Oleh :
20204663062
2020
CASE ANALYSIS
- An. A usia 1 tahun datang dibawa oleh ibunya dengan keluhan utama demam dan kejang, anak lalu diberi obat penurun panas
(Sirup Salmol) 1 kali dan dikompres, tetapi panas tidak turun. Muntah sebanyak 2 kali yaitu jam 23.30 WIB dan 01.30 WIB sebanyak ±
2-3 sendok makan dengan berisi makanan. Lalu kejang terjadi pada jam 02.30 WIB sebanyak 1 kali, lamanya ± 5-10 menit, tidak
mengeluarkan busa dari mulut. Keadaan saat kejang adalah mata melirik ke atas, kedua tangan fleksi, dan kedua kaki kaku (ekstensi).
Setelah kejang terjadi anak langsung menangis. Saat pengkajian suhu tubuh 390C, kulit teraba panas, membran mukosa kering dan turgor
kulit menurun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kaku kuduk, RR: 30 kali/menit, Nadi : 120 kali/mnt dengan kesadaran somnoloen.
Pemeriksaan laboratorium lumbal punksi didaptkan hasil cairan keruh, Jumlah sel darah purih meningkat dan positif terhadap beberapa
bakteri. Pemeriksaan radiologi CT Scan menunjukkan adanya cairan di selaput meningens. Dokter mendiagnosa meningitis dan
dianjurkan untuk opname. Pasien mendapatkan gterapi Inf. NS 100-cc/24 jam (14 tpm), Ampicilin 3x 300 mg IV, Paracetamo 3x300 mg,
Diazepam 2,7 mg ( bila kejang)
Problem hypotesis Mechanism More Info Don’t Learning Problem Solving
Know issue
DS: Inflamasi meningens - Pemeriksaan - Terlampir Dicision Making :
Hiperterm CT Scan : 1. Menggigil menurun
Ibu pasien mengatakan
i Terdapat cairan
2. Kejang menurun
jika suhu badan anaknya Gangguan di selaput
metabolisme otak meningen 3. Suhu tubuh membaik
panas, anaka juga
- Pemeriksaan
4. Akrosianosis
mengalami kejang. Lumbal Punksi :
Perubahan cairan keruh, menurun
DO:
keseimbangan dari sel Jumlah sel
- Suhu : 39 0C neuron darah purih
meningkat dan
- N: 132 kali/menit Nursing Diagnosa :
positif terhadap
Hipertermi berhubungan
- Kulit eraba panas Pembentukan beberapa
dengan proses penyakit
prostagandin bakteri
- Mukosa biir Nursing Care Plan :
Terapi :
Manajemen Hipertermi
tampak kering - Inf.NS 1000
O:
Merangsang cc/24 jam (14
- Anak sering 1. Monitor suhu
hipotalamus Tpm)
rewel - Ampicilin 3x tubuh
Peningkatan suhu 300 mg IV
- Kejang (+) 2. Monitor
basal - Paracetamo
- CT Scan : 3x300 mg komplikasi akibat
- Diazepam 2,7
Terdapat cairan hipertermia
Hipertemi mg ( bila
pada selaput kejang) T:
1. Longgarkan atau
meningen
lepaskan pakain
- Pemeriksaan 2. Berikan cairan oral
3. Basahi dan kipasi
lumbal punksi :
permukaan tubuh
cairan keruh, E:
jumlah sel darah 1. Anjuran tirah
baring
putih meningkat K:
dan kultur positif Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
terhadap intravena
beberapa bakteri.
CRITICAL APRAISAL
PIO
I: kompres hangat
O: perubahan suhu
Sri Purwanti*
Winarsih Nur Ambarwati**
Abstrack
* Sri Purwanti
Perawat RSDM Dr. Moewardi Surakarta
Alamat Rumah : Bugel RT. 02 RW. X, Tangkil, Sragen Telp : 0271 5802821
** Winarsih N.A
Dosen Jurusan Keperawatan FIK UMS jalan Ahmad Yani tromol Pos 1 Pabelan Kartasura
abel Pnrnan t
Tabel . 5 Rerata suhu tubuh sebelkum &
sesudah dilakukan kompres hangat. Suhu 0,967 0,348 15,2 29 0,668 0,001
Sesudah 10
Variabel Rerata SD menit
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, S, 2004. Anak Demam Perlu Kompres. www. Bali Post. Co. id. Minggu Umanis. 7 September 2003.
Polit.D.F & Hungler.B.P.1993. Nursing Risearch Prinsiples & Methods. Sixtn Edition. Lippincott.
Sujana, 2002. Metode Statistika, Tarsito, Bandung, Polit, D,F,T Hungler, B, D, 1999. Nursing Research
Tri Redjeki, H. 2002. Perbandingan Pengaruh Kompres Hangat dan kompres Dingin untuk menurunkan
Suhu Anak Demam dengan Infeksi di RSU Tidar Magelang. Skripsi FK. UGM