Anda di halaman 1dari 4

TOURISM MEDICAL LABORATORY

REVIEW JURNAL

PEMERIKSAAN SURFAKTAN PADA AIR

DOSEN

Apt. G.A. Md, Ratih K.R.D., S.Farm., M.Farm

OLEH

NI KADEK SEPTA DWI ADNYANI

P07134019123

V/C

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PRODI DIII JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
TAHUN 2021
REVIEW JURNAL
PEMERIKSAAN SURFAKTAN PADA AIR

JURNAL 1: Pratiwi Endiyana, Prasetya A. Tri. 2019. Optimasi Metode Analisis Kadar
Surfaktan Anion Menggunakan Methylin Blue Active Subtance dengan Spektrofotometer
Ultraviolet Visible.

1. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kadar surfaktan anionic jenis LAS dengan
menggunakan Spektrofometer UV-Vis.
2. METODE
Pada penelitian ini menggunakan prinsip dasar dari metode MBAS dengan pemindahan
metilen biru dari larutan ke dalam pelarut organic yang tidak saling bercapur, kemudian
membentuk kompleks antara metilen biru dengan surfaktan anionic (Koga et al.,1999).
Pengukuran kadar LAS dilakukan dengan mengambil larutan LAS pada konsentrasu 0,4
mg/L, ditambahkan 25 mL larutan MBAS dan 10 mL kloroform. Pemisahan dilakukan
dengan menggunakan kertas saring. Untuk waktu kestabilan kompleks dilakukan dengan
variasi waktu berbeda dan hasil optimum pada masing-masing perlakukan diaplikasikan
pada sampel limbah laundry dan dan diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV-
Vis.
3. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN
- Keuntungan metode Spektrofotometer UV-Vis dengan menggunakan methyin Blue active
substance adalah metode ini memiliki ketelitian yang tinggi pada setiap pemeriksaannya.
- Kelemahan metode Spektrofotometer UV-Vis dengan menggunakan methyin Blue active
substance adalah:
a. Biasanya pada metode ini cenderung kepada human error atau kesalahan dalam
pembuatan larutan standar sehingga kurva standar yang didapat kurang begitu valid yang
disebabkan karena kesalahan dalam pembuatan larutan.
b. Selain itu kelemahan dari metode adalah terjadi kesalahan yang memungkinkan terjadi
pada saat penentuan panjang gelombang maksimum sehingga dapat mempengaruhi nilai
konsentrasi sampel yang didapat.
JURNAL 2: Sumarwanto Padya, Hartati Yuni. Penanganan Air Limbah Cucian Alat Gelas
Laboratorium Dengan Metode Spektrofotometri Menggunakan Pereaksi Biru Metilen. Indonesia
Laboratory Of Journal.
1. TUJUAN
Pada penelitian ini dilakukan penanganan air limbah cucian alat gelas laboratorium dengan
tujuan untuk mengetahui kadar surfaktan dalam air limbah cucian alat gelas laboratorium, dalam
jumlah limbah 10 liter perhari. Sampel terdiri dari air limbah bilasan pertama dan air limbah bilasan
kedua.
2. METODE
Pada penelitian ini menggunakan metode spektrofotometri sinar tampak dengan menggunakan
pereaksi biru metilen yang dilanjutkan dengan ekstraksi menggunakan kloroform. Penghitungan
kadar didasarkan pada persamaan kurva baku yaitu hubungan absorbansi dari seri konsentrasi larutan
standar surfaktan yang berupa dodesil benzene sulfonate (DBS). Pada metode ini dilakukan
pembuatan larutan pencuci dan pembuatan larutan seri konsentrasi baku DBS. Setelah itu dilakukan
penyiapan sampel dan pengukuran absorbansi menggunakan spektrofotometer.
3. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
- Kelebihan dari Spektrofotometri dengan preaksi metilen biru adalah pada metode MBAS
memiliki kelebihan sebagai penentuan kandungan surfaktan anion dari air dan limbah,
metode ini relatif sangat sederhana dan pasti.
- Kelemahan dari metode ini adalah kemungkin adanya bentuk lain dari MBAS (selain interaksi
antara metilen biru dan surfaktan anion) harus selalu diperhatikan.
JURNAL 3: Wibisono I. Candrika. 2018. Penetapan Kadar Surfaktan Anionik Pada Deterjen Cuci
Cair Secara Metode Titrimetri. Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan Vol. 2 No. 2 2018.
1. TUJUAN
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji salah satu parameter penyusun deterjen
cuci cair yaitu kandungan surfaktan anionik.
2. METODE
Pengujian kandungan surfaktan anionik dalam deterjen cuci cair dilakukan menggunakan
metode titrimetri yang terdiri dari proses titrasi, dan proses destruksi. Pengujian ini sangat
penting dilakukan dengan untuk mengetahui kualitas yang dijual di pasaran agar memenuhi
standar yang telah ditetapkan. Pengujian pada penelitian ini dilakukan berdasarkan metode
standar 06-4075-1996 tentang deterjen cuci cair yang juga digunakan sebagai acuan standar hasil
pengujian. Menurut penelitian Veenstra (1995) diketahui secara teoritis, hasil deterjen
merupakan salah satu bahan yang mengandung surfaktan yang memiliki sifat dapat menurunkan
tegangan permukaan, sehingga digunakan sebagai bahan pembersih kotoran yang menempel
pada benda.
3. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
- Kelebihan dari metode titimetri pada kandungan surfaktan ini adalah dapat menetapkan
kadar surfaktan anionic pada sampel deterjen cair.
- Kelemahan dari metode ini adalah harus dilakukan secara hati-hati dan metode titrimetri
pada surfaktan ini menyebabkan terbentuknya sifat aktif permukaan.
-
KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa pada jurnal pertama dan kedua menggunakan metode
spektrofotometer dan pada jurnal ketiga menggunakan metode titrimetric. Pada metode
spektrofotometri memliki kelebihan yang lebih unggul dalam hal kepekaan yang tinggi,
sistemnya relative mudah dapat dikehendaki dan kelemahan pada metode spektrofotmetri
adalah hanya dapat digunakan pada larutan konsentrasi rendah serta memerlukan jumlah
larutan yang cukup besar dalam analisisnya.
Sedangkan pada metode titrimetric memiliki kelebihan yang cepat dan lebih akurat untuk
menganalisis kandungan surfaktan. Dan kelemahan dari metode titrimetric ini adalah harus
ada indicator.

Anda mungkin juga menyukai