Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Analisis kualitatif anion secara sistematis telah berkembang cukup lama.


Berkat kajian yang dilakukan oleh Karl Remegius Fresenius sejak tahun 1840.
Analisis kualitatif untuk anion dan kation dikaji secara terpisah. Analisis kualitatif
anion lebih sederhana dibanding degan analisis kation, tetapi analisis anion
memerlukan ketelitian dalam melakukan observasi dari gejala-gejala yang timbul.
Mengingat keuntungan ini, maka analisis anion dipelajari sebelum analisis kation.

Analisis kualitatif biasanya digunakan dalam identifikasi kation dan anion


dengan melakukan uj spesifik. Uji spesifik dilakukan engan penambahan reagen
(pereaksi) tertentu yang akan memberikan larutan atauendapan warna yang
merupakan karakteristik (khas) untuk ion-ion tertentu.

Banyak ditemukan ion-ion terlarut seperti pada sungai,limbah air laut bahkan
dalam bentuk padatannya seperti pada tanah dan pupuk.unsur nonlogam akan
membentuk ion negatif atau anion dengan menggunakan metode dalam bidang
kimia yang disebut analis kualitatif.Ion-ion dapat diidentifikasi berdasarkan sifat
fisika dan kimia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu sistematika analisa kualitatif anion?
2. Bagaimana anion dalam kesehatan?
3. Bagaimana sistematika pemeriksaan kualitatif anion?
4. Apa itu jenis-jenis anion?
5. Bagaimana penggolongan anion dalam analisa kualitatif?
6. Bagaimana tahapan pemisahan dan identifikasi dalam analisa kualitatif
anion?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui apa itu sistematika analisa kualitatif anion
2. Untuk menyebutkan bagaimana anion dalam kesehatan secara tepat
3. Untuk mengetahui bagaimana sistematika pemeriksaan kualitatif anion
4. Untuk menyebutkan jenis-jenis anion
5. Untuk mengetahui bagaimana penggolongan anion dalam analisa kualitatif
6. Untuk menyebutkan bagaimana tahapan pemisahan dan identifikasi dalam
analisa kualitatif anion

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistematika Analisa Kualitatif Anion

Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam
sampel. Sedangkan analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis unsur atau
ion yang terdapat dalam suatu sampel. Jadi, analisa anion secara kualitatif
merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion serta jenis
anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel.
Anion merupakan ion bermuatan negatif. Dalam analisa anion dikenal adanya
analisa pendahuluan yang meliputi analisa kering dan analisa basah. Analisa
kering meliputi pemeriksaan organoleptis (warna, bau, rasa) dan pemanasan.
Analisa basah adalah analisa dengan melarutkan zat-zat dalam larutan. Analisa
basah meliputi pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi pengendapan, filtrasi atau
penyaringan, dan pencucian endapan. Dalam analisa anion juga ada uji anion
saling mengganggu, misal Co3 2- dan SO32-, NO3- dan NO2-, dll.

Cara identifikasi anion tidak begitu sistematik seperti pada identifikasi kation.
Salah satu cara penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan
kelarutan garam-garam perak, garam-garam kalsium, barium dan seng. Selain itu
ada cara penggolongan anion menurut Bunsen, Gilreath dan Vogel.

Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam


bariumnya, warna, kalarutan garam alkali dan kemudahan
menguapnya. Gilreath menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam-
garam Ca, Ba, Cd dan garam peraknya. Sedangkan Vogel menggolongkan anion
berdasarkan pada proses yang digunakan dalam identifikasi anion yang menguap
bila diolah dengan asam dan identifikasi anion berdasarkan reaksinya dalam
larutan. Identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dibagi dua lagi
yaitu anion membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4 encer, dan
anion yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan H2SO4 pekat. Demikian
pula identifikasi anion berdasarkan reaksi dalam larutan dibagi dua yaitu anion

3
yang diidentifikasi dengan reaksi pengendapan dan dengan reaksi redoks.  Berikut
adalah reaksi-reaksi sampel dengan asam sulfat dingin.

Anion lainnya tidak memberikan reaksi dengan asam sulfat pekat dalam  keadaan
dingin, tetapi nitrat bereaksi menghasilkan uap coklat dari NO2 yang dihasilkan,
dan asetat  memberikan bau khas cuka jika direaksikan dengan asam sulfat pekat.

Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan
analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra soda. Dari hasil analisis
sebelumnya (data kelarutan) dan pengetahuan tentang kation yang ada, dapat
memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin ada atau tak ada dalam larutan
sampel. Sebagai contoh, zat asal larut dalam air panas, kation yang ditemukan
Pb2+, anion yang mungkin ada adalah klorida karena PbCl2 larut dalam air panas.
Tidak mungkin nitrat karena timbal nitrat mudah larut dalam air dingin.

Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi
basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat
dalam larutan.

Untuk Reaksi Kering pemeriksaan Anion dalam sampel yang masih berbentuk zat
biasanya dilakukan dengan menggunakan larutan Ekstrak Soda (ES). Larutan
ekstrak soda dibuat dengan memasak cuplikan dalam larutan jenuh natrium
karbonat selama 10 menit, lalu disaring. Filtrat yang diperoleh disebut ekstrak
soda (ES). Karena ES suasana basa maka larutan ES ini tidak dipergunakan tanpa
pengaturan suasana yang tepat. Biasanya sebelum digunakan ditambahkan dulu
asam.

Fungsi larutan ekstrak soda adalah untuk mengendapkan kation logam berat dan
untuk mempertinggi kelarutan anion.. Pada pemanasan dengan penambahan
Na2CO3 ion-ion logam diendapkan dalam bentuk oksida, hidroksida, karbonat
dan karbonat basa. Bila Na2CO3 yang ditambahkan banyak maka CrO42-yang
dapat larut makin banyak.

4
2.2 Anion dalam Kesehatan

1. Meningkatkan Vitalitas Tubuh Ion Negatif di udara dapat masuk ke dalam


tubuh manusia melalui pernapasan dan pori-pori kulit. Ion ini masuk ke
seluruh sel dalam tubuh dengan menumpang arus aliran darah. Ion Negatif
dalam tubuh dapat menguraikan asam laktat menjadi zat yang tidak
berbahaya (air dan ion laktat) yang mudah dibawa oleh aliran darah
menuju tempat pembuangan (pada saat tubuh lelah dan tegang, asam laktat
dalam tubuh akan terkurung dalam sel yang mengakibatkan timbulnya rasa
pegal-pegal).
kasus seperti yang dialami oleh para peneliti pyramid yaitu ketika sampah
makanan yang ditinggalkan pengunjung dalam ruang raja tempat mumi
disimpan. Sampah itu tidak membusuk, hanya mengering. Bangkai
binatang yang kebetulan ada di dalam pun kering bagai mumi. Para
peneliti yang bekerja dalam piramid juga merasakan tubuhnya lebih sehat
dan kuat, pegal-linu pun lenyap. Penelitian itu kemudian menyimpulkan
bahwa kekuatan magnet pada batu granit di ruang raja mengakibatkan
lepasnya elektron dari atom atau molekul di udara sekitar tembok.
Elektron bebas itu kemudian berikatan dengan atom lainnya untuk
membentuk ion negatif. Ion negatif inilah yang mengikat bakteri dan
membunuhnya. Bakteri pun tak berkutik untuk melakukan pembusukan,
sehingga sampah dan bangkai hanya mengering.
2. Selain itu Ion Negatif mempunyai kemampuan meningkatkan kerja limpa
dalam menghasilkan kekebalan tubuh.
Otomatis tubuh mampu menghadapi berbagai virus yang masuk. Influenza
dan penyakit virus lainnya pun keder masuk ke tubuh.
3. Dapat membersihkan udara dan juga baik untuk kesehatan. Ion Negatif
juga bermanfaat dalam membunuh virus dan bakteri yang ada di udara
sekitar kita. Diantaranya ion negatif dapat membunuh bakteri E.Coli (K.
H. Kingdon, 1960), Micrococcus Pyogenes dan virus Influenza (A. P.
Krueger, 1976). Baik Kindon maupun Krueger mempergunakan
konsentrasi ion negatif sebanyak 50.000-5.000.000 per cm3 dalam

5
berbagai eksperimennya tersebut. Mekanisme dari proses membunuh
bakteri ini juga dijelaskan oleh N. I Goldstein (1992) sebagai berikut,
reaksi dari dua buah ion negatif O2- dan dua buah ion positif H+dapat
menghasilkan Hydrogen peroksida. Hydrogen peroksida dikenal memiliki
energi potensial yang tinggi dan mampu untuk membunuh virus dan
bakteri. Lebih lanjut H. Nojima dari Sharp Corp. (2002) menjelaskan
reaksi dari ion negatif dalam membunuh bakteri E.Coli. Menurut Nojima
pembentukan Hydrogen peroksida terjadi pada lapisan luar sel bakteri
E.Coli, untuk kemudian merusak lapisan sel tersebut sekaligus
membunuhnya. Ruangan-ruangan atau kantor-kantor di gedung-gedung
tinggi yang menggunakan Ion Negatif generator, maka udara yang ada di
dalam ruangan bukan saja sejuk, akan tetapi juga mengandung lebih
banyak jumlah Ion Negatif. Sehingga partikel partikel polutan asal
kendaraan bermotor dan industri , debu dan asap rokok yang bermuatan
positif yang bertebaran, akan bereaksi saling tarik menarik dengan Ion
Negatif dari udara yang dihembuskan dari Ion Negatif generator dan
menggumpal jatuh ke lantai. Demikian pula partikel-partikel kuman, jamur
dan virus yang berterbangan di udara juga bermuatan ion positif akan
mengalamai nasib yang sama, sehingga ruangan itu sekarang menjadi
bersih dan bebas dari segala macam polusi. Dengan demikian ruang yang
dilengkapi Ion Negatif generator menjadi relatif bebas hama.
4. Disisi lain Ion Negatif juga diketahui berguna untuk menetralkan
Superoksida. Superoksida dalam darah yang sebenarnya berfungsi untuk
membunuh mikroorganisma dalam tubuh manusia, terkadang justru
sebaliknya malah dapat merusak sel-sel dalam tubuh apabila kadar
konsentrasinya terlalu tinggi (I. Fridovich, 1960). Sedangkan dengan
adanya Ion Negatif akan dapat menambah jumlah enzim SOD
(superoksida dismutase) yang berfungsi untuk mengurangi kadar
superoksida dalam darah.

6
2.3 Sistematika Pemeriksaan Kualitatif Anion

1. Sistem Pemeriksaan Kualitatif Anion


Cara pengenalan anion dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu berdasarkan
Bunsen, Gilreath dan Vogel. Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan
garam perak dan garam bariumnya, warna, kelarutan garam alkali dan kemudahan
menguapnya. Gilreath menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam
kalsium, barium, cadmium dan garam peraknya. Sedangkan Vogel
menggolongkan anion yang dapat menguap bila diolah dengan asam, dan
pemeriksaan anion berdasarkan reaksinya dalam larutan.

Cara identifikasi anion tidak begitu sistematik seperti identifikasi kation. Salah
satu cara penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan kelarutan
garam-garam perak, garam-garam kalsium, barium dan seng. Selain itu ada cara
penggolongan anion menurut Bunsen, Gilreath dan Vogel.

Identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan HCI encer atau H 2SO4 encer,
anion yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan H 2SO4 pekat. Demikian
pula identifikasi anion berdasarkan reaksi dalam larutan dibagi dua yaitu anbion
yag diidentifikasi dengan reaksi pengendapan dan dengan reaksi redoks.

Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan
analisis anion dengan menggunakan larutan ekstrak soda. Dari hasilanalisis
sebelumnya (data kelarutan) dan pengetahuan tentang kation yang ada dapat
memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin ada atau tidak ada dalam
sampel. Sebagai contoh, zat asal larut dalam air panas, kation yang ditemukan
Pb2+, anion yang mungkin ada adalah klorida karena PbCI 2 larut dalam air panas.
Sedangkan nitrat mungkin tidak ada karena timbal nitrat mudah larut dalam air
dingin.

Bila dalam pemeriksaan kation ditemukan kation-kation logam berat (kation


golongan I, II, III, IV, dan Mg 2+ pada golongan sklema H2S) maka pemeriksaan
anion menggunakan larutan ekstrak soda. Larutan ekstrak soda dibuat dengan
memasak cuplikam dalam larutan jenuh natrium karbonat selama ± 10 menit lalu
disaring. Filtrat yang diperoleh disebut ekstrak soda (ES). Karena ES suasana basa

7
maka larutan ES ini dipergunakan tanpa pengaturan suasana yang tepat. Biasanya
sebelu digunakan ditambahkan dulu asam sebagai contoh :

Warna KmnO4,hilang menunjukan ion


1) Analisis terhadap ion-ion pereduksi
preduksi positif ada
ES + H2SO4 (4N) + KmnO4
Warna KmnO4,hilang menunjukan ion
preduksi positif ada
2) Analisis terhadap ion-ion pengoksida
Ekstrak soda ditambahkan H2SO4 kemudian dituangkan dengan hati-hati
ke dalam larutan asin dalam H2SO4 pekat. Bila terjadi warna biru tua
menunjukan adanya ion pengoksida. Bila bukan biru tua maka
menunjukan ion pengoksida tidak ada.
Fungsi larutan ekstrak soda adalah untuk mengendapkan kation logam
berat dan untuk mempertinggi kelarutan anion. Pada pemanasan dengan
penambahan Na2CO3 ion-ion logam diendapkan dalam bentuk oksida,
hidroksida,karbonat, dan karbonat biasa. Bila Na2CO3 yang ditambahkan
banyak maka CrO42- yang dapat larut makin banyak.
Dari hasil identifikasi sebelumnya dapat diketahui adanya beberapa anion
seperti CO32- dan CH2COO-. Berikut ini akan dibahas beberapa reaksi
identifikasi anion yang lain.
SO32- : Dengan larutan KMnO4 yang disamakan dengan asam
sulfat encer akan terjadi penghilangan warna ungu karena
KMnO4 karena MnO4- tereduksi menjadi ion Mn2+.

S2O32- :
Dengan larutan ion akan terjadi penghilangan warna ion
karena terbentuk larutan tetrationat yang tak berwarna

SO42- : Dengan larutan barium klorida membentuk endapan putih


BaSO4 yang tidak larut daalam HCI encer, asam nitrat
encer tetapi larutan dalam HCI pekat panas

NO22- : Dengan larutan KI kemudian diasamkan dengan asetat


atas sulfat encer akan dibebaskan iodium yang dapat
didefinisikan dari timbulnya warna biru dalam pasta kanji

8
CN- : Dengan larutan terbentuk endapan putih AgCN yang
mudah larut dalam larutan sianida berlebihan karena
membentuk ion kompleks[Ag(CN)2]-
SCN- : Dengan larutan FeCL3 membentuk warna merah darah
[Fe(CN)6]4- : Dengan larutan FeCL3 akan terbentuk endapanbiru dalam
larutan netral atau asam. Endapan diuraikan oleh larutan
hidroksida alkali membentuk endapan Fe(OH)3 yang
berwarna coklat
[Fe(CN)6]3- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan merah jingga
Ag3[Fe(CN)6]3 yang larut dalam amonia tetapi tidak larut
dalam asam nitrat
CI- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan putih AgCI
yang tidak larut dalam air asam nitrat encer tetapi larut
dalam amonia encer
Br- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan kuning AgBr
yang sukar larutan dalam amonia encer larut dalam amonia
pekat, KCN dan NaS2O3 tetapi tidak larut dalam nitrat encer
I- : Dengan Pb asetat terbentuk endapan kuning PbI2 yang
larut dalam air panas yang banyak membentuk larutan tidak
berwarna ketika dinginkan terbentuk keping-keping kuning
keemasan
NO3- : Dengan tes cincin coklat. Tambahkan 3 mL larutan FeSO 4
yang segar ke dalam 2 mL larutan NO3, tuangkan 3-5mL
asam sulfat pekat melalui dinding tabung terbentuknya
cincin coklat menunjukan adanya NO3-

Anion lainnya tidak memberikan reaksi dengan asam sulfat pekat dalam keadaan
dingin, tetapi nitrat bereaksi menghasilkan uap coklat dari NO 2 yang dihasilkan,
dan asetat memberikan bau khas cuka jika direaksikan dengan asam sulfat pekat.

Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat dan ditambahkan perak nitrat
maka hanya golongan anion halida yang akan mengendap sebagai perak, yaitu
AgCI (putih), AgBr (kuning), AgI(kuning muda), Ag 2S (hitam). Anion yang tidak

9
menunjukan uji yang positif untuk kedua golongan di atas
kemungkinanmengandung anion golongan nitrat.

Jika sampel mengandung beberapa kation maka uji pendahuluan diatas tidak
cukup untuk menentukan ada atau tidaknya suatu anion. Karena itu setelah
pengujian pendahuluan dilakukan maka perlu juga dilakukan uji spesifik untuk
tiap anion.

Analisis kualitatif adalah suatu proses dalam mengidentifikasi keberadaan


suatu senyawa kimia dalam suatu larutan atau sampel yang belum diketahui.
Analisis kualitatif bisa disebut juga dengan analisa jenis yaitu suatu cara yang
dilakukan untuk menentukan macam, jenis zat atau komponen – komponen dalam
bahan yang dianalisa. Dalam melakukan analisa kualitatif yang digunakan adalah
sifat – sifat zat atau bahan, baik sifat fisis maupun sifat kimianya. Contoh ada
suatu sampel cairan dalam gelas kimia, jika ingin mengetahui tentang kandungan
sampel cair itu maka yang harus dilakukan adalah menganalisa kualitatif terhadap
sampel cairan itu.

Analisa kualitatif berhubungan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu


yang ada pada sampel. Analisa kualitatif digunakan untuk menganalisa komponen
atau jenis zat yang ada dalam suatu larutan. Selain itu analisa kualitatif adalah
salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur – unsur
serta ion yang ada pada larutan. Tujuan dari analisa kualitatif ini adalah untuk
mengidentifikasi sejumlah unsur atau senyawa.

Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji yaitu reaksi kering untuk
digunakan pada zat padat dan reaksi basah digunakan untuk zat dalam larutan.
Untuk uji reaksi kering metode yang sering dilakukan ada tiga, diantaranya :

1. Reaksi nyala dengan kawat nikrom, reaksi ini biasanya dilakukan dengan
cara sedikit zat dilarutkan ke dalam HCL pekat di atas kaca arloji lalu
dicelupkan ke dalamnya, kawat nikrom yang bermata kecil yang telah
bersih kemudian dibakar di atas nyala oksidasi.

10
2. Reaksi nyala beilshein, reaksi ini biasanya dilakukan dengan cara kawat
tembaga yang telah bersih dipijarkan di atas nyala oksidasi sampai nyala
hijau hilang. Jika ada halogen maka nyala yang terjadi berwarna hijau.
3. Reaksi nyala untuk borat, reaksi ini dilakukan dengan cara cawan porselin
sedikit zat padat ditambahkan asam silfat pekat dan beberapa tetes
methanol, kemudian dinyalakan di tempat gelap. Jika ada borat akan
timbul warna hijau.

Dalam analisa kualitatif anion dikenal adanya analisa pendahuluan yang


meliputi analisa kering dan analisa basah. Analisa kering meliputi pemeriksaan
warna, bau, rasa, dan pemanasan. Sedangkan analisa basah adalah analisa dengan
melarutkan zat dalam larutan yang meliputi pemeriksaan kelarutan air, reaksi
pengendapan, filtrasi, dan pencucian endapan. Ketika melakukan analisa kualitatif
anion akan dilakukan pengidentifikasian anion atau penggolongan anion. Salah
satu cara untuk menggolongkan anion adalah dengan pemisahan anion
berdasarkan kelauratan garam – garam perak, garam – garam kalsium, barium,
dan seng. Selain itu ada cara penggolongan anion menurut Bunsen, Gilreath, dan
Vogel. Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam
barium, warna, kelarutan garam alkali, dan kemudahan menguap. Gilreath
menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam – garam Ca, Ba, Cd, dan
garam peraknya. Sedangkan Vogel menggolongkan anion berdasar pada proses
yang digunakan dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam
dan identifikasi anion berdasarkan reaksinya dalam larutan.

2.4 Jenis – Jenis Anion

A. Tabel Anion Bermuatan -1

No. Anion Nama Anion


1. F– Florida
2. Cl– Klorida
3. Br– Bromida
4. I– Iodida
5. CN– Sianida

11
6. OH– Hidroksida
7. NO2– Nitrit
8. NO3– Nitrat
9. BrO– Hipobromit
10. BrO2– Bromit
11. BrO3– Bromat
12. BrO4– Perbromat
13. ClO– Hipoklorit
14. ClO2– Klorit
15. ClO3– Klorat
16. ClO4– Perklorat
17. MnO4– Permanganat
18. CH3COO– Asetat
19. HCOO– Formiat

B. Tabel Anion Bermuatan -2

No. Anion Nama Anion


1. CO32- Karbonat
2. O2- Oksida
3. S2- Sulfida
4. SO32- Sulfit
5. SO42- Sulfat
6. SiO32- Silikat
7. CrO42- Kromat
8. Cr2O72- Dikromat
9. MnO42- Manganat
10. C2O42- Oksalat

C. Tabel Anion Bermuatan -3

No. Anion Nama Anion


1. PO33- Fosfit
2. PO43- Fosfat
3. AsO33- Arsenit
4. AsO43- Arsenat
5. SbO33- Antimonit
6. SbO33- Antimonat

Pengolongan Anion

Umumnya anion dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:

12
a) golongan sulfat  : SO42-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO2-, CO32-, C2O42-,AsO43-

b) golongan halida : Cl–, Br–, I–, S2-

c) golongan nitrat  : NO3–, NO2–,C2H3O2–.

Untuk anion dikelompokkan ke dalam beberapa kelas diantaranya :


a. Anion sederhana seperti : O2-, F-, atau CN- .
b. Anion okso diskret seperti : NO3-, atau SO42-.
c. Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosfat terkondensasi
d. Anion kompleks halida seperti TaF6.
e. Kompleks anion yang berbasis bangat seperti oksalat.

Garam BaSO4, BaSO3, Ba2(PO4)3, BaCr2O4, Ba(BO2)2, BaCO3, BaC2O4,


Ba3(AsO4)2 tidak larut dalam air kondisi basa, sedangkan garam barium anion
lainnya mudah larut. Berdasarkan sifat tersebut maka pemisahan dan identifikasi
untuk golongan sulfat dapat dilakukan dengan

penambahan pereaksi BaCl2. Kecuali barium kromat yang berwarna kuning,


garam barium lainnya berwarna putih. Jika larutan sampel diasamkan dengan
asam nitrat dan ditambahkan perak nitrat maka hanya golongan anion halida yang
akan mengendap sebagai garam perak, yaitu: AgCl (putih), AgBr (kuning), AgI
(kuning muda), Ag2S (hitam). Anion yang tidak menunjukkan uji yang positif
untuk kedua golongan diatas kemungkinan mengandung anion golongan nitrat.

Jika sampel Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat dan ditambahkan
perak nitrat maka hanya golongan anion halida yang akan mengendap sebagai
garam perak, yaitu: AgCl   (putih), AgBr (kuning), AgI (kuning muda), Ag2S
(hitam).

Anion yang tidak menunjukkan uji yang positif untuk kedua golongan di atas
kemungkinan mengandung anion golongan nitrat. Jika sampel mengandung
beberapa kation maka uji pendahuluan diatas tidak cukup untuk menentukan ada
atau tidaknya suatu anion. Karena itu setelah ujian pendahuluan dilakukan maka
perlu juga dilakukan spesifik untuk setiap anion.

13
2.5 Penggolongan Anion dalam Analisa Kualitatif

Untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya :

a. Anion sederhana seperti : O2-, F-, atau CN- .


b. Anion okso diskret seperti : NO3-, atau SO42-.
c. Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosfat terkondensasi
d. Anion kompleks halida seperti TaF6 dan kompleks anion yang berbasis
bangat seperti oksalat.

Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk memudahkan
reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama. Hal ini
meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat dan benzoat.

Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi
basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat
dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan untuk analisis
semimikro dengan hanya modifikasi kecil.

Untuk uji reaksi kering metode yang sering dilakukan adalah

1. Reaksi nyala dengan kawat nikrom : Sedikit zat dilarutkan kedalam HCL P.
Diatas kaca arloji kemudian dicelupkan kedalamnya, kawat nikrom yang bermata
kecil yang telah bersih kemudian dibakar diatas nyala oksidasi .

2. Reaksi nyala beilstein : Kawat tembaga yang telah bersih dipijarkan diatas
nyala oksida sampai nyala hijau hilang. Apabila ada halogen maka nyala yang
terjadi berwarna hijau.

3. Reaksi nyala untuk borat : Dengan cawan porselin sedikit zat padat
ditambahkan asam sulfat pekat dan beberapa tetes methanol, kemudian dinyalakan
ditempat gelap. Apabila ada borat akan timbul warna hijau.

Berikut merupakan Anion yang digolongkan berdasarkan reaksi redoks, yaitu :


1. Anion Pengoksidasi
·      Anion dalam kelompok ini adalah ClO4-, ClO3-, NO3, SO42-, Cr2O72-,
IO3, dan lain-lain

14
·      Prinsip kerjanya adalah mula-mula sampel ditambahkan Na2Co3(jenuh), lalu
dipanaskan selama 10 menit kemudian filtrat ditambahkan dengan HCl pekat dan
MnCl2. Apabila warna sampel berubah menjadi hitam atau coklat berarti sampel
tersebut mengandung anion pengoksidasi.

2. Anion Preduksi
·      Anion dalam kelompok ini adalah S2-, S2O32-, SO3-, Cl-, CNS-, CN-,
[Fe(CN)6)4]
·      Prinsip kerjanya adalah mula-mula sampel ditambahkan Na2Co3(jenuh), lalu
dipanaskan selama 10 menit kemudian filtrat ditambahkan dengan HCl pekat dan
MnCl2. Apabila warna sampel berubah menjadi hitam atau coklat berarti sampel
tersebut mengandung anion pengoksidasi.

Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang


digunakan untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema
yang kaku karena beberapa anion termaksud dalam lebih dari satu golongan.

2.6 Tahapan Pemisahan dan Identifikasi dalam Analisa Kualitatif Anion

Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja pada analisis
anion tidak memiliki metode analisis standar yang sistematis seperti analisis
kation. Uji pendahuluan awal pada analisis anion juga berdasarkan pada sifat
fisika seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya. Beberapa anion
menghasilkan asam lemah volatil atau dioksidasi dengan asam sulfat pekat seperti
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Reaksi sampel garam dengan asam sulfat pekat dingin

Anion Pengamatan Reaksi

Cl– Bergelembung, tidak berwarna, bau NaCl +


menusuk, asap putih pada udara lembab, H2SO4 →NaHSO4 +HCl

15
lakmus biru menjadi merah

Br– Bergelembung, berwarna coklat, bau NaBr + 2H2SO4 → HBr +


menusuk, berasap, lakmus biru menjadi NaHSO4
merah

Anion lainnya tidak memberikan reaksi dengan asam sulfat pekat dalam keadaan
dingin, tetapi nitrat bereaksi menghasilkan uap coklat dari NO2 yang dihasilkan,
dan asetat memberikan bau khas cuka jika direaksikan dengan asam sulfat pekat.

Umumnya anion dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:

a. golongan sulfat  : SO42-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO2-, CO32-,


C2O42-,AsO43-
b. golongan halida : Cl–, Br–, I–, S2-
c. golongan nitrat  : NO3–, NO2–,C2H3O2–.

Garam BaSO4, BaSO3, Ba2(PO4)3, BaCr2O4, Ba(BO2)2, BaCO3, BaC2O4,


Ba3(AsO4)2 tidak larut dalam air kondisi basa, sedangkan garam barium anion
lainnya mudah larut. Berdasarkan sifat tersebut maka pemisahan dan identifikasi
untuk golongan sulfat dapat dilakukan dengan penambahan pereaksi BaCl2.
Kecuali barium kromat yang berwarna kuning, garam barium lainnya berwarna
putih. Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat dan ditambahkan perak
nitrat maka hanya golongan anion halida yang akan mengendap sebagai garam
perak, yaitu: AgCl (putih), AgBr (kuning), AgI (kuning muda), Ag2S (hitam).
Anion yang tidak menunjukkan uji yang positif untuk kedua golongan diatas
kemungkinan mengandung anion golongan nitrat.

Jika sampel Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat dan ditambahkan
perak nitrat maka hanya golongan anion halida yang akan mengendap sebagai
garam perak, yaitu: AgCl   (putih), AgBr (kuning), AgI (kuning muda), Ag2S
(hitam).

Anion yang tidak menunjukkan uji yang positif untuk kedua golongan di atas
kemungkinan mengandung anion golongan nitrat. Jika sampel mengandung
beberapa kation maka uji pendahuluan diatas tidak cukup untuk menentukan ada

16
atau tidaknya suatu anion. Karena itu setelah pengujian pendahuluan dilakukan
maka perlu juga dilakukan uji spesifik untuk tiap anion.

Berikut ini contoh uji spesifik beberapa anion:

1. sulfat
Ambil 1 mL sampel, tambahkan asam dan BaCl2. Jika terbentuk endapan
putih maka anion sulfat ada.
2. kromat
Perhatikan filltrat pada uji 1, jika berwarna kuning maka anion kromat ada.
Tambahkan pada filtrat Pb nitrat, jika terbentuk endapan kuning maka kromat
ada.

3. nitrat
Ambil 1 ml sampel, tambahkan 2 ml asam sulfat pekat. Miringkan tabung uji
sehingga membentuk sudut 30oC, kemudian tambahkan beberapa tetes
ferosulfat melalui dinding tabung perlahan-lahan. Jika terbentuk cincin coklat
maka nitrat ada.
4. asetat
Ambil beberapa tetes sampel, tambahkan etanol, perhatikan bau yang
terbentuk, jika tercium bau buah maka asetat ada.
5. Cl–

Setelah dilakukan uji golongan, maka penambahan NH4OH akan melarutkan


anion Cl– dan Br–, sedangkan I– tidak larut. Penambahan asam lebih lanjut dapat
membentuk endapan putih jika Cl– ada.

Untuk pemeriksaan anion tidak ada suatu sistematika tertentu sehingga untuk
pemeriksaan ini harus dilakukan reaksi-reaksi terhadap masing-masing anion.
Pelaksanaan pemeriksaan anion dilakukandalam 2 tahapyaitu :
Penyelidikan pendahuluan dari anion di dalam penyelidikan dari anion dipakai zat
padat 2 gram. Sifat dari beberapa anion inidapat diuraikan menjadi gas-gas yang

17
dapat dikenal.Zat padat itu dimasukkan dalam tabung pereaksi ,kemudian diberi :
a. Asam sulfat encer

b. Asam sulfat pekat


Dibuat larutan dari garam natrium dan anion-anion yang akan diselidiki dengan
melarutkan zat padat (garam) setelah itu ditambahkan larutan jenuh dari Na2CO3.
Saring, cuci endapannya. Tapisan ini (S) dugunakan untuk penyelidikan
selanjutnya.

Skema Klasifikasi
Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidaklah sesitematik seperti metode
terdahulu untuk kation. Sampai kini belum pernah dikemukakan suatu skema
yang benar-benar memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang
umum kedalam golongan-golongan utama, dan pemisahan berikutnya yang tanpa
dapat diragu-ragukan lagi dari masing-masing golongan menjadi anggota-anggota
golongan tersebut yang berdiri sendiri.
Skema klasifikasi yang berikut ternyata telah berjalan dengan baik dalam praktek.
Pada hakekatnya, proses-proses yang dipakai dapat dibagi dalam (A) proses yang
melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap, yang diperoleh
pada pengolahan dengan asam-asam, dan (B) proses yang tergantung pada reaksi-
reaksi dalam larutan.

A. Kelas A yaitu proses yang melibatkan identifikasi zat mudah menguap yang
diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam:
1.      Gas dilepaskan kedalam HCl encer atau H2SO4 encer; karbonat, hidrogen
karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida dan sianat.
2.      Gas atau uap asam dilepaskan dengan H2SO4 pekat. Meliputi zat-zat dari (I)
ditambah zat yang berikut : flourida, heksaflourosulfat, klorida, bromida, iodida,
nitrat, klorat (bahaya), perklorat, permanganat (bahaya), bromat, borat,
heksasianofenat (III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat dan sitrat.
 B.      Kelas B yaitu proses yang bergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan.
1.      Reaksi pengendapan yaitu sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit,
arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silika, heksaflourosilikat, salisilat, benzoate dan

18
suksinat.
2.      Reaksi oksidasi dan reduksi dalam larutan yaitu manganat, permanganate,
kromat, dan dikromat.
Untuk memudahkan menganalisa anion, diusahakan dulu dalam bentuk senyawa
yang mudah larut dalam air. Umumnya garam-garam natrium mudah larut dalam
garam karbonat dari logam-logam berat sukar larut dalam air, sehingga apabila zat
yang akan dianalisa berupa zat yang sukar larut atau memberi endapan dengan
Na2CO3, maka dibuat dahulu berupa ekstrak soda, kemudian dipisahkan dari
endapan yang mengganggu tersebut

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam
sampel. Sedangkan analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis unsur atau
ion yang terdapat dalam suatu sampel. Jadi, analisa anion secara kualitatif
merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion serta jenis
anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel. Anion merupakan ion
bermuatan negatif. Dalam analisa anion dikenal adanya analisa pendahuluan yang
meliputi analisa kering dan analisa basah. Analisa kering meliputi pemeriksaan
organoleptis (warna, bau, rasa) dan pemanasan. Analisa basah adalah analisa
dengan melarutkan zat-zat dalam larutan. Analisis anion tidak jauh berbeda
dengan analisis kation, hanya saja pada analisis anion tidak memiliki metode
analisis standar yang sistematis seperti analisis kation. Uji pendahuluan awal pada
analisis anion juga berdasarkan pada sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya

19
gas, dan kelarutannya. Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidaklah
sesitematik seperti metode yang telah diuraikan dalam bab-bab terdahulu untuk
kation. Sampai kini belum pernah dikemukakan suatu skema yang benar-benar
memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum kedalam
golongan-golongan utama, dan pemisahan berikutnya yang tanpa dapat diragu-
ragukan lagi dari masing-masing golongan menjadi anggota-anggota golongan
tersebut yang berdiri sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

http://myshfly.blogspot.com/2016/06/analisis-kualitatif-anion.html

http://myshfly.blogspot.com/2016/06/analisis-kualitatif-anion.html?m=1

https://minerva.co.id/2019/01/analisa-kualitatif-pada-anion-dan-kation/

https://mataseluruhdunia208.blogspot.com/2018/10/tabel-daftar-jenis-jenis-anion-
dan.html

https://www.academia.edu/36550729/kation_dan_anion.docx

20

Anda mungkin juga menyukai