Anda di halaman 1dari 7

Resume tindakan Operasi SC + KONTAP pada Ny.

J dengan Diagnosa Medis


G4P3A0 Hamil aterm 40 minggu belum inpartu + Gemeli, Let-kep, let-sung
di Ruangan OK RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi
A. Pre Operatif
Pada tanggal 23 Mei 2022 ,pukul 12.30 WITA pasien datang menggunakan Roaster
diantar oleh perawat ruang Miranti dengan identitas pasien sebagai berikut :
Nama : Ny.J
Umur  : 43 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Ds. Pangalasiang
No.RM : 05 24 00
Tanggal masuk : 22 Mei 2022
Pukul :12.30 WITA

1. Persiapan operasi :
Persiapan pasien
- Pasien puasa dari jam 03.00 -13.00 WITA
- Pemeriksaan laboratorium tidak terlampir pada status pasien
- SIO : Telah di setujui oleh pasien dan keluarga (suami) pasien.
- Serah terima pasien dari perawat ruang Miranti kepada perawat OK.
- Mengganti baju pasien dengan baju operasi dan memakaikan penutup kepala
dan masker.
- Mengantar pasien ke ruang Operasi menggunakan brangkar
- Diagnosa pre operatif : G4P3A0 Hamil aterm 40 minggu belum inpartu +
Gemeli, Let-kep, let-sung.
- Jenis Operasi : Besar
- Tindakan Operasi : SC + KONTAP
2. Persiapan kamar bedah
a. Alat operatif steril
b. Meja/tempat tidur operasi
c. Monitor
d. Stand infuse
e. Alat suction
f. Electric Couter
3. Pelaksanaan pembedahan
Operator : dr. I Putu Ferry, Sp.OG
Asisten : Nerius, Amd.Kep
Intrumen : Ria, Amd.Kep
Perawat on loop  : Rahma, Amd.Kep
Anastesi       : dr. Mohammad Rezza, Sp.An
Asisten Anastesi : Fudar Cahyono Amd.Kep
Jenis anastesi    : SAB (Spinal Anestesi Blok)
Obat anastesi  : Buvipicain 4 ml
Pethidin HCL
Canalgetik 10 ml
a. Persiapan instrument (Hernia Set)
 Meja Mayo : 1 buah
 Klem desinfeksi : 1 buah
 Gunting jaringan : 1 buah
 Gunting benang    : 1 buah
 Nalvooder : 3 buah
 Klem arteri : 5 buah
 Klem Pean : 5 buah
 Klem Elis : 1 buah
 Klem Kocher       : 3 buah
 Pinset anatomis : 2 buah
 Pinset cirurgis : 2 buah
 Langen back : 2 buah
 Langen Hak : 2 buah
 Nierbekken : 1 buah
 Cannal Suction : 1 buah
 Klem Duk : 5 buah
 Kom         : 2 buah
 Couter : 1 buah
 Scalpel no.4 : 1 buah
b. Set Tenun
 Jas Operasi : 3 buah
 Duk sedang : 4 buah
 Perlak : 1 buah
c. Medical Suplai
 Sarung Tangan Steril no.8 sebanyak 2 buah
 Sarung Tangan Steril no.7 1//2 sebanyak 3 buah
 Kassa steril 6 ikat
 Benang Safil 2.0 sebanyak 2 pcs
 Benang Premilen 3.0 sebanyak 1 buah
 Betadine : ± 50 – 70 cc
 Larutan nacl 0,9% : ± 50-70 cc
 Alkohol : ± 50-70 cc
 Cairan RL 4 kolf : 2000 ml (guyur)
 Plester/hipapix
 Spuit 5 cc : 1 buah
 Bisturi No.22 : 1 buah
 Meja instrumen : 1 buah

B. Intra Operatif
Pukul 12.35 wita
 Pasien diantar ke ruangan operasi III, kemudian dituntun ke meja operasi
dengan kesadaran composmentis,terpasang IVFD RL kiri, diguyur Pukul
12.40 wita
Pukul 12.40 wita
 Perawat anetesi memasang manset tekanan darah pada lengan kanan, satu
rasi Sp02 pada jari telunjuk sebelah kiri, memasang bed couter pada kaki
sebelah kanan. Mengatur posisi pasien ortopnea.
 TTV TD: 171/80 mmHg, HR: 64x/mnt.
Pukul 12.45 wita
 Pasien dilakukan tindakan anastesi oleh perawat anastesi secara SAB (Spinal
Anestesi Blok), mendesinfeksi area lumbal menggunakan betadine setelah
itu dibilas dengan alcohol. Kemudian spinoken ditusukkan di lumbal 3, obat
anastesi dapat dimasukkan saat cairan lumbal (Liquid Cerebro Spinal)
terlihat. Obat anestesi Buvipicain 0,5% 4 ml dimasukkan dengan tujuanya
untuk menghilangkan rasa nyeri saat insisi dari lumbal sampai dengan
ekstremitas bawah.
 Setelah anastesi dilakukan oksigen 2,5 lpm diberikan melalui kanul nasal.
Kemudian perawat anastesi memasukkan penithidin 30 ml dan suntikkan
obat Canalgetik sebanyak 10 ml. Setelah itu perawat anestesi memasang
sampiran di atas dada pasien.
Pukul 12.48
 Dilakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada abdomen dan sekitarnya.
Abdomen ditutup dengan duk steril, kecuali area yang akan di operasi.
Dilakukan insisi pranenstiel, insisi diperdalam lapis demi lapis sampai fasia.
Kemudian fasia dijepit dengan 2 klem kocher, diinsisi kecil, dan diperlebar
ke kiri dan ke kanan. Otot disisihkan secara tumpul ke lateral. Tampak
peritonium, peritonium dijepit dengan dua pinset. Setelah yakin tidak ada
jaringan usus yang terjepit dibawahnya, peritonium digunting kecil,
diperlebar ke atas dan ke bawah. Tampak uterus gravidarum. Identifikasi
SBR, SBR diinsisi semilunar, diperdalam secara tumpul sampai kavum uteri,
ketuban dipecahkan, keluar cairan putih keruh + 500 cc. Identifikasi bayi,
janin letak kepala, bayi dilahirkan dengan cara meluksir kepala. Tali pusat
diklem dengan kocher dan gunting diantaranya.
Pukul 12.58
 Lahir bayi laki-laki BBL: 2400 g, PBL: 46 cm AS: 8/9. Bayi diserahkan ke
sejawat neonati untuk perawatan selanjutnya. Identifikasi bayi, janin letak
bokong, bayi dilahirkan dengan cara meluksir bokong. Tali pusat diklem
dengan kocher dan digunting diantaranya.
Pukul 12.59
 Lahir bayi laki-laki BBL: 1879 g, PBL: 44 cm AS: 7/9. Bayi diserahkan ke
sejawat neonati untuk perawatan selanjutnya. Identifikasi plasenta, plasenta
implantasi di corpus anterior. Plasenta dilahirkan dengan tarikan ringan.
Luka pada SBR dijepit dengan beberap ring tang. Kavum uteri dibersihkan
dari sisa selaput ketuban. Luka SBR dijahit 2 lapis secara jelujur. Setelah
SBR dijahit kontrol kontraksi buruk, perdarahan pervagina (+), dilakukan B-
Lynch Compresion suture. Kontrol perdarahan baik, perdarahan (-).
Dilakukan tubektomi bilateral. Kavum abdomen dibersihkan dari sisa daran
dan bekuan darah. Eksplorasi uterus bentuk normal, kedua tuba dan ovarium
baik. Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis. Peritonium dijahit jelujur
dengan chromic catgut 2/0. Otot dijahit simpul dengan chromic catgut 2/0.
Fascia dijahit jelujur dengan safil 1. Lemak dijahit simpul dengan plain
catgut 0. Kulit dijahit subkutikuler dengan chromic catgut 2/0.
Pukul 13.35
 Asisten melakukan tindakan membersihkan arean jahitan dengan kassa yang
diberi cairan NaCl,dan dikeringkan dengan kassa kering, setelah itu jahitan
diberi supratule dan ditutupi menggunakan kassa kering sebanyak 2 lembar,
kemudian di tutup dengan hypafix.
Pukul 13.40 wita
 Operasi selesai. Operator menanggalakan duk bolong besar dan duk sedang
pada tubuh pasien, Anestesi melepaskan bed couter yang terpasang pada
kaki sebelah kanan, melepaskan besi penanggal pada meja operasi bagian
dada, melepaskan manset tekanan darah, melepas satu rasi SpO2 pada pasien
dan mematikan mesin monitor, serta mematikan pengatur pada tabung
oksigen dan melepaskan canul nasal yang terpasang
Pukul 13.46 wita
 Memindahkan pasien dari meja operasi ke brancard dan di dorong keluar
dari kamar operasi II
Pukul 13.50 wita
 Pasien dijemput dengan perawat ruangan.
C. Post Operatif
1. Pada pukul 13.47 wita, pasien didorong ke ruang penjemputan post op,kesadaran
CM dengan TTV:
Tekanan darah : 140/80mmHg
Suhu               :-
Nadi              : 74x/mnt
RR                 :-
SpO2 : 100%
 Pasien mengatakan masih sulit menggerakan ekstremitas bawah dan
merasakan dingin
 Wajah pasien tampak lemas.
 Akral dingin
2. Memindahkan pasien dari brancard ke tempat tidur pasien
3. Melepas baju operasi dan mengenakan selimut pada pasien.
4. Serah terima (operan) dari perawat OK kepada perawat ruang bedah sbb :
 Pasien masih puasa.
 Pasien diperbolehkan makan apabila pasien sudah dapat menggerakan
badan dan pasien sudah flatus.
 Pasien tidak boleh duduk selama 24 jam setelah operasi
 Boleh miring kanan/kiri.
5. Instruksi Pasca Operasi (Anastesi)
 Bila tensi < 90 mmHg, berikan cairan RL 500 ml guyur
 Bila Nadi < 50 x/menit berikan atropi 0,25 mg (IV)
 Bila sesak, berikan oksigen 3-5 lpm
 Cek hb post operasi
 Observasi tekanan darah
6. Teraphy
NO NAMA OBAT DOSIS CARA PEMBERIAN WAKTU
1 Antrain 1000 mg IV 07 15 23
2 Ranitidin 50 mg IV 07 15 23
3 Ceftriaxone 1000 mg IV 07 19

D. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :

Pre Operatif :
1. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi dibuktikan dengan
tampak tegang,merasa bingung dan muka tampak pucat.
2. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan salah intepretasi informasi.

Intra Operatif :

1. Resiko perdarahan berhubungan dengan proses pembedahan.


2. Resiko jatuh dibuktikan dengan efek agen farmakologis.
3. Resiko hipotermia perioperatif dibuktikan dengan suhu pra-operasi rendah dan
prosedur pembedahan.

Post Operatif

1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik dibuktikan dengan klien
mengeluh nyeri pada bekas operasi yang dilakukan
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakmampuan pasien untuk
berpindah tempat.
3. Resiko cedera dibuktikan dengan proses pemindahan pasien.

Anda mungkin juga menyukai