TENTANG
SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DAN LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH
BUPATI GARUT,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 10 ayat (1) huruf h
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang
Badan Layanan Umum Daerah, Pejabat Keuangan
menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan;
b. bahwa dalam rangka menyelenggarakan sistem manajemen
keuangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu disusun
Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
Dan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda);
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati
tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah Pusat Kesehatan Masyarakat dan
Laboratorium Kesehatan Daerah;
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah Kabupaten yang selanjutnya disebut Daerah adalah Kabupaten Garut.
2. Bupati adalah Bupati Garut.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah.
4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah unsur
perangkat daerah pada Pemerintah Daerah yang melaksanakan Urusan
Pemerintahan Daerah.
5. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD
adalah unsur penunjang Urusan Pemerintahan pada Pemerintah Daerah yang
melaksanakan Pengelolaan Keuangan Daerah.
6. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah sistem
yang diterapkan oleh SKPD atau Unit SKPD pada SKPD dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai fleksibilitas dalam pola
pengelolaan keuangan sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan
daerah pada umumnya.
3
7. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan Keuangan Daerah.
8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD
adalah rencana keuangan tahunan Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan
Daerah.
9. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat pemegang
kewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi
SKPD yang dipimpinnya.
10. Kuasa PA yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang diberi kuasa untuk
melaksanakan sebagian kewenangan PA dalam melaksanakan sebagian tugas dan
fungsi SKPD.
11. Kuasa BUD adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan tugas BUD.
12. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK adalah
pejabat pada Unit SKPD yang melaksanakan 1 (satu) atau beberapa kegiatan dari
suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.
13. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD yang selanjutnya disingkat PPK SKPD
adalah pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD.
14. Bendahara Penerimaan adalah pejabat yang ditunjuk untuk menerima,
menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang
pendapatan Daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.
15. Bendahara Pengeluaran adalah pejabat yang ditunjuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk
keperluan belanja Daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.
16. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu
jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
17. Anggaran Kas adalah perkiraan arus kas masuk yang bersumber dari penerimaan
dan perkiraan arus kas keluar untuk mengatur ketersediaan dana yang cukup
guna mendanai pelaksanaan APBD dalam setiap periode.
18. Standar Akuntansi Pemerintahan yang selanjutnya disingkat SAP adalah prinsip
akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan
pemerintah.
19. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah adalah prinsip, dasar, konvensi, aturan,
dan praktik spesifik yang dipilih oleh Pemerintah Daerah sebagai pedoman dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangan Pemerintah Daerah untuk
memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan dalam rangka meningkatkan
keterbandingan laporan keuangan terhadap anggaran, antar periode maupun
antar entitas.
20. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat SAPD adalah
rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan, dan elemen lain
untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan
pelaporan keuangan di lingkungan organisasi Pemerintahan Daerah.
21. Bagan Akun Standar yang selanjutnya disingkat BAS adalah daftar kodefikasi dan
klasifikasi terkait transaksi keuangan yang disusun secara sistematis sebagai
pedoman dalam pelaksanaan anggaran dan pelaporan keuangan Pemerintah
Daerah.
22. Belanja Daerah adalah semua kewajiban Pemerintah Daerah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang berkenaan.
4
23. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas atau nilai kekayaan bersih yang dapat
berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
24. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya
disingkat RKA SKPD adalah dokumen yang memuat rencana pendapatan dan
belanja SKPD atau dokumen yang memuat rencana pendapatan, belanja, dan
Pembiayaan SKPD yang melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah yang
digunakan sebagai dasar penyusunan rancangan APBD.
25. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi 1 (satu) atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat yang dikoordinasikan
oleh Pemerintah Daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan
Daerah.
26. Kegiatan adalah bagian dari Program yang dilaksanakan oleh 1 (satu) atau
beberapa SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu
Program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang
berupa personil atau sumber daya manusia, barang modal termasuk peralatan
dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau semua jenis sumber daya
tersebut, sebagai masukan untuk menghasilkan keluaran dalam bentuk barang
atau jasa.
27. Keluaran adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh Kegiatan yang
dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan Program dan
kebijakan.
28. Hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya Keluaran dari
Kegiatan dalam 1 (satu) Program.
29. Sasaran adalah Hasil yang diharapkan dari suatu Program atau Keluaran yang
diharapkan dari suatu Kegiatan.
30. Kinerja adalah Keluaran atau Hasil dari Program atau Kegiatan yang akan atau
telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan
kualitas yang terukur.
31. Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang Daerah yang ditentukan
oleh Bupati untuk menampung seluruh Penerimaan Daerah dan membayar
seluruh Pengeluaran Daerah.
32. Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang Daerah
yang ditentukan oleh Bupati untuk menampung seluruh Penerimaan Daerah dan
membayar seluruh Pengeluaran Daerah pada bank yang ditetapkan.
33. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat DPA SKPD
adalah dokumen yang memuat pendapatan dan belanja SKPD atau dokumen yang
memuat pendapatan, belanja, dan Pembiayaan SKPD yang melaksanakan fungsi
Bendahara Umum Daerah yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran
oleh PA.
34. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen
yang digunakan untuk mengajukan permintaan pembayaran.
35. Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat UP adalah uang muka kerja dalam
jumlah tertentu yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk membiayai
Kegiatan operasional pada SKPD atau Unit SKPD dan/atau untuk membiayai
pengeluaran yang menurut sifat dan tujuannya tidak mungkin dilakukan melalui
mekanisme pembayaran langsung.
BAB II
RUANG LINGKUP SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD
PUSKESMAS/LABKESDA
Pasal 2
(1) Sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pengaturan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan BLUD
Puskesmas/Labkesda, meliputi:
a. Pendahuluan yang mengatur Latar Belakang, Tujuan dan Manfaat, Dasar
Penyusunan, Ruang Lingkup;
b. Sistem dan Prosedur Pengelola Keuangan Daerah pada Badan Layanan
Umum Daerah;
c. Sistem dan Prosedur Perencanaan dan Penganggaran
d. Sistem dan Prosedur Penatausahaan Keuangan
e. Sistem dan Prosedur Laporan Pertanggungjawaban BLUD.
6
(3) Pengaturan secara rinci Sistem dan Prosedur pengelolaan keuangan BLUD
Puskesmas/Labkesda sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
BAB III
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 3
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, maka Peraturan Bupati Garut
Peraturan Bupati Garut Nomor 68 Tahun 2018 tentang Sistem Dan Prosedur
Pengelolaan Keuangan Daerah Badan Layanan Umum Daerah (Berita Daerah
Kabupaten Garut Tahun 2018 Nomor 68), sepanjang mengatur mengenai Badan
Layanan Umum Daerah Pusat Kesehatan Masyarakat dan Laboratorium Kesehatan
Daerah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 4
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini
dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Garut.
Ditetapkan di Garut
pada tanggal 30 Juni 2022
B U P A T I G A R U T,
ttd
RUDY GUNAWAN
Diundangkan di Garut
pada tanggal 30 Juni 2022
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GARUT,
ttd
NURDIN YANA
BERITA DAERAH KABUPATEN GARUT
TAHUN 2022 NOMOR 37
LAMPIRAN I
PERATURAN BUPATI GARUT
NOMOR 37 TAHUN 2022
TENTANG
SISTEM DAN PROSEDUR
PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN
LAYANAN UMUM DAERAH PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT DAN
LABORATORIUM KESEHATAN
DAERAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Paradigma baru pengelolaan keuangan negara sesuai dengan paket
Undang-undang di bidang keuangan negara yaitu Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2003, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004, Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2004, paling tidak mengandung 3 (tiga) kaidah manajemen pengelolaan
keuangan negara, yaitu:
a. orientasi pada hasil;
b. profesionalitas;
c. akuntabilitas; dan
d. transparansi.
Paradigma ini dimaksudkan untuk memangkas ketidakefisienan dan
ketidakefektifan pemerintah, sebagaimana selama ini telah dipersepsikan oleh
masyarakat. Dalam manajemen modern organisasi pemerintahan harus lebih
profesional, transparan dan akuntabel. Max Weber mengemukakan bahwa
pemerintah memiliki dua peranan yang sangat penting, yakni ditinjau dari
mechanic view pemerintah sebagai regulator dan sebagai administrator,
sedangkan dari organic view pemerintah berfungsi sebagai public service agency
dan sebagai investor. Peranan sebagai regulator dan administrator erat sekali
kaitannya dengan birokrasi sedangkan sebagai agen pelayan masyarakat dan
sebagai investor harus dinamis dan dapat ditransformasikan menjadi unit yang
otonom.
Pola transformasi fungsi tersebut dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu
rightsizing (cut the government), corporatization, dan privatization. Rightsizing
adalah perampingan organisasi pemerintah dengan tujuan efisiensi dan
efektivitas. Corporatization adalah mewirausahakan birokrasi atau mengelola
organisasi pemerintah sebagaimana mengelola organisasi bisnis, namun tetap
mengedepankan pelayanan kepada masyarakat. Privatization adalah mengubah
status organisasi pemerintah menjadi organisasi semi privat, dimana masyarakat
(publik) dapat menjadi pemilik organisasi tersebut, namun demikian tidak semua
kegiatan pemerintah bisa ditransformasikan sebagai unit yang otonom dengan
pola diatas. Transformasi fungsi kegiatan sebagai unit yang otonom dapat
dilakukan pada berbagai kegiatan, antara lain: kegiatan pelayanan pendidikan,
kesehatan masyarakat, pengolahan data, administrasi kendaraan, pengelolaan
dana bergulir, pemeliharaan jalan, dan lain-lain. Sementara itu kegiatan yang
tidak bisa ditransformasikan sebagai unit yang otonom antara lain: kegiatan
legislasi, pengaturan (regulasi), penetapan kebijakan pelayanan, penganggaran,
peradilan, penindakan dan pertanggungjawaban.
2
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
membuka koridor baru bagi penerapan basis kinerja ini di lingkungan
pemerintah. Dalam Pasal 68 dan Pasal 69 dari undang-undang tersebut, instansi
pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya memberikan pelayanan kepada
masyarakat dapat menerapkan pola pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan
menonjolkan produktivitas, efisiensi dan efektivitas. Instansi demikian, dengan
sebutan umum sebagai Badan Layanan Umum (BLU), diharapkan menjadi
contoh konkrit yang menonjol dari penerapan manajemen keuangan berbasis
pada hasil (kinerja). BLU juga menjadi salah satu produk reformasi pengelolaan
keuangan keuangan negara, yang salah satunya adalah terjadi pergeseran dari
penganggaran tradisional yang sekedar membiayai masukan (input) ke proses
penganggaran berbasis kinerja yang memperhatikan apa yang akan dihasilkan
(output).
Dengan pola pengelolaan keuangan BLU, fleksibilitas diberikan dalam
rangka pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan pendapatan dan belanja,
pengelolaan kas, dan pengadaan barang/jasa. BLU/BLUD juga diberikan
kesempatan untuk mempekerjakan tenaga profesional non PNS serta kesempatan
untuk memberikan imbalasan jasa kepada pegawai sesuai dengan kontribusinya.
Tetapi sebagai pengimbang, BLU/BLUD dikendalikan secara ketat dalam
perencanaan dan penganggarannya, serta dalam pertanggungjawabannya. Dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 sebagaimana telah diubah dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012, BLU/BLUD wajib menghitung
harga pokok dari layanannya dengan kualitas dan kuantitas yang distandarkan,
demikian juga dalam pertanggungjawaban, BLUD harus mampu menghitung dan
menyajikan anggaran yang digunakannya dalam kaitannya dengan layanan yang
telah direalisasikan.
BLUD adalah satuan kerja perangkat daerah atau Unit Kerja pada Satuan
Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau
jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam
melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktifitas.
Dalam mengelola keuangannya disebut dengan Pola Pengelolaan Keuangan
BLUD (selanjutnya akan disebut PPK-BLUD), yaitu pola pengelolaan keuangan
yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan
praktik-praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan
negara pada umumnya.
PPK-BLUD diterapkan oleh setiap instansi pemerintah yang secara
fungsional menyelenggarakan kegiatan yang bersifat operasional. Penetapan
sebagai BLUD adalah terkait dengan pola pengelolaan keuangannya, bukan
dalam hal kelembagaannya. Sehingga pengertian instansi di lingkungan
pemerintah yang dibentuk pada definisi tersebut diatas tidak berarti suatu
instansi pemerintah yang akan menerapkan PPK-BLUD harus membentuk
satuan kerja baru.
Dengan kompleksitas kerja yang sedemikian luas, sudah seharusnya BLUD
dikelola secara profesional, efektif dan efisien yang guna menghasilkan tingkat
pelayanan yang optimal kepada masyarakat penggunanya. Untuk menghasilkan
pelayanan yang optimal tentunya juga dibutuhkan perangkat sistem penunjang
yang dapat menghasilkan informasi yang tepat dalam setiap pengambilan
keputusan.
3
Walaupun saat ini BLUD di Kabupaten Garut telah memiliki pedoman
khusus yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengurusan keuangan BLUD
dengan suatu sistem pengelolaan keuangan yang terintegrasi, akan tetapi perlu
dilakukan penyesuaian dengan kebijakan yang baru, untuk itu maka perlu
disusun Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan BLUD Puskesmas dan
Laboratorium Kesehatan Daerah.
B. Tujuan
Tujuan penyusunan Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan BLUD
Puskesmas dan Labkesda ini adalah:
1. sebagai pedoman pengelolaan keuangan BLUD Puskesmas dan Labkesda;
2. untuk memenuhi kepentingan manajemen dalam rangka pelaksanaan
fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian dan
pengendalian;
3. menjadi acuan dalam prosedur perencanaan, penganggaran, penatausahaan
keuangan BLUD Puskesmas dan Labkesda; dan
4. sebagai pedoman dalam penyusunan laporan keuangan BLUD Puskesmas
dan Labkedsa yang memenuhi ketentuan Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP).
Manfaat pedoman Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan BLUD
Puskesmas dan Labkesda ini adalah untuk:
1. meningkatkan akuntabilitas dan kualitas layanan pelaksanaan tugas;
2. mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin dilakukan
pegawai; dan
3. sebagai instrument yg dapat melindungi pegawai dari kemungkinan
tuntutan hukum, karena tuduhan melakukan penyimpangan.
C. Dasar Penyusunan
Penyusunan Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan BLUD Puskesmas
dan Labkesda kami gambarkan sebagai berikut:
4
D. Ruang Lingkup
Pedoman Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan BLUD Puskesmas ini
disusun dalam lima lampiran, yaitu:
1. Lampiran 1 Pendahuluan, merupakan pembahasan mengenai:
a. Latar Belakang
b. Tujuan dan Manfaat
c. Dasar Penyusunan
d. Ruang Lingkup
2. Lampiran 2 Pengelola Keuangan Daerah pada Badan Layanan Umum Daerah
3. Lampiran 3 Sistem dan Prosedur Perencanaan dan Penganggaran
4. Lampiran 4 Sistem dan Prosedur Penatausahaan Keuangan
5. Lampiran 5 Sistem dan Prosedur Laporan Pertanggungjawaban BLUD
LAMPIRAN II
PERATURAN BUPATI GARUT
NOMOR 37 TAHUN 2022
TENTANG
SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN
KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM
DAERAH PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
DAN LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH
1) Pemimpin
Pemimpin mempunyai tugas:
a) Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi,
mengendalikan, dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan
BLUD agar lebih efisien dan produktivitas;
b) Merumuskan penetapkan kebijakan teknis BLUD serta
kewajiban lainnya sesuai dengan kebijakan yang telah
ditetapkan oleh kepala daerah;
c) Menyusun Renstra;
d) Menyiapkan RBA;
2
2) Pejabat Keuangan
Pejabat keuangan mempunyai tugas:
a) Merumuskan kebijakan terkait pengelolaan keuangan;
b) Mengoordinasikan penyusunan RBA;
c) Menyiapkan DPA;
d) Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja;
e) Menyelenggarakan pengelolaan kas;
f) Melakukan pengelolaan utang, piutang dan investasi;
g) Menyusun kebijakan pengelolaan Barang Milik Daerah yang
berada dibawah penguasaannya;
h) Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan;
i) Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan
keuangan; dan
j) Tugas lainnya yang ditetapkan oleh kepala daerah dan/atau
pimpinan sesuai dengan kewenangannya.
3) Pejabat Teknis
Pejabat teknis mempunyai tugas:
a) Menyusun perencanaan kegiatan teknis operasional dan
pelayanan di bidangnya;
3
b. Pengawas BLUD
1) Satuan Pengawas Internal
Satuan Pengawas Internal (selanjutnya disebut SPI) yaitu
pengawas internal yang berkedudukan langsung dibawah
pemimpin, dapat dibentuk oleh Pemimpin untuk pengawasan
dan pengendalian internal terhadap kinerja pelayanan,
keuangan dan pengaruh lingkungan sosial dalam
menyelenggarakan Praktek Bisnis Yang Sehat. Pembentukan SPI
dengan mempertimbangkan:
- Keseimbangan antara manfaat dan beban;
- Kompleksitas manajemen; dan
- Voume dan/atau jangkauan pelayanan.
2) Dewan Pengawas
Dewan Pengawas (selanjutya disebut Dewas) dapat dibentuk oleh
kepala daerah. Pembentukan Dewan Pengawas hanya dapat
dilakukan oleh BLUD yang memiliki realisasi pendapatan
menurut laporan realisasi anggaran 2 (dua) tahun terakhir atau
nilai aset menurut neraca 2 (dua) tahun terakhir. Dewan
Pengawas dibentuk untuk pengawasan dan pengendalian
internal yang dilakukan oleh Pejabat Pengelola. Jumlah anggota
Dewan Pengawas paling banyak 3 (tiga) atau 5 (lima) orang.
B U P A T I G A R U T,
ttd
RUDY GUNAWAN
LAMPIRAN III
PERATURAN BUPATI GARUT
NOMOR 37 TAHUN 2022
TENTANG
SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN
KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DAN
LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH
KELOMPOK : PAD
JENIS : LAIN-LAIN PAD
YANG SAH
OBJEK : PENDAPATAN
BLUD BUKAN
RINCIAN OBJEK :
PENDAPATAN BLUD RETRIBUS
SUB RINCIAN OBJEK : I DAERAH
PENDAPATAN BLUD
b. Belanja BLUD
Komponen anggaran Belanja BLUD yang akan dimasukan dalam
RBA terdiri dari atas:
a. Belanja operasi
Belanja operasi mencakup seluruh seluruh Belanja BLUD
untuk menjalanakan tugas dan fungsi, meliputi belanja
pegawai, belanja barang dan jasa, belanja bunga dan belanja
lain.
b. Belanja modal
Belanja modal mencakup seluruh belnja BLUD untuk
memperoleh aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat
lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam
kegiatan BLUD, meliputi belanja tanah, belanja peralatan dan
mesin, belanja gedung dan bangunan, belanja jalan, irigasi dan
jaringan, dan belanja aset tetap lainnya.
Berdasarkan alur diatas dijelaskan bahwa terdapat sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun-tahun
sebelumnya yakni 20x1 senilai Rp 100.000.000 dan 20x2 senilai Rp 120.000.000. Nilai rata-rata SiLPA tahun
20x1 dan 20x2 sebesar Rp 110.000.000 tersebut akan dianggarkan ke dalam RBA 20x4 pada pos akun SiLPA
tahun sebelumnya. Proyeksi penganggaran SiLPA tahun sebelumnya tersebut dihitung berdasarkan rata-rata
SiLPA tahun sebelumnya pada dua tahun anggaran sebelum tahun dilakukannya penyusunan RBA
b) Divestasi
Divestasi Adalah rencana penarikan dana karena BLUD
menarik investasi jangka pendek, seperti deposito jangka
pendek 3 (tiga) sampai 12 (dua belas) bulan.
c) Penerimaan utang/pinjaman
Penerimaan utang/pinjaman adalah rencana penerimaan
dana dari kewajiban utang/pinjaman, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Berdasarkan pasal 87
sampai dengan pasal 89 Permendagri 79/2018,
penerimaan utang/pinjaman dalam BLUD berupa
utang/pinjaman jangka pendek dan utang/pinjaman
jangka panjang.
Utang/pinjaman jangka pendek yag dimaksud dalam
pasal ini merupakan penerimaan utang/pinjaman yang
memberikan manfaat kurang dari 1 (satu) tahun yang
timbul karena kegiatan operasional dan/atau yang
diperoleh dengan tujuan untuk menutup selisih antara
jumlah kas yang tersedia ditambah proyeksi jumlah
penerimaan kas dengan proyeksi jumlah pengeluaran kas
dalam 1 (satu) tahun anggaran, sehingga harus dilunasi
dalam tahun anggaran berkenaan. Sementara untuk
utang/pinjaman jangka panjang merupakan penerimaan
utang/pinjaman yang memberikan manfaat lebih dari 1
(satu) tahun dengan masa pembayaran kembali atas
utang/pinjaman tersebut lebih dari 1 (satu) tahun
anggaran yang hanya dipergunakan hanya untuk belanja
modal.
Berdasarkan pasal-pasal resebut maka dapat diketahui
dalam RBA yang dianggarkan adalah hanya
utang/pinjaman jangka panjang. Dimana, penganggran
untuk penerimaan utang/pinjaman jangka panjang
tersebut meliputi penerimaan pokok utang/pinjaman
yang harus dilunasi pada tahun angggaran berikutnya
sesuai dengan persyaratan perjanjian utang/pinjaman
yang bersangkutan sesuai dengan perturan perundang-
undangan. Untuk penganggaran penerimaan
utang/pinjaman jangka pendek dapat dilakukan di
perubahan anggaran, baik atas realisasi utang/pinjaman
jangka pendek yang dilakukan sebelum perubahan
anggaran maupun setelah perubahan anggaran.
2) Pengeluaran pembiayaan
9
Dari alur diatas dapat dijelaskan bahwa dalam tahun 20x1 akan
menganggarkan sebesar Rp 50 juta untuk investasi deposito
dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan. Untuk aspek penganggaran
atas deposito ini pada RBA tahun 20x1 akan dianggarkan pada
pos akun pengeluaran pembiayaan atas investasi sebesar Rp 50
juta. Selanjutnya disaat yang sama tahun 20x1 juga akan
dianggarkan pada pos akun penerimaan pembiayaan atas
divestasi sebesar RP 50 juta untuk deposito tersebut.
12
3. Pihak Terkait
a. Pemimpin BLUD
Pemimpin BLUD adalah pihak yang ditetapkan melalui
keputusan Bupati untuk memimpin BLUD memimpin BLUD
bertanggung jawab atas RBA BLUD yang disusun sebagai
bagian dari proses perencanaan operasional BLUD tahunan
pemimpin BLUD Unit Kerja adalah kepala UPTD dan Pemimpin
BLUD SKPD adalah Direktur.
b. Dewan Pengawas
Dewan Pengawas atau pejabat yang menggantikan fungsi
Dewan Pengawas (kepala Dinas Kesehatan) Dewan Pengawas
adalah pihak yang ditetapkan oleh keputusan Bupati untuk
melakukan proses pembinaan dan pengawasan pengelolaan
BLUD Dewan Pengawas wajib mengetahui atas RBA BLUD yang
dibina dan diawasi
c. Tim Penyusun RBA BLUD
Tim penyusun RBA BLUD adalah tim yang dibentuk dan
ditetapkan oleh pemimpin BLUD sekurang-kurangnya
beranggotakan pengelola keuangan, penyusun program, dan
pengelola teknis kegiatan BLUD.
14
4. Langkah Teknis
Proses penyusunan RBA ini tidak terlepas dari proses pengajuan
RKA-SKPD menjadi RAPBD. Penyusunan RBA disusun berdasarkan
Surat Edaran Kepala Daerah perihal Pedoman Penyusunan RKA-
SKPD dan RKA-PPKD. Berdasarkan SE tersebut, nantinya akan
disusun RBA yang menunjukan proyeksi dari pendapatan, belanja
dan pembiayaan BLUD. Berikut dapat dijelaskan proses
penyusunan RBA:
No Uraian Waktu Lama
1 Penerbitan SE Kepala Daerah perihal
penyusunan RKA SKPD
2 Berdasarkan SE Kepala Daerah
sebelumnya maka dilakukan penyusunan
Paling lambat 4 Minggu
RKA SKPD dan juga bersamaan dengan
minggu III
penyusunan RBA dengan menunjukan
bulan Agustus
proyeksi dari pendapatan, belanja dan
pembiayaan BLUD dan menampung
masukan dari dewan pengawas (jika ada)
3 Penyampaian RBA ke SKPD sebagai
bagian dari bahan penyusunan RKA
SKPD
4 RKA SKPD beserta RBA yang sudah
Paling lambat 60 (enam
disusun disampaiakan ke PPKD sebagai
minggu I s.d puluh) hari
bahan penyusunan rancangan peraturan
minggu II bulan kerja
daerah tentang APBD
September
5 Disampaiakn ke TAPD yang kemudian
akan ditelaah. Hasil telaah TAPD
kemudian sebagai perbaikan RBA (jika
ada)
6 RBA yang telah diperbaiki kemudian
menjadi DBA dan setelah DAN paling lambat
selanjutnya menyusun anggaran kas akhir Desember
BLUD (31 Desember)
Tabel 1
5. Format dokumen
NIP
NIP. …………………………
…………………………
c. Jumlah menurut jenis pendapatan diisi dengan jumlah hasil penjumlahan dari
seluruh jumlah objek pendapatan berkenaan.
7) Diisi tanggal, bulan dan tahun
18
NIP . …………………………
20
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Investasi
………………
Dst
Pembayaran Pokok Utang/Pinjaman
………………
Dst
Jumlah
…………, …………….. 20…. (7)
Pemimpin Badan Layanan Umum
Daerah
(ttd)
(Nama Lengkap)
NIP . …………………………
b. Pengeluaran Pembiayaan
(1) Uraian pertama yang dicantumkan untuk menguraikan lebih lanjut
pengeluaran pembiayaan yaitu uraian pengeluaran pembiayaan;
(2) Selanjutnya diuraikan jenis-jenis pengeluaran pembiayaan yang
termasuk dalam kelompok pengeluaran pembiayaan berkenaan, seperti
investasi dan pembayaran pokok utang/pinjaman;
(3) Untuk masing-masing jenis pengeluaran pembiayaan yang dicantumkan
selanjutnya diuraikan objek pengeluaran pembiayaan yang termasuk
dalam jenis pengeluaran pembiayaan berkenaan.
6) Pengisian kolom tiga, sebagai berikut:
a. Pengisian jumlah pembiayaan secara horizontal sesuai dengan jumlah yang
direncanakan menurut jenis, rincian dan objek yang dicantumkan dalam
kolom uraian;
b. Jumlah menurut jenis pembiayaan diisi dengan jumlah hasil penjumlahan
dari seluruh jumlah objek pembiayaan yang berkenaan.
7) Diisi tanggal, bulan dan tahun.
23
Kegiatan : … (5)
Total …(17)
…….., ……20…(18)
Kepala Unit …/ Pejabat Kepala Unit
Teknis Kegiatan Program/Keuangan
(ttd) (19) (ttd) (19)
(Nama Lengkap) (Nama Lengkap)
Program : ……(4)
Kegiatan : ……(5)
Sub Kegiatan : ……(6)
Sumber Dana : ……(7)
Indikator & Tolak Ukur Kinerja Belanja Kegiatan BLUD
Indikator Tolak Ukur Kinerja (8) Target Kinerja (9)
Capaian Program
Masukan
Keluaran
Kelompok Sasaran Kegiatan ……………………………………………(10)
RINCIAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN BELANJA PER SUB KEGIATAN
1 2 3 4 5 6
4 7
5
JUMLAH (Rp) …(15)
…………, …………….. 20…. (17)
Nilai Ambang Batas sebesar Rp…… (16) Pemimpin Badan Layanan Umum
Daerah
(ttd)
(Nama Lengkap)
NIP . …………………………
26
1. Kepala Daerah menerbitkan Surat Edaran Kepala Daerah dan dikoordinir Pejabat Keuangan serta
meminta masukan Dewan Pengawas
perihal Pedoman Penyusunan RKA SKPD dan RKA
SKPKD
RBA
5. SKPKD menyampaikan RKA-SKPD beserta RBA yang BLUD
RBA BLUD
sudah disusun ke TAPD yang kemudian akan ditelaah
RKA SKPD
dan hasil telaah TAPD kemudian sebagai perbaikan dari RKA SKPD
RKA PPKD selaku PPKD
RBA (jika ada) paling lambat Minggu I-II September selaku
SKPKD
dengan durasi 60 (enam puluh) hari kerja
28
8. BLUD menetapkan RBA yang telah diperbaiki oleh Membuat DBA Dana
BLUD & menyusun
TAPD menjadi DBA selanjutnya menyusun DPA & Anggaran kas
BLUD
anggaran kas BLUD paling lambat akhir Desember
(31 Desember)
29
4. Langkah Teknis
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa ambang batas
merupakan besaran persentase realisasi belanja yang diperkenankan
melampaui anggaran RBA dan DPA.
Dalam hal belanja BLUD melampaui ambang batas, BLUD terlebih
dahulu meminta persetujuan Kepala Daerah. Dalam hal terjadi
kekurangan anggaran, BLUD mengajukan usulan tambahan
anggaran dari APBD kepada PPKD. Anggaran BLUD yang tercantum
dalam RBA dan DPA dapat bertambah atau berkurang dari yang
direncanakan sepanjang bertambah atau berkurangnya terkait
dengan pendapatan secara proporsional (flexible budget).
Berdasarkan tabel diatas, terdapat besaran ambang batas RBA tahun anggaran (20XX+1) = (109,69 : 3 ) =
36,56% dari rencana biaya yang bersumber dari pendapatan jasa layanan, hibah tidak terikat, hasil
Kerjasama, dan lain-lain pendapatan BLUD yang sah, Tahun Anggaran (20XX+1). Untuk itu, apabila rencana
belanja bersumber dari jasa layanan, hibah tidak terikat, hasil Kerjasama, dan lain-lain pendapatan BLUD
yang sah, Tahun Anggaran (20XX+1), misal diperkirakan Rp 13.000.000.000,- maka besaran ambang batas
36,56% x Rp 13.000.000.000,- = Rp 4.752.800.000,-
Dengan demikian apabila reaslisasi belanja BLUD masih dibawah (Rp 13.000.000.000,- + Rp 4.752.800.000,-)
= Rp 17.752.800.000,- BLUD dapat melaksanakan belanja dengan melaporkan kepada PPKD. Sedangkan
apabila pendapatan melebihi Rp 17.752.800.000,- BLUD dapat melaksanakan belanja dari kelebihan
pendapatan tersebut setelah mendapatkan persetujuan dari kepala daerah terlebih dahulu dan dituangkan
dalam bentuk peraturan kepala daerah.
3. Pihak Terkait
a. Pemimpin BLUD
Pemimpin BLUD adalah pihak yang ditetapkan melalui
keputusan Bupati untuk memimpin BLUD memimpin BLUD
bertanggung jawab atas RBA BLUD yang disusun sebagai bagian
dari proses perencanaan operasional BLUD tahunan pemimpin
BLUD puskesmas adalah kepala puskesmas pada BLUD
Puskesmas dan Pemimpin BLUD Labkesda adalah Kepala
Labkesda.
b. TAPD
Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat
TAPD adalah tim yang dibentuk dengan keputusan kepala
daerah dan dipimpin oleh sekretaris daerah yang mempunyai
tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan kepala daerah
dalam rangka penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari
pejabat perencana daerah, PPKD dan pejabat Iainnya sesuai
dengan kebutuhan.
c. PPKD
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat
PPKD adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah
yang selanjutnya disebut dengan kepala SKPKD yang
34
…..........., …......................20…..(10)
Kepala SKPD**
(ttd)***
(nama lengkap)
NIP. …..................................(11)
Keterangan ….........................................(12)
Tanggal Perubahan :
Catatan Hasil Pembahasan :
1.
2.
dst.
1 … (21) 2 … (22) 3.. (23) 4.. (24) 5.. (25) 6=3x5.. (26)
5 1 1 Belanja Pegawai
5 1 1 xx Belanja Pegawai BLUD
5 1 1 xx xx Belanja Pegawai BLUD
5 1 1 xx xx xx Belanja Pegawai BLUD
5 1 2 Belanja Barang dan Jasa
5 1 2 xx Belanja Barang dan Jasa BLUD
5 1 2 xx xx Belanja Barang dan Jasa BLUD
5 1 2 xx xx xx Belanja Barang dan Jasa BLUD
5 2 1 Belanja Modal Tanah
5 2 1 xx Belanja Modal Tanah BLUD
5 2 1 xx xx Belanja Modal Tanah BLUD
5 2 1 xx xx xx Belanja Modal Tanah BLUD
5 2 2 Belanja Modal Peralatan dan Mesin
5 2 2 xx Belanja Modal Peralatan dan Mesin BLUD
5 2 2 xx xx Belanja Modal Peralatan dan Mesin BLUD
5 2 2 xx xx xx Belanja Modal Peralatan dan Mesin BLUD
(tanda tangan)***
Nama Lengkap
NIP.
Keterangan : ………….(28)
Tanggal Pembahasan : ……
Catatan Hasil Pembahasan : ……
1.
2.
Dst
*coret yang tidak perlu
**narasi diganti dengan "atas nama Kepala SKPD"
***ditandatangani oleh Pemimpin BLUD untuk Rumah Sakit Daerah
28. Keterangan diisi dengan tanggal pembahasan formulir RKA Pendapatan oleh
TAPD.
29. Diisi seluruh anggota TAPD yang di lengkapi dengan nama, NIP dan jabatan.
Kode Jumlah
Uraian
Rekening (Rp)
Pembiayaan Netto
Keterangan : ………….(11)
Tanggal Pembahasan : ……
Catatan Hasil Pembahasan : ……
1.
2.
Dst
Setelah dokumen RBA BLUD dan RKA SKPD telah tersusun maka
kemudian SKPD akan menyerahkan kepada PPKD untuk
selanjutnya ditelaah oleh TAPD agar dapat tersusun Rancangan
APBD suatu Pemerintah Daerah.
3. Pihak Terkait
a. Pemimpin BLUD
Pemimpin BLUD adalah pihak yang ditetapkan melalui
keputusan Bupati untuk memimpin BLUD memimpin BLUD
bertanggung jawab atas RBA BLUD yang disusun sebagai
bagian dari proses perencanaan operasional BLUD tahunan
pemimpin BLUD puskesmas adalah kepala puskesmas pada
BLUD Puskesmas dan Pemimpin BLUD Labkesda adalah
Kepala Labkesda.
b. TAPD
Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat
TAPD adalah tim yang dibentuk dengan keputusan kepala
daerah dan dipimpin oleh sekretaris daerah yang mempunyai
tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan kepala
daerah dalam rangka penyusunan APBD yang anggotanya
terdiri dari pejabat perencana daerah, PPKD dan pejabat
Iainnya sesuai dengan kebutuhan.
c. PPKD
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat
43
4. Langkah Teknis
Dokumen RBA tersusun oleh BLUD dan sudah dikonversi dan
diintegrasikan/dikonsolidasikan oleh unit kerja yang membidangi
program dan anggaran SKPD menjadi RKA-SKPD maka dimulailah
proses pengajuan penetapan RBA. Proses ini tidak akan telepas
dari proses pengajuan RKA-SKPD menjadi RAPBD.
Proses pengajuan dan penetapan RBA dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. RKA-SKPD beserta RBA sudah tersusun di SKPD disampaikan
kepada PPKD sebagai bahan penyusunan rancangan peraturan
daerah tentang APBD. RBA tersebut merupakan kesatuan
dengan RKA-SKPD.
b. PPKD menyampaikan RKA-SKPD beserta RBA kepada TAPD
untuk dilakukan penelaahan. Hasil penelaahan antara lain
digunakan sebagai dasar pertimbangan alokasi dana APBD
untuk BLUD.
c. TAPD menyampaikan kembali RKA-SKPD beserta RBA yang
telah diakukan penelaahan kepada PPKD untuk dicantumkan
dalam rancangan Peratuan daerah tentang APBD yang
selanjutnya ditetapkan menjadi Peraturan Daerah tentang
APBD.
d. Tahapan dan jadwal proses penyusunan dan penetapan RBA
untuk mengikuti tahapan dan jadwal proses penyusunan dan
penetapan APBD.
e. Ketentuan lebih lanjut mengenai proses penyusunan,
pengajuan, penetapan, perubahan RBA BLUD diatur dengan
Peraturan Kepala Daerah.
Untuk dapat memperoleh gambaran tahapan pengajuan dan
penetapan RBA dapat dilihat pada diagram sebagai berikut:
44
PPKD
TAPD
PENELAAHAAN
DITUANGKAN
DALAM RANPERDA
RBA RKA APBD UNTUK HASIL TELAAH
SKPD DITETAPKAN DIGUNAKAN
MENJADI PERDA SEBAGAI DASAR
APBD PERTIMBANGAN
INTEGRASI/KONSOLIDAS ALOKASI APBD
I UNTUK BLUD
RBA
b. Format dokumen Rincian Perubahan Rencana Bisnis dan Anggaran Belanja BLUD
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT (1)
BLUD PUSKESMAS / LABKESDA ………………..(2)
PERUBAHAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN
ANGGARAN BELANJA TAHUN ANGGARAN …… (3)
No Uraian Sebelum Perubahan Setelah Perubahan Tambah/
Jasa Hibah Hasil Lain-lain SiLPA APBD Jasa Hibah Hasil Lain-lain SiLPA APB Kurang
1 2 …(5) Layan Kerja3 …(6)
pendapat Layan Kerja4 …(7)pendapat D 5 …(8)
an Sama an BLUD an Sama an BLUD (Rp)
…(4) BELANJA
yang sah yang sah
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai
a. …
b. …
Dst
Belanja Barang dan Jasa
a. …
b. …
Dst
Belanja Bunga
a. …
b. …
Dst
Belanja Lain-lain
a. …
b. …
Dst
BELANJA MODAL
Belanja Tanah
a. …
b. …
Dst
Belanja Peralatan dan Mesin
52
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Investasi
………………
Dst
Pembayaran Pokok Utang/Pinjaman
………………
Dst
Jumlah
…………, …………….. 20…. (9)
Pemimpin Badan Layanan Umum Daerah
(ttd)
(Nama Lengkap)
NIP . …………………………
(8) (9)
Total …(12)
…………, …………….. 20…. (13)
Kepala Unit …/ Pejabat Teknis Kepala Unit Program/Keuangan dibawah Pejabat
Kegiatan Keuangan
(ttd) (14) (ttd) (14)
(Nama Lengkap) (Nama Lengkap)
NIP . ………………………… NIP . …………………………
57
Program : ……(4)
Kegiatan : ……(5)
Sub Kegiatan : ……(6)
Sumber Dana : ……(7)
Indikator & Tolak Ukur Kinerja Belanja Kegiatan BLUD
Sebelum Perubahan … (8) Setelah Perubahan … (9)
Indikator
Tolak Ukur Kinerja Target Kinerja Tolak Ukur Kinerja Target Kinerja
Capaian Program
Masukan
Keluaran
Kelompok Sasaran Kegiatan ……………………………………………(10)
RINCIAN PERUBAHAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN BELANJA PER SUB KEGIATAN
KODE RINCIAN PERHITUNGAN SEBELUM PERUBAHAN (13) RINCIAN PERHITUNGAN SETELAH PERUBAHAN (14)
REKENING
URAIAN (12)
(11) HARGA HARGA
VOLUME SATUAN JUMLAH VOLUME SATUAN JUMLAH
SATUAN SATUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Divestasi
Penerimaan Utang/Pinjaman
Jumlah
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Investasi
Pembayaran Pokok Utang/Pinjaman
Jumlah
Pembiayaan Netto
Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran Tahun
Berkenaan (SiLPA/SiKPA)
Nilai Ambang Batas belanja sebesar Rp … (9) …………, …………….. 20…. (10)
Pemimpin Badan Layanan Umum
Daerah
(ttd)
(Nama Lengkap)
NIP . …………………………
61
Petunjuk Pengisian Formulir Ringkasan Perubahan RBA BLUD (Pendapatan, Belanja
Pembiayaan):
1) Diisi nama provinsi/Kabupaten/Kota;
2) Diisi dengan nama BLUD;
3) Diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan;
4) Pengisian kolom satu
Kolom I, diisi dengan nomor urut pendapatan, belanja dan pembiayaan;
5) Kolom 2, diisi dengan uraian pendapatan/belanja/pembiayaan;
a. Pencantuman pendapatan diawali dengan uraian pendapatan selanjutnya
diikuti dengan uraian jenis pendapatan diterima oleh BLUD;
b. Belanja diawali dengan pencantuman uraian belanja selanjutnya uraian
belanja dikelompokkan ke dalam belanja operasi dan belanja modal; Dalam
kelompok belanja operasi diuraikan ke jenis-jenis belanja; dan Dalam
kelompok belanja modal diuraikan ke jenis-jenis belanja;
c. Untuk pembiayaan diawali dengan pencantuman uraian pembiayaan
selanjutnya uraian pembiayaan dikelompokkan ke dalam penerimaan dan
pengeluaran pembiayaan; Dalam kelompok penerimaan pembiayaan
diuraikan ke jenis-jenis penerimaan pembiayaan; dan dalam kelompok
pengeluaranan pembiayaan diuraikan ke jenis-jenis pengeluaran
pembiayaan.
6) Kolom 3, diisi dengan jumlah perkiraan pendapatan, belanja dan pembiayaan
sebelum perubahan RBA;
7) Kolom 4, diisi dengan jumlah perkiraan pendapatan, belanja dan pembiayaan
setelah perubahan RBA;
8) Kolom 5 diisi dengan selisih lebih/kurang antara jumlah anggaran pendapatan,
belanja dan pembiayaan sesuai jenis sebelum perubahan dan setelah
perubahan;
9) Diisi dengan nilai ambang batas total belanja yang telah ditentukan;
10) Diisi tanggal, bulan dan tahun dilengkapi dengan tanda tangan, nama lengkap
dan NIP dari pemimpin BLUD.
62
g. Format Rincian Perubahan Rencana Bisnis dan Anggaran Pendapatan, Belanja, dan
Pembiayaan
Nilai Ambang Batas Belanja sebesar Rp … (9) …………, …………….. 20…. (10)
Pemimpin Badan Layanan Umum Daerah
(ttd)
(Nama Lengkap)
NIP………………………………
Petunjuk Pengisian Formulir Rincian Perubahan RBA BLUD (Pendapatan, Belanja dan
Pembiayaan):
1) Diisi nama provinsi/Kabupaten/Kota;
2) Diisi dengan nama BLUD;
3) Diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan;
4) Pengisian kolom satu
Kolom I, diisi dengan nomor urut pendapatan, belanja dan pembiayaan;
5) Kolom 2, diisi dengan uraian pendapatan/belanja/pembiayaan.
a. Pencantuman pendapatan diawali dengan uraian pendapatan selanjutnya
diikuti dengan uraian kelompok, jenis, objek dan rincian objek pendapatan
diterima oleh BLUD;
b. Belanja diawali dengan pencantuman uraian belanja selanjutnya uraian
belanja dikelompokkan ke dalam belanja operasi dan belanja modal;
Dalam kelompok belanja operasi diuraikan kelompok, jenis, objek dan rincian
objek belanja;
64
Dalam kelompok belanja modal diuraikan kelompok, jenis, objek dan rincian
objek belanja;
c. Untuk pembiayaan diawali dengan pencantuman uraian pembiayaan
selanjutnya uraian pembiayaan dikelompokkan ke dalam penerimaan dan
pengeluaran pembiayaan;
Dalam kelompok penerimaan pembiayaan diuraikan ke jenis-jenis penerimaan
pembiayaan;
Dalam kelompok pengeluaran pembiayaan diuraikan ke jenis-jenis pengeluaran
pembiayaan;
6) Kolom 3, diisi dengan jumlah perkiraan pendapatan, belanja dan pembiayaan
sebelum perubahan RBA;
7) Kolom 4, diisi dengan jumlah perkiraan pendapatan, belanja dan pembiayaan
setelah perubahan RBA;
8) Kolom 5 diisi dengan selisih lebih/kurang antara jumlah anggaran pendapatan,
belanja dan pembiayaan sesuai jenis sebelum perubahan dan setelah
perubahan;
9) Diisi dengan nilai ambang batas total belanja yang telah ditentukan;
10) Diisi tanggal, bulan dan tahun dilengkapi dengan tanda tangan, nama lengkap
dan NIP dari pemimpin BLUD.
65
h. Format Perubahan RKA-Pendapatan
Formulir RKA -
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
PENDAPATAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
PERUBAHAN
Provinsi/Kabupaten/Kota*) ……………………………………………………………...… (1)
Tahun Anggaran …………….. (2)
Organisasi : x.xx.xx.xx.x-xx.xx. …………………………………………………………......…………..(3)
Rincian Perubahan Anggaran Pendapatan Satuan Kerja Perangkat Daerah
4 Pendapatan
4 1 PAD
4 1 4 Lain-lain PAD yang sah
4 1 4 xx Pendapatan BLUD
4 1 4 xx xx Pendapatan BLUD
4 1 4 xx xx xx Pendapatan BLUD
Jumlah
(tanda tangan)***
Nama Lengkap
NIP. ………………………….. (10)
Keterangan : ………….(11)
Tanggal Pembahasan : ……
Catatan Hasil Pembahasan : ……
1.
2.
Dst
*coret yang tidak perlu
**narasi diganti dengan "atas nama Kepala SKPD"
***ditandatangani oleh Pemimpin BLUD untuk Rumah Sakit Daerah
5 1 1 Belanja Pegawai
5 1 1 xx Belanja Pegawai BLUD
5 1 1 xx xx Belanja Pegawai BLUD
5 1 1 xx xx xx Belanja Pegawai BLUD
5 1 2 Belanja Barang dan Jasa
5 1 2 xx Belanja Barang dan Jasa BLUD
5 1 2 xx xx Belanja Barang dan Jasa BLUD
5 1 2 xx xx xx Belanja Barang dan Jasa BLUD
5 2 1 Belanja Modal Tanah
5 2 1 xx Belanja Modal Tanah BLUD
5 2 1 xx xx Belanja Modal Tanah BLUD
5 2 1 xx xx xx Belanja Modal Tanah BLUD
5 2 2 Belanja Modal Peralatan dan Mesin
5 2 2 xx Belanja Modal Peralatan dan Mesin BLUD
5 2 2 xx xx Belanja Modal Peralatan dan Mesin BLUD
5 2 2 xx xx xx Belanja Modal Peralatan dan Mesin BLUD
(tanda tangan)***
Nama Lengkap
NIP.
Keterangan : ………….(27)
Tanggal Pembahasan : ……
Catatan Hasil Pembahasan : ……
1.
2.
Dst
*coret yang tidak perlu
**narasi diganti dengan "atas nama Kepala SKPD"
***ditandatangani oleh Pemimpin BLUD untuk Rumah Sakit Daerah
Kode Lebih/
Uraian Sebelum Perubahan Setelah Perubahan
Rekening Kurang
Pembiayaan Netto
Keterangan : ………….(13)
Tanggal Pembahasan : ……
Catatan Hasil Pembahasan : ……
1.
2.
Dst
7. Pemimpin BLUD menyusun DBA BLUD Perubahan dan Membuat DBA Dana
Anggaran Kas Perubahan BLUD & menyusun DPA
& Anggaran kas BLUD
B U P A T I G A R U T,
ttd
RUDY GUNAWAN
LAMPIRAN IV
PERATURAN BUPATI GARUT
NOMOR 37 TAHUN 2022
TENTANG
SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN
KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM
DAERAH PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT DAN LABORATORIUM
KESEHATAN DAERAH
2. Deskripsi Kegiatan
a. Penerimaan kas pada BLUD dapat bersumber dari:
1) Jasa layanan
Jasa layanan berupa layanan yang diberikan kepada BLUD
masyarakat.
2) Hibah
Hibah berupa hibah terikat dan hibah tidak terikat yang diperoleh
dari masyarakat atau badan lain. Hibah tersebut digunakan sesuai
dengan tujuan pemberian hibah, sesuai dengan peruntukannya
yang selaras dengan tujuan BLUD sebagaimana tercantum dalam
naskah perjanjian hibah.
3) Hasil kerjasama dengan pihak lain
Hasil kerjasama dengan pihak lain berupa hasil yang diperoleh dari
kerjasama BLUD.
2
4) APBD
APBD berupa pendapatan yang berasal dari penerimaan dari kas
umum daerah yang digunakan untuk belanja kegiatan yang
bersumber dari DPA APBD Dinas Kesehatan diluar DPA BLUD atau
DPA yang berasal dari anggaran belanja yang menggunakan dana
BLUD (biasa dikenal dengan istilah dana fungsional).
5) Lain-lain pendapatan BLUD yang sah
Lain-lain pendapatan BLUD yang sah meliputi:
a) Jasa giro;
b) Pendapatan bunga;
c) Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang
asing;
d) Komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari
penjualan dan/atau pengadaan dan/atau jasa oleh BLUD;
e) Investasi; dan
f) Pengembangan usaha.
b. Prosedur ini menjelaskan mengenai rangkaian proses penatausahaan
penerimaan kas sebagaimana pada huruf (a) untuk meningkatkan
pengelolaan pendapatan BLUD menjadi lebih efektif, efesien, transparan
dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Pihak Terkait
a. SKPKD (dalam hal ini BPKAD)
b. Pemimpin BLUD/Pengguna Anggaran
Dalam kegiatan ini, Pemimpin BLUD/Pengguna Anggaran memiliki
wewenang untuk menerima dan mengesahkan Laporan
Pertanggungjawaban Penerimaan dari Bendahara Penerimaan melalui
Pejabat Keuangan BLUD.
c. Pejabat Keuangan BLUD
Dalam kegiatan ini, melalui Pejabat Keuangan BLUD memiliki tugas
melaksanakan fungsi akuntansi yang berkaitan dengan pemeriksaan
kesesuaian/verifikasi pendapatan dan belanja berdasarkan anggaran
dan pencatatan realisasinya.
d. Bendahara Penerimaan/Bendahara Penerimaan Pembantu
Dalam kegiatan ini, Bendahara Penerimaan/Bendahara Penerimaan
Pembantu memiliki tugas sebagai berikut:
1) Menerima pembayaran sejumlah uang yang tertera pada dokumen
tagihan.
2) Memverifikasi kesesuaian jumlah uang yang diterima dengan
dokumen tagihan.
3) Memverifikasi kesesuaian jumlah uang yang diterima dengan
dokumen tagihan.
4) Membuat Surat Tanda Setoran (STS) dan Surat Tanda Bukti
Pembayaran (TBP)/Bukti lain yang sah.
5) Menyerahkan Tanda Bukti Pembayaran/tanda bukti lain yang sah
kepada fungsi akuntansi.
3
4. Langkah Teknis
a. Pelaksanaan Penerimaan Kas dari Pendapatan BLUD
Prosedur ini menjelaskan mengenai rangkaian proses
penatausahaan penerimaan yang berasal dari Pendapatan BLUD yang
dikelola oleh Bendahara Penerimaan/Bendahara Penerimaan Pembantu
seperti jasa layanan, hibah dan penerimaan lain yang sah (kecuali
pendapatan APBD/APBN).
Transaksi penerimaan pendapatan BLUD yang menggunakan
minimal dokumen TBP dan STS akan melalui sedikitnya 3 kemungkinan
mekanisme pembukuan atau pencatatan berdasarkan cara penerimaan
pendapatannya. Ketiganya adalah:
1) Pembukuan atas Pendapatan secara Tunai;
2) Pembukuan atas Pendapatan melalui Rekening Bank Bendahara
Penerimaan BLUD; dan
3) Pembukuan atas Pendapatan melalui Rekening Kas BLUD.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut ketiga pola pembukuan
pendapatan BLUD tersebut:
4
5. Format Dokumen
a. Format Tanda Bukti Pembayaran
b. Dari
Nama : …………………………….. (7)
Alamat : …………………………….. (8)
Mengetahui (13)
Bendahara Penerimaan BLUD Pembayar/Penyetor/Kasir (13)
(ttd) (ttd)*
Jumlah
Uang tersebut diterima pada tanggal ……………………………………………..(8)
NIP. …………
NIP. …………
c. Kolom jumlah diisi dengan jumlah nilai nominal penerimaan setiap rincian objek
pendapatan.
8) Tanggal uang diterima diisi tanggal saat penerimaan uang dari STS;
9) Nama ibukota, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan STS;
10) STS ditandatangani oleh Bendahara Penerimaan BLUD dan Pemimpin BLUD dengan
mencantumkan nama lengkap.
9
No Penerimaan Pembayaran
No. Bukti Tanggal Cara Kode Rekening Uraian Jumlah No. STS Tgl Jumah Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Saldo Awal
x.x.xx.xx.xx.xxx
Jumlah (6)
Jumlah Penerimaan : ……….(7)
Jumlah Yang Disetorkan : ……….(8)
Sisa Kas :
Pada hari ini tanggal ….., Bukti Penerimaan dan Penyetoran ditutup oleh kami dan terdapat saldo kas sebesar Rp……(9)
(…………………………………………………………………………………………………………………………………..) (10)
Terdiri
Dari:(11)
o Tunai
o Saldo Bank
o Lainnya
Mengetahui/Menyetujui (12)
Pemimpin BLUD Bendahara Penerimaan
(ttd) (ttd)
(nama lengkap) (nama lengkap)
NIP. ………… NIP. …………
10
6. Bagan Alir
Proses Pelaksanaan Pendapatan Melalui Bendahara Penerimaan BLUD
Penerima Bendahara Penerimaan Pejabat Pemimpin BLUD/
Uraian Bank
Layanan BLUD Keuangan Administrasi
1. Pemimpin BLUD/ Administrasi menyerahkan Tanda Bukti
Pembayaran (TBP) / Bukti lain yang sah kepada Bendahara
Penerimaan
Uang Uang
2. Deskripsi Kegiatan
Pengeluaran kas pada BLUD sumber pendanaan dapat berasal dari dua
sumber dana yaitu sumber dana APBN/APBD dan sumber BLUD (dari
Pendapatan BLUD seperti jasa layanan, hibah dan penerimaan lain yang
sah). Untuk pengeluaran kas yang sumber dana berasal dari APBN/APBD
prosedur penatausahaannya mengikuti ketentuan yang ada di Pemda,
sedangkan untuk penatausahaan yang sumber dana dari Pendapatan BLUD
prosedurnya mengikuti kebijakan yang dibuat oleh masing-masing BLUD,
dimana pendapatan BLUD yang di terima bisa langsung di gunakan untuk
proses belanja dan mempunyai fleksibilitas terhadap anggarannya.
Prosedur ini menjelaskan mengenai rangkaian proses penatausahaan
pengeluaran kas yang sumber dananya dari pendapatan BLUD. Untuk
prosedur penatausahaan pengeluaran kas terbagi menjadi dua mekanisme
yaitu:
a. Mekanisme UP/GU/TU; dan
b. Mekanisme LS-Pegawai dan LS-Barang Jasa.
3. Pihak Terkait
a. SKPKD (dalam hal ini BPKAD).
b. Pemimpin BLUD/Pengguna Anggaran
Dalam kegiatan ini, Pemimpin BLUD/Pengguna Anggaran memiliki
wewenang untuk menerima dan mengesahkan Laporan
Pertanggungjawaban Pengeluaran dari Bendahara Pengeluaran melalui
Pejabat Keuangan BLUD.
c. Pejabat Keuangan BLUD
Dalam kegiatan ini, melalui Pejabat Keuangan BLUD memiliki tugas
melaksanakan fungsi akuntansi yang berkaitan dengan pemeriksaan
kesesuaian/verifikasi pendapatan dan biaya berdasarkan anggaran dan
pencatatan realisasinya.
14
4. Langkah Teknis
Untuk melaksanakan penatausahan belanja BLUD perlu diingat kembali
apa saja komponen dari belanja BLUD tersebut. Pada Bab sebelumnya telah
dijelaskan komponen-komponen belanja BLUD adalah Belanja Operasional
dan Belanja Modal.
Realisasi dari belanja BLUD tersebut dapat dilaksanakan melalui suatu
mekanisme berdasarkan beberapa alternatif yang dijelaskan sebelumnya.
Untuk lebih memahami penatausahaan belanja BLUD ini, penjelasan akan
menggunakan alternatif terlengkap yaitu terdapat 3 (tiga) rekening yaitu
rekening kas BLUD, rekening di bendahara penerimaan BLUD, dan rekening
di bendahara pengeluaran BLUD sebagai berikut:
Bendahara Pengeluaran BLUD mengajuan Surat Permintaan Pencairan
Dana (Surat-PPD) dalam rangka melaksanakan belanja. Dalam hal ini
bendahara pengeluaran BLUD menyusun Surat-PPD yag dapat berupa:
a. Surat PPD uang Persediaan (UP), dipergunakan untuk mengisi uang
persediaan (UP) tiap-tiap BLUD. Pengajuan Surat-PPD-UP hanya
dilakukan sekali dalam setahun, selanjutnya untuk mengisi saldo uang
persediaan akan menggunakan Surat-PPD-GU.
b. Ganti Uang (GU); yang dipergunakan untuk mengganti UP yang sudah
terpakai. Diajukan ketika UP habis. Misal, suatu PPD mendapatkan
alokasi UP pada tanggal 4 Januari sebesar Rp10.000.000. Pada tanggal
20 januari UP tersebut telah terpakai sebesar Rp9.750.00, maka
PPD-GU yang diajukan adalah sebesar Rp9.750.00 untuk
mengembalikan saldo UP ke jumlah semula.
15
Gaji susulan;
Kekurangan gaji;
Gaji tersusun/gaji terusan;
Uang duka wafat/tewas yang dilengkapi dengan
daftar gaji induk/gaji susulan/kekurangan gaji/uang
wafat/tewas;
SK Pegawai BLUD;
SK CPNS;
SK PNS;
SK kenaikan pangkat;
SK jabatan;
Kenaikan gaji berkala;
Surat pernyataan pelantikan;
Surat pernyataan masih menduduki jabatan;
Surat pernyataan melaksanakan tugas;
Daftar keluarga (KP4);
Forokopi surat nikah;
Fotokopi akta kelahiran;
Surat keterangan pemberhentian pembayaran (SKPP)
gaji;
Daftar potongan sewa rumah dinas;
Surat keterangan masih sekolah/kuliah;
Surat pindah;
Surat kematian;
SSP PPh Pasal 21; dan
Peraturan perundang-undangan mengenai
penghasilan pejabat pengelola BLUD, pegawai BLUD,
Satuan Pengawas Internal (SPI) BLUD dan Dewan
pengawas BLUD.
5. Format Dokumen
a. Format Dasar Perhitungan UP
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ….. (1)
FORMAT DASAR PERHITUNGAN UP
BLUD ……(2)
TAHUN ANGGARAN … (3)
(4)
Keterangan Anggaran Rencana Pembayaran
LS UP/GU Total
1 2 3 4 5
Program A
Kegiatan 1
Kegiatan 2
Program B
Kegiatan 3
Kegiatan 4
Total Belanja
Rencana Pembayaran
dengan LS
Rencana Pembayaran
dengan UP/GU
Besaran UP
….,………..20…..(5)
Pemimpin BLUD
(ttd) (6)
(nama lengkap)
NIP. …………
5) Nama ibukota, tanggal, bulan dan tahun diisi berdasarkan pada saat pembuatan Format
Dasar Perhitungan UP;
6) Format Dasar Perhitungan UP ditandatangani pemimpin BLUD dengan mencantumkan nama
lengkap dan NIP.
NIP. …………
Ringkasan Belanja
Belanja UP/GU
Belanja LS
Jumlah Rp. (III)
Sisa Anggaran Kas Triwulanbersangkutan yang belum Rp.
dibelanjakan (II-III)
Total
Jumlah PPD Yang diminta : ………………… (5)
Terbilang : ………………… (6)
Nama dan Nomor Rekening Bank ………………… (7)
….,………..20…..(8)
Bendahara Pengeluaran BLUD
(ttd) (9)
(nama lengkap)
NIP. …………
b. Ringkasan Anggaran Kas diisi dengan ringkasan anggaran kas yang telah
diterbitkan/ditetapkan untuk BLUD yang bersangkutan. Masing-masing anggaran kas per
triwulan, diisikan dalam kolom-kolom yang tersedia. Lalu seluruh anggaran kas untuk
BLUD yang bersangkutan dijumlahkan (diisi pada tempat bertanda II. Rp……………..);
c. Pada tempat yang disediakan (bertanda I-II Rp……………..) diisikan hasil pengurangan
jumlah total dana DBA/DBAP untuk satu tahun anggaran dengan jumlah total dana
Anggaran Kas BLUD Triwulan berkenaan dan triwulan sebelumnya;
d. Pada kolom di samping kanan Surat-PPD peruntukan UP diisi dengan dana yang telah
dicairkan untuk keperluan UP;
e. Pada kolom di samping kanan Surat-PPD peruntukan GU diisi dengan dana yang telah
dicairkan untuk keperluan GU;
f. Pada kolom di samping kanan Surat-PPD peruntukan LS diisi dengan dana yang telah
dicairkan untuk keperluan pembayaran LS;
g. Seluruh dana yang telah dicairkan dijumlahkan dan diisikan pada tempat dengan tanda III
Rp……………..
h. Pada tempat dengan tanda II-III Rp…………….. diisikan jumlah hasil pengurangan dana
seluruh Anggaran Kas berkenaan dengan dana yang telah di Surat-PPD-kan;
4) Tabel diisi dengan perunjuk sebagai berikut :
a. Program diisi dengan nama program dari jenis belanja;
b. Kegiatan diisi dengan nama kegiatan dari jenis belanja;
c. Sub kegiatan diisi dengan nama sub kegiatan dari jenis belanja;
d. Kolom kode rekening diisi kode rekening dari jenis belanja;
e. Kolom uraian diisi dengan uraian/nama rekening sesuai dengan kode rekening yang telah
diisikan pada kolom kode rekening
f. Kolom jumlah tidak perlu diisi kecuali pada baris TOTAL;
g. Baris TOTAL diisi persis sama sesuai dengan jumlah dana Surat-PPD-GU yang diminta
5) Diisi dengan nilai/jumlah total PPD GU yang diminta;
6) Terbilang diisi dengan jumlah terbilang dari nilai TOTAL;
7) Nama dan nomor rekening bank diisi dengan nama bank beserta nomor rekening bank
bendahara pengeluaran BLUD pada bank tersebut yang akan dipakai untuk pemindahbukuan
dana yang diminta untuk dicairkan melalui penerbitan surat PPD-GU;
8) Nama ibukota, tanggal, bulan dan tahun diisi berdasarkan pada saat pembuatan surat PPD-GU;
9) surat PPD-GU ditandatangani Bendahara Pengeluaran BLUD dengan mencantumkan nama
lengkap dan NIP.
28
………,………….20…..(4)
Bendahara Pengeluaran BLUD
(ttd) (5)
(nama lengkap)
NIP. ………….
Total Rp.
Potongan-potongan
No Uraian Jumlah Keterangan
1 Iuran wajib pegawai** Rp.
2 Tabungan Perumahan Pegawai** Rp.
3 BPJS Kesehatan Rp.
4 Dst.***
Jumlah Rp.
Informasi : (Potongan Pajak Tidak Mengurangi Pembayaran OPD)
No Uraian Jumlah Keterangan
1 Utang PPh 21/22/23 Rp.
2 Utang PPN Rp.
Jumlah Rp.
OPD yang dibayarkan
Jumlah yang diminta : Rp. (18)
Jumlah Potongan : Rp. (19)
Jumlah yang dibayarkan : Rp. (20)
(………………………………………………….)
…. , ………..20….(21)
Pemimpin BLUD
(ttd) (22)
(nama lengkap)
NIP. ……………
*Coret yang tidak perlu
**Menyesuaikan ketentuan lebih lanjut
***Menyesuaikan ketentuan perundang-undangan
Petunjuk pengisian Formulir Pengajuan Surat-OPD:
1) Provinsi/Kabupaten/Kota diisi dengan nama Provinsi/Kabupaten/Kota
2) Nomor diisi dengan nomor Surat-OPD UP/GU/LS;
3) Nomor diisi dengan nomor DBA;
4) Tanggal diisi dengan tanggal DBA;
5) Nomor diisi dengan nomor Surat-PPD UP/GU/LS;
6) Tanggal diisi dengan tanggal Surat-PPD UP/GU/LS;
7) BLUD diisi dengan nama BLUD yang memproses Surat-PPD dan Surat-OPD;
8) Dari diisi jabatan pemimpin BLUD
9) Tahun Anggaran diisi tahun anggaran proses Surat-PPD dan Surat-OPD;
10) Bank/Pos diisi nama bank/pos tempat penyimpanan Rekening Kas BLUD;
11) Uang sebesar diisi dengan jumlah dana yang diminta untuk dicairkan lewat penerbitan
Surat-OPD.
Pengisian disertai dengan jumlah terbilang dari dana yang diminta untuk dicairkan tersebut;
12) Kepada diisi dengan nama Bendahara Pengeluaran BLUD, untuk mekanisme UP/GU/LS dan
diisi dengan nama pihak ketiga (pejabat pengelola BLUD, pegawai BLUD, Satuan Pengawas
internal/SPI BLUD dan Dewan Pengawas BLUD untuk LS gaji pegawai BLUD Non PNS,
honor, tunjangan. Rekap bisa dilampirkan sebagai lampiran Surat-OPD dan di Surat-OPD
32
diisi dengan narasi “terlampir”; nama pihak ketiga yang memberikan jasa atau menjual
barang kepada BLUD untuk LS barang dan jasa) untuk mekanisme LS karena surat-OPD LS
akan diberikan langsung kepada pihak ketiga tanpa melalui bendahara pengeluaran BLUD
13) NPWP diisi dengan NPWP bendahara pengeluaran BLUD untuk mekanisme UP/GU dan diisi
NPWP pihak ketiga untuk mekanisme LS
14) Nomor Rekening diisi dengan nomor rekening Bank/Pos Pejabat Pengelola BLUD, pegawai
BLUD, Satuan Pengawas Internal/SPI BLUD dan Dewan Pengawas BLUD/Pihak Ketiga
15) Bank/Pos diisi dengan nama bank tempat rekening bank/pos pejabat pengelola BLUD,
pegawai BLUD, Satuan Pengawas Internal/SPI BLUD dan Dewan Pengawas BLUD/Pihak
Ketiga
16) Untuk diisi dengan narasi keperluan pengajuan surat-OPD yang di OPD-kan
17) Tabel diisi dengan :
a. Kolom no diisi no urut kode rekening jenis belanja;
b. Kolom kode rekening diisi dengan kode rekening program, kegiatan BLUD dan jenis
belanja;
c. Kolom uraian diisi dengan uraian/nama rekening sesuai dengan kode rekening yang telah
diisikan pada kolom kode rekening
d. Kolom jumlah tidak perlu diisi kecuali pada baris TOTAL;
e. Baris TOTAL diisi persis sama dengan jumlah Rp dana Surat-OPD yang diminta
f. Potongan berupa iuran wajib pegawai, tabungan perumahan pegawai dan potongan sejenis
lainnya diisi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Jumlah
potongan ini akan langsung dikurangkan dari rekening kas BLUD sehingga akan
mengurangi jumlah OPD;
g. Potongan berupa PPN, PPh dan/atau pajak lainnya diisi sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Jumlah tersebut hanya sebagai informasi dan tidak
mengurangi jumlah. Meskipun dalam kesepakatan BLUD melakukan pemotongan namun
Tindakan tersebut dilakukan atas nama bendahara pengeluaran BLUD
18) Jumlah yang diminta diisi dengan jumlah Rp dana Surat-OPD yang diminta
19) Jumlah potongan diisi dengan jumlah Rp yang dipotong dari dana Surat-OPD yang diminta
20) Jumlah yang dibayarkan diisi dengan jumlah Rp dalam angka dan huruf yang dibayarkan
dari jumlah Rp dana Surat-OPD yang diminta dikurangi jumlah Rp Potongan
21) Nama ibukota, tanggal, bulan dan tahun diisi berdasarkan pada saat pembuatan surat OPD;
18) Surat-OPD ditandatangani Pemimpin BLUD dengan mencantumkan nama lengkap dan NIP.
Mengetahui ……,………….20…..(5)
Pemimpin BLUD Pejabat Keuangan BLUD
……,………….20…..(5)
Mengetahui
Pemimpin BLUD Pejabat Keuangan BLUD
Total Rp.
Potongan-potongan
No Uraian Jumlah Keterangan
1 Iuran wajib pegawai** Rp.
2 Tabungan Perumahan Pegawai** Rp.
3 BPJS Kesehatan Rp.
4 Dst.***
Jumlah Rp.
Informasi : (Potongan Pajak Tidak Mengurangi jumlah Pembayaran SURAT-PD)
No Uraian Jumlah Keterangan
1 Utang PPh 21/22/23 Rp.
2 Utang PPN Rp.
3 Rp.
Jumlah Rp.
SURAT-PD yang dibayarkan
Jumlah yang diminta : Rp. (18)
Jumlah Potongan : Rp. (19)
Jumlah yang dibayarkan : Rp. (20)
(………………………………………………….)
…. , ………..20….(21)
Pejabat Keuangan BLUD
(ttd) (22)
(nama lengkap)
NIP. ……………
*Coret yang tidak perlu
**Menyesuaikan ketentuan lebih lanjut
***Menyesuaikan ketentuan perundang-undangan
Petunjuk pengisian Formulir SURAT-PD:
1) Provinsi/Kabupaten/Kota diisi dengan nama Provinsi/Kabupaten/Kota;
2) Nomor diisi dengan nomor Surat-PD UP/GU/LS;
3) Nomor diisi dengan nomor DBA;
4) Tanggal diisi dengan tanggal DBA;
5) Nomor diisi dengan nomor Surat-OPD UP/GU/LS;
6) Tanggal diisi dengan tanggal Surat-PPD UP/GU/LS;
7) BLUD diisi dengan nama BLUD yang memproses Surat-PPD dan Surat-PD;
8) Dari diisi jabatan pemimpin BLUD;
9) Tahun Anggaran diisi tahun anggaran proses Surat-PPD dan Surat-PD;
10) Bank/Pos diisi nama bank/pos tempat penyimpanan Rekening Kas BLUD;
11) Uang sebesar diisi dengan jumlah dana yang diminta untuk dicairkan lewat penerbitan
Surat-PD;
Pengisian disertai dengan jumlah terbilang dari dana yang diminta untuk dicairkan tersebut;
37
12) Kepada diisi dengan nama Bendahara Pengeluaran BLUD, untuk mekanisme UP/GU/LS dan
diisi dengan nama pihak ketiga (pejabat pengelola BLUD, pegawai BLUD, Satuan Pengawas
internal/SPI BLUD dan Dewan Pengawas BLUD untuk LS gaji pegawai BLUD Non PNS, honor,
tunjangan. Rekap bisa dilampirkan sebagai lampiran Surat-PD dan di Surat-PD diisi dengan
narasi “terlampir”; nama pihak ketiga yang memberikan jasa atau menjual barang kepada
BLUD untuk LS barang dan jasa) untuk mekanisme LS karena surat-PD LS akan diberikan
langsung kepada pihak ketiga tanpa melalui bendahara pengeluaran BLUD;
13) NPWP diisi dengan NPWP bendahara pengeluaran BLUD untuk mekanisme UP/GU dan diisi
NPWP pihak ketiga untuk mekanisme LS;
14) Nomor Rekening diisi dengan nomor rekening Bank/Pos Pejabat Pengelola BLUD, pegawai
BLUD, Satuan Pengawas Internal/SPI BLUD dan Dewan Pengawas BLUD/Pihak Ketiga;
15) Bank/Pos diisi dengan nama bank tempat rekening bank/pos pejabat pengelola BLUD,
pegawai BLUD, Satuan Pengawas Internal/SPI BLUD dan Dewan Pengawas BLUD/Pihak
Ketiga;
16) Untuk diisi dengan narasi keperluan pengajuan surat-PD yang di OPD-kan;
17) Tabel diisi dengan :
a. Kolom no diisi no urut kode rekening jenis belanja;
b. Kolom kode rekening diisi dengan kode rekening program, kegiatan BLUD dan jenis
belanja;
c. Kolom uraian diisi dengan uraian/nama rekening sesuai dengan kode rekening yang telah
diisikan pada kolom kode rekening
d. Kolom jumlah tidak perlu diisi kecuali pada baris TOTAL;
e. Baris TOTAL diisi persis sama dengan jumlah Rp dana Surat-PD yang diminta
f. Potongan berupa iuran wajib pegawai, tabungan perumahan pegawai dan potongan sejenis
lainnya diisi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Jumlah
potongan ini akan langsung dikurangkan dari rekening kas BLUD sehingga akan
mengurangi jumlah PD;
g. Potongan berupa PPN, PPh dan/atau pajak lainnya diisi sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Jumlah tersebut hanya sebagai informasi dan tidak
mengurangi jumlah. PD Meskipun dalam kesepakatan BLUD melakukan pemotongan
namun Tindakan tersebut dilakukan atas nama bendahara pengeluaran BLUD
18) Jumlah yang diminta diisi dengan jumlah Rp dana Surat-PD yang diminta;
19) Jumlah potongan diisi dengan jumlah Rp yang dipotong dari dana Surat-PD yang diminta;
20) Jumlah yang dibayarkan diisi dengan jumlah Rp dalam angka dan huruf yang dibayarkan
dari jumlah Rp dana Surat-PD yang diminta dikurangi jumlah Rp Potongan;
21) Nama ibukota, tanggal, bulan dan tahun diisi berdasarkan pada saat pembuatan surat PD;
22) Surat-PD ditandatangani Pejabat Keuangan BLUD dengan mencantumkan nama lengkap dan
NIP.
38
……,………….20…..(5)
(ttd) (6)
(nama lengkap)
NIP. …………………
Petunjuk pengisian Formulir Register Surat-PD:
1) Provinsi/Kabupaten/Kota diisi dengan nama Provinsi/Kabupaten/Kota
2) BLUD diisi dengan nama BLUD yang bersangkutan;
3) Halaman diisi angka sesuai banyaknya halaman register yang dibuat;
4) Tabel diisi dengan :
a. Kolom 1 diisi dengan nomor urut surat-PD yang diterbitkan;
b. Kolom 2 diisi dengan tanggal surat-PD yang diterbitkan;
c. Kolom 3 diisi dengan nomor surat-PD yang diterbitkan;
d. Kolom 4 diisi dengan uraian surat-PD yang diterbitkan;
e. Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah surat-PD UP/GU/LS yang diterbitkan sesuai kolomnya
5) Nama ibukota, tanggal, bulan dan tahun diisi berdasarkan pada saat pembuatan Register
Surat-PD;
6) Register Surat-PD ditandatangani oleh Pejabat Keuangan BLUD dengan mencantumkan nama
lengkap dan NIP.
39
Saldo Awal
x.x.xx.xx.xx.xxx
x.x.xx.xx.xx.xxx
Jumlah (6)
Jumlah saat ini, tanggal ………………..(7) (8)
Jumlah s/d bulan lalu (9)
Jumlah saat ini, tanggal ………………..(10) (11)
Sisa kas:
Pada hari ini tanggal …, Buku Kas Umum di tutup oleh kami dan didapat dalam Kas di Bendahara Pengeluaran Sebesar Rp……(12)
(……………………………………………….)(13)
Terdiri dari : (14)
o Tunai : o Panjar :
o Saldo bank : o Pajak :
Mengetahui/Menyetujui (15)
Pemimpin BLUD Bendahara Pengeluaran BLUD
(ttd) (ttd)
(nama lengkap) (nama lengkap)
NIP. ………………… NIP. …………………
40
JUMLAH (6)
Mengetahui/Menyetujui (7)
Pemimpin BLUD Bendahara Pengeluaran BLUD
(ttd) (ttd)
JUMLAH (6)
Mengetahui/Menyetujui (7)
Pemimpin BLUD Bendahara Pengeluaran BLUD
(ttd) (ttd)
JUMLAH (6)
Mengetahui/Menyetujui (7)
Pemimpin BLUD Bendahara Pengeluaran BLUD
(ttd) (ttd)
JUMLAH (6)
Mengetahui/Menyetujui (7)
Pemimpin BLUD Bendahara Pengeluaran BLUD
(ttd) (ttd)
JUMLAH (12)
Mengetahui/Menyetujui (13)
Pemimpin BLUD Bendahara Pengeluaran BLUD
(ttd) (ttd)
f. Kolom 6 diisi dengan jumlah Rp transaksi belanja yang menggunakan mekanisme LS;
g. Kolom 7 diisi dengan jumlah Rp transaksi belanja yang menggunakan mekanisme UP/GU;
h. Kolom 8 diisi dengan jumlah atau saldo akumulasi kolom (6) dan kolom (7)
12) Jumlah diisi penjumlahan dari kolom penerimaan, pengeluaran dan saldo;*)
13) Tanda tangan ditandatangani oleh bendahara pengeluaran BLUD dan pemimpin BLUD disertai
nama lengkap dan NIP. *)
*) Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan penyusunan laporan
pertanggung jawaban bendahara pengeluaran BLUD
47
JUMLAH Rp (III)
Sisa Anggaran Kas Triwulan bersangkutan yang belum Rp
dibelanjakan (II-III)
RINCIAN RENCANA PENGGUNAAN (11)
No. Kode Rekening Uraian Jumlah
1 x.x.xx.xx.xx.xxx
2 x.x.xx.xx.xx.xxx
Total
……,………20…(15)
Mengetahui,
Pejabat Keuangan BLUD
(ttd) (16)
(Nama Lengkap)
NIP………………
Total Rp.
Potongan-potongan
No Uraian Jumlah Keterangan
1 Iuran wajib pegawai** Rp.
2 Tabungan Perumahan Pegawai** Rp.
3 BPJS Kesehatan Rp.
4 Dst.***
Jumlah Rp.
Informasi : (Potongan Pajak Tidak Mengurangi Pembayaran OPD PK)
No Uraian Jumlah Keterangan
1 Utang PPh 21/22/23 Rp.
2 Utang PPN Rp.
Jumlah Rp.
OPD yang dibayarkan
Jumlah yang diminta : Rp. (18)
Jumlah Potongan : Rp. (19)
Jumlah yang dibayarkan : Rp. (20)
(………………………………………………….)
…. , ………..20….(21)
Pemimpin BLUD
(ttd) (22)
(nama lengkap)
NIP. ……………
*Coret yang tidak perlu
**Menyesuaikan ketentuan lebih lanjut
***Menyesuaikan ketentuan perundang-undangan
Total Rp.
Potongan-potongan
No Uraian Jumlah Keterangan
1 Iuran wajib pegawai** Rp.
2 Tabungan Perumahan Pegawai** Rp.
3 BPJS Kesehatan Rp.
4 Dst.***
Jumlah Rp.
Informasi : (Potongan Pajak Tidak Mengurangi jumlah Pembayaran SURAT-PD-PK)
No Uraian Jumlah Keterangan
1 Utang PPh 21/22/23 Rp.
2 Utang PPN Rp.
Jumlah Rp.
SURAT-PD yang dibayarkan
Jumlah yang diminta : Rp. (18)
Jumlah Potongan : Rp. (19)
Jumlah yang dibayarkan : Rp. (20)
(………………………………………………….)
…. , ………..20….(21)
Pejabat Keuangan BLUD
(ttd) (22)
(nama lengkap)
NIP. ……………
*Coret yang tidak perlu
**Menyesuaikan ketentuan lebih lanjut
***Menyesuaikan ketentuan perundang-undangan
12) Kepada diisi dengan nama Bendahara Pengeluaran BLUD, untuk mekanisme UP/GU/LS dan
diisi dengan nama pihak ketiga (pejabat pengelola BLUD, pegawai BLUD, Satuan Pengawas
internal/SPI BLUD dan Dewan Pengawas BLUD untuk LS gaji pegawai BLUD Non PNS,
honor, tunjangan. Rekap bisa dilampirkan sebagai lampiran Surat-PD PK dan di Surat-PD PK
diisi dengan narasi “terlampir”; nama pihak ketiga yang memberikan jasa atau menjual
barang kepada BLUD untuk LS barang dan jasa) untuk mekanisme LS karena surat-PD PK
LS akan diberikan langsung kepada pihak ketiga tanpa melalui bendahara pengeluaran
BLUD
13) NPWP diisi dengan NPWP bendahara pengeluaran BLUD untuk mekanisme UP/GU dan diisi
NPWP pihak ketiga untuk mekanisme LS
14) Nomor Rekening diisi dengan nomor rekening Bank/Pos Pejabat Pengelola BLUD, pegawai
BLUD, Satuan Pengawas Internal/SPI BLUD dan Dewan Pengawas BLUD/Pihak Ketiga
15) Bank/Pos diisi dengan nama bank tempat rekening bank/pos pejabat pengelola BLUD,
pegawai BLUD, Satuan Pengawas Internal/SPI BLUD dan Dewan Pengawas BLUD/Pihak
Ketiga
16) Untuk diisi dengan narasi keperluan pengajuan surat-PD PK yang di OPD-kan
17) Tabel diisi dengan :
a. Kolom no diisi no urut kode rekening jenis belanja;
b. Kolom kode rekening diisi dengan kode rekening program, kegiatan BLUD dan jeis
belanja;
c. Kolom uraian diisi dengan uraian/nama rekening sesuai dengan kode rekening yang
telah diisikan pada kolom kode rekening
d. Kolom jumlah tidak perlu diisi kecuali pada baris TOTAL;
e. Baris TOTAL diisi persis sama dengan jumlah Rp dana Surat-PD PK yang diminta
f. Potongan berupa iuran wajib pegawai, tabungan perumahan pegawai dan potongan
sejenis lainnya diisi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Jumlah potongan ini akan langsung dikurangkan dari rekening kas BLUD sehingga akan
mengurangi jumlah PD;
g. Potongan berupa PPN, PPh dan/atau pajak lainnya diisi sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Jumlah tersebut hanya sebagai informasi dan tidak
mengurangi jumlah. PD Meskipun dalam kesepakatan BLUD melakukan pemotongan
namun Tindakan tersebut dilakukan atas nama bendahara pengeluaran BLUD
18) Jumlah yang diminta diisi dengan jumlah Rp dana Surat-PD PK yang diminta
19) Jumlah potongan diisi dengan jumlah Rp yang dipotong dari dana Surat-PD PK yang diminta
20) Jumlah yang dibayarkan diisi dengan jumlah Rp dalam angka dan huruf yang dibayarkan
dari jumlah Rp dana Surat-PD PK yang diminta dikurangi jumlah Rp Potongan
21) Nama ibukota, tanggal, bulan dan tahun diisi berdasarkan pada saat pembuatan surat PD
PK;
22) Surat-PD PK ditandatangani Pejabat Keuangan BLUD dengan mencantumkan nama lengkap
dan NIP.
53
……,………20…(5)
Mengetahui,
Pemimpin BLUD Pejabat Keuangan BLUD
(ttd) (6) (ttd) (6)
(Nama Lengkap) (Nama Lengkap)
NIP……………… NIP………………
Saldo Awal
x.x.xx.xx.xx.xxx
x.x.xx.xx.xx.xxx
Jumlah (6)
Jumlah saat ini, tanggal ………………..(7) (8)
Jumlah s/d bulan lalu (9)
Jumlah saat ini, tanggal ………………..(10) (11)
Sisa kas:
Pada hari ini tanggal …, Buku Kas Umum di tutup oleh kami dan didapat dalam Kas di Bendahara Pengeluaran Sebesar Rp……(12)
(……………………………………………….)(13)
Terdiri dari : (14)
o Tunai : o Panjar :
o Saldo bank : o Pajak :
Mengetahui/Menyetujui (15)
Pemimpin BLUD Pejabat Keuangan BLUD
(ttd) (ttd)
(nama lengkap) (nama lengkap)
NIP. ………………… NIP. …………………
55
Proses Pelaksanaan Belanja BLUD – Pengajuan dan Pencairan Uang Persediaan (UP)
Lengkap
Tidak Lengkap
Surat OPD - UP
5. Jika tidak lengkap, pejabat keuangan membuat surat penolakan Surat PPD- Surat PPD-UP dan Surat PPD-UP dan
UP yang ditandatangani Pemimpin BLUD dan dilampiri Surat PPD – UP dan dokumen lainnya dokumen lainnya
dokumen lainnya
Surat Penolakan Surat Penolakan
6. Surat Penolakan yang telah ditandatangani Pemimpin BLUD dan Surat PPD- Surat PPD-UP dan
UP dan dokumen lainnya diserahkan ke Bendahara Pengeluaran untuk dokumen lainnya
diperbaiki serta membuat register penolakan PPD-UP Perbaikan paling lama 1
Register Penolakan
(satu) hari kerja
Surat PPD-UP
Surat Penolakan
57
Proses Pelaksanaan Belanja BLUD – Pengajuan dan Pencairan Uang Persediaan (UP)
Proses Pelaksanaan Belanja BLUD – Pengajuan dan Pencairan Ganti Uang Persediaan (GU)
3. Pejabat Keuangan meneliti kelengkapan surat PPD GU. Jika lengkap, Tidak Lengkap Lengkap
menerbitkan surat PPD GU, jika tidak lengkap akan diperbaiki maksimal 1 Surat OPD - GU
(satu) hari sejak surat PPD-GU diterima
4. Jika tidak lengkap, Pejabat Keuangan membuat surat penolakan Surat PPD-
GU yang ditandatangani Pemimpin BLUD dan dilampiri Surat PPD-GU dan Surat PPD-GU dan
Surat PPD-GU dan
dokumen lainnya dokumen lainnya dokumen lainnya
Surat Penolakan
60
Proses Pelaksanaan Belanja BLUD – Pengajuan dan Pencairan Ganti Uang Persediaan (GU)
Proses Pelaksanaan Belanja BLUD – Pengajuan dan Pencairan Belanja Langsung (LS)
Pemimpin
Uraian Pejabat Teknis Kegiatan (PTK) Bendahara Pengeluaran Pejabat Keuangan
BLUD
Pengajuan dan Pencairan Uang Langsung (LS)
1. Bendahara Pengeluaran dibantu oleh PTK mempersiaplan dokumen-
dokumen yang diperlukan sebagai lampiran dalam pengajuan surat PPD-LS
seperti:
Untuk surat PPD-LS terkait Belanja Gaji dan Tunjangan:
Dokumen Surat PPD-LS Gaji
Draft Surat PPD-LS Gaji
Dokumen-dokumen Pelengkap Daftar Gaji
Lampiran lain yang diperlukan
Untuk Surat PPD-LS terkait Belanja Barang dan Jasa serta Belanja Modal :
Salinan Anggaran Kas BLUD
Draft Surat PPD LS
Dokumen-dokumen Terkait Kegiatan (disiapkan oleh Pejabat Teknis
Kegiatan
Lampiran lain yang diperlukan
2. Pejabat Keuangan meneliti kelengkapan Surat PPD LS. Jika lengkap, tidak Lengkap Lengkap
menerbitkan Surat PPD LS, jika tidak lengkap akan diperbaiki maksimal 1
(satu) hari sejak surat PPD LS diterima Surat OPD-LS
Surat OPD-LS
Proses Pelaksanaan Belanja BLUD – Pengajuan dan Pencairan Belanja Langsung (LS)
Pemimpin
Uraian Pejabat Teknis Kegiatan (PTK) Bendahara Pengeluaran Pejabat Keuangan
BLUD
5. Pejabat Keuangan membuat dokumen pencairan berdasarkan
Surat OPD-LS yang sudah lengkap dengan menerbitkan Surat PD-
LS
Bukti Pembayaran
5. Hasil akhir dari proses ini adalah BKU dan Buku Pembantu yang
BKU
sudah ter update
Buku Pembantu
Rincian Obyek Belanja
64
Bukti Pembayaran
BKU
5. Hasil akhir dari proses ini adalah BKU dan Buku Pembantu yang
sudah ter update
Buku Pembantu
Rincian Obyek Belanja
65
Bukti Pembayaran
Ya
3. Jika uang panjar diberikan melalui kas tunai, maka bendahara
pengeluaran melakukan proses pengisian Buku Pembantu Kas Tidak
Tunai Kolom Pengeluaran
BKU
6. Hasil akhir dari proses ini adalah BKU dan Buku Pembantu yang
sudah ter update
Buku Pembantu
Simpanan/Bank
Buku Pembantu
Kas Tunai
66
Uang
Lebih
7. Jika uang panjar lebih besar daripada belanja, maka PTK wajib
mengembalikan sisa uang panjar tersebut. bendahara pengeluaran Kurang
mencatat pengembalian uang panjar dalam buku pembantu kas
tunai atau simpanan/bank pada kolom penerimaan sejumlah sisa
uang panjar
BKU
9. Hasil akhir dari proses ini adalah BKU-Bendahara Pengeluaran Buku Pembantu
dan Buku Pembantu Bendahara Pengeluaran yang sudah Simpanan/Bank
terupdate
Buku Pembantu
Panjar
Buku Pembantu
Rincian Obyek
Belanja
67
5. Hasil akhir dari proses ini adalah BKU dan Buku Pembantu BKU
yang sudah terupdate BKU Bendahara
Pengeluaran Buku Pembantu
Rincian Obyek Belanja
5. Hasil akhir dari proses ini adalah BKU dan Buku Pembantu BKU
yang sudah terupdate BKU Bendahara
Pengeluaran Buku Pembantu
Rincian Obyek Belanja
68
3. Hasil akhir dari proses ini adalah BKU Pejabat Keuangan yang
sudah terupdate
69
Tidak Lengkap
2. Pejabat Keuangan meneliti kelengkapan surat PPD PK. Jika lengkap dan
dana mencukupi, maka diterbitkan surat OPD PK. Jika tidak lengkap maka
diperbaiki maksimal 1 (satu) hari sejak Surat OPD PK diterima Lengkap
Tidak Lengkap
Perbaikan paling lama
1 (satu) hari kerja
Surat PD-PK
70
2. Deskripsi Kegiatan
Utang yang berhubungan langsung dengan kegiatan BLUD adalah utang
yang timbul karena penerimaan barang/jasa dalam rangka kegiatan utama
BLUD. Utang yang berhubungan tidak langsung dengan kegiatan BLUD
adalah utang yang timbul diluar kegiatan BLUD.
Utang BLUD dikelola dan diselesaikan secara tertib, efesien, ekonomis,
transparan dan bertanggung jawab serta dapat memberikan nilai tambah,
sesuai dengan praktek bisnis yang sehat dan berdasarkan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
Utang BLUD dapat berupa utang jangka pendek dan utang jangka panjang.
Perikatan utang tersebut dilakukan oleh pejabat yang berwenang secara
berjenjang, berdasarkan nilai utang.
Utang jangka pendek merupakan utang yang jatuh temponya tidak lebih dari
12 (dua belas) bulan dan hanya dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan belanja operasional dan keperluan untuk menutup defisit kas.
Persetujuan atas utang jangka pendek diberikan oleh Bupati.
Utang jangka panjang merupakan utang yang jatuh temponya lebih dari
12 (dua belas) bulan dan hanya dapat digunakan untuk pengeluaran belanja
modal. Pengeluaran belanja modal adalah pengeluaran yang diperlukan
untuk program pengadaan aset tetap yang dilaksanakan untuk
meningkatkan kemampuan pelayanan BLUD. Utang jangka panjang wajib
mendapat persetujuan dari Bupati setelah mendapat persetujuan dari DPRD.
Komitmen BLUD dengan calon pemberi utang dituangkan dalam Perjanjian
Utang (PU) yang dibuat setelah persyaratan dan ketentuan utang telah
terpenuhi.
Penatausahaan utang adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan
dalam rangka mencatat di Neraca dan membayar tagihan BLUD.
Utang terjadi karena faktur penjualan dari rekanan belum dibayar oleh
BLUD padahal barang sudah diterima di gudang BLUD atau pekerjaan yang
fisik barangnya telah diserahkan oleh rekanan, tagihan rekanan yang belum
dibayar.
3. Pihak Terkait
a. Pemimpin BLUD;
b. Pejabat Keuangan;
71
c. PPK;
d. PPTK;
e. Penerima Barang;
f. Pejabat Verifikasi; dan
g. Bagian Akuntansi.
4. Langkah Teknis
a. Mekanisme Pencatatan Utang:
Pencantuman utang di Neraca adalah upaya untuk membuat
keseimbangan antara pengakuan fisik barang (asset) dan pengakuan
kewajiban kepada pihak III (utang).
1) Pada akhir bulan PPTK membuat daftar faktur yang belum dibayar
untuk dilampirkan pada formulir utang.
2) Menyiapkan tanda bukti utang sesuai daftar tagihan/faktur yang
belum dibayar dan dengan melampirkan daftar faktur yang belum
ditagih oleh rekanan diserahkan ke Penerima Barang.
3) Penerima Barang menandatangani tanda bukti utang dikolom
penerima barang atas penerimaan barang dan faktur utang yang
belum ditagihkan dan menyerahkannya kembali kepada PPTK.
4) PPTK menandatangani Tanda Bukti Utang setelah dokumen
pendukungnya lengkap dan diserahkan kepada Bendahara
Pengeluaran BLUD.
5) Bendahara Pengeluaran BLUD mengecek kembali kebenaran
perhitungan dan kelengkapan Tanda Bukti Utang yang
disampaikan oleh PPTK dan mencatat nilai utang ke dalam Buku
Pembantu Utang pada Rekanan. Selanjutnya Bendahara
Pengeluaran BLUD menyampaikan berkas Tanda Bukti Utang
kepada Pejabat Keuangan untuk mendapatkan pengesahan setelah
diparaf oleh Pejabat Verifikasi.
6) Pejabat Keuangan Menandatangani Tanda Bukti Utang yang belum
dibayarkan RSUD kepada rekanan dan tanda bukti utang tersebut
diserahkan kepada Bendahara Pengeluaran BLUD.
7) Bendahara Pengeluaran BLUD menyerahkan rekap utang kepada
Pengelola SAI/Akuntansi beserta data pendukung lainnya.
b. Mekanisme Pelunasan Utang:
Pelunasan utang adalah tindak lanjut dari pengakuan utang yang telah
jatuh tempo untuk dibayar. Pelunasan utang merupakan jawaban atas
tagihan yang diajukan oleh rekanan dengan terlebih dahulu PPK/PPTK
membuat SPK.
1) PPTK menerima surat tagihan dari rekanan
2) PPTK meminta Tanda Bukti Utang (TBU) dan dokumen
pendukungnya kepada Bendahara Pengeluaran BLUD dan
membuat konsep SPK dan dokumen lainnya.
3) PPTK mengirim Tanda Bukti Utang dan dokumen pendukung
lainnya kepada Panitia Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) untuk
membuat Berita Acara Pemeriksaan Barang (BAPB) atas faktur yang
belum ditagihkan termasuk faktur yang menjadi lampiran Tanda
Bukti Utang dan semua berkas dikembalikan kepada PPTK.
72
5. Format Dokumen
6. Bagan Alir
Mekanisme pencatatan utang
Bendahara
Uraian PPTK Penerima Barang Pejabat Verivikasi Pejabat Keuangan Bagian Akuntansi
Pengeluaran BLUD
3. PPTK menandatangani
Tanda Bukti Utang
setelah dokumen menandatangani
pendukungnya lengkap Tanda Bukti Utang
dan diserahkan kepada
Bendahara Pengeluaran
BLUD
5. Bendahara Pengeluaran
BLUD menyampaikan
berkas Tanda Bukti Utang Buku Pembantu Buku Pembantu
kepada Pejabat Keuangan Utang paraf Utang Mengesahkan
untuk mendapatkan
pengesahan setelah
diparaf oleh Pejabat
Verifikasi
6. Pejabat Keuangan
Menandatangani Tanda Buku Pembantu Buku Pembantu
Bukti Utang yang belum Utang Utang
dibayarkan kepada
rekanan dan diserahkan
kepada Bendahara
Pengeluaran BLUD
Berita Acara
6. Semua berkas BAPB Pemeriksaan
dikembalikan kepada Barang (BAPB)
PPTK
Tanda Bukti Utang Tanda Bukti Utang
Dokumen Dokumen
Pendukung Lainnya Pendukung Lainnya
7. Mencatatnya
mencatatnya
kedalam Buku kedalam Buku
Bendahara Pengeluaran Bendahara
BLUD Pengeluaran BLU
8. PPTK menyerahkan
Surat Tagihan yang telah Surat Tagihan Surat Tagihan
dilengkapi BAPB, Tanda
Bukti Utang dan faktur-
BAPB BAPB
faktur kepada Bendahara
Pengeluaran BLUD
Tanda Bukti Utang Tanda Bukti Utang
9. Bendahara
Dokumen Dokumen
Pengeluaran BLUD Pendukung Lainnya Pendukung Lainnya
mengecek kelengkapan
dan keakuratan berkas
tagihan serta
menandatangani semua Menandatangani
berkas untuk diajukan kelengkapan dan
pencairan dananya keakuratan berkas
3. Pihak Terkait
a. Pihak ketiga contohnya BPJS untuk peserta BPJS meliputi Pegawai
Negeri Sipil dan Peserta BPJS lainnya.
b. Kasir/Bendahara Penerimaan
Kasir bertugas menerima pembayaran dari pihak ketiga atas selisih
perhitungan jasa pelayanan dan bahan yang dibebankan dengan jumlah
yang ditanggung oleh pemberi program jaminan pelayanan kesehatan.
c. Verifikator
Petugas Verifikator terdiri dari Verifikator internal BLUD dan Verifikator
BPJS yang bertugas untuk memeriksa kebenaran perhitungan
pembebanan jasa pelayanan dan bahan klaim yang diajukan oleh pihak
BLUD dalam program BPJS.
d. Pengelola Akuntansi
Pengelola Akuntansi bertugas:
1) melakukan pencatatan piutang pada buku piutang;
2) membukukan ke buku jurnal dan buku besar; dan
3) mengarsip bukti-bukti berdasarkan tanggal dan nomor bukti.
4. Langkah Teknis
Mekanisme meliputi rangkaian proses sebagai berikut:
a. Bagian pelayanan membuat surat tagihan 3 rangkap:
1) kepada pihak ketiga/pasien atas jasa layanan yang di berikan;
2) surat tagihan tersebut kemudian di serahkan ke bagian akuntansi
untuk penacatatan piutang; dan
3) kepada kasir/bendahara penerimaan untuk memverifikasi antara
jumlah pembayaran yang diterima dengan jumlah yang di tagihkan.
b. Berdasarkan surat tagihan yang di terima, pihak ketiga/pasien
melakukan pembayaran kepada kasir/bendahara penerimaan.
c. Kasir/Bendahara Penerimaan kemudian menyetorkan ke rekening kas
BLUD dan membuat pembayaran (TBP) dan penyetoran (STS).
5. Format Dokumen
BLUD XXX
- -
Buku Pembantu Piutang Karyawan
- -
Nama : ……………………………………. Nama : ……………………………………
Rekening Pasien .
Nomor : ……………………………………. Alamat : ……………………………………
Rekening Pasien .
6. Bagan Alir
Prosedur Piutang BLUD
Kasir/Bendahara
Uraian Rekanan/Pihak ke 3 Bagian Pelayanan Bagian Akuntansi
Penerimaan
Start
1. Bagian pelayanan
membuat surat tagihan
kepada pihak ketiga/
pasien atas jasa membuat surat
layanan yang di berikan tagihan
2. Surat tagihan
tersebut kemudian di
1. Surat Tagihan
serahkan ke bagian 1. Surat Tagihan
akuntansi untuk
2. Surat Tagihan
penacatatan piutang 2.
3.
3. Surat Tagihan
diberikan ke kasir / 3. Surat Tagihan
bendahara penerimaan penacatatan
piutang
untuk memverifikasi
antara jumlah
pembayaran yang
diterima dengan jumlah Memverifikasi
yang di tagihkan
4. Pihak ketiga
Melakukan Surat Tagihan
melakukan Pembayaran
pembayaran kepada
kasir/bendahara
penerimaan
Menyetor
kan ke
Kas
5. Kasir/Bendahara BLUD
Penerimaan kemudian
menyetorkan ke
rekening kas BLUD
Membuat TBP dan
STS
6. Kasir/Bendahara
Penerimaan
membuat TBP dan
STS
Kas
BLUD
7. Kasir/Bendahara
penerimaan kemudian
TBP TBP
menyerahkan dokumen
pembayaran (TBP) dan
penyetoran (STS) dari STS STS
Pihak ketiga/pasien
Sisa
Piutang
78
3. Pihak Terkait
a. Penyimpan Barang
Penyimpan barang bertugas menerima, menyimpan dan menyalurkan
barang yang berada pada pengguna/kuasa pengguna. Tugas Penyimpan
Barang:
1) menerima, menyimpan dan menyalurkan barang milik daerah;
2) meneliti dan menghimpun dokumen pengadaan barang yang
diterima;
3) meneliti jumlah dan kualitas barang yang diterima sesuai dengan
dokumen pengadaan;
4) mencatat barang milik daerah yang diterima ke dalam buku/kartu
barang;
5) mengamankan barang milik daerah yang ada dalam persediaan;
dan
6) membuat laporan penerimaan, penyaluran dan stock/persediaan
barang milik daerah kepada Kepala SKPD.
b. Kepala Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana.
c. Kepala Bagian Tata Usaha.
d. Subgagian Keuangan.
e. Direktur.
4. Langkah Teknis
a. Penyimpan Barang menerima barang (Alkes dan Non Alkes, Hibah dan
Pengadaan).
b. Penyimpan Barang mencatat penerimaan tersebut ke dalam
Buku Pengadaan Barang (jika berasal dari pengadaan), Buku
Penerimaan Barang, Kartu Barang dan Kartu Persediaan Barang.
c. Menyimpan dan mengadministrasikan dokumen pengadaan
(faktur, nota, surat jalan, tanda terima, berita acara pemeriksaan,
berita acara penerimaan, kwitansi).
d. Mengeluarkan barang yang diminta pemohon yang telah lengkap dan
valid sesuai Formulir Surat Permintaan Barang (SPB) dengan
79
5. Format Dokumen
a. Buku Pengadaan Barang
SKPD : ………………………
KAB/KOTA : ………………………
PROVINSI : ………………………
DAFTAR PENGADAAN BARANG
DARI TGL 1 JANUARI ……. S/D 31 DESEMBER …….
No Jenis SPK/Perjanjian/ DPA/SPM/ Jumlah Dipergunakan Ket
Barang Kontrak Kwitansi pada Unit
yang
Tanggal Nomor Tanggal Nomor Banyaknya Harga Jumlah
dibeli
Barang Satuan Harga
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
…………., ………………………
KEPALA SKPD,
(………………………………..)
NIP. ………………………
Bukti Penerimaan
Daftar Faktur Nama Harga Jumlah
No Tanggal Dari Banyaknya BA. Penerimaan Ket
Barang Satuan Harga
Nomor Tanggal Nomor Tanggal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
…………., ………………………
KEPALA SKPD, PENYIMPAN BARANG,
(………………………………..) (………………………………..)
NIP. ……………………… NIP. ………………………
81
c. Kartu Barang
SKPD : ……………………….
KAB/KOTA : ……………………….
PROVINSI : ……………………….
KARTU BARANG
…………., ………………………
ATASAN LANGSUNG, PENYIMPAN BARANG,
(………………………………..) (………………………………..)
NIP. ……………………… NIP. ………………………
SKPD : ………………………
KAB/KOTA : ………………………
PROVINSI : ………………………
Gudang : ………………………
Nama Barang : ………………………
Satuan : ………………………
Kartu No ………………………
Spesifikasi ………………………
…………., ………………………
ATASAN LANGSUNG, PENYIMPAN BARANG,
(………………………………..) (………………………………..)
NIP. ……………………… NIP. ………………………
82
6. Bagan Alir
Proses
Pengadaan
Barang
1. Penyimpan menerima barang,
kemudian mencatatnya di Buku
Penerimaan Barang, Kartu
Barang dan Kartu Persediaan
Barang Buku Pengadaan
Barang
Buku Penerimaan
Barang
Kartu Persediaan
Barang
Formulir Bukti
Formulir Bukti
Pengeluaran Barang
Pengeluaran Barang (BPB)
(BPB)
Buku Pengeluaran
3. Penyimpan barang mencatat Barang
pengeluaran barang tersebut Kartu Barang
ke dalam Buku Pengeluaran
Barang, Kartu Barang, dan Kartu
Kartu Persediaan Barang Persediaan
Barang
Laporan
Persediaan
Laporan Stock
Opname
Persediaan
Laporan Laporan
Persediaan Persediaan Laporan
Laporan Stock Laporan Stock Persediaan
Opname Opname
Persediaan Persediaan
83
2. Deskripsi Kegiatan
Dalam penatausahaan barang milik daerah dilakukan 3 (tiga) kegiatan yang
meliputi kegiatan pembukuan, inventarisasi dan pelaporan.
Pembukuan menjelaskan mengenai proses pencatatan aset kedalam catatan
KIB dan KIR dan menyimpan bukti kepemilikan aset tersebut.
Inventarisasi menjelaskan mengenai proses perhitungan, pengurusan,
penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan data dan pelaporan barang milik
daerah dalam unit pemakaian.
Pelaporan menjelaskan mengenai proses penyampaian laporan barang
(semesteran dan tahunan) kepada pengguna barang dan penyusunan neraca
berdasarkan laporan barang.
3. Pihak Terkait
a. Pengurus Barang
Pengurus barang bertugas mengurus barang milik daerah dalam
pemakaian pada masing-masing pengguna/kuasa pengguna. Tugas
Pengurus Barang:
1) mencatat seluruh barang milik daerah yang berada
di masingmasing SKPD yang berasal dari APBD maupun perolehan
lain yang sah kedalam Kartu Inventaris Barang (KIB), Kartu
Inventaris Ruangan (KIR), Buku Inventaris (BI) dan Buku Induk
Inventaris (BIl), sesuai kodefikasi dan penggolongan barang milik
daerah;
2) melakukan pencatatan barang milik daerah yang
dipelihara/diperbaiki kedalam kartu pemeliharaan;
3) menyiapkan Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS) dan
Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT) serta Laporan
Inventarisasi 5 (lima) tahunan yang berada di SKPD kepada
pengelola; dan
4) menyiapkan usulan penghapusan barang milik daerah yang rusak
atau tidak dipergunakan lagi.
b. Penyimpan Barang
Penyimpan barang bertugas menerima, menyimpan dan menyalurkan
barang yang berada pada pengguna/kuasa pengguna. Tugas Penyimpan
Barang:
1) menerima, menyimpan dan menyalurkan barang milik daerah;
84
4. Langkah Teknis
Dalam penatausahaan barang milik daerah dilakukan 3 (tiga) kegiatan yang
meliputi kegiatan pembukuan, inventarisasi dan pelaporan
a. Pembukuan
1) Pengguna/kuasa pengguna barang wajib melakukan pendaftaran
dan pencatatan barang milik daerah ke dalam Daftar Barang
Pengguna (DBP)/Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP).
2) Pengguna/kuasa pengguna barang dalam melakukan pendaftaran
dan pencatatan sesual format:
a) Kartu Inventaris Barang (KIB) A Tanah
b) Kartu Inventaris Barang (KIB) B Peralatan dan Mesin
c) Kartu Inventaris Barang (KIB) C Gedung dan Bangunan
d) Kartu Inventaris Barang (KIB) D Jalan, Irigasi dan Jaringan
e) Kartu Inventaris Barang (KIB) E Aset Tetap Lainnya
f) Kartu Inventaris Barang (KIB) F Konstruksi dalam Pengerjaan
g) Kartu Inventaris Ruangan (KIR)
3) Pembantu pengelola melakukan koordinasi dalam pencatatan dan
pendaftaran barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada
huruf b ke dalam Daftar Barang Milik Daerah (DBMD).
b. Inventarisasi
1) Peran dan Fungsi Inventarisasi.
a) Inventarisasi merupakan kegiatan atau tindakan untuk
melakukan perhitungan, pengurusan, penyelenggaraan,
pengaturan, pencatatan data dan pelaporan barang milik
daerah dalam unit pemakaian.
b) Dari kegiatan inventarisasi disusun Buku Inventaris yang
menunjukkan semua kekayaan daerah yang bersifat
kebendaan, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak.
c) Buku inventaris tersebut memuat data meliputi lokasi,
jenis/merk type, jumlah, ukuran, harga, tahun pembelian, asal
barang, keadaan barang dan sebagainya.
d) Adanya buku inventaris yang lengkap, teratur dan
berkelanjutan mempunyai fungsi dan peran yang sangat
penting dalam rangka:
(1) pengendalian, pemanfaatan, pengamanan dan
pengawasan setiap barang;
(2) usaha untuk menggunakan memanfaatkan setiap barang
secara maksimal sesuai dengan tujuan dan fungsinya
masing-masing; dan
(3) menunjang pelaksanaan tugas Pemerintah.
e) Barang inventaris adalah seluruh barang yang dimiliki oleh
Pemerintah Daerah yang penggunaannya lebih dari satu tahun
dan dicatat serta didaftar dalam Buku Inventaris.
86
5. Format Dokumen
a. Daftar Barang Pengguna (DBP)
DAFTAR BARANG MILIK DAERAH YANG DIGUNAUSAHAKAN
SKPD :....
KAB/KOTA :....
PROVINSI :....
NO Nomor Nomor Nomor Nama Dokumen Alamat Asal Usul Tahun Konstruksi Keadaan Luas Nilai SK Jangka Alamat
Urt Kode Lokasi Kode Barang Register Jenis Barang Barang Barang Pembelian/ (P, SP, D) Barang M2 Barang KDH Waktu Pihak Ket
Barang Barang Pengadaan (B,RR,RB) Kerjasama Ketiga
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
MENGETAHUI ……………,…………………….
PENGELOLA BARANG KEPALA SKPD,
(…………………………….) (………………………………)
NIP…………………………. NIP……………………………
NO Nama Barang/ Merk/ No. Seri Tahun No. Kode Jumlah Harga Keadaan Barang
Urt Jenis barang Model Pabrik Ukuran Bahan Pembuatan/ Barang Barang/ Beli/ Kurang Rusak Keterangan
pembelian Register Perolehan Baik Baik Berat Mutasi dll
x) (B) (KB) (RB)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
MENGETAHUI ……………………………………
KEPALA SKPD PENGURUS BARANG
(…………………………) (……………………………...)
NIP……………………… NIP……………………………
No. Jenis barang/ Nomor Luas Tahun Letak/ Status Tanah Harga
Nama barang Kode Register (M2) penga- alamat Hak Sertifikat penggunaan Asal usul (ribuan Rp) Keterangan
Barang daan Tanggal Nomor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
…………………, ……………………….
MENGETAHUI
KEPALA SKPD PENGURUS BARANG
(………………………………) (…………………………..)
NIP………………….. NIP………………..
No. Jenis barang/ Nomor Luas Tahun Letak/ Status Tanah Harga
Nama barang Kode Register (M2) penga- alamat Hak Sertifikat penggunaan Asal usul (ribuan Rp) Keterangan
Barang daan Tanggal Nomor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
…………………, ……………………….
MENGETAHUI
KEPALA SKPD PENGURUS BARANG
(………………………………) (…………………………..)
NIP………………….. NIP………………..
………………………, ……………………..
MENGETAHUI
KEPALA SKPD PENGURUS BARANG
(………………………………) (………………………………)
NIP…………………………… NIP……………………………
90
No. Jenis Barang/ N o m o r Kontruksi Panjang Lebar Luas Letak/ Dokumen Kondisi
Urt Nama Barang Kode Register (M) (M2) lokasi Tanggal Nomor Status Nomor Kode Asal- Harga (B,KB,RB) Ket
Barang (Km) Tanah Tanah usul
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
…………, ………………………
(…………………………………..) (……………………………………..)
NIP……………………………… NIP………………………………….
…………………,…………………..
MENGETAHUI
KEPALA SKPD PENGURUS BARANG
(…………………………………) (…………………………………)
NIP……………………………… NIP………………………………
No Jenis Barang/ Kontruksi Bangunan Luas Letak/Lokasi Dokumen Tgl, Bln Nilai
Urt Nama Barang Bangunan Bertingkat/ Beton/ Alamat Thn Status Nomor Kode Asal-usul Kontrak Ket.
(P, SP, D) Tidak tidak (M2) Tanggal Nomor mulai Tanah Tanah Pembiayaan (ribuan Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
…………………, …………………..
MENGETAHUI KEPALA SKPD
PENGELOLA BARANG
(………………………………………..) (………………………………..)
NIP…………………………………….. NIP………………………………
91
d. Buku Inventaris
BUKU INVENTARIS
SKPD :
KABUPATEN/KOTA :
PROVINSI : NO. KODE LOKASI ………
…………………………
MENGETAHUI PENGURUS BARANG
KEPALA SKPD
(……………………….) (………………………..)
NIP…………………… NIP …………………….
6. Bagan Alir
Pengguna/Kuasa Pengelola/Kuasa
Uraian Pengurus Barang
Pengguna Barang Pengelola
1. Pengurus barang
melakukan inventarisasi
barang kemudian Proses Inventarisasi
mencatatnya dalam KIB Barang
dan KIR
3. Pihak Terkait
a. Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Pengeluaran Pembantu;
b. Verifikator Jaminan Kesehatan Masyarakat/Asuransi Kesehatan PNS/
Swasta;
c. Kepala Bagian Keuangan Selaku PPK BLUD;
d. Subbagian Akuntansi dan Verifikasi.
4. Langkah Teknis
a. PPK BLUD berdasarkan bukti transaksi dan/atau kejadian selain kas
mencatat di buku memorial. Buku memorial tersebut sekurang-
kurangnya memuat informasi mengenai tanggal transaksi dan/atau
kejadian, kode rekening, uraian transaksi dan/atau kejadian, dan
jumlah rupiah.
b. Subbagian akuntansi dan Verifikasi mencatat transaksi dalam buku
memorial ke dalam Buku Jurnal Umum.
c. Secara periodik jurnal atas transaksi dan/atau kejadian selain kas
diposting ke dalam buku besar sesuai kode rekening yang
bersangkutan. Selanjutnya dilakukan pencetakan terhadap Buku
Besar/Buku Besar Pembantu dan Laporan Keuangan yang diperlukan.
5. Format Dokumen
No
No Tanggal Uraian No Bukti Debit Kredit
Rekening
95
BLUD…………
KABUPATEN …..
Buku Besar
Nama Rekening : ………………………………….
Nomor Rekening : ………………………………….
Nomor :………………
Tanggal :………………
6. Bagan Alir
Bukti Transaksi
1. PPK BLUD
berdasarkan bukti
transaksi dan/atau
kejadian selain kas Mencatat di Buku
mencatat di buku Memorial
memorial
2. Subbagian
Bukti Memorial Mencatat ke Buku
akuntansi dan Jurnal Umum
Verifikasi mencatat
transaksi dalam buku
memorial ke dalam
Buku Jurnal Umum
Buku Jurnal
Umum
97
2. Deskripsi Kegiatan
Investasi adalah penggunaan aset untuk memperoleh manfaat ekonomis
yang dapat meningkatkan kemampuan keuangan BLUD dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat.
Investasi merupakan salah satu fleksibilitas yang diberikan kepada BLUD.
Investasi dapat berupa investasi jangka pendek atau jangka panjang dalam
rangka meningkatkan pendapatan atau berupa pengadaan aset tetap dalam
rangka memajukan dan meningkatkan kualitas layanan BLUD.
Semua jenis investasi yang ada hendaknya dilakukan proses penatausahaan
agar investasi yang akan dijalankan menjadi tertib, efektif, efisien,
transparan dan dapat dipertanggungjawabkan dengan baik. Investasi adalah
penggunaan aset untuk memperoleh manfaat ekonomis yang dapat
meningkatkan kemampuan keuangan BLUD dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat.
BLUD dapat melakukan investasi sepanjang memberi manfaat bagi
peningkatan pendapatan dan peningkatan pelayanan kepada masyarkat
serta tidak mengganggu likuiditas keuangan BLUD. Investasi yang dapat
dilakukan oleh BLUD dapat berupa:
a. Investasi Jangka Pendek
Investasi Jangka Pendek merupakan investasi yang dapat segera
dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki selama 12 (dua belas) bulan
atau kurang. Investasi jangka pendek dapat dilakukan dengan
memanfaatkan surplus kas jangka pendek dan memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1) Dapat segera dicairkan, diperjualbelikan.
2) Ditujukan dalam rangka manajemen kas, dan
3) Beresiko rendah.
Bentuk investasi jangka pendek, antara lain:
1) Deposito berjangka waktu 1 sampai dengan 12 bulan dan atau yang
dapat diperpanjang secara otomatis.
2) Pemberian Surat Berharga Jangka Pendek.
3) Pembelian Sertifikat Bank Indonesia.
98
3. Pihak Terkait
a. Pejabat Keuangan BLUD
Atas dasar persetujuan dari Pemimpin BLUD, Pejabat Keuangan BLUD
menghubungi bank dan membuat investasi jangka pendek misalnya
deposito. Hal ini memungkinkan karena adanya dana yang menganggur
dalam bentuk investasi jangka pendek sesuai dengan perencanaan
dalam RBA BLUD dan menginformasikan ke Pejabat Verifikasi dan
Pengelola Akuntansi atas pembentukan deposito serta pendapatan
bunga dan biaya bank yang terkait dengan deposito tersebut.
b. Pejabat Verifikasi dan Pengelola Akuntansi
Pejabat Verifikasi dan Pengelola Akuntansi melakukan tugas:
1) Mencatat Investasi jangka pendek yang dibentuk dalam kartu dan
memantau mutasi atas rekening tersebut.
2) Dari data rekening Koran bulanan mencatat pendapatan, bunga
maupun biaya bank yang terjadi akibat adanya investasi jangka
pendek
3) Melakukan penyimpanan atas dokumen surat berharga di dalam
tempat yang aman.
c. Pejabat Keuangan
Pejabat Keuangan memberikan persetujuan atas penempatan dana yang
bersifat idle/menganggur dalam bentuk investasi jangka pendek sesuai
dengan perencanaan dalam RBA-BLUD.
4. Langkah Teknis
Penatausahaan investasi BLUD meliputi beberapa kegiatan seperti berikut:
a. Usulan investasi diperoleh dengan memperhatikan usulan dari tiap unit.
Investasi dilakukan berdasarkan kebutuhan arah kebijakan
masing-masing unit.
b. Usulan yang telah dirumuskan disusun dalam proposal pengajuan.
Dilakukan verifikasi usulan oleh tim verifikasi.
c. Usulan yang telah diverifikasi dan disetejui tim verifikasi diserahkan
kepada pemimpin BLUD untuk mendapat persetujuan dan
ditindaklanjuti.
99
5. Format Dokumen
Dokumen yang digunakan antara lain:
a. Dokumen persetujuan Pejabat Keuangan.
b. Rekening Koran Bank.
6. Bagan Alir
Penatausahaan Investasi
1. Usulan investasi
diproleh dengan
memperhatikan usulan Usulan Investasi
dari tiap unit. Investasi Tiap Unit
dilakukan berdasarkan
kebutuhan arah
kebijakan masing-
masing unit Usulan Investasi
4. Pemimpin BLUD
melakukan persetujuan
dan ditindaklanjuti Menyetujui dan
menindaklanjuti
Dokumen
Persetujuan
B U P A T I G A R U T,
t ttd
RUDY GUNAWAN
LAMPIRAN V
PERATURAN BUPATI GARUT
NOMOR 37 TAHUN 2022
TENTANG
SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN
KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM
DAERAH PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT DAN LABORATORIUM
KESEHATAN DAERAH
1. Kerangka Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah.
2. Deskripsi Kegiatan
Prosedur pertanggungjawaban pendapatan BLUD merupakan prosedur yang
harus dipenuhi untuk mempertanggungjawabkan pendapatan BLUD yang
diperoleh dari jasa layanan, hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain,
lain-lain pendapatan BLUD yang sah.
3. Pihak Terkait
a. Pengguna Anggaran/Pemimpin BLUD/Kepala SKPD
1) Mengesahkan Laporan Pendapatan BLUD yang disampaikan oleh
Pejabat Keuangan BLUD;
2) Mengesahkan dokumen Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ);
dan
3) Menerbitkan Surat Permintaan Pengesahan Pendapatan, Belanja
dan Pembiayaan (SP3BP) untuk disampaikan kepada PPKD.
b. Pejabat Keuangan BLUD/PPK BLUD
Menyiapkan Laporan Pendapatan BLUD berdasarkan data SPJ
Penerimaan yang diterima dari Bendahara Penerimaan/Bendahara
Penerimaan Pembantu.
c. Bendahara Penerimaan
1) Menyiapkan laporan SPJ Bendahara Penerimaan; dan
2) Mengesahkan laporan SPJ yang disampaikan oleh Bendahara
Penerimaan Pembantu untuk kemudian dikonsolidasi dengan
laporan SPJ Bendahara Penerimaan.
d. Bendahara Penerimaan Pembantu
1) Menyiapkan bukti transaksi; dan
2) Menyampaikan laporan SPJ Bendahara Penerimaan Pembantu
ke Bendahara Penerimaan setelah memperoleh pengesahan dari
KPA.
e. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Mengesahkan laporan SPJ yang di sampaikan oleh Bendahara
Penerimaan Pembantu.
f. Fungsi Perbendaharaan Bagian Keuangan Pemerintah Daerah/PPKD
2
5. Format Dokumen
a. Format Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara Penrimaan BLUD
C. Jumlah Penyetoran/Pengeluaran
1. Penyetoran ke rekening kas BLUD Rp………..
2. Pengeluaran lain-lain Rp………..
6. Bagan Alir
Penyusunan dan Penyampaian Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan BLUD
Register STS
1. Berdasarkan Buku Penerimaan dan Penyetoran yang telah
ditutup pada akhir bulan serta Register STS, bendahara Buku Penerimaan dan
penerimaan membuat Pertanggungjawaban Bendahara Penyetoran Bendahara
Penerimaan Penerimaan
Pertanggungjawaban
2. Bendahara Penerimaan menyerahkan pertanggungjawaban
Bendahara Penerimaan
bendahara penerimaan ke Pemimpin BLUD melalui Pejabat
Keuangan BLUD
Tidak
Ya
2. Deskripsi Kegiatan
Prosedur pertanggungjawaban belanja BLUD merupakan prosedur yang
harus dipenuhi untuk mempertanggungjawabkan pengeluaran BLUD yang
diperoleh dari belanja operasional dan belanja modal.
3. Pihak Terkait
a. Pengguna Anggaran/Pemimpin BLUD
1) Mengesahkan Laporan Pengeluaran BLUD yang disampaikan oleh
Pejabat Keuangan BLUD;
2) Mengesahkan dokumen Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ);
dan
3) Menerbitkan Surat Permintaan Pengesahan Pendapatan, Belanja
dan Pembiayaan (SP3BP) untuk disampaikan kepada PPKD.
b. Pejabat Keuangan BLUD/ PPK BLUD
Menyiapkan Laporan Pengeluaran BLUD berdasarkan data SPJ
Pengeluaran yang di terima dari Bendahara Pengeluaran/Bendahara
Pengeluaran Pembantu.
c. Bendahara Pengeluaran
1) Menyiapkan laporan SPJ Bendahara Pengeluaran; dan
2) Mengesahkan laporan SPJ yang di sampaikan oleh Bendahara
Pengeluaran Pembantu untuk kemudian di konsolidasi dengan
laporan SPJ Bendahara Pengeluaran
d. Bendahara Pengeluaran Pembantu
1) Menyiapkan bukti transaksi; dan
2) Menyampaikan laporan SPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu ke
Bendahara Pengeluaran setelah memperoleh pengesahan dari KPA
e. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Mengesahkan laporan SPJ yang di sampaikan oleh Bendahara
Pengeluaran Pembantu.
f. Fungsi Perbendaharaan Bagian Keuangan Pemerintah
Kabupaten Garut/PPKD
Mengesahkan laporan Belanja BLUD yang di sampaikan oleh Pemimpin
BLUD sebagai bagian dari Belanja BLUD.
5
4. Langkah Teknis
a. Pertanggungjawaban Belanja BLUD
Bendahara pengeluaran BLUD wajib menyampaikan
pertanggungjawaban atas pengelolaan uang yang terdapat dalam
kewenangannya. Pertanggungjawaban tersebut terdiri atas:
1) Pertanggungjawaban penggunaan UP/GU; dan
2) Pertanggungjawaban bulanan.
Berikut adalah penjelasan lengkap dari kedua pertanggungjawaban
belanja BLUD tersebut:
1) Pertanggungjawaban Penggunaan Uang Persediaan Dan Ganti
Uang Persediaan
Bendahara pengeluaran BLUD melakukan
pertanggungjawaban penggunaan uang persediaan setiap akan
mengajukan GU. Dalam melakukan pertanggungjawaban tersebut
dokumen yang disampaikan adalah Laporan Pertanggungjawaban
Uang Persediaan dan dilampiri dengan bukti-bukti belanja yang
sah.
Langkah-langkah dalam membuat pertanggungjawaban uang
persediaan adalah sebagai berikut:
a) Mengumpulkan bukti-bukti yang sah atas belanja yang
menggunakan uang persediaan termasuk bukti-bukti
pendukung lain yang sah dan lengkap;
b) Berdasarkan bukti-bukti yang sah tersebut bendahara
pengeluaran BLUD merekapitulasi belanja kedalam Laporan
Pertanggungjawaban Uang Persediaan sesuai dengan program
dan kegiatannya masing-masing; dan
c) Laporan Pertanggungjawaban Uang Persediaan tersebut
dijadikan lampiran pengajuan Surat-PPD-GU.
2) Pertanggungjawaban Bulanan
Pertanggungjawaban bulanan dibuat oleh bendahara pengeluaran
BLUD dan disampaikan kepada Pemimpin BLUD paling lambat
tanggal 5 bulan berikutnya. Pertanggungjawaban bulanan tersebut
berupa Surat Pertanggungjawaban (SPJ) yang menggambarkan
jumlah anggaran, realisasi dan sisa pagu anggaran baik secara
kumulatif maupun per kegiatan untuk semua dana yang digunakan
oleh BLUD. Untuk kepentingan analisa manajemen keuangan dana
BLUD, laporan pertanggungjawaban yang disusun BLUD dapat
dibuat berdasarkan sumber dan APBD, BLUD dan SiLPA BLUD
sebelumnya.
Pertanggungjawaban bulanan berupa SPJ dillampiri dengan:
a) Buku Kas Umum Pengeluaran; dan
b) Laporan Penutupan Kas.
Pertanggungjawaban bulanan pada bulan terakhir tahun anggaran
disampaikan paling lambat hari kerja terakhir bulan tersebut.
Pertanggungjawaban tersebut harus dilampiri bukti setoran sisa
uang persediaan.
Langkah-langkah dalam membuat dan menyampaikan SPJ
bendahara pengeluaran BLUD adalah sebagai berikut:
6
5. Format Dokumen
a. Format Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara Pengeluaran BLUD
Total
Uang Persediaan Awal Periode
Uang Persediaan AkhirPeriode
Kepada Yth.
___________
___________
Di tempat
Saldo akhir bulan tanggal …….. terdiri dari saldo di kas bendahara pengeluaran sebesar
Rp….. yang terdiri dari
1. Saldo kas tunai sebesar Rp……
2. Saldo kas rekening bendahara sebesar Rp…..
3. Saldo pajak sebesar Rp……..
_________, _____________
Pemimpin BLUD
(ttd)
(Nama Jelas)
NIP…………
8
SPJ – LS Gaji SPJ – LS Barang & Jasa*) SPJ UP/GU Jumlah SPJ
Jumlah Sisa Pagu
Kode Rekening Uraian s.d Bulan s.d Bulan s.d Bulan s.d Bulan s.d Bulan (LS+UP/GU) s.d
Anggaran Bulan ini Bulan ini Bulan ini s.d Bulan Ini Anggaran
Lalu Ini Lalu Ini Lalu Bulan ini
1 2 3 4 5 6=(4+5) 7 8 9=(7+8) 10 11 12=(10+11 13=(6+9+12) 14=(3-13)
Pengeluaran
- SPJ (LS+UP/GU)
- Penyetoran Pajak
a. PPN
b. PPh-21
c. PPh-22
d. PPh-23
- Lain-lain
Jumlah Pengeluaran
Saldo Kas
Jumlah Setoran
Saldo Akhir
SPJ
2. Bendahara Pengeluaran BLUD membuat SPJ
atas pengelolaan uang yang menjadi
tanggungjawabnya
Pemberian dokumen
3. Bendahara Pengeluaran BLUD memberikan
dokumen SPJ beserta BKU Pengeluaran dan
laporan penutupan kas ke Pejabat Keuangan
BLUD untuk dilakukan verifikasi SPJ BKU Lap. Verifikasi dokumen
Pengeluaran Penutupan
Kas
Lap. Penutupan
Kas
BKU
Pengeluaran
SPJ
Penandatanganan
4. Setelah Pejabat Keuangan melakukan dokumen
verifikasi, Pemimpin BLUD menandatangani
sebagai bentuk Pengesahan
Lap. Penutupan
Kas
BKU
Pengeluaran
SPJ
12
2. Deskripsi Kegiatan
Prosedur pelaporan pendapatan, belanja dan pembiayaan BLUD merupakan
prosedur yang harus dipenuhi untuk mempertanggungjawabkan
Pendapatan, Belanja Dan Pembiayaan BLUD.
3. Pihak Terkait
a. Pengguna Anggaran/Pemimpin BLUD
1) Mengesahkan Laporan Pengeluaran BLUD yang disampaikan oleh
Pejabat Keuangan BLUD;
2) Mengesahkan dokumen Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ);
dan
3) Menerbitkan Surat Permintaan Pengesahan Pendapatan, Belanja
dan Pembiayaan (SP3BP) untuk disampaikan kepada PPKD.
b. Pejabat Keuangan BLUD/PPK BLUD
Menyiapkan Laporan Pengeluaran BLUD berdasarkan data SPJ
Pengeluaran yang di terima dari Bendahara Pengeluaran/Bendahara
Pengeluaran Pembantu.
c. Bendahara Pengeluaran
1) Menyiapkan laporan SPJ Bendahara Pengeluaran; dan
2) Mengesahkan laporan SPJ yang di sampaikan oleh Bendahara
Pengeluaran Pembantu untuk kemudian di konsolidasi dengan
laporan SPJ Bendahara Pengeluaran
d. Bendahara Pengeluaran Pembantu
1) Menyiapkan bukti transaksi; dan
2) Menyampaikan laporan SPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu
ke Bendahara Pengeluaran setelah memperoleh pengesahan dari
KPA
e. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Mengesahkan laporan SPJ yang di sampaikan oleh Bendahara
Pengeluaran Pembantu.
f. Fungsi Perbendaharaan Bagian Keuangan Pemerintah
Kabupaten Garut/PPKD
Mengesahkan laporan Belanja BLUD yang di sampaikan oleh Pemimpin
BLUD sebagai bagian dari Belanja BLUD.
13
4. Langkah Teknis
Dalam pelaksanaan anggaran BLUD, Pemimpin BLUD menyusun laporan
pendapatan BLUD, laporan belanja BLUD dan laporan pembiayaan BLUD
secara berkala kepada PPKD. Laporan tersebut dengan melampirkan surat
pernyataan tanggungjawab yang ditandatangani oleh pemimpin. Berikut
adalah ilustrasi Laporan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan:
a. Membuat Surat Pernyataan Tanggung Jawab
b. Bedasarkan laporan yang melampirkan surat pernyataan tanggung
jawab, kepala SKPD menerbitkan Surat Permintaan Pengesahan
Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan (SP3BP) untuk disampaikan
kepada PPKD.
c. Berdasakan Surat Permintaan Pengesahan Pendapatan, Belanja dan
Pembiayaan (SP3BP), PPKD melakukan pengesahan dengan
menerbitkan Surat Pengesahan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan
(SP2BP).
5. Format Dokumen
a. Surat Pernyataan Tanggung Jawab
……..,………..20…..(11)
Pemimpin Badan Layanan Umum Daerah
(ttd)
(Nama Jelas)
NIP…………
Petunjuk pengisian Surat Permintaan Pengesahan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan (SP3BP)
BLUD:
1) Diisi Provinsi/Kabupaten/Kota;
2) Diisi unit pelaksana teknis dinas/badan daerah;
3) Diisi tanggal SP3BP BLUD;
4) Diisi nomor SP3BP BLUD;
5) Diisi SKPD Provinsi/Kabupaten/Kota;
6) Diisi jumlah saldo akhir pada SP2BP BLUD bulan sebelumnya, khusus untuk saldo bulan
Januari tahun anggaran 20XX diisi jumlah nihil dalam rangka pengajuan SP3BP BLUD;
7) Diisi jumlah pendapatan yang telah diterima dalam kas BLUD;
8) Diisi jumlah belanja yang telah dibayar dari kas BLUD;
9) Diisi jumlah saldo akhir (saldo awal + pendapatan – belanja)
10) Penyesuaian diisi dengan dana PPK yang belum disetor atau diselesaikan
11) Diisi periode bulan berkenaan;
12) Diisi tahun anggaran berkenaan;
13) Diisi dasar penerbitan SP3BP BLUD, antara lain : Nomor Peraturan Daerah tentang APBD/
Perubahan APBD, dan Nomor serta tanggal DPA SKPD terkait;
14) Diisi dengan kode urusan, organisasi dan uraian nama unit pelaksana teknis dinas/badan
daerah terkait;
15) Diisi kode program dan kegiatan SKPD Dinas terkait;
15
Nomor : ………….(3)
Tanggal : ………….(4)
Kode BLUD : ………….(5)
Nama BLUD : ………….(6)
Telah disahkan pendapatan dan belanja sejumlah:
Saldo bulan sebelumnya* : Rp ………………………(11)
Pendapatan : Rp ………………………(12)
Belanja : Rp ………………………(13)
Saldo bulan berkenaan : Rp ………………………(14)
Penerimaan Pembiayaan : Rp ………………………….(15)
Pengeluaran Pembiayaan : Rp ………………………….(16)
Pembiayaan Netto : Rp ………………………….(17)
Penyesuaian : Rp ………………………….(18)
SiLPA : Rp ………………………….(19)
Petunjuk pengisian Surat Pengesahan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan (SP2BP) BLUD:
1) Diisi Provinsi/Kabupaten/kota;
2) Diisi unit pelaksana teknis dinas/badan daerah;
3) Diisi nomor SP2BP BLUD;
4) Diisi tanggal SP2BP BLUD;
5) Diisi kode unit pelaksana teknis dinas/badan daerah;
6) Diisi nama unit pelaksana teknis dinas/badan daerah;
7) Diisi nama BUD/Kuasa BUD;
8) Diisi tanggal penerbitan SP2BP BLUD;
9) Diisi nomor penerbitan SP2BP BLUD;
10) Diisi tahun anggaran penerbitan SP2BP BLUD;
11) Diisi jumlah saldo awal yang tercantum dalam SP3BP BLUD;
12) Diisi jumlah pendapatan yang tercantum dalam SP3BP BLUD;
13) Diisi jumlah belanja yang tercantum dalam SP3BP BLUD;
16
14) Diisi jumlah saldo berkenaan yang tercantum dalam surat SP3BP BLUD;
15) Diisi jumlah penerimaan pembiayaan yang tercantum dalam surat SP3BP BLUD;
16) Diisi jumlah pengeluaran pembiayaan yang tercantum dalam surat SP3BP BLUD;
17) Diisi jumlah pembiayaan netto yang tercantum dalam surat SP3BP BLUD;
18) Diisi jumlah penyesuaian yang tercantum dalam surat SP3BP BLUD;
19) Diisi jumlah SiLPA tahun berkenaan yang tercantum dalam SP3BP BLUD;
20) Diisi tempat, tanggal, bulan, tahun;
21) Diisi nama jabatan (BLUD/Kuasa BUD).
17
Mengetahui,
Pemimpin Badan Layanan Umum Daerah Kepala SKPD/PPKD
(ttd) (ttd)
(Nama Lengkap) (Nama Lengkap)
NIP. ……………………………………. NIP. ……………………………………..
18
6. Bagan Alir
Uraian Pejabat Keuangan BLUD Pemimpin BLUD* Kepala SKPD BUD/Kuasa BUD
2. Deskripsi Kegiatan
Prosedur peyusunan laporan keuangan BLUD merupakan rangkaian
prosedur yang digunakan untuk menganalisis, mencatat, mengklasifikasi
dan mengikhtisarkan informasi untuk disajikan dalam laporan keuangan
sesuai siklus akuntansi.
Proses ini dari pengumpulan bukti transaksi sampai dengan Penyajian
laporan keuangan BLUD sesuai dengan PSAP 13 tentang Penyajian Laporan
Keuangan BLU. Komponen laporan Keuangan BLUD sesuai dengan PSAP 13
dan Pasal 99 ayat (2) Permendagri 79 Tahun 2018 terdiri atas:
a. Laporan Realisasi Anggaran;
b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih;
c. Neraca;
d. Laporan Operasional;
e. Laporan Arus Kas;
f. Laporan Perubahan Ekuitas; dan
g. Catatan atas Laporan Keuangan.
3. Pihak Terkait
a. Pemimpin BLUD
Pemimpin BLUD adalah pihak yang ditetapkan melalui keputusan
Bupati untuk memimpin BLUD bertanggung jawab sebagai penanggung
jawab umum dan operasional BLUD. Pemimpin BLUD Puskesmas
adalah Kepala Puskesmas pada BLUD Puskesmas.
b. Pejabat Keuangan BLUD
Pejabat Keuangan BLUD adalah pihak yang ditetapkan melalui
Keputusan Bupati sebagai penangungjawab keuangan BLUD khususnya
dalam hal ini adalah menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan
laporan keuangan Pejabat Keuangan BLUD pada BLUD SKPD adalah
Pejabat Pengelola Keuangan (PPK SKPD).
c. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
PPKD dalam hal ini adalah BPKAD yang bertanggungjawab untuk
melakukan konsolidasi laporan keuangan SKPD dan PPKD menjadi
laporan Keuangan Pemda.
23
4. Langkah Teknis
a. Identifikasi transaksi APBD/BLUD.
b. Jurnal Transaksi LRA/LO/Neraca.
c. Posting Jurnal LRA/LO/Neraca ke Buku Besar.
d. Penyusunan Neraca Saldo (sebelum penyesuaian).
e. Jurnal Penyesuaian LRA/LO.
f. Penyusunan Neraca Saldo (setelah penyesuaian).
g. Cetak Laporan Keuangan (LRA, LP SAL, LAK dan LO).
h. Jurnal Penutup akun LRA/LO.
i. Penyusunan Neraca Saldo (setelah Penutup akun LRA/LO).
j. Cetak Laporan Keuangan (Neraca dan LPE).
k. Konsolidasi laporan keuangan BLUD dengan laporan keuangan Pemda.
5. Format Dokumen
a. Jurnal
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ...
BUKU JURNAL
BLUD : … Hal.
b. Buku Besar
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA …
BUKU BESAR
BLUD : …
KODE REKENING : …
URAIAN : …
PAGU APBD : …
PAGU PERUBAHAN APBD : …
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA …
NERACA SALDO
PER TANGGAL …
BLUD : Hal : ….
Kode Akun Uraian Debit Kredit
(1) (2) (3) (4)
Total
Neraca NS Setelah
Kode Penyesuaian
Uraian Saldo (NS) Penyesuaian
Rekening
D K D K D K
25
6. Bagan Alir
Buku Besar
Proses Penyusunan
Neraca Saldo
LAK
7. Cetak Laporan Keuangan
(LRA, LP SAL, LAK dan LO)
Proses Jurnal Penutup (Closing) LRA utk
menutup akun Pendapatan -LRA dan Belanja)
Neraca Saldo
LO
(setelah Penutup LRA)
Neraca Saldo
NERACA
(setelah Penutup LO)
9. Penyusunan Neraca Saldo
(setelah Penutup akun LRA/LO)
Proses Penyusunan Jurnal Penutup (Closing)
Akhir dan Penyusunan LPE dan CALK
10. Cetak Laporan Keuangan Verifikasi & LPE
(Neraca dan LPE) Pengesahan
CALK
Kertas Kerja
Proses Konsolidasi Konsolidasi
L/K BLUD, L/K SKPD
dan L/K PPKD
11. Konsolidasi laporan
Proses Jurnal
keuangan BLUD dengan
Eliminasi
laporan keuangan Pemda
L/K Pemda
B U P A T I G A R U T,
ttd
RUDY GUNAWAN