Anda di halaman 1dari 26

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus merupakan kondisi kronis yang di tandai dengan peningkatan

konsentrasi glukosa darah disertai munculnya gejala utama yang khas, yakni

urine yang berasa manis dalam jumlah yang besar Akibatnya, dukungan keluarga

sangat penting untuk kepatuhan remaja dan orang dewasa dengan manajemen

penyakit kronis (Melinda 2017). Diabetes melitus merupakan penyakit gangguan

metabolisme kronis yang di tandai peningkatan glukosa darah, disebabkan karena

ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan insulin. Penderita diabetes

melitus berisiko mengalami komplikasi. Komplikasi tersebut dapat dicegah

dengan mengendalikan kadar glukosa darah diabetes melalui pelaksanaan empat

pilar pengelolaan diabetes melitus,diantaranya perencanaan makan, latihan

jasmani, obat antidiabetik dan pendidikan kesehatan (Azis, 2017).

Menurut word Headlth Organization (WHO), tahun 2016 memperkirakan bahwa

secara global, 422 juta orang dewasa berusia diatas 18 tahun yang hidup dengan

diabetes pada tahun 2014. Interntional Diabetes Federation (IDF,2015) Menurut

laporan tersebut, terdapat 415 juta orang yang hidup dengan diabetes di seluruh

dunia pada tahun 2015, dengan angka tersebut diperkirakan akan meningkat

menjadi 642 juta pada tahun 2040. Selanjutnya, menurut proyeksi terbaru dari

International Diabetes Federation (IDF, 2017), terdapat 425 juta orang berusia 20

hingga 79 tahun pada tahun 2017, dengan jumlah tersebut diprediksi akan

meningkat menjadi 629 juta pada tahun 2045. Menurut hasil Riskesdes Tahun
2013 Prevalensi diabetes di sulawesi selatan yang didiagnosis dokter sebesar 1,6

persen dan 0,5 persen. Diabetes melitus yang didiagnosis dokter atau berdasarkan

gejela sebesar 3,4 persen. Prevalensi diabetes yang didiagnosis dokter tertinggi

terdapat di kabupaten pinrang (2,8%), Kota Makassar (2,5%), Kabupaten Toraja

Utara (2,3%) dan Kota Palopo (2,1%). Prevalensi diabetes yang didiagnosis

dokter atau berdasarkan gejala, tertingi di Kabupaten Tana Toraja (6,1%) Kota

Makassar (5,3%) Kabupaten Luwu (5,2%) dan Kabupaten Luwu Utara (4,0%)

( Syahrir & dkk. 2014). Peningakatan kasus diabetes melitus juga terjadi di tingkat

kabupaten atau kota, khususnya di kota Makassar. Diabetes melitus menempati

peringkat ke lima dari sepuluh penyebab utama kematian di Makassar tahun

2007dengan jumlah sebanyak 65 kasus. Menurut Dinas Kesehatan Kota Makassar,

pada tahun 2011 terdapat 5700 kasus diabetes melitus. Pada tahun 2012 angka

kejadian kasus diabetes melitus meningkat menjadi 14.604 kasus dan semakin

meningkat di tahun 2014 menjadi 21.452 kasus (Dinkes kota makassar, 2015).

Dalam penelitian Menurut (Albherta, 2012), tingkat pendidikan, waktu atau jarak

tempuh, dukungan keluarga, dan bantuan dari tenaga kesehatan merupakan semua

elemen yang mempengaruhi keteraturan pengendalian gula darah. Pasien diabetes

mellitus yang rutin menjaga kadar gula darahnya memiliki kualitas hidup yang

lebih tinggi dan risiko komplikasi yang lebih rendah, menurut penelitian ini.

(Priharianto, 2014).

Pasien diabetes melitus yang telah melakukan kontrol gula darah akan mempunyai

kualitas hidup yang baik dan akan mempunyai kualitas resiko komplikasi yang

sangat rendah. Akibatnya, kontrol gula darah sangat penting bagi penderita
diabetes mellitus, karena dapat membantu dalam perawatan medis yang tepat,

mengurangi risiko komplikasi parah dan membantu pasien dalam menyesuaikan

atau mengatur diet, aktivitas fisik, dan kebutuhan insulin untuk meningkatkan

kadar gula darah. sehari-hari. Oleh karena itu, diperlukan dukungan keluarga bagi

penderita diabetes melitus untuk mengunjungi pusat pengelolaan gula darah (Ani,

2017).

Dukungan keluarga adalah proses seumur hidup di mana keluarga mampu

berfungsi dengan kecerdasan yang beragam untuk meningkatkan kesehatan dan

adaptasi keluarga dalam kehidupan di semua fase siklus hidup. Dukungan ini

memungkinkan individu merasa nyaman, percaya diri, dan diterima oleh anggota

keluarga melalui ekspresi empati, perhatian, perhatian, dan kepercayaan, serta

selalu hadir bersama pasien. Oleh karena itu perlu untuk melakukan rangkuman

literatur yang bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan dukungan keluarga

dengan keteraturan kontrol gula darah pada penderita diabetes melitus. Bantuan

ini sangat penting ketika menghadapi peristiwa yang dianggap tidak dapat

dikelola.
1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini “Apakah ada

hubungan dukungan keluarga dengan keteraturan kontrol gula darah pada

penderita diabetes melitus”

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan keteraturan kontrol gula

darah pada penderita diabetes melitus

1.3.1 Tujuan khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

a. Menjelaskan keteraturan kontrol gula darah pada penderita diabetes melitus

b. Menjelaskan dukungan keluarga pada penderita diabetes melitus


BAB 2

METODE

2.1 strategi pencarian literature

2.1.1 protokol dan registrasi

Rangkuman menyeluruh dalam bentuk literature review mengenai hubungan

dukungan dukungan keluarga dengan keteraturan kontrol gula darah pada

penderita diabetes melitus. Protokol dan evaluasi dari literature review akan

mengunakan prisma checklist untuk menentukan penyelesaian studi yang telah di

temukan dan di sesuaikan dengan tujuan dari literature review.

2.1.2 Database pencarian

Literature review yang merupakan rangkuman menyeluruh dari beberapa studi

penelitian yang di tentukan berdasarkan tema yang telah di tentukan. Pengambilan

data dilakukan melalui studi pustaka dengan cara melakukan penelusuran hasil

publikasi ilmiah dengan rentang tahun 2015-2020 mengumpulkan berbagai jurnal

dan artikel kemudian disimpulkan menjadi argumen untuk memperkuat dianalisis

dan disimpulkan dengan minimal 10 literatur yang sesuai dan relevan denagn

variabel hubungan dukungan keluarga dengan keteraturan kontrol gula darah pada

penderita diabetes melitus. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder yang didapatkan berupa artikel, jurnal bereputasi tinggi/sedang atau

rendah dengan topik yang telah ditentukan sebelumnya. Pencarian literature dalam

literature review menggunakan 2 database dengan yang bereputasi sedang dan

rendah yaitu Scopus dan Google Scholar.


2.1.3 kata kunci

pencarian artikel dan jurnal menggunakan keyword dan boolean operator (AND,

OR NOT or AND NOT) yang digunakan untuk memperluas dan

menspesifikasikan pencarian, sehingga mempermudah dalam menentukan artikel

atau jurnal yang digunakan. Kata kunci dalam literature review ini disesuaikan

dengan medical subject heading (MeSH) dan terdiri sebagai berikut:

Tabel 2.1 Kata Kunci Literature Review

Family Support Regularity of blood sugar control diabetic type


Dukungan Keteraturan kontrol gula darah diabetes melitus
Keluarga
OR OR OR
Family Support regularity of blood sugar control diabetic type

2.2 Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Strategi yang digunakan untuk mencapai PICOT framework, yang terdiri dari:

1. Populasi/problem ialah populasi atau masalah yang akan dianalisis

berdasarkan tema yang ditentukan dalam literatur review.

2. Intervention ialah suatu tindakan penanganan terhadap kasus individu atau

populasi serta analisis tentang penatalaksanaan studi sesuai dengan tema

yang ditentukan dalam literature review.

3. Comparator ialah intervensi lain yang di gunakan untuk dibandingkan,

namun bila tidak ada dapat menggunakan kelompok kontrol dalam penelitian

yang dipilih.
4. Outcome ialah hasil atau akibat yang di peroleh pada studi terdahulu yang

sesuai berdasarkan tema yang telah ditentukan.

5. Studi design ialah desain penelitian yang digunakan dalam artikel jurnal yang

akan di review.

Table 2.2 Format PICOS dalam literature review

Kriteria Inklusi Ekslusi


Population Individu yang mengalami Individu yang tidak
Penyakit diabetes mellitus mengalami penyakit
Diabetes melitus
Intervention Dukungan keluarga dengan Selain dukungan
Keteraturan kontrol gula darah keluarga dengan
Keteraturan
Kontrol gula darah
Comparators Tidak ada pembanding -
Outcomes Dukungan keluarga dengan yang tidak
Keteraturan kontrol gula darah berhubungan dengan
pada penderita diabetes melitus dukungan
keteraturan kontrol
gula darah pada
penderita diabetes
melitus
Study design Quasi-experimental studies, Tidak ada ekslusi
and publication randomized control and trial,
type systematic review, qualitative
research dan cross-sectional
studies
Publication Setelah tahun 2015 Sebelum tahun 2015
years
Language Bahasa Indonesia dan bahasa selain bahasa
Inggris indonesia dan
Bahasa inggris
2.3. Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas

2.3.1 Hasil Pencarian dan Seleksi Studi

Berdasarkan hasil pencarian literatur melalui publikasi didua database dan

menggunakan kata kunci yang sudah disesuaikan MeSH, yaitu peneliti dukungan

keluarga OR family support keteraturan kontrol gula darah OR regularity of

blood sugar control diabetes melitus OR diabetic type dari haasil pencarian

peneliti mendapatkan 664 artikel yang sama dengan kata kunci hasil pencarian

yang didapatkan kemudian diperiksa duplikasi, ditemukan terdapat 255 artikel

yang sama sehingga di keluarkan dan tersisa 409 artikel. Peneliti kemudian

melakukan skrining berdasarkan judul (n=409), abstrak (n=150) dan fulltext

(n=10) yang di sesuaikan dengan teman literature riview. Assessment yang

dilakukan berdasarkan kelayakan terhadap kriteria inklusi dan ekslusi didapatkan

sebanyak 10 artikel yang bisa dipergunakan dalam literature review. Hasil seleksi

artikel studi dapat digambarkan dalam Diagram Flow dibawah ini:


Studi diidentifikasi dari database,
GoogleScholar.Scopus (n:644)

Dihapus berdasarkan duplikat (n:255)


NEJHDikeluarkan (n:255)

population

Tidak berfokus pada permasalah


Judul diidentifikasi dan disaring
(n:220)
(n:255)
Intervention

Intervensi tidak sesuai (n:25)

Outcome

Tidak membalas mengenai intervensi


(n:10)
Abstrak diidentifikasi dan disaring
(n:150)

Dikeluarkan (n:140)

Population

Tidak berfokus pada permasalahan


(n:114)
Literature lengkap,dinilai kelayakan
Intervention
(n:10)
Intervensi tidak sesuai (n:17)

Outcome

Tidak membalas mengenai intervensi


(n:9)

Studi termasuk dalam sintesis (n:10)


Gambar 3. Diagram Flow literature riview Berdasarkan PRISMA 2009 (Poli and

Beck, 2013).

2.3.2 Penilaian Kualitas

Analisis kualitas metodologi dalam setiap studi (n=10) dengan checklist daftar

penilaian dengan beberapa pertanyaan untuk menilai kualitas dari studi. Penilaian

kriteria diberi nilai ‘ya’. 'tidak'. 'Tidak relevan' atau 'tidak jelas' Dan setiap kriteria

dengan skor ya menerima satu poin, sementara yang lain menerima nol. Hasil dari

setiap penelitian kemudian dijumlahkan. Critical appraisal penilaian untuk

menentukan apakah studi yang dilakukan oleh peneliti memenuhi syarat atau

tidak. Penelitian termasuk dalam persyaratan inklusi jika skor penelitian minimal

50% dan memenuhi kriteria evaluasi kritis dengan nilai cut-off point yang

ditentukan oleh peneliti. Untuk menghindari bias dalam validitas hasil dan saran

ulasan, penelitian ini menghilangkan makalah berkualitas rendah. Delapan belas

orang mendapat skor lebih besar dari 50% pada pemeriksaan terakhir dan siap

untuk mensintesis data.


BAB 3

HASIL DAN ANALISIS

3.1 karakteristik studi

Sepuluh artikel yang memenuhi kriteria inklusi, yang membahas tentang

hubungan dukungan keluarga dengan keteraturan kontrol gula darah berdasarkan

hasil karakteristik studi dari 2 database tergambarkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Hasil pencarian studi berdasarkan database penelitian

Sumber Tahun Databas n Jenis studi penelitian artikel


Cross- Quazy Experimen
bahasa e
sectional
Indonesia 2015- Google 644 8 0

-inggris 2021 scholar


Scopus 28 1 1

Hasil 10 9 1

Hasil pencarian Studi Terdapat puluhan hingga ratusan pertisipan dalam setiap

artikel jurnal. secara keseluruhan penelitian yang digunakan untuk mengetahui

hubungan dukungan keluarga dengan keteraturan kontrol gula darah pada

penderita diabetes melitus. Sebagian besar cross-sectional dan quazy

experimen.jumlah rata-rata peserta seratus lebih responden. Secara keseluruhan,

setiap penelitian melihat hubungan antara dukungan keluarga dan kontrol gula

darah pada orang dengan diabetes tipe 2. Mayoritas temuan penelitian

menunjukkan hubungan antara dukungan keluarga dan kontrol gula darah pada
pasien diabetes tipe 2. Penelitian studi yang sesuai dengan tinjauan sistematis rata-

rata di lakukan di indonesia (8 artikel), dan lainnya salah satu studi di luar negeri (

2 artikel). Sebagian besar studi menunjukkan bahwa terdapat berbagai macam

variasi dari karakteristik responden yang diteliti diantaranya dukungan keluarga,

keteraturan kontrol gula darah, dan lain sebagainya.

Tabel 3.2 Hasil pencarian literature

Authors and Study design, Outcome of Summary of


years Sampel, Variabel, Analysis Results
Instrument,
Analysis
(melinda et Desain:cross Analisa data Berdasarkan
al.,2017) sectional menggunakan Chi temuan
Sampel: 22 Sqaure dengan penelitian,
responden tingkat bermakna ɑ hipotesis
Variabel: =0,05. Hasil menunjukkan
keteraturan kontrol penelitian untuk bahwa dukungan
gula darah dukungan keluarga keluarga
Instrumen: sebesar 90,9% dan merupakan
kuesioner dukungan yang komponen
dukungan keluarga kurang sebesar penting dalam
dengan keteraturan 9.1%. kepatuhan
kontrol gula drah Menurut temuan manajemen
Analisa: analisis penelitian, 90,9 penyakit kronis
univariat dan persen orang untuk remaja dan
analisis bivariate. memiliki orang dewasa,
manajemen gula dan dukungan
darah yang teratur, keluarga
sedangkan 9,1 dikaitkan dengan
persen memiliki kontrol gula darah
kontrol gula darah secara teratur.
yang tidak teratur
(adrian et al., Desain : cross Analisa data Menurut temuan,
2021) sectional menggunakan risk ada hubungan
Sampel: 50 didapatkan ada substansial antara
responden hubungan kesadaran dan
Variabel : faktor pengetahuan dalam bantuan keluarga
resiko (independen) mengontrol kadar dengan rutinitas
dengan akibat atau gula darah nilai p- dalam
efek (dependen) value 0,002 dan pengendalian gula
Instrumen: ada hubungan darah diabetes.
kuesioner dukungan keluarga
Analisa : uji chi dalam mengontrol
square kadar gula darah
nilai ρ-value 0,001
diperoleh nilai
ρ<0,05.
(Azis et al., Desain: cross Analisa data Menurut temuan,
2017) sectional menggunakan uji ada hubungan
Sampel: 30 chi square dengan substansial antara
responden tingkat kemaknaan dukungan
Variabel : variabel ɑ=0,05.berdasarkan keluarga dan
independen hasil uji statistik motivasi pada
dukungan keluarga menggunakan risk penderita diabetes
dan variabel didapatkan nilai ρ- mellitus yang
dependen motivasi value 0,01 mengatur kadar
mengontrol kadar (ρ<0.05). gula darah.
gula darah pada
penderita diabetes
melitus.
Insturmen :
kuesioner
Analisa: uji chi
square

(febriyani et al., Desain: cross Analisa data Berdasarkan hasil


2017) sectional menggunakan penelitian,
Sampel: 83 Berdasarkan uji chi terdapat
responden square, sebagian hubungan antara
Variabel:Instrumen: besar keluarga dukungan
kuesioner penderita diabetes keluarga dengan
Analisa: chi mellitus memiliki kepatuhan
square dukungan keluarga pengelolaan gula
yang baik, dan darah pada pasien
Dukungan keluarga penderita diabetes diabetes melitus
dan kesadaran mellitus secara dengan nilai
penderita diabetes umum memiliki 0,0030,05.
mellitus merupakan pengetahuan yang Kontribusi utama
variabel bebas. baik. Manajemen adalah temuan
Kepatuhan gula darah pasien penelitian.
pengendalian gula terutama dalam
darah penderita kondisi baik.
diabetes mellitus
merupakan variabel
terikat.
(Rohayati et al., Desain : cross Analisa data Berdasarkan hasil
2 017) sectional menggunakan penelitian ada
Sampel: 120 analisa univariat hubungan antara
responden dan bivariat pengetahuan e
Variabel: variabel menunjukkan (p=Value =
dependen dan bahwa resonponde 0,002),
variabel terbanyak usia ≥40 keterpaparan
independen tahun sebanyak 67 informasi (p=
Instrumen : orang (55,8%), Value = 0,001),
kuesioner yang memiliki dukungan
Analisa : analisa pengatahuan keluarga (p=
Univariat dan kurang banyak 65 Value = 0,003)
analisa Bivariat orang (54,2%) dukungan petugas
tingkat pendidikan kesehatan (p=
terbanyak memiliki Value = 0,000)
pendidikan rendah dengan kepatuhan
76 orang (63,3%), klien diabetes
responden melitus dalam
terbanyak yang mengontrol kadar
tidak terpapar gula darahnya,
informasi 62 orang sedangkan usia,
(51,7%), sebagai tingkat
besar yang tidak pendidikan tidak
mendapatkan ada hubungan.
dukungan keluarga
sebanyak 66 orang
(55,0%) dan
sebagian besar
mendapat bantuan
dari sebanyak 64
orang yang bekerja
di bidang
kesehatan (53,3
persen).
(Saputra et al., Desain: cross Analisa data Menurut temuan
2015) sectionsl menggunakan penelitian, ada
Sampel : 30 Rank spearman, hubungan
responden dukungan keluarga substansial antara
Variabel: hubungan pasien diabetes hubungan
dukungan keluarga melitus untuk keluarga dan
dan motivasi mengontrol gula motivasi untuk
keluarga darah pada kategori mengatur gula
Instrumen : baik sebanyak 60% darah pada pasien
kuesioner dan cukup diabetes.
Analisa: Rank sebanyak 40% .
spearman motivasi keluarga
pasien dengan
diabetes melitus
yang memiliki
motivasi untuk
mengontrol gula
darah pada kategori
baik sebanyak
86,7% cukup
sebanyak 10% dan
kurang sebanyak
3,3%.
(Simon et al., Desain : cross Analisa data Berdasarkan hasil
2020) sectional menggunakan penelitian,
Sampel: 78 analisa univariat mayoritas
responden dan bivariat responden
Variabel : variabel Mayoritas mendapat
independen dan responden dukungan dan
variabel dependen memiliki dukungan motivasi keluarga
Instrumen : keluarga yang yang memadai
kuesioner cukup, dan dalam mengontrol
Analisa: analisa motivasi untuk gula darah pada
univariat dan mengelola gula penderita
analisa bivariat darah kurang dari diabetes.
45 responden,
dengan P = 0,046
menunjukkan
bahwa ada
hubungan antara
dukungan keluarga
dengan motivasi
untuk mengatur
gula darah pada
pasien diabetes.
(Nugroho at el., Desain : cross Analisa data Berdasarkan hasil
2018) sectional menggunakan chi penelitian
Sampel: 58 square didapatkan dukungan
responden tidak ada pengaruh keluarga pada
Variabel: pengaruh hubungan responden yang
kepatuhan dukungan keluarga datang ke
kunjungan berobat dengan kadar Puskesmas
kadar glukosa darah glukosa darah Kendal 1 masih
puasa puasa (p0,05) dan rendah, kepatuhan
Instrumen: hubungan kunjungan
kuesioner dukungan keluarga berobat pada
Analisa: chi square dengan kepatuhan responden yang
dan fisher’s exact berobat (p>0,05). datang ke
Puskesmas
Kendal 1 masih
rendah, kadar
glukosa darah
puasa pada
responden yang
datang ke
Puskesmas
Kendal 1 masih
banyak yang tidak
terkontrol,
dukungan
keluarga tidak
berpengaruh
terhadap
kepatuhan
menjalankan
pengobatan, dan
dukungan
keluarga
berpengaruh
dengan kadar
glukosa darah
puasa.
(Gutierrez at el., Desain: Quazy Analisa dari Berdasarkan hasil
2016) Experimen ekstensi mereka. peneltian dan
Sampel: 312 Kami penggunaan nilai
Variabel : mengidentifikasi kontrol
Kontrol glikemik 16 puidelines dan glikemikyang
Instrumen 328 statemens. ketak untuk
:kuesioner menginduksi
Analisa:uji klinis penurunan ini
dapat
membedakan
prioritas dalam
agenda penelitian
dan praktek yang
di rancang untuk
meningkatkan
diabetes melitus
tipe 2.
(Madac’en et al., Desain: cross Hasil penelitian Hasil penelitian
2020) sectioanal menunjukkan menunjukan
Sampel: 521 bahwa median skor tingkat
responden pengetahuan pengetahuan
Variabel: adalah 13 (IQR,4) diabetes yang
pengatahuan dengan rentang diidentifikasi
keluarga, kepatuhan skor 0-23. Median antara kontrol
minum obat kontrol untuk kepatuhan glikemik dan
glikemik pengobatan adalah variabel sosio-
Instrumen: 6 (IQR,3) pada demografis
kuesioner skala dari 0 sampai dengan
Analisa: median 8. pengetahuan atau
skor kepatuhan
terhadap
pengobatan.

3.2 karakteristik Responden studi

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh individu yang mengalami penyakit

DM tipe 2 di masing – masing negara termasuk masyrakat umum dan tenaga

kesehatan. Hubungan antara dukungan keluarga dan keteraturan kontrol gula

darah pada penderita diabetes mellitus telah ditunjukkan dalam penelitian, dengan

mayoritas tanggapan berjumlah lebih dari 100 individu. Responden dalam

penelitian rata- rata berusia anatara 45 – 60 tahun dan bersifat multi wilayah

karakteristik gender pada responden hampir sama antara laki- laki dan prempuan

karena studi bersifat menyeluruh dan sebagian besar di tingkat pendidikan di level

sekolah dasar (SD), sekolah menegah atas (SMA) dan serjana. Responden

keseluruhan adalah masyrakat asia dan penduduk asli dari lokasi penelitian.

3.3 hubungan dukungan keluarga dengan keteraturan kontrol gula darah


3.2.1 dukungan keluarga

Menurut (Melinda 2017) Hasil dari 22 penderita diabetes melitus di wilayah kerja

Puskesmas Mangasa Kecamatan Rappocini Kota Makassar menunjukkan

dukungan keluarga lebih banyak terdapat pada 22 orang (90,9%), sedangkan

dukungan keluarga kurang mendukung terdapat 2 orang ( 9,1%). Hasil penelitian

berdasarkan dukungan keluarga terhadap responden yang menderita diabetes

melitus di wilayag Puskesmas Bendosari bahwa dari 89 responden, sebanyak 22

responden (24,7%) mendapat dukungan yang baik dari keluarga, 46 responden

(51,7%) mendapat dukungan yang cukup dari keluarga, dan 21 responden (23,6%)

mendapat dukungan yang kurang dari keluarga. Dan menurut penelitian yang di

lakukan oleh (Azis 2017) hasil penelitian Penderita diabetes banyak mendapat

bantuan dari keluarganya. Di Wilayah Kerja Puskesmas Pampang, 23 KK (76,7

persen) menawarkan bantuan keluarga untuk penderita diabetes mellitus,

sedangkan 7 orang (23,3 persen) tidak. Menurut penelitian yang di lakukan oleh (

Simon 2020) Dukungan keluarga pasien diabetes melitus di Puskesmas Ruteng

mayoritas cukup baik yaitu 55 responden (75,3 persen), sedangkan dukungan

keluarga paling rendah sebanyak 5 responden (6,8 persen).

3.2.2 keteraturan kontrol gula darah


Hasil penelitian menurut (Melinda 2017) Pasien diabetes melitus di wilayah kerja

Puskesmas Mangasa Kecamatan Rappocini Kota Makassar memiliki kontrol gula

darah teratur, sebanyak 20 orang (90,9%) melakukannya secara teratur dan dua

orang (9,1%) melakukannya secara tidak teratur. Menurut (Azis 2017)

Berdasarkan hasil penelitian, responden dengan tingkat kontrol gula darah tinggi

sebanyak 26 orang (86,7%), sedangkan yang memiliki tingkat kontrol gula darah

rendah sebanyak 4 orang (13,3 persen). Menurut penelitian (Simon 2020)

menunjukkan pasien diabetes melitus tipe 2 untuk mengontorl gula darah di

puskesmas Kota Ruteng sebagai besar memiliki kurang untuk mengontrol kadar

gula darah sebanyak 73 orang dengan frekuensi 79,5% dan yang mendapatkan

baik untuk mengontrol kadar gula darah sebanyak 15 orang dengan frekuensi

20,5%.

3.2.3 hubungan dukungan keluarga dan keteraturan kontrol gula darah

Berdasarkan hasil penelitian menurut (Melinda 2017) Di wilayah kerja Puskesmas

Mangasa Kecamatan Rappocini Kota Makassar ditemukan dukungan keluarga

dengan kontrol gula darah teratur pada penderita diabetes mellitus mendukung 20

orang (100%) dan kontrol gula darah teratur, sedangkan dukungan keluarga tidak

mendukung 2 orang (100%) dan kontrol gula darah tidak teratur. Menurut

penelitian (Azis 2017) menunjukkan yang sebagian besar penderita diabetes

memiliki dukunga keluarga yang tinggi sebanyak 23 orang (88,5%) sedangkan

masih terdapat penderita diabetes melitus mendapatkan dukungan keluarga kurang

dengan yang tinggi sebanyak 3 orang (11,5%), sedangkan dengan yang rendah

sebanyak 4 orang (100%). Dari hasil Chi square diperoleh nilai p= 0,01 yang
menunjukkan bahwa nilai p= 0,01 lebih kecil dari (<) nilai ɑ= 0,05, berarti H1

diterima dan H0 di tolak. Menurut penelitian (Simon 2020) menunjukkan bahwa

mayoritas responden mendapat dukungan keluarga cukup dan terkontrol gula

darah kurang dari 45 responden dengan nilai P 0,046 menunjukkan bahwa ada

hubungan antara dukungan keluarga dengan kontrol gula darah pada penderita

diabetes tipe 2 di Puskesmas Ruteng Kota .

BAB 4

PEMBAHASAN
4.1 Dukungan keluarga

Dukungan keluarga didefinisikan sebagai faktor yang penting dalam kepatuhan

manajemen penyakit kronik untuk remaja dan dewasa. Dukungan keluarga

merupakan indikator yang kuat yang dapat memberikan suatu dampak positif

terhadap perawatan diri pada pasien dengan diabetes (Hensarling, 2009), karena

dalam dukungan keluarga terdapat berbagai jenis dukungan keluarga yang sangat

berpengaruh yaitu, dukungan instrumental, yaitu keluraga merupakan sumber

pertolongan praktis dan konkrit diantaranya: bantuan langsung dari orang yang

diandalkan seperti materi, tenaga dan sarana. Dukungan informasional yaitu

keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar informasi)

tentang dunia yang dapat digunakan untuk mengungkapkan suatu masalah.

Dukungan penilaian (appraisal) yaitu keluarga bertindak sebagai sebuah umpak

balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah sumber dan validator

identitas keluarga. Dukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat

yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan

terhadap emosi. Penderita diabetes melitus sangat membutuhkan keempat jenis

dukungan yang berasal dari keluarga sehingga diharapkan dapat mempercepat

proses penyembuhan. Menurut penelitian (Aziz, 2017) dukungan keluarga

merupakan bentuk pemberian dukungan terhadap anggota keluarga lain yang

mengalami permasalahan. Menurut penelitian ini bisa dipengaruhi oleh beberapa

hal seperti yang terlihat bahwa sebagian besar responden memiliki riwayat

diabetes melitus kurang dari satu tahun sehingga keluarga memberikan dukungan

belum secara penuh pada pasien dan dari hasil penelitian pun menunjukkan usia
responden terbanyak adalah usia produktif, dimana usia produktif bisaa lebih

banyak mendapat informasi internet dan masih bisa melakukan banyak hal sendiri

walaupun tetap membutuhkan dukungan keluarga.

Hasil dari 22 penderita diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Mangasa

Kecamatan Rappocini Kota Makassar menunjukkan dukungan keluarga lebih

banyak terdapat pada 22 orang (90,9%), Sedangkan dukungan keluarga kurang

ideal, ada dua orang yang dapat membantu (9,1 persen). Hal ini menunjukkan

bahwa penderita diabetes memiliki dukungan keluarga yang lebih besar di

wilayah kerja Puskesmas Mangasa Kecamatan Rappocini Kota Makassar

(Melinda, 2017). Hal ini sejalan dengan temuan penelitian yang dilakukan oleh

(Azis, 2017). Menurut (Simon, 2020)

4.2 Keteraturan kontrol gula darah

Semua penderita diabetes harus menjaga gula darah mereka tetap terkendali; itu

tidak dapat dipisahkan dari kehidupan mereka untuk menghindari komplikasi.

Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah gula darah pasien diabetes terkendali

adalah dengan memeriksa gula darahnya. Pengendalian gula darah harus

dilakukan secara disiplin karena pemeriksaan gula darah sangat bermanfaat dalam

pengobatan dan pencegahan masalah (Tranda 2017).

Menurut (Perkeni, 2011) penatalaksanaan penderita diabetes melitus antara lain

salah satunya yaitu dengan evaluasi medis secara berkala yakni dengan

melakukan pemeriksaan kadar glukosa secara teratur. Kontrol kadar gula darah ini

dilakukan untuk mengevaluasi pengobatan yang telah dilakukan apakah telah


mencapai sasaran dan juga menyesuaikan dosis obat yang harus diminum. Dengan

teratur kontrol kadar gula darah maka komplikasi dapat dicegah dan dapat

dihambat. (Sujana, 2012) menunjukkan bahwa intrinsik berupa keinginan dari

dalam diri pasien yang memiliki niat dan kesadaran yang tinggi untuk mengatur

kadar gula darah mempengaruhi pengendalian kadar gula darah. Menurut hasil

penelitian (Melinda, 2017) yang telah diperoleh dari 22 orang penderita diabetes

melitus di wilayah kerja Puskesmas Mangasa Kec.Rappocini Kota Makassar

Sebagian besar dari mereka secara teratur pergi ke puskesmas untuk mengontrol

kadar gula darahnya, yaitu sekitar 20 orang (90,9%), sedangkan yang tidak sering

mengontrol kadar gula darahnya berkisar antara 2 hingga 9,1%. Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas penderita diabetes di wilayah kerja Puskesmas

Mangasa memantau kadar gula darahnya secara rutin. Menurut penelitian (Azis,

2017) Selain itu, sebagian besar responden (88,5%) memiliki pengelolaan gula

darah yang sangat baik. Hal ini menunjukkan kemauan untuk mengontrol kadar

gula darah dan pemahaman tentang betapa pentingnya menyesuaikan gaya hidup

untuk meningkatkan kesehatan. Penelitian menurut (Simon, 2020) Hasil penelitian

mengungkapkan mayoritas pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kota

Ruteng dengan kontrol gula darah kurang dari 73 jawaban dengan frekuensi 79,5

persen, sedangkan yang baik sebanyak 15 responden dengan frekuensi 20,5

persen.

4.3 hubungan dukungan keluarga dengan keteraturan kontrol gula darah

Hasil penelitian menurut (Purnama, 2016) menyatakan bahwa tingkat kepatuhan

dengan durasi penyakit cenderung negatif, dimana semakin lama pasien menderita
diabetes melitus, Semakin kecil kemungkinan penderita diabetes melitus untuk

patuh berobat dan mengatur kadar glukosa darah, maka diperlukan dukungan

keluarga yang lebih banyak agar penderita diabetes melitus tidak bosan dengan

pengobatannya dan kadar glukosa darahnya selalu terkontrol.

Temuan penelitian mendukung gagasan bahwa dukungan keluarga adalah elemen

kunci dalam kepatuhan manajemen penyakit kronis untuk remaja dan orang

dewasa, dan bahwa dukungan keluarga dikaitkan dengan kontrol gula darah secara

teratur. Karena dukungan keluarga sangat beragam, dukungan keluarga

merupakan sinyal penting yang dapat memberikan dampak yang baik pada

perawatan diri pasien diabetes (Hensarling, 2009). yang sangat berpengaruh

dukungan instrumental manfaat dukungan ini adalah mendukung pulihnya energi

atau stamina dan semangat yang menurun selain individu merasa bahwa masih

ada perhatian dan kepedulian dari lingkungan terhadap seseorang yang sedang

mengalami kesusahan atau penderitaan sehingga dukungan instrumental ini

sangat berpengaruh dengan keteraturan pasien untuk menjaga kadar gula darahnya

tetap terkendali Diabetes mellitus adalah gangguan di mana kadar glukosa dalam

darah tinggi secara tidak normal. Hal ini disebabkan ketidakmampuan tubuh

untuk melepaskan atau memanfaatkan insulin dengan baik (Mahdiana 2010).


BAB 5

PENUTUP

5.1 kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis Karena dukungan keluarga merupakan sinyal kuat yang

dapat berdampak baik pada perawatan diri diabetes, maka dapat disimpulkan dari

penelitian dan perdebatan bahwa dukungan keluarga berhubungan langsung


dengan keteraturan kontrol gula darah pada penderita diabetes mellitus. Keluarga

penderita diabetes diberikan dukungan yang cukup dan positif. Pengendalian

kadar gula darah dilakukan melalui evaluasi medis, pengukuran kadar gula darah

secara teratur untuk mencapai tujuan dan juga mengubah dosis obat yang harus

diberikan secara teratur, dan pengendalian kadar gula darah untuk menghindari

dan menghambat komplikasi. Keluarga dengan diabetes mellitus memiliki kontrol

yang kurang terhadap kadar gula darah mereka, meskipun kebanyakan dari

mereka membaik dari waktu ke waktu.

5.2 conflict of interest

Rangkuman menyeluruh atau literature riview ini adalah penulisan secara mandiri,

sehingga tidak dapat konflik kepentingan dalam penulisannya.

Anda mungkin juga menyukai