Anda di halaman 1dari 18

1.

MATERI PEMBELAJARAN KE 3 MANAJEMEN KEPERAWATAN

Materi pembelajaran ada di youtube, sesuai kontrak maka materi ke 3 adalah


mempelajari tentang SUPERVISI, seperti biasa absensi pada kolom komentar di
youtube dan pada google form (selama helty eror)

Mahasiswa seperti biasa membuat ringkasan sesuai video yang ada di youtube

Link materi : https://www.youtube.com/watch?v=sSFeVvIjY18&t=210s

2. UNTUK PRAKTEK KE 3 MANAJEMEN KEPERAWATAN adalah tentang


SUPERVISI KLINIK

Contoh proposal supervise klinik keperawatan ada di bawah

Tugas kelompok : Silakan kelompok untuk membuat proposal supervise klinik


dan silakan bersama kelompk untuk melakukan simulasi supervise klinik
PROPOSAL SUPERVISI KLINIK

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan semakin tingginya tingkat pengetahuan dan
kesadaran akan kebutuhan kesehatan maka semakin tinggi pula tuntutan
masyarakat pada pelayanan keperawatan. Keadaan tersebut menuntun
perawat pada suatu bentuk persaingan untuk mendapatkan kepercayaan
masyarakat akan pelayanan keperawatan, hal mana membuat perawat
harus meningkatkan pelayanan keperawatan yang paripurna. Pelayanan
yang berkualitas haruslah didukung oleh sumber-sumber yang memadai,
antara lain sumber daya manusia yang bermutu, standar pelayanan
termasuk pelayanan keperawatan yang berkualitas, disamping fasilitas
yang sesuai harapan masyarakat. Agar pelayanan keperawatan senantiasa
memenuhi harapan konsumen dan sesuai dengan standar yang berlaku
maka diperlukan suatu pengawasan terhadap pelaksanaan asuhan
keperawatan. Melalui pengawasan atau supervisi diharapkan perawat
dapat melaksanakan asuhan yang berkualitas sesuai standar. Supervisi
tersebut merupakan salah satu bentuk kegiatan dari manajemen dan
merupakan cara yang tepat untuk menjaga mutu pelayanan keperawatan.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah melakukan tindakan supervisi keperawatan, mahasiswa
mampu mengaplikasikan peran kepala ruangan sebagai supervisor dan
peran perawat primer maupun perawat associate.
2. Tujuan khusus
a. Kepala ruangan mampu mengevaluasi dan menilai kinerja
perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
b. Kepala ruangan mampu memberikan umpan balik ( feed back)
terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan perawat.
c. Kepala ruangan memberikan tindak lanjut (follow up) terhadap
permasalahan yang dihadapi oleh perawat selama melakukan
asuhan keperawatan.
d. Mampu menjalin kerjasama dan keakraban antar perawat.
e. Meningkatkan kinerja perawat primer dan perawat associatc

C. MANFAAT
1. Bagi Perawat
a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat yang
disupervisi dan meningkatkan hubungan dan suasana kerja yang
lebih harmonis antara supervisor dan perawat yang disupervisi.
b. Meningkatkan kemampuan perawat primer dan perawat associate
dalam menerapkan asuhan keperawatan dan mengurangi adanya
kesalahan yang dilakukan perawat.
2. Bagi Institusi
Membantu menyusun pedoman atau petunjuk tentang pelaksanaan
tindakan keperawatan sehingga tercipta pelayanan keperawatan
professional
3. Bagi Pasien
Pasien mendapat pelayanan keperawatan yang berkualitas dan sesuai
dengan tuntutan pasien.
BAB II

MATERI SUPERVISI

A. Pengertian

Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya adalah


mempelajari dan memperbaiki secara bersama – sama (H. Burton, dalam Pier
AS, 1997 : 20).

Supervisi keperawatna adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan


yang dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah
pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan, dan perawatan agar pasien
mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat (Depkes, 2000).

Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber –


sumber yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas dalam rangka
mencapai tujuan.

B. Tujuan supervisi

Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada


klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan
kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas.

C. Prinsip supervisi

1. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi.

2. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen, keterampilan


hubungan antar manusia dan kemampuan menerapkan prinsip manajemen
dan kepemimpinan.

3. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan dinyatakan


melalui petunjuk, peraturan, uraian tugas dan standar.
4. Supervisi merupakan proses kerjasama yang demokratis antara supervisor
dan perawat pelaksana.

5. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan, dan rencana yang


spesifik.

6. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif,


kreativitas dan motivasi.

7. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil guna dan berdaya guna dalam
pelayanan keperawatan yang memberi kepuasaan klien, perawat, dan
manajer.

D. Pelaksana Supervisi

1. Kepala ruangan :

a. Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan pada


klien di ruang perawatan.

b. Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan


pelayanan kesehatan di rumah sakit.

c. Mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan praktek


keperawatan diruang perawatan.

2. Kepala instalasi rawat inap :

Mengawasi instalasi rawat inap dalam melaksanakan tugas secara


langsung dan seluruh perawat secara tidak langsung.

3. Kepala sub. Bagian keperawatan :

Bertanggung jawab untuk melaksanakan supervisi kepala seksi perawatan


secara langsung dan semua perawat secara tidk langsung.
E. Alur Supervisi

Kepala Sub. Bagian


Keperawatan

Ka. Instalasi Rawat Inap

Kepala Ruangan

Supervisi

Perawat Primer

Delegasi

Perawat Asosiate

Kinerja perawat dan kualitas


pelayanan

Keterangan :

Kegiatan supervisi

Delegasi dan supervisi


F. Langkah-langkah Supervisi

1. Pra supervisi

a. Supevisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi

b. Supervisor menetapkan tujuan

2. Supervisi

a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan instrument atau alat


ukur yang telah disiapkan.

b. Supervisor menemukan beberapa hal yang memerlukan pembinaan.

c. Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan dan


klarifikasi masalah

d. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan memvalidasi


data sekunder.

1) Supervisor mengklarifikasi masalah yang ada.

2) Supervisor melakukan tanya jawab dengan PP dan PA

3. Pasca supervisi 3F

a. Supervisor memberikan penilaian supervisi (F – Fair).

b. Supervisi memberikan Feed Back dan Klarifikasi

c. Supervisi memberikan reinforcement dan Follow up perbaikan.

G. Peran Supervisor dan Fungsi Supervisi

Peran dan fungsi supervisor dalam supervisi adalah mempertahankan


keseimbangan manajemen pelayanan keperawatan dan manajemen sumber
daya yang tersedia.

a. Manajemen pelayanan keperawatan

Tanggung jawab supervisor adalah :


1) Menetapkan dan mempertahankan standar praktek keperawatan.

2) Menilai kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang diberikan.

3) Mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur pelayanan.


keperawatan, bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain yang terkait.

4) Memastikan praktek keperawatan professional dilaksanakan.

b. Manajemen anggaran

Manajer keperawatan berperan aktif dalam membantu perencanaan, dan


pengembangan.

Supervisor berperan dalam :

1) Membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan dana


tahunan yang tersedia, mengembangkan tujuan unit yang dapat
dicapai sesuai tujuan RS.

2) Membantu mendapatkan informasi statistik untuk merencanakan


anggaran keperawatan.

3) Memberi justifikasi proyeksi anggaran unit yang dikelola, Supervisi


memerlukan praktek dan evaluasi yang benar agar dapat berjalan
sesuai prosedur.

H. Teknik Supervisi

Proses Supervisi keperawatan terdiri dari 3 elemen pokok, yaitu :

1. Mengacu pada standar asuhan keperawatan

2. Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembanding untuk


menetapkan pencapaian.

3. Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan kualitas


asuhan.
Area yang disupervisi adalah pelaksanaan asuhan keperawatan yang
diberikan oleh Perawat Primer dan Perawat Associate berdasarkan standar
asuhan yang telah ditetapkan.

Supervisi dapat dilakukan melalui dua cara yaitu :

1. Supervisi langsung :

Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang


berlangsung, dimana supervisor dapat terlibat dalam kegiatan, feed back
dan perbaikan.

Adapun prosesnya adalah :

a. Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan


keperawatan didampingi oleh supervisor.

b. Selama proses, supervisor dapat memberi dukungan, reinforcement dan


petunjuk.

c. Setelah selesai, supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi


yang bertujuan untuk menguatkan yang telah sesuai dan memperbaiki
yang masih kurang. Reinforcement pada aspek yang positif sangat
penting dilakukan oleh supervisor.

2. Supervisi secara tidak langsung :

Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Supervisor


tidak melihat langsung apa yang terjadi dilapangan sehingga mungkin
terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.

I. Pengorganisasian Peran

1. Peran Kepala Ruangan :

a. Sebagai konsultan dan pengendali mutu perawat primer.

b. Orientasi dan merencanakan karyawan baru.

c. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten.


d. Evaluasi kerja.

e. Merencanakan / menyelenggarakan pengembangan staf


f. Membuat 1- 2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan
yang terjadi.
2. Peran Perawat Primer :

a. Menerima klien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif

b. Membuat tujuan dan rencana keperawatan

c. Melaksanakan rencana yang telah dibuat

d. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang


diberikan oleh disiplin lain maupun perawat lain.

e. Mengadakan kunjungan rumah bila perlu

3. Peran Perawat Associate :

Peran Perawat Assosiate adalah melaksanakan tindakan keperawatan


sesuai dengan rencana yang telah disusun oleh Perawat Primer.
BAB III

KEGIATAN SUPERVISI

A. Pelaksanaan

Topik : Supervisi

Hari/Tanggal :

Waktu :

Tempat :

Materi : Pemasangan O2

B. Metode

1. Observasi

2. Diskusi dan tanya jawab

C. Instrumen

1. Status klien

2. Instrumen supervisi

3. Alat – alat pemasangan O2

D. Struktur Pengorganisasian

Kepala ruangan :

Perawat primer :

Perawat asociate :

Pembimbing akademik :

Pembimbing klinik :

Supervisor :
E. Mekanisme Kegiatan Supervisi

Tahap Kegiatan Kegiatan Waktu Tempat

Pra Pelaksana 1. PP mengucapakan Salam dan 5 menit Nurse station


melaporkan bahwa hari ini akan
ada supervisi tentang perawatan
luka, Karu menyetujui PP untuk
melakukan supervisi

2. Karu menanyakan cek persiapan


supervisi.

3. PP menyebutkan hal-hal yang


perlu dipersiapkan.

4. Karu memeriksa kelengkapan


supervise meliputi alat-alat
perawatan luka.

5. Kontrak waktu dengan pasien


dan keluarga

Pelaksanaan 1. Karu, PP, dan PA menuju bed 30 menit Nurse station


pasien untuk melaksanaka
supervisi.
Bed Pasien
2. Karu memberi salam kepada
klien atau keluarga dan
mempersiapkan PP untuk
menjelaskan supervisi.

3. Menjelaskan kepada pasien dan


keluarga tentang prosedur
pemasangan O2 yang akan
dilaksanakan.

4. Mendelegasikan kepada PA
untuk membantu pemasangan
O2.

5. Melakukan langkah – langkah


pemasangan O2.

Post Pelaksanaan 1. Dokumentasi hasil supervisi 5 menit Nurse Station

2. Salam penutup oleh kepala


ruangan.

Evaluasi

1. Evaluasi struktur

Persiapan dilaksanakan 2 hari sebelum acara dimulai dari pembuatan


proposal, undangan dan berlatih role play untuk perawat primer yang
akan dilakukan supervisi serta Kepala ruangan sebagai supervisor dalam
kegiatan supervisi.

2. Evaluasi proses

Evaluasi dilihat berdasar kelancaran proses sesuai dengan rencana dan


alur yang ada serta perawat yang bertugas sesuai perannya.

3. Evaluasi hasil

a. Perawat primer mampu melaksanakan kegiatan tindakan sesuai


dengan prosedur

b. Kepala ruang mampu melakukan kegiatan supervisi sesuai dengan


prosedur.

c. Acara berjalan sesuai dengan proposal rencana kegiatan.


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMASANGAN O2

A. Pengertian

Terapi oksigen adalah salah satu tindakan untuk meningkatkan tekanan


parsial oksigen pada inspirasi yang dapat dilakukan dengan menggunakan
nasal kanul, simple mask, RBM mask dan NRBM mask.

B. Tujuan :

1. Mempertahankan dan meningkatkan oksigen

2. Mencegah atau mengatasi hipoksia

C. Indikasi :

1. Pasien yang mengalami hipoksia

D. Kontraindikasi :

1. Untuk nasal kanul, pasien dengan obstruksi nasal

E. Persiapan alat :

1. Tabung oksigen dengan flowmeter

2. Humidifier dan air steril hasil penyaringan

3. Nasal kanul/masker sederhana/masker dengan reservoir

4. Selang oksigen
Jenis alat Konsentrasi oksigen Aliran oksigen

Nasal kanula 24% - 32% 2 – 4 lpm

Simple face mask 40% - 60% 6 – 8 lpm

Partial rebreather 60% - 80% 8 – 10 lpm

Non rebreather 80% - 100% 8 – 10 lpm

Bag. Valve mask :

Tanpa oksigen 21% udara

Dengan oksigen 40% - 60% 8 – 10 lpm

Dengan reservoir 100% 8 – 10 lpm


F. Pelaksanaan

Dilakukan
Parameter Skor
Ya Tidak

A. Tahap pra interaksi

1. Mengkaji kebutuhan klien untuk terapi oksigenasi


dan verifikasi advis dokter

2. Mempersiapkan alat

B. Tahap orientasi

3. Menjelaskan prosedur

KET :

YA (dilakukan) : nilai 1

Tidak dilakukan : nilai 0

Bila skor <45 : kriteria kurang

Bila skor 45 – 50 : kriteria cukup

Bila skor 50 – 55 : kriteria baik

Tegal, 2021

Perawat primer Kepala ruangan

( ) ( )

NIM. NIM.
LAPORAN SUPERVISI

Hari/Tanggal :

Yang Disupervisi :

Supervisi :

Tujuan pemecahan Rencana untuk Rencana akan


Masalah yang ditemukan
masalah waktu sekarang datang

Persiapan alat dan bahan

Persiapan
pasien/keluarga/lingkungan

Pelaksanaan tindakan

Pendelegasian tugas

Komunikasi
Pengkajian

Pendokumentasian

Tegal, 2021

Kepala ruangan

( )

NIM.

Anda mungkin juga menyukai