Lapres Kimia Percobaan 1 - Fariditya Fajarun Ma'ruf - 5014221020
Lapres Kimia Percobaan 1 - Fariditya Fajarun Ma'ruf - 5014221020
LAPORAN PRAKTIKUM
MODUL PERCOBAAN 1
Konversi Zat Organik (Saponifikasi dan Esterifikasi,
preparasi dan sifat-sifat)
1
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 09/03/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 2 dari 10
1. PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Tujuan dari dilakukannya percobaan Konversi Zat Organik (Saponifikasi dan Esterifikasi,
Preparasi dan sifat-sifat) adalah untuk memahami beberapa reaksi konversi zat organik, dan
memahami perubahan sifat fisik yang berkaitan dengan konversi zat organik..
1.3 DasarTeori
Kimia organik dapat didefenisikan sebagai kimia dari senyawa yang datang dari benda hidup.
Suatu pengetahuan mengenai kimia organik tak dapat diabaikan. Hal tersebut dikarenakan sistem
kehidupan terutama terdiri dari air dan senyawa organik, hampir semua bidang yang berurusan
dengan tanaman, hewan, atau mikroorganisme bergantung pada prinsip kimia organik. Senyawa
organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida,
karbonat, dan oksida karbon. Adapun sumber utama senyawa organik adalah tumbuhan dan hewan.
Senyawa organik diisolasi dari dua sumber alami ini dengan ekstraksi pelarut yang diikuti dengan
pemurnian. Kedua sumber ini kembali dikonversi secara alami menjadi minyak bumi, gas alam dan
batubara (Yulia dan Nurman, 2018).
Suatu proses pemecahan atau pendegradasi lemak netral menjadi gliserol dan asam lemak dengan
diperlakukan lemak dengan alkali adalah proses dari saponifikasi. Nilai saponifikasi didefinisikan
sebagai beberapa milligram dari kalium hidroksida (KOH) yang diperlukan untuk memecah satu gram
lemak. Hal tersebut adalah indeks berat molekul rata-rata dari triasylglycerols dalam sampel. Dimana,
berat dari molekul triacylglycerols dapat dibagi dengan tiga untuk memberikan perkiraan rata-rata
berat molekul asam lemak yang ada (Oodom dan Edusei, 2015). Dalam pengertian lain, saponifikasi
adalah indeks yang menunjukkan jumlah KOH per gram yang diperlukan untuk menetralkan asam
lemak yang berasal dari hidrolisis satu gram lemak. Dalam pemahaman sederhananya adalah untuk
menunjukkan jumlah yang dibutuhkan KOH untuk mensaponifikasi satu gram lemak. Sebagai contoh,
lemak mentega yang memiliki molekul asam lemaknya kecil, sehingga indeks saponifikasinya lebih
besar daripada minyak jagung yang pada dasarnya terbuat dari asam lemak molekul besar( Gonabad
et al, 2015). Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tetapi
tidak mengalami perubahan dan pengurangan jumlah (Farrauto,2017).
Tahap konversi dari asam lemak bebas menjadi senyawa ester disebut dengan esterifikasi. Proses
esterifikasi ialah mereaksikan asam lemak bebas dengan alkohol. Adapun proses esterifikasi
merupakan reaksi reversible yang bisa kembali ke bentuk semula dimana asam lemak bebas
dikonversi menjadi alkil ester melalui katalis asam(Efendi et al, 2018). Selain itu, ada reaksi
esterifikasi yang merupakan reaksi antara asam karboksilat dan alkohol membentuk ester dengan
2
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 09/03/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 3 dari 10
mengkonversi asam lemak bebas yang terkandung di dalam trigliserida menjadi metil ester. Dari
reaksi esterifikasi juga akan menghasilkan hasil samping dari reaksi berupa air yang bisa saja
menghambat proses suatu reaksi. 2.METODE
A. Saponifikasi
Berikut merupakan diagram alir pada percobaan konversi zat organik menggunakan teknik
saponifikasi.
Air (aquades)
Hasil
Selesai
3
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 09/03/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 4 dari 10
A. Esterifikasi
Berikut merupakan diagram alir pada percobaan konversi zat organik menggunakan teknik
saponifikasi.
1 mL Alkohol
Asam sulfat 2N
4
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 09/03/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 5 dari 10
5
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 09/03/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 6 dari 10
kesetimbangan ke sisi ester dengan salah satu menggunakan salah satu reaktan yang sangat berlebih
(umumnya alkohol). Penggunaan reaktan yang sangat berlebih meningkatkan biaya untuk pemisahan.
(Rathod et.al, 2014)
Esterifikasi yang merupakan suatu reaksi yang lambat. Untuk mempercepat terjadinya reaksi
dapat dilakukan dengan pemanasan. Panas akan menyebabkan partikel bergerak lebih cepat karena
adanya peningkatan energi kinetik dari pereaksi sehingga peluang terjadinya tumbukan akan semakin
besar dan terben-tuknya produk juga semakin besar. Panas yang diperlukan untuk mempercepat reaksi
juga harus memperhatikan karakteristik dari zat yang bereaksi. Panas yang terlalu tinggi bisa merusak
pereaksi sehingga perlu diperhatikan sifatsifat pereaksi dan ditentukan panas optimum yang
digunakan dalam reaksi esterifikasi. Untuk memperoleh hasil yang optimum pada esterifikasi dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu menghilangkan produk atau dengan menggunakan pereaksi berlebih.
Untuk memperoleh hasil yang optimum digunakan pereaksi berlebih yaitu dengan memperbanyak
jumlah mol dari karboksilat dengan suatu alcohol.Reaksi esterifikasi dipengaruhi beberapa variabel,
salah satunya yaitu katalis. Katalis adalah zat yang menyebabkan laju reaksi kimia menjadi lebih
cepat pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan kimiawi diakhir reaksi. (Purnami,
2015).alkohol. Dengan mol alkohol yang lebih besar maka akan terjadi pergeseran kesetimbangan
sehingga produk ester akan lebih banyak. Jadi ada tiga faktor yang mempengaruhi proses esterifikasi
yaitu jumlah asam sulfat yang ditam-bahkan, lama waktu reaksi, dan komposisi jumlah pereaksi yang
digunakan (Dwipa,2014). Esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung
antara suatu asam.
Praktikum ini terdapat beberapa faktor error yang terjadi diantaranya terjadi kurang ketelitian
dalam mengukur jumlah larutan yang digunakan dalam proses percobaan.kemudian jumlah aquades
yang berlebihan dalam melakukan pemanasan sehingga menyebabkan aquades tumpah kedalam
pemanas air. dan kurangnya kebersihan dalam menggunakan alat seperti tabung reaksi yang masih
terdapat sedikit debu. Dalam praktikum ini terdapat beberapa kegunaan dalam proses saponifikasi
maupun esterifikasi. Dalam saponifikasi memiliki kegunaan sebagai pembersih yaitu sabun pembersih
badan maupun sabun pembersih alat dalam praktikum.kemudian terdapat juga kegunaan dari
esterifikasi yaitu sering digunakan dalam industry dalam produksi pewangi atau wangi-wangian
lainnya. Kemudian juga terdapat kegunaan sebagai aroma makanan jika senyawa ester berasal dari
buah-buahan.
No Perlakuan keterangan Gambar
1 Dimasukkan 2 ml aquades Ketika kedua bahan
+ 1 ml minyak sawit dimasukkan kedalam
kedalam tabung reaksi tabung reaksi tidak terjadi
perubahan yang signifikan
mengenai bau warna dan
suhu
6
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 09/03/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 7 dari 10
7
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 09/03/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 8 dari 10
8
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 09/03/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 9 dari 10
4.KESIMPULAN
Telah dilaukan percobaan saponifikasi dan esterifikasi yang masing-masing menggunakan 2
variasi dalam melakukan percobaannya. Percobaan saponifikasi pertama menggunakan bahan 2 ml
akuades dicampur dengan 1 ml minyak sawit di dalam tabung reaksi lalu dicoba untuk dihomogenkan
dengan cara di kocok. Lalu hasil yang terjadi adalah akuades dan minyak sawit tetap pada fase yang
sama dan kedua cairan tidak dapat bercampur atau larut. Hal ini dikarenakan molekul air mengikat
dengan ikatan polar. Sedangkan pada minyak, tidak sama seperti air karena minyak berikatan dengan
ikatan non polar. Ikatan non polar hanya bisa terjadi antara molekul non polar dengan molekul non
polar lainnya, oleh karena itu air tidak dapat bercampur dengan minyak. Prosed saponifikasi kedua
dilakukan hamper sama dengan percobaan saponifikasi pertama, tetapi pada percobaan saponifikasi
kedua dilakukan dengan menggunakan 2 ml akuades, minyak sawit 1 ml, dan NaOH 25% sebanyak 1
ml dan diteteskan ketiganya dengan pipet ukur kedalam tabung reaksi. Lalu larutan pada tabung reaksi
tersebut diberlakukan waterbath sambal digoyangkan dengan tujuan menghomogenkan larutan
tersebut. Setelah di waterbath maka diamati perubahan yang terjadi yaitu percobaan ini menghasilkan
busa dan menghasilkan tekstur yang lebih padat pada akhir percobaan. Selanjutnya pada percobaan
esterifikasi juga terdapat 2 variasi. Percobaan esterifikasi pertama menggunakan etanol 1 ml, asam
asetat 1 ml ,dan asam sulfat 2N sebanyak 3 tetes. Ketiga bahan tersebut dimasukkan ke dalam tabung
reaksi, lalu pada tabung reaksi dilakukan waterbath .Maka akan terjadi pengurangan volume pada
campuran di tabung reaksi, hal ini karena terjadinya penguapan etanol dan asam asetat dikarenakan
dilakukan pemanasan dengan waterbath. Kenampakan larutan pada percobaan ini adalah warna
larutan keruh, berbau kecut seperti cuka dan tidak terdapat endapan. Terakhir pada percobaan
esterifikasi kedua dilakukan dengan bahan etanol 1 ml dan asam sulfat 2N sebanyak 1 ml. Kedua
bahan tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu dilakukan waterbath sambal digoyangkan .
Hasil dari percobaan ini adalah berkurangnya larutan karena menguapnya alcohol, tidak berwarna,
tidak menghasilkan endapan, serta muncul bau wangi pada larutan tersebut seperti bau ester pada
umumnya.
5.REFERENSI
9
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 09/03/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 10 dari 10
BIBLIOGRAPHY Efendi, R., Faiz, H. A., & Firdaus, E. R. (2018).Pembuatan biodesel minyak jelantah
menggunakan metode esterifiasi-transerterifikasi berdasarkan jumlah pemakaian minyak
jelantah.. Industrial Research.
Gonabad, M. A., Noghabi, M. S., & Niazmand, R. (2015). Evaluation of Extraction Percentage and
Physicochemical Properties of Walnut Oil. Journal of Applied Environmental and Biological
Sciences
Khan et al.(2021).Current developments in esterification reaction: A review on process and
parameters. Journal of Industrial and Engineering Chemistry Volume 103, 25 November 2021,
Pages 80-101
Khuzaimah,Siti.(2020).Pembuatan sabun padat dari minyak goreng bekas ditinjau dari kinetika reaksi
kimia. Jurnal rekayasa kimia jurnal rekayasa teknologi industri hijau
William, O. d. (2015). Evaluation of Saponification value, Iodine value and Insoluble impurities in
Coconut Oils from Jomoro District in the Western Region of Ghana. Asian Journal of
Agriculture and Food Sciences.
Yulia, R. d. (2019). KIMIA ORGANIK. Universitas Serambi Mekkah.
10