KAJIAN TEORI
1. Pengertian Sikap
terhadap suatu hal, orang atau benda dengan suka, atau acuh tidak acuh
(Hamdani 2011: 140). Reaksi yang ditunjukan terhadap sesuatu hal yang
baik orang atau benda dilakukan melalui cara tertentu sesuai dengan situasi
atau menolak suatu obyek, sebagai obyek yang berharga atau obyek yang
akan dipilih tergantung pada sikap, penilaian, untung, rugi, baik, buruk
dari suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang untuk merespon sesuatu
di dalam dirinya. Sikap akan berubah setiap waktu dan sikap juga akan
mengajar sikap dan reaksi siswa akan berbeda-beda sesuai cara guru dalam
2. Sikap Ilmiah
berlaku umum.
sehingga muncul sikap yang disebut sikap ilmiah. Sikap ilmiah menurut
Sardinah (2012: 73) merupakan sikap yang terbentuk dalam diri siswa itu
sendiri dan akan terwujud suri tauladan yang baik bagi siswa dalam
merupakan sikap tertentu yang diambil oleh ilmuwan untuk mencapai hasil
yang diharapkan.
dapat disimpulkan bahwa sikap ilmiah merupakan sikap atau tindakan yang
muncul dari diri siswa itu sendiri dalam upaya mencapai hasil yang
model pembelajaran problem based learning artinya pada setiap langkah dari
penyusunan butir instrument sikap yang akan diukur. Berikut ini indikator
1044) dalam tabel 2.1menunjukan tabel dimensi sikap ilmiah dan indikator
Dimensi Indikator
Sikap ingin tahu 1. Antusias mencari jawaban
2. Menanyakan apa yang belum dipahami
3. Antusias pada proses pembelajaran
Sikap Kritis 1. Perhatian pada objek yang diamati
2. Mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk
mengumpulkan bukti
3. Tidak mengabaikan data meskipun kecil
4. Mengulangi kegiatan yang dilakukan
Sikap Terbuka 1. Menghargai pendapat orang lain
2. Menerima kritikan atau saran dari teman
3. Mau merubah pendapat jika data kurang
4. Tidak merasa selalu benar
Sikap Objektif/ 1. Tidak mencontek pekerjaan teman
Jujur 2. Tidak bekerja sama dan menyalin pekerjaan orang
lain
Sikap Rela 1. Menghargai karya atau pendapat orang lain
Menghargai walaupun berbeda dengan pendapat sendiri.
Karya Orang
Lain
Sikap berani 1. Keberanian membela kebenaran sesuai fakta
mempertahankan 2. Menggunakan fakta-fakta untuk dasar konklusi
kebenaran
Sikap 1. Selalu ingin membuktikan hipotesis
menjangkau 2. Antusias dalam mempelajari sesuatu yang baru
kedepan
Anwar dalam Margiastuti, S (2015: 1044)
menjadi indikator dengan berbagai macam sikap agar lebih mudah dalam
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakini
prestasi dan belajar. Untuk memahami lebih jauh tentang pengertian prestasi
belajar, peneliti menjabarkan makna dari kedua kata tersebut. Prestasi belajar
tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena belajar merupakan suatu
tersebut bagi seorang siswa belajar merupakan suatu kewajiban. Berhasil atau
menurut Mila dalam Basri (2015: 153) mengartikan prestasi belajar sebagai
prestasi yang dicapai seorang siswa dalam jangka waktu tertentu dan dicatat
belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu dan dicatat dalam buku rapor
sekolah. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi pada
atau rendahnya prestasi belajar siswa dan juga dapat mengukur kemampuan
siswa di dalam kelas. Agar nantinya menjadi acuan atau motivasi siswa agar
tujuan yang akan dicapainya sangat menantang. Tantangan yang dirasa oleh
faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Slameto (2010: 54-71) menyatakan
bahwa secara singkat terdapat dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
siswa, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern berasal dari dalam
diri siswa itu sendiri, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari
a. Faktor intern
Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Adapun
faktor intern yang ada pada dalam diri siswa adalah sebagai berikut:
1) Faktor Jasmani
a) Faktor kesehatan
b) Cacat tubuh
2) Faktor Psikologis
a) Intelegensi
b) Perhatian
c) Minat
d) Bakat
e) Motif
f) Kematangan
g) Kesiapan
3) Faktor Kesehatan
a) Faktor kelelahan jasmani
b) Faktor kelelahan rohani
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari keluarga maupun
lingkungan, adapun faktor yang mempengaruhinya yaitu:
1) Faktor Keluarga
Faktor keluarga merupakan faktor yang paling utama dan paling
pertama bagi seseorang terhadap tumbuh kembang anak. Tumbuh
kembang anak akan menjadi baik apabila keluarganya
memperhatikannya.
a) Cara orang tua mendidik
Cara orang tua dalam mendidik anaknya besar pengaruhnya
terhadap belajar anaknya. Orang tua yang kurang memperhatikan
pendidikan dan kebutuhan akan berpengaruh terhadap anaknya.
b) Relasi antar anggota keluarga
Relasi antara anggota keluarga yang terpenting adalah relasi
orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan
saudaranya atau dengan anggota yang lain hal ini akan
mempengaruhi belajar anak.
c) Suasana rumah
Suasana rumah dimaksudkansebagai situasi atau kejadian yang
sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar.
2) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar
pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
3) Faktor Lingkungan
Lingkungan sangat mempengaruhi belajar siswa. Faktor lingkungan
ini merupakan faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar
siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam
masyarakat tersebut dapat membentuk diri siswa atau sisfat siswa.
Karena perilaku merupakaan bawaan dari lingkungan.
yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang
berkaitan dengan diri siswa itu sendiri berupa motivasi, minat, bakat,
faktor ekstern yaitu faktor yang berhubungan dengan pengaruh dari luar diri
intern dan ekstern sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa kedua factor
maupun tidak langsung, seperti pihak guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua,
masyarakat dan pada siswa itu sendiri (Kurniaman & Eddy, 2017: 390)
bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta
staf pengajarnya. Kurikulum yang berlaku pada saat ini adalah kurikulum 2013
satuan pendidikan yang telah berlaku kurang lebih selama enam tahun. Menurut
Marlina (2013: 28) Mengatakan bahwa perubahan kurikulum saat ini merupakan
salah satu agenda atau rutinitas dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di
negeri ini. Maka dari itu kurikulum di Indonesia berganti-ganti. Kurikulum yang
sedang diterapkan saat ini yaitu kurikulum 2013 yang memiliki tiga aspek
pendekatan saintifik.
proses kegiatan belajar mengajar dan kurikulum akan terus menerus mengalami
yang merupakan suatu agenda atau rutinitas dalam rangka peningkatan kualitas
pendidikan di indonesia.
D. Problem Based Learning (PBL)
yang autentik dan bermakna kepada siswa sebagai landasan saat investigasi
sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa. Model ini memiliki karakteristik
tersendiri seperti yang dikemukakan oleh Rusman (2014: 232) antara lain:
problem based learning ini meminta siswa untuk memecahkan masalah yang
hal tersebut akan membuat siswa lebih mengingat informasi yang diperoleh.
langkah khusus yang sesuai dengan pembelajaran yang dilakukan pada saat
(2008: 57) dibagi dalam lima fase yaitu fase pertama memberikan orientasi
dengan model problem based learning. Untuk lebih jelasnya lihat untuk
melihat fase dan perilaku guru dalam menggunakan model pembelajaran
problem based learning ini dapat dilihat dari tabel 2.2 yaitu:
ini secara terperinci. Hal-hal yang perlu dielaborasi antara lain. Tujuan utama
membagi siswa menjadi bebrapa kelompok, dalam fase ini juga guru
Kegiatan investigasi pada fase ini guru membantu dan memberikan dorongan
yang terjadi.
menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah, pada fase ini guru
merupakan hal yang wajib untuk dipecahkan. Siswa dibantu oleh guru untuk
Berbagai banyak model pembelajaran yang ada saat ini memiliki kelebihan
a. Kelebihan
1) Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah
dalam situasi nyata
2) Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuanya sendiri
melalui aktivitas belajar
3) Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada
hubunganya tidak perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban
siswa dengan menghafal atau menyimpan informasi
4) Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok
5) Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan baik dari
perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi
6) Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri
7) Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah
dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka
8) Kesulitan belajar siswa secra individu dapat diatasi melalui kerja
kelompok dalam bentuk peer teaching
b. Kekurangan
1) Pembelajaran Problem Based Learning tidak dapat diterapkan untuk
setiap materi pelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam
menyajikan materi. PBL lebih cocok untuk pembelajaran yang
menuntuk kemampuan tertentu yang kaitanya dengan pemecahan
masalah
2) Dalam satu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi
akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas.
sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa. Pembelajaran dengan model ini
akan berhasil apabila guru dapat menggunakan model ini dengan baik.
E. Penelitian Relevan
1. Penelitian oleh Asnaeni, Lies Lestari, Idam Ragil Widianto Atmojo, tahun
yang telah ditetapkan, sehingga dilanjutkan ke siklus II, pada siklus II ini
pada siklus II ini juga masih belum mencapai indikator kinerja yang sudah
ditetapkan sehingga dilanjutkan dengan siklus III untuk memperbaiki siklus
II, pada siklus II ini siswa memiliki sikap ilmiah dengan kategori
menunjukan adanya peningkatan hal ini dibuktikan dengan hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Alam siswa pada siklus I yaitu siswa yang tuntas tetapi belum
menggunakan dua komponen merupakan sikap „dalam bentuk niat‟ dan sikap
universitas dan akibat peningkatan itu prestasi akademik juga ikut meningkat,
yang memiliki sikap ilmiah akan berfikiran kritsi, menghargai bukti, jujur,
sikap bertanya yang sangat penting dalam pencapaian nilai akademik yang
yang positif seperti rasa ingin tahu, tanggung jawab, kejujuran, keterbukaan,
sikap ilmiah dan Hasil dari penelitian ini yaitu setelah meningkatnya sikap
ilmiah pada siswa memberikan efek positif terhadap pencapaian hasil belajar
untuk mengakomodasi tumbunya sikap positif siswa. Sikap ilmiah yang dapat
ditumbuhkan dan dikembangkan dalam penelitian ini adalah tanggung jawab,
dilakukan juga mampu menjadikan siswa memiliki prestasi yang baik dalam
Pada Pembelajaran IPA di SDN Kota Banda Aceh. Berdasarkan data yang
konsep hakikat sains siswa sekoh dasar yaitu pada kategori tidak baik.
pada kategori cukup. Hal ini disebabkan karena siswa telah melaksanakan
kegiatan ilmiah secara baik, khususnya pada kegiatan kerja sama, namun
hakikat sains sehingga terdapat hubungan antara sikap ilmiah dengan konsep
hakikat sains pada pembelajaran IPA di SDN Kota Banda Aceh yang
signifikan.
Belajar IPA Tentang Ekosistem Melalui Metode Problem Based Learning Pada
Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Perbedaanya terletak pada fokus peningkatanya.
karena prestasi belajar siswa berkaitan dengan sikap ilmiah, perbedaanya pada
2017 berjudul Scientific Approach to Build Students’ Scientific Attitudes and Its
sikap ilmiah pada siswa, kebaruan atau perbedaan dari penelitian ini dengan
penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu di jurnal ini meneliti kelas 7 sekolah
Penelitian yang dilakukan Sardinah dkk yang berjudul Relevansi Sikap Ilmiah
Pembelajaran IPA di SDN Kota Banda Aceh. Dari jurnal tersebut membuat
meningkatkan sikap ilmiah dan prestasi belajar siswa pada kelas IV di Sekolah
F. Kerangka Pikir
berpikir ini disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang
relevan atau terkait. Pendidik atau guru mempunyai kewajiban untuk mengajar.
tepat dan sesuai. Sehingga diharapkan dapat menciptakan suasana kelas yang
kondusif serta menyenangkan bagi siswa sehingga siswa tidak merasa bosan dan
merasa tertarik untuk mempelajari materi yang sedang disampaikan saat proses
multiarah karena tidak hanya guru yang memberikan pengetahuan kepada siswa
tetapi siswa juga memberikan pengetahuan terhadap guru. Kelas yang kondusif
pembelajaran tersebut.
Problem Based Learning untuk menngkatkan sikap ilmiah dan prestasi belajar
siswa kelas IV pada tema 9 (kayanya negeriku). Metode ini dirasa cocok
konsep melalui suatu pengujian yang dilakukan secara langsung pada setiap
dimensi sikap ilmiah sendiri serta keaktifan dan pemahaman bagi siswa. Siswa
secara penuh berperan sebagai seorang peneliti dalam proses pembelajaran yang
pembelajraran problem based learning ini untuk meneliti sikap ilmiah pada
siswa dilakukan dengan pengisian angket dan lembar kerja siswa yang sudah
disiapkan oleh peneliti, sedangkan untuk melihat prestasi belajar pada siswa
dilakukan dengan tes tertulis yaitu lembar evaluasi siswa. Apabila digambarkan
dalam bentuk diagram maka dapat dilihat pada gambar 2.2 sebagai berikut:
del konvensional
menggunakan dan PBL
model keterlibatan siswa dalam sikap
dalam meningkatkan pembelajaran kurang
ilmiah dan prestasi belajar siswa Tema 9 Sub tema 1 belum mencapai ind
wa tidak percaya dengan jawaban sendiri dan melihat pekerjaan teman, siswa tidak mau bertanya kepada guru apabila belum
Observasi
Tindakan Siklus II
Refleksi
Penerapan model pembelajaran PBL untuk meningkatkan sikap ilmiah dan prestasi belajar siswa dalam tema 9 Sub tema 2
Observasi
Berdasarkan landasan teori hasil penelitian dan kerangka pikir, maka dapat
Gerduren.
2 Gerduren.