Anda di halaman 1dari 24

PERAN SEKTOR LUAR NEGERI

DALAM PERDAGANGAN INDONESIA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Perekonomian Indonesia

Dosen : Dr. Drs. I Ketut Setia Sapta, SE., M.Si

Oleh :

I Gede Suardana Putra : 1802612010378 / 06

Ni Kadek Diah Ayu Apsari : 1802612010395 / 23

Ni Made Dwi Cintya Pradnya Paramita : 1802612010404 / 32

KELAS : E MANAJEMEN (MALAM)

Tahun Ajaran

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul PERAN SEKTOR
LUAR NEGERI DALAM PERDAGANGAN INDONESIA ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Perekonomian Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang perdagangan internasional bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Drs. I Ketut Setia Sapta, SE.,
M.Si, selaku dosen mata kuliah Perekonomian Indonesia yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Denpasar, 11 Juni 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Untuk memenuhi kebutuhan manusia, pedagang mempunyai peranan yang sangat


penting. Barang hasil produksi dapat tersalurkan ke konsumen melalui para pedagang
tersebut. Mereka membeli barang untuk dijual kembali tanpa mengubah jenis/bentuknya
dengan tujuan memperoleh laba disebut perdagangan. Sekarang, kegiatan perdagangan sangat
luas. Perdagangan sudah merambah wilayah antarnegara (internasional). Proses tukar-
menukar barang atau jasa yang terjadi antara satu negara dengan negara yang lain inilah yang
disebut perdagangan internasional. Dalam perdagangan antarnegara tersebut melibatkan
eksportir dan importir.

Mengingat peran perdagangan antarnegara yang semakin penting dalam menunjang


perekonomian nasional, maka pemerintah perlu mengambil berbagai tindakan dan atruran
berkaitan dengan perdagangan antarnegara tersebut. Tindakan dan aturan pemerintah itu tentu
dimaksudkan agar perdagangan internasional membawa dampak positif bagi semua pihak di
tanah air ini. Banyak tindakan dan aturan yang telah diambil dan ditetapkan oleh pemerintah
Indonesia dalam hal perdagangan internasional. Berbagai tindakan dan aturan yang diambil
pemerintah berkaitan dengan perdagangan internasional ini selanjutnya disebut degan istilah
kebijakan perdagangan internasional.

Pada dasarnya alasan suatu negara melakukan perdagangan internasional dengan Negara
lainnya adalah sama. Alasan tersebut yaitu untuk memperoleh keuntungan dari pertukaran
barang dan jasa yang dihasilkan dari spesialisasi pada bidang yang memiliki keunggulan
komparatif pada masing-masing negara tersebut. Spesialisasi yang dilakukan dapat
meningkatkan standar kehidupan. Sedangkan investasi asing dianggap sebagai elemen
utamaperkembangan industri dan pertumbuhan ekonomi pada negara host. Selain sebagai
modal masuk, investasi asing mempunyai efek spillover berupa transfer teknologi asing,
kemampuan manajerial, dan perbaikan daya saing secara internasional bagi perusahaan
domestik. Sehingga menurut Keller dan Yeaple (2003), investasi asing dan perdagangan
internasional telah sejak lama menjadi sumber utama transfer teknologi internasional.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut dengan perdagangan Internasional ?
2. Apa faktor pendorong adanya perdagangan Internasional ?
3. Apa manfaat dari perdagangan Internasional ?
4. Kebijakan-kebijakan apa saja dalam perdagangan Internasional ?
5. Apa saja hambatan dalam perdagangan Internasional ?
6. Bagaimana dampak perdagangan Internasional dalam perekonomian Indonesia ?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan perdagangan Internasional.
2. Mengetahui apa saja faktor pendorong perdagangan Internasional.
3. Mengetahui manfaat dari perdagangan Internasional.
4. Mengetahui kebijakan-kebijakan dalam perdagangan Internasional.
5. Mengetahui apa saja hambatan dalam perdagangan Internasional.
6. Mengetahui dampak dari perdagangan Internasional dalam perekonomian Indonesia.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Perdagangan Antar Negara

Perdagangan atau pertukaran berarti proses tukar-menukar yang dilakukan atas kehendak
sukarela dari masing-masing pihak yang terlibat. Pada kenyataannya, dalam memenuhi
kebutuhannya suatu negara belum mampu memproduksi barang sendiri tanpa menerima
bantuan dari negara lain. Seiring dengan berkembangnya teknologi, memungkinkan suatu
negara mengadakan hubungan dagang dengan negara lain dalam hubungan ekonomi
internasional biasanya berupa mengadakan kegiatan berupa perdagangan, investasi,
pinjaman, bantuan serta kerjasama internasional.

Hubungan ekonomi internasional adalah hubungan ekonomi antara satu negara dengan
negara lain yang dapat mempengaruhi alokasi sumber daya baik antara dua negara tersebut
maupun antar beberapa negara. Para pelaku yang mengadakan hubungan ekonomi
internasional meliputi swasta, pemerintah maupun organisasi internasional.

Hubungan ekonomi internasional itu mempunyai ciri-ciri yang khusus dibanding dengan
hubungan antar regional (yaitu hubungan diantara berbagai wilayah negara yang sama).
Hubungan khusus tersebut yaitu :

a. Mobilitas faktor seperti tenaga kerja dan modal relative lebih sukar.
b. Sistem keuangan, perbankan, bahasa, kebudayaan dan politik yang berbeda.
c. Faktor produksi yang dimiliki berbeda sehingga menimbulkan perbedaan harga
barang yang diberikan.

Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan perniagaan dari


suatu negara asal (country of origin) yang melintasi perbatasan menuju suatu negara tujuan
(country of destination) yang dilakukan perusahaan multinasional untuk melakukan
perpindahan barang dan jasa, modal, tenaga kerja, teknologi dan perpindahan merek dagang.

Dari uraian di atas, perdagangan internasional (international trade) dapat didefinisikan


sebagai kegiatan transaksi dagang antara satu negara dengan negara lain, baik mengenai
barang ataupun jasa-jasa, dan dilakukan melewati batas daerah suatu negara.
Dengan demikian perdagangan antar negara memungkinkan terjadinya :

1. Tukar-menukar barang-barang dan jasa-jasa,


2. Pergerakan sumber daya melalui batas negara, baik sumber daya alam, sumber
daya manusia, maupun sumber daya modal,
3. Pertukaran dan perluasan penggunaan teknologi, sehingga dapat mempercepat
pertumbuhan ekonomi negara-negara yang terlibat di dalamnya,
4. Memengaruhi perkembangan ekspor dan impor serta Neraca Pembayaran
Internasional (NPI) atau Balance of Payment,
5. Kerjasama ekonomi antar negara di dunia.

2.2. Teori Perdagangan Internasional

Teori internasional dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu teori praklasik
merkantilisme, teori klasik, dan teori modern. Teori klasik yang dikenal dengan teori
keunggulan absolute oleh Adam Smith (1766) dan teori biaya relative oleh David Ricardo
(1817). Sedangkan teori faktor proporsi yang diperkenalkan oleh Hocker dan Ohlin desebut
sebagai teori modern yang didalamnya terdapat faktor-faktor proporsi, permintaan dan
penawaran/ teori parsial (Nopirin 1995:7).

Teori praklasik merkantilisme, menurut pandangan Kaum Merkantilisme, perdagangan


internasional ditujukan untuk menunjang kelebihan ekspor daripada impor dan pemupukan
logam mulia, karena logam mulia dianggap sebagai tanda kekayaan. Kebijakan tersebut pada
saat ini masih dijalankan oleh banyak negara dalam bentuk neo-merkantilisme yaitu
kebijakan proteksi untuk melindungi dan mendorong ekonomi industri nasional dengan
menggunakan tariff atai tariff Barrier (TB) dan kebijakan nontariff Brairer (NTB). Biasanya
Tariff Brairerr dilaksanakan dengan menggunakan countervailing duty,bea anti dumping dan
shurcharge.

Teori klasik yang dikenal dengan teori keunggulan absolute oleh Adam Smith (1766),
dimana perdagangan internasional terjadi jika suatu negara memiliki keunggulan untuk suatu
produk tertentu (adanya spesialisasi produksi). Serta teori biaya relative oleh David Ricardo
(1817) dimana perdagangan internasional terjadi jika suatu negara memiliki keunggulan
dalam biaya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu barang.
Teori modern yang diperkenalkan oleh Hocker dan Ohlin didalamnya terdapat faktor-
faktor proporsi, permintaan dan penawaran/ teori parsial atau Teori Keuntungan Permintaan
Timbal Balik, dimana perdagangan internasional timbul jika ada titik keseimbangan
pertukaran antara dua barang dan dua Negara dengan menentukan dasar tukar dalam negeri
(DTD).

2.3. Faktor-Faktor Pendorong Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional timbul karena adanya beberapa faktor, diantaranya adalah


negara tersebut tidak bisa memproduksi semua barang kebutuhanan yang dibutuhkan oleh
negara tersebut sendiri, perdagangan internasional juga timbul karena adanaya perbedaan
jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh suatu negara untuk memproduksi barang
kebutuhan pokok, biaya produksi terdiri dari upah, modal, sewa tanah, biaya bahan mentah,
serta efisiensi dalam proses produksi. Untuk menghasilkan suatu barang produksi negara satu
belum tentu sama ongkos biayanya dengan negara lain. Perbedaan inilah yang menjadi
pangkal dari timbulnya perdagangan internasional.

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perdagangan internasional dapat diuraikan


sebagai berikut :

1. Perbedaan Sumber Alam


Suatu negara mempunyai kekayaan alam yang berbeda, sehingga hasil
pengolahan alam yang dinikmati juga berbeda. Oleh karena sumber
kekayaan alam yang dimiliki suatu negara sangat terbatas, sehingga
diperlukan tukar-menukar atau perdagangan.
2. Perbedaan Faktor Produksi
Selain faktor produksi alam, suatu negara mempunyai perbedaan
kemampuan tenaga kerja, besarnya modal yang dimiliki, dan keterampilan
seorang pengusaha. Oleh karena itu, produk yang dihasilkan oleh suatu
negara juga mengalami perbedaan, sehingga dibutuhkan adanya
perdagangan.
3. Kondisi Ekonomis yang Berbeda
Karena adanya perbedaan faktor produksi yang mengakibatkan
perbedaan biaya produksi yang dikeluarkan untuk membuat barang, maka
bisa jadi dalam suatu Negara memerlukan biaya tinggi untuk
memproduksi barang tertentu. Sehingga negara tersebut bermaksud
mengimpor barang dari luar negeri karena biayanya dianggap lebih
murah.
4. Tidak Semua Negara Dapat Memproduksi Sendiri Suatu Barang
Karena keterbatasan kemampuan suatu negara, baik kekayaan alam
maupun yang lainnya, maka tidak semua barang yang dibutuhkan oleh
suatu negara mampu untuk diproduksi sendiri, untuk itulah diperlukan
tukar-menukar antarbangsa.
5. Adanya Motif Keuntungan dalam Perdagangan
Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang selalu
terdapat perbedaan. Adakalanya suatu negara lebih untung melakukan
impor daripada memproduksi sendiri. Namun, adakalanya lebih
menguntungkan kalau dapat memproduksi sendiri barang tersebut, karena
biaya produksinya lebih mudah. Oleh karena itu, negara-negara tersebut
akan mencari keuntungan dalam memperdagangkan barang hasil
produksinya.
6. Adanya Persaingan Antarpengusaha dan Antarbangsa
Persaingan ini akan berakibat suatu negara meningkatkan kualitas
barang hasil produksi dengan biaya yang ringan, sehingga dapat bersaing
dalam dunia perdagangan.

2.4. Manfaat Perdagangan Internasional

Perdagangan atau pertukaran hanya akan terjadi apabila paling tidak ada satu pihak yang
memperoleh keuntungan/manfaat dan tidak ada pihak lain yang merasa dirugikan. Masing-
masing pihak harus mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi pergadangan
tersebut dari sudut kepentingan masingmasing, kemudian menentukan apakah ia mau
melakukan perdagangan atau tidak.

Perdagangan timbul karena salah satu atau kedua belah pihak melihat adanya
manfaat/keuntungan tambahan yang bisa diperoleh dari perdagangan tersebut. Jadi, dorongan
atau motif melakukan perdagangan adalah adanya kemungkinan diperolehnya manfaat
tambahan tersebut (gains from trade).
Secara garis besar manfaat dari perdagangan internasional bagi suatu negara adalah
sebagai berikut :

1. Suatu negara tidak harus memproduksi semua barang yang dibutuhkan.


2. Setiap negara berusaha untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksinya.
3. Negara memperoleh devisa dari hasil ekspor produk.
4. Negara bisa memperluas pasar atas hasil produksinya.
5. Dapat memperoleh barang yang tidak diproduksi di negeri sendiri.
6. Mendorong pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
7. Meningkatkan pendapatan nasional (pendapatan nasional bruto)
8. Meningkatkan teknologi dan melakukan alih teknologi dari negara lain.

2.5. Hambatan Perdagangan Internasional

Dalam perdagangan internasional hubungan antar negara tidak selalu berjalan dengan
lancar. Pasti ada beberapa hambatan yang akan mempengaruhi kegiatan perdagangan
internasional. Beberapa hambatan dalam perdagangan internasional yaitu sebagai berikut :

1. Perbedaan mata uang antara negara pengekspor dengan pengimpor.


Adanya perbedaan mata uang antara negara satu dengan negara lain,
seperti rupiah dengan dollar Amerika dapat mengurangi kelancaran dalam
pembayaran perdaganganinternasional, karena selain nilainya yang berbeda,
juga tidak setiap orang Amerika mau dibayar dengan rupiah, demikian juga
sebaliknya.
2. Adanya kebijakan impor yang dilakukan suatu Negara
Dengan adanya kebijakan impor yang diberlakukan oleh suatu negara
akan menghambat dan membatasi masuknya barang ke negara lain karena
masing masing negara akan berusaha untuk melindungi produk dalam
negerinya, seperti adanya kuota impor atau larangan impor terhadap barang-
barang tertentu.
3. Perbedaan bahasa antara negara pengekspor dengan pengimpor
Adanya perbedaan bahasa antara negara pengekspor dengan
pengimpor akan dapat menghambat perdagangan internasional, seperti antara
negara Indonesia dengan negara Filipina. Baik importir maupun eksportir
harus saling berkomunikasi dan saling mengetahui maksud dan keinginannya,
apabila ada kendala dalam komunikasi maka transaksi perdagangan
antarkedua belah pihak sulit terjadi.
4. Adanya pengenaan bea masuk yang tinggi
Untuk melindungi produksi dalam negeri dari produk luar negeri maka
setiap Negara akan melakukan tindakan, salah satunya adalah dengan
mengenakan bea masuk yang tinggi terhadap produk luar negeri yang masuk
ke dalam negeri. Hal ini dapat menghambat perdagangan antarnegara.
5. Adanya perbedaan ketentuan atau peraturan
Setiap negara mempunyai ketentuan dan peraturan sendiri dalam
mengatur perdagangan dengan negara lain. Tentu saja ketentuan antara negara
satu dengan negara lainnya berbeda. Hal inilah yang dapat menghambat
perdagangan internasional, karena negara pengekspor harus mematuhi
ketentuan yang berlaku di Negara pengimpor, begitu juga sebaliknya.
Misalnya Indonesia sebagai pengekspor tekstil ke Amerika, harus mematuhi
ketentuan-ketentuan dalam perdagangan yang berlaku di Amerika.
6. Adanya organisasi ekonomi yang mementingkan negara anggotanya
Banyak organisasi ekonomi, baik regional maupun internasional yang
dibentuk untuk melindungi kepentingan dan memberikan keuntungan bagi
anggotanya sehingga hal ini dapat menjadi penghambat bagi negara lain yang
bukan menjadi anggotanya dalam menjalankan perdagangan internasionalnya.
Misalnya ASEAN dan MEE, tentu saja kebijakan ekonomi atau perdagangan
yang dikeluarkan akan mementingkan dan menguntungkan anggotanya.
Seperti halnya pengenaan tarif impor yang tinggi terhadap negara-negara yang
bukan menjadi anggotanya sedangkan dengan anggotanya sendiri dikenakan
tarif impor yang relatif rendah, bahkan dibebaskan.
7. Proses dan prosedur ekspor impor yang panjang dan lama
Adanya proses dan prosedur ekspor impor yang panjang yang harus
dilalui serta banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi oleh eksportir
maupun importir dapat menjadi penghambat dalam perdagangan internasional.
8. Adanya perang yang dialami suatu negara dan perompak.
Terjadinya perang dan keadaan yang kurang aman, baik di darat
maupun di laut dapat menjadi penghambat dalam perdagangan internasional,
seperti terjadinya perang di negara Irak, banyaknya perompak di Selat Malaka
dan adanya konflik di Negara lainnya dapat menghalangi para pelaku dalam
perdagangan internasional untuk melakukan transaksi atau pengiriman barang
ke negara lain.

2.6. Kebijakan Perdagangan Internasional

Kebijakan Perdagangan Internasional adalah merupakan salah satu bentuk kebijakan


ekonomi internasional. Kebijakan perdagangan internasional adalah kebijakan yang
mencakup tindakan pemerintah terhadap rekening yang sedang berjalan (current account)
daripada neraca pembayaran internasional, khususnya tentang ekspor dan impor barang.

Kebijakan perdagangan internasional timbul karena meluasnya jaringan-jaringan


hubungan ekonomi antarnegara. Jadi, kebijakan perdagangan internasional adalah segala
tindakan pemerintah/negara, baik langsung maupun tidak langsung untuk memengaruhi
komposisi, arah, serta bentuk perdagangan luar negeri atau kegiatan perdagangan. Adapun
kebijakan yang dimaksud dapat berupa tarif, dumping, kuota, larangan impor, dan berbagai
kebijakan lainnya.

Secara umum kebijakan perdagangan internasional dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Politik Proteksi
Politik proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industri dalam
negeri yang sedang tumbuh (infant industry) dan persaingan-persaingan
barang-barang impor.Tujuan kebijakan proteksi adalah:
1. Memaksimalkan produksi dalam negeri;
2. Memperluas lapangan kerja;
3. Memelihara tradisi nasional;
4. Menghindari risiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan
diri pada satu komoditi andalan;
5. Menjaga stabilitas nasional, yang dikhawatirkan akan terganggu jika
bergantung pada negara lain.
Politik proteksi dapat dilakukan melalui kebijakan berikut ini :
b. Tarif dan Bea Masuk
Tarif adalah suatu pembebanan atas barang-barang yang melintasi daerah
pabean (costum area). Sementara itu, barangbarang yang masuk ke wilayah
negara dikenakan bea masuk.
Dengan pengenaan bea masuk yang besar atas barangbarang dari luar
negeri, mempunyai maksud memproteksi industri dalam negeri sehingga
diperoleh pendapatan negara. Bentuk umum kebijakan tarif adalah penetapan
pajak impor dengan persentase tertentu dari harga barang yang diimpor.

Macam-macam penentuan tarif atau bea masuk, yaitu:

1. Bea ekspor (export duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap


barang yang diangkut menuju negara lain (di luar costum area);
2. Bea transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap
barang-barang yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan
akhir barang tersebut negara lain;
3. Bea impor (import duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap
barang-barang yang masuk dalam suatu negara (tom area).

Pembayaran internasional dapat dilakukan dengan beberapa cara:

 Kompensasi pribadi (private compensation)


 Pembayaran tunai (cash payment)
 Surat wesel dagang (commercial bill of exchange)
 Letter of Credit (L/C)
 Rekening terbuka (open account)

Neraca pembayaran adalah catatan (dokumen) sistematis yang


mengikhtisarkan seluruh transaksi ekonomi antara penduduk suatu negara,
dengan penduduk Negara lain selama masa tertentu (1 tahun).

Komponen neraca pembayaran terdiri atas: transaksi dagang (trade),


pendapatan modal (income on investment), tansaksi-transaksi unilateral
(unilateral transaction), penanaman modal langsung (direct investment), utang
piutang jangka penjang (long term loan), utang piutang jangka pendek (short
term capital), sektor moneter (monetary sector).

Neraca pembayaran berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi di antaranya


terjadinya perubahan kurs devisa, harga, tingkat pendapatan, dan tingkat
bunga.
Alat pembayaran luar negeri (devisa) terdiri atas: devisa umum (devisa yang
berasal dari hasil ekspor barang/jasa) dan devisa kredit (devisa yang berasal
dari pinjaman luar negeri.

Kurs valuta asing merupakan harga yang dibayar untuk satu unit mata uang
asing. Adapun sistem kurs valuta asing atau sistem devisa terdiri atas:

 Sistem standar emas atau sistem kurs tetap (Fixed Rate System)
 Sistem kurs mengambang (Floating Exchange Rate)
 Sistem kurs tambatan (Bretton Woods System)
 Sistem kurs mengambang terkendali atau sistem kurs distabilkan
(Managed float/ Dirty Float).
c. Pelarangan Impor
Pelarangan impor adalah kebijakan pemerintah untuk melarang masuknya
barang-barang dari luar negeri, dengan tujuan untuk melindungi produksi
dalam negeri dan meningkatkan produksidalam negeri.
d. Kuota atau Pembatasan Impor
Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi barang-barang yang
masuk dari luar negeri.
Tujuan diberlakukannya kuota impor di antaranya :
1. mencegah barang-barang yang penting berada di tangan negara lain;
2. untuk menjamin tersedianya barang-barang di dalam negeri dalam
proporsi yang cukup;
3. untuk mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga guna
mencapai stabilitas harga di dalam negeri.
e. Subsidi
Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk membantu menutupi sebagian
biaya produksi per unit barang produksi dalam negeri. Sehingga produsen
dalam negeri dapat menjual barangnya lebih murah dan bisa bersaing dengan
barang impor.
f. Dumping
Dumping adalah kebijakan pemerintah untuk mengadakan diskriminasi
harga, yakni produsen menjual barang di luar negeri lebih murah daripada di
dalam negeri.
Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu:
1. Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada luar negeri,
sehingga kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding
kurva permintaan di luar negeri.
2. Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri
tidak dapat membeli barang dari luar negeri.
g. Politik Dagang Bebas
Politik dagang bebas adalah kebijakan pemerintah untukmengadakan
perdagangan bebas antarnegara. Pihak-pihak yang mendukung kebijakan
perdagangan bebas mengajukan alas an bahwa perdagangan bebas akan
memungkinkan bila setiap negara berspesialisasi dalam memproduksi barang
di mana suatu negara memiliki keunggulan komparatif.
h. Politik Autarki
Politik autarki adalah kebijakan perdagangan dengan tujuan untuk
menghindarkan diri dari pengaruh-pengaruh negara lain, baik pengaruh
politik, ekonomi, maupun militer, sehingga kebijakan ini bertentangan dengan
prinsip perdagangan internasional yang menganjurkan adanya perdagangan
bebas.

2.7. Dampak Perdagangan Internasional

Setiap kegiatan perdagangan internasional yang dilakukan oleh suatu negara akan
memberikan dampak langsung maupun tidak lagsung bagi perekonomian Negara tersebut.
Demikian juga dengan perdagangan internasional yang dilakukan oleh Indonesia akan
berdampak juga terhadap perekonomian dalam negeri Indonasia. Perdagangan internasional
akan memberikan dampak positif dan negatif.

a. Dampak Positif Perdagangan Internasional bagi Perekonomian Indonesia


Dalam setiap kerja sama perdagangan internasional yang dilakukan Indonesia
dengan negara lain harus mengandung prinsip saling menguntungkan. Beberapa
dampak positif perdagangan internasional bagi perekonomian Indonesia, di
antaranya sebagai berikut :
1. Mendorong dan Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi
Dengan adanya perdagangan internasional yang dilakukan oleh
Indonesia akan dapat mendorong tumbuhnya industri-industri dalam negeri
untuk mengembangkan usahanya sehingga akan mempercepat pertumbuhan
perekonomian dalam negeri. Perdagangan internasional akan dapat
meningkatkan permintaan dan penawaran akan suatu produk. Hal inilah yang
mendorong bertumbuhnya industri-industri dalam negeri. Sebagai contoh,
berkembangnya industri batik, kerajinan, dan industri tekstil.
2. Meningkatkan Pendapatan Negara
Melalui perdagangan internasional akan diperoleh devisa yang
merupakan salah satu sumber penerimaan negara. Semakin besar ekspor kita
maka semakin besar pula devisa yang diperoleh. Dengan meningkatnya
pendapatan negara maka pembangunan dapat terlaksana dengan baik dan
kebutuhan negara akan dapat terpenuhi.
3. Memperluas Lapangan Pekerjaan
Adanya perdagangan internasional dapat meningkatkan permintaan
akan suatu produk. Hal inilah yang mendorong tumbuh dan berkembangnya
industri-industri dalam negeri sehingga terciptalah lapangan kerja, yang pada
akhirnya dapat mengurangi pengangguran di dalam negeri.
4. Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat
Adanya perdagangan internasional akan dapat memperluas lapangan
kerja dalam negeri, dan banyak masyarakat yang dulunya sulit mencari
pekerjaan/menjadi pengangguran sekarang dapat bekerja dan mempunyai
penghasilan. Dengan berpenghasilan, masyarakat akan dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya, yang berarti kesejahteraan hidupnya meningkat.
5. Meningkatkan Kualitas Produksi
Mengingat banyaknya persaingan dari negara-negara lain dalam
perdagangan internasional maka hal itu mendorong setiap negara untuk
meningkatkan kualitas produk ekspornya agar bisa laku di pasar internasional
dan menang dalam persaingan. Demikian juga dengan negara kita, agar dapat
bersaing dengan negara lain maka Indonesia mau tidak mau juga dituntut
selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas produknya agar sesuai dengan
standar mutu internasional dengan cara menerapkan ilmu pengetahuan dan
tehnologi dalam proses produksinya sehingga dapat bersaing dan laku di pasar
internasional. Misalnya dengan mengganti peralatan/mesin industri dengan
yang lebih modern dan berteknologi.
6. Memajukan Dunia Perbankan dan Lembaga Keuangan Lain
Dampak positif lain dengan adanya perdagangan internasional adalah
semakin majunya lembaga keuangan, baik bank maupun nonbank, karena
bagaimanapun dalam perdagangan internasional akan melibatkan lembaga
keuangan untuk membantu memperlancar dan mempermudah transaksi dalam
pembayaran dalam negara lain. Misalnya, mengatasi perbedaan alat
pembayaran antar negara.
b. Dampak Negatif Perdagangan Internasional bagi Perekonomian Indonesia
Dalam setiap kerja sama perdagangan internasional baik bilateral, regional,
maupun multilateral tentu saja selain mempunyai dampak positif juga
menimbulkan dampak negatif. Adapun dampak negatif perdagangan internasional
bagi perekonomian Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Kelangsungan Hidup Produk Dalam Negeri Teracam
Kelangsungan hidup produksi dalam negeri dapat terancam karena
perdagangan internasional dapat membuka peluang dan kesempatan masuknya
produk luar negeri ke dalam negeri sehingga bagi produk dalam negeri yang
kualitasnya rendah tentu akan kalah bersaing dan tidak laku di pasaran.
Sedangkan produk luar negeri yang proses pembuatannya lebih maju dan
modern tentu saja kualitasnya lebih baik akan laku dan menguasai pasaran.
2. Menyempitnya Pasar Produk Dalam Negeri
Dengan masuknya produk luar negeri ke dalam negeri tentu akan
mengurangi pasar di dalam negeri. Sehingga pasar dalam negeri yang semula
dikuasai oleh produk dalam negeri, perlahan-lahan akan dapat digeser dan
dikuasai oleh produk luar negeri.
3. Hancurnya Industri Dalam Negeri
Bagi industri kecil yang kemampuan modalnya kecil dan daya
saingnya rendah sudah pasti akan kalah bersaing dengan pengusaha asing.
Akibatnya banyak pengusaha dalam negeri yang bangkrut atau menutup
usahanya. Maka untuk mencegah hal ini pemerintah melakukan proteksi guna
melindungi produksi dalam negeri dari serbuan produk-produk luar negeri.
4. Meningkatnya Pengangguran
Banyaknya perusahaan yang bangkrut atau gulung tikar karena kalah
bersaing dengan perusahaan asing yang menjual produknya di Indonesia,
mengakibatkan banyaknya tenaga kerja yang di-PHK sehingga menyebabkan
pengangguran meningkat dan daya beli masyarakat menurun.
5. Terjadinya Utang Luar Negeri
Dalam perdagangan internasional apabila ekspor negara kita lebih kecil
daripada impor, maka hal ini akan menyebabkan terjadinya hutang luar negeri.
Padahal untuk membayar hutang tersebut Indonesia harus membayar dengan
devisa, akibatnya devisa Indonesia berkurang dan perekonomian dalam negeri
akan terganggu.

2.8. Macam-macam Badan Kerjasama Ekonomi Internasional

Kerja sama ekonomi internasional dikelompokkan menjadi 4 (empat) bentuk, yaitu:

a. Kerja sama ekonomi bilateral

b. Kerja sama ekonomi regional

c. Kerja sama ekonomi multilateral

d. Kerja sama ekonomi antarregional


Di samping kerja sama regional, adapula kerja sama ekonomi internasional yang
anggotanya meliputi hampir seluruh negara di dunia. Organisasi kerja sama internasional
meliputi dua kelompok, yaitu organisasi yang berada di bawah PBB dan organisasi yang
berada di luar PBB.
Adapun badan-badan kerja sama ekonomi internasional tersebut adalah sebagai berikut :
a. Organisasi Kerja Sama Ekonomi Internasional di Bawah PBB
1. IBRD (International Bank Recontruction and Development)
IBRD atau World Bank/Bank Dunia didirikan pada tanggal 27 Desember 1945
dan berkedudukan di Washington Amerika Serikat. Tujuan dibentuknya IBRD
adalah:
 Memberikan bantuan kredit jangka panjang dan jangka pendek kepada
negara-negara yang sedang berkembang.
 Memberikan bantuan teknik secara cuma-cuma.
 Membantu negara-negara dalam meningkatkan perdagangan
internasional. Indonesia masuk menjadi anggota IBRD pada tahun
1954.
2. IMF (International Monetary Fund)
IMF atau Dana Moneter Internasional didirikan pada tanggal 27 September
1945, dengan markas besarnya di Washington, Amerika Serikat. Tujuan IMF
adalah untuk memajukan kerja samainternasional di bidang ekonomi,
keuangan, dan perdagangan sehingga mampu memperluas kesempatan kerja
dan mencapai kemakmuran.
Usaha-usaha IMF untuk mencapai tujuannya yaitu dengan cara:
 Membantu negara-negara memperbaiki neraca pembayaran yang tidak
seimbang dengan menyediakan dana.
 Memberi bantuan untuk memperluas perdagangan internasional.
 Memberi bantuan dalam sistem pembayaran antarnegara anggota.
 Memberi nasihat yang berhubungan dengan pelaksanaan kerja sama
keuangan internasional.
3. UNINDO (United Nations Industrial Development Organization)
UNINDO atau organisasi pembangunan industri PBB didirikan pada tanggal
24 Juli 1967 dan berkedudukan di Wina, Austria. Tujuan UNINDO adalah
untuk meningkatkan pembangunan di bidang industri bagi negara-negara
sedang berkembang, antara lain dengan memberikan bantuan teknis, program-
program latihan, penelitian, dan penyediaan informasi serta mendanai proyek-
proyek di negara sedang berkembang untuk kesejahteraan jangka panjang.

4. IDA (International Development Association)

IDA atau organisasi pembangunan internasional berkedudukan di Washington,


Amerika Serikat dan mempunyai tujuan memberikan kredit/pinjaman untuk
keperluan pembangunan, khususnya kepada negara-negara sedang
berkembang dengan syarat yang lunak dan bunga yang relatif murah.

5. IFC (International Finance Coorperation)

IFC atau kerja sama keuangan internasional didirikan pada tanggal 24 Juli
1956 di Washington, Amerika Serikat. IFC merupakan bagian dari bank dunia.
Tujuan IFC adalah memberikan pinjaman kepada pengusaha-pengusaha
swasta dan membantu mengalihkan investasi luar negeri ke negara-negara
sedang berkembang.
6. UNCTAD (United Nations Conference on Trade and Development)

UNCTAD atau konferensi perdagangan dan pembangunan PBB, merupakan


forum khusus untuk membahas masalah perdagangan internasional. Tujuan
UNCTAD adalah mengusahakan kemajuan, kerja sama, dan memperlancar
perdagangan internasional dan pembangunan antara negara industri maju
dengan negara sedang berkembang. UNCTAD didirikan tahun 1964 di
Jenewa, Swiss.

7. FAO (Food and Agriculture Organization)

FAO merupakan organisasi pangan dan pertanian PBB yang didirikan tanggal
16 Oktober 1945, berkedudukan di Roma Italia. FAO bertujuan untuk
meningkatkan jumlah dan mutu persediaan pangan dan membantu negara-
negara yang kekurangan pangan.

8. ILO (International Labour Organization)

ILO merupakan organisasi perburuan internasional PBB yang didirikan


tanggal 11 April 1949, berkedudukan di Jenewa, Swiss. Tujuan ILO adalah
untuk memperjuangkan nasib dan hak-hak kaum buruh.

9. WTO (World Trade Organization)

WTO atau organisasi perdagangan dunia berperan menyelesaikan sengketa


dagang di antara negara anggota dan mempromosikan serta memperkuat
diterapkanya aturan/ hukum perdagangan internasional yang telah disepakati.
Selain itu organisasi ini memiliki otoritas (kuasa) untuk mengelola dan
memelihara kesepakatan perdagangan bebas, serta mengawasi berbagai
praktik perdagangan dunia. WTO bermarkas di Jenewa Swiss dan berada di
bawah pengawasan Majelis Umum PBB.

10. UNDP (United Natins Development Programs)


UNDP adalah organisasi program pembangunan yang bertujuan memperlancar
pembangunan di seluruh dunia. Contoh untuk meningkatkan sarana dan
prasarana di Indonesia, negara kita mendapatkan bantuan dari UNDP.
b. Organisasi Kerja Sama Ekonomi Internasional di Luar PBB
1. GATT (General Agreement on Trade and Tariff)
GATT adalah suatu kerja sama internasional yang diadakan dengan tujuan
menghilangkan dan mengurangi rintangan-rintangan perdagangan
internasional, khususnya tarif bea cukai yang tinggi, yang sangat menghambat
dan mempersulit ekspor impor antarnegara.
Prinsip-prinsip pokok yang menjadi dasar GATT adalah sebagai berikut :
 Prinsip pasar dunia yang terbuka (liberalisme perdagangan).
 Prinsip free trade yaitu prinsip perdagangan bebas dan adil dengan
menghilangkan atau mengurangi hambatan perdagangan internasional.
 Prinsip reprositas (timbal balik) saling menguntungkan.
 Prinsip nondiskriminasi yaitu prinsip perlakuan yang sama.
 Antiproteksionisme, antidumping, dan antisubsidi.
2. OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries)
OPEC atau organisasi negara-negara pengekspor minyak didirikan pada
tanggal 14 September 1960 di Baghdad.
Tujuan OPEC adalah:
 Menghindarkan persaingan di antara negara-negara pengekspor
minyak bumi.
 Menaikkan pendapatan negara-negara anggota dari sektor minyak
bumi.
 Mengusahakan pemenuhan kebutuhan dunia akan minyak bumi.
 Menstabilkan harga minyak.
Jumlah anggota OPEC saat ini sebanyak 13 negara, yaitu: Irak, Iran, Kuwait,
Saudi Arabia, Indonesia, Qatar, Uni Emirat Arab, Gabon, Aljazair, Libya,
Nigeria, Ekuador, dan Venezuela.
3. CGI (Consulative Group on Indonesia)
CGI dibentuk bank dunia atas permintaan Indonesia sebagai pengganti IGGI.
CGI merupakan organisasi negara-negara dan lembaga-lembaga keuangan
internasional untuk membantu Indonesia. Keanggotaan CGI terdiri dari
negara Jepang, Amerika Serikat, Australia, Belgia, Italia, Jerman, Inggris,
Kanada dan Perancis.
4. OECD (Organization for Economic Cooperation and Development)
OECD atau organisasi kerja sama dan pembangunan ekonomi didirikan pada
tanggal 4 Desember 1960 di Paris, Perancis. Organisasi ini semula bertujuan
untuk membantu memajukan produksi, kesempatan kerja, dan pendapatan
nasional negara-negara anggota (Eropa, USA, dan Jepang) akan tetapi
kemudian berkembang menjadi suatu organisasi penelitian ilmiah dan
perundingan mengenai masalah-masalah ekonomi, inflasi, pertumbuhan
ekonomi, dan bantuan internasional.
BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Suatu Negara memerlukan Negara lain dalam kehidupan ekonominya. Karena tidak
semua kebutuhan masyarakat terpenuhi oleh komoditi dalam negeri. Keterbatasan ini lah
yang membuat suatu negara harus mengimport dari negara lain. Namun sering kali negara –
negara tersebut membuat suatu kebijaksanaan dalam sektor perdagangan luar negeri yang
justru menimbulkan hambatan-hambatan dalam proses transaksi perdagangan luar negeri.

Masyarakat sebagai pelaku ekonomi maksudnya adalah masyarakat luar negeri.


Masyarakat luar negeri juga termasuk pelaku ekonomi yang penting bagi perekonomian,
karena berhubungan dengan transaksi luar negeri.Transaksi luar negeri tidak hanya berupa
transaksi perdagangan, namun juga berhubungan dengan penanaman modal asing, tukar
menukar tenaga kerja, serta pemberian pinjaman.Oleh karena itu melakukan kerja sama
dengan masyarakat luar negeri sangat diperlukan. Karena pada dasarnya sebuah negara tidak
bisa berdiri sendiri tanpa berhubungan dengan negara lain.Masyarakat luar negeri juga dapat
melakukan kegiatan ekonomi berupa kegiatan konsumsi dan kegiatan produksi.

Perdagangan internasional sangatlah penting bagi pertumbuhan ekonomi mengingat


kemampuannya memperluas kemungkinan konsumsi suatu negara. Perdagangan merupakan
suatu usaha jasa perantara, yang menghubungkan produsen komoditas tertentu kepada
konsumennya. Perdagangan internasional ekspor dan impor adalah kegiatan yang dijalankan
eksportir maupun produsen eksportir dalam transaksi jual beli suatu komoditi dengan negara
asing. Kemudian penjual dan pembeli yang lazim disebut sebagai eksportir dan importer,
melakukan pembayaran dengan valuta asing. Perdagangan luar negeri ini dilakukan karena
dianggap sangat menguntungkan dan dipandang dapat memberikan manfaat terntentu. Dapat
disimpulkan bahwa pentingnya perdagangan luar negeri kita bagi perekonomian negara pada
umumnya, baik dalam bidang ekspor maupun impor.
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/user/Downloads/peran-sektor-luar-negeri-pada-perekonomian-
indonesia.pdf
https://sarahnilaayu.wordpress.com/2016/06/07/peran-sektor-luar-negeri/
https://www.slideshare.net/ocaak/peranan-sektor-luar-negri-pada-perekonomian

Anda mungkin juga menyukai