Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA KEPERAWATAN

(KESEHATAN SPIRITUAL)

Disusun Oleh :

Kelompok 3 :

1. M. Agung Prasetya (1814901027)


2. Alma Veronica (1814901028)
3. Tarisa Valentine (1814901029)
4. Alvira Nabila Putri (1814901030)
5. Jefri Nurdiyansyah (1814901031)
6. Vera Cahyati Rusandi (1814901032)
7. Danella Amadea Murtadho (1814901033)
8. Tri Pangestu Rahmadhani (1814901034)
9. Nadia Intan Hatina (1814901035)
10. Susi Susanti (1814901036)
11. Muhammad Rifki Fery Firnando (1814901037)
12. Zidane Rizal (1814901038)
13. Lovi Vaniar (1814901039)

POLTEKKES TANJUNG KARANG

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI NERS

TP 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami harapkan kritik     dan saran dari pembaca
sehingga dalam pembuatan makalah  lainnya menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.Amin Ya Rabbal Alamin.

Bandar Lampung, July 2019

16
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................2

Daftar Isi.......................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Makalah 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kesehatan Spiritual 6
B. Elemen-Elemen dalam Spiritual 7
C. Tanda-Tanda Kesehatan Spiritual 11
D. Proses Keperawatan Spiritual 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................15
B. Saran .............................................................................................................15
Daftar Pustaka..............................................................................................16

16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Klien dalam perspektif keperawatan merupakan individu, keluarga atau masyarakat
yang memiliki masalah kesehatan dan membutuhkan bantuan untuk dapat memelihara,
mempertahankan dan meningkatkan status kesehatannya dalam kondisi optimal. Sebagai
seorang manusia, klien memiliki beberapa peran dan fungsi seperti sebagai makhluk individu,
makhluk sosial, dan makhluk Tuhan. Berdasarkan hakikat tersebut, maka keperawatan
memandang manusia sebagai mahluk yang holistik yang terdiri atas aspek fisiologis,
psikologis, sosiologis, psikologis dan spiritual.
           Tidak terpenuhinya kebutuhan manusia pada salah satu diantara dimensi di atas akan
menyebabkan ketidaksejahteraan atau keadaan tidak sehat. Kondisi tersebut dapat dipahami
mengingat dimensi fisik, psikologis, sosial spiritual, dan kultural merupakan satu kesatuan
yang saling berhubungan. Tiap bagian dari individu tersebut tidaklah akan mencapai
kesejahteraan tanpa keseluruhan bagian tersebut sejahtera.
          Kesadaran akan pemahaman tersebut melahirkan keyakinan dalam keperawatan bahwa
pemberian asuhan keperawatan hendaknya bersifat komprehensif atau holistik, yang tidak
saja memenuhi kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan kultural tetapi juga kebutuhan spiritual
klien. Sehingga, pada nantinya klien akan dapat merasakan kesejahteraan yang tidak hanya
terfokus pada fisik maupun psikologis saja, tetapi juga   kesejateraan   dalam  aspek spiritual.
Kesejahteraan spiritual adalah suatu faktor yang terintegrasi dalam diri seorang individu
secara keseluruhan, yang ditandai oleh makna dan harapan. Spiritualitas memiliki dimensi
yang luas dalam kehidupan seseorang sehingga dibutuhkan pemahaman yang baik dari
seorang perawat sehingga mereka dapat mengaplikasikannya dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada klien.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan yang dimaksud dengan kesehatan spiritual ?
2. Apa saja elemen-elemen dari spiritual ?
3. Apa saja tanda-tandan dari kesehatan spiritual ?
4. Bagaimana proses keperawatan spiritual ?

16
C. Tujuan Makalah
1. Agar mahasiswa mengetahui pengertian dari kesehatan spiritual.
2. Untuk memberitahukan apa saja elemen-elemen dalam spiritual.
3. Agar mahasiswa mengetahui tanda-tanda dari kesehatan spiritual.
4. Mahasiswa tahu proses keperawatan spiritual.

16
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kesehatan Spiritual
Spirituality berasal dari bahasa latin “spiritus” yang berarti nafas atau udara.spirit
memberikan hidup,menjiwai seseorang. Spirit memberikan arti penting ke hal apa saja yang
sekiranya menjadi pusat dari seluruh aspek kehidupan seseorang( Dombeck,1995).
Spirituality adalah suatu yang dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman
hidup kepercayaan dan nilai kehidupan. Spiritualitas mampu menghadirkan cinta,
kepercayaan, dan harapan, melihat arti dari kehidupan dan memelihara hubungan dengan
sesama. (Perry Potter, 2003).
Spiritual adalah konsep yang unik pada masing-masing individu (Farran et al, 1989).
Masing-masing individu memiliki definisi yang berbeda mengenai spiritual, hal ini
dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup dan ide-ide mereka sendiri
tentang hidup. Menurut Emblen, 1992 spiritual sangat sulit untuk didefinisikan. Kata-kata
yang digunakan untuk menjabarkan spiritual termasuk makna, transenden, harapan, cinta,
kualitas, hubungan dan eksistensi. Spiritual menghubungkan antara intrapersonal (hubungan
dengan diri sendiri), interpersonal (hubungan antara diri sendiri dan orang lain), dan
transpersonal (hubungan antara diri sendiri dengan tuhan/kekuatan gaib)
Spiritual adalah suatu kepercayaan dalam hubungan antar manusia dengan beberapa
kekuatan diatasnya, kreatif, kemuliaan atau sumber energi serta spiritual juga merupakan
pencarian arti dalam kehidupan dan pengembangan dari nilai-nilai dan sistem kepercayaan
seseorang yang mana akan terjadi konflik bila pemahamannya dibatasi. (Hanafi, djuariah.
2005)
Spirituality atau kepercayaan spiritual adalah kepercayaan dengan sebuah kekuatan
yang lebih tinggi dari kekuatan pencipta, sesuatu yang bersifat Tuhan, atau sumber energi
yang tidak terbatas. Contoh, seseorang percaya pada Tuhan, Allah, Kekuatan tertinggi.
Spirituality memiliki beberapa aspek antara lain :
a) Hubungan yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam hidup
b) Menemukan arti dan tujuan dalam hidup.
c) Menyadari dan mampu untuk menarik sumber-sumber dan kekuatan dari dalam diri.
d) Mempunyai perasaan hubungan kedekatan dengan diri sendiri dan Tuhan atau Allah.
(Cozier Barbara, 2000).

16
Kesehatan spiritual atau kesejahteraan adalah” rasa keharmonisan saling kedekatan
antara diri dengan orang lain, alam, dan dengan kehidupan yang tertinggi “(Hungelmann et
al,1985).
Spiritual dimulai ketika anak-anak belajar tentang diri mereka dan hubungan mereka
dengan orang lain. Banyak orang dewasa mengalami pertumbuhan spiritual ketika memasuki
hubungan yang langgeng. Kemampuan untuk mengasihi orang lain dan diri sendiri secara
bermakna adalah bukti dari kesehatan spiritual( )
Kesehatan jiwa ( spiritual ) menurut ilmu kedokteran saat ini adalah suatu kondisi
yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yan optimal dari
seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan orang lain ( suliswati,Hj.tji
anita,2004).

B. Elemen-Elemen dalam Spiritual


1) Kebutuhan Spritual
4 hal yang mendasari kebutuhan spiritual adalah:
- Pencarian arti
- Perasaan untuk memaafkan / pengampunan
- Kebutuhan akan cinta (Keinginan untuk mendapatkan kasih sayang : keluarga dan
teman)
- Kebutuhan akan harapan (Fish and Shelly, 1978; Peterson and Nelson, 1987;
Schoenbeck, 1994).
Kebutuhan spiritual adalah harmonisasi dimensi kehidupan (Rnetzky’s, 1979). Dimensi
ini termasuk menemukan arti, tujuan, menderita, dan kematian; kebutuhan akan harapan dan
keyakinan hidup, dan kebutuhan akan keyakinan pada diri sendiri, dan Tuhan. Sullender
(1998) mengidentifikasi 5 dasar kebutuhan spiritual manusia : 1. arti dan tujuan hidup 2.
perasaan misteri 3. pengabdian 4. rasa percaya 5. harapan di waktu kesusahan.
Spiritual saat ini dihubungkan dengan pencarian akan arti dan refleksi dari bagian
kepercayaan pada paham duniawi. Hal ini menimbulkan pertanyaan: haruskah perawat yang
tidak religius, atau yang tidak memiliki spiritual, menolong seseorang yang membutuhkan
spiritual (Walter, 1997). Pada dasarnya apakah mereka mampu? Pada studi keperawatan
dengan orang-orang yang memiliki fase terminal, ditemukan bahwa perawat merasa tidak
harus memiliki pengalaman dan keahlian untuk memberikan dukungan secara spiritual.
Sebuah pembelajaran insiden kritis dari respon perawat terhadap kebutuhan spiritual dari
klien memberikan sebuah pengertian yang mendalam terhadap perawat akan kebutuhan
16
spiritual klien serta peran perawat sebagai pemberi layanan secara spiritual. Kebutuhan akan
harapan merupakan kepentingan utama terhadap seseorang yang dihadapi oleh penyakit dan
ancaman potensial terhadap gaya hidup dan kehidupan.

2) Kesadaran Spritual
Kesadaran spiritual akan timbul saat seseorang dihadapkan pada kebutuhan spiritual
dan pencarian identitas, saat mempertahankan nilai-nilai dan keyakinan atau
kepercayaan.Tiga tingkat kesadaran menurut Wilber:

 Tingkat Existensial
Pada level ini Wilber menggunakan istilah yang berasal dari filsuf-filsuf eksistensial,
yaitu penyatuan diri dengan orang lain (uniting the self and others). Para filsuf eksistensialis
mengakui bahwa makhluk di bumi memiliki ikatan otentik antara total individu dengan
lingkungannya. Mereka meyakini bahwa individu hanya eksis ketika berada dalam relasi
dengan orang-orang lain, dan bahwa kehilangan kesadaran berarti memutuskan hubungan
antara diri dengan orang-orang lain.
Di sisi lain, meningkatkan kesadaran berarti melibatkan diri dalam hubungan
mendalam dengan orang-orang lain, yang hasilnya akan memperkaya kesadaran internal
(inner awareness) seseorang.
Menurut Wilber, peningkatan kesadaran ke tingkat eksistensial dapat dicapai secara
sederhana dengan duduk di tempat yang sepi (tenang), menghentikan semua konsep mental
tentang diri sendiri, dan merasakan eksistensi dasar seseorang. Untuk menguatkan identitas
seseorang agar lebih permanen pada level ini, biasanya diperlukan bentuk-bentuk terapi
eksistensial semacam meditasi, hatha yoga, terapi Gestalt, psikolog dan humanistic.
 Tingkat Transpersonal Bands
Pada level ini individu mulai menyadari dan mengakui bentuk-bentuk pengetahuan
yang tidak bersifat dualistis (antara subjek dan objek pengetahuan tidak terpisah). Individu
mulai merealisasi dan mengalami apa yang disebut sebagai reliansi/keyakinan eksklusif
dalam pengalaman. Wilber mengikuti konsep Jung dalam menggambarkan elemen-elemen
yang ada dalam tingkat transpersonal ini. Jung menggunakan istilah synchronicity, yaitu
suatu kejadian yang penuh makna antara gejala psikis dan fisik. Bila dua kejadian, yang satu
bersifat psikis dan yang lain bersifat fisik, terjadi dalam waktu yang sama, ini berarti terjadi
synchronicity.

16
Aspek psikis dalam fenomena ini dapat termanifestasi dalam suatu bentuk mimpi, ide,
atau intuisi, yang kemudian menjadi kenyataan secara fisik. Sebagai contoh, ketika seseorang
memikirkan orang lain, menit berikutnya ia menerima telepon dari orang yang baru saja
dipikirkan. Contoh lain, seseorang bermimpi tentang pesawat jatuh dan ketika ia membaca
koran pada pagi harinya ternyata mimpinya itu benar-benar terjadi semalam. Gejala
synchronicity muncul bila secara fisik individu dalam keadaan kurang sadar, misalnya
bermimpi atau merenung. Pengetahuan sinkronistik ini meningkatkan kemampuan dalam
pengambilan keputusan, yaitu dengan meningkatkan kepekaan intuitif, yang diberdayakan
setelah semua data empiris dijajaki secara objektif. Pada tingkat kesadaran ini individu
mengalami perasaan transendensi, mengalami sebagai saksi supra-individual. Artinya
individu mampu mengamati aliran dari sesuatu, tanpa menyela, mengomentari, atau
memanipulasi alur peristiwa.
 Level of Mind
Berikut adalah tingkat kesadaran paling tinggi dalam Spectrum of Consciousness dari
Wilber. Dalam menggambarkan Level of Mind, Wilber menyatakan bahwa “Diri” orang yang
mengalami kesadaran sebenarnya bukanlah real self (“Diri” sesungguhnya) dari orang
tersebut. Bagaimanapun cara seseorang melihat, berpikir, dan merasakan dirinya, “Diri”
merupakan sesuatu yang kompleks. Ide, konsep, pikiran, emosi, dan objek mental semuanya
secara konstan menyambil energi kita, yang menyebabkan adanya suatu tabir antara diri kita
dengan realitas.
Pada tingkat ini, individu menyingkap tabir tersebut, sehingga memungkinkan dia
mengalami realitas secara langsung. Ini disebut pengetahuan yang tidak dualistis (nondual
knowing). Krishnamurti menggambarkan kesadaran seperti ini sebagai kesadaran intensif
tanpa pilihan, tidak terkontaminasi oleh pikiran-pikiran, simbol-simbol, atau dualitas; suatu
kesadaran tentang apa (what is).

3) Kesehatan Spiritual
Dicapai ketika seseorang menemukan keseimbangan antara, nilai hidup :

 Hasil dan system kepercayaan


 Hubungan antara diri sendiri dan orang lain
Dengan berjalannya kehidupan, spiritual seseorang dan kesadarn arti spiritual akan lebih
meningkat, tujuan dari nilai-nilai kehidupan akan lebih nyata.

16
Kesehatan spiritual atau kesejahteraan adalah “rasa keharmonisan saling kedekatan
antara diri dengan orang lain, alam, dan dengan kehidupan yang tertinggi” (Hungelmann et
al, 1985). Rasa keharmonisan ini dicapai ketika seseorang menemukan keseimbangan antara
nilai, tujuan, dan system keyakinan mereka dengan hubungan mereka di dalam diri mereka
sendiri dan dengan orang lain. Pada saat terjadi stress, penyakit, penyembuhan, atau
kehilangan, seseorang mungkin berbalik ke cara-cara lama dalam merespons atau
menyesuaikan dengan situasi. Sering kali gaya koping ini terdapat dalam keyakinan atau nilai
dasar orang tersebut. Keyakinan ini sering berakar dalam spiritualitas orang tersebut.
Sepanjang hidup seorang individu mungkin tumbuh lebih spiritual, menjadi lebih menyadari
tentang makna, tujuan, dan nilai hidup.
Spiritualitas dimulai ketika anak-anak belajar tentang diri mereka dan hubungan
mereka dengan orang lain. Banyak orang dewasa mengalami pertumbuhan spiritual ketika
memasuki hubungan yang langgeng.
Kemampuan untuk mengasihi orang lain dan diri sendiri secara bermakna adalah
bukti dari kesehatan spiritualitas. Menetapkan hubungan dengan yang maha agung,
kehidupan, atau nilai adalah salah satu cara mengembangkan spiritualitas. Kesehatan
spiritualitas yang sehat adalah sesuatu yang memberikan kedamaian dan penerimaan tentang
diri dan hal tersebut sering didasarkan pada hubungan yang langgeng dengan yang Maha
Agung. Penyakit dan kehilangan dapat mengancam dan menantang proses perkembangan
spiritual.Kesehatan spiritual tercapai ketika seseorang menemukan keseimbangan antara nilai
hidup, tujuan hidup, sistem keyakinan, dan hubungan seseorang dengan diri sendiri atau
orang lain.
4) MASALAH SPIRITUAL
Ketika penyakit , kehilangan atau nyeri menyerang seseorang, kekuatan spiritual
dapat membantu seseorang ke arah penyembuhan atau pada perkembangan kebutuhan dan
perhatian spiritual. Selama penyakit atau misalnya individu sering menjadi kurang mampu
untuk merawat dir mereka dan lebih bergantung pada orang lain untuk perawatan da
dukungan. Distress spiritual dapat berkembang sejalan dengan seseorang mencari makna
tentang apa yang sedang terjadi, yang mungkin dapat mengakibatkan seseorang merasa
sendiri dan terisolasi dari orang lain. Individu mungkin mempertanyakan nilai spiritual
mereka, mengajukan pertanyaan tentang jalan hidup seluruhnya, tujuan hidup, dan sumber
dar makna hidup.
Depresi atau rasa tertekan

16
Depresi atau rasa tertekan adalah sebuah 'penyakit' baru, tapi ini bukanlah penyakit,
karena penyakit selalu berasal bagian dari tubuh fisik kita, ini sesuatu yang lain. Dan orang
yang paham psikologi semakin meningkat, meningkat pesat karena depresi manusia makin
meningkat. Dan psikolog atau orang seperti itu, mereka tidak meraih sesuatu untuk
mengobati mereka, hanya berkata: "Gunakan obat ini!" Apa ini: 'Gunakan cara ini ?
Depresi bukanlah sesuatu dari dunia materi, bukan, ini adalah sesuatu dalam hidup
kita yang merupakan bagian dari bentuk spiritual dan inilah salah satu keresahan spiritual
sehingga kalian tidak bisa melakukan pengobatan dengan obat material! Tapi mereka
psikiater juga tidak pernah tahu tentang ini, dan mereka berkata: "pakailah obat ini! Bawa ini,
untuk membuat syarafmu tenang…" lakukanlah…
Alasan pertama yang membawa masalah-masalah besar itu adalah dari para pemuda
yang tidak percaya kepada apapun. Mereka tidak percaya agama. Hal itu menjadikan mereka
bagaikan masuk  kedalam sebuah sumur dalam tanpa dasar dan jatuh ke dalam tempat gelap
sehingga mereka tidak tahu mana tangan kiri dan tangan kanan mereka sendiri. Itulah yang
terjadi saat ini. Oleh karena itu, kami berusaha melalui asosiasi kecil dan rendah hati ini,
pertemuan yang begitu rendah hati, untuk membuat manusia percaya bahwa: Jika kau tidak
melakukan sesuatu yang membuat Tuhan-mu ridho, maka kau tidak bisa meraih kesenangan!
Jika kau tidak berusaha menjadikan Tuhan-mu senang, maka tidak akan ada kesenangan
bagimu bersama semua aspek material yang kalian miliki!

C. Tanda-Tanda Kesehatan Spiritual


Seseorang yang mempunyai karakter baik juga mempunyai kehidupan spiritual yang
sehat. Dari jumlah banyaknya keluhan orang, mungkin kalian akan segera mengetahui berapa
banyak karakter buruk yang masih tertinggal didalam diri seseorang. Dan ketika kalian
mampu menghilangkan seluruh keluhan yang kalian miliki, kalian kemudian akan
mengetahui bahwa kalian itu sehat dan tidak ada lagi karakter buruk yang tertinggal.Hal ini
sangat penting bagi seseorang untuk memiliki karakter yang baik. Jika seseorang tidak
mempunyai keluhan lagi, berarti dia sudah memiliki kesabaran dan ini berarti dia mempunyai
iman yang sejati. Kesabaran adalah sebuah tindakan melawan semua keinginan ego.Ada Tiga
Tipe Kesabaran, yaitu:
1. Sabar Terhadap Ketidaknyamanan Fisik :
Misalnya ketika kalian bangun di pagi hari yang dingin untuk melaksanakan shalat,
berwudhu dengan air yang dingin atau ketika kalian antri kalian akan merasakan  ketidak

16
nyamanan Begitu pula ketika kita sedang sakit, atau pada saat2 kita sedang menyelesaikan
tugas yang sulit dan sebagainya.
2. Sabar dengan Menahan Diri dari Segala Hal yang Dilarang :
Sebuah hadits mengatakan, “Hidup sebagai hamba dan menjauhi hal-hal yang
dilarang adalah lebih berharga dibandingkan ibadah seluruh malaikat, manusia dan Jinn
selama hidupnya.”Islam menawarkan dua jenis perintah, pertama apa yang harus kita lakukan
dan kedua, apa yang tidak boleh kita lakukan atau "Yang Dilarang". Yang terpenting di
antara keduanya adalah meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah . Meninggalkan suatu
larangan lebih baik dari pada menunaikan ibadah Haji sebanyak 50.000 kali. Itu berarti,
kalian bisa bersabar untuk beribadah tetapi tidak sabar dalam menjaga batasan yang telah
ditetapkan Allah swt. Jika kalian kembali dari ibadah haji yang ke-50.000 tetapi masih
melihat pramugari pesawat dengan penuh syahwat maka semuanya akan sia-sia.
Jika kita bersabar dalam beribadah, malaikat menuliskan pahala kita, tetapi bila kita
menunjukkan ketahanan terhadap suatu larangan, maka Allah swt akan memberikan balasan
yang tak hingga.Allah swt memerintahkan kita untuk beribadah, sebanyak mungkin. Shalat
lima kali sehari adalah cukup dan jika kalian bisa melakukan lebih dari itu, itu lebih baik.
Tetapi untuk hal-hal yang dilarang, kalian harus menghindari semuanya. Ada dua tingkatan
menyangkut hal-hal yang dilarang, yaitu haram (terlarang) dan makruh (tidak disukai).
Sekarang ummat Muslim mendapat dukungan dari Setan untuk melakukan hal-hal yang
makruh. Itu adalah penyakit yang buruk di kalangan Muslim. Siapa yang tidak menyukai hal-
hal tersebut?
Allah swt dan Rasulullah saw.Kita diperintahkan sekuat tenaga untuk menolak segala
keburukan yang tidak disukai Allah dan Rasulullah saw. Jika seseorang mempertahankan
benteng luar maka harta di dalamnya akan selamat. Setiap tindakan yang terlarang
mempunyai efek buruk terhadap iman kita, mereka menghancurkan iman kita. Ada 500
kebaikan yang dapat kita lakukan sebisa mungkin. Ada 800 larangan dan karakteristik buruk
yang harus kita tinggalkan semua, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi.
Lebih buruk lagi jika kalian bersembunyi dari orang-orang dan melakukan hal
terlarang. Kalian tidak tersembunyi dari Allah.Menjaga diri ketika sedang sendiri adalah
lebih baik sebab kalian bersama Allah dan kita harus menjaga penghormatan kita kepada-Nya
melebihi yang diberikan kepada orang-orang.
3. Bersabar dalam menghadapi orang yang mengganggu kita.
Ini adalah tipe kesabaran yang paling baik di antara ketiganya. Al-Qur’an
mengatakan, Kami menguji beberapa di antara kalian dengan orang-orang lainnya di antara
16
kalian.”  Kesabaran adalah hal yang paling penting dalam hidup manusia. Jika kalian
mempunyai kesabaran, seluruh kebaikan akan kalian dapatkan. Pandangan Allah tertuju pada
diri kalian, jadi akankah kalian bersabar?
Apabila kalian bisa melepaskan diri dari daya tarik semua sifat2 buruk, maka tidak
akan ada lagi kesulitan yang akan menimpa kalian baik dalam kehidupan di dunia maupun di
akhirat. Kalian harus selalu ingat bahwa segala sesuatu itu terjadi se-mata2 adalah atas
kehendak Allah. Inilah kuncinya, obat bagi segala penyakit hati. Kalian harus berkata,
“Mengapa aku harus mengeluh, bila Allah yang memerintahkan ini semua harus terjadi?”
Bila kalian mampu mengingat hal ini kalian akan merasa puas dengan segala kehendak-Nya
dan akan setuju dengan semua itu. (Syaikh Nazim al-Qubrusi al Haqqani an
Naqshbandi,1998).

D. Proses Keperawatan Spiritual


Masalah yang sering terjadi pada pemenuhan kebutuhan spiritual adalah distress
spiritual, yang merupakan suatu keadaan ketika individu atau kelompok mengalami atau
berisiko mengalami ganguan dalam kepercayaan atau  sistem  yang  memberikannya
kekuatan,  harapan, dan arti kehidupan, yang ditandai dengan pasien meminta pertolongan
spiritual, mengungkapakan adanya keraguan dalam system kepercayaan, adanya gangguan
yang berlebih dalam mengartikan hidup, mengungkapkan perhatian yang lebih pada kematian
dan sesudah hidup, adanya keputusasaan, menolak kegiatan ritual, dan terdapat tanda-tanda
seperti menangis, menarik diri, cemas, dan marah, kemudian ditunjang dengan tanda fisik
seperti nafsu maakan terganggu, kesulitan tidur, dan tekanan darah meningkat.
Distres spiritual terdiri dari atas :
- Spiritual yang sakit, yaitu kesulitan menerima kehilangan dari orang yang dicintai
atau dari penderitaan yang berat.
- Spiritual yang khawatir, yatitu terjadi pertentangan kepercayaan dan sistem nilai
seperti adanya aborsi.
- Spiritual yang hilang, yaitu adanya kesulitan menemukan ketenangan dalam kegiatan
keagamaan.
1. Pengkajian Spritual
Pengkajian terhadap masalah kebutuhan spiritual antara lain adanya ungkapan
terhadap masalh spiritual, misalnya arti kehidupan, kematian dan penderitaan, keraguan akan
kepercayaan yang dianut, penolakan untuk beribadah, perasaan yang kosong, dan pengakuan
akan perlunya bantuan spiritual. Beberapa faktor yang menyebabkan masalah spiritual adalah
16
kehilangan salah satu bagian tubuh, beberapa penyakit terminal, tindakan pembedahan,
prosedur invasive, dan lain-lain.
 Ketaatan dan keyakinan klien
 Tanggung Jawab diri dan kehidupan
 Kepuasan hidup klien
 Budaya
 Hubungan dengan masyarakat
 Praktek keagamaan
 Pekerjaan
 Harapan klien
2. Diagnosa Keperawatan
Distres spiritual berhubungan dengan ketidakmampuan untuk melaksanakan ritual
spiritual, konflik antara keyakinan spiritual dan ketentuan aturan kesehatan dan krisis
penyakit, penderitaan, atau kematian.
3. Perencanaan Keperawatan
Rencana yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah spiritual antara lain:
a. Memberikan ketenangan atau privasi sesuai dengan kebutuhan melalui berdoa
dan beribadah secara rutin
b. Membantu individu yang mengalami keterbatasan fisik untuk melakukan
ibadah.
c. Menghadirkan pemimpin spiritual untuk menjelaskan berbagai konflik
keyakinan dan alternative pemecahannya.
d. Mengurangi atau menghilangkan beberapa tindakan medis yang bertentangan
dengan keyakinan pasien dan mencari alternatif pemecahannya.
e. Mendorong untuk mengambil keputusan dalam melakukan ritual.
f. Membantu pasien untuk memenuhi kewajibannya
4.  Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah spiritual secara unun dapat dinilai dari perubahan untuk
melakukan kegiatan spiritual, adanya kemampuan melaksanakan ibadah, adanya ungkapan
atau perasaan yang tenang, dan menerima adanya kondisi atau keberadaannya, wajah yang
menunjukkan rasa damai, kerukunan dengan orang lain, memilki pedoman hidup, dan rasa
bersyukur.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Spiritual adalah suatu perasaan terhadap keberadaan dan arti dari zat yang lebih tinggi
dari manusia yang menjadi faktor intrinsik alamiah dan merupakan sumber penting dalam
penyembuhan. Dimana dikatakan pula sebagai keyakinan (faith) bersumber pada kekuatan
yang lebih tinggi akan membuat hidup menjadi lebih hidup dapat mendorong seseorang untuk
melakukan tindakan. Setiap interaksi dan perilaku individu sangat dipengaruhi oleh
spiritualisme yang dialami dalam kehidupan yang sangat erat hubungannya dengan
kebudayaan yang ada.
Spiritual adalah suatu kepercayaan dalam hubungan antar manusia dengan beberapa
kekuatan diatasnya, kreatif, kemuliaan atau sumber energi serta spiritual juga merupakan
pencarian arti dalam kehidupan dan pengembangan dari nilai-nilai dan sistem kepercayaan
seseorang yang mana akan terjadi konflik bila pemahamannya dibatasi.
Kesehatan spiritual berkaitan erat dengan dimensi lain dan dapat dicapai jika terjadi
keseimbangan dengan dimensi lain (fisiologis, psikologis,
sosiologis,kultural).  Peran   perawat   adalah  bagaimana  perawat   mampu mendorong klien
untuk meningkatkan spiritualitasnya dalam berbagai kondisi, Sehingga klien mampu
menghadapi, menerima dan mempersiapkan diri terhadap berbagai perubahan yang terjadi
pada diri individu tersebut.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan makalah ini, maka kami dapat mengemukakan beberapa
saran yang mungkin dapat menjadi masukan yang bersifat positif antara lain :
1. Diharapkan agar mahasiswa (i) dapat menguasai dan menerapkan konsep kesehatan
Spiritual ini. Terus mengembangkan dalam tindakan nyata pada kehidupan
dimasyarakat.
2.  Diharapkan makalah ini dapat digunakan sebagai acuan tambahan pembelajaran bagi
ilmu keperawatan.
3. Diharapkan makalah ini dapat dijadikan referensi tambahan diperpustakaan.

16
DAFTAR PUSTAKA

 Perry&Potter, 2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan


Praktik. Ed.4.Vol. 1.Jakarta : EGC
 Suliswati,Hj.Tjie Anita Payapo,Jeremia,Yenny,1999.Konsep dasar keperawatan
kesehatan jiwa.
 www.mevlanasufi.blogspot.com, Rabbani Sufi Institute of Indonesia
 www.rabbani-sufi.blogspot.com, Rabbani Sufi Institute of Indonesia
 A. Azis Alimul. 2008. Kebutuhan Dasar Manusia I. Jakarta: Salemba Medika
 http://devypardede.blogspot.com/2011/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html?m=1
 https://independent.academia.edu/RickyFachry

16

Anda mungkin juga menyukai