Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK 5

PENURUNAN PERSAMAAN KONTINUITAS


DAN PERSAMAAN BERNOULLI

Nama Anggota:
Lutfiatul Nur Khasanah (190351620437)
Lutfi Suhad Ariantana (190351620447)
Masudatut Toyyibah (190351620442)
Meirna Rahayu (190351620427)
Offering B

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA
November 2019
FLUIDA DINAMIS

Dalam fluida dinamis ini akan dibahas mengenai fluida yang dalam keadaan
bergerak. Saat fluida bergerak, alirannya dapat dikelompokkan menjadi salah satu dari
dua jenis yang utama. Aliran dapat dikatakan tunak atau sifat suatu sistem tak berubah
dengan berjalannya waktu, jika setiap partikel fluida mengikuti lintasan-lintasan yang
mulus sehingga lintasan dari bermacam-macam partikel yang ada, tidak pernah
bertumbukan satu sama lain. Terdapat isitilah viskositas yang menjelaskan mengenai
aliran fluida untuk menandakan derajat gesekan internal pada fluida. Gaya viskos ini
berkaitan dengan hambatan yang dialami oleh dua lapisan fluida yang bersebelahan untuk
bergerak relative satu terhadap yang lain. Viskositas ini menyebabkan sebagian energi
kinetik dari fluida berubah menjadi energi internal. Mekanisme ini mirip dengan benda
yang meluncur pada permukaan horizontal kasar yang kehilangan energi kinetiknya. Oleh
karena fluida memiliki gerakan yang rumit dan tidak sepenuhnya dimengerti maka dibuat
beberapa asumsi untuk memudahkan dalam memahami. Dalam gambaran mengani aliran
ideal, maka dibuat beberapa asumsi yaitu :

 Fluidanya tidak kental.

Dalam fluida yang tidak kental, gesekan internal diabaikan. Sebuah benda yang
bergerak melewati fluida tidak mengalami gaya viskos (gesekan internal).

 Alirannya tunak.

Dalam aliran yang tunak, maka kecepatan fluida pada setiap titik tetap konstan.

 Fluida tidak dapat ditekan.

Massa jenis dari fluida yang tidak dapat ditekan adalah konstan.

 Alirannya tidak berputar.

Dalam aliran yang tidak dapat diputar, fluida tidak memiliki momentum sudut pada
titik mana pun di dalam fluida tidak mengalami rotasi terhadap pusat massa roda,
maka aliran tersebut irrotasional. Maksudnya yaitu fluida mengalir dalam garis lurus
lengkung yang jelas ujung dan pangkalnya.
PERSAMAAN KONTINUITAS

Persamaan kontinuitas adalah persamaan yang menghubungkan kecepatan


fluida dalam dari satu tempat ke tempat lain. Persamaan kontinuitas menjelaskan bahwa
massa fluida yang masuk ke dalam suatu penampang akan keluar di ujung penampang
lain dengan massa yang sama. Oleh karena itu, debit fluida di seluruh titik penampang
adalah sama.

Lintasan yang diambil oleh partikel fluida dalam kondisi aliran tunak disebut
sebagai garis alir. Kecepatan partikel selalu merupakan garis singgung terhadap garis
alirnya. Pada gambar diatas ditunjukkan bahwa, sekelompok garis alir membentuk
sebuah saluran aliran. Perhatikan bahwa partikel tidak dapat mengalir ke dalam atau ke
luar dari sisi saluran ini, maka dengan demikian garis-garis alirnya akan saling
bertumbukan.

Contoh penerapan persamaan kontinuitas dalam kehidupan yaitu saat seseorang


menyemprotkan air menggunakan selang dan memencet ujung dari selang. Hal itu akan
membuat air keluar dengan menempuh lintasan yang cukup jauh. Sebaliknya apabila
selang dikembalikan seperti awal atau tidak memencet ujung dari selang maka jarak
pancaran air akan berkurang. Dari penerapan persamaan kontinuitas ini, kita dapat
mengetahui bahwa luas penampang pada pipa akan mempengaruhi laju aliran fluida. Jadi,
kecepatan fluida berkurang saat melewati pipa yang lebar dan akan bertambah saat
melewati pipa yang sempit.
PENURUNAN KONTINUITAS
Persamaan kontinuitas menyatakan bahwa “hasil kali luas dan kelajuan fluida pada semua titik
sepanjang pipa adalah konstan unutk fluida yang tidak dapat di tekan ”

Jika di tinjau pada bagian bawah maka fluida bergerak


sejauh , unutk mencari maka kita dapat menurunkan dari
persamaan kelajuan
∆x
v=
∆t
∆ x=v . ∆ t

Sedangkan massa pada bagian 1 dan massa pada bagian 2


dapat kita car bahwa massa suat benda adalah hasil kali massa jenis
benda dengan vlume benda
m 1=ρ V 1
m 1=ρ A1 ∆ X 1
m1=ρ A1 v 1 ∆ t 1

Sehingga massa bagian 2 dapat kita rumuskan dengan


m 2=ρ A2 v 2 ∆ t 2

Karena fluida tidak dapat ditekan dan aliranya tunak maka massa yang melewati A1
dalam selang waktu sama dengan massa yang melewati A2 dalam selang waktu yang sama ,
maka

m1 m2
=
∆ t ∆t
ρ A 1 v 1 ∆ t 1 ρ A2 v 2 ∆ t 2
=
∆t ∆t

ρ A 1 v1 ρ A1 v1
=
∆t ∆t

A 1 v 1= A 2 v 2

Dengan: A = luas penampang (m2)

v = laju aliran/kecepatan (m/s)

Maka dapat disimpulkan bahwa laju aliran volume di setiap titik fluida tersebut adalah sama.
PERSAMAAN BERNOULLI

Pada tahun 1738, Daniel Bernoulli (1700-1782) mempublikasikan Hydridinamik atau


biasa disebut dengan fluida dinamik yang membuat sebuah bentuk ekivalen dari persamaan yang
terkenal untuk pertama kalinya. Dimana persamaan terkenal tersebut ialah:

1
P+ gV 2 + ρ gy=kons tan
2

Ilustrasi pemakaian secara tepat pada persamaan bernolli dan akan menunjjukan
bagaimana pelanggaran terhadap asumsi dasar yang digunakan dalam penurunan persamaan
menjadi salah. Maka konstanta pengintegralan dalam persamaan Bernoulli dapat dievakuasi jika
informasi yang cukup mengenai aliran diketahui pada sebuah lokasi sepanjjang garis lurus.

Dalam menggunakan persamaan tersebut dengan tepat, harus diasumsikan dasar yang digunakan
untuk menurunkanya. Yaitu:

 Fluida tidak kental. Antara lain yaitu nonvikos (tidak kemtal), gesekan internal
diabaikan, sehingga benda yang bergerak melewati fluida tidak mengalami gaya viskos.

 Aliranya diasumsikan tunak. Aliran tunak (laminar), pada keadaan seperti ini
kecepatan fluida adalah konstan

 Aliranya diasumsikan tak mampu mapat atau tidak dapat ditekan. Massa jenis
fluida tidak dapat ditekan (nonkompersibel) dan pada keadaan konstan

 Persamaan tersebut dapat diterapkan hanya sepanjang sebuah haris arus atau
dapat dikatakan tidak dapat berputar. Aliran irotasional tidak dapat berputar , maka
fluida ini tidak memiliki momentum sudut.

Aliran fluida dibagi menjadi dua macam, yaitu:

 Aliran Stabil atau laminar

yang terjadi jika masing-masing partikel fluida


mengikuti jalur jalur yan mulus dan sedemikian rupa
sehingga jaur-jalur partikel yang berbeda tidak pernah
saling silang seperti yang ditunjjukan pada gambar

Dalam aliran yang stabil, sertiap partikel dalam ruanhg


udara memiliki kecepatan yang sama.
 Aliran tidak teratus atau Trumbulen.

Yaitu ditandai pada pusaranya kesil seperti pusaran air. Contohnya digambarkan pada
gambar di bawah.

Garis Aliran

Yaitu jalur yang diambil oleh partikel fluida di bawah aliran yang stabil.
Kecepatan partikel selalu bersinggungan dengan ggaris arus, seperti yang ditunjjukan
gambar diatas. Pada gambar diatas menunjjukan satu set garis aruss yang membentuk
tabung aliran. Aliran partikel tidak dapat masuk ataupun keluar dari sisi tabung, jikaupun
bisa harus saling bersilangan.

Contoh persamaan bernoulli pada kehidupan sehari-hari:

 Menyemprotkan air melalui selang dan pada ujungnya ditahan dengan ibu jari

 Menggelindingkan bola golf sehingga bola berguling. Dengan ini udara yang
menempel pada bola dibelokkan kebawah sebagai hasilnya. Oleh karena itu bola
mendorong udara ke bawah, sehingga udara mengangkatnya.
PENURUNAN PERSAMAAN BERNOULLI

Di ujung pipa satu, mengalir air dengan volume ΔV, bila kerapatan air adalah ρ maka
massa pada volume tersebut adalah Δm = ΔVρ. Tenaga potensial yang dimiliki massa adalah U =
Δmgh. Fluida tak termampatkan maka pada ujung yang lainnya keluar air dengan volume yang
sama dan massa yang sama. Ujung kedua memiliki ketinggian yang berbeda dengan ujung
pertama. Dengan demikian, tenaga potensialnya berbeda meskipun massanya sama. Jika massa
Δm bergerak dari ujung 1 ke ujung 2 maka massa mengalami perubahan tenaga potensial
sebesar,

ΔU =mgh2 −mgh1

Perubahan tenaga kinetik massa:

1 1
ΔK = mv 2 − mv 2
2 2 2 1

Saat fluida di ujung kiri fluida mendapat tekanan P1dari fluida di sebelah kirinya, gaya yang
diberikan oleh fluida di sebelah kirinya adalah F1= P1A1. Kerja yang dilakukan oleh gaya ini
adalah:

W=F 1 Δx1 −F 2 Δx2


W=P 1 A 1 Δx1 −P2 A21 Δx1
W=P 1 V 1−P2 V 2

Dapat kita ketahui bahwa dalam persamaan kontinuitas disebutkan bahwa V1=V2=V atau dengan
kata lain volume di segala titik selalu sama/konstan.

Maka :
W=P 1 V 1−P1 V 2
W=P 1 V −P1 V
W= ( P1 −P 2 ) V

Kita kembalimembahasa mengenai Usaha pada fluida. Masih ingatkah dengan teorema kerja dan
energi:

W = ΔU + ΔK

Setelah dimasukan akan diperleh:

1 1
( ¿
W= ( mgh 2 −mgh1 ) + mv 2 − mv 2 ¿ ¿ 2 ¿ ¿ ¿
2 2 2 )
( P1−P2) V =( mgh2−mgh1 ) + ( 12 mv 2
2−
1
2
¿
mv 2¿ ¿ 2 ¿ ¿ ¿ )
Dari persamaan di atas dapat dihilangkan volume pada ruas kiri (untuk mencari persamaan)
dengan mengkali dengan volume pada ruas kiri dan kanan.

1 1
( P1−P2) V =( mgh2−mgh1 ) + ( ¿
mv 2 − mv 2¿ ¿ 2 ¿ ¿ ¿
2 2 2 ) xV

mgh2−mgh1 1 1
P1−P 2= ( )(
V
¿
+ mv 2− mv 2 ¿ ¿ 2 ¿ ¿¿V ¿
2 2 2 )
m
ρ=
Dapat diketahui bahwa v , maka:

1 1 ¿ 1 ¿ 1 ¿
P1−P2=ρgh2−ρgh1+ ρv 2− ρv2¿¿2 ¿ ¿P1+ρgh1+ ρv1¿¿2 ¿ ¿ =P2+ρgh2+ ρv2¿¿2 ¿ ¿ ¿
222 2 2
Secara lengkap, Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah tekanan, energi kinetik per
satuan volume, dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama di setiap titik
sepanjang aliran fluida ideal. Persamaan matematisnya, dituliskan sebagai berikut.

P + ½ ρv2 +ρgh =konstan

atau

1 ¿ 1 ¿
P1 +ρ gh1+ ρv 1¿ ¿ 2 ¿ ¿=P2 +ρ gh2 + ρv 2 ¿ ¿ 2 ¿ ¿¿¿
2 2

dengan: P = tekanan (N/m2),

v = kecepatan aliran fluida (m/s),

g = percepatan gravitasi (m/s2),

h = ketinggian pipa dari tanah (m), dan

ρ = massa jenis fluida.

Anda mungkin juga menyukai