Anda di halaman 1dari 20

BUPATI MESUJI

PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN BUPATI MESUJI


NOMOR TAHUN 2020

TENTANG

KEBIJAKAN AKUNTANSI
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RAGAB BEGAWE CARAN
KABUPATEN MESUJI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MESUJI

Menimbang a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 99 ayat (5)


Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
tentang Badan Layanan Umum Daerah, bahwa Badan
Layanan Umum Daerah mengembangkan dan
menerapkan kebijakan akuntansi yang diatur dengan
Peraturan Kepala Daerah;
b. bahwa berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan (PSAP) Nomor 13 tentang Penyajian
Laporan Keuangan Badan Layanan Umum, bahwa dalam
penyajian laporan keuangan BLUD diatur dengan
Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis Akrual;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan b perlu menetapkan
Peraturan Bupati;
Mengingat 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara;
3 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara;
4 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan tanggungjawab keuangan
Negara;
5 Undang-undang Nomor 49 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Kabupaten Mesuji Provinsi Lampung;
6 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
7 Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
8 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
9 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang
Pemerintah Daerah;
10 Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
11 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71
tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
12 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2
tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal;
13 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
14 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
15 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 220/PMK.05/2016
Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Badan Layanan Umum;
16 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
tentang Badan Layanan Umum;
17 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2019
tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;
18 Peraturan Daerah Kabupaten Mesuji Nomor 03 Tahun
2011 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan
Daerah;
19 Peraturan Daerah Kabupaten Mesuji Nomor 05 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Kabupaten Mesuji;
20 Peraturan Bupati Nomor 49 Tahun 2018 tentang
pembengtukan Organisasi Unit teknis Daerah
Kabupaten Mesuji
Memperhatikan Surat Keputusan Bupati Nomor B/98/I.02/HK/MSJ/2020
: tanggal 18 Januari 2020 tentang Penetapan Rumah Sakit
Umum Daerah Ragab Begawe Caram Kabupaten mesuji
Sebagai Unit Organisasi khusus yang Menerapkan Pola
Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah.

MEMUTUSKAN

Menetapkan PERATURAN BUPATI TEBTANG PENGELOLAAN


KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH RAGAB BEGAWE CARAN
KABUPATEN MESUJI

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Mesuji.
2. Kabupaten adalah Kabupaten Mesuji
3. Bupati adalah Bupati Mesuji
4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Mesuji.
5. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat Tim TAPD
adalah Tim Anggaran Pmerintah kabupaten Mesuji.
6. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Mesuji.
7. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mesuji.
8. Rumah Sakit Umum Daerah Ragab Begawe Caram Kabupaten Mesuji,
yang selanjutnya disingkat RSUD adalah Rumah Sakit milik Pemerintah
Kabupaten Mesuji
9. Direktur Rumah Sakit adalah Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Ragab Begawe Caram Kabupaten Mesuji
10. Badan Layanan Umum Daerah RSUD Ragab Begawe Caram Kabupaten
Mesuji yang selanjutnya disebut BLUD RSUD adalah Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas
11. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD
adalah pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
keuangan daerah.
12. Pejabat Pengelola BLUD RSUD adalah pimpinan Rumah Sakit Umum
Daerah yang bertanggung jawab terhadap kinerja operasional RSUD
yang terdiri dari pemimpin, pejabat keuangan dan pejabat teknis.
13. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat
pemegang kewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan
tugas pokok dan fungsi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang
dipimpinnya.
14. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah
pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan
pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi
OPD.
15. Pejabat Penatausahaan Keuangan yang selanjutnya disingkat PPK
adalah pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan.
16. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK
adalah pejabat yang melaksanakan satu atau beberapa belanja.
17, Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah
pejabat yang diangkat oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran sebagai pemilik pekerjaan, yang bertanggungjawab atas
pelaksanaan pengadaan barang dan/atau jasa.
18. Bendahara Penerimaan adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untuk
menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang pendapatan BLUD.
19. Bendahara Pengeluaran OPD adalah pejabat fungsional yang ditunjuk
menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja daerah dalam
rangka pelaksanaan APBD.
20. Bendahara Pengeluaran BLUD adalah pejabat fungsional yang ditunjuk
menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang muntuk keperluan belanja BLUD.
21. Pendapatan adalah semua penerimaan dalam bentuk kas dan tagihan
RSUD yang menambah ekuitas dalam periode anggaran bersangkutan
yang tidak perlu dibayar kembali.
22. Belanja adalah semua pengeluaran dari rekening kas yang mengurangi
ekuitas dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh RSUD.
23. Biaya adalah sejumlah pengeluaran yang mengurangi ekuitas untuk
memperoleh barang dan/atau jasa untuk keperluan operasional RSUD.
24. Investasi adalah penggunaan aset untuk memperoleh manfaat
ekonomis yang dapat meningkatkan kemampuan RSUD dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat.
25. Piutang RSUD adalah jumlah uang yang akan diterima oleh RSUD
dan/atau hak RSUD sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya
berdasarkan peraturan perundang-undangan atau akibat lainnya yang
sah.
26. Utang RSUD adalah kewajiban yang timbul dari peristiwa masa lalu
berdasarkan peraturan perundangundangan, perjanjian, atau
berdasarkan selainnya yang sah dan penyelesaiannya mengakibatkan
aliran keluar sumber daya ekonomi RSUD Ragab Begawe Caram
27. Rekening Kas RSUD adalah rekening tempat penyimpanan uang RSUD
yang dibuka oleh pemimpin RSUD pada bank pemerintah atas
persetujuan Kepala Daerah untuk menampung seluruh penerimaan
pendapatan dan pembayaran pengeluaran BLUD RSUD.
28. Rencana Strategis RSUD yang selanjutnya disebut Renstra adalah
dokumen lima tahunan yang memuat visi, misi, program strategis,
target kinerja dan pengukuran pencapaian kinerja dan arah kebijakan
operasional RSUD.
29. Rencana Bisnis dan Anggaran RSUD, yang selanjutnya disingkat RBA
adalah dokumen perencanaan bisnis dan penganggaran tahunan yang
berisi program, kegiatan,target kinerja dan anggaran RSUD.
30. Dokumen Pelaksanaan Anggaran RSUD yang selanjutnya disingkat
DPA-RSUD adalah dokumen yang memuat pendapatan dan biaya,
jumlah dan kualitas barang dan/ atau jasa yang akan dihasilkan dan
digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh RSUD.
31. Dokumen Pelaksanaan Anggaran BLUD yang selanjutnya disingkat
DPA-BLUD adalah dokumen yang memuat pendapatan dan biaya,
proyeksi laporan keuangan, jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa
yang akan dihasilkan dan digunakan sebagai dasar pelaksanaan
anggaran oleh BLUD RSUD.
32. Praktik bisnis yang sehat adalah penyelenggaraan fungsi organisasi
berdasarkan kaidah-kaidah manajemen yang baik dalam rangka
pemberian layanan yang bermutu dan berkesinambungan.
33. Kerjasama operasi (KSO) adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih
dimana masing-masing sepakat untuk melakukan suatu usaha
bersama dengan menggunakan asset dan atau hak usaha yang dimiliki
dan secara bersama menanggung resiko usaha tersebut.
34. Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran,
pengklasifikasian pengikhtiaran transaksi dan kejadian keuangan;
37. Standar Akuntansi Pemerintah yang selanjutnya disingkat SAP adalah
prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan Pemerintah.
38. Laporan Keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban RSUD Ragab
Begawe Caram terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Laporan
perubahan saldo anggaran lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan
Arus Kas, Laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan
keuangan
39, Laporan Realisasi Anggaran adalah laporan yang menyajikan informasi
tentang anggaran dan realisasi anggaran RSUD Ragab Begawe Caram
secara tersanding yang menunjukkan tingkat capaian target-target yang
telah disepakati dalam DPA.
40 Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL) merupakan
gunggungan saldo yang berasal dari akumulasi SiLPA/SiKPA tahun-
tahun anggaran sebelumnya dan tahun berjalan serta penyesuaian lain
yang diperkenankan
41 Neraca adalah laporan yang menyajikan informasi posisi keuangan
BLUD tentang aset, utang dan ekuitas pada tanggal tertentu.
Laporan Operasional/Aktivitas adalah laporan yang menyajikan
informasi tentang operasi RSUD Ragab Begawe Caram mengenai
sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola
oleh RSUD Ragab Begawe Caram .
40, Laporan Arus Kas adalah laporan yang menyajikan informasi arus
masuk dan keluar kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan
berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas
pembiyaan
41 Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) merupakan laporan yang menyajikan
peningkatan maupun penurunan aktiva-aktiva bersih atau kekayaan
perusahaan selama periode tertentu yang didasarkan prinsip-prinsip
pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam
laporan keuangan.
42. Catatan atas Laporan Keuangan adalah laporan yang menyajikan
informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai
suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realiasi Anggaran/Laporan
Operasional, Neraca, dan Laporan Arus Kas dalam rangka
pengungkapan yang memadai.
43. Sistem Akuntansi Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya
disingkat SA BLUD adalah serangkaian prosedur manual maupun yang
terkomputerisasi mula dari pengumpulan data, pencatatan,
pengihtisaran sampai dengan pelaporan keuangan BLUD.
44. Kode rekening adalah daftar buku yang besar yang ditetapkan dan
disusun secara sistematis untuk memudahkan perencanaan,
pelaksanaan anggaran, pembukuan dan pelaporan keuangan.
45. Rekonsiliasi adalah proses pencocokan data transaksi keuangan yang
diproses dengan beberapa sistem/subsistem yang berbeda berdasarkan
dokumen sumber yang sama;
46. Fleksibilitas adalah keleluasaan pengelolaan keuangan/barang BLUD
pada batas – batas tertentu yang dapat dikecualikan dari ketentuan
yang berlaku umum;
47. Efisiensi adalah pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan
menggunakan dana dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas
dan sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau mengunakan dana
yang telah ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran dengan
kualitas yang maksimum
48. Efektif adalah pengadaan barang/jasa yang sesuai dengan kebutuhan
dan sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang
sebesar – besarnya.
49. Transparan adalah semua ketentuan dan informasi mengenai
Pengadaan Barang dan/atau Jasa bersifat jelas dan dapat diketahui
secara luas oleh Penyedia Barang dan/atau Jasa yang berminat serta
oleh masyarakat pada umumnya.
50. Terbuka adalah Pengadaan barang dan/atau jasa dapat diikuti oleh
semua penyedia Barang/Jasa yang memenuhi persyaratan / kriteria
ketentuan berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas.
31. Bersaing adalah pengadaan barang/jasa harus dilakukan melalui
persaingan yang sehat diantaranya sebanyak mungkin Penyedia Barang
/ jasa yang setara dan memenuhi persyaratan, sehingga dapat
diperoleh barang/jasa yang ditawarkan secara kompetitif dan tidak ada
intervensi yang mengganggu terciptanya mekanisme pasar dalam
Pengadaan Barang/Jasa.
52. Akuntabel adalah harus sesuai dengan aturan dan ketentuan terkait
dengan pengadaan barang/jasa sehingga dapat dipertanggung
jawabkan
53. Adil / tidak Diskriminatif adalah memberikan perlakuan yang sama
bagi semua calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk
memberikan keuntungan kepada pihak tertentu, dan tetap
memperhatikan kepentingan nasional.
54. Praktik Bisnis yang Sehat adalah penyelenggaraan fungsi organisasi
berdasarkan kaidah-kaidah manajemen yang baik dalam rangka
pemberian layanan yang bermutu dan berkesinambungan.

BAB II
AZAZ PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD RSUD

Pasal 2

a. dalam pelaksanaan kegiatan, BLUD RSUD mengutamakan efektifitas dan


efisiensi serta kua.litas pelayanan umurn kepada masyarakat tanpa
mengutamakan pencarian keuntungan.
b. Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan Kinerja BLUD
RSUD disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerjä
Pemerintah Daeräh.
c. Dalam menyelenggarakan dan meningkatkan layanan kepada
masyarakat, BLUD RSUD diberikan Fleksibilitas dalam pengelolaan
keuangannya.

BAB III
PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN BLUD RSUD
Bagian Pertama
Umum

Pasal 3

(1) Pejabat pengelola BLUD RSUD adalah pejabat yang bertanggung jawab
terhadap kinetja operasional BLUD RSUD yang terdiri dari:
a. Pemimpin BLUD;
b. Pejabat keuangan; dan
c. Pejabat teknis.
(2) Pejabat pengelola BLUD sebagaimana dimaksud peda ayat (1) diangkat
dan diberhentikan Oleh Bupati.

Bagian Kedua
Pemimpin BLUD RSUD
Pasal 4

(1) Pemimpin BLUD RSUD sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1)
huruf a mempunyai tugas pokok memimpin, mengarahkan, membina,
mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan
BLUD RSUD.
(2) Untuk melaksenakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Pemimpin BLUD RSUD memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Penyusunan dan penetapan kebijakan penatausahaan dan pengelola
keuangan serta teknis operasional lingkup BLUD RSUD
b. Menetapkan unit/tim/panitia/kelompok kerja pengelolaan
keuangan;
c. Mengangkat dan menetapkan pegawai Yang menduduki jabatan
pada unit/ tim/panitia/kelompok kerja pengelolaan keuangan ;
d. Penyusunan dan penetapan uraian tugas dän mekanisrne kerja dari
unit/tim/panitia/kelompok kerjä ; dän
e. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan
kinerja keuangan dan operasional BLUD RSUD.
(3) Pemimpin BLUD RSUD dapat ditetapkan sebagai Pengguna Anggaran
dan/atau Kuasa Pengguna Anggaran.
(4) Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban Pejabat Teknis dibantu oleh
Pejabat Pelaksana Teknis yang melaksanakan fungsi teknis dibidang
masing-masing.
(5) Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban Pejabat Teknis dibantu oleh
Pejabat Pelaksana Teknis yang melaksanakan fungsi teknis dibidang
masing-masing.
(6) Dalam hal terjadi kekosongan Pejabat untuk diangkat sebagai Pejabat
Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau Pejabat
dimaksud berhalangan tetap, maka Pejabat Teknis dapat dibantu oleh
staf yang melaksanakan fungsi teknis di bidang masing-masing.
(7) Pejabat/staf sebagaimahä dimaksud pada ayat (6) bertanggung jawab
kepada Pejabat Teknis sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
(8) Pejabat/staf sebagaimana dimaksud pada ayat (6) diangkat dan
diberhentikan öleh Pemimpin BLUD.

BAB IV
PENDAPATAN DAN BIAYA
Bagian Pertama
Pendapatan
Pasal 8

Pendapatan BLUD RSUD dapat bersumber dari :


a. Jasa Pelayanan
b. Hibah
c. Hasil Kerjasama dengan Pihak Lain
d. APBN
e. APBD dan
f. Lain Lain pendapatan yang sah dan tidak mengikat

Pasal 9

(1) Pendapatan BLUD RSUD Yang bersumber dari jasa layanan sebagaimana
dimaksud dalam 8 huruf a, berupa imbalan yang diperoleh dari jasa
layanan yang diberikan kepada masyarakat.
(2) Pendapatan BLUD RSUD yang b«sumber dari hibah sebagaimana
dimaksud dalam pasal 8 huruf b, berupa hibah terikat dan hibah tidak
terikat,sebagaimana tercantum dalam naskah perjanjian hibah;
(3) Hasil kerjasama dengan pihak Iain sebagaimana dimaksud dalam pasal
8 huruf c, berupa perolehan dari kerjasama operasional, sewa menyewa
den usaha
(4) Pendapatan BLUD RSUD yang bersumber dari APBD sebagaimana
dimaksud dalam pasal 8 huruf d, berupa pendapatan yang berasal dari
DPA Angaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( DPA-APBD)
(5) Pendapatan BLUD RSUD yang bersumber dari APBN sebagaimana
dimaksud pasal 8 Huruf e, berupa pendapatan yang berasal dari
Pemerintah dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi dan/atau tugas
pembantuan.
(6) RSUD dalam melaksanakan anggaran dekonsentrasi dan/atau tugas
pembantuan sebagaimana dimaksud pada pasal 9 ayat 5 proses
pengelolaan keuangan diselenggarakan secara terpisah berdasarkan
ketentuan yang berlaku dalam pelaksanaan APBN.
Lain-lain pendapatan yang sah sebagaimana dimaksud dalam pasal 8
huruf f, adalah :
a. Jasa giro ;
b. Pendapatan bunga ;
c. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing ;
d. Komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
dan/atau pengadaan barang dan/àtau jasa oleh BLUD ; dan
e. Hasil investagi.
f. Pengembangan usaha
Pasal 10
(1) Seluruh pendapatan BLUD RSUD sebagairnana dimaksud dala.m pasal 8
kecuali berasal dari hibah terikat, dapat dikelola langsung untuk
membiayai pengeluaran RSUD sesuai dengan RBA.
(2) Hibah terikat sebagaimana dixnaksud pada ayat (1), diperlakukan sesuai
peruntukannya.
(3) Seluruh pendapatan BLUD RSUD sebaga.imana dirnaksud dalam pasal 8
huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf f, dilaksanakan melalui rekening
kaS BLUD RSUD dan dicatat dalam kode rekening kelompok pendapatan
asli daerah pada jenis lain-lain pendapatan asli daerãh yang sah dengan
objek pendapatan RSUD.
(4) Seluruh pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaporkan
kepada PPKD setiap bulan

Bagian Kedua
Biaya

Pasal 11

(1) Belanja BLUD RSUD merupakan belanja operasional dan biaya Modal
(2) Bdelanja operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (l), mencakup
seluruh biaya yang menjadi beban BLUD RSUD dalam rangka
menjalankan tugas pokòk dan fungsinya.
(3) Belanja Modal sebàgaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup seluruh
biaya yang menjadi beban RSUD dalam rangka menunjang pelaksanaan
tugas dan fungsi.
(4) Biaya BLUD RSUD sebagairnana dimaksud pada ayat (l), dialokasikan
untuk membiayai program peningkatan pelayanan, kegiatan pelayanan
dan kegiatan pendukung pelayanan.
(5) Pembiayaan program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4),dialokasikan sesuai dengan kelompok,jenis,program dan kegiatan

Pasal 12

(1) Belanja operasional sebagaimana dimaksud dala pasal 11 ayat (2), terdifi
dari :
a. Belanja operasi; dan
b. Belanja Modal
(2) Belanja Operasi sebagimana dimaksud pada ayat (1) huruf a mencakup
seluruh belanja BLUD untuk menjalankan Tugas dan Fungsi;
(3) Belanja Modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,mencakup
seluruh belanja BLUD untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang
memberi manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan
dalam kegiatan BLUD ;

(1) Belanja operasional sebagaimana dimaksud padà ayat (2) meliputi


belanja pegawai belanja barang dan jasa belanja bunga dan belanja lain;
(2) Belanja Modal sebagaimana dimaksud pada ayat (3), meliputi belanja
tanah belanja peralatan dan mesin,belanja gedung dan
bangunan,belanja jalan,irigasi dan jaringan dan belanja aset lainnya;

Pasal 13

(1) Seluruh pengeluaran belanja BLUD RSUD sebagaimana dimaksud dalam


pasal 8 huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf f disampaikan kepada PPKD
setiap triwulan.
(2) Seluruh pengeluaran biaya BLUD RSUD sebagairnana dimaksud pada
ayat (1), dilakukan dengan menerbikan SPM pengesahan yang lampirkan
dengan Surat Pemyataan tanggung jawab

Pasal 14

(1) Pengeluaran biaya BLUD RSUD diberikan fleksibilitas dengan


mempertimbangan volume kegiatan pelayanan.
(2) Fleksibilitas pengeluaran biaya BLUD RSUD sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan pengeluaran biaya yang disesuaikan dan
signifikan dengan perubahan pendapatan dalam ambang batas RBA yang
telah ditetapkan secara definitif.
(3) Fleksibilitas pengeluaran biaya BLUD RSUD Ssebagaimana dimaksud
ayat (1) hanya berlaku untuk biaya yang berasal dari pendapatan selain
dari APBN/APBD dan hibah terikat.
(4) Dalarn hal terjadi kekurangan anggaran, BLUD RSUD mengajukan
usulan tambahan anggaran dari APBD kepada PPKD melalui Sekretaris
Daerah.
Pasal 15

(1) Ambang batas RBA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2),
ditetapkan dengan besaran presentase
(2) Beseran presentase sebagaima.na dimaksud pada ayat (1) ditentukan
dengan mempertimbangkan fluktuasi kegiaten operasional BLUD RSUD
(3) Besaran Presentase sebagai.rnana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan
dalam RBA dan DPA RSUD oleh PPKD
(4) Presentase ambang batas tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
merupakan kebutuhan yang dapat diprediksi, dapat dicapai, terukur,
rasional dan dapat dipertanggunjawabkan

BAB V
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Bagian Pertama
Perencanaan
Pasal 16

(1) BLUD RSUD menyusun Renstra untuk kurun waktu 5 (lima) tahun
berdasarkan Rencana Pembangungn Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
(2) Renstra sebagaimana dirnaksud pada ayat (1), mencakup pernyataan
visi, misi, program strategis dan pengukuran pencapaian kinerja BLUD
RSUD

Pasal 17
(1) Renstra sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1), dilengkapi
dengan rencana implementasi lima tahunan
(2) Renstra dan rencana implementasi lima tahunan dipergunakan sebagai
dasar penyusunan RBA.

Bagian Kedua
Penganggaran
Pasal 18
(1) BLUD RSUD menyusun RBA.
(2) Penyusunan RBA sebagaimana dimaksud pada ayat (l), disusun
berdasarkan prinsip anggaran berbasis kerja, perhitungan akuntansi
menurut jenis layanan, kebutuhan pendanaan dan kemampuan
pendapatan yang diperkirakan akan diterima dari masyarakat, badan
lain, APBD, APBN, dan sumber-sumber Rumah Sakit lainnya

(3) Penyusunan RBA disesuaikan dengan ketentuan yang ditetapkan


berdasarkan masing-masing sumber pendanaa.n yang berkenan

Pasal 19
(1) RBA sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 19, paling sedikit memuat
a. Kinerja tahun berjalan;
b. Asumsi makro dan mikro;
c. Target kinerja;
d. Analisis dan perkiraan biaya satuan;
e. Perkiraan harga;
f. Anggaran pendapatan dan biaya;
g. Besaran persentase ambang batas;
h. Prognosa laporan keuangan;
i. Perkiraan maju (forward estimate);
J. Rencana pengeluaran investasi/modal; dan
k. Ringkasan pendapatan dan biaya untuk dikonsolidasikan dengan
RKA-OPD / APBD.
RBA sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disertai dengan usulan
program, kegiatan standar pelayanan minimal dan biaya pengeluaran
yang akan dihasilkan.

Pasal 20
(1) Kinerja Tahun berjaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1)
huruf a meliputi
a. Hasil Kegiatan Usaha;
b. Faktor yang mempengaruhi Kinerja
c. Perbandingan RBA tahun berjalan dengan realisasi;
d. Laporan keuangan tahun berjalan;
e. Hal-hal yang perlu ditindaklanjuti sehubungan dengan pecapaian
kinerja tahun berjalan
(2) Asumsi makro dan mik•o sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1)
huruf b, antara lain :
a. Tingkat inflasi;
b. Pertumbuhan ekonomi;
c. Nilai kurs
d. Tarif; dan
e. Volume pelayanan
(3) Target Kinerja sebagaimana dimaksud dalaxn Pasa.1 20 ayat (1) huruf c,
antara lain
a. Perkiraan pencapaien kinerja pelayanan;
b. Perkiraan keua.ngan pada tahun yang direncanakan.
(4) Analisis dan perkiraan biaya satuan sebagaimana dirnaksud dalam Pasal
20 ayat (1) huruf d, merupakan perkiraan biaya per-unit penyedia
barang dan/atau jasa pelayananan yang diberikan, setelah
memperhitungkan seluruh komponen biaya dan volume barang
dan/atau jasa yang akan dihasilkan.
(5) Perkiraan harga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) huruf e,
merupakan estimasi harga jual produk barang dan/atau jasa setelah
memperhitungkan biaya persatuan dan tingkat margin yang ditentukan
seperti tercermin dari tarif layanan.
(6) Anggaran pendapatan dan biaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20
ayat (1} huruf f, merupakan rencana anggaran untuk seluruh kegiatan
tahunen yang dinyatakan dalam satuan yang yang tercermin dari
rencana pendapatann dan biaya.
(7) Besaran persentase a.fiibang batas sebagaimana dimaksud dalam Pasai
20 ayat (1) huruf g, merupakan besaran presentase perubahan
angggaran bersumber da.ri pendapatan operasional yang diperkenankan
dan ditentukan dengan mempertirnbangkan fluktuasi kegiatan
operasional BLUD RSUD.
(8) Prognosa laporan keuanga.n sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat
(1) huruf merupakan perkiraan realisasi keuangan tahun berjalan seperti
tercennin pada laporan operasional, neraca dan laporan arus kas.
(9) Perkiraan maju (forward estimate) sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20 ayat (1) huruf l, merupakan perhitungan kebutuhan dana untuk
tahun anggaran berikumya dari tahun yang direncanakan guna
memastikan kesinambungan program dan kegiatan yang telah disetujui
dan menjadi dasar penyusunan anggaran tahun berikutnya.
(10) Rencana pengeluaran investasi/ modal sebagaimana dimaksud dala.rn
Pasal 20 ayat (1) huruf j, merupakan rencana pengehaaran dana untuk
memperoleh aset tetap.
(11) Ringkasan pendapatan dan biaya untuk dikonsoHdasikan dengan RKA-
OPD/APBD sebaga.i.mana dimaksud dalarn Pasal 20 ayat (1) huruf k,
merupakan hasil konsolidasi dengan RKA-OPD/APBD yang merupakan
ringkasan pendapatan dan biaya dalarn RBA yang disesua.ikan dengan
Format RKA-OPD/APBD.

Pasal 21
(1) RBA BLUD RSUD disajikan sebagai bagian Yang tidak terpisahkan dari
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
(2) RBA BLUD RSUD sebagaimana dirnaksud pada ayat (1), dipersamakan
sebagai RKA-OPD dan disampa.ika.n kepada PPKD untuk selanjutnya
dilakukan penelaehan Oleh tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)

Pasal 22
RBA BLUD RSUD yang telah dilakukan penelaahan Oleh TAPD sebagaimana
dimaksud dalam Pasa1 22 ayat (2), dituangkan sebagai bagian dalam
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD.

Pasal 23
(1) Setelah Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 ditetapkan menjadi Peraturan Daerah maka
Pemimpin BLUD melakukan penyesuaian terhadap RBA untuk
ditetapkan menjadi RBA defintif
(2) RBA definitif sebagaiman dimaksud pada ayat dipakai sebagai dasar
penyusunan DPA BLUD RSUD untuk diajukan kepada PPKD.

BAB V1
PEIAKSANAAN ANGGARAN
Bagian Pertama
DPA-BLUD RSUD
Pasal 24

(1) DPA BLUD RSUD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2),
mencakup antara lain :
a. Pendapatan dan belanja;
b. Proyeksi arus kas;
c. Jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa yang akan dihasilkan
(2) PPKD mengesahkan DPA BLUD RSUD sebagai dasar pelaksanaan
anggaran.
(3) Pengesahan DPA BLUD RSUD berpedoman pada peraturan perundang-
undangan.
(4) Dalam hal DPA BLUD RSUD sebagairnana dimaksud pada ayat (1),
belum disahkan oleh PPKD maka Pemimpin BLUD hanya dapat
melakukan pengeluaran uang paling tinggi sebesar angka DPA BLUD
RSUD tahun sebelumnya.

Pasal 25
(1) DPA BLUD RSUD yang telah disahkan oleh PPKD sebagaimana
dimaksud da.lam Pasal 25 ayat (2) menjadi dasar pelaksanaan anggaran
bersurnber dari APBD;
(2) Pelaksanaan anggaran yang bersumber dari APBD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk belanja pegawai.belanja modal
dan belanja barang dan/atau jasa yang mekanismenya dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
(3) Pelaksanaan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
secara berkala sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan,dengan
memperhatikan anggaran kas dalam DPA,dan memperhiungkan:
a. Jumlah Kas yang tersedia
b. Proyeksi pendapatan;dan
c. Proyeksi pengeluaran.
(4) Pelaksanaan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
melampirkan DPA

Pasal 26
(1) DPA BLUD RSUD menjadi lampiran petjanjian kinerja yang
ditendatangani oleh Bupati dengan Pemirnpin BLUD RSUD Ragab
Begawe Caram
(2) Perjanjian Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan
manifestasi hubungan kerja antara Bupati dan Pimpinan BLUD RSUD
Ragab Begawe Caram yang dituangken dalam perjanjian Kinerja
(3) Dalarn perjanjian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bupati
menugaskan Pemimpin BLUD RSUD Ragab Begawe Caram untuk
menyelenggarakan kegiatan pelayanan umum dan berhak mengelola
dana sesuai dengan DPA BLUD RSUD Ragab Begawe Caram
(4) Perjanjian Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain
memuat kesanggupan untuk meningkatkan
a. Kinerja pelayanan bagi masyarakat
b. Kinerja keuangan
c. Manfaat bagi masyarakat.

Bagian Kedua
Pengadaan Barang dan/atau Jasa
Pasal 27

(1) Pengadaan barang dan/atau jasa pada BLUD RSUD Ragab Begawe
Caram dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang berlaku bagi
pengadaan barang/jasa pemerintah
(2) Pengadaan barang dan/atau jasa dilakukan berdasarka.n prinsip efisien,
efektif, transparan, bersaing, adil/tidak diskriminatif, akuntabel dan
praktek bisnis yang sehat

Pasal 28
(1) BLUD RSUD Ragab Begawe Caram dengan status penuh dapat diberikan
fleksibilitas berupa pembebasä.n seba.gian atau seluruhnya dari
ketentuan yang berla.ku umum bagi pengadaan barang dan/atau jasa
pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1), apabila
terdapat alasan efektivitas dan/atau efisiensi.
(2) Fleksibilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1h diberikan terhadap
pengadaan barang dan/atau jasa yang sumber dananya berasal dari
A. Jasa layanan;
b. Hibah tidak terikat;
c. Hasil kerja sama dengan pihak lain; dan
d. Lain-lain pendapatan BLUD RSUD Ragab Begawe caram yang sah.

Pasal 29
(1) Pengadaan barang dan/atau jasa sebagaimana dimaksud dalarn Pasal
28 ayat (2), berdasarkan ketentuan pengadaan barang dan/ atau jasa.
(2) Ketentuan pengadaan barang dan/atau jasa yang ditetapkan oleh
Peraturan Bupati sebagaimana dimaksud ayat (1) harus dapat menjamin
ketersediaan barang dan/atau jasa yang lebih bermutu, lebih murah,
proses pengadaan yang sederhana dan cepat serta muda menyesuaikan
dengan kebutuhan untuk mendukung kekancaran pelayanan BLUD

Pasal 30
Pengadaan barang dan/atau jasa yang dananya berasal dari hibah terikat
dapat dilakukan dengan mengikuti ketentuan pengadaan dari pemberi hibah,
atau ketentuan pengadaan barang dan/atau jasa yang berlaku bagi BLUD
RSUD Ragab Begawe Caram sepanjang disetujui pemberi hibah.

Bagian Ketiga
Pengelolaan Kas
Pasal 31
(1) Dalam pengelolaan kas, BLUD RSUD menyelenggarakan
a. Perencanaan penerimaan dan pengeluaran
b. Pemungutan pendapatan atau tagihan;
c. Penyimpanan kas dan pengelolaan rekening bank;
d. Pembayaran;
e. Perolehan sumber dana untuk menutup defisit jangka pendek; dan
f. Pemanfaaün surplus kas jangka pendek untuk memperoleh
pendapatan tambahan
(2) Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas yang dananya bersumber
sebagaimana dimaksud dalam Pasa1 8 huruf a, huruf, b, huruf c dan
huruf f, dilaksanakan melalui rekening kas BLUD RSUD Ragab Begawe
Caram
(3) Penerirnaan BLUD RSUD Ragab Begawe Caram pada setiap hari
disetorkan seluruhnya ke rekening kas BLUD RSUD Ragab Begawe
Caram dan dilaporkan kepada Pejabat Keuangan BLUD RSUD Ragab
Begawe Caram
(4) Pejabat Keuangan BLUD RSUD Ragab Begawe Caram bertanggung jawab
kepada Pemimpin BLUD RSUD Ragab Begawe Caram dalam
menyelenggarakan Pengelolaan Kas.
(5) Pejabat Keuangan BLUD RSUD Ragab Begawe Caram melaporkan
Penerirnaan BLUD RSUD Ragab Begawe Caram setiap bulan kepada
Pernimpin BLUD RSUD Ragab Begawe Caram

Bagian Keempat
Pengeiolaan Piutang dan Utang
Pasal 32
(1) BLUD RSUD dapat memberikan piutang sehubungan dengan
penyerahan barang, jasa, dan/atau transaksi yang berhubungan
langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan operasional BLUD
RSUD Ragab Begawe Caram.
(2) Piutang dikelola secara tertib, efisien, ekonomis, transparan dan
bertanggung jawab serta dapat memberikan nilai tambah, sesuai dengan
prinsip bisnis yang sehat dan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) BLUD RSUD Ragab Begawe Caram melaksanakan penagihan piutang
pada saat piutang jatuh tempo.
(4) Untuk melaksanakan penagihan piuta.ng sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), BLUD RSUD Ragab Begawe Caram menyiapkan bukti dan
adaninistrasi penagihan, serta menyelesaikan tagihan atas piutang
BLUD RSUD Ragab Begawe Caram
(5) BLUD RSUD dapat memberikan piutang sehubungan dengan
penyerahan barang, jasa, dan/atau transaksi yang berhubungan
langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan operasional BLUD
RSUD Ragab Begawe Caram.

(6) Piutang dikelola secara tertib, efisien, ekonomis, transparan dan


bertanggung jawab serta dapat memberikan nilai tambah, sesuai dengan
prinsip bisnis yang sehat dan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 33
(1) Piutang dapat dihapus secara mutlak atau bersyarat oleh pejabat yang
berwenang yang nilainya ditetapkan secara berjenjang.
(2) Kewenangan penghapusan piutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan dengan Keputusan Bupati dengan memperhatikan Ketentuan
Peraturan perundang-undangan.
(3) Pejabat Keuangan BLUD RSUD Ragab Begawe caram bertanggung jawab
kepada Pemimpin BLUD RSUD Ragab Begawe caram dalam
menyelenggarakan Pengelolaan

Pasal 34

(1) BLUD RSUD Ragab Begawe Caram dapat melakukan pinjarnan/utang


sehubungan dengan kegiatan operasional dan/atau perikatan pinjaman
dengan pihak lain;
(2) Pinjaman/utang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat berupa
pinjaman/utang jangka pendek atau pinjaman/utang jangka panjang.
(3) Pinjaman dikelola dan diselesaikan secara tertib, efisien, ekonomis,
transparan dan bertanggungjawab;
(4) Pemanfaatan pinjaman/utang yang berasal dari perikatan pinjaman
jangka pendek hanya untuk biaya operasional termasuk keperluan
menutup defisit kas;
(5) Pemanfaatan pinjarnan/utang yang berasal dari perikatan pinjaxnan
jangka panjang hanya untuk pengeluaran investasi/modal.
(6) Pinjarnan jangka panjang sebagaimana dimaksud pada ayat (2), terlebih
dahulu wajib mendapat persetujuan.

Pasal 35

Perikatan pinjaman dilakukan oleh Pemimpin BLUD RSUD Ragab Begawe


Caran

Pasal 36
(1) Pembayaran kembali pinjaman/utang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 38 ayat (1) dan ayat (2), menjadi tanggung jawab BLUD RSUD
Ragab Begawe Caram
(2) Hak tagih pinjaman/utang BLUD RSUD Ragab Begawe Caram menjadi
kadaluarsa setelah 5 (lima) tahun sejak utang tersebut jatuh tempo,
kecuali ditetapkan lain menurut peraturan perundang-undangan
(3) Jatuh tempo sebagairnana dimaksud pada ayat (2), dihitung sejak
tanggal 1 Januari tahun berikutnya.

Pasal 37
(1) BLUD RSUD Ragab Begawe Caram wajib membayar bunga dan pokok
utang yang telah jatuh tempo
(2) Pemimpin BLUD RSUD Ragab Begawe Caram dapat melakukan
pelampauan pembayaran bunga dan pokok sepanjang tidak melebihi
nilai ambang batas yang telah ditetapkan dalam RBA
Bagian Kelima
Investasi
Pasal 38
(1) BLUD RSUD Ragab Begawe Caram dapat melakukan investasi sepanjang
memberi manfaat bağ peningkatan pendapatan dan peningkatan
pelayanan kepada masyarakat serta tidak mengganggu likuiditas
keuangan BLUD RSUD Ragab Begawe Caram.
(2) Investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa investasi
jangka pendek dan investasi jangka panjang.

Pasal 39
(1) Investasi Jangka pendek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2),
merupakan investasi yang dapat segera dicajrkan dan dimaksudkan
untuk memiliki selama 12 (dua belas) bulan atau kurang.
(2) Investasi jangka pendek sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
dilakukan dengen pemanfaatan surplus kas jangka pendek.
(3) Investasi jangka pendek sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat berupa
a. Deposito berjangka waktu 1 (satu) sampai dengang 12 (dua belas)
bulan dan/atau yang dapat diperpanjang secara otoınatis
b. Pembelian surat utang Negara jangka pendek; dan
c. Pemberian sertifikat Bank Indonesia (SBI)
(4) Karakteristik investasi jangka pendek sebagaimana dimaksud pada ayat
adalah :
a. Dapat segera diperjualbelikan/ dicairkan
b. Ditujukan dalam rangka manajemen kas; dan

Pasal 40

(1) BLUD RSUD Ragab Begawe Caram tidak dapat melakukan investasi
jangka panjang, kecuali atas persetujuan Bupati
(2) Investasi jangka panjang sebagaimana dimaksud pada ayat (l) dapat
berupa
a. Penyertaan modal;
b. Pemilikan obligasi untuk masa jangka panjang; dan
c. Investasi langsung seperti pendirian perusahaan.

Pasal 41

(1) Hasil Investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42, merupakan


pendapatan BLUD RSUD Ragab Begawe Caram
(2) Pendapatan BLUD RSUD Ragab Begawe Caram sebaggåmana dimaksud
pada ayat (l), dapat dipergunakan secara langsung untuk membiayai
pengeluaran seguei RBA

Bagian Keenam
Kerja sama
Pasal 42
(1) Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan, BLUD RSUD
Ragab Begawe Caram dapat melakukan kerjasama dengan piha.k lain.
(2) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan berdasarkan
prinsip efisiensi, efektivitas, ekonomis, dan saling menguntungkan;

Pasal 43
(1) Kerjasama dengan pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46
ayat (1) dapat berbentuk :
a. Kerjasarna operasi;
b. Sewa menyewa; dan
c. Usaha lainnya yang menunja.ng tugas dan fungsi RSUD Ragab
Begawe Caram
(2) Kerjasama operasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
merupakan perikatan antara BLUD RSUD Ragab Begawe Caram dengan
pihak lain, melalui pengelolaan manajemen dan proses operasional
secara bersama dengan pembagian keuntungan sesuai kesepakatan
kedua belah pihak.
(3) Sewa menyewa sebagaimana dirnaksud pada ayat (1) huruf b,
merupakan penyerahan hak penggunaan/pemakaian barang BLUD
RSUD Ragab Begawe Caram kepada pihak lain atau seba]iknya dengan
imba.lan berupa uang sewa bulanan atau tahunan untuk jangka waktu
tertentu, baik sekaligus maupun secara berkala.
(4) Usaha lainnya yang menunjang tugas dan fungsi BLUD RSUD Ragab
Begawe Caram sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, merupakan
kerjasama dengan pihak lain yang menghasilkan pendapatan bagi BLUD
RSUD Ragab Begawe Caram tidak mengurangi kualitas pelayanan umum
yang menjadi kewajiban BLUD RSUD Ragab Begawe Caram.

Pasal 44

Hasil kerjasama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 merupakan


pendapatan BLUD RSUD Ragab Begawe Caram. dan dapat dipergunakan
secara langsung untuk membiayai pengeluaran sesuai RBA.

Bagian Ketujuh
Surplus/Defisit Anggaran

Pasal 45

(1) Surplus anggaran BLUD RSUD Ragab Begawe Caram merupakan selisih
lebih antara realisasi pendapatan dan realisasi belanja dalam 1 (satu)
tahun anggaran.
(2) Surplus anggaran BLUD RSUD Ragab Begawe Caram dapat
dilaksanakan dalam tahun angga.ran berikumya kecuali atas instruksi
Bupati disetorkan sebagian seluruhnya ke kas daerah dengan
mempertimbangkan posisi likuiditas BLUD RSUD Ragab Begawe Caram.

Pasal 46

(1) Defisit anggaran BLUD RSUD Ragab Begawe Caram merupakan selisih
kurang antara realisasi pendapatan dengan realisasi biaya pada satu
tahun a.nggaran
(2) Defisit anggaran BLUD RSUD Ragab Begawe Caram dapat diajukan
usulan pembiayaannya pada tahun anggaran berikutnya kepada Bupati
melalui PPKD

Bagian Kedelapan
Penyelesaian Kerugian

Pasal 47

Kerugian pada BLUD RSUD Ragab Begawe Caram yang disebabkan oleh
tindakan melanggar hukum atau kelalaian seseorang diselesaikan
berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai penyelesaian
kerugian Daerah
Bagian Kesembilan
Penatausahaan
Pasal 48

Penatausahaan keuangan BLUD RSUD Ragab Begawe Caram paling sedikit


memuat hal-hal sebagai berikut :
a. Pendapatan dan biaya;
b. Penerimean dan pengeluaran;
c. Utang dan piutang,
d. Persediaan, asset tetap dan investasi; dan
e. Ekuitas ,

Pasal 49

(1) Penatausahaan Keuangan sebagaimana dirnaksud dalam pasal 52


didasarkan pada prinsip pengelolaan keuangan bisnis yang sehat
(2) Penatausahaan Keuangan BLUD RSUD Ragab Begawe Caram
sebagaimana dirnaksud pada ayat (1), dilakukan secara tertib, efektif,
efisien, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
(3) Penetapan kebijakan penatausahaan sebagaimana dirnaksud pada ayat
(1), disampaikan kepada PPKD

BAB VII
AKUNTANSI, PELAPORAH DAN PERTANGGUNG JAWABAN
Bagian Pertama
Akuntansi

Pasal 50

(1) BLUD RSUD Ragab Begawe Caram menerapkan sistem informasi


manajemen keuangan sesuai dengan kebutuhan praktik bisnis yang
sehat.
(2) Periode akuntansi meliputi masa satu tahun buku atau tahun
anggaran ,mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember;

Pasal 51
(1) Kebijakan akuntansi RSUD Ragab Begawe caram Kabupaten Mesuji
meliputi
a. Akuntansi Pendapatan
b. Akuntansi Belanja dan Beban
c. Akuntansi Aktiva
d. Akuntansi Kewajiban dan Pembiayaan dam
e. Akuntansi Ekuitas dan Koreksi kersalahan;
(2) Penyelenggara.an akuntansi dan laporan Keuangan sebagaimana
dirnaksud pada ayat (1), menggunakan basis akrual baik dalam
pengakuan pendapatan, biaya, aset, kewajiban dan ekuitas dana.

Pasal 52
(1) Kebijakan Akuntansi RSUD Ragab Begawe Caram Kabupaten Mesuji
sebagaimana dimaksud pada pasal (5) paling sedikit mencakup:
a. daftar rekening dan/atau daftar akun
b. Pengakuan;
c. Pengukuran;
d. Pengungkapan;
e. jurnal standar; dan
f. format laporan keuangan.
(2) Dalam rangka penyelenggaraan akuntansi dan pelaporan keuangan
berbasis akrual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (2),
Pemimpin BLUD RSUD Ragab Begawe Caram menyusun kebijakan
akuntansi yang berpedoman pada standar akuntansi sesuai jenis
layanannya
(3) Kebijakan akuntansi BLUD RSUD Ragab Begawe Caram sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), digunakan sebagai dasar dalam pengakuan
pengukura.n, penyajian dan penggunaan aset, kewajiban, ekuitas dana.

Bagian Kedua
Pelaporan dan Pertanggungjawaban

Pasal 53

(1) Leporan keuangan BLUD RSUD Ragab Begawe Caram terdiri dari :
a. laporan realisasi anggaran, Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
merupakan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) adalah Laporan yang
menyajikan ikhtisari sumber, alokasi, dan pemakai sumber daya
ekonomi yang dikelola, serta menggambarkan perbandingan antara
anggaran dan realisasinya dalam suatu periode pelaporan yang
terdiri dari unsur pendapatan dan belanja.
b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL) merupakan
tanggungan saldo yang berasal dari akumulasi SiLPA/SiKPA tahun-
tahun anggaran sebelumnya dan tahun berjalan serta penyesuaian
lain yang diperkenankan.
c. Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan
suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada
tanggal pelaporan. Neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas.
d. Laporan Operasional (LO) merupakan salah satu unsur laporan
keuangan yang menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang
menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh
pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan dalam satu periode pelaporan.
e. Laporan Arus Kas merupakan laporan yang menyajikan informasi
arus masuk dan keluar kas selama periode tertentu yang
diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset non-
keuangan, pembiayaan, dan non-anggaran. Laporan Arus Kas
menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi,
investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo
awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah
pusat/daerah selama periode tertentu.
f. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) merupakan laporan yang
menyajikan peningkatan maupun penurunan aktiva-aktiva bersih
atau kekayaan perusahaan selama periode tertentu yang didasarkan
prinsip-prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus
diungkapkan dalam laporan keuangan.
g. Catatan atas Laporan Keuangan merupakan salah satu unsur
laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penjelasan
atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan
dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan Laporan Arus
Kas (LAK) dalam rangka pengungkapan yang memadai.
(2) Laporan keuangan sebagaimana dirnaksud pada ayat (1), disetain
laporan kinerja yang berisi.kan iiformasi pencapaian hasil/keluaran
BLUD RSUD Ragab Begawe Caram
(3) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diaudit oleh
pemeriksa eksternal pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
Pasal 54

(1) BLUD RSUD Ragab Begawe caram menyusun dan menyampaikan


laporan operasional dan laporan arus kas kepada PPKD dalam kurun
waktu 3 (tiga) bulan paling lambat 15 (lima belas) hari setelah periode
pelaporan berakhir.
(2) Setiap akhir sernester dan tahunan BLUD RSUD Ragab Begawe caram
wajib menyusun dan menyampaiken laporan keuangan kepada PPKD
untuk dikonsolidasi.kan kedalam laporan keuangan Pemerintah Daerah,
paling lambat 1 (satu) bulan setelah periode pelaporan berakhir yang
terdiri
a. laporan realisasi anggaran;
b. laporan perubahan saldo anggaran lebih;
c. neraca;
d. laporan operasional;
e. laporan arus kas;
f. laporan perubahan ekuitas; dan
g. catatan atas laporan keuangan.

Pasal 54

Penyusunan laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat


(2), untuk kepentingan konsolidasi dilakukan berdasarkan Standar Akuntansi
Pernerintahan (SAP).

BAB Vill
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 55

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Bupati ini sepanjang
mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Direktur RSUD Ragab Begawe Caram

BAB IX
PENUTUP

Pasal 56

Peraturan Bupati ini berlaku sejak tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini, dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Mesuji

Ditetapkan di : Mesuji
Pada Tanggal: 2020
BUPATI MESUJI

SAPLY.TH
Diundangkan di : Mesuji
Pada tanggal : 2020
SEKERTARIS DAERAH
KABUPATEN MESUJI

SYAMSUDIN

BERITA DAERAH KABUPATEN MESUJI TAHUN 2020 NOMOR

Anda mungkin juga menyukai