Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN

FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


Tanggal: 06/04/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 1 dari 14

PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GENAP 2023/2024

Nama Lengkap Fariditya Fajarun Ma’ruf Nilai Total:


Mahasiswa
5014221020
NRP Mahasiswa
Kelas A / 03
Kelas / Kelompok

Nama Asisten Fadhil Ardiansyah


Laboratorium

LAPORAN PRAKTIKUM

MODUL 4
Ekstraksi Dalam Analisis Surfactan (Detergen)

1
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 06/04/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 2 dari 14

PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GENAP 2023/2024

1. PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Pada percobaan yang berjudul ekstraksi dalam analisis surfactant (Detergen) memiliki tujuan, yaitu
memahami prinsip dasar penerapan ekstraksi untuk analisis organic di sampel air, serta mempu
menentukan reagen pembatas dan reagen berlebih, serta manfaatnya dalam analisis.

1.2 Prinsip Percobaan


Adapun prinsip percobaan pada praktikum kali ini, yaitu Angka banding distribusi (D), dalam
suatu ekstraksi merupakan hal prinsip dalam menentukan efisiensi ekstraksi zat antar fasa. Nilai angka
banding ini spesifik pada tiap kondisi. Surfaktan adalah salah satu contoh zat organik yang sangat
larut di air, sehingga jika diekstraksi dengan pelarut organik akan memberikan hasil yang tidak terlalu
besar karena nilai D yang kecil. Dengan melakukan reaksi surfaktan pada kondisi netral melalui
penambahan sedikit basa menggunakan Methylen Blue (MB) akan terjadi kompleks Methylen Blue
Active Surface (substance)/MBAS, yang mempunyai nilai D sangat besar sehingga efektif ketika
diekstraksi. Sisa MB, menjadi indikasi bahwa semua surfaktan telah membentuk kompleks yang
dimaksud. Metode ini menjadi dasar analisis , ketika diketahui dengan jelas reagen pembatas dan
reagen berlebih.

1.3 Dasar Teori


Istilah surfaktan (singkatan dari surfaktan) pertama kali dicetuskan oleh Antara pada tahun 1950.
Ini adalah senyawa organik yang terdiri dari setidaknya dua bagian, bagian liofobik yang tidak larut
dalam pelarut tertentu dan bagian liofilik yang tidak larut dalam pelarut tertentu. pelarut yang larut.
Sifat ganda surfaktan ini membuat mereka pada dasarnya bersifat amfipatik. Ketika pelarutnya adalah
air, istilah hidrofilik dan hidrofobik sering digunakan. Rantai hidrofobik biasanya bercabang atau
linier dan panjangnya berkisar antara 8 hingga 18 atom karbon. Gugus kepala polar dapat nonionik
atau ionik tergantung pada muatan pada molekul. Dalam larutan, gugus hidrofobik memanjang keluar
dari fase air utama, sedangkan gugus kepala yang larut dalam air ditemukan dalam fase air. Ketika
surfaktan mencapai permukaan, ini memaksa molekul air untuk terpisah, molekul air telah kehilangan
ikatan hidrogennya satu sama lain dan tegangan permukaan menurun. . (Tiwari, 2018) Surfaktan
adalah bahan aktif yang terdapat pada deterjen, sabun, shampo dan lain-lain. Adanya surfaktan di
dalam air dapat menimbulkan rasa pada air dan mengurangi penyerapan oksigen di dalam air. Jumlah
air yang berlebihan akan sangat berbahaya. Oleh karena itu, perlu dilakukan penentuan kadar
surfaktan pada air sungai yang tercemar. Konsentrasi surfaktan biasanya ditentukan dengan
spektrofotometri tampak menggunakan metode ekstraksi pelarut. (Rusdi & Amran, 2018)
Ekstraksi adalah metode pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutan dari dua cairan
berbeda yang tidak dapat larut, biasanya dalam bentuk air dan pelarut organik lainnya. . (Badaring
et.al, 2020) Dalam ekstraksi, campuran zat dipisahkan dengan melarutkan setiap komponen dalam
satu pelarut atau lainnya, menghasilkan dua fase - fase pemurnian (banyak pelarut) dan fase ekstraksi
(banyak zat terlarut). Ekstraksi pelarut mengacu pada proses di mana komponen campuran cair
dipisahkan dengan mengontakkannya dengan pelarut cair tidak larut yang sesuai yang lebih disukai
melarutkan satu atau lebih komponen. Dalam jenis proses ini, pemisahan komponen larutan
bergantung pada distribusi komponen yang tidak merata antara dua cairan yang tidak dapat
bercampur. Dalam ekstraksi cair, larutan nutrisi adalah satu fase dan pelarut yang digunakan untuk
ekstraksi adalah fase lainnya. Dalam ekstraksi pelarut, baik cairan maupun umpan dan pelarut

2
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 06/04/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 3 dari 14

PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GENAP 2023/2024

membentuk campuran homogen dan dipisahkan melalui kontak satu sama lain, sehingga memisahkan
terutama dari cairan. . (Patel et.al, 2019) Ekstraksi adalah proses pemisahan senyawa dari zat
sederhana dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Proses pemisahan ekstraksi menggunakan
prinsip kelarutan, dimana pelarut polar melarutkan senyawa polar dan pelarut non polar melarutkan
senyawa non polar. Ekstraksi bertujuan untuk menghilangkan atau memisahkan senyawa Simplisia
atau campurannya. Metode dipilih dengan mempertimbangkan senyawa yang digunakan, pelarut dan
alat yang tersedia . (Syamsul et.al, 2020)
Pewarna merupakan salah satu limbah yang keberadaannya mengkhawatirkan. Sekitar 15% dari
produksi pewarna dunia digunakan dalam industri tekstil dan limbahnya dibuang ke lingkungan. Salah
satu pewarna yang sering digunakan adalah methylene blue karena mudah larut dalam air dan
harganya murah. Methylene blue (MB) adalah senyawa kimia aromatik heterosiklik . (Fajarwati et.al,
2016) Beberapa jenis pewarna sintetik yang dipergunakan dalam industri bersifat stabil, tidak
mengalami oksidasi dan tidak terpengaruh oleh cahaya serta tahan terhadap proses peruraian aerobik.
Salah satu senyawa yang banyak dipergunakan dalam industri pewarnaan kain, kulit dan percetakan
adalah methylen blue. Methylen blue merupakan salah satu senyawa pewarna yang larut di dalam air,
bersifat kationik dan sering dipergunakan dalam bidang kimia, biologi, ilmu pengobatan dan industri
pewarnaan. Pewarna ini tidak terlalu beracun bagi manusia, tetapi dapat menyebabkan iritasi mata,
iritasi kulit, efek sistematik termasuk perubahan darah. Selain itu paparan senyawa ini pada tingkat
tertentu dapat menyebabkan muntah, mual, diare, pusing, keringat berlebih dan radang pencernaan.
(Riwayati et.al, 2019)
Spektrofotometer merupakan instrumen penting dalam analisis kimia. Instrumen ini digunakan
untuk menguji sampel tertentu yang berorientasi pada pengukuran kualitatif dan kuantitatif. Oleh
karena itu instrumen ini penting digunakan pada sektor pendidikan, penelitian, maupun industri. Pada
sektor pendidikan alat ini sebagai media pendidikan untuk meningkatkan pemahaman siswa pada
pengenalan alat dan praktikum. Pada sektor penelitian berperan dalam menguji analisis senyawa
secara kuantitatif dan kualitatif pada sampel. Pada sektor industri alat ini berperan untuk menentukan
kadar bahan yang digunakan pada industripewarna makanan dan analisis kadar senyawa pada limbah
yang dihasilkan. (Yohan et.al, 2018)

3
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 06/04/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 4 dari 14

PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GENAP 2023/2024

2. METODE
Berikut merupakan diagram alir yang digunakan pada percobaan ekstraksi dalam analisis
surfactan (detergen)

ldklStandar
Larutan

 Dibuat sebanyak 50 mL dari LAS + Akuades


di dalam labu ukur
 Dimasukkan ke labu ekstraksi

Larutan pada labu ekstraksi

 Lalu ditambahkan 3-5 tetes indicator PP dan


dihomogenkan
 Ditambahkan NaOH 1M per tetes sambil
digoyang, hingga berwarna merah muda
 Ditambhkan H2SO4 1M per tetes sambil
digoyang, hingga jernih pertama kali
 Ditambahkan 25 mL metilen blue dan
dikocok
Larutan setelah pewarnaan

 Kemudian ditambahkan 10 mL kloroform ke


dalam corong pemisah dan dikocok selama 2
menit, sesekali keran dibuka
 Dibiarkan mengendap sampai terbentuk
larutan stabil dengan tutup terbuka
 Lalu dikeluarkan larutan bagian bawah dan
ditampung ke dalam erlenmeyer berisi 25 mL
larutan pencuci
Sisa sampel pada labu ekstraksi

 Dilakukan pengulangan langkah diatas


sebanyak 3 kali lagi hingga total kloroform
yang ditampung pada erlenmeyer sebanyak
40 mL
 Dipindahkan campuran larutan di erlenmeyer
ke dalam corong pemisah lain dan dikocok
selama 2 menit dengan sesekali keran dibuka
 Dibiarkan mengendap sampai terbentuk
larutan stabil dengan tutup terbuka

4
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 06/04/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 5 dari 14

PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GENAP 2023/2024

Campuran larutan kloroform dan pencuci


 Dikeluarkan dan tampung fasa kloroform
(bagian bawah larutan) pada corong pemisah
ke dalam labu pengencer 50 mL dan
ditambahkan kloroform sampai tanda batas
 Campuran larutan dikocok pada labu
pengencer hingga homogen

Larutan pada labu pengencer

 Dibaca dengan spektrofotometer, λ = 650 nm.


(Blanco = kloroform)
 Dibuat grafik standart atau kurva kalibrasi
hasil spektrofotometer larutan standar
Hasil

Gambar 1. Diagram Alir Kerja Percobaan Ekstraksi dalam Analisis Surfactan (Detergen)

2.1. PERALATAN
Dalam percobaan "Ekstraksi dalam Analisis Surfactan (Deterjen)" ini terdapat beberapa alat
yang digunakan untuk menunjang keberlangsungan percobaan yang akan dilakukan. Alat- alat
tersebut antara lain : 1 buah labu ekstraksi, 2 buah Erlenmeyer(250 mL), satu buah gelas ukur (50
mL), 2 buah labu ukur ( 50 mL), 3 buah pipet tetes, 1 buah pipet 1 mL, 1 buah pipet 5mL, 1 buah
pipet 10 mL, 1 buah propipet,

2.2. BAHAN KIMIA


Dimana ada peralatan, pastinya akan ada bahan pula yang dijadikan sebagai objek pengamatan.
Pada percobaan "Ekstraksi dalam Analisis Surfactan (Deterjen)" ini terdapat beberapa bahan kimia
yang digunakan untuk menunjang keberlangsungan percobaan yang akan dilakukan. Bahan kimia
tersebut antara lain : pelarut organik (kloroform), sampel (air mengandung detergen), larutan standar
LAS 10 mg/L, indikator phenolphtakein (PP), larutan NaOH 1 N, larutan H2SO4 1 N, larutan
methylen blue, larutan pencuci

2.3. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh praktikan saat ingin melakukan percobaan
ini, antara lain : 1) Tertib, hati-hati, dan tidak sembrono, dengan cara mengetahui prosedur
percobaan yang akan dilakukan seblum melakukan percobaan tersebut, agar dapat mecegah atau
meminimalisir terjadinya kecelakaan dan agar tujuan percobaan dapat tercapai. 2) Ketelitian dalam
pengukuran atau perhitungan untuk pengambilan bahan agar hasilnya akurat. 3) Perhatian terhadap
keselamatan kerja di laboratorium dengan menggunakan jaslab sesuai ketentuan, bersepatu tertutup,
sarung tangan, dan atribut keselamatan lainnya, dengan ini telah dilakukan pecegahan terhadap

5
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 06/04/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 6 dari 14

PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GENAP 2023/2024

kecelakaan secara preventif. 4) Persiapan alat dan bahan, dimana sebelum percobaan dilakukan
semua alat dan bahan harus sudah dipastikan dalam kondisi baik.5) Dan cara mengocok yang baik
adalah dengan satu tangan tetap memegang tutup labung dan dikocok dengan cara menyamping dan
ketika mengeluarkan gas dihadapkan pada tembok atau atas.

3. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


3.1 ANALISIS DATA
Tabel hasil pengamatan dari praktikum “Ekstraksi dalam Analisis Sufractan” adalah sebagai
berikut,
No Perlakuan Hasil Pengamatan Gambar

1 Dibuat 50 ml larutan LAS LAS diambil terlebih dahulu


standar dengan sebanyak 5 ml di labu ukur
mencampurkan akuades 50 ml, setelah itu dimasukkan
dan LAS dengan akuades 45 ml dengan
komposisi 5 ml LAS dan menggunakan labu ukur.
45 mL akuades di labu Campuran antara las dan
ukur 50 ml akuades berwarna bening
atau tidak berwarna.

2 Larutan LAS yang telah Tujuan dipindahkannya


selesai dibuat dipindahkan larutan las pada labu
pada labu ekstraksi ekstraksi, karena sebagian
besar proses pada praktikum
ini adalah pada larutan LAS
dan membutuhkan labu
kestraksi untuk dilakukan
proses penghomogenan
dengan cara dikocok

3 Ditambahkan 5 tetes Didapatkan warna larutan


indicator PP, dan NaOH 1 berubah menjadi merah
M sebanyak 3 tetes lalu muda, hal ini disebabkan
dihomogenkan reaksi antara indicator PP dan
NaOH

6
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 06/04/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 7 dari 14

PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GENAP 2023/2024

4 Ditambahkan H2SO4 Pada awal dari Langkah ini,


sebanyak 2 tetes, lalu di larutan masih berwarna
goyang goyangkan hingga merah muda, lalu setelah
larutan jernih kembali terjadi reaksi antara lauran
dengam H2SO4 maka larutan
berubah warna menjadi jernih
kembali

5 Ditambahkan larutan Pada prosedur ini, warna


metilen blue sebanyak 30 larutan yang awalnya jernih
ml dan larutan klorofom atau bening, berubah warna
sebanyak 10 ml pada labu menjadi biru tua yang
ekstraksi secara bertahap disebabkan oleh reaksi yang
sebanyak 4x dihasilkan metilen blue

6 Dimasukkan larutan Warna larutan pencuci


pencuci kedalam labu terlihat bening.
Erlenmeyer sebanyak 25
Tujuan dihadapkan serong ke
ml. Lalu labu ekstraksi
atas pada saat kran dibuka
dikocok sampai tidak
adalah agar praktikan tidak
keluar gas lagi dengan
terkena uap dari larutan dan
sesekali keran dibuka dan
agar tidak tumpah
dihadapkan ke atas atau
ke arah tembok

7
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 06/04/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 8 dari 14

PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GENAP 2023/2024

7 Setelah dikocok, Terdapat 2 fasa pada larutan


diposisikan labu ekstraksi setelah proses pengocokan,
dengan keran berada di pada fasa bagian atas larutan
bawah, lalu ditunggu terlihat berwarna biru tua dan
hingga perubahan fasanya pada fasa bagian bawah
stabil. Apabila sudah terlihat cairan yang berwarna
stabil, maka fasa larutan lebih bening
yang berada di bawah Cairan berfasa lebih bening
dimasukkan ke dalam dipindahkan ke dalam labu
labu Erlenmeyer berisi Erlenmeyer yang berisi
larutan pencuci larutan pencuci dengan cara
membuka keran dari labu
ekstraksi

8 Dilakukan pengulangan Pada pengulangan kedua


pada Langkah sampai terakhir, terbentuk 2
sebelumnya yaitu fasa pada labu ekstraksi, yaitu
dituangkan klorofom berwarna biru tua pada
sebanyak 10 ml pada labu bagian atas dan bening pada
ekstraksi yang baru saja bagian bawah
mendapat perlakuan. Dan Setelah dilakukan 3x
dilakukan perlakuan yang pengulangan, makai isi labu
sama pada labu ekstraksi ekstraksi dibuang, dan labu
hinggga dilakukan ekstraksi dicuci bersih
pengulangan sebanyak 3x.
Lalu cairan berfasa bagian
bawah di tuangkan
Kembali ke larutan
pencuci.

9 Dituangkan campuran Pada proses ini terbentuk


larutan pencuci dan larutan yang berwarna biru
larutan hasil ekstraksi bening.
yang berada pada labu Pada proses ini juga
Erlenmeyer ke dalam labu dilakukan pembukaan kran
ekstraksi yang sudah labu ekstraksi pada saat
dicuci dan dikocok pengocokan untuk
Kembali sampai tidak menghilangkan gas yang
keluar lagi gasnya tercipta pada proses
pengocokan.

8
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 06/04/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 9 dari 14

PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GENAP 2023/2024

10 Setelah dilakukan Pada proses ini, larutan yang


pengocokan, larutan dipindahkan ke labu
dibiarkan mengendap pengencer 50 ml berwarna
denagn tutup labu ungu bening
ekstraksi dibuka. Lalu
dikeluarkan cairan
didalamnya ke dalam labu
pengencer 50 ml dengan
ditambahkan klorofom
hingga mencapai batas.
Lalu labu digoyangkan
agar larutan homogen

11 Apabila telah homogen, Larutan LAS 1,5 ml = 0.145


sisa larutan pada labu Larutan LAS 2,5 ml = 0.156
pengencer di masukkan ke Larutan LAS 5 ml = 0.328
dalam spektofotometer Larutan LAS 7.5 ml = 0.417
dengan dikalibrasi Larutan LAS 10 ml = 0.593
terlebih dahulu. Maka Larutan LAS 12.5 ml = 0.755
didapatkan perbandingan Larutan LAS 15 ml = 0.888
nilai yang muncul pada Larutan LAS 17.5 ml= 0.962
tiap kelompok dengan
rincian pada table hasil
pengamatan.

3.2 PEMBAHASAN
Praktikum dengan judul ekstraksidalam analisis surfactan (detergen) kali ini dilaksanakan
pada hari Kamis, 6 April 2023 pukul 13.30 WIB, praktikum tersebut dilakukan di laboratorium B3
Departemen Teknik Lingkungan ITS. Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk memahami
prinsip dasar penerapan ekstraksi untuk analisis organik di sampel air, selain itu juga agar mampu
menentukan reagen pembatas dan reagen berlebih, serta manfaatnya dalam analisis. Praktikum kali ini
memiliki prinsip yaitu angka banding distribusi (D), dalam suatu ekstraksi merupakan hal prinsip
dalam menentukan efisiensi ekstraksi zat antar fasa. Nilai angka banding ini spesifik pada tiap
kondisi. Surfaktan adalah salah satu contoh zat organic yang sangat larut di air, sehingga jika
diekstraksi dengan pelarut organic akan memberikan hasil yang tidak terlalu besar karena nilai D yang
kecil. Dengan melakukan reaksi surfaktan pada kondisi netral melalui penambahan sedikit basa
menggunakan methylen blue (MB) akan terjadi kompleks methylen blue surface (substance)/MBAS,
yang mempunyai nilai D sangat besar sehingga efektif ketika diekstraksi. Sisa MB, menjadi indikasi

9
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 06/04/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 10 dari 14

PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GENAP 2023/2024

bahwa semua surfaktan telah membentuk kompleks yang dimaksud. Metode ini menjadi dasar
analisis, ketika diketahui dengan jelas reagen pembatas dan reagen berlebih.

Pada praktikum kali ini juga memerlukan beberapa alat dan bahan. Peralatan yang diperlukan
dalam praktikum kali ini diantaranya satu set spektrofotometri uv-vis yang berfungsi untuk mengukur
absorban suatu sampel pada panjang gelombang tertentu, corong pemisah berukuran 250 ml yang
berfungsi untuk memisahkan komponen-komponen dalam suatu campuran antara dua fase pelarut
dengan densitas berbeda tak campur, labu pengencer berukuran 50 ml yang berfungsi sebagai wadah
untuk mengencerkan larutan, gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume larutan atau zat cair
dengan tepat. Pipet volume berfungsi untuk mengambil larutan dalam jumlah tertentu, propipet
berfungsi untuk memompa larutan agar keluar dan masuk pada pipet volume, Erlenmeyer berfungsi
sebagai wadah untuk menampung larutan, pipet tetes berfungsi untuk mengambil larutan dengan
volume kecil. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain adalah pelarut organik berupa
kloroform berfungsi sebagai pelarut nonpolar, larutan standar LAS 10 mg/L berfungsi sebagai sampel
yang akan diamati. Indikator pp berfungsi sebagai indikator pembanding asam kuat-basa kuat
sehingga larutan bersifat netral, larutan NaOH 1N berfungsi sebagai pemberi suasana basa, larutan
H2SO4 1N berfungsi untuk netralkan larutan yang awalnya basa ditambahkan asam sehingga larutan
bersifat netral, larutan methylen blue berfungsi untuk menunjukkan adanya kandungan surfaktan dan
berikatan dengan larutan membentuk senyawa MBAS.

Praktikum ini dimulai dengan membuat larutan LAS standar dengan cara mencampurkan
LAS 5 ml dan ditambahkan akuades hingga volumenya mencapai 50 ml, proses ini dilakukan pada
labu ukur 50 ml, campuran ini berwarna bening atau tidak berwarna. Selanjutnya, larutan LAS yang
telah selesai dibuat dipindahkan pada labu ekstraksi, karena sebagian besar proses dari percobaan ini
akan dilakukan di labu ekstraksi. Lalu ditambahkan 3 tetes indicarot PP dan NaOH 1 M sebanyak 3
tetes lalu dihomogenkan dengan cara dikocok. Pada proses ini, didapatkan warna campuran menjadi
merah muda yang disebabkan karena reaksi antara indicator PP dengan NaOH 1M. Setelah larutan
berwarna merah muda, maka diteteskan 3 tetes H2SO4 lalu digoyang goyangkan hingga larutan jernih
kembali. Proses elanjutnya adalah memasukkan larutan metilen blue sebanyak 30 ml dan klorofom
sebanyak 10 ml, reagen pembatas dan reagen berlebih adalah 25 ml, setelah itu labu ekstraksi dikocok
dan larutan berubah menjadi berwanra biru tua yang disebbakan oleh reaksi dari metilen blue. Setelah
itu dimasukkan larutan pencuci sebanyak 25 ml ke dalam labu Erlenmeyer, lalu labu ekstraksi yang
telah bercampur dengan metilen blue pada langkah sbeelumnya dikocok sampai tidak keluar lagi gas
dengan sesekali kran dibuka dan dihadapkan ke atas. Tujuan dari dihadapkan keatas adalah agar
praktikan tidak terkena gas yang keluar dari dalam tabung ekstraksi. Setelah dilakukan pengocokan
sampai tidak keluar gasnya, diposisikan tabung reaksi dengan keran menghadap ke bawah. Setelah itu
ditunggu hingga fasanya stabil dan akan muncul 2 fasa pada bagian atas berwarna biru tua dan pada
bagian bawah berwarna bening. Apabila telah stabil maka larutan yang berada pada bagian bawah
diturunkan ke labu Erlenmeyer yang berisi larutan pencuci dengan cara membuka kran labu ekstraksi.
Selanjutnya, pada labu ekstraksi yang baru dibuka untuk mengeluarkan fase bawah, keran ditutup dan
labu ekstraksi diberi klorofom sebanyak 10 ml. Lalu labu ekstraksi Kembali dikocok sampai tidak
keluar gasnya lagi, dan akan terjadi kembali pembentukan cairan yang memiliki 2 fasa berbeda. Pada
prosedur ini, terjadi pembentukan dua fasa dengan warna biru tua pada bagian atas dan bening pada
bagian bawah. Setelah itu diulangi prosedur menuangkan klorofom 10 ml pada labu ekstraksi lalu

10
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 06/04/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 11 dari 14

PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GENAP 2023/2024

dikocok dan dikeluarkan fasa bagian bawahnya sebanyak 3x lagi. Setelah dilakukan pengulangan
sebanyak 3x, maka sisa pada labu ekstraksi dibuang dan labu ekstraksi dicuci bersih. Pembuangan
sisa cairan pada labu ekstraksi harus dibuang pada jerigen B3. Setelah labu ekstraksi dicuci bersih,
dituangkan campuran larutan pencuci dengan larutan hasil ekstraksi pada labu Erlenmeyer ke dalam
labu ekstraksi, setelah itu dikocok kembali labu ekstraksi sampai tidak keluar gas lagi dengan tidak
lupa untuk dibuka keran labu estraksi beberapa kali selama proses pengocokan agar udara tidak
terjebak pada labu ekstraksi, dan terbentuk larutan yang berwarna ungu bening. Setelah dilakukan
pengocokan, larutan dibiarkan mengendap dengan tutup tabung ekstraksi dibuka supaya sirkulasi
udara dapat berjalan lancar. Setelah dibiarkan sebentar, sisa pada labu ekstraksi tersebut dipindahkan
pada labu pengencer 50 ml. Pada proses ini larutan hasil pengocokan pada labu ekstraksi tidak
mencapai 50 ml, maka ditambahkan klorofom pada labu pengencer hingga mencapai batas labu dan
tidak terjadi perubahan warna yaitu tetap berwarna bening. Lalu dihomogenkan. Setelah
dihomogenkan pada labu pengencer, larutan dari labu pengencer tersebut dilakukan sampling dan
sampel tersebut dimasukkan ke dalam spektofotometer dengan dikalibrasi terlebih dahulu. Maka pada
larutan ini didapatkan hasil spektofotometer bernilai 0,328.

Untuk mendapatkan jumlah kebutuhan larutan LAS yang akan digunakan, berikun merupakan
contoh perhitungan dengan konsentrasi larutan LAS sebesar 1 mg/L dengan aquadeq 50 mL dengan
menggunakan persamaan berikut :

V1 x N1 = V2 x N2

V1 = N2 x V2/N1

V1 = 50 mL x 1 mg/L /10 mg/L

V1 = 5 mL

Dengan menggunakan cara yang sama dapat didapatkan hasil seperti pada table berikut:

Kelompok Konsentrasi akhir V1 x N1 = V2 x N2 V1 (mL LAS)


LAS (mg/L)

1 0,3 V1 x 10 mg/L = 50 mL x 0,3 mg/L 1,5

2 0,5 V1 x 10 mg/L = 50 mL x 0,5 mg/L 2,5

3 1 V1 x 10 mg/L = 50 mL x 1 mg/L 5

4 1,5 V1 x 10 mg/L = 50 mL x 1,5 mg/L 7,5

5 2 V1 x 10 mg/L = 50 mL x 2 mg/L 10

6 2,5 V1 x 10 mg/L = 50 mL x 2,5 mg/L 12,5

7 3 V1 x 10 mg/L = 50 mL x 3 mg/L 15

8 3,5 V1 x 10 mg/L = 50 mL x 3,5 mg/L 17,5

11
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 06/04/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 12 dari 14

PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GENAP 2023/2024

Dari perhitungan semua kelompok maka didapatkan table nilai absorbansi dan didapatkan
pula grafik sebagai berikut,

No Konsentrasi Akhir LAS (mg/L) Absorbansi (A)

1 0,3 0,145

2 0,5 0,156

3 1 0,328

4 1,5 0,417

5 2 0,593

6 2,5 0,755

7 3 0,888

8 3,5 0,962

Kalibrasi
1.2

1 0.962
f(x) = 0.272160566706021 x + 0.044012987012987 0.888
R² = 0.992621665396806
Nilai Absorbansi

0.8
0.755
0.6 0.593

0.4 0.417
0.328
0.2
0.1450.156
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Konsentrasi Akhir LAS (mg/L)

Setelah mendapatkan nilai absorbansi berikutnya dibuat grafik dimana sumbu x menunjukan
konsentrasu akhir LAS dan sumbu y menunjukan nilai absorbansi. Berdasarkan kurva kalibrasi yang
telah didapat, dapat disimpulkan bahwa besarnya konsentrasi dari larutan LAS sebanding lurus
dengan tingginya nilai absorbansi larutan. Hal ini menunjukan bahwa peningkatan penyisihan kadar
zat warna methylene blue berbanding lurus dengan jumlah konsentrasi LAS (Fauziah et al.2018).
Nilai regresi yang didapat dari nilai linier y = 0,2722x + 0,044 yaitu 0,9926. Pada praktikum ini
terdapat factor error yang mempengaruhi nilai data yang diperoleh, seperti halnya waktu memasukan
larutan bening hasil dari pemisahan 2 fasa setelah dilakukan pengocokan, terdapat larutan biru pekat
yang ikut masuk.Dan juga pada percobaan pertama terdapat kesalahan pada penuangan klorofom yang
seharusnya dituang bertahap sebanyak 10 mL, tetapi dituang semuanya yang mengakibatkan harus

12
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 06/04/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 13 dari 14

PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GENAP 2023/2024

mengulang percobaan. Contoh penerapannya dalam bidang teknik lingkungan adalah biasanya
digunakan untuk menganalisis kadar sufraktan deterjen pada sampel limbah yang berasal dari limbah
rumah tangga mauapun industry.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan “Ekstraksi dalam Analisis Sufraktan (Sokhlet)”, disimpulkan, bahwa
melalui praktikum ini telah terjawab tujuan dari dilakukannya praktikum yaitu memahami prinsip
dasar penerapan ekstraksi untuk analisis organic di sampel air, dan mampu menentukan reagen
pembatas dan reagen berlebih, serta manfaatnya dalam analisis. Maka, pada praktikum ini telah
terjawab kedua tujuan tersebut. Didapatkan nilai konsentarsi hitung yang didapatkan oleh seluruh
kelompok dicantumkan pada laporan percobaan ini. Diketahui untuk volume LAS yang digunakan
oleh ke 8 kelompok berturut-turut adalah 1.5, 2.5, 5, 7.5, 10, 12.5, 15, 17.5. Dengan menggunakan
volume yang berrbeda-beda maka didapatkan nilai absorbansinya yang didapatkan dengan
menggunakan alat spektofotometer secara berturut-turut adalah 0.145, 0.156, 0.328, 0.417, 0.593,
0.755, 0.888, 0.962. Setelah mendapatkan nilai absorbansi berikutnya dibuat grafik dimana sumbu x
menunjukan konsentrasu akhir LAS dan sumbu y menunjukan nilai absorbansi. Berdasarkan kurva
kalibrasi yang telah didapat, dapat disimpulkan bahwa besarnya konsentrasi dari larutan LAS
sebanding lurus dengan tingginya nilai absorbansi larutan. Hal ini menunjukan bahwa peningkatan
penyisihan kadar zat warna methylene blue berbanding lurus dengan jumlah konsentrasi LAS . Nilai
regresi yang didapat dari nilai linier y = 0,2722x + 0,044 yaitu 0,9926. Pada praktikum ini terdapat
factor error yang mempengaruhi nilai data yang diperoleh, seperti halnya waktu memasukan larutan
bening hasil dari pemisahan 2 fasa setelah dilakukan pengocokan, terdapat larutan biru pekat yang
ikut masuk. Dan juga pada percobaan pertama terdapat kesalahan pada penuangan klorofom yang
seharusnya dituang bertahap sebanyak 10 mL, tetapi dituang semuanya yang mengakibatkan harus
mengulang percobaan Contoh penerapannya dalam bidang teknik lingkungan adalah biasanya
digunakan untuk menganalisis kadar sufraktan deterjen pada sampel limbah yang berasal dari limbah
rumah tangga mauapun industry.

5. REFERENSI
Fauziah. M. N, Amalia. V.A. Sudiani. T. (2018). Studi Penurunan Kadar Zat Warna Metilen Biru
Menggunakan Metode Elektrokoagulasi . 1-9
Syamsul, E. S., Nadhila A. A., & Dwi L. (2020). Perbandingan Ekstrak Lamur Aquilaria malaccensis
Dengan Metode Maserasi Dan Refluks. Jurnal Riset Kefarmasian Indinesia 2(2)
Badaring, D. R., Sari P. M. S., Satrina N., Wirda W., & Sintiya A. R. L. (2020). Uji Ekstrak Daun
Maja (Aegle marmelos L.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus
aureus. INDONESIAN JOURNAL OF FUNDAMENTAL SCIENCES (IJFS), 5(11)
Patel, K., Namrata P., & Pradnya I. (2019). Review of Extraction Techniques Extraction Methods:
Microwave, Ultrasonic, Pressurized Fluid, Soxhlet Extraction, Etc. International Journal of
Advanced Research in Chemical Science (IJARCS), 6(3)
Rusdi, H. O., & Amran M. B. (2018). Optimasi Metode Analisis Injeksi Alir Pada Analisis Surfaktan
Anionik. Jurnal Kimia dan Terapannya, 2(1)

13
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 06/04/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 14 dari 14

PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GENAP 2023/2024

Riwayati, I., Ni’matul F., & Suwardiyawan. (2019). Adsorbsi Zat Warna Methylene Blue
Menggunakan Abu Alang-Alang Teraktivasi Asam Sulfat. Jurnal Inovasi Teknik Kimia, 4(2)
Fajarwati, F. I., Eko S., & Dwi S. (2016). Film Of Citosa Carboxymethyl Cellulosepolyelectroyte
Complex As Methylene Blue Adsorbent. Jurnal Imu-Ilmu MIPA, 14(11)
Yohan, Fifit A., & Adimas W. (2018). Pembuatan Spektrofotometer Edukasi Untuk Senyawa
Pewarna Makanan. Journal Chemica et Natura Acta, 6(3)
Tiwari, S., Chandrakanta M., & Prem P. S. (2018). Surfactant And Its Applications: A Review.
International Journal of Engineering Research and Application, 8(9)

14

Anda mungkin juga menyukai