Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“KANDUNGAN ALKALOID PADA TANAMAN


SRIKAYA”
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Satuan Proses
Dosen Pengampu : Elia Yuswita, S.TP., M. Si.

Asri Rubiyanti
B.1810321

TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS ILMU PANGAN HALAL
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman srikaya tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1000 m


dibawah permukaan laut, terutama pada tanah-tanah berpasir sampai tanah-tanah
lempung berpasir dan dengan sistem drainase yang baik pada pH 5,5-7,4.
Tumbuhan ini menyukai iklim panas, tidak terlalu dingin atau banyak hujan.
Tumbuh baik pada berbagai kondisi tanah yang tergenang dan beradaptasi baik
terhadap iklim lembap dan panas. Tumbuhan ini tahan kekeringan dan akan tumbuh
subur bila mendapatkan pengairan yang cukup (Sastrahidayat dan Soemarno,
1991).

Habitat asli srikaya berasal dari daerah tropis di Amerika, Karibia, Jamaika,
India dan Pakistan. Buah ini ditemukan oleh para pelaut pengelana dariEropa. Oleh
pelaut Inggris dinamai sugar apple ataucustard apple, yang berartirasanya seperti
puding (custard) yang berbentuk seperti buah apel (Holistic Health Solution, 2012).

Buah tropis ini memiliki banyak nama, tergantung asalnya. Di Surabaya,


ada yang menyebut buah ini dengan namamenuoataumenung. Orang Malaysia
menyebutnya serikaya. Di Guatemala, namanyacherimoya. Di India disebutSharifa,
di Thailand noinah, mangcau ta di Kamboja, fan li chi di China, sweetsop di Karibia
dansugar Apple di Amerika (Soedarso, 2012).

Buah ini mirip dengan sirsak, berbentuk bulat atau kerucut, berdiameter 6-
10 cm, dan beratnya sekitar 100-230 gram. Kulitnya berwarna hijau dengan
permukaan berbenjol-benjol dan bermata banyak, menyerupai sisik. Bila telah
masak, kulit buahnya akan mengilap dan sisiknya merenggang.

1
Daging buah srikaya berwarna putih sampai agak kuning, berbiji banyak
dengan susunan biji berjarak dan berderet. Aromanya berbau manis, saat dimakan
terasa sedikit berbulir, licin, manis, dan lembut (Holistic Health Solution, 2012).

Srikaya (Annona squamosa L.) diklasifikasikan sebagai berikut :


Kingdom : Plantae
Divisi: Spermatophyta
Kelas: Dicotyledoneae
Ordo : Ranales
Famili: Annonaceae
Genus : Annona
Spesies: Annonasquamosa L.
Nama lokal : Srikaya
(Sunarjono, 2005)

1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana morfologi tanaman srikaya?
2. Kandungan alkaloid tipe apa yang terdapat pada tanaman srikaya?
3. Perubahan komponen kimia yang terjadi?

1.3.Tujuan
1. Mengetahui morfologi tanaman srikaya
2. Mengetahui jenis alkaloid pada tanaman srikaya
3. Mengetahui perubahan komponen kimia yang terjadi pada tanaman srikaya

2
BAB II
ISI

2.1. Morfologi Srikaya


Pohon atau perdu, tinggi 2-7m. Daun elliptis memanjang sampai bentuk
lanset tumpul, 6-17 kali 2,5-7,5cm, tepi rata. Bunga 1-2 berhadapan atau di samping
daun. Daun kelopak segitiga, waktu kuncup bersambung secara katup
(klepsgewijs), kecil. Daun mahkota yang terluar berdaging tebal, panjang 2-2,5cm,
dari putih kuning, dengan pangkal yang berongga akhirnya ungu. Daun mahkota
yang terdalam sangat kecil atau tidak ada. Dasar bunga dipertinggi. Benang sari
banyak, putih. Penghubung ruang sari di atas ruang diperpanjang dan melebar, dan
menutup ruangnya. Bakal buah banyak, ungu tua. Kepala putik duduk, rekat
menjadi satu, mudah rontok. Buah majemuk lengkung bentuk bola, garis tengah 5-
10 cm, berlilin. Anak buah khususnya dengan ujung yang melengkung, pada waktu
masak sedikit atau banyak melepaskan diri satu dengan yang lain. Biji masak
mengkilat. Daging buah putih. Pohon buah-buahan dari Hindia Barat, banyak
ditanam (Steenis, 2005).
Buah majemuk berbentuk bola atau kerucut menyerupai jantung,
permukaan berbenjol-benjol, warna hijau berbintik putih, penampang 5-10 cm,
menggantung pada tangkai yang cukup tebal. Jika masak, anak buah akan
memisahkan diri satu dengan yang lain, berwarna hijau kebiruan. Daging buah
berwarna putih kekuningan dan terasa manis. Biji membujur di setiap karpel,
berwarna coklat tua hingga hitam dengan panjang 1,3-1,6 cm (Orwa et al., 2009).
Gambar buah srikaya dapat ditunjukkan pada Gambar 1

Gambar 1. Buah srikaya (Annona squamosaL)

3
2.2. Kandungan Senyawa Annona squamosa Linn (Srikaya)
Tanaman srikaya mengandung squamosin, asimisin, aterospermidin,
lanuginosin, alkaloid tipe asporfin (anonain) dan bisbenziltetrahidroisokinolin
(retikulin). Selain itu, pada organ-organ tumbuhan ditemukan senyawa sianogen
(Taylor dan Francis, 1999); Riata dan Anindyajati, 2012).
Secara rinci, senyawa yang terkandung pada bagian-bagian tumbuhan
Srikaya meliputi:
Buah muda : Tanin,
Buah masak : Sitrulin, asam aminobutirat, ornitin, dan arginine,
Biji :Poliketida, suatu senyawa turunan bistetrahidrofuran dan
acetogenin,
Daun :Alkaloid tetrahidro isokuinolin, p-hidroksibenzil-6,7
dihidroksi1,2,3,4-tetrahidroisokinolin 6,7-dimethoxy-2-
methylisoquinolinium,
Bunga : Asam kaur-1,6-ene-1,9-oat,
Akar : Flavonoid, borneol, kamfer, terpen, alkaloid anonain, saponin,
tanin, dan polifenol,
Kulit kayu : Flavonoid, borneol, kamfer, terpen, dan alkaloid anonain,
Kulit buah : Alkaloid, tannin, protein, saponin, dan senyawa fenolik (El-
Chaghaby et al., 2014 ; Kadarani et al., 2015 ; Kalidindi et al., 2015
; Jayendra and Kumar, 2013).

Asetogenin merupakan senyawa kimia yang terkandung dalam bangsa


Annonaceae yang berpotensi memiliki aktivitas antikanker, parasitisidal, dan
antimikroba (Pardhasaradhi, 2004). Asetogenin merupakan senyawa poliketida
dengan struktur 30 – 32 rantai karbon tidak bercabang yang terikat pada gugus 5-
methyl-2-furanone (Gambar 2.3). Rantai furanone dalam gugus hydrofuranone
pada C-23 memiliki aktivitas sitotoksik. Derivat asetogenin yang berefek sitotoksik
antara lain asmicin, bulatacin, dan squamocin (Shiddiqi, 2008). Annonaceous
asetogenin bekerja dengan menghambat produksi ATP dengan mengganggu
komplek 1 mitokondria (Pardhasaradhi, 2004). Dua Annonaceous acetogenin yang
(squamostatin-C dan squamostatin-D) berhasil diisolasi dari ekstrak biji Annona
squamosa (Gajalakshmi, 2011). Squamocins-B-toN, coumarinoligans,

4
annotemoyin-1, annotemoyin-2, dan squamocin merupakan beberapa senyawa
asetogenin yang diisolasi dari biji dan mempunyai aktivitas antimikroba dan
antikanker (Pandey, 2011).

Menurut Leatemia dan Isman (2001) senyawa bioaktif yang terdapat di


dalam ekstrak biji srikaya yaitu annonain dan skuamosin yang termasuk dalam
golongan asetogenin (annonaceous acetogenins). Senyawa tersebut telah banyak
diteliti dan dilaporkan bersifat sebagai insektisida, akarisida, antiparasit dan
bakterisida (Guadano et al., 2000).

Golongan senyawa lain dalam srikaya yang mempunyai aktivitas sebagai


antikanker adalah alkaloid dan flavonoid. Rahayu et al., (1993) menyatakan bahwa
golongan alkaloid dari tanaman srikaya mengandung senyawa benzil-
tetrahidroisokuinolon, salah satunya liriodenim yang bersifat sebagai antitumor.
Himesh et al., (2011) mengisolasi flavonoid dari ekstrak metanol tanaman srikaya.
Flavonoid mampu menghambat pertumbuhan dan menginduksi apoptosis dari sel
B16 melanoma 4A5 (Iwashita et al., 2000).

2.3. Mekanisme Kerja Zat Antibakteri

Zat antibakteri adalah suatu zat yang digunakan untuk membunuh atau
menghambat pertumbuhan bakteri. Menurut Ngaisah (2010) mekanisme
penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri oleh senyawa antibakteri adalah :

1. Kerusakan pada Dinding Sel


Strukur dinding sel dapat dirusak dengan cara menghambat pembentukan atau
mengubah setelah selesai terbentuk. Contoh : antibiotik jenis penisilin dan
sefalosporin.
2. Perubahan Permeabilitas Sel
Membran sitoplasma mempertahankan bahan-bahan tertentu di dalam sel serta
mengatur aliran keluar masuknya bahan-bahan lainnya dan memelihara
keseluruhan sel. Perubahan pada membran sitoplasma dapat berakibat
terhambatnya pertumbuhan sel sehingga menyebabkan kematian sel. Contoh :
antibiotik jenis polimiksin B dan amfoterisin.

5
3. Perubahan Molekul Protein dan Asam Nukleat
Kehidupan sel bergantung pada pemeliharaan molekul protein dan asam
nukleat. Antibakteri dapat mengakibatkan koagulasi protein atau denaturasi
bahan-bahan sel yang penting. Contoh : antibiotik jenis tetrasiklin dan
streptomisin.
4. Penghambatan Kerja Enzim
Setiap enzim dari beratus-ratus enzim berbeda-beda yang ada di dalam sel dan
merupakan sasaran potensial bagi bekerjanya suatu penghambat. Penghambatan
ini dapat mengakibatkan terganggunya metabolisme atau matinya sel. Contoh :
antibiotik jenis kloramfenikol dan metafen.
5. Penghambatan Sintesis Asam Nukleat dan Protein
Protein, DNA dan RNA memegang peranan penting di dalam proses kehidupan
normal sel. Hal ini berarti gangguan apapun yang terjadi pada zat-zat tersebut
dapat mengakibatkan kerusakan sel. Contoh : antibiotik jenis norfosaksin dan
sulfanilamida.

6
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Tanaman srikaya mengandung squamosin, asimisin, aterospermidin,
lanuginosin, alkaloid tipe asporfin (anonain) dan bisbenziltetrahidroisokinolin
(retikulin). Alkaloid pada tanaman srikaya terdapat pada biji, daun, kulit kayu,
dan kulit buah. Asetogenin merupakan senyawa kimia yang terkandung dalam
bangsa Annonaceae yang berpotensi memiliki aktivitas antikanker,
parasitisidal, dan antimikroba. Golongan senyawa lain dalam srikaya yang
mempunyai aktivitas sebagai antikanker adalah alkaloid dan flavonoid.
Mekanisme penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri oleh senyawa
antibakteri diantaranya, Kerusakan pada Dinding Sel, Perubahan Permeabilitas
Sel, Perubahan Molekul Protein dan Asam Nukleat, Penghambatan Kerja
Enzim, Penghambatan Sintesis Asam Nukleat dan Protein.

7
DAFTAR PUSTAKA

Absalom, L. Yostan. 2017. SENYAWA YANG TERKANDUNG PADA


SRIKAYA DAN MANFAATNYA.
https://farmasetika.com/2017/12/09/senyawa-yang-terkandung-pada-
srikaya-dan-manfaatnya/. [18 Jun 2020].

Karunia, Sabrina Dwie. 2016. “ANALISIS SIFAT ANTIBAKTERI DARI


EKSTRAK BIJI SRIKAYA (Annona squamosa L) DENGAN BERBAGAI
PELARUT ORGANIK”. Skripsi. Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
https://lib.unnes.ac.id/26932/1/4311412029.pdf. [18 Jun 2020].

Anda mungkin juga menyukai