Psikosos 2
Psikosos 2
PEMBAHASAN
A. Budaya
1. Pengertian budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang terdapat pada sekelompok
manusia, yang berkembang dan diwariskan secara turun-temurun dari
generasi ke generasi berikutnya.
Ada juga yang mengatakan bahwa arti budaya adalah suatu pola hidup
yang tumbuh dan berkembang pada sekelompok manusia yang mengatur
agar setiap individu mengerti apa yang harus dilakukan, dan untuk
mengatur tingkah laku manusia dalam berinteraksi dengan manusia
lainnya.
Secara bahasa, kata “budaya” berasal dari bahasa Sansekerta,
yaitu Buddhaya yang merupakan bentuk jamak dari kata Buddhi dimana
artinya adalah segala hal yang berhubungan dengan budi dan akal
manusia. Dalam hal ini, budaya sangat berkaitan dengan bahasa atau cara
berkomunikasi, kebiasaan di suatu daerah atau adat istiadat.
2. Pandangan Budaya Terhadap Budaya Sehat-Sakit
Istilah sehat mengandung banyak muatan kultural, sosial dan pengertian
professional yang beragam. Sehat sanhgat erat kaitannya dengan kesakitan
dan penyakit.
Definisi WHO (1981) : Health is a state of complete physical, mental and
social well being, and not merely the absence of disease or infirmity
WHO mendefinisikan sehat adalah suatu keadaan sempurna baik jasmani,
rohani, maupun kesejahteraan sosial seseorang.
3. Perilaku Sakit Secara Budaya
Perilaku sakit adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu
yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan.
4. Pandangan Budaya Terhadap Kematian
Apabila berpegang pada arti kematian yang menyatakan berhentinya
seluruh organ pendukung kehidupan sehingga tidak ada aktivitas individu.
Misalnya suku jawa meyakini bahwa kematian adalah awal dari kehidupan
selanjutnya. Melalui keyakinan hidup abadi melakukan ritual ritual untuk
mengiringi kembalinya roh kedunia abadi. Tubuh orang yang meninggal
mendapatkan perawatan sebelum dikebumikan sebagai simbol usaha
pembersihan dari segala hal yang menghalangi perjaanan gaibnya.
5. Etiologi Penyakit Dari Pandangan Budaya
Budaya memengaruhi kesehatan adalah pandangan suatu masyarakat
terhadap tindakan yang mereka lakukan ketika mereka mengalami sakit,
ini akan sangat dipengaruhi oleh budaya, tradisi, dan kepercayaan yang
ada dan tumbuh dalam masyarakat tersebut. Misalnya masyarakat yang
sangat mempercayai dukun yang memiliki kekuatan gaib sebagai
penyembuh ketika mereka sakit, dan bayi yang menderita demam atau
diare berarti pertanda bahwa bayi tersebut akan pintar berjalan, jadi dapat
disimpulkan bahwa budaya sangat dipengaruhi kesehatan baik individu
atau kelompok.
Rumah sakit di Indonesia pada awalnya dibangun oleh dua institusi. Pertama
adalah pemerintah dengan maksud untuk menyediakan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat umum terutama yang tidak mampu. Kedua adalah institusi
keagamaan yang membangun rumah sakit nirlaba untuk melayani masyarakat
miskin dalam rangka penyebaran agamanya. Hal yang menarik akhir-akhir ini
adalah adanya perubahan orientasi pemerintah tentang manajemen rumah
sakit dimana kini rumah sakit pemerintah digalakkan untuk mulai berorientasi
ekonomis. Untuk itu, lahirlah konsep Rumah Sakit Swadana dimana investasi
dan gaji pegawai ditanggung pemerintah namun biaya operasional rumah sakit
harus ditutupi dari kegiatan pelayanan kesehatannya (Rijadi 1994). Dengan
demikian, kini rumah sakit mulai memainkan peran ganda, yaitu tetap
melakukan pelayanan publik sekaligus memperoleh penghasilan (laba ?) atas
operasionalisasi pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.
Rumah sakit di Indonesia pada awalnya dibangun oleh dua institusi. Pertama
adalah pemerintah dengan maksud untuk menyediakan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat umum terutama yang tidak mampu. Kedua adalah institusi
keagamaan yang membangun rumah sakit nirlaba untuk melayani masyarakat
miskin dalam rangka penyebaran agamanya. Hal yang menarik akhir-akhir ini
adalah adanya perubahan orientasi pemerintah tentang manajemen rumah
sakit dimana kini rumah sakit pemerintah digalakkan untuk mulai berorientasi
ekonomis. Untuk itu, lahirlah konsep Rumah Sakit Swadana dimana investasi
dan gaji pegawai ditanggung pemerintah namun biaya operasional rumah sakit
harus ditutupi dari kegiatan pelayanan kesehatannya (Rijadi 1994). Dengan
demikian, kini rumah sakit mulai memainkan peran ganda, yaitu tetap
melakukan pelayanan publik sekaligus memperoleh penghasilan (laba ?) atas
operasionalisasi pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-budaya.html
http://ankhgaraalharris.blogspot.com/2010/07/ankhgara-yanthi.html