RESUME PENDEKATAN METODE PERSEPTOR DAN MENTORSHIP DALAM BIMBINGAN KLINIK
Dosen Pengampu:
Arika Indah Setyarini, SST, M.Keb
Disusun oleh :
Natasya Farhana Niam
(P17321183033)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI TAHUN 2021 I. Preseptor Mentor 1. Preseptor Seorang bidan Membimbing 3-5 peserta didik Mengembangkan keterampilan klinis kebidanan dasar Fokus pada bimbingan psikomotor lingkup kebidanan Peserta didik dibimbing saat prosedur, memberi umpan balik, fasilitasi pertemuan pra dan post klinik Menilai kemampuan peserta didik 2. Mentor Seorang bidan Membimbing 1-2 peserta didik yang telah siap Asuhan komprehensif Mengintegrasikan keterampilan kebidanan Peserta didik mengikuti mentor dalam bertugas Menilai kemampuan peserta didik secara komprehensif apakah mahasiswa sudah percaya diri untuk mandiri II. Strategi Cox’s Cycle Dalam Bedside Teaching: Experience Plus Explanation — Pengajaran di samping tempat tidur (bedside teaching) memberikan input yang paling kuat dalam pembelajaran klinis. Pasien merupakan kasus. Mahasiswa melihat pasien secara nyata, cara berinter
erempuan hamil sampai nifas, Secara intelektual, mahasiswa tersebut
berhubungan dengan kasus yang harus dicarikan solusinya. III. Tahap Pengamalan Klinis 1. Persiapan Laporan Pasien Temp 2. Briefing Pasien/keluarga Mahasiswa 3. Interaksi CI: Role model Mahasiswa melihat 4. Debriefing Respon pasien/ keluarga Mahasiswa Stimulasi kasus ANC/INC/PNC/KB Capaian pembelajaran: mampu mengumpulkan data subjektif dan objektif pada ibu hamil trimester 1. Persiapan: 1. Mahasiswa: membuat laporan dengan bimbingan dosen tentang: topik, format asuhan, dan SOP terkait à bekali mahasiswa dengan log-book 2. Preseptor: mempersiapkan pasien, termasuk kesediaan pasien 3. Pasien/keluarga pasien: kesiapan pasien untuk bersikap apa adanya Briefing: 1. Mahasiswa didampingi dosen mendapat arahan dari preceptor tentang hal- hal yang perlu diamati/dilakukan pada pasien. Preseptor membuat komitmen dengan mahasiswa apa yang harus dilakukan oleh mahasiswa
Preseptor: berkomunikasi dengan pasien/keluarga bahwa mereka menjadi
orang penting dalam proses pembelajaran ini. Meyakinkan pasien apa yang akan dilakukan oleh mahasiswa adalah hal-hal yang sudah diajarkan ke mahasiswa di laboratorium klinik. 2. Komunikasi 2 arah, suasana santai tapi serius, tidak menimbulkan kecemasan. Interaksi dengan pasien: 1. Di awal interaksi, preceptor menjadi role model. 2. Mahasiswa mengamati, melakukan bila ada arahan dari preceptor, dan mencatat hasil pengamatannya. Komunikasi 2 arah, suasana santai tapi serius, tidak menimbulkan kecemasan. IV. Tahap Penjelasan Setelah mendapat pengalaman klinis, baik berupa pengamatan atau perlakuan, mahasiswa mencoba menjelaskan pengalamannya dan selanjutnya Pengalaman ini dijadikan bekal untuk siklus berikutnya. 1. Refleksi Mahasiwa menggambarkan kembali pengalaman klinisnya. 2. Menjelaskan dengan menggunakan nalar. Mahasiswa menjelaskan hasil refleksi dengan menggunak alasan yang dapat diterima sesuai bukti ilmiah. 3. Pengetahuan untuk dapat mengerjakan tanpa harus memahami secara mendalam atau memperbaiki yang kurang tepat. Mahasiswa mempelajari apa yang perlu dilakukan tanpa harus perbaikan atauyang harus diperbaiki telebih dahulu.