Anda di halaman 1dari 10

PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN

FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


Tanggal: 09/03/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 1 dari 10

PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GASAL 2022/2023

Nama Lengkap Fariditya Fajarun Ma’ruf Nilai Total:


Mahasiswa
5014221020
NRP Mahasiswa
Kelas A / 03
Kelas / Kelompok
(diisi oleh
Nama Asisten Fadhil Ardiansyah
asisten lab)
Laboratorium

LAPORAN PRAKTIKUM

MODUL PERCOBAAN 1
Konversi Zat Organik (Saponifikasi dan Esterifikasi,
preparasi dan sifat-sifat)

1
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 09/03/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 2 dari 10

PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GASAL 2022/2023

1. PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Tujuan dari dilakukannya percobaan Konversi Zat Organik (Saponifikasi dan Esterifikasi,
Preparasi dan sifat-sifat) adalah untuk memahami beberapa reaksi konversi zat organik, dan
memahami perubahan sifat fisik yang berkaitan dengan konversi zat organik..

1.2 Prinsip Percobaan


Prinsip dari percobaan ini adalah dipelajarinya perubahan sifat fisik dan kimia beberapa zat
organik yang dapat dijadikan indikasi terjadinya reaksi konversi zat organik. Reaksi-reaksi yang
dimaksud adalah reaksi saponifikasi dan esterifikasi. Asam lemak trigliserida akan bereaksi
eksotermis dengan basa kuat membentuk garam sabun, sedangkan asam karboksilat bereaksi dengan
alkohol dalam katalis asam kuat membentuk ester. Hasil reaksi dapat diamati dari perubahan fisik,
sifat kimia, dan perubahan energi yang terjadi yang terjadi selama percobaan berlangsung.

1.3 DasarTeori
Kimia organik dapat didefenisikan sebagai kimia dari senyawa yang datang dari benda hidup.
Suatu pengetahuan mengenai kimia organik tak dapat diabaikan. Hal tersebut dikarenakan sistem
kehidupan terutama terdiri dari air dan senyawa organik, hampir semua bidang yang berurusan
dengan tanaman, hewan, atau mikroorganisme bergantung pada prinsip kimia organik. Senyawa
organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida,
karbonat, dan oksida karbon. Adapun sumber utama senyawa organik adalah tumbuhan dan hewan.
Senyawa organik diisolasi dari dua sumber alami ini dengan ekstraksi pelarut yang diikuti dengan
pemurnian. Kedua sumber ini kembali dikonversi secara alami menjadi minyak bumi, gas alam dan
batubara (Yulia dan Nurman, 2018).
Suatu proses pemecahan atau pendegradasi lemak netral menjadi gliserol dan asam lemak dengan
diperlakukan lemak dengan alkali adalah proses dari saponifikasi. Nilai saponifikasi didefinisikan
sebagai beberapa milligram dari kalium hidroksida (KOH) yang diperlukan untuk memecah satu gram
lemak. Hal tersebut adalah indeks berat molekul rata-rata dari triasylglycerols dalam sampel. Dimana,
berat dari molekul triacylglycerols dapat dibagi dengan tiga untuk memberikan perkiraan rata-rata
berat molekul asam lemak yang ada (Oodom dan Edusei, 2015). Dalam pengertian lain, saponifikasi
adalah indeks yang menunjukkan jumlah KOH per gram yang diperlukan untuk menetralkan asam
lemak yang berasal dari hidrolisis satu gram lemak. Dalam pemahaman sederhananya adalah untuk
menunjukkan jumlah yang dibutuhkan KOH untuk mensaponifikasi satu gram lemak. Sebagai contoh,
lemak mentega yang memiliki molekul asam lemaknya kecil, sehingga indeks saponifikasinya lebih
besar daripada minyak jagung yang pada dasarnya terbuat dari asam lemak molekul besar( Gonabad
et al, 2015). Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tetapi
tidak mengalami perubahan dan pengurangan jumlah (Farrauto,2017).
Tahap konversi dari asam lemak bebas menjadi senyawa ester disebut dengan esterifikasi. Proses
esterifikasi ialah mereaksikan asam lemak bebas dengan alkohol. Adapun proses esterifikasi
merupakan reaksi reversible yang bisa kembali ke bentuk semula dimana asam lemak bebas
dikonversi menjadi alkil ester melalui katalis asam(Efendi et al, 2018). Selain itu, ada reaksi
esterifikasi yang merupakan reaksi antara asam karboksilat dan alkohol membentuk ester dengan

2
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 09/03/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 3 dari 10

PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GASAL 2022/2023

mengkonversi asam lemak bebas yang terkandung di dalam trigliserida menjadi metil ester. Dari
reaksi esterifikasi juga akan menghasilkan hasil samping dari reaksi berupa air yang bisa saja
menghambat proses suatu reaksi. 2.METODE
A. Saponifikasi
Berikut merupakan diagram alir pada percobaan konversi zat organik menggunakan teknik
saponifikasi.

1 mL sawit atau lemak


cair

 Minyak dimasukkan ke dalam tabung reaksi


 Bau, warna, suhu dan sebagainya diamati

Air (aquades)

 Ditambahkan 2 mL air (aquades), lalu


pemisahannya dilihat
 Dikocok dengan baik, lalu diamkan
beberapa saat dan diamati kembali
pemisahannya

Hasil

Gambar 2. 1 Diagram Alir Saponifikasi Percobaan 1

1-2 mL NaOH atau


KOH 25 %
 Ditambahkan ke dalam tabung reaksi yang
telah berisi 1-2 mL minyak
 Lalu diaduk dengan baik selama reaksi
hingga tercampur rata dan dipanaskan
menggunakan water bath (penangas air)
 Diamati perubahan yang terjadi seperti bau,
warna, fasa/benruk dan sebagainya, lalu
dibandingkan dengan zat-zat asalnya

Selesai

3
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 09/03/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 4 dari 10

PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GASAL 2022/2023

Gambar 2. 2 Diagram Alir Saponifikasi Percobaan 2

A. Esterifikasi
Berikut merupakan diagram alir pada percobaan konversi zat organik menggunakan teknik
saponifikasi.

1 mL Alkohol

 Dimasukkan kedalam tabun reaksi

1 mL asam asetat atau


asam karboksilat

 Ditambahkan pada tabung reaksi sebesar 1


N atau 2 N tergantung zat asamnya

Asam sulfat 2N

 Ditambahkan 2 – 3 tetes pada tabung reaksi


dan dihangatkan di atas penangas air sambil
digoyang-goyang
 Diamati perubahan fisik dan kimia yang
terjadi
 Diulangi percobaan yang sama dengan
menggati asam karboksilat dengan asam
nitrat atau asam sulfat
 Diamati reaksi yang terjadi dan
dibandingkan dengan percobaan
sebelumnya
Selesai

Gambar 2. 3 Diagram Alir Esterifikasi


1.1. PERALATAN
Dalam percobaan ini diperlukan peralatan yang akan digunakan antara lain yaitu tabung
reaksi( 4 buah), pipet volume (2 buah), pipet tetes(1 buah), Penangas air (beaker glas dengan
pembakar bunsen) dan penjepit tabung reaksi.
1.2. BAHAN KIMIA
Bahan-bahan yang digunakan dalam parktikum kali ini adalah akuades (1 ml), minyak (minyak
kelapa, minyak zaitun, minyak wijen, dsb), Asam karboksilat (asam asetat, asam propionate, asam
butirat, dsb), Asam Asetat, Ethanol, Propanol, Asam sulfat, Asam Nitrat, Trigliserida.

4
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 09/03/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 5 dari 10

PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GASAL 2022/2023

1.3. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan selama melaksanakan percobaan diantaranya:
setiap praktikan harus memperhatikan kebersihan,penggunaan,keamanan, dan takaran setiap bahan
kimia yang digunakan. Etanol dapat menyebabkan iritasi dan kulit menjadi kering jika terjadi kontak
dengan kulit.Asam asetat dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata, hingga hidung jika terjadi
kontak pada tubuh secara berlebihan. Propanol dan asam sulfat dapat menyebabkan iritasi jika terkena
jaringan tubuh. Asam nitrat dapat menyebabkan iritasi apabila terkena mata.

3.ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN


Pada praktikum ini dilakukan 2 percobaan yaitu saponifikasi dan esterifikasi dengan masing-
masing 2 variasi metode yang bertujuan untuk memahami beberapa reaksi konversi zat organik dan
memahami perubahan sifat fisik yang berkaitan dengan konversi zat organik. Asam lemak trigliserida
akan bereaksi eksotermis dengan basa kuat membentuk garam sabun,sedangkan asam karboksilat
bereaksi dengan alcohol dalam katalis asam kuat membentuk ester.Dalam praktikum ini terdapat
beberapa alat yang dibutuhkan yaitu tabung reaksi yang berfungsi sebagai tempat mereaksikan dua
larutan/bahan kimia atau lebih, serta sebagai tempat mengembangbiakan mikroba dalam media cair.
Pipet volume yaitu alat ukur yang memiliki tingkat ketelitian tinggi, yang digunakan sebagai
mengambil cairan dengan volume tertentu. Pipet tetes digunakan untuk memindahkan larutan dari
suatu wadah ke wadah yang lain. Penangas air untuk pemanas sekaligus penghomogenan larutan. Lalu
yang terakhir yaitu dibutuhkan penjepit tabung reaksi yang digunakan untuk menjepit tabung reaksi
pada saat dipanaskan dan digunakan saat akan memindahkan tabung yang telah dipanaskan ataupun
pada saat proses pemanasan.
Saponifikasi adalah reaksi pembentukan sabun, yang biasanya dengan bahan awal lemak dan
basa. Nama lain reaksi saponifikasi adalah reaksi penyabunan. Dalam pengertian teknis, reaksi
saponifikasi melibatkan basa (soda kaustik NaOH) yang menghidrolisis trigliserida. Trigliserida dapat
berupa esterasam lemak membentuk garam karboksilat (khuzaimah,2020). Dalam reaksi saponifikasi,
dikenal dengan angka saponifikasi atau angka penyabunan. Angka penyabunan adalah jumlah basa
yang diperlukan untuk dapat melangsungkan saponifikasi terhadap sampel lemak. Selain kandungan
basa yang berbeda-beda, jenis dan jumlah minyak dan lemak yang digunakan dalam pembuatan jenis
sabun lunak ini juga memengaruhi sifat-sifat fisik sabun. Sifat fisik itu meliputikeras dan lunaknya,
jumlah busa yang dihasilkan, warnanya transparan atau tidak, kelarutan dalam air, dan lain-
lain.Tambahan bahan-bahan lain seperti minyak atsiri, vitamin,mineral, parfum, pewarna, mint dan
esens atau pemberi rasa pada pasta gigi, dan lainlain akan mempertinggi kegunaan dan menambah
daya tarik pembersih yang termasuk ke dalam sabun lunak ini (Suarsa,2018). Fungsi sabun dalam
berbagai cara adalah sebagai bahan pembersih. Sabun menurunkan tegangan permukaan air, sehingga
memungkinkan air itu membasahi bahan yang dicuci dengan lebih efektif, sabun bertindak sebagai
suatu zat pengemulsi untuk mendispersikan minyak dan gemuk; dan sabun teradsorpsi pada butiran
kotoran .
Esterifikasi adalah salah satu reaksi yang paling signifikan dalam sintesis organik. Ester ditemukan
di mana-mana baik sebagai senyawa organik alami maupun sintetis (khan ,2021). Esterifikasi adalah
tahap konversi dari asam lemak bebas menjadi ester. Reaksi esterifikasi adalah contoh klasik dari
reaksi kesetimbangan terbatas. Konversi umumnya rendah karena Batasan ditentukan oleh
kesetimbangan termodinamika. Ester dan air sebagai produk sampingan diperoleh dari reaksi ini.
Ester adalah banyak digunakan dalam berbagai proses industri. Itu perlu menggeser posisi

5
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 09/03/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 6 dari 10

PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GASAL 2022/2023

kesetimbangan ke sisi ester dengan salah satu menggunakan salah satu reaktan yang sangat berlebih
(umumnya alkohol). Penggunaan reaktan yang sangat berlebih meningkatkan biaya untuk pemisahan.
(Rathod et.al, 2014)
Esterifikasi yang merupakan suatu reaksi yang lambat. Untuk mempercepat terjadinya reaksi
dapat dilakukan dengan pemanasan. Panas akan menyebabkan partikel bergerak lebih cepat karena
adanya peningkatan energi kinetik dari pereaksi sehingga peluang terjadinya tumbukan akan semakin
besar dan terben-tuknya produk juga semakin besar. Panas yang diperlukan untuk mempercepat reaksi
juga harus memperhatikan karakteristik dari zat yang bereaksi. Panas yang terlalu tinggi bisa merusak
pereaksi sehingga perlu diperhatikan sifatsifat pereaksi dan ditentukan panas optimum yang
digunakan dalam reaksi esterifikasi. Untuk memperoleh hasil yang optimum pada esterifikasi dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu menghilangkan produk atau dengan menggunakan pereaksi berlebih.
Untuk memperoleh hasil yang optimum digunakan pereaksi berlebih yaitu dengan memperbanyak
jumlah mol dari karboksilat dengan suatu alcohol.Reaksi esterifikasi dipengaruhi beberapa variabel,
salah satunya yaitu katalis. Katalis adalah zat yang menyebabkan laju reaksi kimia menjadi lebih
cepat pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan kimiawi diakhir reaksi. (Purnami,
2015).alkohol. Dengan mol alkohol yang lebih besar maka akan terjadi pergeseran kesetimbangan
sehingga produk ester akan lebih banyak. Jadi ada tiga faktor yang mempengaruhi proses esterifikasi
yaitu jumlah asam sulfat yang ditam-bahkan, lama waktu reaksi, dan komposisi jumlah pereaksi yang
digunakan (Dwipa,2014). Esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung
antara suatu asam.
Praktikum ini terdapat beberapa faktor error yang terjadi diantaranya terjadi kurang ketelitian
dalam mengukur jumlah larutan yang digunakan dalam proses percobaan.kemudian jumlah aquades
yang berlebihan dalam melakukan pemanasan sehingga menyebabkan aquades tumpah kedalam
pemanas air. dan kurangnya kebersihan dalam menggunakan alat seperti tabung reaksi yang masih
terdapat sedikit debu. Dalam praktikum ini terdapat beberapa kegunaan dalam proses saponifikasi
maupun esterifikasi. Dalam saponifikasi memiliki kegunaan sebagai pembersih yaitu sabun pembersih
badan maupun sabun pembersih alat dalam praktikum.kemudian terdapat juga kegunaan dari
esterifikasi yaitu sering digunakan dalam industry dalam produksi pewangi atau wangi-wangian
lainnya. Kemudian juga terdapat kegunaan sebagai aroma makanan jika senyawa ester berasal dari
buah-buahan.
No Perlakuan keterangan Gambar
1 Dimasukkan 2 ml aquades Ketika kedua bahan
+ 1 ml minyak sawit dimasukkan kedalam
kedalam tabung reaksi tabung reaksi tidak terjadi
perubahan yang signifikan
mengenai bau warna dan
suhu

6
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 09/03/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 7 dari 10

PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GASAL 2022/2023

2 Dipanaskan dan Setelah dipanaskan dan


Dihomogenkan kemudian dihomogenkan dapat
diamati bau,warna,dan suhu diamati perbuahan bau dan
warna. Bau setelah itu tidak
tercium bau apapun dan
warna agak kekuningan
karena homogen

No Perlakuan keterangan Gambar


1 Dimasukkan 2 ml aquades Tidak terjadi apapun dalam
+ 1 ml minyak sawit +1 ml proses ini karena minyak
NaOH 25% kedalam tidak dapat homogen
tabung reaksi dengan air

2 Tabung reaksi dipanaskan Setelah dipanaskan dan


dengan waterbath dihomogenkan terjadi
kemudian diamati suhu, perubahan bentuk, warna,
warna, bentuk/fasa warna semakin pekat dan
bentuknya lebih homogen,
dan tidak tercium bau sama
sekali

7
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 09/03/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 8 dari 10

PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GASAL 2022/2023

No Perlakuan Keterangan Gambar


1 Dimasukkan 1 ml etanol + Dua bahan tersebut
1 ml asam asetat kedalam dimasukkan supaya terjadi
tabung reaksi reaksi.

2 Ditambahkan 2-3 tetes Asam sulfat disini


asam sulfat kemudian merupakan sebuah katalis.
dipanaskan sambil Setelah direaksikan dan
digoyangkan dihomogenkan terdapat
perubahan yaitu warna
semakin bening dan fasa
cair berkurang.

No Perlakuan Keterangan Gambar


1 Dimasukkan 1 ml etanol + Dua bahan tersebut
1ml asam sulfat kedalam dimasukkan supaya terjadi
tabung reaksi reaksi.

8
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 09/03/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 9 dari 10

PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GASAL 2022/2023

2 Tabung reaksi dipanaskan Pada tabung warna agak


dengan waterbath dan keruh dan volume yang
digoyangkan berkurang dari sebelumnya
dan suhu nya berubah
menjadi lebih tinggi
disbanding sebelumnya.

4.KESIMPULAN
Telah dilaukan percobaan saponifikasi dan esterifikasi yang masing-masing menggunakan 2
variasi dalam melakukan percobaannya. Percobaan saponifikasi pertama menggunakan bahan 2 ml
akuades dicampur dengan 1 ml minyak sawit di dalam tabung reaksi lalu dicoba untuk dihomogenkan
dengan cara di kocok. Lalu hasil yang terjadi adalah akuades dan minyak sawit tetap pada fase yang
sama dan kedua cairan tidak dapat bercampur atau larut. Hal ini dikarenakan molekul air mengikat
dengan ikatan polar. Sedangkan pada minyak, tidak sama seperti air karena minyak berikatan dengan
ikatan non polar. Ikatan non polar hanya bisa terjadi antara molekul non polar dengan molekul non
polar lainnya, oleh karena itu air tidak dapat bercampur dengan minyak. Prosed saponifikasi kedua
dilakukan hamper sama dengan percobaan saponifikasi pertama, tetapi pada percobaan saponifikasi
kedua dilakukan dengan menggunakan 2 ml akuades, minyak sawit 1 ml, dan NaOH 25% sebanyak 1
ml dan diteteskan ketiganya dengan pipet ukur kedalam tabung reaksi. Lalu larutan pada tabung reaksi
tersebut diberlakukan waterbath sambal digoyangkan dengan tujuan menghomogenkan larutan
tersebut. Setelah di waterbath maka diamati perubahan yang terjadi yaitu percobaan ini menghasilkan
busa dan menghasilkan tekstur yang lebih padat pada akhir percobaan. Selanjutnya pada percobaan
esterifikasi juga terdapat 2 variasi. Percobaan esterifikasi pertama menggunakan etanol 1 ml, asam
asetat 1 ml ,dan asam sulfat 2N sebanyak 3 tetes. Ketiga bahan tersebut dimasukkan ke dalam tabung
reaksi, lalu pada tabung reaksi dilakukan waterbath .Maka akan terjadi pengurangan volume pada
campuran di tabung reaksi, hal ini karena terjadinya penguapan etanol dan asam asetat dikarenakan
dilakukan pemanasan dengan waterbath. Kenampakan larutan pada percobaan ini adalah warna
larutan keruh, berbau kecut seperti cuka dan tidak terdapat endapan. Terakhir pada percobaan
esterifikasi kedua dilakukan dengan bahan etanol 1 ml dan asam sulfat 2N sebanyak 1 ml. Kedua
bahan tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu dilakukan waterbath sambal digoyangkan .
Hasil dari percobaan ini adalah berkurangnya larutan karena menguapnya alcohol, tidak berwarna,
tidak menghasilkan endapan, serta muncul bau wangi pada larutan tersebut seperti bau ester pada
umumnya.

5.REFERENSI

9
PROGRAM STUDI SARJANA, DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 09/03/2023
KIMIA DASAR 2 – CL 224306 Halaman: 10 dari 10

PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GASAL 2022/2023

BIBLIOGRAPHY Efendi, R., Faiz, H. A., & Firdaus, E. R. (2018).Pembuatan biodesel minyak jelantah
menggunakan metode esterifiasi-transerterifikasi berdasarkan jumlah pemakaian minyak
jelantah.. Industrial Research.

Farrauto, Robert (2017)Industrial Catalysis: A Practical Guide. Department of Earth and


Environmental Engineering, Columbia University in the City of New York

Gonabad, M. A., Noghabi, M. S., & Niazmand, R. (2015). Evaluation of Extraction Percentage and
Physicochemical Properties of Walnut Oil. Journal of Applied Environmental and Biological
Sciences
Khan et al.(2021).Current developments in esterification reaction: A review on process and
parameters. Journal of Industrial and Engineering Chemistry Volume 103, 25 November 2021,
Pages 80-101

Khuzaimah,Siti.(2020).Pembuatan sabun padat dari minyak goreng bekas ditinjau dari kinetika reaksi
kimia. Jurnal rekayasa kimia jurnal rekayasa teknologi industri hijau

Rathod, A.P., Kailas L. W. ,and Chang K. W. (2014). “Enhancement of Esterification of Propionic


Acid with Isopropyl Alcohol by Pervaporation Reactor” . Nagpur: Hindawi Publishing
Corporation Journal of Chemistry Volume 2014.
Suarsa,Wayan.(2018). Pembuatan sabun lunak dari minyak goreng bekas ditinjau dari kinetika kimia
program studi kimia. Program studi kimia fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam
Uneversitas Undayana

William, O. d. (2015). Evaluation of Saponification value, Iodine value and Insoluble impurities in
Coconut Oils from Jomoro District in the Western Region of Ghana. Asian Journal of
Agriculture and Food Sciences.
Yulia, R. d. (2019). KIMIA ORGANIK. Universitas Serambi Mekkah.

10

Anda mungkin juga menyukai