Al-Quran

dalam Kajian Manhaj Tarjih

Hendar Riyadi
 HADHARA ULUM AL-DIN
H AL-NASH HADHARAH
AL-ILM

INTEGRASI-
WORLDVIEW INTERKONEKSI

ISLAM BARU: AL-FIKR DIRASAH

HOLISTIK DAN AL-ISLAMI ISLAMIYAH
EKOLOGIS

HADHARAH AL-
FALSAFAH
MANHAJ TARJIH a. Bahwa DASAR muthlaq untuk
berhukum dalam agama Islam
adalah Al-Quran dan Al-Hadits.
b. Bahwa di mana perlu dalam
‫ق‬
ِ َ ‫ال‬‫ط‬ْ ‫ال‬
ِ ْ ‫ى‬ َ ‫ل‬‫ع‬َ ِ ‫ي‬ ‫م‬
ِ َ ‫ال‬‫س‬ْ ‫ال‬
ِ ْ ‫ع‬ ‫ي‬
ْ ‫ْر‬ِ ‫ش‬ َ ‫ت‬ ‫ال‬ ‫ي‬ ‫ف‬
ِ ‫ل‬
ُ ‫ص‬
ْ َ ‫األ‬ menghadapi soal-soal yang
ِ telah terjadi dan sangat
‫ف‬
ُ ‫ث الش َِّر ْي‬ ُ ‫ُه َو ا ْلقُ ْرا َ ُن ا ْلك َِر ْي ُم َوا ْل َح ِد ْي‬ dihajatkan untuk diamalkannya,
mengenai hal-hal yang tak
bersangkutan dengan ibadah
mahdlah padahal untuk alasan
atasnya tiada terdapat nash
sharih di dalah Al-Quran atau
Sunnah Shahihah, maka
dipergunakan alasan dengan
jalan ijtihad dan istinbath
daripada nash-nash yang ada,
melalui persamaan illat;
sebagaimana telah dilakukan
oleh ulama-ulama salaf dan
khalaf.
 MKCH
MUHAMMADIYAH DALAM
MENGAMALKAN ISLAM BERDASARKAN:

A. AL-QUR'AN:
Bahwa DASAR KITAB ALLAH YANG DIWAHYUKAN KEPADA
NABI MUHAMMAD SAW.
muthlaq untuk
berhukum dalam B. SUNNAH RASUL:
agama Islam adalah PENJELASAN DAN PELAKSANAAN AJARAN-
AJARAN AL-QURAN YANG DIBERIKAN OLEH
Al-Quran dan Al- NABI MUHAMMAD SAW.
Hadits.
DENGAN MENGGUNAKAN AKAL FIKIRAN
SESUAI DENGAN JIWA AJARAN ISLAM.
 ُ‫ب ا ْل ُمنَ َّزلَ ِة َواَنَّه‬
ِ ُ ‫آخ ُر ا ْل ُكت‬
ِ ‫آن َكالَ ُم هللاِ َو‬ َ ‫َوأ َ َّن ا ْلقُ ْر‬
‫غ ْي ُرهُ ِم َن الش ََّرا ِئ ِع‬ َ ‫علَي ِه‬ ْ ‫علَى َمالَ ْم َي‬
َ ‫شت َ ِم ْل‬ َ ‫شت َ ِم ُل‬
ْ ‫َي‬
‫ضائِ ِل األ َ ْْك َِام‬
َ َ‫ق َوف‬ ِ َ ‫ال‬ ْ
‫خ‬ َ ‫َو َمك َِار ِم األ‬
HPT
Bab Iman Kepada
Kitab
DAN BAHWA AL-QURAN ADALAH FIRMAN ALLAH
DAN KITAB TERAKHIR YANG DITURUNKAN, YANG
MEMUAT APA YANG TIDAK TERMUAT PADA
LAINNYA, MENGENAI SYARIAT, BUDI LUHUR DAN
KESEMPURNAAN HUKUM.
 IJTIHAD HUKUM adalah mencurahkan segenap
kemampuan berfikir dalam menggali dan merumuskan
hukum syar‘i yang bersifat zhanni dengan menggunakan
metode tertentu yang dilakukan oleh yang berkompeten
baik secara metodologis maupun permasalahan.
POSISI IJTIHAD bukan sebagai sumber hukum melainkan
sebagai metode penetapan hukum, sedangkan FUNGSI
IJTIHAD adalah sebagai metode untuk merumuskan
PENGERTIAN, ketetapan-ketetapan hukum yang belum terumuskan
POSISI, FUNGSI dalam al-Qur’an dan as-Sunnah.
DAN RUANG
LINGKUP IJTIHAD RUANG LINGKUP IJTIHAD MELIPUTI:
1. Masalah-masalah yang terdapat dalam dalil-dalil
zhanni.
2. Masalah-masalah yang secara eksplisit tidak terdapat
dalam al-Qur’an dan as-Sunnah.
 ‫وزا أ َ ْو‬ ‫ام َرأَةٌ َخافَتْ ِم ْن بَ ْع ِل َها نُ ُ‬
‫ش ً‬ ‫َو ِإ ِن ْ‬
‫علَ ْي ِه َما أ َ ْن يُ ْ‬
‫ص ِل َحا‬ ‫ضا فَ َال ُجنَا َح َ‬ ‫ِإع َْرا ً‬
‫ُ‬
‫ُّوأ ْحضُّ َرتُّ‬ ‫َ‬ ‫ْر‬
‫ٌ‬ ‫ي‬ ‫َ‬
‫خ‬ ‫ُّ‬‫ح‬‫ُ‬ ‫ْ‬
‫ل‬ ‫الص‬
‫ُّ‬ ‫و‬ ‫َ‬ ‫ا‬ ‫ح‬
‫ً‬ ‫ْ‬
‫ل‬ ‫ص‬
‫ُ‬ ‫ا‬ ‫م‬
‫َ‬ ‫ه‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫بَ ْين‬
‫واُّوت َُّت َّقُواُّفَإ َّن ََُّّ‬
‫ُّّللا‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ن‬ ‫س‬ ‫ح‬‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ُّ‬
‫ت‬ ‫ُّ‬‫ن‬‫ْ‬ ‫إ‬ ‫ُّو‬
‫َ‬ ‫ح‬
‫َّ‬ ‫ُّالش‬ ‫س‬‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ف‬ ‫ْ‬
‫ن‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫اْل‬
‫يرا‬ ‫ونُّخَبُّ ً‬ ‫‪QS.‬لُ َ‬ ‫انُّب َماُّت َ‬
‫‪ْ Al-Nisa`/4:‬ع َم‬ ‫َك‪َ 128‬‬
 ‫ض َل َُّّ‬
‫ُّّللاُ‬ ‫ساءُّب َماُّفَ َّ‬ ‫علَىُّالنُّ َ‬ ‫ونُّ َ‬‫الر َجا ُلُّقَ َّوا ُم َ‬
‫ُّوب َُّماُّأَ ْنفَقُواُّم ْنُّأَ ْم َُّواله ْمُّ‬
‫َ‬ ‫ض‬ ‫ٍ‬ ‫ع‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ب‬ ‫ىُّ‬ ‫َ‬ ‫عل‬
‫ض ُه ْمُّ َ‬ ‫بَ ْع َ‬
‫ظ َّ‬
‫ُّّللاُُّ‬ ‫اتُّل ْلغَيْبُّبُّ َماُّ َحف َ‬ ‫ظ ٌ‬ ‫اتُّ َحافُّ َ‬
‫اتُّقَانتَ ٌ‬ ‫صال َح ُ‬ ‫فَال َّ‬
‫ظو ُه َّن‬‫شو َز ُه َّن فَ ِع ُ‬‫ون نُ ُ‬‫الالتِي ت َ َخافُ َ‬
‫َو َّ‬
‫ض ِربُو ُ‬
‫ه َّن فَإ ْنُّ‬ ‫اج ِع َوا ْ‬ ‫ِ‬ ‫َ‬
‫ض‬ ‫م‬
‫َ‬ ‫ْ‬
‫ل‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ف‬
‫ِ‬ ‫َّ‬
‫ن‬ ‫ُ‬
‫ه‬ ‫و‬ ‫ر‬
‫ُ‬ ‫ج‬
‫ُ‬ ‫ْ‬
‫ه‬ ‫َوا‬
‫عليًّاُّ‬
‫َ‬ ‫ُّ‬‫ان‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ك‬ ‫ُّ‬‫َ‬ ‫ُّ‬‫َّ‬
‫ُّّللا‬‫ن‬‫َّ‬ ‫ُّإ‬ ‫ً‬
‫يَل‬ ‫ب‬ ‫س‬
‫َ‬ ‫ُّ‬ ‫َّ‬
‫ن‬ ‫ْه‬
‫ي‬ ‫َ‬ ‫ُّ‬
‫ل‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫واُّ‬‫ُ‬ ‫غ‬ ‫ب‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ت‬
‫‪QS.‬‬ ‫ُّ‬ ‫َ‬
‫َل‬ ‫َ‬ ‫ف‬ ‫ُّ‬‫م‬‫ْ‬
‫‪Al-Nisa`/4:‬‬‫ُ‬
‫ك‬ ‫َ‬ ‫ن‬ ‫ع‬
‫ْ‬ ‫َ‬
‫ط‬ ‫َ‬
‫‪34‬‬ ‫أ‬
‫يرا‬ ‫َكب ً‬
 ‫‪Tafsir Al-Quran‬‬
‫‪Kalam Ilahi/‬‬ ‫‪Respon‬‬
‫‪Kitab Allah‬‬ ‫‪Ilahi‬‬ ‫تفسير‬
‫التارخية‬
‫المقاصدية‬
‫تفسير بالشاري‬

‫تفسير بالرأي‬ ‫تفسير التارخية‬

‫تفسير بالمأثور‬
‫ما في القرأن نفسه‬
‫تفسير القرأن بالقرأن‬
‫‪Tekstual‬‬ ‫تفسير القرأن بالسنة‬
‫تفسير القرأن بقول‬
‫الصحابة‬
‫تفسير القرأن بقول‬
‫تفسير الموضوعي‬ ‫تفسير المقاصدي‬
‫ماْول القرأن‬
‫‪Analisa historis-‬‬
‫‪geografis-antropologis-‬‬ ‫‪Kontekstual‬‬
‫‪sosiologis-psikologis‬‬
‫‪Metode Ijtihad‬‬ ‫بياني‬ ‫تعليلي‬ ‫استصالح‬ ‫بياني‬ ‫برهاني‬ ‫عرفاني‬
‫ي‬
  AL-QURAN SEBAGAI SUMBER HUKUM—BERARTI AL-
QURAN MENJADI OBYEK PENAFSIRAN, SEKALIGUS
SEBAGAI DASAR UNTUK ISTINBATH HUKUM.

 MAKA DIPERLUKAN MANHAJ TAFSIR DAN METODE

ISTINBATH HUKUM UNTUK MENGGALI DAN
MENEMUKAN MAKNA SERTA MAQASHIDNYA,
SEHINGGA DAPAT DIJADIKAN DASAR BAGI
MANHAJ TAFSIR PENETAPAN SUATU HUKUM
AL-QURAN &  MANHAJ TAFSIR YANG DIKEMBANGKAN ADALAH
METODE METODE TAFSIR YANG MENGINTEGRASIKAN ANTARA
TAFSIR BI AL-MA`TSUR, TAFSIR BI AL-RA’YI (TAFSIR BI
ISTINBATH HUKUM AL-’AQLI WA AL-IJTHADI) DAN TAFSIR BI AL-ISYARI.
DENGAN KATA LAIN MENGEMBANGKAN MANHAJ
TASFIR YANG MENGINTEGRASIKAN PENDEKATAN
BAYANI, BURHANI DAN IRFANI.

 SEDANG METODE ISTINBATH HUKUM YANG

DIGUNAKAN SEBAGAI BENTUK OPERASIONAL DARI
PENDEKATAN INTEGRATIF TERSEBUT ADALAH
METODE ISTIQRA` AL-MA’NAWI (AL-MAQASHIDI).
  PENDEKATAN MANHAJ TARJIH DAN PENGEMBANGAN
PEMIKIRAN ISLAM MUHAMMADIYAH ADALAH
PENDEKATAN INTEGRATIF ANTARA BAYANI, BURHANI
DAN IRFANI SECARA SIRKULER.

 METODE ISTINBATH HUKUM DALAM KERANGKA

PENDEKATAN INTEGRATIF TERSEBUT ADALAH ISTIQRA`
MA’NAWI (PENARIKAN KESIMPULAN DARI HIMPUNAN
Keputusan Munas Tarjih di Padang SEMUA BUKTI TEKSTUAL DAN EMPIRIS), DENGAN
METODE LANGKAH-LANGKAH SEBAGAI BERIKUT:
ISTINBATH HUKUM
1. HIMPUN DAN ANALISIS TEKS DAN FENOMENA
ISTIQRA` AL-MA’NAWI HINGGA SAMPAI KE KOMPONEN DASARNYA.
2. KELOMPOKKAN TEKS DAN FENOMENA SERUPA
DI BAWAH SATU KATEGORI.
3. IDENTIFIKASI ATURAN UMUM DAN TUJUAN-
TUJUAN YANG MENGENDALIKAN INTERAKSI
DAN INTERRELASI BERBAGAI KATEGORI.
4. PENEMUAN HUKUM BERLANDASKAN ASAS
UMUM YANG DITEMUKAN.
METODE ISTIQRA` AL-SYATHIBI

Penelitian terhadap makna-makna juz`i (khusus)

untuk menetapkan kesimpulan hukum yang umum
yang bersifat qath’i atau zhanni. Kesimpulan hukum
yang didasarkan pada istiqra` ini dapat berimplikasi
hukum secara mutlak atau qath’i apabila cara
penentuan hukum yang di dalamnya tercakup
keseluruhan partikular-partikularnya. Sebaliknya,
implikasi hukumnya bersifat zhanni apabila cara
penentuan kesimpulan hukumnya hanya diambil dari
partikularnya saja.
 1. Batang korek api (1), menyala.
METODE ISTIQRA`/ 2. Batang korek api (2), menyala.
INDUKSI UNTUK 3. Batang korek api (3), menyala.
4. Batang korek api (4), menyala.
MENENTUKAN ATURAN 5. Batang korek api (5), menyala.
UMUM/MAQASHID AL- 6. ....
SEMUA BATANG KOREK API MENYALA
QURAN
1. Pernyataan nash (Al-Quran) yang menunjukan perintah/larangan
untuk melakukan sesuatu.
2. Pernyataan nash (Al-Quran) yang menunjukan celaan/hukuman/
ancaman terhadap orang yang tidak mengindahkan perintah atau
larangan itu.
3. Pernyataan Rasulullah/riwayat berupa perintah atau teladan
(tindakan memberi contoh) yang dipahami sebagai sesuatu yang
wajib oleh para sahabat dan mendapat pembenaran dari Rasul
sendiri.
4. Pernyataan nash (Al-Quran maupun hadits) yang menunjukan
penekanan secara berulang kali, memuat frekwensi yang banyak dan
mengandung relelansi yang kuat, baik dalam intrateks maupun
dengan realitas atau konteks (psikologi-sosiologi-antropologi).
METODE ISTIQRA` MA’NAWI
Menentukan
Metode penetapan hukum dalil kulliyah
berdasarkan kolektivitas banyak (universal) dan
dalil yang digabungkan.
dalil juz`iyah
(partikular)—
2 termasuk
membedakan
Induksi ideal moral dan
Penelitian terhadap makna-makna
legal spesifiknya
juz`i (khusus) untuk menetapkan
kesimpulan hukum yang umum
yang bersifat qath’i atau zhanni.
MENENTUKAN MENEMUKAN
DALIL KULLIYAH
KOLEKSI DALIL DAN JUZ`IYAH
Menarik kesimpulan
hukum khusus
berdasarkan aturan
umum tersebut dengan
Berdasarkan mempertimbangkan
telaah atas
maqashid dan
4 maslahat dan
mafsadatnya, serta
hirarki nilal atau
atsarnya terhadap
sistem etika Al-
akhlaq dan lingkungan
Quran
ATURAN MENETAPKAN
UMUM HUKUM

Menggali dan Berdasarkan Menetapkan aturan Mempertimbang

menghimpun telaah atas umum, berupa asas kan kondisi
banyak dalil frekwensi,
dasar (qiyam al- sosial dan
partikular (juz`i) penekanan dan ekologis yang
relevansi asas), prinsip (ushul lebih luas
untuk al-kulliyah) dan
1 mengambil
kesimpulan 3 hukum cabang
(ahkam al-far’iyah).
(makna) umum
(kulli)

DALAM SEMUA TAHAPAN LANGKAH METODIS, TETAP MENGIKUTI KAIDAH

KEBAHASAAN, KAIDAH PENAFSIRAN DAN ILMU AL-QURAN LAINNYA, SERTA
EXPERIMEN PARA ULAMA/PAKAR.
 Al-Khayr wa
Asas (1) Iman-Tauhid Asas (4)
al-Ma’rūf

Asas (2) Al-Karāmah Al-Adālah wa Asas (5)

al-Insāniyyah al-Musāwah

Asas (3) Himāyah al- Asas (6)

Ukhuwah Mustaqbal
 1. Menegaskan iman dan kemurnian tauhid.
2. Allah harus dilibatkan dalam setiap hidup dan kerja
melalui do’a.
3. Keimanan pada hari akhir atau hari kebangkitan.
4. Perlunya membangun masyarakat pembelajar/
terdidik.
5. Pandai mengelola dan memanfaatkan waktu.
6. Bisnis dengan etika.
7. Membangun kehidupan bersama atas dasar
kejujuran.
8. Tazkiyatun al-Nafs: Membangun diri autentik. Tidak
serakah dan mempertuhankan harta benda.
9. Berpihak pada kaum lemah, empati, peduli dan mau
melayani anak yatim, orang miskin, dan yang
memerlukan bantuan.
(QS. al-Naba- 10. Menghargai kemajemukan dan keyakinan yang
al-Nas/78-114) berbeda
11. Tidak mabuk kemenangan.
 1. Meneguhkan solidaritas dan soliditas
umat.
2. Tidak boleh kikir untuk mengeluarkan
harta benda di jalan Allah.
3. Meneguhkan norma-norma dalam
masyarakat (social capital).

(QS. Muhammad-
al-Hujurat/47-49)
 ‫مقاصد القرآن عند الطاهر بن عاشور‪:‬‬
‫ومنُّبينُّالمعاصرينُّالذينُّاجتهدواُّفيُّاستقراءُّمقاصدُّالقرآنُّالعَلمةُّالطاهرُّبن‬
‫عاشور‪ُّ،‬وأوصلهاُّإلىُّثمانية‪:‬‬
‫‪ 1-‬إصَلحُّاالعتقاد‪ُّ،‬وتعليمُّالعقدُّالصحيح‪.‬‬
‫ويميلُّالشيخ يوسف القرضاوي إلىُّعدمُّ‬ ‫‪ 2-‬تهذيبُّاْلخَلق‪.‬‬
‫حصرُّالمقاصدُّفيُّعددُّمحدود‪ُّ،‬ويقررُّ‬ ‫‪ 3-‬التشريع؛ُّوهوُّاْلحكامُّخاصةُّوعامة‪.‬‬
‫كثرتهاُّوتعددها‪ُّ،‬يقول‪» :‬لقدُّدعاُّالقرآنُّ‬ ‫‪ 4-‬سياسةُّاْلمة‪.‬‬
‫الكريمُّإلىُّكثيرُّمنُّالمبادئُّوالمقاصد التيُّ‬ ‫‪ 5-‬القصصُّوأخبارُّاْلممُّالسالفة؛ُّللتأسيُّبصالحُّأحوالهم‪.‬‬
‫الُّتصلحُّاإلنسانيةُّبغيرها‪ُّ،‬ونجتزئُّهناُّ‬ ‫‪ 6-‬التعليمُّبماُّيناسبُّحالةُّعصرُّالمخاطبين‪.‬‬
‫سبعةُّمنهاُّمماُّأكدهُّالقرآنُّوكرره‬ ‫‪ 7-‬المواعظُّواإلنذارُّوالتحذيرُّوالتبشير‪.‬‬
‫‪ 8-‬اإلعجازُّبالقرآن؛ُّليكونُّآيةُّدالةُّعلىُّصدقُّالرسول‬
‫وعنيُّبهُّأشدُّالعنايةُّ‪:‬‬
‫وعقيدةُّالبعثُّوالجزاء‪ُّ،‬والعملُّالصالح‪.‬‬
‫‪ 1-‬تصحيحُّالعقائدُّوالتصورات‪.‬‬ ‫موقد اختصر عبد الكريم ْامدي‬
‫‪ 2-‬تقريرُّكرامةُّاإلنسانُّوحقوقه‪.‬‬ ‫هذه المقاصد وجعلها في سبعة‪:‬‬
‫‪ 3-‬عبادةُّهللاُّوتقواه‪.‬‬ ‫‪ 1-‬اإلصَلحُّالعقدي‪.‬‬
‫‪ 2-‬اإلصَلحُّالفكري‪.‬‬
‫‪ 4-‬تزكيةُّالنفسُّالبشرية‪.‬‬
‫‪ 3-‬اإلصَلحُّاالجتماعي‪.‬‬
‫‪ 5-‬تكوينُّاْلسرة‪ُّ،‬وإنصافُّالمرأة‪.‬‬ ‫‪ 4-‬اإلصَلحُّالتشريعي‪.‬‬
‫‪ 6-‬بناءُّاْلمةُّالشهيدةُّعلىُّالبشرية‪.‬‬ ‫‪ 5-‬اإلصَلحُّالمالي‪.‬‬
‫‪ 7-‬الدعوةُّإلىُّعالمُّإنسانيُّمتعاون‪.‬‬ ‫‪ 6-‬اإلصَلحُّالسياسي‪.‬‬
‫‪ 7-‬اإلصَلحُّالحربي‬
‫مقاصد القرآن عند المام الغزالي‪:‬‬
‫دعوةُّالعبادُّالىُّالجبارُّاْلعلى‬
‫مقاصد القرآن عند الرازي ثالثة‪ ،‬هي‪:‬‬
‫‪ 1-‬التوحيد‪.‬‬
‫‪ 2-‬اْلحكامُّالشرعية‪.‬‬
‫‪ 3-‬أحوالُّالمعاد‬
‫مقاصد القرآن عند رشيد رضا‪:‬‬
‫‪ 1-‬أركانُّالدينُّالثَلثة‪ :‬اإليمانُّباهللُّتعالى‪،‬‬
‫‪ 2-‬النبوةُّوالرسالة‪.‬‬
‫‪ 3-‬إكمالُّنفسُّاإلنسانُّمنُّاْلفراد‪ُّ،‬والجماعات‪ُّ،‬‬
‫واْلقوام‪.‬‬
‫‪ 4-‬اإلصَلحُّاإلنساني‪ :‬االجتماعي‪ُّ،‬السياسي‪ُّ،‬‬
‫الوطني‪.‬‬
‫‪ 5-‬مزاياُّاإلسَلمُّالعامة‪ُّ،‬أوُّخصائصُّالشريعة‪.‬‬
‫‪ 6-‬حكمُّاإلسَلمُّالسياسي‪ُّ،‬أوُّالنظامُّالسياسي‪.‬‬
‫‪ 7-‬حكمُّالمال‪ُّ،‬أوُّالنظامُّاالقتصادي‪.‬‬
 Al-Khayr wa al-
Iman-Tauhid Ma’ruf (Nilai
Tidak syirik,
fahsya, munkar
Maqāshid 1 Maqāshid 4 Keutamaan:
Kejujuran,
‘ishyan, ba’id ila Asas Ketuhanan Asas Buadaya Transfaransi,
Allah dan musyawarah dan
tazkiyah al-nafs perdamaian)

Al-Karāmah al-
Al-’Adalah wa al-
Insāniyyah
(Menjaga Maqāshid 2 Maqāshid 5 Musawah (Non-
Martabat dan zhalim, non-
Asas Kemanusiaan Asas Sipil
Eksistensi diskrimisani)
Manusia)

Melindungi Kaum
Ukhuwah
Dhuafa, Masa
(Ta’āruf-Tarāhum-
Tadhāmun- Maqāshid 3 Maqāshid 6 depan generasi
dan lingkungan
Ta’āwun-Ta’āyus f ī Asas Sosial Asas Perlindungan yang
al-Silmi)
berkelanjutan
 ‫الرؤية اللهية والرؤية‬
‫الكونية والرؤية الفلسفة‬
‫القيام األسس‬
‫األصول الكلية‬
‫األْكم الفرعية‬
‫الحكم‬
Fikih Ibadah (Thaharah, Shalat,
Zakat, Puasa, Haji), Fikih Difabel,
Fikih Agraria, Fikih Air, Fikih
Traficking, Fikih Perlindungan
Anak, dll.—Fikih Demokrasi,
Fikih Sains, Fikih Ekonomi, Fikih
Kesehatan, Fikih Pendidikan, dsb.
 PRINSIP MANHAJI
Khaled Abu El Fadl

2
Mempertimbangkan
keterbukaan teks
dan tidak
menutupnya secara
sewenang-wenang

MENYELURUH KETERBUKAAN PENGENDALIAN DIRI

Mempertimbangkan Setiap komunitas

semua aspek dan perlu
berbagai perspektif mengembangkan
yang relevan. kejujuran dan
kerendahan hati
Tidak berpikiran sempit,

1 apalagi merasa paling

benar, tanpa melakukan 3 َ ‫َوفَ ْو‬
َ ‫ق ك ُِل ذِي ِع ْل ٍم‬
‫ع ِلي ٌم‬
kritik epistemologi ‫وهللا أعلم بالصواب‬
secara mendalam

‫ال يفقه الرجل كل الفهم ْتى‬

‫يري القرأن وجوها كثيرا‬
TERIMA KASIH