BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum
a. Kesehatan adalah milik yang amat berharga bagi setiap umat manusia karunia
Tuhan yang selalu harus dijaga dan ditingkatkan nilainya bagi setiap prajurit TNI,
usaha mempertahankan dan meningkatkan nilai kesehatan merupakan usaha yang
amat penting, sebab hanya prajurit yang sehat saja yang dapat melaksanakan tugas
dengan baik.
b. HIV/AIDS adalah salah satu penyakit infeksi menular seksual yang hingga
saat ini belum di temukan obatnya, namun dapat dihindari/dicegah oleh setiap
individu yaitu dengan menghindari seks bebas/penggunaan narkoba, hati-hati pada
penggunaan transfusi darah dan penggunaan jarum suntik secara bersama salah
satu penyebab penularan. HIV/AIDS telah menjadi masalah internasional karena
penularan dan penyebaran yang sangat cepat, sehingga dalam waktu singkat telah
meluas ke berbagai negara termasuk berbagai daerah di Indonesia, yang menyerang
pada semua golongan masyarakat termasuk Prajurit, PNS, dan keluarga TNI AD dan
dampak yang ditimbulkannya sangat menghawatirkan dengan angka kematian
meningkat, dengan demikian harus ditanggulangi secara serius.
RAHASIA
2
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Naskah Sekolah tentang pengetahuan IMS dan
HIV/AIDS disusun dengan Tata urut sebagai berikut :
a. Pendahuluan
b. IMS
c. HIV/AIDS
d. Orang dengan HIV/AIDS (ODA)
e. Penanganan IMS dan HIV/AIDS di Satuan
f. Penutup
4. Pengertian.
a. Alat kelamin atau organ seksual adalah semua bagian anatomis tubuh
makhluk hidup yang terlibat dalam reproduksi seksual dan menjadi bagian dari
sistem reproduksi pada suatu organisme kompleks. Jenis alat kelamin seringkali
menjadi penentu kelamin dari suatu jenis organisme.
f. Menular adalah Penyakit yang menular dari satu orang ke orang lain dapat
ditularkan secara langsung maupun tidak langsung
h. Penyakit IMS adalah penyakit infeksi yang sebagian besar menular melalui
hubungan seksual / hubungan kelamin dengan pasangan yang sudah tertular. Dan
penyakit ini sering dijumpai serta menjadi masalah serius dunia. Hubungan seks ini
termasuk hubungan seks lewat senggama, lewat mulut atau lewat dubur.
BAB II
INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)
6. Seksualitas. Mengapa kita mesti merawat Alat Kelamin Karena Alat Kelamin
merupakan milik Pribadi penting untuk reproduksi atau punya anak. Alat kelamin bagian
dalam bias rusak karena infeksi menular seksualitas atau IMS (meskipun tidak dirasakan)
sehingga bisa membuat mandul baik laki-laki maupun perempuan (sulit hamil). Bagi
perempuan hamil menderita IMS maka anaknya bisa tertular.
7. Hubungan Alat Kelamin dengan IMS. Apa hubungan Alat Kelamin dengan IMS
IMS mempengaruhi alat kelamin bagian dalam dan bagian luar, kita perlu tau alat kelamin
kita sendiri agar tahu bagai mana IMS mempengaruhi kesehatan alat kelamin dan
reproduksi kita. Kita juga jadi tahu bahwa IMS tidak bisa dilihat hanya dari penampilan alat
kelamin luar. Pada perempuan infeksi awal terjadi pada liang sanggama hingga mulut
rahim, pada laki-laki yang pertama terkena adalah saluran kencing yang bermuara di kepala
zakar. Bila IMS tidak cepat ditangani, infeksi akan menjalar semakin jauh ke dalam, dapat
mengakibatkan mandul baik laki-laki maupun perempuan.
8. Bagian tubuh yang terkena IMS. Bagian tubuh bagi perempuan dan laki-laki
yang dapat terkena IMS sebagai berikut;
a. Bagian tubuh perempuan adalah mata, kerongkongan, saluran indung telur,
Indung telur, rahim, kandung kencing, mulut rahim, liang senggama, saluran kencing
dan dubur.
b. Bagian tubuh laki-laki yang dapat terkena IMS adalah mata dan
kerongkongan, kandung kencing, saluran sperma, kelenjar prostate, penis,
epidermis, buah zakar/testis, saluran kencing, kandung buah zakar, kantung mani
dan dubur.
9. Tanda-tanda IMS. Penyakit IMS juga disebut penyakit kelamin atau penyakit kotor,
namun itu hanya menunjukkan pada penyakit yang ada dikelamin. Istilah menular seksual
lebih luas maknanya, karena menunjukkan pada cara penularannya.Tanda-tanda tidak
selalu ada di alat kelamin. Contoh nya HIV-AIDS dan Hepatitis B yang menular lewat
hubungan seks, tetapi penyakitnya tidak bisa dilihat dari alat kelaminnya. Artinya alat
kelamin tampak sehat meskipun orangnya membawa bibit penyakit. IMS seringkali
tidak menampakkan gejala, terutama pada wanita, namun ada pula IMS yang
menunjukkan gejala-gejala umum sebagai berikut :
a. Keluarnya cairan yang berbeda dari biasanya pada vagina, penis atau dari
dubur.
b. Rasa perih nyeri atau panas saat kencing atau setelah kencing, atau menjadi
sering kencing.
c. Adanya luka terbuka, luka basah disekitar kemaluan atau sekitar mulut (nyeri
atau tidak)
d. Tumbuh seperti jengger ayam atau kutil di sekitar alat kelamin.
4
10. Jenis-jenis IMS : Ada banyak jenis dari penyakit IMS diantaranya paling penting
diketahui adalah :
11. Cara Penularan IMS. Penularan penyakit IMS melalui hubungan seks yang
tidak aman. ( bukan dengan pasangan yang sah ) kuman IMS terutama ada dalam darah
dan cairan kelamin. Hubungan seks yang tidak aman dan penularan IMS cara lain adalah :
12. Komplikasi IMS. IMS dapat berakibat fatal terhadap orang yang sudah terjangkit
antara lain :
a. Nyeri perut bagian bawah kronik dan kemandulan pada wanita.
b. Pada bayi dapat berakibat kebutaan atau radang paru.
c. Kematian akibat sepsis, kehamilan diluar kandungan, kangker mulut rahim.
d. Keguguran spontan.
e. Penyempitan saluran kemih pada pria.
f. Kemandulan pada pria.
g. Dampak sosial pertengkaran suami istri sampai perceraian akibat
kemandulan.
5
13. Mitos tentang IMS. Perlu penjelasan yang terinci terhadap penderita IMS sehingga
terhindar dari mitos yang ada antara lain :
a. Mitos / pandangan umum yang salah tentang IMS.
b. Orang yang memiliki pengertian tentang penyebab IMS yang tidak akurat,
biasanya akan mempunyai perasaan yang aman semu, sehingga berpeluang besar
untuk terkena infeksi.
c. Beberapa pandangan umum /mitos yang salah tentang IMS seperti :
1) Wanita yang sudah menikah, wanita / pria muda atau pasangan yang
bersih biasanya bebas dari infeksi.
2) Membuang air kencing, mencuci atau menyemprot vagina setelah
berhubungan seks akan terhindar dari IMS.
3) Menganggap bukan kelompok berisiko jika bukan pekerja seks.
BAB III
HIV/AIDS
15. Penularan. HIV dapat ditemukan dalam berbagai cairan tubuh seperti air mani,
darah, cairan vagina, ASI, air mata, air liur, air seni, air ketuban dan cairan serebrospinal,
tetapi media penularan utama adalah ASI, melalui darah, cairan sperma, cairan vagina.
a. Penularan HIV/AIDS dapat terjadi melalui :
1) Hubungan seksual, apabila melakukan hubungan seksual dengan
orang yang terinveksi HIV/AIDS, baik homo maupun hetero seksual.
2) Darah, penularan melalui darah dapat terjadi apabila :
a) Mendapat transfusi darah yang mengandung HIV.
b) Memakai alat suntik atau alat tusuk lainnya (akufuntur, tato,
tindik, pengguna Napsa dsb) yang tercemar HIV.
c) Penerimaan jaringan / organ tubuh yang terinveksi HIV.
3) Perinatal, penularan dari ibu yang terinveksi HIV ke bayi yang
dikandungnya, atau terjadi sewaktu proses persalinan, dapat juga tertular
melalui air susu ibu.
16. Gejala Klinis. Gejala klinis pada penderita HIV/AIDS antara lain demam yang
cukup lama 3 bulan disertai batuk yang tidak sembuh lebih dar 3 bulan, diare yang tidak
henti-hentinya lebih dari 1 bulan, adanya infeksi pada mulut dan kerongkongan,
pembengkakan pada kelenjar getah bening yang menetap, penurunan berat badan lebih
dari 10% dalam 3 bulan dan munculnya herpes zoster berulang, bercak-bercak gatal
diseluruh tubuh. Hal ini dapat dilihat pada gambar Klinis stadium AIDS dibawah :
BAB IV
ORANG DENGAN HIV – AIDS (ODHA)
b. Masalah Psikologi
BAB V
PENANGANAN IMS DAN HIV/AIDS DISATUAN
21. Umum. Satuan merupakan suatu organisasi yang ada dan pendiriannya atas dasar
tujuan yang nantinya akan langsung berhubungan dengan TNI dan masyarakat oleh
karena itu Satuan turut bertanggung jawab dalam penanganan suatu proses, cara, atau
perbuatan menangani; penggarapan suatu penyakit IMS dan HIV/AIDS
a. Cara mencegah IMS pada orang dewasa terutama adalah dengan tidak
membiarkan darah atau cairan kelamin orang lain masuk kedalam tubuh kita. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara;
1) Absen dari seks, tidak berhubungan seks sama sekali sehingga tidak
ada cairan kelamin yang masuk kedalam tubuh. Ini sama dengan pantang
seks atau puasa seks saat jauh dari pasangan.
2) Berlaku saling setia, atau berhubungan hanya dengan seseorang yang
dapat dipastikan kalau sudah menikah atau berpantang seks.
3) Cegah infeksi dengan menggunakan kondom sewaktu berhubungan
seks. Bila kita tidak dapat memastikan kesetiaan pasangan kita, atau tidak
tahu apakah ia pernah menerima transfusi darah, tato, suntikan dengan jarum
yang tidak steril. Bila tidak bisa setia kepada pasangan kita gunakan kondom.
23. Akses Pengobatan IMS. Dalam penanganan IMS harus patuh terhadap beberapa
hal antara lain :
24. Faktor perlunya Pencegahan HIV/AIDS. Sampai saat ini belum ditemukan
obat yang dapat menyembuhkan AIDS maupun Vaksin yang evektif HIV – AIDS. Penularan
dapat dicegah melalui perilaku yang sehat dan bertanggung jawab.
d. Obat penyembuhan AIDS sampai saat ini belum ada, sehingga semua
penderita diperkirakan 100 % fatal dan biaya serta pengobatan penderita AIDS
sangat mahal.
e. Gejala khas tidak dapat diketahui dengan pasti.
f. Persentase tertinggi ditemukan pada usia produktif (golongan usia 20 – 39
tahun )
26. Ketentuan yang berlaku di TNI AD. Penanganan pengidap HIV atau penderita
AIDS, secara individual dan tertutup.
1) Pengidap HIV
2) Pengawasan fisik meliputi pembatasan kegiatan fisik dan mencegah
tertular penyakit lain.
3) Menggunakan kondom pada setiap hubungan seksual.
4) Tidak ada halangan untuk bergaul dalam masyarakat.
5) Tidak boleh menjadi donor darah, donor organ / jaringan tubuh untuk
transplantasi
11
b. Penderita AIDS
1) Perawatan kesehatan penderita perlu lebih cermat, kegiatan fisik di
batasi karena kondisi fisik makin menurun dan mencegah tertular infeksi lain.
2) Konseling dan bantuan rohaniawan diintensifkan agar moril meningkat.
27. Penanggulangan dampak yang timbul. Ada beberapa langkah yang dapat
dilakukan oleh komandan satuan yaitu :
a. Tetap dipekerjakan dalam dinas aktif tetapi tidak pada satuan tempur/banpur.
d. Anggota pengidap HIV atau penderita AIDS yang akan menikah dan calon istri
harus dapat rekomendasi dari tim konseling.
e. Anggota penderita HIV atau penderita AIDS dapat mengakhiri masa dinasnya
atas permintaan sendiri dan dilaksanakan pada saat rikes berkala.
12
BAB VI
PENUTUP
28. Penutup. Demikian Naskah Sekolah tentang Pengetahuan IMS dan HIV/AIDS ini
disusun sebagai pedoman bagi Gadik dan Pasis dalam proses belajar mengajar pada
Pendidikan Perwira TNI AD.