Anda di halaman 1dari 2

Pemeriksaan penunjang lain yang bisa dilakukan pada pasien ini?

Pada pasien dapat dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang, antara lain:


1. Ankle Brachial Index (ABI)
Ankle brachial index adalah rasio tekanan darah sistolik antara arteri dorsalis
pedis/tibialis posterior dengan tekanan sistolik tertinggi antara arteri brachialis kiri dan
kanan. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan handheld ultrasound. Penilaian
hasil ABI adalah:
NILAI ABI KETERANGAN
≤ 0,4 PAD berat (Critical Limb Ischaemia)
0,40 - 0,69 PAD sedang
0,7 - 0,90 PAD ringan

0,9 - 1,30 Normal


Arteri sklerotik dan memerlukan pemeriksaan
> 1,30
lanjutan
Tabel 1 Penilaian Hasil Pemeriksaan Ankle Brachial Index [ CITATION PBP19 \l 1033 ]

2. Pemeriksaan Imaging
a. Doplex Ultrasound
Duplex ultrasound (DUS) merupakan pilihan pencitraan pertama untuk menilai
ALI. Pemeriksaan ini tersedia secara luas hampir di seluruh fasilitas kesehatan,
memiliki biaya rendah, bersifat non-invasif dan non-radiasi, dan waktu yang
dibutuhkan relatif singkat. DUS berguna untuk menilai lokasi anatomis dan derajat
obstruksi, dan juga memberikan informasi penting tentang hemodinamik
(proksimal dan distal dari lokasi obstruksi) (Olinic, et al., 2019).
b. Computed Tomography Angiography (CTA) dan Magnetic Resonance
Angiography (MRA)
CTA dan MRA merupakan alat pencitraan resolusi tinggi dan biasanya digunakan
untuk mengkonfirmasi diagnosis dan menunjukkan lokasi dan luasnya oklusi arteri.
Kelebihan dari CTA mampu untuk memvisualisasikan kalsifikasi, stent, dan
bypass. MRA berguna pada pasien dengan alergi atau gagal ginjal sedang tetapi
pemeriksaan ini dikontraindikasikan pada pasien dengan gagal ginjal berat (GFR di
bawah 30 mL/menit) dan adanya alat pacu jantung (pacemaker) atau implan
logam. CTA dan MRA memerlukan waktu pencitraan yang lama (Laksono, dkk,
2020).
c. Invasive Angiogram
Pemeriksaan Digital Subtraction Angiography (DSA) selama bertahun-tahun
merupakan "gold standard" untuk diagnosis ALI. Dikarenakan pemeriksaan ini
merupakan prosedur invasif yang memiliki potensi risiko komplikasi, DSA tidak
boleh digunakan sebagai alat diagnostik pertama dan tidak boleh menggantikan
DUS untuk diagnosis positif ALI (Olinic, et al., 2019).

3. Pemeriksaan lain seperti elektrokardiogram (EKG) dan foto toraks (rontgen) juga dapat
dilakukan pada pasien ini untuk menyingkirkan diagnosis lain ataupun mencari
komplikasi akibat diabetes melitus yang diderita pasien.

SUMBER
Laksono, G. A., Erwin, F., & Tahalele, P. L. (2020). Acute Limb Ischemia (ALI): An
Overview of Clinical Diagnosis and Treatment. Journal of Widya Medika Junior,
2(2), 138-150.
Olinic, D.-M., Stanek, A., Tătaru, D.-A., Homorodean, C., & Olinic, M. (2019). Acute Limb
Ischemia: An Update on Diagnosis and Management. Journal of clinical medicine,
8(8). doi:https://doi.org/10.3390/jcm8081215
PB PERKENI. (2019). Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2
Dewasa di Indonesia . Jakarta: PB PERKENI.

Anda mungkin juga menyukai