4 Juli 2021
Chusnul Chotimah
KELOMPOK 7:
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM BERJUDUL :
PEMBUATAN NATA DE COCO
Oleh :
Kelompok 7
Telah diperiksa, diperbaiki, dan disetujui sesuai hasil praktikum atas saran dan
petunjuk dari asisten dan dosen pembimbing
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Dasar Teknik Kimia
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat Nya dan atas
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Mikrobiologi Industri
yang berjudul Pembuatan Nata de Coco.
Laporan praktikum ini dibuat untuk memenuhi tugas Praktikum Mikrobiologi
Industri. Di samping itu, kami juga berharap laporan praktikum ini mampu
memberikan kontribusi dalam menunjang pengetahuan para mahasiswa khususnya
dan pihak lain pada umumnya.
Dalam penyusunan laporan praktikum ini, kami tidak dapat menyelesaikan
dengan baik dan benar tanpa adanya bantuan dorongan dari berbagai pihak yang
berupa petunjuk, bimbingan, pengarahan, maupun fasilitas yang diperoleh. Untuk
itu pada kesempatan kali ini dengan segala kerendahan hati dan ketulusan hati,
penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Dian Yanuarita P., S.T., M.T. selaku dosen pengampu.
2. Asisten laboratorium Mikrobiologi Industri 2021.
3. Teman-teman yang membantu kami, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dalam menyelesaikan laporan praktikum ini.
Untuk lebih menyempurnakan laporan praktikum ini, kami memerlukan
kritik dan saran dari pembaca sehinga dapat digunakan untuk membantu
memperbaiki laporan praktikum ini. Akhir kata, kami mohon maaf apabila dalam
penyusunan laporan praktikum ini terdapat kesalahan dan harapan kami semoga
laporan praktikum ini dapat bemanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penyusun
ABSTRAK
Limbah air kelapa setiap harinya meningkat lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah
yang dimanfaatkan. Strategi yang dapat dilakukan adalah mengolah limbah air kelapa secar
sederhana melalui pembuatan nata de coco menggunakan starter bakteri Acetobacter xylinum yang
diperoleh dari ekstrak dan sari buah nanas serta biakan murni Acetobacter xylinum. Tujuan
percobaan mengetahui peran bakteri Acetobacter xylinum dalam proses fermentasi pembuatan nata
de coco, mengamati tekstur, aroma, rasa, warna, dan ketebalan nata de coco, mengukur pH dari nata
de coco. Metode percobaan dimulai dengan menyaring air kelapa kemudian dipanaskan. Air kelapa
ditambahkan gula sesuai variabel dan pupuk ZA 5 gram kemudian diaduk hingga homogen, lalu
didinginkan. Menambahkan asam cuka 3 mL diaduk hingga homogen. Menambahkan starter dan
dituangkan ke dalam loyang, kemudian ditutup dengan kertas koran dan diikat dengan karet.
Mengamati hasil nata selama 2 hari sekali dalam satu minggu. Hasil percobaan beberapa variabel
didapatkan hasil yang berbeda, hanya satu variabel yang berhasil. Hasil pengamatan pada nata de
coco yang berhasil didapatkan tekstur kenyal, warna putih, rasa hambar, aroma tidak berbau, pH 4,5
dan tingkat ketebalan yang maksimal diperoleh 1,38 cm pada konsentrasi starter 20 mL dengan
waktu fermentasi 8 hari. Rasa hambar pada nata de coco disebabkan karena aktivitas dari bakteri
yang diperoleh dari sari buah nanas kurang maksimal untuk menguraikan sukrosa pada air kelapa
kurang maksimal.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemanfaatan air kelapa di Indonesia masih jarang digunakan, banyak yang
terbuang percuma. Namun, akhir-akhir ini sudah ada upaya untuk mengolah air
kelapa menjadi suatu makanan/minuman ringan. Limbah air kelapa cukup baik
digunakan untuk substrat pembuatan nata de coco. Dalam air kelapa terdapat
berbagai nutrisi yang bisa dimanfaatkan bakteri penghasil nata de coco. Nutrisi
yang terkandung dalam air kelapa antara lain: sukrosa 1,28%, sumber mineral yang
beragam antara lain Mg2+ 3,54 gr/l serta menurut Lapus (Lapus et al., 1967) adanya
faktor pendukung pertumbuhan (growth promoting factor) merupakan senyawa
yang mampu meningkatkan pertumbuhan bakteri penghasil nata (Acetobacter
xylinum) (Misgiyarta, 2007).
Nata de Coco dihasilkan oleh spesies bakteri asam asetat pada permukaan
cairan yang mengandung gula, sari buah, atau ekstrak tanaman lain. Beberapa
spesies yang termasuk bakteri asam asetat dapat membentuk selulosa, namun
selama ini yang paling banyak digunakan adalah Acetobacter xylinum. Bakteri
Acetobacter xylinum termasuk genus Acetobacter (Ley & Frateur, 1974). Bakteri
Acetobacter xylinum bersifat gram negatif, aerob, berbentuk batang pendek atau
kokus (Forng et al., 1989). Adanya gula sukrosa dalam air kelapa akan
dimanfaatkan oleh Acetobacter xylinum sebagai sumber energi, maupun sumber
karbon untuk menghasilkan senyawa metabolit di antaranya adalah selulosa yang
menghasilkan nata de coco. Senyawa peningkat pertumbuhan mikroba (growth
promoting factor) akan meningkatkan pertumbuhan mikroba, sedangkan adanya
mineral dalam substrat akan membantu meningkatkan aktivitas enzim kinase dalam
metabolisme di dalam sel Acetobacter xylinum untuk menghasilkan selulosa
(Misgiyarta, 2007).
Pengolahan air kelapa menjadi nata de coco merupakan ide inovatif yang
dapat dijadikan alternatif agar tidak terjadi pembuangan air kelapa secara sia-sia.
Penggunaan nata de coco sebagai bahan campuran berbagai produk minuman saat
ini cukup digemari masyarakat. Nata de coco di pasaran pada umumnya berwarna
putih, bertekstur kenyal, dan tidak berasa. Sampai dengan saat ini belum banyak
produsen yang memproduksi nata de coco dengan penambahan pewarna baik itu
alami maupun pewarna buatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.4 Pupuk ZA
Penggunaan ZA dalam produk makanan seperti nata de coco tidak berbahaya
bagi kesehatan apabila senyawa yang digunakan adalah ZA food grade yang bisa
diperoleh dari toko bahan kimia, serta penggunaannya sesuai dengan ambang batas
maksimum yakni 0,5% dari seluruh bahan. Penggunaan urea dalam fermentasi nata
berperan sebagai sumber nitrogen bagi pertumbuhan bakteri. Urea dalam proses
fermentasi nata akan memberikan pengaruh terhadap ketebalan selulosa yang
terbentuk, semakin banyak urea yang ditambahkan maka selulosa yang terbentuk
dalam layer juga semakin besar. Menurut Hamad dan Kristiono (2013), pemberian
urea akan menghasilkan yield yang lebih besar dibandingkan tidak ditambah urea
yang berarti Acetobacter xylinum membutuhkan sumber nitrogen untuk biosintesis
selulosa.
Penggunaan ZA dalam produk makanan seperti nata de coco sebenarnya
tidak berbahaya bagi kesehatan apabila senyawa yang digunakan adalah ZA food
grade yang bisa diperoleh dari toko bahan kimia, serta penggunaannya sesuai
dengan ambang batas maksimum yakni 0,5% dari seluruh bahan. Namun faktanya,
masyarakat menganggap penggunaan pupuk urea sebagai sumber nitrogen bagi
media tumbuh Acetobacter xylinum adalah hal lazim. Dosis pemakaian seringkali
tidak memperhatikan batas aman, sehingga dikhawatirkan residu pupuk urea
berpotensi mencemari produk nata. Adanya berita penggrebekan dan penutupan
pabrik nata de coco di Sleman, Yogyakarta (Berita Yogya 29/3 2015) menjadi salah
satu contoh bagaimana masyarakat kurang peduli dengan ambang batas maksimum.
Penggunaan pupuk ZA dalam pembuatan nata de coco tentu tidak memenuhi
standar pangan karena urea tersebut lebih dikhususkan untuk pupuk tanaman, bukan
bahan makanan. Hasil penelitian Kholifah (2010) membuktikan bahwa nata de
coco mentah produksi petani yang beredar di pasaran ternyata masih ditemukan
adanya kandungan Cu, Zn dan Pb.
2.5 Gula
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan
komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk
kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis pada
makanan atau minuaman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari
sukrosa dengan enzim atau hiidrolisi asam), menyimpan energi yang akan
digunakan oleh sel. Gula sebagai sukrosa diperoleh dari nira, tebu, bit gula, atau
aren. Meskipun demikian, terdapat sumber-sumber gula minor lainnya, seperti
kelapa. Proses menghasilkan gula seperti ekstrasi (pemerasan) diikuti dengan
pemurnian melalui distilasi (penyulingan).
Penggunaan gula pada nata akan mempengaruhi proses fermentasi karena
gula merupakan sumber karbon bagi nata dan sebagian gula yang digunakan
tersebut akan disintesis menjadi selulosa dan asam. Air kelapa juga mengandung
sebagian nutrisi seperti karbon yang dibutuhkan dalam proses pembuatan nata de
coco. Menurut Yanti et al. (2017), banyaknya gula yang ada pada media fermentasi
akan mempengaruhi produksi nata, hal ini karena semakin banyak gula yang
digunakan maka selulosa ekstraseluler yang terbentuk dari pemecahan gula juga
semakin banyak.
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Skema Percobaan Pembuatan Nata de Coco
Air kelapa ditambahkan gula pasir sesuai variabel dan pupuk ZA 5 gram.
Pengaduk : 1 Buah
Saringan : 1 Buah
Karet : 7 Buah
Koran : 1 Buah
3.2.2 Bahan Percobaan
Air kelapa : 1 liter
Starter nata de coco : 20 mL
Pupuk ZA : 5 gram
Gula pasir : sesuai variabel
Asam cuka : sesuai variabel
Variabel
Tabel 3.1 Variabel Percobaan Nata de Coco
Bahan Variabel
Percobaan A B C D E
100 90 80 80 90
Gula
gram gram gram gram gram
Asam
25 mL 30 mL 35 mL 35 mL 30 mL
Cuka
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Variabel
No Analisis
A B C D E
Tidak
2. Aroma Asam Asam Asam Asam
Berbau
Ketebalan
5. 1,38 - 0,2 - -
(cm)
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pembahasan oleh Riza Andriani (Variabel A)
Nata adalah produk fermentasi oleh bakteri Acetobacter xylinum pada
substrat yang mengandung gula. Bakteri tersebut menyukai kondisi asam dan
memerlukan nitrogen untuk stimulasi aktivitasnya. Glukosa substrat sebagian
akan digunakan bakteri untuk aktivitas metabolisme dan sebagian lagi
diuraikan menjadi suatu polisakarida yang dikenal dengan extracelluler
selulose yang berbentuk gel. Polisakarida inilah yang dinamakan nata. Air
kelapa yang digunakan dalam pembuatan nata harus berasal dari kelapa yang
masak optimal tidak terlalu tua atau terlalu muda. Tujuan dari percobaan
pembuatan nata de coco yaitu mengetahui peran bakteri Acetobacter xylinum
dalam proses fermentasi pembuatan nata de coco, mengamati tekstur, aroma,
rasa, warna, dan ketebalan nata de coco, serta mengukur pH dari nata de coco.
Bahan tambahan yang diperlukan oleh bakteri antara lain karbohidrat
sederhana sumber nitrogen dan asam asetat. Produk bioselulosa hasil
fermentasi air kelapa dengan bakteri asam asetat yaitu Acetobacter xylinum.
Pada praktikum kali ini pembuatan nata de coco diawali dengan menyiapkan
alat dan bahan, kemudian mencuci bersih semua alat yang digunakan
kemudian merendamnya menggunakan air panas untuk mensterilkan alat.
Menyaring 1 liter air kelapa lalu dipanaskan hingga mendidih. Sebelum air
kelapa mendidih kemudian menambahkan 100 gram gula pasir dan 5 gram
pupuk ZA kemudian diaduk hingga homogen lalu didinginkan. Penambahan
gula dan pupuk ZA dimaksudkan untuk menambah ketersediaan sumber
karbon, nitrogen dan kondisi asam untuk mendukung pertumbuhan
Acetobacter xylinum.
Menambahkan 3 mL asam cuka dan mengaduknya hingga homogen,
penambahan asam asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH
dan menyesuaikan karakteristik bakteri Acetobacter xylinum. Menuangkan
larutan ke dalam loyang kemudian menambahkan 20 mL starter. Starter yang
digunakan untuk pembuatan nata dibuat dari sari buah nanas yang
sebelumnya telah diproses terlebih dahulu. Sari buah nanas berfungsi
sebagai pengganti bagi bakteri Acetobacter xylinum dan menuangkan starter
sari buah nanas ke dalam loyang secara merata kemudian menutup loyang
menggunakan kertas koran dan diikat dengan karet gelang, usahakan jangan
sampai goyang. Mengamati perubahan yang terjadi setiap dua hari selama
satu minggu.
Berdasarkan data pengamatan maka dapat dikatakan bahwa proses
pembuatan nata de coco tersebut berhasil karena telah terbentuk serat-serat
selulosa atau nata de coco. Mengukur ketebalan nata diperoleh sebesar 1,38
cm, berwarna putih, dan bertekstur kenyal. Nata tersebut tidak beraroma dan
memiliki rasa hambar. Berdasarkan uji keasaman pH yang diperoleh dari nata
tersebut yaitu 4,5 yang berarti sesuai dengan standar mutu nata de coco.
Selama pembuatan nata sebaiknya memperhatikan bahwa selama proses
pembentukan nata berlangsung harus menghindari gerakan atau goncangan
disekitar tempat fermentasi. Akibat dari gerakan atau goncangan akan
membuat lapisan nata yang telah terbentuk pecah.
4.3.2 Pembahasan oleh Wahyu Sandwi Vaggy (Variabel B)
Nata merupakan salah satu produk makanan organik yang memiliki
kandungan serat tinggi melalui fermentasi air kelapa oleh Acetobacter
xylinum. Tujuan dari percobaan pembuatan nata de coco yaitu mengetahui
peran bakteri Acetobacter xylinum dalam proses fermentasi pembuatan nata
de coco, mengamati tekstur, aroma, rasa, warna, dan ketebalan nata de coco,
serta mengukur pH dari nata de coco. Starter Acetobacter xylinum yang
bersifat aerob dan akan tumbuh optimum pada suhu 28ºC pada pH 3,5 sampai
7,5. Menurut Sihmawati et al. (2014), produksi nata dapat dipengaruhi oleh
suhu fermentasi, tingkat keasaman medium, sumber karbon, sumber nitrogen,
lama fermentasi, dan konsentrasi starter.
Pada praktikum pembuatan nata air kelapa merupakan bahan utama
yang digunakan untuk starter dengan penambahan bakteri Acetobacter
xylinum. Percobaan dimulai dengan menyaring air kelapa 1,5 liter lalu
dipanaskan hingga mendidih. Sebelum mendidih menambahkan 100 gram
gula pasir dan 5 gram pupuk ZA kemudian diaduk lalu didinginkan. Urea
dalam proses fermentasi nata akan memberikan pengaruh terhadap ketebalan
selulosa yang terbentuk, semakin banyak urea yang ditambahkan maka
selulosa yang terbentuk dalam layer juga semakin besar.
Acetobacter xylinum juga membutuhkan sumber nitrogen yang
diperoleh dari pupuk ZA untuk biosintesis selulosa. Penggunaan gula pada
nata akan mempengaruhi proses fermentasi karena gula merupakan sumber
karbon bagi nata dan sebagian gula yang digunakan tersebut akan disintesis
menjadi selulosa dan asam. Air kelapa juga mengandung sebagian nutrisi
seperti karbon yang dibutuhkan dalam proses pembuatan nata de coco.
Banyaknya gula yang ada pada media fermentasi akan mempengaruhi
produksi nata, hal ini karena semakin banyak gula yang digunakan maka
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan pembuatan nata de coco, yaitu :
1. Peran bakteri Acetobacter xylinum dalam pembuatan nata de coco adalah
menguraikan sukrosa pada gula yang terdapat dalam air kelapa menjadi
selulosa pada saat proses fermentasi dengan nutrien dan sumber energi
berupa karbon dan nitrogen melalui proses terkontrol.
2. Tektur yang dihasilkan cair, dengan aroma seperti asam, mempunyai warna
rata-rata kuning keruh dan bening, rasanya masam dan ketebalannnya
tidak ada.
3. pH yang didapatkan dari proses pembuatan nata de coco adalah 4,5 pada
variabel A, 3 pada variable C, dan 3,5 pada variable B, D, dan E.
5.2 Saran
Adapun saran dari percobaan pembuatan nata de coco, yaitu :
1. Aspek kerja aseptik dan aspek higienis harus sangat dijaga agar
pembuatan nata de coco tidak mengalami kegagalan.
4. Air kelapa yang digunakan sebaiknya yang masih fresh dan langsung
digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, M., Rahmiati, R., & Umrah, U. (2011). Pemanfaatan Limbah Cair Tahu
(Whey Tahu) Sebagai Media Tumbuh Acetobacter xylinum untuk
Memproduksi Nata. Biocelebes 5(2): 91-98.
Astawan M., 2004, Nata De Coco yang Kaya Serat, Kompas, 10 (klm 7‐8)
Fitria, A. 2010. Teknologi Pembuatan Nata de Coco. Bogor : Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.
Hamad A, Kristiono. 2013. Pengaruh penambahan sumber nitrogen terhadap
hasil fermentasi nata de coco. Momen. 9(1):62-65.
Hamad, A. dan Kristiono, K. (2013). Pengaruh Penambahan Nitrogen Terhadap
Hasil Fermentasi Nata de Coco. Majalah Ilmiah Momentum 9(1): 62-65.
Hamad, A. dan Kristiono, K. (2013). Pengaruh Penambahan Nitrogen Terhadap
Hasil Fermentasi Nata de coco. Majalah Ilmiah Momentum 9(1): 62-65.
Hamad, A., Andriyani, N. A., Wibisono, H. & Sutopo, H. 2011. Pengaruh
Penambahan Sumber Karbon Terhadap Kondisi Fisik Nata de Coco. Techno,
Jurnal Ilmu Teknik, 12.
Indiarti, L., dan Rahmini, E., 2008. Pengaruh Penambahan Gula dan Amonium
Sulfat Pada Medium Kulit Pisang Terhadap Pertumbuhan dan Sifat Mekanik
Bioselulosa. Majalah Polimer Indonesia Vol.11 No.1
Kholifah, S. 2010. Pengaruh Penambahan Pupuk Za Dan Gula Terhadap
Karakteristik Fisik, Organoleptic Dan Kandungan Logam Nata de Coco.
IPB-BOGOR
Latumahina, M., Awan, A., & Rumahlatu, D. (2017). Pengaruh Suhu dan Lama
Fermentasi Terhadap Uji Organoleptik pada Pembuatan Nata Buah Enau
(Areng pinNata Merr). BIOPENDIX: Jurnal Biologi, Pendidikan dan
Terapan 4(1): 29-37.hamad
Majesty, J., Argo, B.D., dan Nugroho, W.A. 2015. Pengaruh Penambahan Sukrosa
dan Lama Fermentasi terhadap Kadar Serat Nata dari Sari Nanas (Nata de
Pina). Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. Vol.3. No.1.
Februari 2015. Hal. 80-85
6(2):13.
Melliawati, R., & Djohan, A. C. (2013). Analisis Karboksimetil Selulosa dari
Bakteri Acetobacter xylinum dan Acetobacter sp. RMG-2. Berita Biologi
12(3): 335-344.
Mesomya, W., Pakpeankitvatana, V., KOmindr, S., Leelahakul, P., Cuptapun, Y.,
Hengsawadi, D., Tammarate, P., & Tangkanakul, P. (2006). Effect of Health
Food from Cereal and Nata de coco on Serum Lipids in Human. Journal of
Nutraceutical and Fumetional Food 28(1): 23-28.
Pambayun, R. Teknologi Pengolahan Nata de Coco. Yogyakarta: Kanisius, 2002.
Pambayun, Rindit. 2006. Teknologi Pengolahan Nata de Coco. Yogyakarta :
Kanisius.
Pramesti, N. 2007. Pemanfaatan Air Kelapa Sebagai Media Pertumbuhan
Mikroalga Tetraselmissp. Lampung : FMIPA Universitas Lampung.
Rizal HM, Pandiangan DM, Saleh A. 2013. Pengaruh penambahan gula, asam
asetat, dan waktu fermentasi terhadap kualitas nata de coco. J Tek
Kim.19(1):34-39.
Rizal, H. M., & dkk. (2013). Pengaruh Penambahan Gula, Asam Asetat dan Waktu
Fermentasi terhadap Kualitas Nata de Corn. Jurnal Teknik Kimia, No1.
Vol19.
Rochinta, D. 2012 . Pembuatan Nata de Coco. Bandung : Jurusan Pendidikan
Biologi FMIPA IKIP Bandung.
Sari, M.T.I.P. 2014. Pengaruh Penambahan Ekstrak Daun dan Bubuk Teh, Kopi
dan Coklat Terhadap Fermentasi Nata de Coco. Jurnal Biologi Universitas
Andalas 3(3):202-206
Setiaji B , A. Setyopratiwi dan N. Cahyandaru. 2002. Peningkatan nilai tambah
krim santan kelapa limbah pembuatan minyak kelapa sebagai substrat Nata
de Coco. Indonesian Journal of Chemistry 2(3):167-172.
Sihmawati, R. R., Oktoviani, D, & Wardah. (2014). Aspek Mutu Produk Nata de
Coco Dengan Penambahan Sari Buah Mangga. HEURISTIC: Jurnal Teknik
Industri 11(2): 63-74
Sihmawati, R. R., Oktoviani, D, & Wardah. (2014). Aspek Mutu Produk Nata de
coco Dengan Penambahan Sari Buah Mangga. HEURISTIC: Jurnal Teknik
LAMPIRAN
A. Gambar Percobaan
1. Gambar Percobaan oleh Riza Andriani (Variabel A)
No Keterangan Hasil
No Keterangan Hasil
No Keterangan Hasil
No Keterangan Hasil
No Keterangan Hasil
Chusnul Chotimah
ABSTRAK, DAFTAR ISI, BAB I,
2. 2 Juli 2021 BAB, II, BAB III
Chusnul Chotimah
Chusnul Chotimah
Chusnul Chotimah
5.
6.
7.
8.