Anda di halaman 1dari 14

RESUME KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN

PADA NY. A DI RUANG OK SAKIT BATARA SIANG


KAB. PANGKAJENE KEPULAUAN

OLEH

NAMA : JACK
PATTIRANE

NIM : N1906109

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES PASAPUA AMBON

PROGRAM PROFESI NERS

2020

LEMBAR PENGESAHAN

RESUME KEGAWATDARURATAN
PADA KLIEN Ny. “A” DI RUANG OK RSUD BANTARA SIANG KAB. PANGKEP
Menyetujui,

Preseptor Institusi

Rusli Taher, S.Kep., Ns., M.Kes


NIDN :

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ners

Bazrul Makatita, S.Kep., Ns., M.Kes


NIDN : 1217069401

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan data WHO melalui Laporan Kesehatan Dunia 2005 beberapa
penyebab kematian ibu adalah perdarahan (25%), infeksi (13%), aborsi tidak aman
(13%), eklampsia (12%), partus lama (37%). Tenaga kerja terhambat (8%), penyebab
langsung lainnya (8%), dan penyebab tidak langsung (20%). Penyebab tidak langsung
seperti malaria, anemia, HIV/AIDS dan penyakit kardiovaskuler, mempersulit
kehamilan (WHO, 2011).
Partus Lama merupakan salah satu dari beberapa penyebab kematian ibu dan bayi
baru lahir. Partus Lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 18jam yang di
mulai dari tanda-tanda persalinan. Partus lama akan menyebabkan infeksi, kehabisan
tenaga, dehidrasi pada ibu, kadang dapat terjadi pendarahan post partum yang dapat
menyebabkan kematian ibu. Pada janin akan terjadi infeksi, cedera dan asfiksia yang
dapat meningkatkan kematian bayi.
Post partum merupakan suatu periode dalam minggu-minggu pertama
setelah kelahiran. Lamanya ”periode” ini tidak pasti, sebagaian besar menganggapnya
antara 4 sampai 6 minggu. Walaupun merupakan masa yang relative tidak komplek
dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh banyaknya perubahan fisiologi.
Beberapa dari perubahan tersebut mungkin hanya sedikit mengganggu ibu baru,
walaupun komplikasi serius juga sering terjadi (Cunningham, F Gary, 2013).

B. Tujuan Penulisan
Untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien post operasi
caesarea dengan indikasi kala 1 lama.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Sectio caesaria adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada
dinding abdomen dan uterus (Oxorn, 2010). Pre Eklampsia adalah suatu kondisi
spesifik kehamilan di mana hipertensi terjadi setelah minggu ke-20 pada wanita yang
sebelumnya memiliki tekanan darah normal (Bobak, 2005).
Berdasarkan kesimpulan di atas bahwa post sectio caesaria atas indikasi pre
eklamsia adalah suatu pembedahan untuk melahirkan janin melalui insisi abdomen
dan uterus yang merupakan prosedur guna menyelamatkan kehidupan dengan di
tandai gejala yaitu hipertensi, oedema, dan proteinuria pada kehamilan itu sendiri.

B. Etiologi
Penyebab pre eklampsia sampai sekarang belum di ketahui, namun menurut
Mitayani (2009), banyak factor resiko pre eklampsia yang dikemukakan yaitu antara
lain :
1. Primigravida
2. Hipertensi esensial
3. Penyakit ginjal kronis
4. Obesitas
5. Riwayat pre eklamsia pada kehamilan yang lalu dalam keluarga.

C. Tipe – tipe sectio caesaria


Menurut Oxorn (2010), tipe-tipe sectio caesarea yaitu :
1. Segmen bawah (insisi melintang)
2. Segmen bawah (insisi membujur)
3. Sectio caesaria klasik
4. Sectio caesaria exstraperitoneal
5. Histerektomi Caesaria

D. Patofisiologi
Pada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam
dan air. Pada biopsy ginjal ditemukan spasme yang hebat pada arteriola glomerulus.
Pada beberapa kasus lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat
dilalui satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme,
maka tekanan darah dengan sendirinya akan naik, sehingga usaha untuk mengatasi
kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat tercukupi.
Sedangkan kenaikan berat badan dan oedema yang disebabkan penimbunan air
yang berlebihan dalam ruangan interstisial belum diketahui penyebabnya, ada yang
mengatakan disebabkan oleh retensi air dan garam. Proteinuria mungkin disebabkan
oleh spasme arteriola, sehingga terjadi perubahan pada glomerulus (Mochtar dalam
Mitayani, 2009).

E. Manifestasi klinis
Gejala yang sangat penting pada pre eklampsia yaitu hipertensi dan proteinuria
yang biasanya tidak di sadari oleh wanita hamil. Penyebab dari masalah tersebut yaitu
:
1. Tekanan darah meningkat
2. Kenaikan berat badan
3. Proteinuria

Laporan Kasus
Laporan kasus dan resume operasi sectio sesarea ny.a dengan letak sunsang di ruang operasi
rs-blud tanjungpinang

A. Pre Operatif

Pada tanggal 10 November 2011,pukul 10.00 WIB pasien datang bersama suami dari ruang
CEMPAKA kemudian diantar ke ruangan operasi menggunakan brangkar dengan identitas
pasien sebagai berikut:

a. Nama : Ny.A

b. Umur : 30 tahun

c. Alamat : Perum pegadaian (bukit gulang permai blok D no.1)

d. No.Rm :

e. Tanggal masuk : 10 November 2011

f. Riwayat kehamilan : G2P2A0

g. HPHT : 2 Februari 2011

h. Pemeriksaan fisik focus

Pasien terpasang kateter (200 cc)

Pasien terpasang infuse RL 20tts/i

Kesadaran CM

J Abdomen

a. Inspeksi : Abdoment terdapat linea nigra,terdapat strie gravidarum

b. Palpasi : Abdoment terasa tegang,tinggi fundus uteri 3 jari dibawah px pada usia
kehamilan 42 minggu,kepala bayi terletak di bagian kiri perut pasien dan ektrimitas bayi pada
kanan perut pasien.

c. Auskultasi : Sebelum masuk k ruang OK telah dihitung DJJ yaitu 120x/menit.

J Status psikologis

Wajah pasien tampak cemas dan gelisah,pasien mengatakan cemas dan trauma dalam
menjalani operasi sesar kembali,pasien juga menyatakan cemas akan terjadi sesuatu yang
tidak di inginkan. Pasien berharap operasi berjalan lancer,cepat sembuh dan bayi serta pasien
sehat.

1. Persiapan operasi
Ø Pemeriksaan laboratorium tanggal 10 November 2011

HB : 12 gr%

Leukosit : 10500 mm3

Eritrosit : 4,2jt/mm3

Trombosit : 350.000 mm3

PCV : 34

Kolesterol : 285 mg/dl

Ureum : 13,5 mg/dl

SGPT : 56 U/L

SGOT : 27 U/L

GDA 110 mg/dl

Ø Dignosa : Janin letak sunsang

Ø Informed consent : Telah di setujui oleh pasien dan suami pasien yang di buat pada
tanggal 10 November 2011

Ø Persiapan kamar bedah

1. Alat operatif steril

2. Meja/tempat tidur operasi

3. Monitor

4. Standart infuse

5. Suction

2. Pelaksanaan pembedahan

- Operator : Dr.Muhibah SpOG

- Asisten/Instrument: Opung-ainul

- Perawat onloop : Cinta

- Anastesi : Nuraida

- Jenis anastesi : Spinal

- Obat anastesi : Decain Spinal 0,5%


3. Persiapan instrument

- Gunting jaringan : 1 buah

- Gunting benang : 1 buah

- Needle holder : 2 buah

- Klem plen lurus : 2 buah

- Kleam plen bengkok : 2 buah

- Kocher lurus : 4 buah

- Scapel no 4 : 1 buah

- Bisturi no.20 : 1 buah

- Pinset anatomis : 2 buah

- Pinset sirugis : 2 buah

- Huck : 3 buah

- Penscter klem : 6 buah

- Mickomlie : 3 buah

- Duck klem : 7 buah

- Allis klem : 2 buah

- Canul section : 1 buah

- Bengkok : 1 buah

- Kom kecil : 1 buah

- Kassa : secukupnya

- Handscoon no 61/2,71/2 : 4 pasang

- Langen back : 2 buah

- Retraktor besar : 1 buah

- Duck besar : 2 buah

- Duck sedang : 2 buah

- Jas operasi : 4 helai

- Cromic no 1 : 4 pcs
- Silk black 2/0 : 1 pcs

- Surgikal no 1 : 1 pcs

- Plain no 1 : 2 pcs

B. Intra Operatif

Pukul 10.25

Pasien dibawa keruangan operasi 2 dengan menggunakan brancart,kemudian dipindahkan ke


meja operasi dengan kesadaran compos mentis,terpasang IVFD RL 20tts/I dan terpasang DC
urine.Hsil TTV TD: 140/100 HR:90X/mnt RR: 21 x/mnt

Pukul 10.30

Pasien mulai disiapkan untuk dilakukan tindakan anastesi oleh perawat Nuraida diberikan
secara spinal(Regional) dengan obat anastesi decain spinal 0,5%(vertebra lumbalis 3-5)

Pukul 10.35

Setelah dilakukan tindakan anastesi lalu perawat melakukan posisi celuler diatas meja operasi
dengan tindakan fiksasi daerah lengan tangan kanan dan kiri

Pukul 10.40

Operator dan asisten mencuci tangan dengan antiseptic hybrid scrub dengan teknik
steril(scrubing) lalu dibilas dengan alcohol 96%. Operator dan asisten memakai jas operasi
( Gowning) oleh perawat onlop kemudian memakai handscoon steril (Gloving).

Pukul 10.43

Asisten operator mendisinfeksi bagian tubuh pasien yang akan dioperasi menggunakan cairal
alcohol 96% dan betadhin 10% (iodine prvidone)

Pukul 11.47

Bagian tubuh pasien yang akan di operasi kemudian ditutup menggunakan kain steril mulai
dari kaki,kepala,dada untuk membentuk batas tegas operasi (Drapping)
11.52

Operator mulai melakukan insisi mulai dari jaringan kulit,cutis,subkutis,fasia,otot jaringan


yang menutupi uterus (peritoneum) sambil menghentikan perdarahan kemudian dilanjutkan
dengan menginsisi bagian uterus

11.56

Operator memecahkan ketuban dengan menggunakan pinset kemudian cairan amnion disedot
dengan menggunakan suction

11.00

Operator mengeluarkan kepala bayi dengan menggunakan tangan dengan cara menekan
fundus uteri kemudian memuter secara perlahan dengan tujuan kepala bayi dapat terlepas dari
uterus kemudian operator memegang kepala bayi dengan gerakan biparietal dari uterus
kebawah keatas sampai bahu bayi terlepas dari uterus kemudian mengeluarkan bagian
abdomen dan ekstrimitas bayi sambil mensuction cairan disekitarnya.

10.04

Setelah bayi lahir,asisten langsung melakukan tindakan pemotongan tali pusat dengan
terlebih dahulu mengklem dikedua belah sisi tali pusat kemudian memotong bagian tengah
yang diklem,bayi dibawa ke ruangan resusitasi bayi dengan berat bayi 3,7 kg.

10.07

Operator mengeluarkan plasenta dengan menarik perlahan sambil mensuction cairan dan
darah dalam uterus

10.12

Luka operasi ditutup kembali dengan cara mengheacting uterus menggunakan chromic no.1
kemudian bagian abdomen yaitu mulai dari petitonium dan otot menggunakan plain
no.1,fasia menggunakan surygil no.1,subkutis dengan plain no.1 dan kutis menggunakan silk
no 2/0,kemudian dibersikah dan ditutupi dengan kassa steril diberikan bethadine dan dilapisi
kassa kemudian diplaster
10.25

Pasien dirapikan dan alat-alat dicuci kemudian disterilkan,ruangan dibersihkan dibantu oleh
mahasiswa

10.30

Operator,assisten dan perawat onlop membuka handscoon dan baju operasi kemudian
mencuci tangan. Pasien dipindahkan dari meja operasi ke brancart menuju ruang RR.

C. Post Operatif

Pasien dipindahkan keruang RR pada pukul 11.32,kesadaran CM dengan TTV:

Tekanan darah : 130/100

Suhu : 36

Nadi : 82x/mnt

RR : 20x/mnt

Ø Pasien mengatakan nyeri pada bekas luka

Ø Terdapat kemerahan pada bekas luka

Ø Pasien mengatakan perih pada lukanya

Ø Terdapat nyeri tekan

Ø Skala nyeri pasien 5

Ø Wajah pasien tanpak meringis

Ø Pasien tanpak memegangi bekas luka operasinya

Ø Pasien menyatakan nyeri terjadi kira-kira hampir setiap 30 mnt sx

Instruksi dokter bedah:

1. Bedress

2. Makan bubur saring

3. Terapi medis:

- Remopain

- Kadacilin 2x1
- Ranitidine 2x1

- Calnex 2x1

- Ketorolak 2x1

Instruksi dokter anastesi : Tirah baring 24 jam.

D. Analisa data

Data

Etiologi

Probblem

DS:

- pasien menyatakan cemas akan terjadi sesuatu yang tidak di inginkan

- Pasien menyatakan cemas dan trauma menjalani operasi sesar kembali

DO:

- Wajah pasien tampak cemas

- Pasien tanpak gelisah

TTV

- TD : 130/100

- Nadi : 92x/mnt

- Suhu : 36

- RR : 21x/mnt

DS:

- Pasien menyatakan nyeri pada bagian bekas operasi

- Pasien menyatakan Perih pada bagian bekas lukanya

- Pasien menyatakan nyeri terjadi hampir setiap 30 mnt sx

DO:

- Wajah pasien tanpak meringis

- Pasien tanpak memegangi bekas perutnya/bekas luka operasi


- Terdapat nyeri tekan

- Skala nyeri 5

DS:

- Pasien menyatakan nyeri pada bagian bekas operasi

- Pasien menyatakan Perih pada bagian bekas lukanya

- Pasien menyatakan nyeri terjadi hampir setiap 30 mnt sx

DO:

- Wajah pasien tanpak meringis

- Pasien tanpak memegangi bekas perutnya/bekas luka operasi

- Jumlah Leukosit 10500

- Terdapat kemerahan pada sekitar luka

Janin letak sunsang

Terdapat amnion dalam plasenta

Amnion terinfeksi bakteri

Terjadi karioamnionitis

Kontraksi uterus tak baik

Induksi servik tidak baik

Dilakukan Sc

Ansietas

Janin letak sunsang

Terdapat amnion dalam plasenta

Amnion terinfeksi bakteri

Terjadi karioamnionitis

Kontraksi uterus tak baik

Induksi servik tidak baik

Dilakukan Sc
Nyeri

Janin letak sunsang

Terdapat amnion dalam plasenta

Amnion terinfeksi bakteri

Terjadi karioamnionitis

Kontraksi uterus tak baik

Induksi servik tidak baik

Dilakukan Sc

Resiko tinggi infeksi

Ansietas

Nyeri akut

Resiko tinggi infeksi

E. Prioritas Masalah

1. Ansietas

2. Gangguan rasa nyaman nyeri

3. Resiko tinggi infeksi

F. Diagnosa Keperawatan

1. Ansietas b/d krisis situasi,ancaman konsep diri, tindakan operasi

2. Nyeri b/d peningkatan/kontraksi lama,respon psikologis

3. Resiko tinggi infeksi b/d prosedur infasif

Anda mungkin juga menyukai