Anda di halaman 1dari 4

RIVIEW JURNAL

“Pemeriksaan Surfaktan Pada Air”

DOSEN PEMBIMBING :

G.A.Md Ratih KRD.,S.Fam.Apt.M.Farm

DISUSUN OLEH :

Yosefa Sastriani (P07134019111)

Semester V C

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

TAHUN AJARAN 2021/2022


A. JURNAL NASIONAL 1” OPTIMASI METODE ANALISIS KADAR SURFAKTAN
ANION MENGGUNAKAN METHYLEN BLUE ACTIVE SUBTANCES DENGAN
SPEKTROFOTOMETER ULTRAVIOLET VISIBLE”
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs/article/download/33517/16551/

Pengukuran kadar surfaktan anionik dapat dilakukan dengan menggunakan 3


instrumen, antara Gas Chromatography (GC), High Performance Liquid Chromatography
(HPLC) dan spektrofotometer UV- Vis (Franson et al., 1994). Pada jurnal ini metode
analisis kadar surfaktan anion menggunakan Methylen Blue Active Subtances dengan
Spektrofotometer UV-Vis. Alasan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis karena
Spektrofotometer yang paling sesuai digunakan untuk mengukur kadar surfaktan anionik
jenis LAS (linear alkylbenzene sulphonate). Selain itu juga, spektrofotometer tidak perlu
penggunaan metode khusus dalam pengoperasian nya berbeda dengan metode lainnya.
Selanjutnya, Analisis kadar surfaktan anionik jenis LAS (linear alkylbenzene
sulphonate) dapat dilakukan dengan dua metode yaitu Methylen Blue Active Subtance
(MBAS) dan menggunakan metode malasit hijau (Rudi dan Pandaan, 2004). Pada jurnal
tersebut, analisisnya menggunakan metode Methylen Blue Active Subtance (MBAS).
Penggunaan MBAS lebih baik dibanding dengan malasit hijau, hal ini dikarenakan malasit
hijau merupakan senyawa organik bersifat hidrofob dan mempunyai gugus amonium
kuartener yang menyebabkan kurang selektif dan kuantitatif untuk membentuk suatu
asosiasi ion dengan anion surfaktan yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang,
karena makin panjang rantai hidrokarbon suatu senyawa, makin hidrofob senyawa tersebut
dan makin kuat tambatannya dengan ion lawan yang memiliki hidrofobilitas yang besar.
Dengan demikian memungkinkan surfaktan anionik akan memiliki selektifitas yang tinggi
dengan menggunakan reagen MBAS. rinsip dasar dari metode MBAS ini adalah
pemindahan metilen biru dari larutan ke dalam pelarut organik yang tidak saling
bercampur, kemudian membentuk kompleks antara metilen biru dengan surfaktan anionik
(Koga et al., 1999).
Kelebihan menggunakan methylen blue active subtance dengan metode
spektrofotometer UV-Vis adalah metode ini memiliki ketelitian yang tinggi, kesalahan
dalam metode ini biasanya cenderung kepada human error yaitu kesalahan dalam
pembuatan larutan standar sehingga kurva standar yang didapat kurang begitu valid yang
disebabkan karena kesalahan dalam pembuatan larutan, selain itu kesalahan dari metode
ini kemungkinan terjadi pada saat penentuan panjang gelombang maksimum sehingga
dapat mempengaruhi nilai konsentrasi sampel yang didapat.
B. JURNAL NASIONAL 2” PENETAPAN KADAR SURFAKTAN ANIONIK PADA
DETERJEN CUCI CAIR SECARA METODE TITRIMETRI”
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/alkimia/article/view/2997

Pengujian kandungan surfaktan anionik dalam deterjen cuci cair dilakukan


menggunakan metode titrimetri yang terdiri dari proses titrasi, dan proses destruksi.
Metoda titrimetri adalah metode yang mudah dikerjakan, tidak banyak memerlukan bahan
kimia dan hasil yang diperoleh mempunyai ketelitian cukup tinggi. %. Prinsip dari metode
titrimetri yakni, surfaktan anionik dalam contoh uji dihidrolisis dengan asam sulfat
membentuk campuran kationik dan anionik. Surfaktan anionik yang berasal dari hasil
reaksi antara etanol dengan asam sulfat yang menghasilkan sulfat etanol. Titrasi dengan
asam sulfat sampai warna larutan berubah dari warna merah jambu sampai menjadi abu-
abu kebiruan. Pengujian ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui kualitas yang dijual
di pasaran agar memenuhi standar yang telah ditetapkan. Pengujian pada penelitian ini
dilakukan berdasarkan metode standar 06-4075-1996 tentang deterjen cuci cair yang juga
digunakan sebagai acuan standar hasil pengujian. Menurut penelitian Veenstra (1995)
diketahui secara teoritis, hasil deterjen merupakan salah satu bahan yang mengandung
surfaktan yang memiliki sifat dapat menurunkan tegangan permukaan, sehingga digunakan
sebagai bahan pembersih kotoran yang menempel pada benda. Berdasarkan SNI 06-4075-
1996 tentang Deterjen Cuci Cair, syarat mutu kadar surfaktan anionik minimal sebesar 15%
- 35%.
C. JURNAL NASIONAL 3” ANALISIS KADAR SURFAKTAN ANIONIK (Deterjen)
PADA AIR SUNGAI BARITO MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI
VISIBLE”
http://repository.unism.ac.id/1661/1/Naskah%20Publikasi%20Nurul%20Fajriah%2
011194761920026%20Farmasi.pdf

Pengukuran kadar surfaktan anionik di air sungai Barito dapat dilakukan dengan
menggunakan metode Spektrofotometer UV-Visible karena yang paling sesuai digunakan
untuk mengukur kadar surfaktan anionik jenis LAS (linear alkylbenzene sulphonate). Hal
ini dikarenakan spektrofotometer tidak perlu penggunaan metode khusus dalam
pengoperasian nya. Berbeda ketika saat menggunakan metode Gas Chromatography (GC)
dan High Performance Liquid Chromatography (HPLC) dimana harus menentukan metode
sendiri yang sesuai dengan jenis sampel yang digunakan, pengoperasian instrumen tersebut
dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk memulai harus dipanaskan (warming up).
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 kadar anion surfaktan batas
normal yaitu 0,2 mg/L. Apabila kadar tersebut melebihi ambang batas maka dapat
menimbulkan dampak negatif seperti mempertinggi toksisitas racun, dapat menjadi zat
karsinogenik atau penyebab kanker, menimbulkan rasa pada air apabila dikonsumsi,
menurunkan absobsi oksigen di perairan, merusak insang dan organ nafas ikan serta dapat
menganggu proses fotosintesis tanaman air (Depkes RI, 2001).

D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DARI KE-3 JURNAL

Menurut saya,dari metode yang digunakan pada jurnal 1,2,dan 3. Metode yang
paling bagus yaitu metode yang digunakan di jurnal 1 dan jurnal 3 yaitu metode
Spektrofotometer UV-Vis. Alasannya karena metode spektrofotometri unggul dalam hal
kepekaannya yang tinggi, sistemnya relatif mudah serta dapat memilih temperatur yang
dikehendaki. Disamping itu,Spektrofotometri memiliki kelemahan yaitu hanya dapat
digunakan untuk larutan konsentrasi rendah serta memerlukan jumlah larutan yang cukup
besar dalam analisisnya (Andarwulan 1992). Diluar dari kelemahannya itu,metode
Spektrofotometer jauh lebih bagus dari metode Titrimetri (Jurnal 2). Adapun kelebihan
dari Titrimetri adalah metode analisis yang cepat dan akurat serta merupakan metode yang
paling sering digunakan dalam menganalisis. Akan tetapi, titrimetri memiliki kelemahan
yaitu harus ada indikator dan reaksi harus berlangsung secara stoikiometri (Fritz et al
1979).

Anda mungkin juga menyukai