ibu dan keluarga lainnya mengetahui dengan pasti keadaan kesehatan
ibu dan anak. Pencatatan sedini mungkin dapat mengantisipasi adanya risiko
tinggi pada kehamilan ibu dan untuk mengetahui perkembangan serta
pertumbuhan balita.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pencatatan buku KIA
2. Pelaporan buku KIA
3. Pemanfaatan buku KIA
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana cara pencacatan buku KIA
2. Untuk mengetahui bagaimana cara pelaporan buku KIA
3. Untuk mengetahui bagamana cara pemanfaatan buku KIA

1.4 MAFAAT
1. Teoritis
Diharapkan sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan, menambah
wawasan, dan pengalaman serta untuk menerapkan dokumentasi
kebidanan.

2. Praktisi

a. Diharapkan buku KIA dapat digunakan oleh bidan untuk memantau


perkembangan kesehatan ibu dan janin, dan mendeteksi sedini mungkin
adanya penyulit dalam kehamilan.
b. Diharapkan dapat meningkatkan peran serta ibu hamil dalam membaca
catatan kesehatan dalam memantau kesehatan ibu dan janin.
.BAB II

PEMBAHASAN
A. Pencatatan Buku Kia
1. Pengertian
Pengumpulan dan pengelolaan data kegiatan pokok dari
PWS KIA yang dicatat perdesa dan kemudian dikumpulkan
ditingkat puskesmas dan akan dilaporkan sesuai jenjang
administrasi.
2. Jenis data
Data yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan PWS
KIA adalah :
a. Data sasaran
 Jumlah seluruh ibu hamil
 Jumlah seluruh ibu bersalin
 Jumlah seluruh bayi berusia kurang dari 1bulan (neonatal)
 Jumlah seluruh bayi
b. Data pelayanan
 Jumlah K1
 Jumlah K2
 Jumlah ibu hamil beresiko yang dirujuk oleh masyarakat
 Jumlah ibu hamil beresiko yang dilayani oleh tenaga
kesehatan
 Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga professional
 Jumlah persalinan yang ditolong oleh dukun terlatih
 Jumlah bayi berusia kurang dari 1bulan yang dilayani oleh
tenaga kesehatan minimal 2 kali
c. Sumber data
Data sasaran sebaiknya berasal dari hasil pencacahan jiwa
setempat. Bila angka tersebut tak tersedia atau diragukan,maka
perkiraan jumlah sasaran dapat dihitung menurut rumus sesuai
dengan indicator dalam PWS KIA. Yaitu :
 Akses pelayanan antenatal (cakupan K1)
Indicator akses ini digunakan untuk mengetahui jangkauan
pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam
menggerakkan masyarakat.
 Cakupan ibu hamil (cakupan K4)
Dengan indicator ini dapat diketahui cakupan pelayanan
antenatal secara lengkap (memenuhi standar pelayanan dan
menepati waktu yang ditetapkan) yang menggambarkan
tingkat perlindungan ibu hamil disuatu wilayah,disamping
menggambarkan kemampuan manajemen ataupun
kelangsungan program KIA.
 Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
Dengan indicator ini dapat diperkirakan proporsi persailinan
yang ditangani oleh tenaga kesehatan. Dan ini
menggambarkan kemampuan managemen program KIA
dalam pertolongan persalinan secara professional.
 Penjaringan (Deteksi) ibu hamil beresiko oleh masyarakat
Dengan indicator ini dapat diukur tingkat kemampuan dan
peran serta masyarakat dalam melakukan deteksi ibu hamil
beresiko di suatu wilayah.
 Penjaringan (Deteksi) ibu hamil beresiko oleh tenaga
kesehatan
Dengan indicator ini dapat diperkirakan besarnya masalah
yang dihadapi oleh program KIA dan harus ditindak lanjuti
dengan intervensi secara intensif.
 Cakupan pelayanan neonatal (KN) oleh tenaga kesehatan
Dengan indicator dapat diketahui jangkauan dan kualitas
pelayanan kesehatan neonatal. kunjungan minimal dua kali
dengan ketentuan :
1) kunjungan pertama kali pada hari pertama sampai hari
ketuju
2) kunjungan kedua kali pada hari kedelapan sampai
dengan hari kedua puluh delapan
3) Data pelayanan pada umumnya berasal dari :
4) register kohort ibu dan bayi
5) laporan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
dan dukun bayi
6) laporan dari dokter/bidan praktek swasta
7) laporan dari fasilitas pelayanan selain puskesmas yang
berada di wilayah puskesmas

d. Pencatatan Data
1) Data Sasaran
Data sasaran diperoleh sejak saat Bidan memulai
pekerjaan di desa/kelurahan. Seorang Bidan di
desa/kelurahan dibantu para kader dan dukun
bersalin/bayi, membuat peta wilayah kerjanya yang
mencakup denah jalan, rumah serta setiap waktu
memperbaiki peta tersebut dengan data baru tentang
adanya ibu yang hamil, neonatus dan anak balita.
Data sasaran diperoleh bidan di desa/kelurahan dari
para kader dan dukun bayi yang melakukan pendataan
ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, bayi dan anak
balita dimana sasaran tersebut diberikan buku KIA dan
bagi ibu hamil dipasang stiker P4K di depan rumahnya.
Selain itu data sasaran juga dapat diperoleh dengan
mengumpulkan data sasaran yang berasal dari lintas
program dan fasilitas pelayanan lain yang ada di wilayah
kerjanya.
2) Data Pelayanan
Bidan di desa/kelurahan mencatat semua detail
pelayanan KIA di dalam kartu ibu, kohort Ibu, formulir
MTBM, formulir MTBS, kartu bayi, kohort bayi, kohort
anak balita, kohort KB, dan buku KIA. Pencatatan harus
dilakukan segera setelah bidan melakukan pelayanan.
Pencatatan tersebut diperlukan untuk memantau secara
intensif dan terus menerus kondisi dan permasalahan
yang ditemukan pada para ibu, bayi dan anak di
desa/kelurahan tersebut, antara lain nama dan alamat ibu
yang tidak datang memeriksakan dirinya pada jadwal
yang seharusnya, imunisasi yang belum diterima para
ibu, penimbangan anak dan lain lain.
Selain hal tersebut bidan di desa juga
mengumpulkan data pelayanan yang berasal dari lintas
program dan fasilitas pelayanan lain yang ada di wilayah
kerjanya.
Pengolahan Data
Setiap bulan Bidan di desa mengolah data yang
tercantum dalam buku kohort dan dijadikan sebagai
bahan laporan bulanan KIA. Bidan Koordinator di
Puskesmas menerima laporan bulanan tersebut dari
semua BdD dan mengolahnya menjadi laporan dan
informasi kemajuan pelayanan KIA bulanan yang
disebut PWS KIA. Informasi per desa/kelurahan dan per
kecamatan tersebut disajikan dalam bentuk grafik PWS
KIA yang harus dibuat oleh tiap Bidan Koordinator.
Langkah pengolahan data adalah : Pembersihan
data, Validasi dan Pengelompokan.
1) Pembersihan data : melihat kelengkapan dan
kebenaran pengisian formulir yang tersedia.
2) Validasi : melihat kebenaran dan ketepatan data.
3) Pengelompokan : sesuai dengan kebutuhan data
yang harus dilaporkan. Contoh :
 Pembersihan data : Melakukan koreksi terhadap
laporan yang masuk dari Bidan di desa/kelurahan
mengenai duplikasi nama, duplikasi alamat,
catatan ibu langsung di K4 tanpa melewati K1.
 Validasi : Mecocokkan apabila ternyata K4 & K1
lebih besar daripada jumlah ibu hamil, jumlah ibu
bersalin lebih besar daripada ibu hamil.
 Pengelompokan : Mengelompokkan ibu hamil
anemi berdasarkan desa/kelurahan untuk
persiapan intervensi, ibu hamil dengan KEK
untuk persiapan intervensi.

Hasil pengolahan data dapat disajikan dalam


bentuk : Narasi, Tabulasi, Grafik dan Peta.
1) Narasi : dipergunakan untuk menyusun
laporan atau profil suatu wilayah kerja,
misalnya dalam Laporan PWS KIA yang
diserahkan kepada instansi terkait.
2) Tabulasi: dipergunakan untuk menjelaskan
narasi dalam bentuk lampiran.
3) Grafik: dipergunakan untuk presentasi dalam
membandingkan keadaan antar waktu, antar
tempat dan pelayanan. Sebagian besar hasil
PWS disajikan dalam bentuk grafik.
4) Peta: dipergunakan untuk menggambarkan
kejadian berdasarkan gambaran geografis.

Puskesmas yang sudah menggunakan


komputer untuk mengolah data KIA maka data
dari kartu-kartu pelayanan bidan di
desa/kelurahan, dimasukkan ke dalam
komputer sehingga proses pengolahan data
oleh bidan di desa/kelurahan dan bidan
koordinator Puskesmas akan terbantu dan
lebih cepat.

B. Pelaporan Buku Kia


Data dari tingkat Puskesmas dikumpulkan dan kemudian diolah.
Hasilnya dimasukkan ke dalam format 1 seperti terlihat di bawah ini.
Format 1 merupakan rekapitulasi cakupan ( indicator PWS KIA)
dari tiap desa, yang juga berfungsi sebagai laporan untuk dikirimkan ke
Dinas Kesehatan Dati II. Laporan ini dikirimkan setiap bulan, selambat –
lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya.
Dinas kesehatan Dati II membuat rekapitulasi laporan Puskesmas (
Format 1) dengan menggunakan Format 2, untuk dikirimkan ke provinsi
selambat – lambatnya tanggal 25 bulan berikutnya.
Selanjutnya, provinsi membuat rekapitulasi laporan Kabupaten
dalam Format 3, untuk dikirimkan ke Pusat. Laporan ini dikirimkan ke
Pusat setiap Triwulan, paling lambat satu bulan setelah triwulan tersebut
berakhir.
Cara Mendapatkan Data :
• Ibu Hamil
• Persalinan
• Neonatal

Berikut Bagan ALur Data Pelayanan KIA Untuk PWS – KIA Di Tingkat
Puskesmas

Kader

K1 – K2

Dukun

Terlatih

Tenaga Kesehatan

Dukun Tak Terlatih

Catatan : bila yang dipakai register kohort ibu, maka ikhtisar persalinan
masuk pula register kohort ibu

Daftar Pustaka

V Departemen Kesehatan Ri, Jakarta 1998, Pedoman Pemantauan Wilayah


Setempat Kesehatan Ibu Dan Anak ( Pws – Kia )

Sistim Pencatatan Dan Pelaporan Kia


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manageman dan Organisasi

Rekapitulasi Hasil Kegiatan Kia Bulanan

Puskesmas :

Bulan :

1. Jumlah bidan desa / bidan puskesmas :


2. Jumlah kelahiran bulan ini :
3. Jumlah kematian ibu bulan ini :
4. Jumlah kematian neonatal bulan ini :
5. Jumlah kematian bayi bulan ini :
6. Jumlsh kematian balita bualn ini :

Keterpaduan Sasaran :

1. Ibu hamil :
2. Ibu bersalin / nifas :
3. Neonatus ( 0 – 28 hari) :
4. Bayi ( 0 – 12 bulan ) :
5. Anak Balita ( 1 – 5 tahun ) :

A. Pelayanan Ibu Hamil Bulan Ini

1. Akses ( K1 HB ) :

2. K1 :

3. K2 :

4. K3 :

5. K4 :

6. Fe 1 :

7. Fe 2 :
8. Fe 3 :

9. TT 1 :

10. TT 2 :

11. TT 3 :

12. TT 4 :

13. TT 5 :

14. Penjaringan resti oleh Nakes :

15. Penjaringan resti oleh masyarakat :

16. Jumlah rujukan :

- Ke Puskesmas :

- Ke Rumah Sakit :

17. Jumlah ibu hamil yang mendapat kapsul :

Yodium

18. Bumil Baru dengan HB < 8 gram :

19. Jumalh Bumil Basr dengan Lila < 23,5 :

B. Pelayanan Ibu Hamil Keguguran :

1. Jumlah ibu hamil dengan keguguran :

2. Jumlah keguguran aman :

3. Jumlah keguguran dengan komplikasi :

4. Jumlah persalinan Imaturus :

C. Pelayanan Ibu Bersalin :


1. Jumlah kelahiran bulan ini :
• Hidup :
• Mati :
• Laki – laki :
• Perempuan :
• BBLR ( < 2500 gr) :
• 2500 – 3000 gr :
• > 3000 gr :
2. Jumlah Persalinan :
Persalinan ditolong oleh :

• Dokter :

• Bidan :

• Bidan desa :

• Dukun terlatih :

• Dukun tidak terlatih :

3. Jumlah rujukan :

• RS Swasta :

• Ke RSU :

• Ke Puskesmas :

4. Jumlah kematian maternal :


• Ditolong nakes :
• Ditolong oleh dukun :
5. Penyebab kematian :
• Perdarahan :
• Toksemia :
• Infeksi :
• Lain – lain :

D. Pelayanan Nifas :

1. Jumlah pemeriksaan bufas bulan ini :


• Jumlah bufas normal :
• Jumlah bufas dengan komplikasi :

2. Jumlah bufas yang mendapat Fe bin ini :

3. Jumlah bufas yang mendapat Vit A :

4. Jumlah ASI Eksklusif :

E. Pelayanan Neonatus :

1. Kunjungan Neonatal I ( < 7 Hr) bulan ini :


2. Neonatal ( < 7 hr) yang mendapat HB I :
3. Kunjungan Neonatal II ( 7-28 hr) :
4. Jumlah kematian Neonatal :
5. Penyebab kematian :
F. Pelayanan Bayi / Balita :

1. Jumlah bayi yang mendapatkan :

• BCG
• DPT I / II / III :
• Polio I / II / III / IV :
• Campak :
• Hepatitis B I / II / III :

2. Jumlah kematian bayi :

3. Penyebab :

4. Jumlah kematian anak :

5. Penyebab :
6. Jumlah kematian ibu :

7. Penyebab :

G. Pelayanan Bagi Pus :

1. Jumlah PUS bulan ini :

2. Jumlah peserta KB aktif ( CU ) :

3. Peserta KB baru :

• Kondom / Pil / Suntik / IUD :

• MOP / MOW :

• Implant :

• Kombinasi :

• Rujukan :

H. Lain – Lain :

1. Jumlah dukun yang ada :

• Terlatih :

• Tidak terlatih :

2. Jumlah KPKIA bulan ini :

3. Jumlah KPKIA yang dibina bulan ini :

4. Jumlah TK yang ada :

• Jumlah TK :

• Jumlah murid TK :

• Jumlah guru TK :
• Jumlah guru TK yang sudah dilatih :

UKTK

• Jumlah TK yang dikunjungi dan :

dibina bulan ini

5. Buku KIA :

• Jumlah buku bulan ini :

• Dibagikan :

• Sisa :

6. Jumlah remaja :

• Umur 14 s/d 19 th :

• Jumlah kelompok remaja :

• Ada / tidak kegiatan :

( sebutkan jenis kegiatan)

MENGETAHUI

Kepala Puskesmas Yang Membuat Laporan

……………………………… ………………………………………

NIP………………………… NIP……………………………………
C. Pemanfaatan Buku Kia
Buku KIA untuk komponen anak terbagi menjadi dua, bagian
neonates dan anak usia 29 hari–6 tahun. Untuk komponen anak usia 29
hari–6 tahun penekanan lebih pada pemenuhan gizi dan hidrasi, perawatan
anak, pengasuhan anak, stimulasi pertumbuhan, dan perkembangan anak
sesuai tahapan usia serta perlindungan anak.
Pada kelompok usia ini peran dari ibu, bapak, keluarga dan
masyarakat serta lingkungan menjadi penting mengingat pada masa ini
adalah ”masa keemasan” sangat tergantung bagaimana kita memenuhi hak
dasar anak akan pola asih, asah dan asuh, agar anak dapat tumbuh kembang
secara optimal dan akan berpengaruh terhadap kehidupan selanjutnya. Pada
buku KIA, materi KIE hampir memenuhi kebutuhan pengetahuan terkait
pola asih, asah dan asuh yang dimaksud. Sehingga tenaga kesehatan harus
memastikan bahwa setiap keluarga memahami bagaimana memenuhi hak
anak tersebut, disamping hak anak akan pelayanan kesehatan serta tercatat
di dalam buku KIA.
Pelayanan pada anak usia 29 hari–6 tahun meliputi hal-hal berikut.
1. Konseling
• Kebutuhan gizi: ASI eksklusif, tahapan pemberian makanan
• pendamping ASI dan makanan keluarga
• Stimulasi sesuai dengan usia perkembangan anak
• Pola asih, asah, dan asuh anak
2. Penimbangan rutin tiap bulan dan pemberian Vitamin A
3. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
4. Imunisasi dasar lengkap dan imunisasi lanjutan
5. Tata laksana pada balita sakit sesuai standar (MTBS)
6. Rujukan kasus
Semua komponen yang dimaksud terdapat di dalam buku KIA.
Pemanfaatan buku KIA tidak hanya bagi keluarga dan petugas
kesehatan, pada kelompok usia ini peran dari kader sangat besar
mengingat beberapa komponen pelayanan untuk anak dilaksanakan
oleh kader baik di Posyandu Bahan Ajar KESEHATAN IBU DAN
ANAK maupun di POS PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)
terutama akan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Program Kesehatan Ibu Anak (KIA) merupakan salah satu
prioritas utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini
bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu balita, ibu
melahirkan, dan bayi neonatal. Pengadaan Buku KIA bertujuan untuk
menurunkan kematian dan kejadian sakit pada ibu dan anak. Kematian
pada ibu dapat terjadi selama masa kehamilan, pada saat bersalin serta
masa nifas yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan
ketidaktahuan akan hal tersebut menyebabkan keterlambatan dalam
menangani tanda bahaya dalam kehamilan yang akan sangat
membahayakan jiwa ibu maupun janin. Program ini dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien melalui pemberdayaan masyarakat, kemitraan
petugas kesehatan dengan masyarakat serta mewujudkan kesadaran dan
kemandirian keluarga untuk menjaga kesehatan ibu dan anak.
Hal ini dibuktikan bahwa ibu yang memanfaatkan buku KIA
dengan baik dan benar dapat memberikan kehidupan yang sehat bagi ibu
dan anak dan mengurangi resiko kematian ibu dan anak.

B. Saran
Demi kelancaran dan kesempurnaan pembuatan makalah ini, kami
mohon kepada para pembaca untuk memberikan saran dan kritiknya yang
membangun. Karena kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih banyak kesalahan dan khilafannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/176822649/Pencatatan-Dan-Pelaporan-Kia

https://id.scribd.com/presentation/248898444/Pencatatan-Pelaporan-Kia

https://id.scribd.com/document/407113539/Makalah-Buku-Kia-Ok

BUKU AJAR KESEHATAN ANAK

Anda mungkin juga menyukai