Anda di halaman 1dari 50

ARAH KEBIJAKAN PEMBINAAN

KOMPETENSI TENAGA KERJA


KONSTRUKSI NASIONAL

Direktorat Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi


Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat
PRESENTATION AGENDA
OUTLINE
ISSUE STRATEGIS TENAGA KERJA KONSTRUKSI

KONDISI EKSISTING TENAGA KERJA KONSTRUKSI


NASIONAL

STRATEGI PEMBINAAN DAN PEMENUHAN TENAGA KERJA


KONSTRUKSI NASIONAL SERTA PEMBINAAN TENAGA KERJA
KONSTRUKSI PADA ERA NEW NORMAL

PERUBAHAN PENGATURAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI

PEMBINAAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI


BERKUALITAS DALAM RANGKA MENDUKUNG
PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERUMAHAN
ISSUE STRATEGIS TENAGA KERJA KONSTRUKSI
PENGEMBANGAN SDM MERUPAKAN SALAH SATU
AGENDA PRIORITAS NASIONAL PRESIDEN

4
DUKUNGAN TERHADAP
VISI INDONESIA EMAS
2045
Pilar 1
Pembangunan SDM dan Penguasaan Ilmu
Pengetahuan & Teknologi

Pemenuhan Sumber Daya Manusia


1
Konstruksi, secara Kuantitas dan Kualitas

Pengembangan Industri Konstruksi


2 Berbasis SDM Spesialis dan Teknologi
Konstruksi

Penguatan Kelembagaan, melalui LPJK


3
dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).
ISSUE STRATEGIS TENAGA KERJA KONSTRUKSI
“MASIH RENDAHNYA KOMPETENSI TENAGA KERJA KONSTRUKSI”
AMANAT UNDANG-UNDANG NO 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI

“KEWAJIBAN MEMILIKI SERTIFIKAT KOMPETENSI KERJA”

PASAL 70
Ayat (1) Ayat (2)
Setiap Tenaga Kerja Konstruksi yang bekerja di Setiap Pengguna Jasa dan/atau Penyedia
bidang Jasa Konstruksi wajib memiliki Sertifikat Jasa wajib mempekerjakan tenaga kerja
Kompetensi Kerja konstruksi yang memiliki Sertifikat Kompetensi
Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

Asosiasi Profesi
Jasa Konstruksi
yang terakreditasi
Diperoleh melalui uji
wajib kompetensi oleh Dibentuk oleh
Lembaga
Pasal 70
Pendidikan dan
Pelatihan kerja
yang memenuhi
SERTIFIKAT LEMBAGA persyaratan
TENAGA KERJA
KOMPETENSI KERJA SERTIFKASI PROFESI perundangan
KONSTRUKSI
(LSP)
UNDANG-UNDANG NO 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI

“SANKSI BAGI YANG TIDAK MEMILIKI SERTIFIKAT KOMPETENSI”

Pasal 99 ayat 1 Pasal 99 ayat 2


Setiap tenaga kerja konstruksi yang bekerja Setiap Pengguna Jasa dan/atau penyedia Jasa
di bidang Jasa Konstruksi tidak memiliki yang mempekerjakan Tenaga Kerja Konstuksi
sertifikat Kompetensi Kerja sebagaimana yang tidak memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja
dimaksud dalam pasal 70 ayat (1) dikenai dimaksud dalam Pasal 70 ayat (2) dikenai Sanksi
Sanksi Administratif berupa Pemberhentian Administratif berupa:
dari tempat kerja. a. Denda Administratif; dan/atau
b. Penghentian Sementara Kegiatan Layanan
Jasa Konstruksi.
TANTANGAN SDM JASA KONSTRUKSI DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
DAN MENGHADAPI ERA PERDAGANGAN BEBAS DAN GLOBALISASI

“MASUKNYA TENAGA KERJA ASING”

Persaingan dalam Kualitas & Kuantitas TK


Liberalisasi Perdagangan Konstruksi yang kompeten
dan bersertifikat di
Indonesia UPAYA
PENCAPAIAN
Masuknya Tenaga
Kerja Konstruksi • Percepatan Uji
Asing Kompetensi untuk
Tantangan TKKdi
seluruh Tenaga Kerja
Industri
Konstruksi (PUPR,
Konstr uksi
Provinsi, Kab/Kota);
Indonesia
• Berorientasi pada
kebutuhan industri
jasa konstruksi;

OUTPUT
• Berbasis standar
kompentensi kerja;
• Merupakan tanggung
TERPENUHINYA KEBUTUHAN jawab bersama dunia
TENAGA KERJA KONSTRUKSI YANG usaha, pemerintah dan
PROFESIONAL,KOMPETEN DAN masyarakat.
BERSERTIFIKAT
KEJADIAN KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI
“SALAH SATU PENYEBAB KARENA FAKTOR SDM YANG KURANG KOMPETEN DAN TIDAK BERSERTIFIKAT”

TOL BOCIMI TOL PASPRO TOL


(Bogor-Ciawi-Sukabumi) (Pasuruan-Probolingo) JEMBATAN PEMALANG – BATANG
CIPUTRAPINGGAN

Luka-Luka : 2 org Luka-luka : 2 org Luka-luka : 0 org Luka-luka : 0 org


Korban Jiwa : 1 org Korban Jiwa : 1 org Korban Jiwa : 0 org Korban Jiwa : 0 org
KEJADIAN KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI
Kecelakaan Konstruksi KM 8+6/7 Underpass JalanPerimeter Selatan Bandara Soekarno-Hatta

Tol Bekasi – Cawang - Kampung Melayu (Becakayu)


KEJADIANJUMLAH
RENDAHNYA KECELAKAAN KERJA
TENAGA KERJA KONSTRUKSI
KONSTRUKSI YANG TERDATA

JUMLAH TENAGA KERJA KONSTRUKSI (TKK) YANG TERDATA SECARA NASIONAL PADA
SISTEM INFORMASI JASA KONSTRUKSI MASIH RENDAH ( 8 % DARI 8,5 Jt TKK )

8 % DARI 8,5 Juta TKK

Jumlah TKK nasional sebanyak 8,5 Juta


orang (Data BPS, 2019), namun data
TKK yang dimiliki hanya sebatas data Bertambahnya Data Jumlah Tenaga
TKK yang bersertifikat sebanyak 680.674 Kerja Konstruksi yang tercatat pada
(8 %) orang yang tercatat pada Sistem GAP
Sistem Informasi Jasa Konstruksi
Informasi Jasa Konstruksi (SIJK) Secara Signifikan

Pelaksanaan Pendataan TKK Secara


Nasional
KONDISI EKSISTING
TENAGA KERJA KONSTRUKSI NASIONAL
GAP TENAGA KERJA KONSTRUKSI BERSERTIFIKAT TAHUN 2021

Pagu PUPR 2021 Pagu Kontraktual Pekerjaan


Infrastruktur PUPR 2021

Rp. 149,81 T Rp. 107,6 T

1) Kebutuhan 2) Eksisting
1 Triliun = 14.000 TKK*
Anggaran Kontraktual Konstruksi dan Jasa 680.674 *
Konsultansi Kementerian PUPR 2020= TKK Bersertifikat
GAP NASIONAL:
Tenaga Kerja Konstruksi 107,6 Triliun** 7.516.797 orang
Kebutuhan TKK pada Proyek PUPR= Dari total Tenaga
8% Kerja Konstruksi
TKK belum Bersertifikat
1.506.400 (8.505.542 TKK) **
TKK Bersertifikat
*) Sumber: LPJKN, Februari 2021
**) Konstruksi dalam Angka (BPS, 2019)
*) Hasil kajian Pustra PUPR

GAP PUPR 2021 : 517.655 orang


TKK belum Bersertifikat
KOMPOSISI TENAGA KERJA SEKTOR KONSTRUKSI

Penduduk bekerja berdasarkan lapangan usaha dan tingkat Pendidikan (2019) :

Lapangan_Usaha Tidak/ belum SD SMP SMA Diploma Sarjana Pasca


sekolah atau Sarjana
tamat SD
Komposisi Pekerja di Sektor
Jasa Masyarakat, Sosial dan 1,077,683 2,018,418 1,855,922 5,800,887 1,540,024 6,346,541 779,708
Konstuksi berdasarkan Tingkat
Personal
Pendidikan
Keuangan dan Asuransi 101,058 264,204 368,682 1,794,755 278,506 1,177,675 89,917
Konstruksi 1,065,477 2,938,782 2,148,614 1,974,604 78,844 289,151 10,070
Tidak Sekolah 12,53%
Listrik, Gas dan Air 131,626 165,711 124,697 310,830 34,043 80,518 4,426 atau Tidak tamat
Manufaktur 1,935,724 4,372,563 4,201,245 7,334,341 314,552 745,335 24,275 SD
SD 34,55%
Perdagangan, Restoran dan 3,497,189 7,106,190 6,599,990 12,610,372 764,987 1,638,783 41,074
Perhotelan SMP 25,26%
SMA 23,22%
Pertambangan dan 213,949 370,787 268,748 444,260 32,622 84,995 6,943
Diploma 0,93%
Penggalian
Sarjana 3,40%
Pertanian, Kehutanan, 10,624,564 12,672,379 5,855,101 4,898,627 159,284 358,283 9,593 Pasca Sarjana 0,12%
Peternakan, dan Perikanan
TOTAL 100,00%
Transportasi, Pergudangan 492,556 1,129,585 1,196,265 2,862,878 206,809 560,721 28,177
dan Komunikasi
TOTAL 19,139,826 31,038,619 22,619,264 38,031,554 3,409,671 11,282,002 994,183

Sumber : SAKERNAS, 2019


STRATEGI PEMBINAAN DAN PEMENUHAN TENAGA KERJA
KONSTRUKSI NASIONAL SERTA PEMBINAAN TENAGA KERJA
KONSTRUKSI PADA ERA NEW NORMAL
TARGET PEMBINAAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI NASIONAL

3.125.000
TENAGA KERJA KONSTRUKSI
(AHLI & TERAMPIL)

Page 6

Sumber: diolah dari Renstra DJBK 2020-2024


TARGET PEMBINAAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI NASIONAL
DITJEN BINA KONSTRUKSI TAHUN 2021 (SETELAH REFOCUSING)

R 4.300 orang
Total:
V 5.000 orang 9.300 Wilayah I
69.100
orang Aceh, Sumut, orang
Sumbar, Kepri, Riau

R 6.100 orang
10.600 Wilayah II
V 4.500 orang orang Sumsel, Bengkulu,
Babel, Jambi,
Lampung

Wilayah III
13.600 orang
Banten, DKI, Jabar
R 5.100 orang Wilayah VII
Wilayah IV
V 8.500 orang Maluku, Malut, Papua,
Jateng, DIY, Jatim, Papua Barat
Bali, NTB, NTT Wilayah V Wilayah VI 6.200 orang
13.300 orang Kalbar, Kalteng,
R 5.800 orang Sulut, Gorontalo,
Kaltim, Kalsel,
Kaltara
Sulteng, Sulbar, R 3.700 orang
V 7.500 orang Sultra, Sulsel
7.800 orang 8.300 orang V 2.500 orang
R 4.300 orang R
R : Reguler 33.600 orang 4.300 orang
V 3.500 orang V 4.000 orang
V : Vokasional 35.500 orang
PEMENUHAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI KONSTRUKSI INDONESIA

DALAM RANGKA MENGURANGI GAP &


MENINGKATKAN KOMPETENSI SDM KONSTRUKSI

1 Kerjasama dengan perguruan tinggi pada


berbagai tingkatan

2 Kolaborasi bersama BUJK nasional maupun asing

3 Percepatan sertifikasi tenaga kerja konstruksi


UPAYA PEMENUHAN GAP SDM
KONSTRUKSI (1/5)
STRATEGI : KERJASAMA ANTAR SEKTOR

PERGURUAN
PEMERINTAH
TINGGI

TRIPLE
HELIX
MASYA-
RAKAT
N-HELIX INDUSTRI

N-PEMANGKU
…LAINNYA
KEPENTINGAN

Sumber: Visium Indonesia 2045, Bappenas


UPAYA PEMENUHAN GAP SDM
KONSTRUKSI (2/5)
STRATEGI : KERJA SAMA PROGRAM MAGISTER SUPER SPESIALIS
Banyaknya permasalahan Kementerian PUPR
pembangunan infrastruktur yang Komposisi 25% teori dan
melaksanakan program kerja
disebabkan oleh belum adanya 75% praktek/magang
sama pendidikan kedinasan
tenaga ahli secara khusus dan OJT
dengan PTN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG UNIVERSITAS GADJAH MADA


1. Rekayasa Jembatan Khusu (Struktur 1. Teknik Mitigasi Bencana Alam Likuifaksi
Bangunan Atas & Bawah)
2. Teknik Pengelolaan & Mitigai Bencana Rawa
2. Rekayasa & Pengendalian Morfologi
Sungai 3. Geologi Struktur Bawah Tanah (Terowongan)

4. Rekayasa Eksplorasi & Eksploitasi Air Tanah


3. Hidrologi & Drainase Pada Sistem
Dalam
Transportasi Jalan

UNIVERSITAS DIPONEGORO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOVEMBER


1. Operasi & Instrumentasi Hidro- 1. Preservasi Jalan Pada Kondisi Geoteknik
meterologi bendungan Tanah Sulit

2. Retrofitting & Instrumentasi Keamanan 2. Rekayasa Pengelolaan & Pengendalian


Bendungan Kehilangan Air Minum
UPAYA PEMENUHAN GAP SDM
KONSTRUKSI (4/5)
STRATEGI : PERCEPATAN DAN MODERNISASI SERTIFIKASI

Menambah varian jabatan kerja sesuai dengan kebutuhan


proyek-proyek infrasruktur skala besar dan berteknologi tinggi

Melakukan adjustment SKKNI sesuai dengan varian jabatan kerja

Adopsi teknologi terkini pada proyek-proyek nasional, termasuk


mendorong penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
UPAYA PEMENUHAN GAP SDM
KONSTRUKSI (5/5)
STRATEGI : PENGUATAN KELEMBAGAAN MELALUI ASOSIASI, LPJK, DAN LSP

MENGAKREDITASI ASOSIASI
PROFESI & REGISTRASI TKK

MEMBENTUK ASOSIASI
PROFESI SPESIALIS

MEMBENTUK LSP
STRATEGI PENYIAPAN CALON TENAGA KERJA KONSTRUKSI NASIONAL

Kementerian PUPR
Perguruan Tinggi
Menyiapkan regulasi terkait
SDM Vokasi / Perguruan Tinggi
peningkatan kompetensi SDM
diharapkan berperan aktif dalam
Konstruksi
meningkatkan kompetensi dan ikut
berpartisipasi dalam pembangunan
infrastruktur

Industri

Berperan dalam melakukan Penyedia Jasa


peningkatan kompetensi dan
bekerjasama untuk program on the job
Memberikan masukan terkait
training bagi SDM Konstruksi
kebutuhan jabatan kerja yang
diperlukan dalam rangka
pengembangan kompetensi SDM
Konstruksi
STRATEGI PENYIAPAN CALON TENAGA KERJA KONSTRUKSI NASIONAL

STRATEGI PENINGKATAN KOMPETENSI LULUSAN VOKASI (SMK, POLITEKNIK) DAN PERGURUAN TINGGI BIDANG KONSTRUKSI

KONDISI STRATEGI TUJUAN

✓ Penyiapan kurikulum dan pemberian


Calon Lulusan Vokasi dan perguruan Tersedianya Tenaga Kerja Konstruksi
kompetensi tambahan sdm konstruksi
tinggi Bidang Konstruksi akan Lulusan Politeknik dan perguruan
lulusan politeknik dan perguruan tinggi
bekerja sesuai kompetensi yang tinggi yang memiliki Kompetensi
yang selaras dengan kebutuhan industri
diinginkan Industri Konstruksi Knowledge yang dibutuhkan Industri
Konstruksi
✓ Pencetakan instruktur pemberian
kompetensi tambahan dengan
melibatkan dosen politeknik dan
perguruan tinggi
STRATEGI PENINGKATAN KOMPETENSI LULUSAN VOKASI
(SMK, POLITEKNIK) DAN PERGURUAN TINGGI BIDANG KONSTRUKSI

SURAT EDARAN DIRJEN BINA KONSTRUKSI


NOMOR 129/SE/Dk/2020
Tentang
PEMBERIAN KOMPETENSI TAMBAHAN
DAN SERTIFIKASI KOMPETENSI BAGI
LULUSAN DAN CALON LULUSAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(SMK), POLITEKNIK DAN /ATAU
PERGURUAN TINGGI BIDANG
KONSTRUKSI
SURAT EDARAN DIRJEN BINA KONSTRUKSI NOMOR 129/SE/Dk/2020
TENTANG
PEMBERIAN KOMPETENSI TAMBAHAN DAN SERTIFIKASI KOMPETENSI BAGI LULUSAN DAN CALON LULUSAN SMK,
POLITEKNIK, DAN/ATAU PERGURUAN TINGGI BIDANG KONSTRUKSI

Pemberian kompetensi tambahan bagi lulusan Keselarasan kompetensi yang dibutuhkan oleh
dan calon lulusan politeknik dan perguruan industri konstruksi dengan kompetensi lulusan
tinggi bidang jasa konstruksi sebelum dilakukan politeknik dan perguruan tinggi bidang jasa
Uji Kompetensi/ Sertifikasi konstruksi
SURAT EDARAN DIRJEN BINA KONSTRUKSI NOMOR 129/SE/Dk/2020
TENTANG
PEMBERIAN KOMPETENSI TAMBAHAN DAN SERTIFIKASI KOMPETENSI BAGI
LULUSAN DAN CALON LULUSAN SMK, POLITEKNIK, DAN/ATAU PERGURUAN
TINGGI BIDANG KONSTRUKSI
SURAT EDARAN DIRJEN BINA KONSTRUKSI NOMOR 129/SE/Dk/2020
TENTANG
PEMBERIAN KOMPETENSI TAMBAHAN DAN SERTIFIKASI KOMPETENSI BAGI
LULUSAN DAN CALON LULUSAN SMK, POLITEKNIK, DAN/ATAU PERGURUAN
TINGGI BIDANG KONSTRUKSI
SURAT EDARAN DIRJEN BINA KONSTRUKSI NOMOR 129/SE/Dk/2020
TENTANG
PEMBERIAN KOMPETENSI TAMBAHAN DAN SERTIFIKASI KOMPETENSI BAGI
LULUSAN DAN CALON LULUSAN SMK, POLITEKNIK, DAN/ATAU PERGURUAN
TINGGI BIDANG KONSTRUKSI
PENYIAPAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI YANG SELARAS
DENGAN KEBUTUHAN INDUSTRI KONSTRUKSI

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI


Mencetak tenaga kerja terlatih dan kompeten
sesuai kebutuhan industri jasa konstruksi

PROGRAM PEMAGANGAN
Menciptakan tenaga kerja konstruksi yang
unggul, berkualitas, dan berdaya saing; siap
bekerja sesuai kebutuhan industri usaha Jasa
Konstruksi; memiliki kompetensi sesuai
dengan standar kompetensi kerja nasional
bidang konstruksi

SKKNI/ MODUL/ KURIKULUM PELATIHAN


Fasilitasi kebutuhan tenaga kerja dalam industri jasa
konstruksi
PENYIAPAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI SELARAS DENGAN
KEBUTUHAN INDUSTRI KONSTRUKSI

1 2 3 4 5
Harmonisasi Harmonisasi Program pelatihan Program OJT / Monitoring dan
standar kompetensi modul dan bagi tenaga pemagangan pada Evaluasi tenaga
dan jabatan kerja kurikulum kerja konstruksi industri konstruksi kerja konstruksi
PEMBINAAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI PADA ERA NORMAL BARU

STRATEGI
Surat Edaran Dirjen Bina Konstruksi Nomor 107/SE/Dk/2020
Tentang Pedoman Pembinaan Kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi Periode Normal Baru

Menetapkan 6 alternatif metode penyelenggaraan pembinaan kompetensi memperhatikan


kriteria, karakter dan situasi di wilayah kerja

4 Alternatif secara Daring


> Latih kompetensi melalui video dalam jaringan (zoom), pesan
singkat daring (whatsapp), hybrid (gabungan daring dan tatap
muka)
> Uji kompetensi metode daring

2 Alternatif secara tatap muka


> Uji kompetensi dan
> Latih kompetensi metode konvensional

Pemilihan alternatif yang dipilih memperhatikan kriteria yang ditentukan,


pilihan metode konvensional wajib mengimplementasikan protokol Covid-19
PEMBINAAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI PADA ERA NORMAL BARU

Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Konstruksi No. 107


Tahun 2020 tentang Pedoman Pembinaan Kompetensi
Tenaga Kerja Konstruksi Periode Normal Baru

- Pedoman Pelatihan Kompetensi Metode Daring/Online


- Pedoman Pelatihan Kompetensi Metode Konvensional
- Pedoman Pelatihan Kompetensi Metode Hybrid
- Pedoman Uji Kompetensi dan Sertifikasi Metode
Daring/Online
- Pedoman Uji Kompetensi Metode Konvensional
PELATIHAN
PEMBINAAN DAN KERJA
TENAGA UJI KOMPETENSI DENGAN
KONSTRUKSI PADA METODE HYBRID
ERA NORMAL BARU

Balai Jasa Konstruksi


melakukan Pelatihan
dan Uji Kompetensi
dengan metode
hybrid (tatap muka
dan online)
PELATIHAN
PEMBINAAN DAN KERJA
TENAGA UJI KOMPETENSI DENGAN
KONSTRUKSI PADA METODE HYBRID
ERA NORMAL BARU

Seminar dan Pelatihan BIM dilakukan secara


daring melalui aplikasi ZOOM Cloud Meeting
https://www.pu.go.id/berita/view/18344/tingkatkan-pemanfaatan-teknologi-konstruksi-
berbasis-industri-4-0-kementerian-pupr-gelar-pelatihan-jarak-jauh-penerapan-bim
PERUBAHAN
PENGATURAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI
TRANSFORMASI FUNGSI LPJK
TERKAIT TENAGA KERJA KONSTRUKSI

DULU SEKARANG
Pemberian
Rekomendasi Pencatatan LSP
Sertifikasi Tenaga Lisensi LSP terlisensi

PENCATATAN
SERTIFIKASI
AKREDITASI
Kerja Konstruksi
Membentuk LSP
Akreditasi atau PTUK untuk Pencatatan
melaksanakan Tenaga Kerja
Registrasi SKA & SKTK bagi sertifikasi Konstruksi
kompetensi kerja
Asosiasi yang belum dapat
Profesi dilakukan oleh LSP
yang dibentuk oleh Pencatatan
Asosiasi Pengalaman
Profesi/LPPK Profesional TKK

PENYETARAAN TENAGA KERJA ASING


TRANSFORMASI PELAKSANAAN
SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA KONSTRUKSI

Dilaksanakan oleh Pemberian Pelayanan Rekomendasi


PELAKSANA SERTIFIKASI
Mendorong

KEPEMILIKAN SERTIFIKAT
Lembaga Rekomendasi Lisensi Lisensi dan Sertifikasi
LSP paling lambat 5 TKK di bidang Jasa kepemilikan

INTEGRASI SISTEM
Sertifikasi Profesi

DURASI LAYANAN
(lima) hari kerja Konstruksi pada 1 (satu) sertifikat yang
(LSP)
setelah berkas Big Data yaitu SIJK mengarah kepada
terintegrasi
lengkap. TKK yang lebih
spesialis (begitu juga
Diharapkan dengan jabatan
Lisensi LSP paling
pelaksanaan kerjanya)
lambat 60 (enam Integrasi sistem
sertifikasi dapat puluh) hari kerja → Maksimal 5 SKK
juga akan dilakukan
dilakukan dengan sejak rekomendasi pada 2 klasifikasi
dengan OSS dan
lebih cepat dan Lisensi diterima dan bidang keilmuan Jasa
BNSP
efektif berkas permohonan Konstruksi untuk
lengkap diterima. kualifikasi Ahli.
PENGATURAN KUALIFIKASI DAN KLASIFIKASI TENAGA KERJA
KONSTRUKSI

Penetapan klasifikasi TKK pada kualifikasi


Kualifikasi jabatan mengacu pada
jabatan operator, teknisi/analis, dan ahli
berdasarkan Bidang Keilmuan yang terkait Jasa
ketentuan peraturan perundang-undangan
Konstruksi, meliputi:
Mengacu pada deskripsi setiap
a Arsitektur; Persyaratan jenjang kualifikasi pada KKNI
Umum sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
b Sipil; Persyaratan
Kompetensi
c Mekanikal; TKK Persyaratan Pendidikan
Persyaratan
d Tata Lingkungan; Khusus
Persyaratan Pengalaman

e Arsitektur Lanskap, Iluminasi dan Desain Interior; Sebagaimana


tercantum
dalam skema merupakan pengalaman
f Perencanaan Wilayah dan Kota; sertifikasi profesional untuk tenaga
kerja kualifikasi ahli dan
pengalaman kerja untuk
g Sains dan Rekayasa Teknik; atau tenaga kerja kualifikasi
teknisi/analis dan operator

h Manajemen Pelaksanaan.

Peraturan Pemerintah Nomor 14 TAHUN 2021


PENGATURAN KUALIFIKASI DAN KLASIFIKASI TENAGA KERJA
KONSTRUKSI

Peraturan Pemerintah Nomor 14 TAHUN 2021


PERSYARATAN KOMPETENSI KHUSUS
TENAGA KERJA KONSTRUKSI
PERSYARATAN KOMPETENSI KHUSUS TENAGA KERJA KONSTRUKSI
Kualifikasi Persyaratan Pengalaman
Tenaga Kerja Jenjang Persyaratan Pendidikan dengan Jabatan Kerja Persyaratan Kompetensi
Konstruksi yang sama
Doktor/ Doktor Terapan/Pendidikan
Minimal 0 tahun
Spesialis 2
Jenjang S2/ S2 Terapan /Pendidikan Lulus Uji Kompetensi Jabatan
Minimal 8 tahun
9 Spesialis 1 Ahli Jenjang 9
Pendidikan Profesi Minimal 10 tahun
S1/S1 Terapan/ D4 Terapan Minimal 12 tahun
Magister/ Magister Terapan/ S2/ S2
Ahli Minimal 0 tahun
Jenjang Terapan/ Pendidikan Spesialis 1 Lulus Uji Kompetensi Jabatan
8 Pendidikan Profesi Minimal 10 tahun Ahli Jenjang 8
S1/S1 Terapan/ D4 Terapan Minimal 12 tahun
Pendidikan Profesi Minimal 0 tahun
Jenjang S1/S1 Terapan/ D4 Terapan (dengan Lulus Uji Kompetensi Jabatan
Minimal 0 tahun
7 pemberian kompetensi tambahan) Ahli Jenjang 7
S1/S1 Terapan/ D4 Terapan Minimal 2 tahun
S1/S1 Terapan/ D4 Terapan Minimal 0 tahun
Jenjang D3 Minimal 4 tahun Lulus Uji Kompetensi Jabatan
6 D2 Minimal 8 tahun Teknisi/Analis Jenjang 6
D1 Minimal 12 tahun
D3 Minimal 0 tahun
D2 Minimal 4 tahun
Jenjang Lulus Uji Kompetensi Jabatan
Teknisi/Analis D1/ SMK Plus Minimal 8 tahun
5 Teknisi/Analis Jenjang 5
SMK Minimal 10 tahun
SMA Minimal 12 tahun
D2 Minimal 0 tahun
Jenjang D1/ SMK Plus Minimal 2 tahun Lulus Uji Kompetensi Jabatan
4 SMK Minimal 4 tahun Teknisi/Analis Jenjang 4
SMA Minimal 6 tahun
D1/ SMK Plus Minimal 0 tahun
Jenjang SMK Minimal 3 tahun Lulus Uji Kompetensi Jabatan
3 SMA Minimal 4 tahun Operator Jenjang 3
Pendidikan Dasar Minimal 5 tahun
Operator SMK Minimal 0 tahun
Jenjang Lulus Uji Kompetensi Jabatan
SMA Minimal 1 tahun
2 Operator Jenjang 2
Pendidikan Dasar Minimal 2 tahun
Jenjang Pendidikan Dasar Minimal 0 tahun Lulus Uji Kompetensi Jabatan
1 Non Pendidikan (dengan PBK) Minimal 2 tahun Operator Jenjang 1
PENGATURAN KUALIFIKASI DAN KLASIFIKASI TENAGA KERJA
KONSTRUKSI

Peta Okupasi Bidang Jasa


Konstruksi sedang disusun
sebagai referensi dalam
perencanaan, pelaksanaan,
dan pengendalian proses uji
kompetensi dan sertifikasi
kompetensi tenaga kerja
konstruksi

Peraturan Pemerintah Nomor 14 TAHUN 2021


PEMBINAAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI
BERKUALITAS DALAM RANGKA MENDUKUNG
PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERUMAHAN
URGENSI PENINGKATAN KOMPETENSI
PENGAWAS KONSTRUKSI RUMAH BERSUBSIDI

Pembangunan rumah sederhana bersubsidi merupakan


01 salah satu program pemerintah untuk menyelesaikan
backlog dan pertumbuhan rumah baru per tahun

Kualitas pembangunan rumah diukur melalui indikator


02 kehandalan teknis bangunan yang terdiri dari aspek
keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan

Pembangunan rumah secara massal dan menyebar di


03 berbagai lokasi sulit dilakukan pengawasan secara
komprehensif, akibatnya banyak yang tidak memenuhi syarat

Dilakukan perbaikan tata kelola pengawasan pembangunan rumah sederhana


04 secara massal melalui Sistem Informasi Pemantauan Konstruksi
(SiPetruk) oleh Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP)
PENINGKATAN KOMPETENSI PENGAWAS KONSTRUKSI RUMAH BERSUBSIDI

Meliputi kemampuan pengawasan pekerjaan bangunan Gedung/ perumahan,


Identifikasi Kebutuhan
kemampuan manajemen konstruksi dan manajemen proyek, kemampuan memeriksa
Peningkatan Kompetensi mutu pelaksanaan konstruksi bangunan Gedung/ perumahan, serta kemampuan
menilai kegagalan bangunan Gedung/ perumahan

Usulan Target Peserta Pelaksanaan Metode Materi


Kegiatan Kegiatan pelaksanaan kegiatan

Usulan PPDPP : Desain materi


Kerjasama PPDPP
Bimbingan 3.000 Orang Bimbingan teknis dan secara taylor
dengan Direktorat
Teknis dan Pengawas Bangunan sertifikasi dilakukan made,
Jenderal Bina
Sertifikasi Rumah Bersubsidi secara online menyesuaikan
Konstruksi.
Pengawas (tersebar di dengan
Bangunan berbagai kebutuhan
Gedung/ wilayah) PPDPP
Pola pembiayaan :
Perumahan
cost sharing
SUBSTANSI MATERI BIMBINGAN TEKNIS

AHLI PENGAWAS KONSTRUKSI PEMERIKSA MUTU


AHLI MUDA AHLI MUDA PENILAI KEGAGALAN
BANGUNAN GEDUNG PELAKSANAAN KONSTRUKSI
MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG
BANGUNAN GEDUNG
1. Menerapkan Keselamatan 1. Menerapkan 1. Melaksanakan Persiapan 1. Keselamatan, Kesehatan
dan Kesehatan Kerja 1. Menerapkan
Manajemen Ruang Pra Konstruksi untuk Proyek Kerja, dan Lingkungan Keselamatan dan
2. Gambar kerja, Spesifikasi Lingkup Proyek 2. Menyusun Program Serah 2. Hubungan dan Komunikasi Kesehatan Kerja
Teknis, Kontrak, dan 2. Menerapkan Terima Pekerjaan untuk Kerja
Dokumen terkait 2. Menyiapkan Komunikasi
Manajemen Biaya Proyek Proyek Ukuran 3. Gambar Kerja dan di tempat kerja
3. Organisasi Pengawas 3. Menerapkan Manajemen Kompleksitas Risiko Spesifikasi Teknis
Lapangan 3. Melakukan Survei
Mutu Proyek Rendah (RR)
4. Proses Persiapan dan Penilaian Kgagalan
4. Memeriksa dan 4. Menerapkan 3. Melakukan Uji Metode Pelaksanaan Bangunan Gedung
memvalidasi ijin-ijin Manajemen SDM Proyek Daya/Terima (Testing
5. Pengujian Mutu 4. Menyusun Rencana Kerja
pelaksanaan pekerjaan Commissioning) untuk
5. Menerapkan 6. Persiapan Pelaksanaan Penilai Kegagalan
5. Jadwal Pelaksanaan Manajemen Komunikasi Proyek ukuran
Pekerjaan Bangunan Gedung
6. Mengkorrdinir tahapan Proyek kompleksitas risiko rendah
(RR) 7. Pengawasan Pelaksanaan 5. Melakukan Pengujian
pekerjaan Tim Pengawas 6. Menerapkan Manajemen Kondisi Bangunan
4. Melakukan Serah Terima Pekerjaan
Pekerjaan Risiko Proyek
Akhir Pekerjaan untuk 8. Pembuatan Laporan 6. Menentukan Penyebab
7. Membuat Laporan Hasil 7. Menerapkan Kegagalan Bangunan
Pemeriksaaan Proyek Ukuran
Manajemen Pengadaan Komplektisitas Risiko 7. Membuat Perhitungan
8. Memeriksa Pekerjaan Proyek Besaran Kerugian akibat
Rendah (RR)
Tambah Kurang 8. Menerapkan Manajemen kegagalan bangunan
9. Mempersiapkan Daftar Integrasi Proyek 8. Membuat Laporan
Simak dan Dokumen Berita 9. Menerapkan Penilaian Kegagalan
Manajemen Lingkungan Bangunan Gedung
Proyek
10. Menerapkan
Manajemen Keuangan
Proyek
MATERI Materi

BIMBINGAN 2 JPL Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2 JPL Kebijakan Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi

TEKNIS 2 JPL
Kebijakan Kemudahan dan Bantuan Pembiayaan Perumahan Bagi
MBR
Mempersiapkan dan Mereview Perencanaan Pra Konstruksi dan
Konstruksi Pembangunan Perumahan Bagi MBR (Gambar Kerja,
3 JPL Spesifikasi Teknis, Kontrak dan Dokumen Rencana Teknis Rumah
Sederhana Sehat)

Melaksanakan Pemeriksaan dan Pengendalian Pelaksanaan


3 JPL Pekerjaan melalui Form Pemeriksaan Kualitas Struktur

Membuat Laporan Hasil Pemeriksaan dan Pengendalian


Pelaksanaan Pekerjaan (Daftar SIMAK, Surat Pernyataan Laik Fungsi
3 JPL Bangunan Gedung, Dokumentasi Hasil Pemeriksaan)

Menerapkan Manajemen Mutu (Penjaminan dan Pengujian)


Pembangunan Rumah Sederhana Sehat (Spesifikasi Teknis Rumah
3 JPL Sederhana Sehat, SNI Pondasi, SNI Sloof, SNI Rangka Atap, SNI Kolom,
SNI Ring Balok)

Total 24 JPL 2 JPL Pengawasan Pekerjaan Bangunan Rumah Sederhana Sehat


Kode Etik dan Integritas Pengkaji Teknis, Pengawas Konstruksi,
2 JPL Dan Manajemen Konstruksi
Lesson Learned: Paparan terkait temuan hasil pelaksanaan
2 JPL pekerjaan di lapangan dari beberapa lokasi
Pengumpulan Tugas : Penerapan Pemeriksaan dan Pengendalian
2 JPL Pelaksanaan Pekerjaan melalui Form Pemeriksaan Kualitas Struktur
JUMLAH POTENSI TENAGA PENGAWAS KONSTRUKSI RUMAH BERSUBSIDI
Berdasarkan Wilayah Kerja Balai Jasa Konstruksi

Total Potensi: 3.697 Orang


Sulut, Gorontalo, Sulbar,
Sulteng, Sulsel, Sultra
BJKW VI Makassar
Kalbar, Kalteng, Kaltim, Kaltara (475 Orang)
BJKW I Aceh (475 BJKW V Maluku, Malut, Papua
Orang) Banjarmasin
(466 Orang)
Barat, Papua
Aceh, Sumut, BJKW VII Jayapura
Sumbar, Riau, (154 Orang)
Kepri

BJKW II
Sumsel, Jambi, Palembang
Bengkulu, Babel, (572 Orang)
Lampung
BJKW IV Surabaya
BJKW III Jakarta (720 Orang)
( 825 Orang)
Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, NTT
DKI Jakarta, Jabar, Banten
TERIMA KASIH
2021
Direktorat Kompetensi & Produktivitas Konstruksi
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Anda mungkin juga menyukai