Anda di halaman 1dari 9

BUPATI GARUT

PERATURAN BUPATI GARUT


NOMOR 587 TAHUN 2011

TENTANG

TATA CARA PENGELOLAAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN GARUT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT,
Menimbang : a. bahwa untuk menunjang fungsi pemerintahan, peningkatan
pelayanan dan partisipasi penyelenggaraan pembangunan daerah
atau secara fungsional terkait dengan dukungan penyelenggaraan
pemerintahan daerah, perlu adanya alokasi anggaran hibah dan
bantuan sosial;
b. bahwa dalam rangka memenuhi asas umum pengelolaan keuangan
daerah dan sesuai dengan ketentuan Pasal 133 ayat (3) dan Pasal
134 ayat (4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, maka dasar pemberian,
penggunaan, pengawasan dan pertanggungjawaban hibah dan
bantuan sosial perlu diatur dengan Peraturan Kepala Daerah;
c. bahwa berdasarkan Pasal 42 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah
dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah, tata cara penganggaran, pelaksanaan dan
penatausahaan, pertanggungjawaban dan pelaporan serta monitoring
dan evaluasi hibah maupun bantuan sosial diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Kepala Daerah;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bupati
Garut tentang Tata Cara Pengelolaan Hibah dan Bantuan Sosial yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Garut.

Mengingat :1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan


Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat
(Berita Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan
Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
2

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
6. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 23 Tahun 2008 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten
Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 38),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Garut Nomor 6 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Kabupaten Garut Nomor 23 Tahun 2008 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten
Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 6).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN


HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
KABUPATEN GARUT.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksudkan dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Garut.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Garut.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah lembaga
perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
5. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk
didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah tersebut.
6. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan
keuangan Daerah.
7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama
oleh pemerintah daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan peraturan daerah.
8. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat
daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Garut selaku pengguna anggaran/barang.
9. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD adalah tim yang
dibentuk dengan Keputusan Bupati dan dipimpin oleh sekretaris daerah yang mempunyai
tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan kepala daerah dalam rangka
penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari pejabat perencana daerah, PPKD dan
pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan.
3

10. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat DPA-SKPD adalah
dokumen yang memuat pendapatan dan belanja setiap SKPD yang digunakan sebagai
dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran.
11. Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari pemerintah daerah kepada
pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan
organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya,
bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus yang bertujuan
untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah daerah.
12. Naskah Perjanjian Hibah Daerah selanjutnya disingkat NPHD adalah naskah perjanjian
hibah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah antara
pemerintah daerah dengan penerima hibah.
13. Masyarakat adalah perseorangan/kelompok masyarakat yang berdomisili di Daerah atau
Lembaga Kemasyarakatan di tingkat Desa/Kelurahan sebagaimana dimaksud ketentuan
perundang-undangan termasuk koperasi/lembaga keuangan mikro.
14. Organisasi kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat
warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan,
profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk
berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila termasuk
organisasi non pemerintahan yang bersifat nasional dibentuk berdasarkan ketentuan
perundang-undangan.

BAB II
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Bagian Kesatu
Tujuan
Pasal 2
Peraturan Bupati ini bertujuan untuk:
a. memberikan landasan hukum dalam pengelolaan hibah dan bantuan sosial yang
bersumber dari APBD;
b. menjadi pedoman bagi setiap pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan hibah dan
bantuan sosial yang bersumber dari APBD; dan
c. menjamin terciptanya tertib administrasi, akuntabilitas dan transparansi pengelolaan hibah
dan bantuan sosial yang bersumber dari APBD.

Bagian Kedua
Ruang Lingkup
Pasal 3
Ruang lingkup Peraturan Bupati ini meliputi:
a. perencanaan;
b. penganggaran;
c. pelaksanaan dan penatausahaan;
d. pelaporan dan pertanggungjawaban; dan
e. monitoring dan evaluasi;
pemberian hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari APBD.
4

BAB III
HIBAH
Bagian Kesatu
Perencanaan
Paragraf 1
Umum
Pasal 4
(1) Hibah dapat berupa uang, barang atau jasa.
(2) Asas umum pemberian hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sebagai
berikut:
a. pemberian hibah disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah dan dilakukan
setelah memprioritaskan pemenuhan belanja urusan wajib yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan;
b. pemberian hibah ditujukan untuk menunjang pencapaian sasaran program dan
kegiatan pemerintah daerah dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan,
rasionalitas dan manfaat untuk masyarakat;
c. hibah bersifat bantuan yang tidak wajib, tidak mengikat dan tidak terus menerus
setiap tahun anggaran serta harus digunakan sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan dalam NPHD;
d. pemberian hibah merupakan pengalihan hak dari Pemerintah Kabupaten Garut
kepada penerima hibah yang secara spesifik telah ditentukan peruntukannya
(3) Pemberian hibah dapat dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf d, meliputi:
a. hibah yang diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b. hibah yang bertujuan mengembangkan kemandirian dan mempertahankan tingkat
kinerja.
Pasal 5
(1) Hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dapat diberikan kepada:
a. pemerintah;
b. pemerintah daerah lainnya;
c. perusahaan daerah;
d. masyarakat; dan/atau
e. organisasi kemasyarakatan.
(2) Hibah kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) huruf d
diberikan kepada kelompok orang yang memiliki kegiatan tertentu dalam bidang
perekonomian, pendidikan, kesehatan, keagamaan, kesenian, adat-istiadat, dan
keolahragaan non profesional.
(6) Hibah kepada organisasi kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat
(1) huruf e diberikan kepada organisasi kemasyarakatan yang dibentuk berdasarkan
peraturan perundang-undangan.

Paragraf 2
Kriteria dan Persyaratan Pemberian Hibah
Pasal 6
(1) Pemberian hibah harus memenuhi kriteria paling sedikit:
a. peruntukannya secara spesifik telah ditetapkan;
b. untuk melaksanakan kegiatan yang menjadi urusan daerah;
c. untuk kegiatan dengan kondisi tertentu yang berkaitan dengan penyelenggaraan
kegiatan pemerintah daerah yang berskala nasional/internasional/regional di daerah;
5

d. untuk melaksanakan kegiatan sebagai akibat kebijakan Pemerintah yang


mengakibatkan penambahan beban APBD;
e. tidak wajib, tidak mengikat dan tidak terus menerus setiap tahun anggaran, kecuali
ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan; dan
f. memenuhi persyaratan penerima hibah.
(2) Peruntukan hibah yang secara spesifik telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a mengandung pengertian bahwa:
a. peruntukan hibah harus ditetapkan secara jelas atau terperinci dalam proposal
pengajuan; dan
b. peruntukan hibah yang diajukan dalam proposal memiliki kesesuaian dengan tujuan
hibah yaitu:
1. hibah kepada pemerintah bertujuan untuk menunjang peningkatan
penyelenggaraan fungsi pemerintahan di daerah;
2. hibah kepada perusahaan daerah bertujuan untuk menunjang peningkatan
pelayanan kepada masyarakat;
3. hibah kepada pemerintah daerah lainnya bertujuan untuk menunjang peningkatan
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan layanan dasar umum;
4. hibah kepada masyarakat dan organisasi kemasyarakatan bertujuan untuk
meningkatkan partisipasi penyelenggaraan pembangunan daerah atau secara
fungsional terkait dengan dukungan penyelenggaraan pemerintahan daerah.
(3) Melaksanakan kegiatan yang menjadi urusan daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b mengandung pengertian bahwa pemberian hibah harus menunjang
pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan.
(4) Kegiatan dengan kondisi tertentu yang berkaitan dengan penyelenggaraan kegiatan
pemerintah daerah yang berskala nasional/internasional/regional di daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c mengandung pengertian bahwa pemberian hibah dapat
diberikan untuk mendukung kegiatan pemerintah pusat atau propinsi yang
diselenggarakan di Kabupaten Garut.
(5) Untuk melaksanakan kegiatan sebagai akibat kebijakan Pemerintah yang mengakibatkan
penambahan beban APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d mengandung
pengertian bahwa hibah dapat diberikan sebagai tindak lanjut dari Putusan Pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (untuk mendukung pelaksanaan program
Pemerintah yang harus dilaksanakan di Daerah).
(6) Tidak wajib, tidak mengikat dan tidak terus menerus setiap tahun anggaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf e mengandung pengertian bahwa pemberian hibah ada batas
akhirnya tergantung pada kemampuan keuangan daerah dan kebutuhan atas kegiatan tersebut dalam
menunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah.
(7) Memenuhi persyaratan penerima hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f
mengandung pengertian bahwa penerima hibah harus memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4.

Pasal 7

(3) Hibah kepada masyarakat paling sedikit memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6;
b. mempertimbangkan kinerja pengelolaan hibah sebelumnya, akumulasi hibah yang
pernah diterima dan/atau kegiatan sejenis yang telah dilaksanakan;
c. berkedudukan dalam wilayah administrasi Pemerintah Kabupaten Garut;
d. mengajukan proposal yang paling sedikit memuat latar belakang, maksud serta tujuan,
rincian rencana kegiatan, jadwal kegiatan dan rencana penggunaan hibah dengan
dilampiri:
1. salinan keputusan pengangkatan sebagai pengurus yang dilegalisir oleh
Lurah/Kepala Desa;
6

2. foto copy KTP ketua, sekretaris dan bendahara yang telah dilegalisir oleh Camat;
dan
3. foto copy bukti kepemilikan rekening bank Pemerintah/Daerah atas nama
kelompok/pengurus.
e. data teknis apabila tujuan permohonan hibah diperuntukan kegiatan yang bersifat
fisik/infrastruktur meliputi gambar rencana dan kontruksi bangunan atau dokumen lain
yang sejenis atau spesifikasi barang;
f. mendapatkan rekomendasi tertulis dari Kepala Desa/Lurah dan Camat;
g. mendapatkan rekomendasi teknis dari SKPD terkait;
h. menandatangani fakta integritas sebagai penerima hibah, yang ditandangani oleh
ketua dan sekretaris; dan
i. menandatangani surat pernyataan kesanggupan untuk mempertangungjawabkan
penerimaan hibah, yang ditandangani oleh ketua dan bendahara; dan
j. menandatangani surat pernyataan kesediaan untuk diperiksa oleh aparat pengawasan
internal/eksternal, yang ditandangani oleh ketua dan bendahara.

Paragraf 3
Pengajuan Permohonan
Pasal 8
(1) Pengajuan permohonan hibah disampaikan secara tertulis dan ditujukan kepada Bupati
melalui Kepala SKPD atau Unit Kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya sebagaimana
dimaksud tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Peraturan Bupati ini.
(2) Permohonan hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang diajukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat, dan/atau organisasi
masyarakat wajib dibubuhi cap dan ditandatangani oleh:
a. Pimpinan/Ketua/Kepala atau sebutan lain pada satuan kerja dari
kementerian/lembaga pemerintah non kementerian;
b. Gubernur/Walikota/Bupati atau pejabat yang diberi kuasa untuk mewakilinya bagi
pemerintah daerah lainnya;
c. Direktur Utama atau sebutan lain bagi Perusahaan Daerah; dan
d. Ketua dan sekretaris atau sebutan lain bagi masyarakat dan organisasi
kemasyarakatan.
(3) Pengajuan hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pengkajian oleh Tim
Teknis pada SKPD.
(4) Dalam melakukan pengkajian sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Tim Teknis dapat
melakukan pemeriksaan setempat untuk mendapatkan keyakinan pemberian hibah dan
menuangkan hasil penelitian lapangan ke dalam berita acara pemeriksaan setempat,
yang wajib diketahui pula oleh Kepala Desa/Lurah dan Camat atau pejabat yang
mewakilinya.
(5) Berita acara pemeriksaan setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat
dilengkapi dengan data pendukung, seperti foto lokasi, pernyataan kebenaran data dari
RT dan RW setempat dan data-data lain sesuai kebutuhan.

Bagian Ketiga
Pelaksanaan dan Penatausahaan
Paragraf 1
Umum
Pasal 14
(1) Pelaksanaan anggaran hibah berupa uang didasarkan atas DPA-PPKD.
(2) Pelaksanaan anggaran hibah berupa barang/jasa didasarkan atas DPA-SKPD.
7

Pasal 15
(1) Bupati menetapkan daftar penerima hibah beserta besaran uang atau jenis barang atau
jasa yang akan dihibahkan dengan Keputusan Bupati berdasarkan Peraturan Daerah
tentang APBD dan Peraturan Bupati tentang penjabaran APBD.
(2) Daftar penerima hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar
penyaluran/penyerahan hibah.
(3) Penyaluran/penyerahan hibah dari Pemerintah Daerah kepada penerima hibah dilakukan
setelah penandatanganan NPHD.

Paragraf 2
Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD)
Pasal 16
Berdasarkan Keputusan Bupati tentang daftar penerima hibah disusun NPHD untuk
masing-masing penerima hibah yang dilaksanakan oleh:
a. Kepala PPKD untuk hibah berupa uang; dan
b. Kepala SKPD terkait untuk hibah berupa barang/jasa.

Pasal 17
(1) NPHD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 paling sedikit memuat:
a. identitas pemberi dan penerima hibah;
b. tujuan pemberian hibah;
c. besaran/rincian penggunaan hibah yang akan diterima;
d. hak dan kewajiban para pihak;
e. tata cara pencairan/penyaluran/penyerahan hibah;
f. penggunaan hibah;
g. pertanggungjawaban hibah;
h. sanksi; dan
i. ketentuan lain yang dipandang perlu.
(2) Format NPHD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Paragraf 4
Pelaksanaan Hibah Berupa Barang/Jasa
Pasal 22
(1) SKPD melakukan proses pengadaan barang/jasa berdasarkan DPA-SKPD sesuai
peraturan perundang-undangan.
(2) SKPD mencatat barang/jasa hasil pengadaan pada jenis belanja barang dan jasa, objek,
rincian objek hibah barang/jasa berkenaan yang akan diserahkan kepada pihak
ketiga/masyarakat.
(3) Penyerahan hibah berupa barang/jasa dilakukan oleh Kepala SKPD kepada penerima
hibah.
(4) Penyerahan hibah berupa barang/jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan
setelah persyaratan dilengkapi sebagai berikut:
a. hibah untuk masyarakat dan/atau organisasi kemasyarakatan:
1. berita acara serah terima rangkap 4 (empat) bermaterai cukup, ditandatangani
dan dicap lembaga/organisasi serta dicantumkan nama lengkap ketua/pimpinan
lembaga/organisasi;
2. NPHD;
8

3. foto copy kartu identitas (KTP) ketua/pimpinan lembaga/organisasi; dan


4. surat pernyataan tanggung jawab.

Bagian Keempat
Pertanggungjawaban dan Pelaporan
Pasal 25
(1) Penerima hibah bertanggungjawab secara administratif dan material atas kebenaran dan
keabsahan laporan penggunaan hibah yang diterimanya.
(2) Pertanggungjawaban penerima hibah meliputi:
a. laporan penggunaan hibah uang, untuk penerima hibah berupa uang, dan laporan
penggunaan hibah barang/jasa untuk penerima hibah berupa barang/jasa;
b. surat pernyataan tanggung jawab yang menyatakan bahwa hibah yang diterima telah
digunakan sesuai dengan naskah perjanjian hibah daerah;
c. bukti-bukti pengeluaran yang lengkap dan sah sesuai peraturan perundang-undangan
bagi penerima hibah berupa uang atau salinan bukti serah terima barang atau jasa
bagi penerima hibah berupa barang atau jasa;
d. dokumentasi pelaksanaan kegiatan berupa foto atau bentuk lain; dan
e. dokumen-dokumen lain yang dipandang perlu dan penting.
(3) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c wajib disimpan dan
dipergunakan oleh penerima hibah selaku obyek pemeriksaan.
(4) Lamanya waktu penyimpanan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf c sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(5) Format laporan penggunaan dan pertanggungjawaban hibah sebagaimana tercantum
dalam Lampiran III yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati
ini.

Pasal 28
(1) Penerima hibah berupa barang/jasa membuat dan menyampaikan laporan penggunaan
hibah berupa barang/jasa kepada Bupati melalui kepala SKPD terkait.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) dan ayat (3) berlaku secara
mutatis mutandis untuk penerima hibah berupa barang/jasa.

BAB IX
SANKSI
Pasal 63
(1) Penerima hibah atau bantuan sosial yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 56, Pasal 57, Pasal 58 dan Pasal 59 dapat dikenakan sanksi administratif
dan/atau sanksi pidana sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa peringatan
tertulis, penundaan/penghentian pencairan/penyaluran bantuan sosial atau sanksi lain
sesuai peraturan perundang-undangan.

BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 64
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini
dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Garut.

Ditetapkan di Garut
9

pada tanggal 28 Oktober 2011


9 B U P A T I G A R U T,

ACENG H.M. FIKRI

Diundangkan di Garut
pada tanggal 28 Oktober 2011
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GARUT,

H. IMAN ALIRAHMAN, SH, MSi


PEMBINA UTAMA MADYA
NIP. 19590613 198503 1 008
BERITA DAERAH KABUPATEN GARUT
TAHUN 2011 NOMOR 41

Anda mungkin juga menyukai