Anda di halaman 1dari 24

Jurnal MODERAT, Volume 6, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)

Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)


Submitted 5 November 2020, Reviewed 19 November 2020, Publish 30 November 2020

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PELAYANAN


KESEHATAN DALAM RANGKA MENURUNKAN AKI DAN
AKB DI PUSKESMAS SUKARAJA KABUPATEN
SUKABUMI
(Studi Empiris pada Puskesmas Sukaraja Kabupaten Sukabumi)

Ariuni Suparman

Universitas Muhammadiyah Sukabumi, Indonesia

E-mail : dryuniesuparman@gmail.com

ABSTRAK

Di Indonesia indikator status kesehatan masih ketinggalan dari negara-negara


ASEAN seperti Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi masih cukup tinggi
Di Jawa Barat sendiri Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi masih
menjadi permasalahan sampai saat ini. Faktor ekonomi, sosial, budaya, dan peran
serta masyarakat menjadi determinan kematian ibu dan bayi. Di daerah Jawa
Barat yang masih tinggi tingkat Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi
adalah Kabupaten Sukabumi. Salah satu wilayah di Kabupaten Sukabumi yang
masih tinggi Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi yaitu di wilayah
kerja puskesmas Sukaraja. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui Implementasi Kebijakan Program
Pelayanan Kesehatan dalam Rangka Menurunkan Angka Kematian Ibu dan
Angka Kematian Bayi. di Puskesmas Sukaraja Kabupaten Sukabumi dan untuk
mengetahui faktor penghambat yang dihadapi Puskesmas Sukaraja Kabupaten
Sukabumi dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian
Bayi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan pendekatan Phenomenology. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa untuk kondisi lingkungan ekonomi dan politik mendukung program
pelayanan kesehatan dalam rangka penurunan AKI dan AKB, tetapi untuk
kondisi sosial masyarakat masih banyak yang berpendidikan rendah sehingga
menghambat keberhasilan program. Untuk komunikasi dan koordinasi dengan
pihak lain seperti Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten, Rumah
sakit pemerintah dan swasta, Bidan Praktek Mandiri, serta kelurahan-kelurahan
berjalan dengan baik. Untuk Sumber daya fasilitas yang berupa sarana dan
prasarana yang sudah baik, nemun perlu ditingkatkan kualitasnya. Untuk
Karakteristik Puskesmas Sukaraja Kabupaten Sukabumi sebagai pelaksana
Program Pelayanan Kesehatan dalam Rangka Penurunan AKI dan AKB sudah
sesuai dengan kebijakan, bahkan juga sesuai dengan permasalahan yang ada.

Kata Kunci : Implementasi, Pelayanan Kesehatan, AKI dan AKB

Halaman| 868
Jurnal MODERAT, Volume 6, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 5 November 2020, Reviewed 19 November 2020, Publish 30 November 2020

PENDAHULUAN serta hambatan dalam memperoleh


Kesehatan merupakan hal yang akses terhadap pelayanan kesehatan.
sangat penting untuk mendukung Faktor ekonomi, sosial, budaya, dan
perkembangan dan pembangunan suatu peran serta masyarakat menjadi
negara baik dalam segi sosial, ekonomi, determinan kematian ibu dan bayi.
maupun budaya. Kesehatan harus Peran serta masyarakat khususnya
dipandang sebagai suatu investasi yang terkait dengan upaya kesehatan
penting dalam peningkatan Sumber ibu dan bayi masih belum baik.
Daya Manusia (SDM). Dalam Undang- Keluarga dan masyarakat masih belum
Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang dapat mencegah terjadinya Angka
Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan Kematian Ibu dan Anak, yang
adalah keadaan sejahtera dari badan, diakibatkan karena terlalu muda
jiwa dan sosial yang memungkinkan hamil, terlalu tua hamil, terlalu banyak
setiap orang hidup produktif secara dan terlalu pendek jaraknya dan
sosial dan ekonomi. terlambat mengambil keputusan
Di Indonesia indikator status karena keterbatasan tenaga kesehatan
kesehatan masih ketinggalan dari yang ada dan jarak rumah sakit atau
negara- negara ASEAN seperti Angka rumah bersalin cukup jauh sehingga
Kematian Ibu dan Angka Kematian mengakibatkan terlambat dalam
Bayi masih cukup tinggi, target MPS tindakan medis. (Warta Kesehatan Ibu,
yang ditetapkan untuk tahun 2016 Edisi 4. di akses 2019).
adalah menurunkan AKI menjadi 359 Di daerah Jawa Barat yang masih
per 100.000 kelahiran hidup. Data tinggi tingkat Angka Kematian Ibu
yang diperoleh dari Direktorat Bina dan Angka Kematian Bayi adalah
Kesehatan Ibu dan Anak dari daerah Kabupaten Sukabumi. Hal ini sesuai
pada 2016, jumlah ibu yang meninggal dengan data Dinas Kesehatan
karena kehamilan, persalinan, dan Kabupaten Sukabumi, mencatat
nifas pada 2016 sebanyak 2.019 kasus. Angka Kematian Ibu dan Angka
Di Jawa Barat sendiri Angka Kematian Bayi sepanjang 2018 relatif
Kematian Ibu dan Angka Kematian masih tinggi. Sampai akhir tahun 2018
Bayi masih menjadi permasalahan terdapat 50 kasus kematian Ibu dan
sampai saat ini. Angka Kematian Ibu Bayi saat melahirkan. Permasalahan
dan Angka Kematian Bayi merupakan tersebut diakibatkan karena :
salah satu indikator derajat kesehatan 1. Keterlambatan mendapat
di suatu daerah yang menunjukkan pertolongan akibat faktor
kemampuan dan kualitas pelayanan kemiskinan dan sosial budaya
kesehatan, kapasitas pelayanan yang menyebabkan terlambat
kesehatan, kualitas pendidikan dan mengambil keputusan.
pengetahuan masyarakat, kualitas 2. Keterlambatan mendapat
kesehatan lingkungan, sosial budaya pertolongan karena hambatan

Halaman| 869
Jurnal MODERAT, Volume 6, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 5 November 2020, Reviewed 19 November 2020, Publish 30 November 2020

geografis dan transportasi untuk masyarakat khususnya ibu dan bayi.


akses terhadap pelayanan Sejauh ini program pelayanan
kesehatan kesehatan yang diberikan oleh
3. Kurangnya, tenaga kesehatan atau pemerintah terkait masih kurang
bidan yang ada di desa Sukaraja, begitu baik. Upaya-upaya untuk
perbandingan jumlah bidan meningkatkan kemampuan tenaga dan
dengan paraji adalah 1 : 4, lebih sarana pelayanan, pelatihan dan
banyak paraji di banding bidan pengadaan sarana dan alat atau obat
desa masih belum berjalan dengan baik.
4. Keterlambatan mendapatkan Namun kendala utama yaitu masih
pertolongan dengan benar karena banyaknya pertolongan persalinan
kemampuan atau keterampilan oleh paraji karena tingginya
paraji dalam memberikan kepercayaan, keberadaannya yang
pertolongan tidak sesuai dengan dekat, ketelatenan dan biaya yang
standar penanganan persalinan murah adalah suatu faktor yang tidak
5. Saran dan prasarana masih kurang boleh diabaikan. Oleh karena itu untuk
memenuhi standar untuk mengantisipasinya perlu dilakukan
pelayanan pertolongan kegawat upaya meningkatkan program kualitas
daruratan ibu dan anak. pelayanan kesehatan yang baik
Salah satu wilayah di Kabupaten terhadap ibu dan bayi.
Sukabumi yang masih tinggi Angka Program kualitas pelayanan kesehatan
Kematian Ibu dan Angka Kematian sangat penting bagi ibu-ibu yang
Bayi yaitu di wilayah kerja puskesmas sedang hamil. Pemerintah wajib
Sukaraja. Dari data di atas khususnya memberikan pelayanan tersebut untuk
sarana kesehatan tentunya sangat tidak menjadikan ibu dan bayi menjadi
mendukung dalam pelayanan sehat. Di sisi lain pemerintah juga
kesehatan terhadap Ibu dan Anak yang harus bisa memberikan pelayanan
ada di wilayah kerja Puskesmas yang baik dan berkualitas kepada
Sukaraja Kabupaten Sukabumi. Di masyarakat secara adil.
wilayah kerja Puskesmas Sukaraja Seperti yang tertuang dalam
Kabupaten Sukabumi Angka Permenkes RI No. 97 Tahun 2014
Kematian Ibu dan Angka Kematian pasal 2 menjelaskan bahwa
Bayi masih relatif tinggi, sepanjang pengaturan pelayanan kesehatan masa
tahun 2019 Angka Kematian Ibu dan sebelum hamil, masa hamil,
Angka Kematian Bayi mencapai 10 persalinan, dan masa sesudah
kasus. melahirkan, penyelenggaraan
Dari penjelasan permasalahan di atas pelayanan kontrasepsi, serta
tersebut tentunya harus ada pelayanan kesehatan seksual bertujuan
peningkatan program pelayanan untuk:
kesehatan yang diberikan kepada 1. Menjamin kesehatan ibu sehingga

Halaman| 870
Jurnal MODERAT, Volume 6, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 5 November 2020, Reviewed 19 November 2020, Publish 30 November 2020

mampu melahirkan generasi yang menempatkan bidan sebagai penolong


sehat dan berkualitas persalinan dan mengalihfungsikan
2. Mengurangi angka kesakitan dan paraji dari penolong persalinan
angka kematian ibu dan bayi baru menjadi mitra dalam merawat ibu dan
lahir bayi pada masa nifas, dengan
3. Menjamin tercapainya kualitas berdasarkan kesepakatan yang telah
hidup dan pemenuhan hak-hak dibuat antara bidan dengan paraji,
reproduksi dan serta melibatkan seluruh unsur/elemen
4. Mempertahankan dan masyarakat yang ada dan persalinan
meningkatkan kualitas pelayanan aman adalah pelayanan pertolongan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir persalinan yang dilakukan oleh tenaga
yang bermutu, aman, dan kesehatan yang berkompeten dan
bermanfaat sesuai dengan dilakukan di fasilitas kesehatan yang
perkembangan ilmu pengetahuan sesuai dengan standar pelayanan yang
dan teknologi. berlaku.
Selanjutnya masih dalam Permenkes Berdasrakan uraian diatas maka tujuan
RI No. 97 Tahun 2014 Bab II Pasal 5 yang hendak dicapai dalam penelitian
tentang pelayanan kesehatan masa ini adalah sebagai berikut Untuk
sebelum hamil, masa hamil, mengetahui Implementasi Kebijakan
persalinan, dan masa sesudah Program Pelayanan Kesehatan dalam
melahirkan menjelaskan bahwa Rangka Menurunkan Angka Kematian
pelayanan kesehatan masa sebelum Ibu dan Angka Kematian Bayi. di
hamil dilakukan untuk Puskesmas Sukaraja Kabupaten
mempersiapkan perempuan dalam Sukabumi.
menjalani kehamilan dan persalinan Untuk mengetahui faktor
yang sehat dan selamat serta penghambat yang dihadapi Puskesmas
memperoleh bayi yang sehat. Sukaraja Kabupaten Sukabumi dalam
Sedangkan dalam Peraturan Daerah rangka menurunkan Angka Kematian
nomor 3 tahun 2013 BAB I poin 12 Ibu dan Angka Kematian Bayi.
dan 13 tentang pelayanan kesehatan
kemitraan bidan, paraji dan kader KAJIAN PUSTAKA
kesehatan menjelaskan Kemitraan Implementasi Kebijakan Publik
Bidan, Paraji dan Kader Kesehatan Menurut Mulyadi (2017:12),
dalam pelayanan kesehatan ibu dan implementasi mengacu pada tindakan
anak adalah suatu bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan yang
bidan dengan paraji yang saling telah ditetapkan dalam suatu
menguntungkan dengan prinsip keputusan. Tindakan ini berusaha
keterbukaan, kesetaraan, dan untuk mengubah keputusan-keputusan
kepercayaan dalam upaya untuk tersebut menjadi pola-pola operasional
menyelamatkan ibu dan bayi, dengan serta berusaha mencapai

Halaman| 871
Jurnal MODERAT, Volume 6, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 5 November 2020, Reviewed 19 November 2020, Publish 30 November 2020

perubahanperubahan besar atau kecil lain mencakup:


sebagaimana yang telah diputuskan 1. Kebijakan selalu mempunyai
sebelumnya. Implementasi pada tujuan atau berorientasi pada tujuan
hakikatnya juga merupakan upaya tertentu.
pemahaman apa yang seharusnya 2. Kebijakan berisi tindakan atau pola
terjadi setelah program dilaksanakan. tindakan pejabat-pejabat
Menurut Thoha (2018:106), dalam arti pemerintah.
yang luas kebijakan (policy) 3. Kebijakan adalah apa yang benar-
mempunyai dua aspek pokok antara benar dilakukan oleh pemerintah
lain : dan bukan apa yang bermaksud
1. Kebijakan (policy) merupakan akan dilakukan.
praktika sosial, ia bukan event 4. Kebijakan publik bersifat positif
yang tinggal atau terisolir. (merupakan tindakan pemerintah
Dengan demikian, sesuatu yang mengenai sesuatu masalah
dihasilkan pemerintah berasal dari tertentu) dan bersifat negatif
segala kejadian dalam masyarakat (keputusan pejabat pemerintah
dan dipergunakan pula untuk untuk tidak melakukan sesuatu).
kepentingan masyarakat. 5. Kebijakan publik (positif), selalu
Kejadian semacam ini tumbuh berdasarkan pada peraturan
dalam praktika kehidupan perundangan tertentu yang
masyarakat, dan tidak merupakan bersifat memaksa (otoritatif).
peristiwa yang berdiri sendiri, Ciri-Ciri Kebijakan PublikMenurut
terisolasi dan asing bagi Dunn dalam Nugroho (2016:23) , ciri-
masyarakat. ciri khusus yang melekat pada
2. Kebijakan (policy) adalah suatu kebijakan publik bersumber pada
peristiwa yang ditimbulkan oleh kenyataan bahwa kebijakan itu
baik untuk mendamaikan claim dirumuskan. Ciri-ciri kebijakan publik
dari pihak-pihak yang konflik, antara lain:
atau untuk menciptakan incentive 1. Kebijakan publik lebih
bagi tindakan bersama bagi pihak- merupakan yang mengarah pada
pihak yang ikut menetapkan tujuan daripada sebagai perilaku
tujuan akan tetapi mendapatkan atau tindakan yang serba acak dan
perlakuan yang tidak rasional kebetulan. Kebijakan- kebijakan
dalam usaha bersama tersebut. publik dalam sistem politik
Berdasarkan pengertian di atas, maka modern merupakan suatu
dapat ditemukan elemen yang tindakan yang direncanakan.
terkandung dalam kebijakan publik 2. Kebijakan pada hakekatnya terdiri
sebagaimana apa yang dikemukakan atas tindakan-tindakan yang
menurut Anderson dalamWidodo saling berkaitan dan berpola yang
(2017:190). elemen tersebut antara mengarah pada tujuan tertentu

Halaman| 872
Jurnal MODERAT, Volume 6, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 5 November 2020, Reviewed 19 November 2020, Publish 30 November 2020

yang dilakukan oleh pejabat- mempengaruhi implementasi


pejabat pemerintah dan bukan kebijakan, yang dimaksud
merupakan keputusan yang lingkungan ini mencakup
berdiri sendiri. Kebijakan tidak lingkungan sosio kultural serta
mencakup keputusan untuk keterlibatan penerima program.
membuat undang- undang dalam 2. Hubungan antar organisasi
bidang tertentu, melainkan diikuti Dalam banyak program,
pula dengan keputusan- implementasi sebuah program
keputusan yang bersangkut paut perlu dukungan dan koordinasi
dengan implementasi dan dengan instansi lain. Untuk itu
pemaksaan pemberlakuan. diperlukan koordinasi dan
3. Kebijakan bersangkut paut kerjasama antar instansi bagi
dengan apa yang senyatanya keberhasilan suatu program.
dilakukan pemerintah dalam
bidang tertentu. 3. Sumber daya organisasi
4. Kebijakan publik mungkin untuk implementasi program
berbentuk positif, mungkin pula Implementasi kebijakan perlu
negatif, kemungkinan meliputi didukung sumberdaya baik
keputusan-keputusan pejabat sumber daya manusia (human
pemerintah untuk tidak bertindak resources) maupun sumberdaya
atau melakukan tindakan apapun non-manusia (non human
dalam masalah-masalah dimana resources)
justru campur tangan pemerintah 4. Karakteristik dan kemampuan agen
diperlukan. pelaksana
Faktor–Faktor Yang Yang dimaksud karakteristik dan
Mempengaruhi Implementasi kemampuan agen pelaksana
Kebijakan Suatu Program adalah mencakup struktur
Berkaitan dengan faktor yang birokrasi, norma-norma, dan
mempengaruhi implementasi pola-pola hubungan yang terjadi
kebijakan suatu program, menurut dalam birokrasi, yang semuanya
Shabbir, Cheema dan. Rondinelli itu akan mempengaruhi
dalam (Subarsono, 2017:101) implementasi suatu program.
mengemukakan bahwa terdapat Pelayanan Kesehatan
beberapa faktor yang mempengaruhi Menurut Loomba dalam Azwar
implementasi kebijakan program- (2017:42) pelayanan kesehatan adalah
program pemerintah yang bersifat upaya yang dilakukan oleh suatu
desentralistis. Faktor- faktor tersebut organisasi baik secara sendiri atau
diantaranya: bersama-sama untuk memelihara dan
1. Kondisi lingkungan meningkatkan kesehatan, mencegah
Lingkungan sangat dan menyembuhkan penyakit serta

Halaman| 873
Jurnal MODERAT, Volume 6, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 5 November 2020, Reviewed 19 November 2020, Publish 30 November 2020

memulihkan perseorangan, kelompok daerah bertanggung jawab atas


dan ataupun masyarakat. penyelenggaraan pelayanan
Sedangkan menurut Komalawati kesehatan sebagaimana dimaksud
(2017:77) pelayanan kesehatan (health pada ayat (1).
care service) merupakan hak setiap 3. Pengawasan terhadap
orang yang dijamin dalam Undang penyelenggaraan pelayanan
Undang Dasar 1945 untuk melakukan kesehatan sebagaimana dimaksud
upaya peningkatkan derajat kesehatan pada ayat (1) dilakukan oleh
baik perseorangan, maupun kelompok pemerintah, pemerintah daerah,
atau masyarakat secara keseluruhan. dan masyarakat.
Dasar Hukum Pelayanan Kesehatan Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan
Dasar hukum pemberian pelayanan Menurut Triwibowo (2017:102)
kesehatan secara umum diatur dalam pelayanan kesehatan yang baik harus
Pasal 53 UU Kesehatan Tahun 2009, memiliki berbagai persyaratan pokok.
yaitu: Syarat pokok yang dimaksud adalah :
1. Pelayanan kesehatan 1. Pelayanan kesehatan harus
perseorangan ditujukan untuk tersedia di masyarakat (available)
menyembuhkan penyakit dan serta bersifat berkesinambungan
memulihkan kesehatan (continous).
perseorangan dan keluarga. Artinya semua jenis pelayanan
2. Pelayanan kesehatan masyarakat kesehatan yang dibutuhkan oleh
ditujukan untuk memelihara dan masyarakat tidak sulit ditemukan,
meningkatkan kesehatan serta serta keberadaannya dalam
mencegah penyakit suatu masyarakat adalah pada setiap
kelompok dan masyarakat. saat yang dibutuhkan.
3. Pelaksanaan pelayanan kesehatan 2. Dapat diterima dan wajar
sebagaimana dimaksud pada ayat Pelayanan kesehatan harus dapat
(1) harus mendahulukan diterima (acceptable) oleh
pertolongan keselamatan nyawa masyarakat serta bersifat wajar
pasien dibanding kepentingan (appropriate). Artinya pelayanan
lainnya. kesehatan tersebut tidak
Kemudian dalam Pasal 54 UU bertentangan dengan keyakinan
Kesehatan Tahun 2009 juga mengatur dan kepercayaan masyarakat.
pemberian pelayanan kesehatan, yaitu: 3. Mudah dicapai
1. Penyelenggaraan pelayanan Pelayanan kesehatan harus mudah
kesehatan dilaksanakan secara dicapai (accesible) oleh
bertanggung jawab, aman, masyarakat. Pengertian
bermutu, serta merata dan ketercapaian yang dimaksud di
nondiskriminatif sini terutama dari sudut lokasi.
2. Pemerintah dan pemerintah Dengan demikian untuk dapat

Halaman| 874
Jurnal MODERAT, Volume 6, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 5 November 2020, Reviewed 19 November 2020, Publish 30 November 2020

mewujudkan pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan, khususnya


yang baik, maka pengaturan memeriksa dan mengobati penyakit
distribusi sarana kesehatan berdasarkan hukum dan pelayanan
menjadi sangat penting. di bidang kesehatan. Pasal 1 ayat
4. Mudah dijangkau (11) Undang-Undang No. 29 Tahun
Pelayanan kesehatan harus mudah 2004 tentang Praktik Kedokteran
dijangkau (affordable) oleh menjelaskan defenisi dokter adalah
masyarakat. Pengertian suatu pekerjaan yang dilaksanakan
keterjangkauan dimaksud disini berdasarkan suatu keilmuan,
terutama dari sudut biaya. Untuk kompetensi yang diperoleh melalui
dapat mewujudkan keadaan yang pendidikan yang berjenjang, dan
seperti ini harus dapat diupayakan kode etik yang bersifat melayani
biaya kesehatan tersebut sesuai masyarakat
dengan kemampuan ekonomi 2. Perawat
masyarakat. Perawat adalah profesi yang sifat
5. Bermutu pekerjaannya selalu berada dalam
Pelayanan kesehatan harus situasi yang menyangkut hubungan
bermutu (quality), pengertian antar manusia, terjadi proses
mutu yang dimaksud di sini interaksi serta saling memengaruhi
adalah yang menunjuk pada dan dapat memberikan dampak
tingkat kesempurnaan pelayanan terhadap tiap-tiap individu yang
kesehatan yang diselenggarakan bersangkutan..
dimana di satu pihak dapat 3. Bidan
memuaskan para pemakai jasa Bidan adalah profesi yang diakui
pelayanan, dan di pihak lain tata secara nasional maupun
cara penyelenggaraannya sesuai internasional oleh sejumlah praktisi
dengan kode etik serta standar diseluruh dunia. Defenisi bidan
yang telah ditentukan. menurut International
Pihak-Pihak Yang Berhubungan Confederation of Midwife (ICM)
Dengan Pelayanan Kesehatan Tahun 1972 adalah seseorang yang
Menurut Praptianingsih (2017:25) telah menyelesaikan program
pihak-pihak yang berhubungan pendidikan bidan yang diakui oleh
dengan setiap kegiatan pelayanan negara serta memperoleh
kesehatan baik itu di rumah sakit, kualifikasi dan diberi izin untuk
puskesmas, klinik, maupun praktek menjalankan praktik kebidanan di
pribadi, antara lain : negeri tersebut, bidan harus mampu
1. Dokter memberi supervisi, asuhan, dan
Dokter adalah orang yang memiliki memberi nasihat yang dibutuhkan
kewenangan dan izin sebagaimana wanita selama hamil, persalinan,
mestinya untuk melakukan dan masa pasca

Halaman| 875
Jurnal MODERAT, Volume 6, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 5 November 2020, Reviewed 19 November 2020, Publish 30 November 2020

persalinan, memimpin persalinan penyakit penyerta lainnya yang


atas tanggung jawabnya sendiri diderita ibu sebelum masa kehamilan.
serta asuhan pada bayi lahir dan Wanita yang tinggal di negara
anak. berkembang memiliki resiko kematian
4. Apoteker 23 kali lebih besar dibandingkan
Menurut ketentuan Peraturan dengan wanita yang tinggal di negara
Pemerintah No. 51 Tahun 2009 maju sehubungan dengan faktor yang
tentang Pekerjaan Kefarmasian, berhubungan dengan kehamilan dan
apoteker ialah sarjana farmasi yang persalinan (World Health
telah lulus sebagai apoteker dan Organization, 2017).
telah mengucapkan sumpah jabatan Sedangkan Menurut Hartiningrum
apoteker. (2017:245). Kasus kematian bayi
Angka Kematian Ibu dan Angka berdasarkan faktor dari bayi, akibat
Kematian Bayi premature, akibat asfiksia
Menurut Saifudin (2016:10) kematian neonatorum, dan berat badan lahir
ibu atau kematian maternal adalah rendah.
kematian seorang ibu sewaktu hamil Berdasarkan pemaparan hasil
atau dalam waktu 42 hari sesudah penelitian, berikut penyebab utama
berakhirnya kehamilan, tidak angka kematian ibu dan bayi baru lahir
bergantung pada tempat atau usia :
kehamilan 1. Masih ada kesenjangan akses
Sedangkan menurut International terhadap pelayanan kesehatan
Statistical Classification of Diseases berkualitas, yang berhubungan
and Related Health Problems (ICD- erat dengan kondisi ekonomi dan
10) kematian Ibu, didefinisikan sosial.
sebagai Kematian seorang wanita 2. Keterlambatan mendapat
yang terjadi saat hamil atau dalam 42 pertolongan pada keadaan
hari setelah berakhir kehamilannya, darurat, yang berhubungan
tanpa melihat usia dan letak dengan lokasi kelahiran dan
kehamilannya, yang diakibatkan oleh proses pengambilan keputusan
sebab apapun yang terkait dengan atau untuk mencari pertolongan tenaga
diperburuk oleh kehamilannya atau ahli
penanganannya, tetapi bukan 3. Pengetahuan tentang pendidikan
disebabkan oleh insiden dan kesehatan reproduksi yang belum
kecelakaan. memadai.
Penyebab Angka Kematian Ibu dan 4. Deteksi awal dan upaya
Angka Kematian Bayi pencegahan yang belum
Penyebab utama dari kematian ibu maksimal untuk penyakit
antara lain sumber daya yang rendah, komplikasi kehamilan, seperti
perdarahan, hipertensi, infeksi, dan malaria, tuberculosis, hepatitis B,

Halaman| 876
Jurnal MODERAT, Volume 6, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 5 November 2020, Reviewed 19 November 2020, Publish 30 November 2020

diabetes melitus, jantung, dan sesuai dengan standar.


obesitas. 2) Fasilitas Pelayanan Kesehatan
5. Belum terpadunya data dan sistem Pasal 41
informasi kesehatan yang a) Fasilitas pelayanan
berpengaruh pada pengambilan kesehatan tingkat
kebijakan. pertama wajib mampu
6. Regulasi yang tumpang tindih dan melakukan upaya
bias gender, contohnya UU promotif, preventif,
Perkawinan No.1/1974 yang stabilisasi kasus dan
mengatur usia pernikahan merujuk kasus yang
minimal 16 tahun untuk memerlukan rujukan.
perempuan dan 19 tahun untuk b) Merujuk kasus yang
laki-laki. memerlukan rujukan
Kebijakan Pemerintah dalam sebagaimana dimaksud
menurunkan Menurunkan Angka pada ayat (1) harus
Kematian Ibu dan Angka Kematian dalam kondisi stabil dan
Bayi tepat waktu
Program Pelayanan Kesehatan c) Rujukan sebagaimana
Menurunkan Angka Kematian Ibu dan pada ayat (1) dilakukan
Angka Kematian Bayi tertuang di sesuai dengan ketentuan
dalam peraturan menteri kesehatan peraturan perundang-
republik indonesia nomor 97 tahun undangan.
2014 tentang pelayanan kesehatan d) Merujuk kasus yang
masa sebelum hamil, masa hamil, memerlukan rujukan
persalinan, dan masa sesudah sebagaimana dimaksud
melahirkan, penyelenggaraan pada ayat (1) dapat
pelayanan kontrasepsi, serta dilakukan melalui
pelayanan kesehatan seksual yaitu Puskesmas PONED
sebagai berikut : dan/atau langsung ke
1 Bagian kesatu fasilitas pelayanan
1) Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat lanjutan.
Pasal 40 2. Bagian Kedua
Setiap fasilitas pelayanan 1) Sumber Daya Manusia Pasal 42
kesehatan wajib memberikan a. Sumber daya manusia
Pelayanan Kesehatan masa dalam pelayanan
sebelum hamil, masa hamil, Kesehatan masa sebelum
persalinan, dan masa sesudah hamil, masa hamil,
melahirkan, penyelenggaraan persalinan, dan masa
pelayanan kontrasepsi, dan sesudah melahirkan, dan
pelayanan kesehatan seksual penyelenggaraan

Halaman| 877
Jurnal MODERAT, Volume 6, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 5 November 2020, Reviewed 19 November 2020, Publish 30 November 2020

pelayanan kontrasepsi, pelayanan kontrasepsi,


meliputi tenaga kesehatan merupakan tenaga yang
dan tenaga non kesehatan. terlatih.
b. Sumber daya manusia b. Pelayanan kesehatan masa
dalam pelayanan sebelum hamil, masa
kesehatan seksual harus hamil, persalinan, dan
tenaga kesehatan masa sesudah melahirkan,
c. Tenaga kesehatan dan penyelenggaraan
sebagaimana dimaksud pelayanan kontrasepsi,
pada ayat (1) dan ayat (2) yang diberikan oleh tenaga
merupakan tenaga yang nonkesehatan
mempunyai kompetensi sebagaimana dimaksud
dan kewenangan sesuai pada ayat (1) hanya berupa
ketentuan peraturan pelayanan promotif dan
perundang-undangan preventif.
d. Dalam hal suatu daerah 3) Sumber Daya Manusia Pasal
tidak terdapat tenaga 44
kesehatan yang memiliki a. Selain memberikan
kompetensi dan Pelayanan Kesehatan
kewenangan sebagaimana masa sebelum hamil, masa
dimaksud pada ayat (3), hamil, persalinan, dan
tenaga kesehatan lain yang masa sesudah melahirkan,
terlatih dapat menerima penyelenggaraan
penugasan. pelayanan kontrasepsi,
e. Penugasan sebagaimana dan pelayanan kesehatan
dimaksud pada ayat (3) seksual, tenaga kesehatan
dilakukan oleh kepala sebagaimana dimaksud
dinas kesehatan setempat dalam Pasal 42 harus
setelah memperoleh melakukan penanganan
pertimbangan dari komplikasi meliputi
organisasi profesi terkait. komplikasi:
2) Sumber Daya Manusia Pasal 1. Obstetric
43 2. Penyakit menular dan
a. Tenaga non kesehatan penyakit tidak menular
yang memberikan 3. Masalah gizi.
pelayanan kesehatan masa 3. Penanganan komplikasi
sebelum hamil, masa sebagaimana Dimaksud pada
hamil, persalinan, dan ayat (1) dilakukan sesuai
standar.
masa sesudah melahirkan,
4. Bagian Ketiga Ketersediaan obat
dan penyelenggaraan
dan perbekalan kesehatan Pasal 45

Halaman| 878
Jurnal MODERAT, Volume 6, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 5 November 2020, Reviewed 19 November 2020, Publish 30 November 2020

1) Pemerintah dan pemerintah (2017:226) penelitian kualitatif dengan


daerah menjamin pendekatan Phenomenology
ketersediaan, pemerataan, dikarenakan peneliti meneliti proses
dan keterjangkauan obat dan kebijakan menurut pandangan yang
perbekalan kesehatan dalam dikenai kebijakan. Alasan peneliti
penyelenggaraan pelayanan melakukan penelitian dengan metode
kesehatan masa sebelum pendekatan Phenomenology karena
hamil, masa hamil, sesuai dengan sifat dan tujuan peneliti
persalinan, dan masa sesudah yang ingin diperoleh bukan menguji
melahirkan, penyelenggaraan hipotesis tetapi berusaha mendapat
pelayanan kontrasepsi, dan gambaran yang nyata mengenai
pelayanan kesehatan seksual. Implementasi Kebijakan Program
2) Obat dan perbekalan Pelayanan Kesehatan dalam Rangka
kesehatan sebagaimana Menurunkan Angka Kematian Ibu dan
dimaksud pada ayat (1) Angka Kematian Bayi di Puskesmas
memenuhi persyaratan Sukaraja Kabupaten Sukabumi. Untuk
keamanan, khasiat, dan mutu. menguji validitas data informasi yang sudah
3) Perbekalan kesehatan terkumpul peneliti melakukan dengan
sebagaimana dimaksud pada menggunakan uji kredibilitas melalui
ayat (2) merupakan semua proses triangulasi yaitu Triangulasi sumber,
triangulasi teknik, dan triangulasi waktu.
bahan dan peralatan medik
Sedangkan Langkah-langkah yang
yang diperlukan dalam
dilakukan dalam menganalisis data dapat
penyelenggaraan pelayanan dilakukan dalam beberapa tahap :Reduksi
kesehatan masa sebelum Data, Penyajian Data dan Verifikasi dan
hamil, masa hamil, Kesimpulan. Lokasi penelitian ini
persalinan, dan masa sesudah dilaksanakan pada Puskesmas Sukaraja
melahirkan, penyelenggaraan Kabupaten Sukabumi yang beralamat di Jl.
pelayanan kontrasepsi, dan Raya Sukaraja No.1 KM. 5, Kecamatan
pelayanan kesehatan seksual. Sukaraja Kabupaten Sukabumi.
Peralatan medik sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) harus dalam keadaan siap HASIL DAN PEMBAHASAN
pakai dan dengan memperhatian Implementasi Kebijakan Program
keselamatan dan keamanan pasien Pelayanan Kesehatan dalam
(patient safety). Rangka Menurunkan AKI dan
AKB. di Puskesmas Sukaraja
METODE PENELITIAN Kabupaten Sukabumi
Dalam penelitian ini, peneliti Tujuan diterapkan kebijakan program
pelayanan kesehatan ibu dan bayi ini
menggunakan metode penelitian
dalam rangka penurunan Aki dan AKB
kualitatif dengan pendekatan yaitu menurunkan angka kematian ibu
Phenomenology. menurut Sugiyono dan angka kematin bayi. Dalam hal ini,

Halaman| 879
Jurnal MODERAT, Volume 6, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 5 November 2020, Reviewed 19 November 2020, Publish 30 November 2020

semua bidan sudah mengetahui (Subarsono, 2012).


tentang tujuan kebijakan program Walaupun indikator, sasaran, maksud,
pelayanan kesehatan ini, sehingga dan tujuan dari kebijakan program
tidak terjadi kesalahpahaman diantara
pelayanan kesehatan ibu dan bayi
pelaksana baik di puskesmas Sukaraja
ataupun dari Dinas Kesehatan tidak terdapat dalam dokumen resmi
Kabupaten Sukabumi. ataupun pedoman pelaksanaan, tetapi
Semua pelaksana di puskesmas perlu ini semua disampaiakan oleh penentu
mengetahui secara jelas tentang kebijakan pada saat pembentukan
standar dan tujuan kebijakan karena Pokja di awal serta pelatihan bagi
ketidakjelasan standar dan tujuan bidan, sehingga ini menjadi salah satu
kebijakan merupakan salah satu faktor
forum untuk dapat mensosialisasikan
yang membuat ketidakmaksimalan
bidan dalam melaksanakan program. Sehingga semua tenaga
implementasi Program kebijakan kesehatan sudah paham dengan
tersebut. standar kebijakan program pelayanan
Bahwa setiap kebijakan publik harus kesehatan tersebut.
mempunyai standar dan suatu sasaran Kondisi ekonomi lingkungan sangat
kebijakan yang jelas dan terukur, mendukung keberhasilan
supaya dapat tercapai semua
implementasi kebijakan (Subarsono,
tujuannya, sebaliknya kebijakan
publik dengan tujuan yang tidak jelas 2017). Hasil penelitian menyimpulkan
akan menimbulkan multiinterpretasi bahwa dukungan terhadap
dan mudah menimbulkan pelaksanaan program pelayanan
esalahpahaman dan konflik di antara kesehatan ibu dan bayi, baik dari
para pelaksana implementasi. (Van pemerintah, tenaga kesehatan, dan
Meter dan Van Horn dalam
masyarakat sangat baik. Pemerintah
Soebarsono, 2017). Standar kebijakan
adalah pernyataan dalam bentuk kabupaten mendukung dengan
dokumen resmi yang menyatakan mengeluarkan beberapa surat
indikator keberhasilan program keputusan dan surat edaran sebagai
pelayanan kesehatan tersebut, sasaran, pedoman tenaga kesehatan dalam
maksud dan tujuan dilaksanakannya menjalankan program. Tenaga
Program pelayanan kesehatan ibu dan kesehatan sangat mendukung dan
bayi. Belum adanya standar kebijakan
bersikap positif dengan terus berupaya
tertulis dalam sebuah dokumen resmi
/pedoman pelaksanaa suatu kebijakan meningkatkan kualitas kemampuan
program akan menimbulkan dan teori. Masyarakat pun melibatkan
multiintrepretasi dan mudah diri dalam berbagai kegiatan dalam
menimbulkan kesalahpahaman dan membantu kinerja tenaga kesehatan di
konflik di antara para pelaksana lapangan. Berbagai organisasi
implementasi. Setiap kebijakan publik kemasyarakatan pun turut serta dalam
harus mempunyai standar dan tujuan mendukung kebijakan program ini
kebijakan yang jelas dan terukur, dimana organisasi tersebut membantu
supaya dapat tercapai semua tujuannya kinerja tenaga kesehatan dalam bentuk

Halaman| 880
Jurnal MODERAT, Volume 6, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 5 November 2020, Reviewed 19 November 2020, Publish 30 November 2020

pendampingan terhadap ibu hamil implementasi, dukungan dari


terutama yang memiliki resiko tinggi. lingkungan untuk mensukseskan
Dukungan lingkungan eksternal turut implementasi kebijakan, wewenang
mendorong keberhasilan yang dimiliki implementor untuk
implementasi kebijakan publik. Dalam melaksanakan kebijakan.
implementasi Program kebijakan Sikap implementor sangat
kesehatanibu dan bayi dukungan mendukung berjalannya implementasi
tersebut nampak terlihat, mulai dari kebijakan. Seringkali para
dukungan pemerintah daerah, tenaga implementor bersedia untuk
kesehatan sebagai pelaksana, mengambil insiatif dalam rangka
masyarakat, serta organisasi mencapai kebijakan, tergantung
kemasyarakatan. dengan sejauh mana wewenang yang
Hal ini didukung oleh Agostino (2017) dimilikinya. Dalam implementasi
yang menyatakan bahwa hal terakhir kebijakan program tersebut perlu
yang perlu diperhatikan guna menilai melibatkan beberapa lembaga
kinerja implementasi kebijakan adalah organisasi dalam implementasinya,
sejauh mana lingkungan eksternal sehingga diperlukan koordinasi yang
turut mendorong keberhasilan efektif antar lembaga-lembaga terkait
kebijakan publik. Lingkungan sosial, dalam mendukung keberhasilan
ekonomi dan politik yang tidak implementasi (Subarsono, 2017).
kondusif dapat menjadi sumber Hubungan Antar Organisasi
masalah dari kegagalan kinerja dalam implementasi kebijakan
implementasi kebijakan. Karena itu, program pelayanan kesehatan dalam
upaya implementasi kebijakan rangka menurunkan AKI dan AKB di
mensyaratkan kondisi lingkungan Puskesmas Sukaraja Kabupaten
eksternal yang kondusif. Sukabumi adalah penyampaian
Sejalan dengan teori Edward III yang informasi dari penentu kebijakan
dikutip oleh Subarsono (2017) yang kepada kepala ruang, bidan kordinator
menyatakan bahwa sumber-sumber dan bidan pelaksana. Informasi
dalam implementasi kebijakan tersebut meliputi bagaimana
memegang peranan penting, penerapan program pelayanan
karena implementasi kebijakan tidak kesehatan dalam rangka menurunkan
akan efektif bilamana sumber-sumber AKI dan AKB dijalankan sesuai
pendukungnya tidak tersedia, yang dengan Permenkes RI No. 97 Tahun
termasuk sumber- sumber dimaksud 2014 pasal 2 menjelaskan bahwa
adalah staf yang relatif cukup pengaturan pelayanan kesehatan masa
jumlahnya dan mempunyai keahlian sebelum hamil, masa hamil,
dan keterampilan untuk melaksanakan persalinan, dan masa sesudah
kebijakan, informasi yang memadai melahirkan, penyelenggaraan
atau relevan untuk keperluan pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan

Halaman| 881
Jurnal MODERAT, Volume 6, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 5 November 2020, Reviewed 19 November 2020, Publish 30 November 2020

kesehatan seksual. untuk bertindak dalam suatu cara yang


Selama ini proses hubungan konsisten dengan ukuran-ukuran dasar
komunikasi berjalan cukup baik dan tujuan-tujuan kebijakan (Winarno,
diantara pelaksana program baik di 2017).
internal puskesmas ataupun dengan Implementasi kebijakan
tim dari dinas kesehatan kabupaten program pelayanan kesehatan ibu dan
Sukabumi sehingga walaupun bayi berkaitan dengan komunikasi di
beberapa pertemuan hanya dihadiri puskesmas PONED (Pelayanan
oleh perwakilan saja, tetapi informasi Obstetri Neonatal Emergensi Dasar).
yang disampaikan bisa mengena ke yang memiliki angka kematian ibu dan
seluruh pelaksana. Hal ini sesuai bayi tinggi dan rendah
dengan pernyataan Subarsono (2012) dan rumah sakit PONEK (Pelayanan
bahwa dalam implementasi kebijakan, Obstetrik dan Neonatal Emergensi
sebagai realitas dari program Komprehensif) dapat digambarkan
kebijakan perlu tercipta adanya bahwa selama ini sosialisasi program
hubungan yang baik antar instansi dan rapat pokja hanya diikuti oleh
yang terkait, yaitu dukungan perwakilan bidan saja, sehingga masih
komunikasi dan koordinasi. banyak bidan pelaksana yang belum
Dalam pelaksanaan kegiatan mengikuti. Bidan pelaksana
dibentuk tim emergency. Keberadaan mengetahui tentang kebijakan
tim ini sebagai wujud kerjasama tim program tersebut dalam
yang solid dan adanya pembagian pengembangan pelayanan kesehatan
tugas saat penanganan kepada pasien dan sistem rujukan dari sosialisasi
agar lebih efektif dan efisien. Dalam yang disampaikan bidan.
implementasi kebijakan memang Sejauh ini tim dari Dinas Kesehatan
diperlukan adanya koordinasi dan Kabupaten Sukabumi dan pihak terkait
kerjasama antar instansi bagi yaitu Puskesmas Sukaraja Kabupaten
keberhasilan suatu program. Sukabumi sudah melaksanakan
Komunikasi dan koordinasi supervisi. dalam supervisi selalu
merupakan salah satu urat nadi dari memberikan saran yang ditunjukan
sebuah organisasi agar program- untuk perbaikan dari kinerja bidan
program dapat direalisasikan sesuai dalam melaksanakan semua program
tujuan dan sasaran (Subarsono, 2017). kesehatan ibu dan anak dan saran
Implementasi yang berhasil tersebut ditanggapi dengan baik.
seringkali membutuhkan mekanisme Kondisi tersebut sesuai dengan teori
prosedur program dari organisasi. Hal implementasi Van Meter dan Van
ini sebenarnya akan mendorong Horn bahwa komunikasi dan
kemungkinan yang lebih besar bagi koordinasi merupakan salah satu urat
pengambil kebijakan (pimpinan) nadi dari sebuah organisasi agar
untuk mendorong bagi pelaksana (staf) program- programnya tersebut dapat

Halaman| 882
Jurnal MODERAT, Volume 6, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 5 November 2020, Reviewed 19 November 2020, Publish 30 November 2020

direalisasikan dengan tujuan serta ketersediaan ruangan, peralatan yang


sasarannya (Soebarsono, 2017). mendukung dan obat-obatan sesuai
Implementasi akan berjalan dengan dengan standar kelengkapan yang
efektif apabila adanya dukungan sudah tertera dalam alat pantau kinerja
komunikasi dan koordinasi jika klinik. Pada dasarnya pelaksanaan
sumber informasi memberikan program kebijakan program pelyanan
interpretasi yang tidak konsisten maka kesehatan ibu dan bayi ini
pelaksana akan menghadapi kesulitan memerlukan dana atau biaya yang
untuk melaksanakannya. Komunikasi sangat besar, peralatan dan obat yang
yang baik dapat dijadikan suatu diperlukan harus sesuai dengan
motivasi dan dapat mendorong standar kelengkapan alat dan obat.
perasaan untuk berpartisipasi dan akan Kelengkapan alat dan obat-obatan
lebih banyak menarik perhatian sangat diperlukan terutama dalam
terhadap pekerjaan (Agustino, 2016). penanganan kasus kegawatdaruratan.
Keberhasilan implementasi kebijakan Kelengkapan alat dan obat sangat
sangat tergantung dari kemampuan mendukung kinerja tenaga kesehatan
memanfaatkan sumber daya yang dalam upaya menurunkan AKI dan
tersedia. Sumber daya dalam AKB. Beberapa tindakan kebidanan
penelitian ini meliputi petugas dan khusunya tidak hanya memerlukan
fasilitas. Sumber daya petugas disini keterampilan yang profesional saja
meliputi kompetensi dan tugas yang dari bidannya, tetapi butuh adanya
harus dilaksanakan oleh petugas. dukungan sarana dan prasarana
Fasilitas dalam penelitian ini meliputi pelengkap agar tindakan stabilisasi
ketersediaan dana, peralatan, obat- yang perlu dilakukan di fasilitas
obatan. kesehatan tingkat pertama sebelum
Salah satu strategi penerapan program pasien dilakukan rujukan dapat teratasi
pelayanan kesehatan ibu dan bayi ini Selama perjalanan pun diharapkan
ialah menangani penyebab utama kelengkapan alat-alat yang khusus
kematian ibu dan kematian neonatal. tersedia di dalam ambulan tersedia
Dalam menunjang strategi tersebut dalam bentuk siap pakai, sehingga,
seluruh tenaga kesehatan perlu bidan dapat tetap melaksanakan
memiliki kompetensi khusus terutama tindakan sewaktu-waktu terjadi
keterampilan dalam penanganan kondisi yang tidak terdeteksi
kegawatdaruratan dalam mendukung sebelumnya.
kinerja untuk dapat menangani Hal ini sesuai dengan Agustino (2017)
penyebab utama kematian ibu dan bahwa dalam implementasi kebijakan
bayi. perlu dukungan sumber daya, baik
Pelaksanaan kebijakan program sumberdaya manusia (human
pelayanan kesehatan terhadap ibu dan resources) maupun sumber daya
bayi membutuhkan fasilitas seperti materi (matrial resources) dan

Halaman| 883
Jurnal MODERAT, Volume 6, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 5 November 2020, Reviewed 19 November 2020, Publish 30 November 2020

sumberdaya metoda (method seluruh bidan. Drill meergency


resources), dari ketiga sumberdaya dilakukan rutin oleh puskesmas,
tersebut, yang paling penting adalah diharapkan dapat membantu bidan
sumberdaya manusia, karena terutama dalam melatih keterampilan
disamping sebagai subjek kliniknya serta memberikan ilmu baru
implementasi kebijakan juga termasuk jika ada pembaruan materi. Tidak
objek kebijakan publik. hanya sekedar simulasi tindakan saja,
Hal ini didukung oleh Muslimah tetapi bidan pun dinilai dengan
(2018) bahwa fasilitas yang tersedia menggunakan cheklist tindakan,
hendaknya dalam jumlah serta jenis dimana tim penilai bisa dilakukan oleh
yang memadai dan selalu dalam Dinas Kesehatan kabupaten
keadaan siap pakai sehingga dapat Sukabumi, mentor, ataupun teman
terlaksananya suatu perilaku. sendiri.
Keberhasilan proses implementasi Puskesmas dengan AKI dan AKB
kebijakan perlu adanya dukungan tinggi dan rendah sama-sama sudah
sumberdaya, baik sumberdaya membentuk forum masyarakat yang
manusia maupun sumberdaya materi dinamakan dengan FORMAKIA
dan sumberdaya metode. (Forum Masyarakat Kesehatan Ibu dan
Menurut Edward III yang dikutip oleh Anak). Keanggotaannya terdiri dari
Subarsono (2017) walaupun isi tokoh masyarakat, tokoh agama, dan
kebijakan telah dikomunikasikan juga kader kesehatan. Keberadaan
secara jelas dan konsisten, tetapi FORMAKIA (Forum Masyarakat
apabila implementor kekurangan Kesehatan Ibu dan Anak). dalam
sumber daya untuk melaksanakan, mendukung program penyelamatan
maka implementasi tidak akan ibu dan bayi diwujudkan dalam bentuk
berjalan efektif, sumber daya tersebut pendampingan ibu hamil terutama
dapat berupa sumber daya manusia, yang memiliki risiko tinggi,
seperti kompetensi implementor dan memotivasi mereka agar
sumber daya finansial. memnafaatkan pelayanan kesehatan
Dalam rangka meningkatkan dalam pemeriksaan kehamilan dan
keterampilan tenaga kesehatan dalam juga saat persalinan, merubah pola
menangani penyebab utama kematian pikir masyarakat yang masih
ibu dan bayi, puskesmas dan rumah dipengaruhi oleh budaya nenek
sakitpun kembali berinovasi dengan moyang yang dapat membahayakan
melaksanakan drill emergency. Drill nyawa ibu dan bayi, serta membuat
emergency merupakan sebuah inovasi- inovasi untuk meningkatkan
simulasi yang dilakukan oleh tenaga peran serta ibu hamil terutama dalam
kesehatan dalam menangani kasus memanfaatkan pelayanan kesehatan.
kegawatan, dimana dilakukan dengan Dalam implementasi kebijakan agar
bantuan alat peraga dan dilakukan oleh mencapai keberhasilan maksimal

Halaman| 884
Jurnal MODERAT, Volume 6, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 5 November 2020, Reviewed 19 November 2020, Publish 30 November 2020

harus diidentifikasikan dan diketahui dan kunjungan, ada juga rapat Pokja
karakteristik agen pelaksana, meliputi yang dilaksanakan rutin 3 bulan sekali
struktur birokrasi, norma-norma, dan oleh tim dari Dinas Kesehatan
pola-pola hubungan yang terjadi Sukabumi yang biasanya hanya di
dalam birokrasi, semua itu akan hadiri oleh perwakilan saja,
mempengaruhi implementasi suatu puskesmas oleh bidan koordinator ibu
program kebijakan yang telah atau anak, sedangkan puskesmas
ditentukan (Subarsono, 2017). dihadiri oleh seluruh kepala ruangan
Karakteristik badan pelaksana adalah untuk lini maternal.
karakteristik, norma atau hubungan Karakteristik badan pelaksana dalam
yang terjadi di puskesmas dalam implementasi merupakan hal yang
bentuk prosedur kerja yang terdiri dari penting karena implementasi
persiapan, pelaksanaan, pencatatan kebijakan menuntut adanya kerja sama
dan pelaporan program. Persiapan banyak pihak. Ketika struktur
meliputi pengenalan dan penerapan birokrasi tidak kondusif terhadap
kebijakan program pelayanan implementasi suatu kebijakan, maka
kesehatan terhadap ibu dan bayi dan hal ini akan menyebabkan
persiapan logistik. Pelaksanaan ketidakefektifan dan menghambat
meliputi bagaimana penerapan jalannya pelaksanaan kebijakan
program pelayanan kesehatan (Agustino, 2017).
terhadap ibu dan bayi diterapkan di Menurut Edward III yang dikutip oleh
puskesmas. Pencatatan dan pelaporan Subarsono (2017) menyatakan bahwa
hasil pelayanan adalah dokumentasi struktur organisasi yang terlalu
yang selanjutnya direkapitulasi dalam panjang akan cenderung melemahkan
bentuk laporan. pengawasan dan menimbulkan red-
Penerapan kebijakan program type, yakni prosedur birokrasi yang
pelayanan kesehatan ibu dan bayi rumit dan kompleks, yang menjadikan
dilaksanakan oleh tim dari Dinas aktivitas organisasi tidak fleksibel.
Kesehatan Kabupaten Sukabumi yang Faktor penghambat yang dihadapi
datang langsung mengunjungi Puskesmas Sukaraja Kabupaten
puskesmas dan melakukan Sukabumi dalam rangka
pendampingan. Dimana setelah menurunkan AKI dan AKB
adanya pendampingan pertama, Implementasi kebijakan bukan
Setelah adanya pendampingan dan sekedar berhubungan dengan
kujungan, diharapkan puskesmas penerjemahan pernyataan kebijakan
Sukaraja Kabupaten Sukabumi dapat kedalam aksi kebijakan. Dalam
berbenah, apa saja kekurangan yang aktivitas implementasi terdapat
harus dilengkapi dalam menciptkan berbagai faktor-faktor yang akan
fasilitas kesehatan yang sesuai dengan mempengaruhi terlaksananya suatu
standar. Selain melalui pendampingan kebijakan, baik itu faktor pendorong

Halaman| 885
Jurnal MODERAT, Volume 6, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 5 November 2020, Reviewed 19 November 2020, Publish 30 November 2020

maupun faktor penghambat yang secara efektif untuk kebaikan semua


masingmasing faktor memiliki pihak. Selain komunikasi dan
perananannya masing-masing dalam koordinasi dengan pihak lain,
implementasi. komunikasi dengan masyarakat
\(Shabbir, dkk dalam Subarsono, 2017), sebagai sasaran program juga penting
Pengaruh kondisi lingkungan yang untuk diperhatikan. Sejauh ini
dilihat dari lingkungan ekonomi, komunikasi dengan masyarakat sudah
sosial dan politik mengenai berjalan baik, hanya saja perlu
Implementasi Program Pelayanan ditingkatkan dan di intensifkan lagi
Kesehatan di Puskesmas Sukaraja agar masyarakat lebih paham karena
Kabupaten Sukabumi dalam Rangka sebagian besar masyarakat
Penurunan AKI dan AKB Dapat berpendidikan rendah.
diambil kesimpulan bahwa lingkungan Sumber daya yang digunakan tersebut
ekonomi dan politik mendukung antara lain adalah sumber daya
program pelayanan kesehatan di manusia yang kualitasnya sudah baik
Puskesmas Sukaraja Kabupaten hanya terbatas jumlahnya, sumber
Sukabumi dalam rangka penurunan daya anggaran yang sudah mencukupi
AKI dan AKB, sehingga implementasi karena didukung oleh pemerintah
dapat berjalan dengan baik. yang menyediakan anggran khsuus
Sedangkan kondisi sosial masyarakat untuk pelaksanaan program dan yang
yang berpendidikan rendah sehingga terakhir adalah sumber daya fasilitas
menyebabkan masyarakat yang berupa sarana dan prasarana
berpengetahuan rendah menghambat yang sudah baik, nemun perlu
keberhasilan program. Oleh karena itu ditingkatkan kualitasnya. Ketiga
diperlukan komitmen dari pemerintah sumber daya tersebut harus
untuk menciptakan lingkungan dimanfaatkan dengan baik untuk
ekonomi, sosial dan politik yang menunjang keberhasilan implementasi
kondusif untuk mendukung program ini. Pihak-pihak yang terlibat
keberhasilan program pelayanan dalam program pelayanan kesehatan
kesehatan dalam rangka penurunan di Puskesmas Sukaraja Kabupaten
AKI dan AKB Komunikasi dan Sukabumi dalam rangka penurunan
koordinasi yang baik antara pihak- AKI dan AKB cukup banyak, yaitu
pihak yang terlibat dalam kelurahan, kecamatan, kader-kader di
implementasi program serta setiap kelurahan, Bidan Praktek
masyarakat sebagai sasaran program Mandiri (BPM), serta dinas kesehatan
harus dijaga dengan baik. Hal ini kabupaten . Semua pihak- pihak yang
penting dilakukan untuk terlibat memiliki tugas serta fungsi
meminimalisir kesalahan yang masing-masing. Kelurahan maupun
mungkin terjadi, selain itu supaya kecamatan memiliki tugas untuk
implementasi kebijakan dapat berjalan membantu masyarakat dalam

Halaman| 886
Jurnal MODERAT, Volume 6, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 5 November 2020, Reviewed 19 November 2020, Publish 30 November 2020

mengurus administrasi, Bidan Praktek dilakukan melalui peningkatan


Mandiri (BPM) yang membantu kualitas program pelayanan, serta
pengawasan serta turut melayani ibu efektivitas dan efisiensi dalam sistem
hamil, terdapat kader-kader kesehatan rujukan. Terlihat dari keempat
disetiap kelurahan yang sudah indikator yang diteliti oleh penulis
melakukan kerjasama dengan pihak yaitu kondisi lingkungan, hubungan
puskesmas untuk mencapai tujuan antar organisasi, sumber daya
program, membantu pemantauan serta organisasi dan karakteristik dan
penyuluhan langsung kepada ibu kemampuan agen pelaksana semua
hamil dan ibu nifas serta dinas sudah berjalan dengan baik, seperti
kesehatan kabupaten untuk monitoring contoh kondisi lingkungan sosial,
serta evaluasi. politik dan ekonomi sudah cukup
Karakteristik Puskesmas Sukaraja mendukung berjalannya program ini.
Kabupaten Sukabumi sebagai pelaksana Bentuk dukungan politik dari
program pelayanan kesehatan dalam kelompok-kelompok yang
rangka penurunan AKI dan AKB sudah berkepentingan dibuktikan dengan
sesuai dengan kebijakan, bahkan juga adanya beberapa Surat Keputusan
sezsuai dengan permasalahan yang ada. (SK) terkait pelaksanaan audit
Dengan begitu diharapkan Puskesmas maternal perinatal (AMP), SK
Sukaraja Kabupaten Sukabumi dapat POKJA, dan SK Tim Penyelia
bekerja sesuai dengan visi yang ada. Fasilitatif, komunikasi dan koordinasi
Maka permasalahan mengenai kualitas dengan pihak lain seperti Dinas
kesehatan ibu dan anak serta Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan
peningkatan angka kematian ibu dapat Kabupaten, Rumah sakit pemerintah
teratasi dengan baik, karena jika visi dan swasta, Bidan Praktek Mandiri,
dapat tercapai artinya implementasi serta kelurahan- kelurahan berjalan
kebijakan juga akan berhasil dengan dengan baik dan karakteristik
baik. Puskesmas Sukaraja Kabupaten
Sukabumi sebagai pelaksana Program
KESIMPULAN Pelayanan Kesehatan dalam Rangka
Berdasarkan hasil analisis penelitian Penurunan AKI dan AKB sudah sesuai
yang telah dilakukan, maka dapat dengan kebijakan, bahkan juga sesuai
ditarik kesimpulan sebagai berikut: dengan permasalahan yang ada.
Implementasi kebijakan program Sedangkan untuk faktor penghambat
pelayanan kesehatan dalam rangka yang dihadapi Puskesmas Sukaraja
menurunkan AKI dan AKB di Kabupaten Sukabumi dalam rangka
Puskesmas Sukaraja Kabupaten menurunkan AKI dan AKB adalah
Sukabumi sudah dipahami oleh tenaga faktor sumber daya seperti contoh
kesehatan dan masyarakat, dimana kuantitas sumber daya manusia di
untuk menurunkan AKI dan AKB Puskesmas Sukaraja Kabupaten

Halaman| 887
Jurnal MODERAT, Volume 6, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 5 November 2020, Reviewed 19 November 2020, Publish 30 November 2020

Sukabumi masih terbatas selanjutnya program lebih baik lagi serta


untuk kondisi sosial Pendidikan penurunan AKI dan AKB akan
masyarakat di wilayah Puskesmas semakin optimal.
Sukaraja masih rendah, Pengetahuan 5) Sarana dan prasarana perlu
masyarakat masih rendah dan ditingkatkan kualitasnya dan harus
kesadaran masyarakat akan dimanfaatkan dengan baik untuk
pentingnya tujuan program masih menunjang keberhasilan
kurang dan untuk komunikasi pihak implementasi program ini.
terkait dengan masyarakat kurang 6) Pelayanan diluar gedung dan
intensif. Berdasarkan hasil didalam gedung harus terus
pembahasan dan kesimpulan dari ditingkatkan dan dimaksimalkan
penelitian, maka dapat disarankan dengan baik.
sebagai berikut : 7) Dinas Kesehatan dapat menentukan
1) Diperlukan komitmen dari target dan pedoman pelaksanaan
pemerintah untuk menciptakan secara tertulis untuk pelaksanaan
lingkungan ekonomi, sosial dan program pelayanan kesehatan serta
politik yang kondusif untuk memfasilitasi modul untuk semua
mendukung keberhasilan program tenaga kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan di Puskesmas kesehatan.
Sukaraja Kabupaten Sukabumi 8) Dinas kesehatan meningkatkan
dalam rangka penurunan AKI dan kerja sama dengan banyak pihak
AKB agar pelaksanaan kebijakan lebih
2) Komunikasi dan koordinasi yang efektif
baik antara pihak-pihak yang 9) Tenaga kesehatan dapat
terlibat dalam implementasi meningkatkan sikap positif atau
program serta masyarakat sebagai mendukung kebijakan agar tidak
sasaran program harus dijaga ada kendala yang dihadapi saat
dengan baik. Hal ini penting pelaksanaan kebijakan.
dilakukan untuk meminimalisir 10) Mempermudah proses
kesalahan yang mungkin terjadi, pembuatan surat keterangan tidak
selain itu supaya implementasi mampu bagi masyarakat dengan
kebijakan dapat berjalan secara ekonomi kurang, sehingga tetap
efektif untuk kebaikan semua dapat menikmati pelayanan
pihak. kesehatan secara optimal.
3) Tenaga kesehatan harus ditambah
di sekitar Puskesmas Sukaraja DAFTAR PUSTAKA
Kabupaten Sukabumi dan terus Arikunto, Suharsimi. (2017). Prosedur
diberikan pelatihan agar lebih Penelitian Suatu Pendekatan
memahami tujuan program Praktik.Jakarta : Rineka Cipta.
4) tersebut sehingga pelaksanaan

Halaman| 888
Jurnal MODERAT, Volume 6, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 5 November 2020, Reviewed 19 November 2020, Publish 30 November 2020

Ashshofa, Burhan, (2017) Metode


Penelitian Hukum, Jakarta: Hodgetts, M dan Casio, Rodge
Rineka Cipta. (Alihbahasa : Azwar, Asrul)
(2017). Menjaga Mutu
Budiharto, Widodo. (2016). Teori dan Pelayanan Kesehatan. Pustaka
Implementasi. (Terj : Syahida) Sinar Harapan. Jakarta
Edisi Revisi.Yogyakarta :
Penerbit Andi Lavey, Samuel & Loomba, Paul N.
(2017). (diterjemahkan oleh :
Cheema, S. Shabbir dan Rondinelli, Soekidjo Notoatmodjo) Health
Dennis A. (2017). care administration a
(dialihbahasakan : Subarsono) managerial prespective.
Implementing Decentralization Phil:J.P. Lippineett Comp.
Programmes in Asia: Local
Capacity for Rural Mazmanian, Daniel A and Paul A.
Development. Nagoya: Sabatier. (2016). (Terjemahan :
UNCRD. Waluyo) Implementation and
Public Policy, Scott Foresman
Edwards III, George C. (2015). and Company, USA.
(dialihbahasakan : Agustino)
Implementing Public Policy. Mazmanian, Daniel A and Paul A.
Washington: Cogressional Sabatier. (1983). (Terjemahan :
Quaerterly Inc. Wahab 2014) Implementation
and Public Policy, Scott
Grindle, Marilee. S. (1980). Foresman and Company, USA.
(diterjemahkan oleh : Agustino
2015) Politics and Policy Moleong, Lexy J. (2017). Metode
Implementation in the Third Penelitian Kualitatif. Edisi
World. New Jersey: Princeton Revisi. Bandung : PT. Remaja
University Press Rosdakarya.

Hamdi, Muchlis. 2016. Kebijakan Mulyadi, Deddy (2017), Studi


Publik: Proses, Analisis, dan Kebijakan Publik dan
Partisipasi. Cet. 1.Edisi Revisi Pelayanan Publik, Alfabeta,
Bogor: Ghalia Indonesia Bandung

Hartiningrum, Ummi,dkk. (2017). Praptianingsih, Sri (2017) Kedudukan


Asuhan Kebidanan pada Hukum Perawat dalam Upaya
Kehamilan Fisiologis.Jakarta: Pelayanan Kesehatan di Rumah
Salemba Medika Sakit, Raja Grafindo Persada,

Halaman| 889
Jurnal MODERAT, Volume 6, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 5 November 2020, Reviewed 19 November 2020, Publish 30 November 2020

Jakarta. Syaukani, dkk., (2015). (Alih Bahasa :


Pratama Putra) Otonomi Daerah
Pressman, J. Laswell. and Wildavsky, dalam Negara kesatuan,
Kaplan (2017). Yogyakarta: Pustaka Pelajar, cet
(dialihbahasakan : Nugroho) III
Implementation. Barkley and
Los Angeles: University of Syafiie, Inu Kencana, (2016). (Terj:
California Press A. Tahir) Ilmu Administrasi
Publik, PT. Rineka Cipta,
Ridwan, Taufik & Tachjan, Isril Jakarta
(2017). Kebijakan Publik :
Formulasi, Implementasi, dan Thoha, Miftah. (2018). Ilmu
Evaluasi. PT Gramedia. Elex Administrasi Publik
Widiasarana Indonesia. Kontemporer. Jakarta. Prenada
Media Grup.
Saifudin, Abdul Bari. (2016).
Panduan Praktis Pelayanan Triwibowo, (2017) Etika Pelayanan
Kesehatan Maternal Neonatal. Kesehatan dalam Perspektif
PT. Bina Pustaka Jakarta Undang-Undang Kesehatan,
Rajawali Pers, Jakarta.
Sangaji, Etta Mamang dan Sopiah.
(2016). “Metodologi Van Meter, Donal dan Van Horn, Carl
Penelitian”. ANDI. Yogyakarta E. 1975. (Terjemahan : Waluyo,
2016) The Policy
Sugiyono, (2017). Metode Penelitian Implementation Process
Kebijakan (penelitian Conceptual Frame Work.
Kuantitatif, Kualitatif, Journal Administration and
Kombinasi, R&D dan Penelitain Society.
Evaluasi) Penerbit : Alfabeta.
Bandung Veronica Komalawati, (2017) Hukum
dan Etika Dalam Praktik
Suwito, Andi (2017) Filsafat Ilmu Dokter, (Edisi Revisi) Pustaka
Sebuah Pengantar Populer, Sinar Harapan, Bandung
Jakarta
Undang-Undang Dan Peraturan
Solichin, Ahmad. (2017). Lainnya
(Terjemahan : Waluyo) Evaluasi Badan Penelitian dan Pengembangan
Kebijakan Publik. Raja Kesehatan, Departemen Kesehatan
Grafindo Persada: Jakarta. R.I. 2016 Departemen Kesehatan
Republik Indonesia Tahun 2009

Halaman| 890
Jurnal MODERAT, Volume 6, Nomor 4 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 5 November 2020, Reviewed 19 November 2020, Publish 30 November 2020

(Depkes RI) melalui Pendekatan Strategi


Peraturan Menteri Kesehatan No. HK. Komunikasi pada Program EMAS
02. 02 /MENKES /148 I /2010 tentang (Expanding Maternal and Neonatal
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Survival)
Perawat. Pasal 1 ayat (1) Permenkes
RI No. 97 Tahun 2014 Sumber Lainnya
Peraturan Pemerintah 51 Tahun 2009 Warta Kesehatan Ibu, Edisi 4. di akses
tentang Pekerjaan Kefarmasian UU Tanggal 13 April 2019 Dinas Kesehatan
Kesehatan 2009 Pasal 52, 53 dan 54 Kabupaten Sukabumi Tahun 2018
ayat (2) dan ayat (1) UU Rumah Sakit
2011 Pasal 29 ayat (1) huruf (b) WHO
(World Health Organization,) 2017

Tesis dan Desertasi


Helmizar 2015 berjudul “Evaluasi
Kebijakan Jaminan Persalinan
(Jampersal) Dalam Penurunan Angka
Kematian Ibu Dan Bayi Di Indonesia”

Isniani, Fitri 2016 berjudul


“Implementasi Program Jamian
Persalinan (Jampersal) di RSUD
Panembahan Senopati Kabupaten
Bantul”.

Purnamasari, Sofia, Mangesti, Yovita


Arie Tresno Novianto, Widodo (2018)
dengan judul Implementasi Kebijakan
Penurunan Angka Kematian Ibu Di
Kabupaten Banyumas

Rendi Sugianto 2016 berjudul


“Implementasi Program Desa Siaga
dalam menurunkan AKI dan AKB Di
Kelurahan Jeruk Kecamatan
Lakarsantri Kota Surabaya”.

Sofiah, Sri Kusumo Hapsari dan


Sumardiyono. 2016. Implementasi
Pencegahan Kematian Ibu dan Anak

Halaman| 891

Anda mungkin juga menyukai