Anda di halaman 1dari 9

Nama : Natasya Farhana Niam

NIM : P1732183033
Prodi : D4 kebidanan/ Semester 6

SKENARIO

Seorang perempuan bernama Ny.A datang ke IGD pukul 10.00 pagi dalam kondisi kaku
didampingi oleh suami, ibu dan bidan puskesmas. Bidan menjelaskan bahwa Ny.A datang ke
Poned pukul 09.00 dalam kondisi pusing dan pandangan kabur. Sebelum dirujuk pukul 09.30 ,
Ny.A telah dipasang oksigen, infus, kateter dan diberikan injeksi 4gr MgSO4 40% secara bolus
dan belum memberikan injeksi secara IM. Sesampainya di IGD, tiba-tiba Ny.A mengalami
kejang.

JAWABAN :

Ny.A (20 thn) G1P0A0

Usia kehamilan : 37 mgg

a. Penilaian awal
1. Pemeriksaan Umum :
- Kesadaran : Delirium, gelisah
- Kesadaran umum : Pucat, lemah
2. Pemiksaan Fisik :
- Sistem Respiratory : Sesak napas atau dispneu
- Ektremitas atas dan bawah : Odema pretibial (+), reflek patela (+)
3. Pemeriksaan TTV :
- Tekanan Darah : 170/120 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Suhu : 37,5°C
- Pernafasan : 18 x/menit
4. Pemeriksaan Penunjang :
- Pemeriksaan Abdomen :
 Palpasi : TFU 2 jari dibawah processus xiphoideus (30cm)
 Auskultasi : DJJ 185 x/menit
- Pemeriksaan Urine
 Protein Urine : +2

b. Diagnosa PONED : PEB


Tanda dan gejala PEB yaitu sakit kepala, gangguan penglihatan, hipertensi.
(Sarwono Prawirohardjo Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal 2009)

Tindakan Selanjutnya :

- Dilakukan stabilisasi selama 30 menit,


- oksigenasi 5 liter/menit,
- Injeksi magnesium sulfat 40%
- Infus dextrose 5%
- Pemasangan Kateter Douwer
- Rujuk ke rumah sakit terdekat
c. Penanganan di PONED

Penanganan di IGD berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya

A. Penanganan kejang
1. Beri obat anti konvulsan
2. Perlengkapan untuk penanganan kejang
3. Oksigen 4-5 l/mnt
4. Lindungi pasien dari kemungkinan trauma

B. ANTI KONVULSAN
1. MgSO4
Cara pemberian MgSO4:
a. Dosis awal :
1) MgSO4 4 gr I.V sebagai larutan 20% atau 40 % selama 5 menit
2) Segera diberikan larutan MgSO4 6 gr di larutkan dalam cairan infus RL 500
ml diberikan sekama 6 jam (untuk MgSO4 40%, maka 10 cc IV dan 15 cc
drip)
3) Jika kejang berulang setelah 15 menit berikan Mg SO4 2 gr IV selam 2 menit
b. Dosis pemeliharaan
1) MgSO4 1-2 gr per jam perinfus
2) Lanjutkan pemberian MgSO4 sampai 24 jam pasca persalinan atau kejang
berakhir
2. Baringkan pasien pada sisi kiri untuk menghindari resiko aspirasi
3. Setelah kejang aspirasi mulut dan tenggorokan jika diperlukan

C. PERSALINAN
Persalinan harus diusahakan segera setelah pasien stabil
1. Periksa serviks, jika matang lakukan pecah ketuban dan induksi dengan oksitosin
atau prostaglndin
2. Jika persalinan tidak bisa diharapkan dalam 12 jam lakukan seksio sesarea
3. Jika DJJ < 100 atau > 180 X/ menit lakukan sectio sesarea
4. Jika servik belum matang dan janin hidup lakukan secsio sesaria
5. Jika janian mati atau terlalu kecil usahakan lahir pervaginam dengan matangkan
serviks dengan misoprostol, prostaglandin atau folly kateter

D. PERAWATAN PASCA PERSILANAN


1. Anti konvulsi diteruskan sampai 24 jam setelah persalinan atau setelah kejang
2. Teruskan antihipertensi jik tensi > 110 mmHg
3. Pantau urin
4. Pantau Vital sign per jam

IPE (Interprofessional education)

Ny. A datang ke BPM bersama suami pada pukul 09.00 WIB dengan keluhan pusing dan
pandangan kabur. Setelah diketahui keluhan tersebut bidan melakukan penilaian awal dan
didapati hasil Tekanan darah pasien tinggi 170/110 mmHg, nadi 100 x/menit, RR 20 x/menit,
suhu 37,40C. Edema pretibial (+), status obstetri didapatkan dari Pemeriksaan luar TFU 2 jari
dibawah processus xiphoideus (30 cm), DJJ : 185 x/menit.

Pada pukul 09.30 WIB bidan melakukan stabilisasi terlebih dahulu sebelum merujuk
dengan dipasang oksigen, infus, kateter dan diberikan injeksi 4gr MgSO4 40% secara bolus
kemudian dirujuk dan tiba di IGD pada pukul 10.00 WIB.

Sesampainya di IGD Ny. A di terima oleh perawat IGD dengan kondisi pasien kejang
dan digolongkan pada triase merah. Selanjutnya diberikan penanganan kepada pasien dengan
cara airways untuk membebaskan jalan nafas dan dimiringkan ke kiri. Selanjutnya segera
berikan larutan MgSO4 6 gr di larutkan dalam cairan infus RL 500 ml diberikan sekama 6 jam
(untuk MgSO4 40%, maka 10 cc IV dan 15 cc drip).

Kemudian bidan melaporkan pada dokter bahwa pasien masih dalam kondisi kejang.
Selanjutnya dokter menyarankan untuk segera dilakukan tindakan terminasi . Salah satu perawat
melakukan inform consent kepada keluarga. Setelah disetujui oleh keluarga, tim meedis
melakukan terminasi kepada pasien.
Setelah dilakukan terminasi, bayi lahir selamat. Bidan dan perawat melakukan perawatan pasca
persalinan seperti :

1. Anti konvulsi diteruskan sampai 24 jam setelah persalinan atau setelah kejang
2. Teruskan antihipertensi jik tensi > 110 mmHg
3. Pantau urin
4. Pantau Vital sign per jam
Tugas Resume Video IPE (Perdarahan)
Ny. X terjatuh saat akan membuat kopi untuk suami dan tamunya di rumah. Dengan
segera suami Ny. X menelpon petugas IGD rumah sakit terdekat untuk mengirim ambulance dan
membawa Ny. X, kondisi Ny. X pingsan dan mengalami perdarahan.
Perawat yang bertugas dalam penjemputan Ny.X segera menelpon perawat IGD meminta
tolong untuk segera menyiapkan ruangan untuk pasien. Sesampainya di rumah sakit perawat
ambulance memberi tahu perawat IGD 1 bahwa pasien sudah tiba dan pasien segera diarahkan ke
ruangan yang sudah disiapkan tadi.
Perawat IGD 1 memberitahu suami bahwa Ny. X akan diperiksa terlebih dahulu, lalu
meminta suami untuk mengurus administrasi. Setelah dilakukan pemeriksaan perawat IGD 1
menuju ruang obat dan bertemu dengan apoteker, memberitahu bahwa di IGD ada pasien
bernama Ny. X hamil anak ke 3 dan mengalami perdarahan, kondisi tidak sadar dan mengalami
penurunan cairan. Tindakan yang akan dilakukan yaitu pemberian cairan. Kemudian apoteker
memberikan alat yang dibutuhkan perawat IGD 1 yaitu infus set, cairan RL, hadscoon, plester,
gunting, handscrab. Perawat IGD 1 segera menuju ruangan pasien dan memasang infus.
Setelah memberikan terapi cairan kepada Ny.X, perawat IGD 1 melaporkan kepada
perawat IGD 2 tentang riwayat pasien dan apa saja terapi yang sudah diberikan, kemudian
perawat IGD 1 meminta bantuan kepada perawat IGD 2 untuk melakukan pengkajian selanjutnya
kepada pasien. Perawat IGD 2 segera menuju ruangan dan melakukan pengkajian lanjutan.
Setelah melakukan pemeriksaan seperti memeriksa tanda-tanda vital, DJJ, pengukuran TFU,
pemeriksaan rangsang nyeri, dan pemeriksaan dalam, perawat 2 melaporkan hasil pemeriksaan
dan status pasien kepada dokter.
Setelah melihat laporan status pasien dari perawat IGD 2, dokter memutuskan tindakan
selanjutnya yaitu segera dilakukan terminasi kehamilan. Dokter meminta perawat IGD 2 untuk
memberitahu suami dan keluarga tentang kondisi pasien sekarang dan memberitahu dampak
bahaya jika suami menolak untuk dilakukan tindakan. Setelah memberitahu kondisi pasien dan
tindakan yang akan dilakukan, suami menyetujui.
Sebelum dilakukan tindakan terminasi, tim kesehatan (dokter, perawat ruang bersalin,
perawat IGD 2, dan bidan) melakukan konferensi terkait kasus pasien dan tindakan yang akan
dilanjutkan. Bidan menanyakan tindakan dan pengkajian apa yang sudah dilakukan lalu perawat
IGD 2 menjelaskan hasil pemeriksaan kepada bidan. Bidan menyetujui untuk dilakukan tindakan
terminasi kehamilan kepada pasien dengan segera agar tidak mengkhawatirkan nyawa ibu.
Perawat ruang bersalin segera menyiapkan pasien dan bidan menyiapkan ruangan.
Tindakan terminasi kehamilan sudah dilaksanakan kemudian pasien dibawa keruang
rawat inap. Setelah pasien sadar, pasien sedih karena kehilangan anak ke 3. Perawat ruang rawat
inap membantu menenangkan pasien dan keluarga.
SKENARIO

Seorang perempuan bernama Ny.A datang ke IGD pukul 10.00 pagi dalam kondisi kaku
didampingi oleh suami, ibu dan bidan puskesmas. Bidan menjelaskan bahwa Ny.A datang ke
Poned pukul 09.00 dalam kondisi pusing dan pandangan kabur. Sebelum dirujuk pukul 09.30 ,
Ny.A telah dipasang oksigen, infus, kateter dan diberikan injeksi 4gr MgSO4 40% secara bolus
dan belum memberikan injeksi secara IM. Sesampainya di IGD, tiba-tiba Ny.A mengalami
kejang.

JAWABAN :

Ny.A (20 thn) G1P0A0

Usia kehamilan : 37 mgg

Pemeriksaan fisik :

Pasien tampak sakit berat dengan kesadaran delirium, gelisah.

Tekanan darah pasien tinggi 170/110 mmHg, nadi 80 x/menit, RR 17 x/menit, suhu 380C.

Edema pada ekstremitas atas dan bawah (+), TFU 2 jari dibawah processus xiphoideus (30 cm),
DJJ : 145x/menit, reflek patella (+), Dilakukan pemasangan kateter douwer, diketahui jumlah
urine 200 cc, protein urine +2

Tindakan Selanjutnya :

Dilakukan stabilisasi selama 30 menit,

oksigenasi 5 liter/menit,

Injeksi magnesium sulfat 40%

Infus dextrose 5%

Pemasangan Kateter Douwer

Rujuk ke rumah sakit terdekat

Penanganan di IGD berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya

E. Penanganan kejang
5. Beri obat anti konvulsan
6. Perlengkapan untuk penanganan kejang
7. Oksigen 4-5 l/mnt
8. Lindungi pasien dari kemungkinan trauma

F. ANTI KONVULSAN
4. MgSO4
Cara pemberian MgSO4:
c. Dosis awal :
4) MgSO4 4 gr I.V sebagai larutan 20% atau 40 % selama 5 menit
5) Segera diberikan larutan MgSO4 6 gr di larutkan dalam cairan infus RL 500 ml
diberikan sekama 6 jam (untuk MgSO4 40%, maka 10 cc IV dan 15 cc drip)
6) Jika kejang berulang setelah 15 menit berikan Mg SO4 2 gr IV selam 2 menit
d. Dosis pemeliharaan
3) MgSO4 1-2 gr per jam perinfus
4) Lanjutkan pemberian MgSO4 sampai 24 jam pasca persalinan atau kejang
berakhir
5. Baringkan pasien pada sisi kiri untuk menghindari resiko aspirasi
6. Setelah kejang aspirasi mulut dan tenggorokan jika diperlukan

G. PERSALINAN
Persalinan harus diusahakan segera setelah pasien stabil
6. Periksa serviks, jika matang lakukan pecah ketuban dan induksi dengan oksitosin atau
prostaglndin
7. Jika persalinan tidak bisa diharapkan dalam 12 jam lakukan seksio sesarea
8. Jika DJJ < 100 atau > 180 X/ menit lakukan sectio sesarea
9. Jika servik belum matang dan janin hidup lakukan secsio sesaria
10. Jika janian mati atau terlalu kecil usahakan lahir pervaginam dengan matangkan serviks
dengan misoprostol, prostaglandin atau folly kateter

H. PERAWATAN PASCA PERSILANAN


5. Anti konvulsi diteruskan sampai 24 jam setelah persalinan atau setelah kejang
6. Teruskan antihipertensi jik tensi > 110 mmHg
7. Pantau urin
8. Pantau Vital sign per jam
IPE (Interprofessional education)

Ny. A datang ke BPM bersama suami pada pukul 09.00 WIB dengan keluhan pusing dan
pandangan kabur. Setelah diketahui keluhan tersebut bidan melakukan penilaian awal dan
didapati hasil Tekanan darah pasien tinggi 170/110 mmHg, nadi 100 x/menit, RR 20 x/menit,
suhu 37,40C. Edema pretibial (+), status obstetri didapatkan dari Pemeriksaan luar TFU 2 jari
dibawah processus xiphoideus (30 cm), DJJ : 185 x/menit.

Pada pukul 09.30 WIB bidan melakukan stabilisasi terlebih dahulu sebelum merujuk dengan
dipasang oksigen, infus, kateter dan diberikan injeksi 4gr MgSO4 40% secara bolus kemudian
dirujuk dan tiba di IGD pada pukul 10.00 WIB.

Sesampainya di IGD Ny. A di terima oleh perawat IGD dengan kondisi pasien kejang dan
digolongkan pada triase merah. Selanjutnya diberikan penanganan kepada pasien dengan cara
airways untuk membebaskan jalan nafas dan dimiringkan ke kiri. Selanjutnya segera berikan
larutan MgSO4 6 gr di larutkan dalam cairan infus RL 500 ml diberikan sekama 6 jam (untuk
MgSO4 40%, maka 10 cc IV dan 15 cc drip).

Kemudian bidan melaporkan pada dokter bahwa pasien masih dalam kondisi kejang. Selanjutnya
dokter menyarankan untuk segera dilakukan tindakan terminasi . Salah satu perawat melakukan
inform consent kepada keluarga. Setelah disetujui oleh keluarga, tim meedis melakukan
terminasi kepada pasien.

Setelah dilakukan terminasi, bayi lahir selamat. Bidan dan perawat melakukan perawatan pasca
persalinan seperti :

5. Anti konvulsi diteruskan sampai 24 jam setelah persalinan atau setelah kejang
6. Teruskan antihipertensi jik tensi > 110 mmHg
7. Pantau urin
8. Pantau Vital sign per jam

Anda mungkin juga menyukai