Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BIOKIMIA II

Disusun oleh:

Nur Huda / 18030194068 /PKA 2018

PRODI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI
SURABAYA

2020

Daftar Isi
Pengertian Lemak..................................................................................................3
Pengertian Katabolisme.........................................................................................3
Pengertian Katabolisme Lemak............................................................................5
Jenis – Jenis Katabolisme......................................................................................7
1. Oksidasi Asam Lemak...................................................................................7
2. Oksidasi asam lemak jenuh..........................................................................10
3. Oksidasi lemak tak jenuh.............................................................................11
4. Oksidasi asam lemak beratom C ganjil........................................................16
Refrensi.................................................................................................................19
Pengertian Lemak

Lemak bisa diartikan sebagai suatu molekul yang terdiri atas oksigen
(O), hidrogen (H), karbon (C), dan terkadang terdapat nitrogen serta
fosforus. Lemak adalah zat yang tidak mudah untuk dapat larut dalam air.
Untuk melarutkan lemak, dibutuhkan pelarut khusus lemak seperti
Choloroform. Molekul lemak terdiri atas 4 bagian, antara lain 1 molekul
gliserol serta 3 molekul asam lemak. Asam lemak terdiri atas rantai
Hidrokarbon dan juga gugus Karboksil. Molekul gilserol mempunyai 3
gugus Hidroksil serta pada tiap gugus hidroksil tersebut dapat berinteraksi
dengan gugus karboksil asam lemak.

Asam lemak disusun atas sebuah rantai alkil dengan terminal gugus
karbonil. Struktur dasar secara lengkapnya ditulis dengan
CH3(CH2)nCOOH. Beberapa asam lemak dengan gugus α-OH diproduksi
dan digunakan secara struktur (structurally) oleh manusia.

Manusia dapat mensisntesis semua asam lemak yang mereka butuhkan


dari Palmitat kecuali yang essensial, seperti asam lemak polyunsaturated.
Sintesis tersebut melibatkan bermacam-macam system enzim dalam
beberapa tempat yang berbeda.

Asam lemak yang paling banyak ada dalam manusia memiliki C16,
C18, atau C20 atom, tetapi ada beberapa asam lemak yang memiliki rantai
panjang, termasuk asam nervoat dan sebuah asam C22 dengan 6 ikatan
rangkap.

Pengertian Katabolisme

Menurut Lehninger (2005: 10), katabolisme merupakan fase


metabolisme yang bersifatmenguraikan, yang menyebabkan molekul
organik nutrien seperti karbohidrat, lipid, dan protein yang datang dari
lingkungan atau dari cadangan makanan sel itu sendiri terurai di dalam
reaksi-reaksi bertahap menjadi produk akhir yang lebih kecil dan sederhana,
seperti asam laktat, CO2, danamonia.
Katabolisme (penguraian) dari masing-masing nutrien untuk
menghasilkan energi utama (karbohidrat, lipid dan protein), berlangsung
secara bertahap melalui sejumlah reaksi enzimatik yang berurutan. Terdapat
tiga tahap utama katabolisme aerobik.

Tahap 1. Makromolekul sel dipecahkan menjadi unit-unit pembangun


utamanya. Jadi, polisakarida dipecah menjadi heksosa atau pentosa; Lipid
dipecah menjadi asam lemak, gliserol, dan komponen lainnya, dan protein
terhidrolisis menjadi 20 komponen asam aminonya. (Albert L.Lehninger,
2000).

Pada tahap katabolisme II: berbagai produk yang terbentuk di dalam


tahap I dikumpulkan dan diubah menjadi sejumlah (lebih kecil) molekul-
molekul yang lebih sederhana. Jadi heksosa, pentosa, dan gliserol dari tahap
I diuraikan menjadi satu jenis senyawa antara 3-karbon : piruvat, yang
kemudian diubah menjadi satu jenis 2-karbon yaitu gugus asctil dari asetil-
koenzim A. Dengan cara yang sama, asam lemak dan kerangka karbon dari
hampir semua asam amino juga dipecah membentuk gugus asetilKoA
Asctil-KoA merupakan produk akhir yang bersifat umurn dari tahap II
katabolisme.
Pada tahap III, gugusan asetil dari asetil KoA diberikan pada siklus
asam sitrat, yaitu, lintas akhir umum yang dilalui oleh nutrien penghasil
energi. l). Di sini, terjadi oksidasi nutrien, menghasiikan karbon dioksida,
air dan amonia (I produk nitrogen lain). Lintas akhir katabolisme karenanya
menycrupai sungai yang luas, yang dialiri dari berbagai cabang anak sungai
(Albert L.Lehninger, 2000).

Pengertian Katabolisme Lemak

Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi


sumber energi. Gliserol ini selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme
karbohidrat yaitu glikolisis. Pada tahap awal, gliserol mendapatkan 1 gugus
fosfat dari ATP membentuk gliserol 3-fosfat. Selanjutnya senyawa ini
masuk ke dalam rantai respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu
produk antara dalam jalur glikolisis.

Oksidasi Asam Lemak (Oksidasi Beta)

Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak harus diaktifkan


terlebih dahulu menjadi asil- KoA. Dengan adanya ATP dan Koenzim A,
asam lemak diaktifkan dengan dikatalisir oleh enzim asil- KoA sintetase
(Tiokinase).

Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai


panjang. Asam lemak rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam
mitokondria dengan bantuan senyawa karnitin. Langkah- langkah masuknya
asil KoA ke dalam mitokondria dijelaskan sebagai berikut.

1. Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan


dikatalisir oleh enzim tiokinase.

2. Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim


karnitin palmitoil transferase I yang terdapat pada membran eksterna
mitokondria menjadi asil karnitin. Setelah menjadi asil karnitin,
barulah senyawa tersebut bisa menembus membran
interna mitokondria.

3. Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil karnitin


translokase yang bertindak sebagai pengangkut asil
karnitin ke dalam dan karnitin keluar.

4. Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi


dengan KoA dengan dikatalisir oleh enzim karnitin palmitoiltransferase
II yang ada di membran interna mitokondria menjadi Asil Koa dan
karnitin dibebaskan.

5. Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk
dalam proses oksidasi beta. Pada proses oksidasi beta, asam lemak
masuk ke dalam rangkaian siklus dengan 5 tahapan proses dan pada
setiap proses, diangkat 2 atom C dengan hasil akhir berupa asetil KoA.
Selanjutnya asetil KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat.

Menurut Poedjiadi (1994: 279-280), tahapan-tahapan tersebut adalah


sebagai berikut.

1. Pembentukan asil KoA dari asam lemak berlangsung dengan katalis


enzim asil KoA sintetase yang disebut juga tiokinase.

2. Reaksi kedua adalah reaksi pembentukan enoil KoA dengan cara


oksidasi. Enzim asil KoA dehidrogenase berperan sebagai katalis dalam
reaksi ini. Koenzim yang dibutuhkan dalam reaksi ini adalah FAD yang
berperan sebagai akseptor hydrogen. Dua molekul ATP dibentuk untuk
tiap pasang electron yang ditransportasikan dari molekul
FADH2 melalui sistem transport electron.

3. Pada reaksi ketiga, enzim enoil KoA hidratase merupakan katalis yang
menghasilkan L-hidroksiasil KoA. Reaksi ini ialah reaksi
hidrasi terhadap ikatan rangkap anatar C-2 dan C-3.

4. Reaksi keempat adalah reaksi oksidasi yang mengubah hidroksiasil


koenzim A menjadi ketoasil koenzim A. Enzim L-hidrokdiasil koenzim
A dehidrogenase melibatkan NAD yang direduksi menjadi NADH.

5. Tahap kelima adalah reaksi pemecahan ikatan C-C, sehingga


menghasilkan aseil koenzim A dan asil koenzim A yang mempunyai
jumlah atom C dua buah lebih pendek dari molekul semula. Asil
KoA yang terbentuk pada reaksi tahap 5, mengalami metabolisme lebih
lanjut melalui reaksi tahap 2 hingga tahap 5 dan demikian seterusnya
sampai rantai C pada asam lemak terpecah menjadi molekul-molekul
asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA dapat teroksidasi menjadi CO2 dan
H2O melalui siklus asam.

Jenis – Jenis Katabolisme

1. Oksidasi Asam Lemak

Asam lemak dioksidasi dalam 2 tahap Setelah asam lemak masuk ke dalam
mitokondria, asam lemak akan teroksidasi melalui 2 tahap utama, yaitu:

a. Oksidasi asam lemak berantai panjang menghasilkan residu asetil


dalam bentuk asetil-KoA.
Asam lemak mengalami pelepasan unit 2 karbon berturut-turut
secara oksidatif, dimulai dari ujung karboksil rantai asam lemak
melewati rangkaian enzim yang melepaskan satu unit 2 karbon pada
sekali proses, dalam bentuk asetil KoA. Jadi pada asam lemak 16-
karbon yang terjadi yaitu: asam palmitat mengalami tujuh kali proses
melewati rangkaian enzim ini, dan pada masing-masing proses
memotong unit 2-karbon sebagai asetil KoA kemudian 2 karbon
terakhir dari asam palmitat juga muncul sebagai asetil KoA, sehingga
dihasilkan 8 asetil KoA. Pada pembentukan tiap molekul asetil KoA
melepas 4 atom hydrogen dari asam lemak dengan bantuan enzim
dehidrogenase.
Inilah persamaan keseluruhan tahap pertama oksidasi asam
lemak:
Palmitoil-S-KoA + 7KoA-SH + 7O2 + 35Pi + 35ADP  8 Asetil-
S-KoA + 35ATP + 42H2O
b. Oksidasi residu asetil menjadi CO2.
Tahap kedua pada oksidasi asam lemak yaitu residu asetil dari
asetil KoA dioksidasi menjadi CO2 dan H2O melalui siklus asam sitrat.
Tahap kedua ini juga terjadi di dalam mitokondria. Persamaan berikut
ini menggambarkan neraca kesetimbangan babak kedua di dalam
oksidasi asam lemak, yaitu oksiadasi kedelapan molekul asetil KoA
yang dibentuk dari palmitoil-KoA, dengan fosforilasi yang terjadi
bersamaan.
8 Asetil-S-KoA + 16 O2 + 96P + 96ADP  8 KoA-SH + 96ATP
+ 104H2O + 16CO2.
Kedua tahap oksidasi asam lemak mengakibatkan aliran atom
hydrogen atau electron yang bersangkutan melalui rantai transport
electron pada mitokondria menjadi oksigen. Yang berkaitan dengan
aliran electron ini adalah fosforilasi oksidatif ADP menjadi ATP. Jadi,
energy yang dipindahkan pada kedua tahap oksidasi asam lemak
disimpan dalam bentuk ATP.
Gambar 1 Oksidasi asam lemak

(Sumber: R. Paselk, 1997)

Reaksi ß-oksidasi, berlangsung dalam 4 tahap, yaitu


dehidrogenasi I, hidratasi, dehidrogenasi II, dan tiolasi (tahap
pemotongan).

1. Dehidrogenasi I, yaitu dehidrogenasi Asam lemak-CoA yang sudah


berada di dalam mitokondrion oleh enzim acyl-CoA dehidrogenase,
mengha-silkan senyawa enoyl-CoA. Pada reaksi ini, FAD (flavin
adenin dinukleotida) yang bertindak sebagai koenzim direduksi
menjadi FADH2. Dengan mekanisme fosforilasi bersifat oksidasi
melalui rantai pemafasan, suatu molekul FADH2 dapat
menghasilkan dua molekul ATP.
2. Hidratasi, yaitu ikatan rangkap pada enoylCoA dihidratasi menjadi
3-hidroxyacylCoA oleh enzim enoyl-CoA hidratase.
3. Dehidrogenase II, yaitu dehidrogenasi 3- hidroxyacyl-CoA oleh
enzim ß-hidroxyacyl-CoA dehidrogenase dengan NAD+ sebagai
koenzimnya menjadi ß-ketoacylCoA. NADH yang terbentuk dari
NAD+ dapat dioksidasi kembali melalui mekanisme fosforilasi
oksidatif yang dirangkaikan dengan rantai pernafasan menghasilkan
tiga molekul ATP.
4. Pemecahan molekul dengan enzim ß-ketoacyl-CoA thiolase. Pada
reaksi ini satu molekul ketoacyl - CoA menghasilkan satu molekul
asetyl-CoA dan sisa rantai asam lemak dalam bentuk CoA-nya, yang
mempunyai rantai dua atom karbon lebih pendek dari semula.

2. Oksidasi asam lemak jenuh

Asam lemak jenuh didegredasi dalam 3 tahapan oksidasi. Tahap pertama,


ß-oksidasi, dilakukan dalam siklus yang berkesinambungan dengan hasil akhir
yaitu acetyl-CoA. Proses ß-oksidasi terdiri dari 4 tahapan yaitu oksidasi awal,
hidrasi, oksidasi dan tiolasi.

a. Oksidasi awal (Dehidrogenasi 1)


Pada tahap oksidasi awal ini dibantu oleh enzim Acyl-CoA
Dehydrogenase. Pada tahap ini akan terbentuk ikatan rangkap antara
atom karbon α dan β sehingga akan dilepaskan dua atom H dari
masing-masing atom C yang akan ditangkap oleh FAD sehingga
terbentuk FADH2. Terbentuk suatu trans-∆2-enoyl-CoA sebagai
produk (∆2 menunjukkan letak ikatan ganda)
Fatty Acyl CoA + E-FAD  trans-∆2-enoyl-CoA +E-FADH2
b. Hidrasi
Pada tahap kedua dari siklus oksidasi asam lemak, air ditambahkan pada
ikatan rangkap trans-∆2-enoyl-CoA untuk membentuk L stereoisomer β-
hidroksiasil-CoA yang dikatalisis oleh Enoyl CoA Hydratase.

trans-∆2-enoyl-CoA + H2O  L-3-hydroxyacyl-CoA


c. Oksidasi (Dehidrogenasi kedua)
Pada tahap ketiga L-3-hydroxyacyl-CoA didehidrogenasi untuk
membentuk 3-ketoasil-KoA dehidrogenase dan NAD+ bertindak
sebagai penerima electron spesifik
L-3-hydroxyacyl-CoA + NAD+  3-ketoasil- CoA + NADH + H+
d. Tiolasi
Tahap terakhir dari siklus oksidasi asam lemak dikatalisis oleh asetil-
KoA asetiltransferase (tiolase) yang melangsungkan reaksi 3-ketoasil-
KoA dengan molekul dari CoA-SH bebas untuk membebaskan
potongan 2 karbon karboksil dari asam lemak asalnya sebagai asetil-
KoA, dan produk sisanya yaitu ester KoA.
3-ketoasil-S-KoA + CoA-SH  Fatty Acid CoA yang diperpendek +
Acetyl CoA

3. Oksidasi lemak tak jenuh

Oksidasi asalm lemak tidak jenuh sama seperti oksidasi asam


lemak jenuh, namun diperlukan tambahan dua enzim lagi yaitu isomerase
dan reduktase untuk memecah asam-asam lemak tak jenuh

Sebagai contoh, oksidasi asam palmitoleat(asam lemak C16) memiliki


ikatan rangkap antara C9 dan C10 diaktifkan, kemudian diangkut
melewati membran dalam mitokondriadengan cara yang sama seperti
asam lemak jenuh. Dilanjutkan dengan palmitoleil KoA mengalami tiga
pemecahan enzim seperti pada proses asam lemak jenuh, Enoil KoA –
sis - ∆³ yang terbentuk pada ketiga kali jalur oksidasi bukanlah substrat
bagi asil KoA dehidrogenase. Adanya ikatan rangkap antara C-3 dan C-4
menghalangi pembentukan ikatan rangkap lainnya antar C – 2 dan C – 3.
Kendala ini dapat diatasi oleh suatu reaksi yang mengubah posisi dan
konfigurasi dari ikatan rangkap sis - ∆³. Suatu isomerase mengubah
ikatan rangkap ini menjadi ikatan rangkap trans - ∆². Reaksi- reaksi
berikutnya mengikuti reaksi oksidasi asam lemak jenuh saat enoil KoA –
trans - ∆² merupakan substrat yang reguler.

Contohnya pada asam lemak polienoatyang terdapat senyawa 3-


hidroksi dengan konfigurasi D. Untuk mengubah ke konfigurasi L maka
asam lemak tersebut ditambah kan dengan enzim tambahan untuk
mengubah asam lemak polienoat dengan konfigurasi D menjadi
konfigurasi L. asam lemak polienoat seperti asam linoleat, membutuhkan
enzim tambahan yaitu L-3-OH-asil-SkoA epimerase.
Untuk siklus kedua hingga keempat lintaan β-oksidasi berurut-turut
adalah dehidrogenasi pertama, hidrasi, dan dehidrogenasi kedua.

H H
C C C KoA

Oleio-KoA O

H H
C C C KoA + 3 asetl - KoA

∆ 3 sis−enoil−KoA

(Toha, 2005)

Contoh lain dari asam lemak tak jenuh yang dioksidasi yaitu oleil-KoA
yang terdiri dari sebuah rantai yang memiliki atom C sebanyak 18 buah.
Dengan ikatan ganda pada atom C bernomor 9 dan 10 dengan bentuk sis
atau cis. Pada senyawa oleil-KoA termasuk dalam jalur β-oksidasi dan
secara bertahan dipisahkan asetil KoAnya.

Singkatnya untuk pemecahannya mula-mula asam lemak tak jenuh


dengan satu ikatan rangkap yang terdapat di luar mitokondria diaktifkan
dengan molekul karier (koenzim) diangkut oleh keratin atau karnitin
asiltransferase sebagai enzim masuk ke organel mitokondria dan
didegradasi. Selanjutnya siklus keempat dilakukan ketika hasil degradasi
tahap sebelumnya diubah dari cis-enoil KoA menjadi bentuk trans dengan
katalis atau enzim enoil KoA isomerase.

Dalam jalur β-oksidasi pada siklus pertama sampai ketiga akan


menghasilkan 3 asetil-SkoA. Dalam siklus tahap pertama linoleil KoA
dioksidasi pada jalur β-oksidasi menghasilkan asetil-KoA dan sisanya yaitu
Δ3-sis Δ6-sis dienoil-KoA (asam lemak tak jenuh beratom C 12). Sisa yang
dihasilkan tersebut diubah menjadi bentuk trans dengan enzim enoil-KoA
isomerase Δ3-transΔ6-trans dienoil-KoA sehingga dapat dioksidasi atau
bereaksi untuk siklus selanjunya yang termasuk siklus keempat tanpa
melalui tahap dehidrogenasi seperti pada oksidasi asam oleil-KoA. Pada
tahap keempat ini menghasilkan senyawa 1 asetil-SkoA dan tidak
menghasilkan FADH2.Dan kelsima yang menghasilkan 2 asetil-KoA dan Δ2-
sis-enoil-KoA. Selanjutnya ditambahkan dengan enzim hidrate untuk
mengubah senyawa menjadi –hidroksil asil-KoA dengan bentuk D. Untuk
mengubah menjadi bentuk L maka diberi enzim epimerase sehingga dapat
dikenali oleh enzim dehidrogenase kedua pada lintasan β-oksidasi.
Selanjutnya asam lemak L-3OH asil-KoA dipecah menghasikan 4 aetil-
KoA.
SKoA

Linoleil KoA O

Asetil KoA

SKoA

O
Cis3-cis6 Dienoil KoA

SKoA

O
Trans cis6 Dienoil KoA

2 Asetil KoA

SKoA

H OH

O
SKoA
H2O
2 Cis Enoil KoA
SKoA

(Toha, 2005)

Pada siklus selanjutnya untuk oksidasi asam lemak tak jenuh perlu
ditambahkan dengan satu enzim yang mengkatalisis oksidasi asam lemak
tak jenuh (mono-enoat).
4. Oksidasi asam lemak beratom C ganjil

Gambar 1 Oksidasi asam lemak


dengan atom C ganjil (contoh:
asam propionat dalam bentuk
Propionyl-CoA)

(Sumber: Martoharsono, 2006)

Pada asam lemak dengan jumlah atom C ganjil, setelah pengambilan acetyl-
CoA (2C) sisanya adalah residu propionyl CoA (3C).Propionyl-CoA ini masuk ke
siklus Krebs lewat Succinyl-CoA (gambar 2.6). Dalam hal ini propionyl-
CoAdikarboksilasi menjadi D-metylmalonyl-CoA, kemudian diubah menjadi
Succinyl-CoA melalui intermediet L-metylmalonyl-CoA. Jumlah energi yang
dihasilkan dalam1 siklus krebs jika masuk lewat Succinyl-CoA hanya sebesar 6
ATP Karena masuk siklus krebs lewat Succinyl-CoA maka degradasi asam
lemakdengan atom C ganjil lebih cepat dibandingkan dengan degradasi asam
lemak dengan atom C genap. Hal ini penting untuk memberikan konsumyi pada
orang atau makhluk hidup yang membutuhkan energi dengan cepat, misal orang
Eskimo. Bagi penderita anemia pernisiosa sebagai akibat kekurangan vitamin B,
kerja enzim methylmalonyl-CoA mutase terganggu, sehingga L-Methylmalonyl-
CoA tidak bisa diubah menjadi Succinyl-CoA. Dalam urin penderita ini ditemukan
L-methylmalonyl-CoA maupun propionyl-CoA dalam jumlah yang besar. Tiap 1
beta oksidasi dari propionyl co-A (C3) menghasilkan energi sebesar :

 β oksidasi       = 1

asetil co-A       = 1 x 12           = 12 ATP


FaDH2                 = 1 x 2             = 2 ATP

NaDH             = 1 x 3             = 3 ATP

Succinyl          = 1 x 6             = 6 ATP

JUMLAH ATP                       = 23 ATP

Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses yang
dinamakan oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak
harus diaktifkan terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Dengan adanya ATP dan
Koenzim A, asam lemak diaktifkan dengan dikatalisir oleh enzim asil-KoA
sintetase (Tiokinase).

Aktivasi asam lemak menjadi asil KoA

Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang.
Asam lemak rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan
bantuan senyawa karnitin, dengan rumus (CH 3)3N+-CH2-CH(OH)-CH2-COO-. Asil
lemak KoA kemudian akan mengalami serangkaian proses sebagai berikut :

 Proses dehidrogenasi asil lemak-KoA dengan enzim asil-KoA


dehidrogenase menghasilkan senyawa enoil-KoA. Pada reaksi ini FAD
sebagai koenzim direduksi menjadi FADH2. 
 Ikatan rangkap pada enoil-KoA dihidrasi menjadi hidroksiasil-KoA oleh
enzim enoil Ko-A hidratase.
 Hidroksiasil Ko-A dioksidasi menjadi ketoasil-KoA menggunakan enzim β
hidroksiasil-KoA dehidrogenase. Pada reaksi ini NAD sebagai koenzim
direduksi menjadi NADH. 
 Reaksi tahap akhir dimana β hidroksiasil-KoA bereaksi dengan KoA bebas
menghasilkan asetil-KoA dan sisa asam lemak, reaksi tersebut karena
aktivitas enzim asetil-KoA asiltransferase. 
 Asetil-KoA akan lepas dan meninggalkan sisa asam lemak yang akan

dipotong-potong lebih lanjut menjadi asetil-KoA yang lain


- dan ω-oksidasi Į–oksidasi adalah degradasi senyawa asam karboksilat
dengan melepaskan 1 atom karbon pada ujung karboksilnya. Asam lemak yang
bagian ujungnya mempunyai cabang metil tidak bisa langsung didegradasi melalui
mekanisme ß-oksidasi, melainkan harus dioksidasi terlebih dahulu melalui
mekanisme –oksidasi. Dalam mekanisme –oksidasi, gugus karboksilat
dilepaskan sebagai CO2 dan atom karbon -dioksidasi oleh hidrogen peroksida
menjadi gugus aldehida. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim peroksidase asam lemak,
tidak membutuhkan CoA-SH dan tidak menghasilkan ATP.Gugus aldehid yang
terbentuk selanjutnya dioksidasi dengan menggunakan NAD + menjadi asam
karboksilat. Dengan demikian asam lemak yang dihasilkan dalam satu kali reaksi
–oksidasi telah berkurang dengan 1 atom C. Selain itu gugus aldehid tersebut
dapat dioksidasi menjadi gugus alkohol, membentuk senyawa alkohol asam lemak.
Senyawa ini banyak terdapat dalam lilin tumbuhan.Pada kasus syndrom Refsum,
pasien yang mempunyai gangguan dalam reaksi -oksidasi, tidak mampu
mangoksidasi asam fitanat yang berasal dari makanan tumbuhan. Asam fitanat
mengandung gugus metil (-CH3) pada karbon-ß yang dapat menghambat reaksi ß-
oksidasi. Berikut adalah contoh reaksi -oksidasi yang terjadi dalam biji kecambah
beberapa tumbuhan.

Gambar 2 Reaksi -oksidasi asam lemak yang terjadi dalam biji


kecambah beberapa tumbuhan

W-oksidasi adalah oksidasi atom C pada ujung asam lemak. Reaksi ini
dimulai dengan hidroksilasi gugus –CH3 yang dikatalisis oleh monooksigenase
membentuk –CH2OH dan dilanjutkan dengan oksidasi membentuk gugus
karboksilat -COOH. Hasilnya adalah asam lemak dikarboksilat yang dapat
mengalami ß-oksidasi dari kedua ujungnya sampai diperoleh asam dikarboksilat
C8 (asam suberat) atau C6 (asam adipat) yang dapat diekskresi dalam urin.
Kedua asam ini dijumpai pada urin penderita ketotik dikarboksilat asiduria. w-
oksidasi dilakukan oleh enzim-enzim hidroksilasi yang memerlukan sitokrom
P-450 dalam mikrosom.
Refrensi

Albert,L.Lehninger. 2000. Bioihemistry Fundament, Carbohydrat. Protein, Lipid


Metabolism.,The Johns Hopkins University

Anna Poedjiadi, 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit UI-Press: Jakarta

Martoharsono, Soeharsono. 2006. Biokimia 2 Edisi 2. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Rusdiana. (2004). Metabolisme Lemak . Universitas Sumatera Utara .

Toha, Abdul Hamid A. 2005. Biokimia: Metabolisme Biomolekul. Alfabeta: Bandung.

Anda mungkin juga menyukai