Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH 3 JAM PERTAMA PEMBERIAN ORALIT 200

TERHADAP LAMA PERAWATAN PADA BAYI


DENGAN DIARE AKUT DEHIDRASI RINGAN-SEDANG

Puji Indriyani1, Yuniar Deddy Kurniawan2


Akper Yakpermas Banyumas
Pj.indriyani@gmail.com; dedi_yuniark@yahoo.co.id

ABSTRAK
Penanganan anak dengan diare telah ditetapkan oleh WHO yaitu dengan pemberian cairan
rehidrasi oral atau yang disebut dengan oralit.Oralit yang telah direkomendasikan adalah oralit
200 dengan kandungan osmolaritas rendah yaitu 245 mOsm/L. Kapan dan berapa pemberian
oralit yang harus diberikan belum banyak diketahui oleh masyarakat, sehingga anak yang
dibawa ke rumah sakit sudah mengalami komplikasi dehidrasibaik dehidrasi ringan, sedang
maupun berat. Pengaruh komplikasi yang terjadi dan penatalaksanaan yang kurang tepat
tentunya akan berdampak pada lamanya perawatananak di rumah sakit. Oleh karena itu
penelitian ini ingin mengetahui pengaruh 3 jam pertama pemberian oralit 200 terhadap lamanya
perawatan pada bayidengan diare akut dehidrasi ringan- sedang. Penelitian ini dilakukan
dengan pemberian oralit 200 selama 3 jam pertama pada bayi dengan diare akut dehidrasi
ringan-sedang dan dibandingkan dengan kelompok kontrol yang sesuai standar dari rumah sakit
yaitu dengan pemberian terapi infus melalui intrvena. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
pengaruh 3 jam pertama pemberian oralit 200 terhadap lama perawatan anak usia 6-12 bulan
dengan diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang di RSUD Goeteng Tarunadibrata
Purbalingga. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen post test only control group
yang terbagi dalam dua kelompok yaitu kelompok pemberian 3 jamp pertama larutan oralit 200
(15 responden), dan kelompok kontrol dengan pemberian cairan infus langsung (15 responden).
Hasil analisis uji statistik menunjukkan bahwa pengaruh 3 jam pemberian oralit 200pada bayi
dengan kelompok kontrol terhadap lama perawatan menunjukkan tidak ada pengaruh yang
signifikan terhadap lama perawatan dengan p value = 0,051 dengan α < 0,05, namun
berdasarkan penghitungan rerata lama perawatan pada bayi dengan diare akut dehidrasi
ringan-sedang yang diberikan oralit 200 pada 3 jam pertama perawatan adalah 2,67 hari dan
pada kelompok kontrol rerata lama perawatan adalah 3,67 hari. Selisih satu hari perawatan
dapat mengurangi jumlah biaya yang dikeluarkan orang tua..

Kata Kunci: Anak usia 6-12 bulan, Diare akut dehidrasi ringan-sedang, oralit 200, lama
perawatan

1. PENDAHULUAN 62 orang dan 13 % kematian terjadi di Kota


Banyumas (Prol Kesehatan Jawa Tengah,
Penyakit diare masih menjadi penyebab 2013). Di RSUD Goeteng Tarunadibrata
kedua kematian di dunia. Hampir setiap tahun Purbalingga jumlah penderita diare yang
diare membunuh sekitar 525 ribu anak di usia dirawat inap pada Tahun 2013 cukup tinggi
tersebut, dan secara global kasus diare pada yaitu mencapai 689 dan meningkat menjadi
masa bayi setiap tahunnya mencapai angka 805 pada Tahun 2014 dan dari jumlah
1,7milyar (WHO, 2006).Pada Tahun 2013 penderita 27,3 % atau sekitar 220 penderita
angka kejadian diare di Jawa Tengah mencapai terjadi pada bayi dengan usia kurang dari 1
1.407.082 dengan angka kematian berjumlah tahun (Rekam Medik RSUD Purbalingga,

6
2016). perawatan bayi dengan diare akut dehidrasi
Kejadian kematian anak dengan diare ringan-sedang. Diharapkan riset ini dapat
dikarenakan komplikasi dehidrasi yang menjadi bagian dari prosedur tetap tata laksana
ditimbulkan dan penanganan yang kurang pada bayi dengan diare akut dehidrasi ringan-
tepat.WHO dan UNICEF telah mengeluarkan sedang. Penelitian ini ingin
formula baru dengan osmolaritas lebih rendah a. Mengetahuirerata lama perawatan pada
yaitu 245 mOsm/L yang memberikan efek anak usia 6-12 bulan dengan diare akut
lebih aman terhadap semua jenis diare non dehidrasi ringan-sedang yang diberikan
kolera dengan dehidrasi. Sudah sejak 2 dekade oralit 200 dalam 3 jam pertama perawatan.
anjuran penggunaan rehidrasi oral ini b. Mengetahui pengaruh 3 jam pertama
dikelurkan oleh WHO, namun dengan pemberian Oralit 200 terhadap perubahan
berbagai pertimbangan dan kebijakan masih frekuensi BAB dan konsistensi feces pada
juga penanganan diare akut dengan dehidrasi anak usia 6-12 bulan dengan diare akut
ringan-sedang tidak diberikan cairan oralit dehidrasi ringan-sedang
terlebih dahulu sesuai dengan standar yang
ditetapkan, sehingga dapat mempengaruhi 2. METODOLOGI
terhadap lamanya perawatan.
Tata laksana di rumah maupun di sarana Penelitian ini adalah penelitian dengan
kesehatan sangat mempengaruhi keselamatan desain penelitian quasi eksperimental post test
jiwa anak yang menderita diare terutama only control group design yaitu mengamati
dengan dehidrasi (Mafazah, 2013). Pemberian pengaruh 3 jam pertama pemberian Oralit 200
cairan adalah yang utama pada penderita diare terhadap lama perawatan pada anak usia 6-12
karena sebagian besar kasus terutama anak- bulan yang mengalami diare akut dehidrasi
anak yang dibawa ke rumah sakit sudah terjadi ringan-sedang. Penelitian ini menggunakan 2
komplikasi berupa dehidrasi sehingga kelompok yaitu yaitu 1 kelompok perlakuan
diperlukan cairan rehidrasi yang sesuai untuk dan 1 kelompok kontrol. Pada kelompok
mengembalikan cairan dan juga menurunkan perlakuan, responden akan diberikan oralit
volume feces serta menurunkan muntah 200 pada 3 jam pertama perwatan dan
(Depkes, 2008) perawatan dilanjutkan pemberian infus dan
Di RSUD Goeteng Tarunadibrata sebagai kelompok kontrolnya adalah
Purbalingga tata laksana anak dengan diare kelompok yang langsung diberikan pemberian
akut mengikuti program lintas diare yang infus secara intravena. Lokasi penelitian ini
meliputi rehidrasi/ pemberian cairan, Zink, dilakukan di RSUD Goeteng Tarunadibrata
Nutrisi, antibiotik dan edukasi, namun anak Purbalingga pada ruang UGD dan ruang
yang datang dengan kondisi dehidrasi ringan Cempaka sebagai bangsal rawat inap untuk
hingga sedang segera diberikan rehidrasi anak.Populasi dalam penelitian ini berjumlah
melalui rehidrasi secara parenteral dengan 30 anak atau usia bayi dengan umur 6-12 bulan
infus sampai pengobatan selesai di ruang rawat dengan diagnosa medis diare dehidrasi ringan-
inap. Oleh karena itu sesuai penatalaksanaan sedang (DRDS) yang dirawat sejak masuk di
diare dengan dehidrasi ringan-sedang di UGD sampai rawat inap dengan kriteria
RSUD Goeteng Tarubadibrata Purbalingga inklusi yaitu anak dengan usia 6-12 bulan,
maka penulis tertarik untuk melakukan mengalami diare dengan dehidrasi ringan
penelitian pengaruh oralit 200 terhadap lama sampai sedang, gizi baik, tidak ada penyakit
penyerta serta bersedia menjadi subyek tujuan penelitian.Analisis data yang
penelitian.Kriteria eksklusi meliputi keluarga digunakan adalah univariat dan bivariat.
menolak selama proses penelitian, anak Analisa data univariat untuk rerata lama
dengan dehidrasi berat, diare persisten atau perawatan pada masing-masing kelompok dan
kronik, keluarga meminta pulang paksa, anak analisa bivariat digunakan untuk untuk
meninggal dunia mengetahui perbedaan lamanya perawatan
Cara pengambilan sampel adalah dengan bayi pada kelompok 3 jam pertama pemberian
non probability sampling atau oralit 200 dengan kelompok kontrol yaitu
consecutivesampling yaitu sesuai dengan dengan uji beda dua meanindependent atau uji-
t ( t-test)
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik responden
Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin dan pemberian
ASI.Distribusi dapat dilihat pada Tabel1 berikut ini.

No Variabel Kelompok Kelompok Total


3 jam pertama Oralit 200 Kontrol
(n = 15) (n = 15)
f % f % f %
1 Umur 1- 6 bln 6 40 8 53,3 14 46.7
7- 12 bln 9 60 7 46,7 16 53,3
2 Jenis kel Laki-laki 8 53.3 11 73,3 19 63,3
Perempuan 7 46,7 4 26,7 11 36,7
3 ASI Ya 5 33,3 6 40 11 36,7
Tidak 10 66,7 9 60 19 63,3

Tabel 1 menunjukkan bahwa umur bayi kelompok umur yang paling banyak
pada penelitian ini lebih banyak pada bayi terjangkit diare. Kejadian diare pada anak
yang berusia 7-12 bulan yaitu 53,3% yang berusia diatas 6 bulan disebabkan
dibandingkan dengan bayi yang berusia 1- karena anak telah mendapat makanan
6 bulan dengan jumlah 46,7%. tambahan yang kemungkinan makanan
Karaktersitik dari jenis kelamin pada telah terkontaminasi mikroorganisme
masing-masing kelompok lebih (Checkley, et al, 2003) dan anak > 6 bulan
didominasi berjenis kelamin laki-laki memiliki karakteristik lebih mulai aktif
dengan persentase 63,3% dan yang bermain sehingga berisiko juga terkena
berjenis kelamin perempuan hanya 36,3%, infeksi (Survey Morbiditas Diare, 2010).
sedangkan prevalensi terjadinya diare Jenis kelamin pada hasil penelitian lebih
jumlah anak yang tidak diberikan ASI lebih banyak berjenis kelamin laki-laki dengan
besar yaitu 63,3% dibandingkan yang frekuensi sebanyak 63, 3%, Tngginya
diberikan ASI hanya 36,7% jumlah pasien pada salah satu jenis
Bayi merupakan kelompok usia yang kelamin/ gender lebih didasarkan pada
sangat rentan mengalami masalah kelompok yang berisiko terhadap
kesehatan. Riskedas (2007) menyatakan morbiditas. Adapun kelompok yang
bayi yang berusia 1- 11 bulan merupakan mempunyai risiko morbiditas adalah anak

8
laki-laki, dimana anak laki-laki lebih memberikanCairan Rehidrasi Oral (CRO)
sering sakit dibandingkan dengan anak sebanyak 75ml/kg BB yang diberikan
perempuan, walaupun penyebabnya belum dalam 3 jam dan setelah itu anak baru
diketahui secara pasti (Soetjiningsih, 2001; mendapatkan pengobatan lanjutan. Hal ini
Hockenberry & Wilson, 2009). Pemberian sejalan dengan yang disampaikanSayoeti
ASI pada bayi mencegah terjadinya (2008) bahwa oralit dengan osmolaritas
diare.Menurut Rahmadani, et al (2013) rendah tidak hanya mengembalikan
kejadian diare lebih sedikit dibandingkan keseimbangan konsentrasi natrium dan
dengan anak yang tidak mendapatkan ASI. kalium saja tetapi mempercepat
penyembuhan diare dan tepat diberikan
3.2 Rerata lama perawatan pada pada penderita diare akut dehidrasi
Untuk mengetahui rerata lamanya ringan-sedang. Penelitian Spandofer, et al
perawatan antara kelompok 3 jam pertama (2016) menyatakan bahwa pemberian
pemberian oralit 200 dengan kelompok rehidrasi melalui oral membutuhkan
kontrol dapat dilihat pada pengobatan yang lebih singkat daripada
Variabel Kelompok N Mean SD p dengan rehidrasi melalui intravena yaitu
value 72 jam lebih pendek daripada intravena.
Lama Oralit 200 15 2.67 1.175 0.051 Sedangkan hasil uji statistik
perawatan Kontrol 15 3,67 1,496
independent t-test dengan CI 95%
Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata menunjukkan bahwa tidak terdapat
lama perawatan yang paling singkat adalah perbedaan yang signikan lama perawatan
pada kelompok 3 jam pertama pemberian pada kedua kelompok dengan p value=
oralit dengan lama perawatan 2,67 hari 0,051; α > 0, 05). Penelitian ini juga
dengan standar deviasi 1,175 dan pada menunjukkan hal yang sama
kelompok kontrol dengan pemberian denganPoerwati, (2013) tentang
cairan infus langsung menunjukkan lama determinan lama perawatan pada anak
perawatan lebih lama yaitu rerata dengan diare menunjukkan bahwa lama
perawatan 3,67 hari dengan standar rawat tidak mempunyai hubungan dengan
deviasi 1,496. d er ajat d eh id r as i P en elitian y an g
Hal ini dikarenakan oralit dilakukan oleh Alkin, et al (2010)
200mengandung kadar natrium dan menyebutkan lamanya rawat inap pada
glukosa yang memiliki nila osmolaritas anak dengan gastroenteritis yang berusia
rendah, 245 mOsm/l sehingga 6–18 bulan yang dilakukan pemberian
mempercepat absorpsi cairantubuh dan rehidrasi sesuai standar WHO adalah rata-
dengan cepat juga menggantikan cairan rata 2,3-4,9 hari dengan biaya rehidrasi
secara efektif dalam tubuh(Duggan, et al sebesar 6,45$ atau Rp.87,075 dan apabila
2004). Tanda bayi yang mengalami dengan pengobatan lainnya seperti
dehidrasi ringan-sedang adalahanak antibiotik rata-rata 97,4 $ atau Rp.
terlihat gelisah, rewel, sangat haus dan 1.314.900
buang air kecil mulai berkurang, mata agak Penelitian ini menunjukkan bahwa
cekung, tidak ada air mata, turgor walaupun secara uji statistik tidak ada
(kekenyalan kulit) menurun, dan mulut perbedaan pengaruh namun secara klinik
kering. Rehidrasi diperlukan dengan dan penghitungan menunjukkan adanya
perbedaan dimana lama perawatan bayi terhadap penurunan frekuensi BAB dan
dengan diare akut dehidrasi ringan sampai konsistensi feces. Perubahan rerata
sadang selisih 1 hari atau 24 jam. frekuensi feces pada kelompok 3 jam
Pengurangan waktu 1 hari ini akan
pemberian oralit oralit adalah rata-rata
berdampak pula pada biaya perawatan dan
frekuensinya hanya 0,13 kali setiap
hospitalisasi yang terjadi pada anak
maupun orang tua. Menurut WHO, hari.Hal ini dapat terjadi karena komponen
hospitalisasi merupakan pengalaman yang glukosa dalam oralit 200 tidak
mengancam karena stressor yang dihadapi meningkatkan kadar osmolaritas, sehingga
dapat menimbulkan perasaan tidak aman kadar osmolaritasnya tetap berada pada
(Nursalam et al, 2005), pada bayi dapat kisaran angka 245 mmol/L. Sundari (2009)
menimbulkan kecemasan yang dikenal
mengatakan ketika oralit dikonsumsi,
dengan depresi anaklitik.
tekanan osmotik di dalam lumen usus
3.3 Pengaruhantara kelompok Oralit dan menjadi lebih rendah dari tekanan osmotik
kelompok kontrol terhadap perubahan di dalam plasma/vaskuler yang memiliki
frekuensi dan konsistensi feces osmolaritas sebesar 300 mmol/L sehingga
Hasil dari pengaruh antara kelompok dapat mengurangi sekresi/jumlah cairan di
oralit dengan kelompok kontrol terhadap
dalam lumen usus.Kandungan glukosa
perubahan frekuensi BAB dan konsistensi
pada oralit membantu meningkatkan
feces dapat terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Pengaruh kelompok 3 jam reabsorpsi air dan elektrolit yang tersekresi
pertama pemberian oralit 200 dan kontrol ke lumen usus saat diare. Pemberian
terhadap perubahan frekuensi BAB dan tambahan glukosa juga dapat membantu
konsisten feces meningkatkan reabsorpsi ion natrium dari
Variabel Kelompok N Mean SD p value dalam lumen usus menuju sel/plasma yang
dapat mengurangi kadar ion natrium di
Frekuensi Oralit 15 0,13 0,252 0,000
dalam lumen usus. Proses ini juga dapat
Feces Kontrol 15 0,458 0,458
Konsistensi Oralit 15 0,93 0,258 0,004 meningkatkan reabsorpsi air yang
Feces Kontrol 15 0,47 0,516 tersekresi ke dalam lumen usus karena ion
Hasil uji menunjukan bahwa pengaruh natrium dapat mengikat molekul air. Hal
pada kelompok 3 jam pertama pemberian itu juga bermanfaat dalam meningkatkan
oralit 200 dengan kelompok kontrol fungsi absorbsi cairan oleh mukosa usus
terhadap penurunan frekuensi BAB sehingga mampu mengurangi kadar air
memiliki p value=0.000 (α < 0,05) dan dalam lumen usus yang menghasilkan
konsistensi feces juga menunjukkan p perbaikan pada konsistensi feses pada
value = 0,004 yang diartikan bahwa kejadian diare. Dengan perbaikan
terdapat perbedaan yang signikan rata- konsistensi feses yang strukturnya tidak
rata antara kelompok 3 jam pemberian banyak air maka dapat membantu
oralit 200 dengan kelompok kontrol mengurangi frekuensi buang air besar yang

10
timbul sehingga hal tersebut dapat pula Mafazah, L.( 2013). Ketersediaan sarana
membantu mempersingkat lama diare sanitasi dasar, personal hygine ibu dan
kejadian diare.Jurnal Kesetahan
pada anak (Josep, 2009) masyarakat.Vol.8.No.2.176-182
Nursalam, Susilaningrum, & Utami, S (2005).
SIMPULAN Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak
(ntuk Perawat dan Bidan), Jakarta :
Salemba Medika.
1. Setelah pemberian oralit 200 selama 3 jam Poerwati, E (2013) Determinan Lama Rawat
Inap Pasien Balita dengan Diare.Jurnal
pertama awal perawatan pada bayi dengan
Kedokteran Brawijaya, Vol. 27, No. 4
diare akut dehidrasi ringan-sedang, lama Prol Kesehatan Jeteng (2013) Profil
rata-rata perawatannya adalah 2,7 hari kesehatan provinsi Jawa Tengah 2013
Riskesdas (2007)Laporan Riskes 2007, Badan
dengan selisih 1 hari perawatan jika
Penelitian dan Pengembangan
dibandingkan dengan bayi yang langsung Kesehatan Depertemen Kesehatan RI.
diberikan cairan infus melalui intravena. terbitan.litbang.depkes.go.id/penerbitan
/index.php/lpb/catalog/download/22/22
2. Pemberian Oralit 200 juga memberikan /29-2
pengaruh terhadap konsistensi feces dan Rekam medis RSUD Goeteng Tarunadibrata
penurunan frekuensi buang air besar pada Purbalingga. (2016)
Sayoeti, Y & Risnelly, S (2008) Cairan
bayi dengan diare akut dehidrasi ringan- rehidrasi oral osmolaritas rendah
sedang. dibandingkano ralit, Sari Pediatri Vo. 9,
No.5, hal 304-308
Spandorfer,P,R.,Alesandrini,E,A.,Joffe,M,D.,
DAFTAR PUSTAKA Localio,R.,Shaw,K,N.(2005) Oral
versus intravenous rehydration of
Alkin, M., Armah, G., Akazilli,J& Hodason, A moderately dehydration:A Randomized
.(2010). Hospital health care cost of C o n t r o l l
diarrheal disease in Northoern Ghana. Trial.Pediatrics.Vol.115.No.2.AAP
Oxfordjournal.http://jid.oxfordjournals. Sundari et al (2009) Efcacy of reduce
org/content/202/Supplement_1/S126.fu osmolarity oral rehidration solution,
ll rice-based oral rehydration solution, and
Checkley W, Epstein LD, Gilman RH, Cabrera standar WHO oral rehydration solution
L & Black RE. (2003) Effects of acute in children wiyh acute dhiarrea-a
diarrhea on linear growth in Peruvian randomised open trial. Paedietricia
children. Am. J. Epidemiol. 157: Indonesioana. Vol.49. No 3
166–175. Survey Morbiditas diare (2010) Buletin
Depkes RI (2008) Buku saku petugas diare. Jendela Data dan informasi kesehatan,
Dirjen pengendalian infeksi dan Situasi Diare di Indonesia.
penyehatan lingkungan . Jakarta www.depkes.go.id/download.php?le=
Duggan, C. Fontaine, O., Pierce, R.., et al download/pusdatin/buletin/buletin-
(2004) Scientific rationale for a change diare.pdf
in the composition of oral rehidration Suthiningsih (2001) Tumbuh Kembang Anak.
solution . JAMA.291:2628-31 EGC. Jakarta
Josep (2009) Non-glucosa oral rehidration WHO, (2006) Estimated rotavirus death for
solution-Does it make s good thing children under 5 years of age.
Better. Eureca Indiaz Pediatric. 46:501- http://www.who.int/immunization_mon
502 itoring/bourden/rotavirus_estimates/ind
ex.html

Anda mungkin juga menyukai