Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL BOOK REPORT

Filsafat Pendidikan

Dosen Pengampu :
Peny Husna Handayani, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :
Cristin Mutiara Damanik{1183151003}

Program Studi :
PPB/BK Reguler C

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
I. IDENTITAS BUKU

a. Judul Buku : Filsafat Pendidikan


b. Nama Pengarang : Muhammad Anwar
c. Penerbit : PRENADAMEDIA GROUP
d. Tahun Terbit : 2015
e. Tempat Terbit : Jakarta
f. ISBN : 978-602-1186-52-7
II. INTISARI BUKU

BAB 1: Pengertian dan Kedudukan Filsafat dalam Ilmu Pengetahuan dan Kehidupan
manusia

 Pengertian filsafat

Kita sering mengatakan, betapa pentingnya filsafat sebagai ilmu dan filsafat terapan,
termasuk filsafat agama, filsafat pancasila, dan filsafat pendidikan. Namun sangat lah sukar
untuk memberikan definisi konkret apalagi abstrak terhadap filsafat filsafat tersebut. Kata
filsafat berkaitan erat dengan segala sesuatu yang dapat dipikirkan oleh manusia, bahkan
tidak akan pernah ada habisnya karena mengandung 2 kemungkinan, yaitu proses berfikir dan
hasil berfikir.
Filsafat merupakan ilmu tertua yang menjadi induk ilmu pengetahuan lain. Hal itu
sebagaiman adiungkapkan oleh John S. Brubacher sebagai berikut:
“Philosophy was, as its etimology from the greek words pilos and sopia suggests, love of
learning. More over it was love of learning in general; it subsumed under one heading what to
day we call science as well as what we now call phhilosophy. It is for the reason that
philosophy is often referred to us the mother as well as the queen of the science”.
Maksudnya adalah bahwa filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philos dan sopia
yang diartikan cinta belajar. Lebih dari itu dapat diartikan cinta belajar pada umumnya hanya
ada dalam filsafat. Untuk alasan tersebut maka sering dikatakan bahwa filsafat merupakan
induk atau ratu ilmu pengetahuan.
Pengertian filsafat ditinjau dari segi arti bahasanya dapat disimpulkan bahwa filsafat
adalah:
1. Pengetahuan tentang kebijaksanaan
2. Mencari kebenaran, dan
3. Pengetahuan tentang dasar dasar atau prinsip prinsip.
Beberapa ungkapan dari beberapa ahli filsafat dapat dirumuskan bahwa filsafat ialah
upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami, mendalami, dan menyelami
secara radikal, integral dan sistematik mengenai ketuhanan, alam semesta dan
manusia.sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang hakikatnya yang dapat
dicapai akal manusia dan bagamana seharusnya sikap manusia setelah mencapai
pengetahuan yang diinginkan.
 Kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia.

Dalam ilmu pengetahuan filsafat mempunyai kedudukan sentral , dan asal atau pokok.
Karena filsafat pada awalnya merupakan satu satunya usaha manusia dibidang kerohanian
untuk mencapai kebenaran pengetahuan. Tetapi manusia tidak pernah puas dengan meninjau
sesuatu dari sudut yang umum, melainkan juga ingin memperhatikan hal hal yang khusus.
Kemudian timbullah penyelidikan mengenai hal-hal khusus yang sebelumnya masuk dalam
lingkungan filsafat. Jika penyelidikan ini telah mencapai tingkat tinggi, maka cabang
penyelidikan itu melepaskan diri dari filsafat, menjadi caban g ilmu pegetahuan baru yang
berdiri sendiri.
Jasa utama Piaget adalah uraiannya mengenai perkembangan anak dalam tingkah laku
yang terdiri atas 4 fase yaitu sebagai berikut:
1. Fase sensorimotor
2. Fase praoperational
3. Fase praoperational yang konkret
4. Fase operasi formal

BAB 2 : Pengertian Pendidikan dan Fildsafat Pendidikan Serta Peranannya

 Pengertian pendidikan

Dalam kajian dan pemikiran tentang pendidikan terlebih dahulu perlu diketahui dua istiah
yang hampir sama bentuknya dan sering digunakan dalam dunia pendidikan, yaitu pedagogi
dan paedagoiek. Pedagogi berarti pendidikan, sedangkan paeda artinya ilmu pendidikan.
Pedagogik atau ilmu pendidikan ialah yang menyelidiki, merenung tentang gejala-gejala
perbuatan mendidik. Istilah ini berasal dari kata Pedagogia (Yunani) yang berarti pergaulan
dengan anak anak. Sedangkan yang sering menggunakan istilah paidagogos adalah seorang
pelayan (bujang) pada zaman Yunani kuno, yang pekerjaannya mengantar dan menjemput
anak-anak ke dan dari sekolah. Paidagogos berasal dari kata paedos (anak) dan agoge(saya
membimbing, memimpin).
Perkataan paidagogos yang pada mulanya berarti pelayan, kemudian berubah menjadi
pekerjaan mulia. Karena, pengertian pai ( dari paidagogos) berarti seorang yang tugasnya
membimbing anak di dalam pertumbuhannya ke arah mandiri dan bertanggung jawab.
 Seluk-beluk filsafat pendidikan

Pada mulanya, filsafat pendidikan adalah cara pendekatan masalah pendidikan yang
biasa dilakukan di negara Anglo Saxon. Di Amerika Serikat misalnya, filsafat pendidikan
dimulai dimulai dengan pengkajian terhadap beberapa aliran filsafat tertentu seperti
pragmatisme, idealisme, realisme, dan eksistensialisme,yang diakhiri dengan implikasinya ke
dalam aspek-aspek pendidikan. Di Inggris, filsafat pendidikan dipusatkan pada prinsip-
prinsip yang mendasar sekali dalam pendidikan. Misalnya, tentang tujuan pendidikan,tujuan
kurikulum, metode mengajar, organisasi pendidikan, tetapi yang ada hanya pedagogik,
theoretische pedagogik, dan opvoedkunde.
Demikian pula di Jerman Barat tidak dinal adanya istilah filsafat pendidikan, yang ada
hanya pedagogi dan Erzeiehungswiswissenscheafft. Namun sejak munculnya aliran
Autonomy pedagogi di Jerman pada pada permulaan abad ke 20-an, maka ilmu mendidik
telah berdiri sendiri sebagai suatu dsiplin ilmu.
 Pengertian filsafat pendidikan

Apabila ditanyakan apa itu filsafat pendidikan? Maka untuk menjawab pertanyaan itu,
digunakan 2 pendekatan, yaitu (1) menggunakan pendekatan tradisional, (2) menggunakan
pendekatan yang bersifat krisis.
Pada pendekatan pertama digunakan untuk memecahkan problem hidup dan kehidupan
manusia sepanjang perkembangannya. Sedangkan, pada pendekatan kedua digunakan untuk
memecahkan problematika pendidiikan masa kini.
Secara normatif filsafat pendidikan berfungsi sebagai berikut:
1. Merumuskan dasar dasar dan tujuan pendidikan, konsep hakikat pendidikan dan
hakikat manusia, dan isi moral pendidikan.
2. Merumuskan teori, bentuk dan sistem pendidikan, yang meliputi kepemimpinan,
politik pendidikan, pola pola akulturasi, dan peranan pendidikan dalam pembangunan
bangsa dan negara.
3. Merumuskan hubungan antara agama, filsafat, filsafat pendidikan, teori pendidikan
dan kebudayaan.

 Peranan filsafat pendidikan


Tujuan akhir pendidikan untuk menumbuhkan dan mengembangkan semua potensi
manusia (siterdidik, subjek siretdidik) secara teratur akan terwujud, apabila prakondisi
alamiah dan sosial manusia memeungkinkan.
Adapun perbandingan pengaruh dan beberapaide filsafat dalam pendidikan dapat
diketahui melalui sejarah pendidikan, antara lain tersimpul dalam pendangan pandangan
sebagai berikut:
1. Aliran empirisme
2. Nativisme dan naturalisme
3. Teori konvergensi
Jadi, setiap pendidik telah memahami asas asas dan nilai filosofi serta
menggunakannhya dalam pendidikan, maka filsafat pendidikan menjadi norma pendidikan,
atau sebagai asas normatif dalam pendidikan. Selanjutnya, bagaimana peranan dan fungsi
filsafat pendidikan bagi para pendidik, seperti yang dikemukakan secara singkat tetapi rinci
oleh Brubacher tersimpul sebagai berikut, yaitu: (a) spekulatif, (b) funsi normatif, (c) fungsi
kritik, (d) fungsi teori bagi praktik.
BAB 3: Masalah Pokok Filsafat dan Pendidikan

 Objek dan sudut pandang filsafat


Sel pengetahuan mempunyai objek masing-masing. Pandangan kita terhadap filsafat
adalah positif dan konstruktif. Filsafat memang mempunyai hubungan dengan kehidupan
manusia, karena dari kehidupan itulah kita mengenal filsafat. Jadi, filsafat mempunyai
dasar atau gejala-gejala dari persoalan
 Sikap manusia terhadap filsafat
Untuk memudahkan peninjauan filsafat pendidikan terlebih dahulu akan diketahui
bagaimana pandangan, penirian, dan atau sikap orang- orang terhadap filsafat.
 Masalah esensial filsafat dan pendidikan
Filsafat sebagai ilmu yang mengadakan tinjauan dan mempelajri objeknya dari suatu
hakikat, juga mengadakn tinjuan dari segi sistematik. Dakam tinjauan dari segi sistematik ini
filsafat berhadapan dengan 3 problem utama yaitu realitas, pengetahuan dan nilai.
BAB 4: Proses Hidup Sebagai Dasar Filsafat Pendidikan

Pengertian pendidikan yang dikemukaan oleh Rupert. C. Lodge, yaitu in thossense,


life is education, and education is life. Artinya seluruh pendididkan merupakan masalah
hidup dan kehidupan manusia. Karena, segala pengalaman sepanjang hidup memberikan
pengaruh pendidikan bagi seseorang.
 Proses pendidikan bersama perkembangan proses kehidupan
Potensi-potensi yang dibawa sejak lahir uyang dibina dan dikembangkan menjadi
sikap hidup, meliputi hal dibawah ini:
1. Potensi jasmani dan panca indera
2. Potensi pikir(rasional)
3. Potensi perasan dikembangkan
4. Potensi karsa atau kemaauan yang keras
5. Potensi potensi cipta
6. Potensi karya
7. Potensi budi nurani
Dalam proses pendidikan, potensi tadi merupakan potensi dasar manusia dan
merupakan isi pendidikan yang dibina dan dikembangkan dalam proses hidup dan kehidpan
seseorang, mulai dari lingungan keluarga, hingga kepada masyarakat yang kuat. Seseorang
mengalami kehidupan dimulai dari keluarga.
 Proses hidup manusia dan filsafat pendidikan
Dalam perkembangan sejarah umat manusia, maka tampillah manusia manusia
unggulyang mengadakan perenungan, pemikiran, penganalisisan terhadap problem hidupdan
kehidupan, dan alam semesta. Yang kemudian melahirkan beberapa aliran filsafat, sofisme,
filsafat klasik dipelopori oleh Socrates, dan diikkuti oleh murid-muridnya Plato dan
Aristoteles. Kemudian Plato melahirkan filsafat idealilsme yang berpandangan bahwa
kenyataan teerdiri atas substansi, sebagaimana gagasan-gagasan (ide-ide) atau spirit.
Sedangkan Aristoteles(murid Plato) melahirkan filsafat realisme yang berpandangan
bahwa objek atau dunia luar adalah nyata.
Aliran-aliran filsafat pendidikan yangb dilahirkan kemudian, seperti progresivisme,
essentialisme, rekonstruksionisme, dan lain lain, masih berlandaskan kepada filsafat
idealisme dan realisme. Hampir semua filsafat ini membicarakan masalah pendidikan.
BAB 5: Tujuan Hidup dan Tujuan Pendidikan

 Manusia dan tujuan hidupnya


Manusia memiliki potensi menjadi makhluk bijaksana yangb mencari tujuan-
tujuan(homosapiens), makhluk yang pandai bekerja, menggunakan alat(selalu mencari
konkretasi) atau homofaber, dan makhluk yang menyukai proses tanpa tujuan (homoludens).
Karena manusia mempunyai akal budi, maka manusia menjadi homopolitikus yang akan
mencari kebebasan (dirinya sendiri maupun kebebasan masyarakat) dan cara menerobos
batas-batasnya.
1. Tujuan hidup manusia mengalami proses perkembangan
Perkembangan kehidupan manusia dalam hidup bermasyarakathingga sekarang ini,
menurut Edward Burner Tylor, seorang berkebangsaan Inggris, manusia melalui 3 fase
perkembangan, yaitu from savagrry(kekjaman), through barbarism(kebiadaban), to
civilization(kepada beradaban)
2. Tujuan hidup Bangsa Indonesia
Suatu bangsa yang berdidi kokoh dan kuat harus mempunyai tujuan hidup yang di cita
citakan. Bagi kita, sejak negara Indonesia merdeka, tujuan itu teh ada dan jelas sebagaiman
tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Cita-cita kemerdekaan yaitu untuk membentuk
pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan turut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdeaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
3. Tujuan hidup manusia menurut pandangan islam
Tujuan hidup kita sebagai muslim adalah menyembah, mengabdi, dan berbakti kepada
Allah subhanahu wa ta’ala. Artinya, mengabdikan diri kepadanya harus sesua dengan
kehendaknya.
 Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan selalu terpaut pada zamannya, dengan kata lain rumusan tujuan
pendidikan yang dapat dibaca unsur filsafat dan kebudayaan suatu bangsa yang dominan
1) Fungsi tujuan pendidikan
 Mengakhiri tujuan itu,
 Mengarahkan tujuan itu
 Suatu tujuan dapat pula berupa titik pangkal untuk mencapai tujuan tujuan lain,
baik tujuan baru maupun tujuan lanjutan dan tujuan pertama.
 Memberi nilai(sifat) pada usaha-usaha itu.
2) Cara menentukan tujuan pendidikan
 A historical analysis of social institutions approach
 A sociological analysis of current life approach
 Normative philosophy approach
3) Kriteria kualifikasi tujuan pendidikan
 Tujuan sudah ada harus menciptakan perkembangan yang lebih baik daripada
kondisi sebelumnya.
 Tujuan itu harus flaksibel dan dapat diubah menurut keadaan.
 Tujuan itu harus menunjukkan kebebasan kegiatan.
4) Sasaran tujuan dan tujuan tertinggi dalam pendidikan
Tujuan pendidikan, biasanya dirumuskan sebagai atau dalam bantuk tujuan akhit(ultimate
aims of education), karena dalam tujuan akhir meliputisemua tujuan pendidikan.
Rumusan yang padat tentang tujuan pendidikan (selain terbentukn ya keperibadian
muslim), seperti kematangan dan integritas pribadi, belum memberikan suatu makna yang
jelas dan operatif. Sehingga, menimbulkan berma am-macam interpretasi, mengenai
integritas (kesempurnaan) pribadi, sebagaimana yang dikemukaan para ahli antara lain;(1)
Pragmatisme,(2) kaum religius,(3) kaum naturalisme.
Bagi bangsa Indonesia, tujuan tertinggi pendidikan haluan negara, TAP MPRS Nomor
III/PR/1988 mengenai pendidikan bahwa pendidikan nasional kita bertujuan untuk
meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu:
“ manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri,
cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus
mampu menumbuhkan dan memperdalan rasa cinta pada tanah air, mempertebal
semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawaan sosial. Sejalan dengan itu dikembangkan
iklim belajar dan mngajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri serta sikap dan
prilaku yang inovatif dan kreatif. Dengan demikian, pendidikan nasional akan mampu
mewujudkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya serta
bersama sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”.
Bab 6: Fungsi Pendidikan Dalam Kehidupan Manusia Sebagai Makhluk Biologis

 Fungsi Pendidikan Dalam Hidup DanKehidupan Manusia

Seluruh aspek kehiddupan memerlukan proses pedidikan baik di dalam maupun diluar
lembaga formal.Hubungan inteeraksi sosial yang terjadi dalam proses pendidikan di
masyarakat memepengaruhi perkembangan kepribadian manusia.Untuk memperoleh hakikat
diri yang makin bertambah sebagai hasil pengalaman berturut - turut sepanjang kehidupan
manusia.
 Peranan LembagaPendidikan

Memikirkan masalah pendidikan ( termasuk di dalam nya lembaga pendidikan) adalah


suatu kegiatan yang terhormat. Karena hal itu merupakan suatu usaha yang berguna bagi
perkemangan masyarakat.Sekolah adalah lembaga pendidikan yang penting setelah keluarga,
yang berfungsi membantu keluaraga untuk mendidik anak – anak.Karena itu guru sebagai
pendidik merasa memiliki tanggung jawab yangyang harus dilaksanakan dengan baik dan
menjadi contoh teladan bagi anak – anak.
 Pendidikan Adalah Suatu Keharusan Bagi Manusia Sebagai Makhluk Biologis

Pendidikan itu berusaha untuk mengembangkan pontensi – potensi manusia yang utuh
, yang merupakan aspek – aspek kepribadian termasuk di dalamnya aspek individualistis,
moralitas, seimbang antara kebutuhan jasmani dan rohani dan antara duniawi serta
ukhrawi.Pada umunya, manusia selalu ingin terpenuhi segala kebutuhan hidupnya.Tetapi,
karena kehidupan ini selalu berubah sesuai dengan perkembangan sosial budaya sebagai ciri
manusia modern yang tak pernah berhenti menaklukkan kondisi – kondisi lingkungan
baru,maka kemampuan dan kebutuhan biologis, psikis, dan berfilsafat pedagogi semakin
tampak bertambah.
Bab 7: Demokrasi Pendidikan

 Pengertian Demokrasi Pendidikan

Demokrasi pendidikan dalam pengertian luas patut selalu dianalisis sehingga


memberikan manfaat dalam praktik kehiduoan dan pendidikan yang mengandung tiga hal,
yaitu :
1. Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia
2. Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehat
3. Rela berbakti untuk kepentingan atau kesejahteraan bersama

 Prinsip – prinsip Demokrasi Dalam Pendidikan

Dalam setiap pelaksanaan pendidikan selau terkait dengan masalah – masalah berikut :
1. Hak asasi warga negara untuk memperoleh pendidikan.
2. Kesempatan yang sama bagi warga negara untuk memperoleh pendidikan.
3. Hak dan kesempatan atas dasar kemampuan mereka.
Dari prinsip – prinsip tersebut, dapa dipahami bahwa ide dan nilai demokrasi
pendidikan itu sangat banyak dipengaruhi oleh alam pikiran, sifat,dan jenis
masyarakat dimana merka berada.

 Prinsip – Prinsip Demokrasi Dalam pandangan Islam

Dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin untuk kepentingan hidup manusia
yang kekal di akhirat nanti, umat islam harus memperhatikan pendidikan.Mulai dari baca
tulis hingga ke tingkat pendidikan yang tertinggi, sesuai dengan kebutuhan manusia dalam
mengikuti kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

 Demokrasi pendidikan Di Indonesia


Sebenarnya, bangsa Indonesia telah menganut dan mengembangkan asas demokrasi
dalam pendidikan sejak di proklamasikannya kemerdekaan hingga masa pembangunan dan
era reformasi sekarang ini.Hal itu dapat dilihat pada apa yang terdapat dalam hal – hal sebagi
berikut :
1. Undang – undang Dasar 1945 Pasal 31
2. Undang – undang dasar Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 200Tahun 200 tentang
Sistem Pendidikan Nasional
3. PrinsipPenyelengaraan Pendidikan Pasal 4
4. Garis – Garis Besar Haluan Negara (GBHN) di sektor Pendidikan
Bab 8 :Aliran – aliran Filsafat Pendidikan

1. Aliran Progresivisme

Aliran progresivisme mengakui dan berusaha mengembangkan  asas progresivisme


dalam semua realitas kehidupan, agar manusia bisa survive menghadapi semua tantangan
hidup. Secara epistemologis, pengetahuan, adalah informasi, fakta , hukum prinsip, proses,
kebiasaan yang terakumulasi dalam pribadi  sebagai hasil proses interaksi dan pengalaman.
Kebenaran  adalah konsekuen dari pada suatu ide, realita pengetahuan dan dayaguna dalam
hidup (Muhammad Noor Syam ,1989:236). Secaraaksiologi, menurut aliran ini, nilai timbul
karena manusia mempunyai bahasa, dan dari sinilah adanya pergaulan. Progresivisme
dipengaruhi oleh ide-ide dasar filsafat pragmatism yang telah memberikan konsep dasar
dengan asas yang utama, bahwa agar manusia bias survive menghadap semua tantangan 
hidup, manusia harus pragmatis dalam memandang kehidupan. Filsafat progresivisme
bermaksud menjadikan anak didik menjadi kualitas dan terus maju(progress).
2. Aliran Esensiallisme

Aliranesensialisme merupakan aliran pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai


kebudanyaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Esensialisme muncul pada
zaman Renaissance dengan ciri-cirinya yang berbeda dengan progresivisme.

Esensialisme memandaang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai yang memiliki
kejelasan dan tahan lama, yang memberi kestabilan dan nilai –nilai terpilih yang mempunyai
rata nilai yang jelas (Zuhairini,1991:21). Idealisme dan realisme adalah aliran filsafat yang
membentuk corak esensialisme .

3. Aliran Perenialisme

Perenialis mememandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses


mengembalikan keadaan sekarang .Perenalis mememberikan sumbangan yang berpengaruh
baik teori maupun praktik bagi kebudayaan dan pendidikan zaman sekarang (Muhammad
Noor Syam,1986:296)

4. Aliran Rekonstruksionalisme

Kata rekonstruksionalisme berasal dari kata inggris reconstruct yang  berarti


menyusun kembali. Aliran rekonstruksionisme pada  prinsipnya sepaham dengan aliran
perenialisme yaitu berawal dari krisis kebudayaan modern.

Menurut  Muhammad Noor Syam (1985:340). Kedua aliran tersebut memandang


keadaan sekarang merupakan zaman yang mempunyai kebudanyaan yang terganggu oleh
kehancuran ,kebingungan dan, keseimbangan dan kesimpangsiuran. Meskipun demikian,
prinsip yang dimiliki oleh aliran ini tidaklah sama dengan prinsip yang dipegang oleh aliran
perenialisme. Keduanya mempunyai visi dan cara yang berbeda dalam pemecahan yang akan
ditempuh untuk mengembalikan kebudayaan yang serasi dalam kehidupan.
III. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

III.1 KELEBIHAN
- Penulisan kata demi kata tersusun menjadi kalimat yang rapi dan beraturan
- Tnada Baca yang sesuai
- Cover bukunya menarik
- Materi dijelaskan dengan mendetail hingga sampai ke penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari

III.2 KEKURANGAN

- Memiliki kata kata penafsiran yang sulit untuk di mengerti


- Konsep-konsep yang tertulis sulit di pahami
- Banyak memakai pribahasa yang sulit di pahami dan di mengerti
- Pembahasannya terlalu luas
- Hanya beberapa bab yang memiliki pendahuluan
- Ada beberapa kata yang penulisannya salah.
- Hanya Di bab 2 saja yang memliki Rangkuman, sehingga pembaca sulit
memahami inti dari bab tersebut.

Anda mungkin juga menyukai