Anda di halaman 1dari 23

Kurikulum 2013 Revisi

Kelas XI
F IS IK A
Elastisitas dan Hukum
Hooke

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.


1. Memahami sifat elastisitas bahan dan batasannya.
2. Dapat menentukan tegangan, regangan, dan modulus elastisitas suatu bahan.
3. Memahami Hukum Hooke dan aplikasinya.
4. Memahami hubungan antara tetapan gaya dan modulus elastisitas.
5. Memahami susunan pegas dan aplikasinya.
6. Dapat menentukan energi potensial suatu pegas.

A. Sifat Elastisitas Bahan dan Batasannya


1. Sifat Elastisitas Bahan
Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera
setelah gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan gambar berikut.

Gambar 1. (a) Keadaan awal tali busur, (b) keadaan tali busur ketika ditarik, dan (c) keadaan tali busur
setelah gaya tarik dihilangkan
Pada Gambar 1, terlihat bahwa keadaan awal tali busur sebelum ditarik dan keadaan
akhir tali busur setelah gaya tariknya dihilangkan adalah sama. Dengan demikian, tali
busur termasuk bahan elastis. Kebalikan dari elastis adalah plastis. Plastis merupakan
sifat suatu bahan yang tidak bisa kembali ke bentuk awalnya setelah gaya luar yang
diberikan pada bahan tersebut dihilangkan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar
berikut.

Gambar 2. (a) Keadaan awal plastisin, (b) keadaan plastisin ketika ditarik, dan (c) keadaan plastisin
setelah gaya tarik dihilangkan

Pada Gambar 2, terlihat bahwa keadaan awal plastisin sebelum ditarik dan keadaan
akhir plastisin setelah gaya tariknya dihilangkan adalah tidak sama. Dengan demikian,
plastisin termasuk bahan plastis.

2. Batas Elastisitas
Elastisitas setiap benda memiliki batas-batas tertentu. Jika benda elastis diberikan
gaya terus-menerus, benda tersebut mungkin saja tidak dapat kembali 100% ke
bentuk awalnya. Hal ini disebabkan karena benda mengalami kelelahan (fatigue).

Elastisitas suatu benda berkaitan dengan gaya yang diberikan pada benda tersebut.
Jika gaya yang diberikan kurang dari batas elastisitasnya, benda akan kembali ke
bentuk semula saat gayanya dihilangkan. Sementara itu, jika gaya yang diberikan
lebih dari batas elastisitasnya, benda tidak akan kembali ke bentuk semula saat
gayanya dihilangkan. Dengan kata lain, bentuk benda akan berubah secara permanen.
Perhatikan grafik berikut.

Gambar 3. Grafik gaya terhadap pertambahan panjang benda

Elastisitas dan Hukum Hooke 2


Grafik ini juga menggambarkan hubungan antara tegangan dan regangan.

Gambar 4. Grafik tegangan terhadap regangan

Benda bersifat elastis dari titik O sampai titik B. Titik A merupakan batas Hukum
Hooke yang berarti pada titik O sampai titik A, Hukum Hooke masih berlaku. Hukum
Hooke berlaku jika perbandingan gaya dan pertambahan panjang bernilai konstan.
Sementara itu, titik A sampai titik B menunjukkan bahwa benda mengalami kelelahan
atau fatigue. Dari titik B sampai titik D, benda bersifat plastis. Pada titik ini, benda
tidak akan kembali ke bentuk semula saat gaya yang diberikan dihilangkan. Titik C
adalah titik tekuk, yaitu keadaan di mana hanya dibutuhkan gaya tarik yang kecil
untuk membuat pertambahan panjang yang besar. Titik E merupakan titik patah. Jika
tegangan yang diberikan mencapai titik E, benda akan putus atau patah.

Contoh Soal 1

Perhatikan grafik hubungan gaya tarik F terhadap pertambahan panjang Δx pada suatu
pegas berikut ini.

Berdasarkan grafik tersebut, pegas akan bersifat elastis dan memenuhi Hukum Hooke
jika gaya tariknya sebesar … dengan nilai konstanta ….
A. 0 sampai 12 N; 2 N/cm
B. 0 sampai 8 N; 4 N/cm

Elastisitas dan Hukum Hooke 3


C. 8 sampai 16 N; 2 N/cm
D. 4 sampai 16 N: 4 N/cm
E. 0 sampai 4 N; 3 N/cm

Pembahasan:

Perhatikan grafik berikut.

Pegas akan bersifat elastis jika masih di dalam ruang deformasi elastis dan akan
memenuhi Hukum Hooke jika perbandingan perubahan gaya dan pertambahan panjang
pegas bernilai konstan. Perhatikan bahwa:
4
k1 = = 2 N/cm
2
8
k2 = = 2 N/cm
4
12
k3 = = 2 N/cm

16 4
k4 = = N/cm (sudah tidak konstan lagi)
12 3
Jadi, pegas akan bersifat elastis dan memenuhi Hukum Hooke jika gaya tariknya sebesar
0 sampai 12 N dengan nilai konstanta 2 N/cm.

Jawaban: A

Contoh Soal 2

Perhatikan grafik hubungan gaya tarik F terhadap pertambahan panjang Δx pada suatu
pegas berikut ini.

Elastisitas dan Hukum Hooke 4


Berdasarkan grafik tersebut, pegas akan rusak dan tidak dapat digunakan lagi jika gaya
tariknya sebesar ….
A. 0 sampai 8 N
B. 0 sampai 16 N
C. lebih dari 16 N
D. kurang dari 12 N
E. lebih dari 12 N

Pembahasan:

Perhatikan grafik berikut.

Pegas tidak akan kembali ke bentuk semula jika sudah berada dalam ruang deformasi
plastis. Pada ruang ini, benda elastis akan berubah menjadi benda plastis karena gaya
yang diberikan melewati batas elastisitas benda tersebut. Sementara itu, pegas akan
rusak dan tidak dapat digunakan lagi jika gaya yang diberikan melebihi titik patahnya.
Berdasarkan grafik, titik patah pegas tersebut adalah 16 N.

Jadi, pegas akan rusak dan tidak dapat digunakan lagi jika gaya tariknya lebih dari 16 N.

Jawaban: C

B. Tegangan, Regangan, dan Modulus Elastisitas


1. Tegangan
Tegangan adalah besarnya gaya yang diberikan oleh molekul-molekul per satuan
luas penampang benda. Perhatikan gambar berikut.

Gambar 5. Kawat dengan luas penampang A yang ditarik dengan gaya F

Elastisitas dan Hukum Hooke 5


Besarnya tegangan yang dialami oleh suatu benda dapat dituliskan dengan
persamaan berikut.

F
σ=
A

Keterangan:
σ = tegangan (N/m2);
F = gaya tarik (N); dan
A = luas penampang benda (m2).

Tegangan dapat dianggap sebagai gangguan luar yang memberikan dampak pada
benda.

2. Regangan
Regangan adalah perbandingan antara pertambahan panjang suatu benda dan
panjang awalnya. Besarnya regangan yang dialami oleh suatu benda dapat dituliskan
dengan persamaan berikut.

Δl
e=
l

Keterangan:
e = regangan;
∆l = pertambahan panjang benda (m); dan
l = panjang awal benda (m).

Regangan dapat dianggap sebagai akibat yang ditimbulkan oleh adanya tegangan.

3. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas atau modulus Young adalah ukuran ketahanan suatu benda
terhadap perubahan panjangnya ketika diberikan gaya. Perhatikan grafik berikut.

Gambar 6. Grafik elastisitas suatu benda

Elastisitas dan Hukum Hooke 6


Perbandingan antara tegangan dan regangan yang ditunjukkan oleh kemiringan OA
(tan θ) bernilai konstan. Konstanta inilah yang dikenal dengan modulus elastisitas
atau modulus Young. Modulus elastisitas dapat dituliskan dalam persamaan berikut.

σ
E=
e

Keterangan:
E = modulus elastisitas atau modulus Young (N/m2);
σ = tegangan (N/m2); dan
e = regangan.

Persamaan tersebut dapat diuraikan lebih lanjut menjadi seperti berikut.

F
A   atau  E Fl
=E =
Δl AΔl
l

Tabel berikut ini merupakan nilai modulus elastisitas dari berbagai zat.

Modulus Elastis
Zat
E (N/m2)

Besi 100 x 109

Baja 200 x 109

Perunggu 100 x 109

Aluminium 70 x 109

Beton 20 x 109

Batu bara 14 x 109

Marmer 50 x 109

Granit 45 x 109

Kayu (pinus) 10 x 109

Nilon 5 x 109

Tulang muda 15 x 109

Elastisitas dan Hukum Hooke 7


Contoh Soal 3

Seutas kawat logam memiliki jari-jari 0,7 cm dengan panjang 15,4 cm. Ketika pada kawat
digantungkan sebuah beban yang massanya 0,1 kg, kawat tersebut bertambah panjang
0,02 cm. Modulus Young kawat tersebut adalah …. (g = 10 m/s2)
A. 1 × 106 N/m2
B. 2 × 106 N/m2
C. 3 × 106 N/m2
D. 4 × 106 N/m2
E. 5 × 106 N/m2

Pembahasan:

Diketahui:
r = 0,7 cm = 0,7 × 10−2 m
l = 15,4 cm = 0,154 m
m = 0,1 kg
∆l = 0,02 cm = 0,02 × 10−2 m
g = 10 m/s2

Ditanya: E = …?

Dijawab:
Modulus Young dapat dirumuskan sebagai berikut.
Fl
E=
AΔl
mgl
=
π r 2 Δl
0,1 × 10 × 0,154
=
22
× 0,7 × 10−2 × 0,7 × 10−2 × 0,02 × 10 −2
7
0,154
=
0,0308 × 10 −6

= 5 × 106 N/m2

Jadi, modulus Young kawat tersebut adalah 5 × 106 N/m2.

Jawaban: E

Elastisitas dan Hukum Hooke 8


Contoh Soal 4

Seutas kawat memiliki jari-jari 0,7 cm. Panjang kawat tersebut sebelum diberikan gaya
adalah 15,4 cm. Kemudian, pada kawat digantungkan sebuah beban yang massanya
0,1 kg sehingga kawat bertambah panjang 0,02 cm. Regangan yang timbul pada kawat
tersebut adalah …. (g = 10 m/s2)
A. 0,013
B. 0,0013
C. 0,031
D. 0,0031
E. 0,01

Pembahasan:

Diketahui:
r = 0,7 cm = 0,7 × 10−2 m
l = 15,4 cm = 0,154 m
m = 0,1 kg
∆l = 0,02 cm = 0,02 × 10−2 m
g = 10 m/s2

Ditanya: e = …?

Dijawab:
Regangan dapat dirumuskan sebagai berikut.

Δl
e  =
l
0,02 × 10 −2
 =
0,154
= 0,0013

Jadi, regangan yang timbul pada kawat tersebut adalah 0,0013.

Jawaban: B

Elastisitas dan Hukum Hooke 9


C. Hukum Hooke

Pada tahun 1678, seseorang bernama Robert Hooke menyatakan


bahwa apabila pegas ditarik dengan suatu gaya tanpa melampaui
batas elastisitasnya, pada pegas akan bekerja gaya pemulih
yang sebanding dengan pertambahan panjang pegas, tetapi
berlawanan dengan arah gerak benda. Pernyataan ini dikenal
dengan sebutan Hukum Hooke. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
Gambar 7. Robert Hooke gambar berikut.

Gambar 8. (a) Pegas diregangkan sejauh Δx, (b) pegas tertekan sejauh Δx, dan (c) pegas dalam posisi
setimbang

Gambar 8(a) menunjukkan saat pegas ditarik ke kanan dengan gaya F, pegas akan
mengalami gaya pemulih (Fp) yang arahnya ke kiri. Gaya pemulih tesebut menyebabkan
pegas kembali ke posisi awalnya setelah gaya F dihilangkan. Gaya F dan Fp memiliki nilai
yang sama karena merupakan pasangan gaya aksi-reaksi. Gambar 8(b) menunjukkan
saat pegas ditekan oleh gaya F, pegas akan mengalami gaya pemulih (Fp) yang arahnya
ke kanan. Gaya pemulih tesebut menyebabkan pegas kembali ke posisi semula setelah
gaya F dihilangkan. Sementara Gambar 8(c) menunjukkan ketika pegas tidak diberikan
gaya (baik ditarik maupun ditekan), pegas tetap dalam posisi setimbang. Pada posisi
tersebut, pegas tidak mengalami gaya pemulih. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa gaya pemulih (Fp) memiliki arah yang berlawanan dengan gaya F yang diberikan
pada pegas. Gaya pemulih dapat dirumuskan sebagai berikut.

Fp = −k∆x

Keterangan:
Fp = gaya pemulih (N);
k = tetapan pegas (N/m); dan
∆x = pertambahan panjang pegas (m).

Elastisitas dan Hukum Hooke 10


Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya pemulih berlawanan arah dengan gaya yang
diberikan pada pegas. Gaya yang diberikan pada pegas (F) dapat dirumuskan sebagai
berikut.

F = kΔx

Contoh Soal 5

Sebuah pegas memiliki panjang 30 cm. Pegas tersebut digantung secara vertikal dan
bertambah panjang menjadi 35 cm saat diberikan beban seberat 20 N. Konstanta pegas
tersebut adalah ….
A. 100 N/m
B. 200 N/m
C. 300 N/m
D. 400 N/m
E. 500 N/m

Pembahasan:

Diketahui:
x0 = 30 cm
x1 = 35 cm
∆x = x1 − x0 = (35 − 30) cm = 5 cm = 5 × 10−2 m
F = 20 N

Ditanya: k = …?

Dijawab:
Gaya yang diberikan pada pegas dirumuskan sebagai berikut.
F = k Δx
F
⇔k=
Δx
20
⇔k=
5 × 10−2
⇔k=
400 N/m

Jadi, konstanta pegas tersebut adalah 400 N/m.

Jawaban: D

Elastisitas dan Hukum Hooke 11


Contoh Soal 6

Sebuah pegas dengan panjang 50 cm memiliki konstanta sebesar 600 N/m. Saat pegas
ditarik dengan suatu gaya tertentu, panjangnya menjadi 80 cm. Besar gaya tarik yang
diberikan pada pegas tersebut adalah ….
A. 60 N
B. 120 N
C. 180 N
D. 200 N
E. 240 N

Pembahasan:

Diketahui:
xo = 50 cm = 0,5 m
k = 600 N/m
x1 = 80 cm = 0,8 m
∆x = x1 − xo = (0,8 − 0,5) m = 0,3 m

Ditanya: F = …?

Dijawab:
Gaya yang diberikan pada pegas dirumuskan sebagai berikut.
F = k∆x
= 600 × 0,3
= 180 N

Jadi, besar gaya tarik yang diberikan pada pegas tersebut adalah 180 N.

Jawaban: C

D. Hubungan antara Tetapan Gaya dan Modulus Elastisitas


Pada materi sebelumnya, kamu sudah mengetahui cara menentukan tetapan gaya
pada pegas (k) dengan Hukum Hooke. Selain itu, kamu juga sudah mengetahui bahwa
setiap benda elastis memiliki sifat elastis jika gaya yang diberikan tidak melampaui batas
elastisitasnya. Sekarang, kita akan menentukan hubungan antara tetapan gaya dan
modulus elastisitas. Modulus elastisitas dapat dituliskan dengan persamaan sebagai
berikut.

Fl
E=
AΔl

Elastisitas dan Hukum Hooke 12


Persamaan tersebut dapat diubah menjadi sebagai berikut.

EAΔl ... (1)


F=
l

Dari Hukum Hooke, diketahui:

F = k∆x ... (2)

Jika persamaan (1) disubtitusikan ke dalam persamaan (2), akan diperoleh persamaan
sebagai berikut.
EAΔl
= k Δx
l

Oleh karena x dan l memiliki makna yang sama yaitu panjang, maka persamaannya
dapat diubah menjadi sebagai berikut.
EAΔl
= k Δl
l
EA
=k
l

Dengan demikian, hubungan antara tetapan gaya dan modulus elastisitas dapat
dituliskan sebagai berikut.

EA
k=
l

Contoh Soal 7

Seutas kawat dengan panjang 40 cm memiliki tetapan gaya sebesar 4 × 10−3 N/m. Jika
luas penampang kawat tersebut 1 mm2, nilai modulus elastisitasnya adalah ….
A. 100 N/m2
B. 400 N/m2
C. 900 N/m2
D. 1.600 N/m2
E. 2.500 N/m2

Elastisitas dan Hukum Hooke 13


Pembahasan:

Diketahui:
l = 40 cm = 0,4 m
k = 4 × 10−3 N/m
A = 1 mm2 = 1 x 10−6 m2

Ditanya: E = …?

Dijawab:
Hubungan antara tetapan gaya dan modulus elastisitas dapat dituliskan sebagai berikut.
EA
k=
l
E × 1 × 10−6
⇔ 4 × 10−3   =
0, 4
1.600 N/m2
⇔E =

Jadi, nilai modulus elastisitasnya adalah 1.600 N/m2.

Jawaban: D

Contoh Soal 8

Sebatang kawat baja memiliki luas penampang 0,2 cm2 dan panjang 20 m. Jika modulus
elastisitas kawat baja adalah 2 × 1011 N/m2, tetapan gaya kawat baja tersebut adalah ….
A. 1 × 105 N/m
B. 2 × 105 N/m
C. 3 × 105 N/m
D. 4 × 105 N/m
E. 5 × 105 N/m

Pembahasan:

Diketahui:
A = 0,2 cm2 = 0,2 × 10−4 m2
l = 20 m
E = 2 × 1011 N/m2

Ditanya: k = …?

Dijawab:
Hubungan antara tetapan gaya dan modulus elastisitas dapat dituliskan sebagai berikut.

Elastisitas dan Hukum Hooke 14


EAEA
k=
k=
l l
11 11 −4 −4
2 ×210
× 10 × ×0,20,2 ×  10
 ×  10    
==
2020
6 6
4 4× ×
1010   
==
2020
5 5
= =2 2
××1010 N/m
N/m

Jadi, tetapan gaya kawat baja tersebut adalah 2 × 105 N/m.

Jawaban: B

E. Susunan Pegas
Pegas dapat disusun dengan berbagai jenis susunan, yaitu seri, paralel, maupun
campuran. Setiap jenis susunan tentu saja memiliki kekhasan masing-masing. Untuk
memahaminya, perhatikan penjelasan berikut.

1. Susunan Seri Pegas

Gambar 9. Susunan seri pegas

Jika pegas disusun secara seri, gaya yang dialami setiap pegas akan sama. Berdasarkan
Hukum Hooke, gaya yang dialami pegas adalah sebagai berikut.

F = kΔx

Dari persamaan tersebut, pertambahan panjang pegas dapat dinyatakan sebagai


berikut.
F
Δx =
k

Elastisitas dan Hukum Hooke 15


Pertambahan panjang total pegas (∆xtot) yang disusun secara seri merupakan jumlah
pertambahan panjang setiap pegasnya. Ini berarti:

Δxtot = Δx1 + Δx2

F F
= +  
k1 k2

1 1
= F + 
 k1 k2 
 1 
= F  
 kseri 

Berdasarkan persamaan tersebut, dapat diketahui bahwa tetapan gaya pegas yang
disusun secara seri dapat dirumuskan sebagai berikut.

1 1 1
= + +…
kseri k1 k2

2. Susunan Paralel Pegas

Gambar 10. Susunan paralel pegas

Jika pegas disusun secara paralel, pertambahan panjang yang dialami setiap pegas
akan sama. Berdasarkan Hukum Hooke, gaya yang dialami pegas adalah sebagai
berikut.

F = k∆x

Gaya total pegas (Ftot) yang disusun secara paralel merupakan jumlah gaya yang
dialami setiap pegasnya. Ini berarti:

Elastisitas dan Hukum Hooke 16


Ftot = F1 + F2
⇔ kparalel ∆x = k1 ∆x + k2 ∆x
⇔ kparalel ∆x = (k1 + k2)∆x
⇔ kparalel = (k1 + k2)

Berdasarkan persamaan tersebut, dapat diketahui bahwa tetapan gaya pegas yang
disusun secara paralel dapat dituliskan sebagai berikut.

kparalel = k1 + k2 + ...

Contoh Soal 9

Soal HOTS

Perhatikan gambar berikut.

Nilai k1, k2, k3, k4, dan k5 berturut-turut adalah 1 N/cm, 2 N/cm, 3 N/cm, 4 N/cm, dan
2 N/cm. Jika pertambahan panjang pada pegas 4 sebesar 3 cm, gaya yang bekerja pada
pegas 1 adalah ….
A. 1 N
B. 3 N
C. 5 N
D. 7 N
E. 9 N

Elastisitas dan Hukum Hooke 17


Pembahasan:

Diketahui:
k1 = 1 N/cm
k2 = 2 N/cm
k3 = 3 N/cm
k4 = 4 N/cm
k5 = 2 N/cm
∆x4 = 3 cm

Ditanya: F1 = …?

Dijawab:
Perhatikan gambar berikut.

kP1= k1 + k2 + k3
=1+2+3
= 6 N/cm

kP2= k4 + k5
=4+2
= 6 N/cm

Oleh karena pertambahan panjang pegas pada rangkaian paralel adalah sama, maka
∆x4 = ∆xP2 = 3 cm. Ini berarti:
FP2 = kP2 ∆xP2
=6×3
= 18 N

Oleh karena besar gaya tarik yang dialami pegas pada rangkaian seri adalah sama, maka
FP2= FP1 = 18 N. Ini berarti:

Elastisitas dan Hukum Hooke 18


FP1 = kP1 ∆xP1
⇔ 18 = 6∆xP1
⇔ ∆xP1 = 3 cm

Perhatikan bahwa ∆xP1 = ∆x1. Ini berarti:


F1 = k1 ∆x1
=1×3
=3N

Jadi, gaya yang bekerja pada pegas 1 adalah 3 N.

Jawaban: B

Contoh Soal 10

Soal HOTS

Perhatikan gambar berikut.

Ketiga pegas tersebut identik dengan konstanta sebesar 3.000 N/m. Pegas-pegas
tersebut diberi beban sehingga panjangnya bertambah 18 cm. Pertambahan panjang
pada pegas 2 adalah ….
A. 3 cm
B. 6 cm
C. 9 cm
D. 12 cm
E. 15 cm

Pembahasan:

Diketahui:
k1 = k2 = k3 = 3.000 N/m
∆xtot = 18 cm = 0,18 m

Elastisitas dan Hukum Hooke 19


Ditanya: ∆x2 = …?

Dijawab:
Pada rangkaian seri, berlaku:

1 1 1 1
= + +
kseri k1 k2 k3

1 1 1 1
⇔ = + +
kseri 3.000 3.000 3.000

1 3
⇔ =
kseri 3.000

3.000
⇔ kseri =
3
⇔ kseri =
1.000 N/m

Ini berarti, gaya total pada rangkaian seri tersebut adalah sebagai berikut.
Ftot = k∆xtot
= 1.000 × 0,18
= 180 N

Oleh karena rangkaiannya seri, maka gaya total sama dengan gaya yang dialami setiap
pegas. Dengan demikian, diperoleh:
F2 = k2 ∆x2
⇔ 180 = 3.000 × ∆x2
⇔ ∆x2 = 0,06 m
⇔ ∆x2 = 6 cm

SUPER "Solusi Quipper"

Oleh karena pegasnya identik, maka pertambahan panjang untuk setiap pegasnya
adalah sama. Ini berarti:

Δx
Δx2 = tot
n
0,18
=
3
= 0,06 m
=6 m

Jadi, pertambahan panjang pada pegas 2 adalah 6 cm.

Jawaban: B

Elastisitas dan Hukum Hooke 20


F. Energi Potensial Pegas
Energi potensial pegas adalah energi yang dimiliki pegas saat teregang atau tertekan.
Energi ini diperlukan agar pegas dapat kembali ke posisi semula jika gaya luarnya
dihilangkan. Besarnya energi potensial pegas dapat dihitung dengan rumus berikut.

1
Ep
= F Δx
2
1
Ep
= k Δx 2
2

Keterangan:
Ep = energi potensial pegas (J);
k = tetapan gaya pegas (N/m); dan
Δx = pertambahan panjang pegas (m).

Contoh Soal 11

Sebuah pegas memiliki panjang awal 1 meter dengan konstanta pegas 200 N/m. Pada
pegas tersebut digantungkan sebuah beban sebesar F. Jika energi potensial pegas adalah
0,04 J, pertambahan panjang pegas tersebut adalah ….
A. 0,02 cm
B. 0,2 cm
C. 2 cm
D. 20 cm
E. 200 cm

Pembahasan:

Diketahui:
xo = 1 m
k = 200 N/m
Ep = 0,04 J

Ditanya: ∆x = …?

Dijawab:
Berdasarkan rumus energi potensial pegas, diperoleh:

Elastisitas dan Hukum Hooke 21


1
E=
p
k Δx 2
2
1
⇔ 0,04=
2
( 200 ) Δx 2
0,04
⇔ Δx 2
=
100
⇔ Δx 2= 4 × 10−4

x
⇔ Δ= 4 × 10−4

⇔ Δx = 2 × 10−2  m

⇔ Δx =2 cm

Jadi, pertambahan panjang pegas tersebut adalah 2 cm.

Jawaban: C

Contoh Soal 12

Perhatikan grafik berikut.

Grafik tersebut menunjukkan hubungan antara gaya tarik dan pertambahan panjang
pegas dalam sebuah percobaan. Energi potensial di titik B adalah ….
A. 0,2 J
B. 0,3 J
C. 0,4 J
D. 0,6 J
E. 0,9 J

Pembahasan:

Diketahui:
FA = 20 N
∆xA = 4 cm = 0,04 m
FB = 30 N
∆xB = 6 cm = 0,06 m

Elastisitas dan Hukum Hooke 22


Ditanya: EpB = …?

Dijawab:
Mula-mula, tentukan konstanta pegasnya.
FA = k∆xA
⇔ 20 = k × 0,04
⇔ k = 500 N/m

Kemudian, gunakan rumus energi potensial pegas berikut.


1
E=
pB
k ΔxB 2
2
1
( 500 )( 0,06 )
2
=
2
= 0,9  J

Selain dengan cara tersebut, energi potensial di titik B juga dapat ditentukan dengan
rumus berikut.
1
E=
pB
F Δx
2 B B
1
= × 30 × 0,06
2
= 0,9  J

Jadi, energi potensial di titik B adalah 0,9 J.

Jawaban: E

Elastisitas dan Hukum Hooke 23

Anda mungkin juga menyukai