Anda di halaman 1dari 3

Opiniku Mengenai, “Digitalisasi Pendidikan di Masa Pandemi”

Sejak awal tahun 2020, virus corona sudah mulai masuk dan menyebar di
negara Indonesia. Penyebaran virus ini sangat cepat sehingga pada waktu itu banyak
sekali masyarakat Indonesia yang terkonfirmasi positif COVID-19. Akibat cepatnya
penyebaran tersebut, pemerintah mengambil kebijakan untuk melakukan karantina
mandiri selama dua minggu untuk seluruh masyarakat Indonesia. Dengan kebijakan
tersebut, banyak sekali tempat umum yang terpaksa ditutup seperti tempat ibadah dan
sekolah. Sayangnya, waktu dua minggu masih belum cukup untuk mengurangi kasus
positif COVID-19 di Indonesia, akhirnya pemerintah mengambil kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilaksanakan di seluruh Indonesia.
Pendidikan ialah suatu hal yang penting serta mempengaruhi dalam
peningkatan kualitas fikiran, moral, dam tata perilaku manusia dalam kehidupan.
Melalui pengajaran dan pelatihan manusia pun secara perlahan dapat mendewasakan
dirinya sendiri. Digital transformation atau transformasi digital ialah sebuah
perubahan cara penanganan sebuah pekerjaan dengan menggunakan teknologi supaya
lebih efektif dan efisien. Tanpa terkecuali di ranah Pendidikan saat ini menggunakan
Pendidikan berbasis digital yang dinilai efektif dan dan efisien terlebih lagi Ketika
adanya Pandemi COVID-19 pemerintah mengambil kebijakan social distancing
sehingga semua pembelajaran sekolah dilaksanakan secara jarak jauh, dalam jaringan
(daring).

Walaupun kehadiran teknologi canggih pun tidak bisa menggantikan sosok


guru, digitalisasi pendidikan di masa pandemi menjadi suatu keharusan agar kegiatan
belajar mengajar tetap berjalan secara efektif. Pembelajaran juga harus dilakukan
secara interaktif, tidak hanya satu arah saja. Dengan model digitalisasi pendidikan ini
pastinya semua sekolah sedang berusaha mencari cara dan media yang tepat untuk
melakukan pembelajaran ini. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi juga terus berupaya memberikan pelayanan bagi semua siswa, mahasiswa,
dan tenaga pendidik seperti guru dan dosen dengan diadakannya bantuan kuota gratis.
Tidak hanya itu, Kemendikbud juga memberikan fasilitas berupa aplikasi yang bisa
dimanfaatkan selama pembelajaran daring seperti Rumah Belajar, Televisi Edukasi,
Suara Edukasi, serta Belajar dari Rumah yang ditayangkan di stasiun televisi.
Dalam pelaksanaannya, banyak sekolah yang menggunakan media seperti
google classroom, edmodo, dan schoology. Selain itu, sudah banyak sekolahan yang
memiliki sumber daya manusia ahli dalam bidang IT membuat website khusus e-
learning untuk sekolahnya yang lebih mudah diakses. Pastinya dalam pemilihan
platform yang digunakan untuk pembelajaran jarak jauh ini harus dipertimbangkan
secara matang agar sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Proses pembelajaran secara daring selama setahun lebih menghadirkan
berbagai tanggapan dari tanggapan positif hingga tanggapan negatif. Masyarakat
menganggap dengan diadakan pembelajaran daring ini lebih fleksibel, tidak
memerlukan biaya transportasi menuju sekolah, mampu mengurangi mobilitas, dan
mampu meningkatkan keterampilan guru dan siswa dalam penggunaan teknologi. Di
sisi lain, masyarakat juga menganggap bahwa sekolah daring ini kurang efektif.
Namun, dalam realisasinya masih banyak sekali dijumpai hambatan. Ditinjau
dari kultur geografis setiap daerah pastinya memiliki kecepatan internet yang
berbeda. Hal tersebut membawa dampak setiap kali melakukan pembelajaran seperti
terkendala stabilitas sinyal sehingga siswa akan tertinggal ketika guru sedang
menyampaikan materi. Gaya belajar anak berbeda-beda juga menjadi salah satu
hambatan dalam menyerap informasi-informasi yang disampaikan. Tidak hanya itu,
dengan adanya transformasi pendidikan ini mendatangkan masalah besar yaitu
meningkatnya risiko anak putus sekolah. Hal tersebut terjadi karena tidak semua
pelajar memiliki kondisi perekonomian keluarga yang cukup baik sehingga muncul
kesenjangan capaian belajar. Dalam pembelajaran jarak jauh ini seorang pelajar
pastinya membutuhkan alat elektronik berupa handphone dan laptop untuk
menunjang proses pembelajarannya. Dengan begitu, muncul persepsi-persepsi
masyarakat yang salah rentang peranan sekolah secara daring ini.
Dengan demikian, adanya transformasi di bidang pendidikan diharapkan
mampu menjadi sarana agar tetap melakukan pembelajaran meskipun tidak dapat
tatap muka karena pandemi. Selain itu, dengan adanya pendidikan secara daring ini
mampu mempermudah siswa karena pembelajaran lebih fleksibel. Namun, tidak
menutup kenyataan bahwa masih banyak sekali pelajar yang masih kesulitan dalam
akses pendidikan. Dengan adanya masalah tersebut seharusnya pemerintah lebih peka
dan memberikan suatu solusi agar semua pelajar mampu mendapatkan pendidikan
yang sama di masa pandemi ini.

Anda mungkin juga menyukai