Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

R PASCA PARTUM TINDAKAN SEKSIO

SESARIA DENGAN INDIKASI KETUBAN PECAH DINI

DI RUANG PERAWATAN LANTAI III

RSIA TAMBAK JAKARTA

DISUSUN OLEH :

ENDAH HENDRAWATI

1903010
BAB I PENDAHULUAN
Masa nifas merupakan masa setelah persalinan sampai pulihnya kembali organ reproduksi ke
keadaan normal berlangsung selama 6 minggu atau ± 40 hari.

Ketuban pecah dini adalah kelainan kehamilan dimana ketuban yang seharusnya pecah
dan keluar karena kontraksi rahim menjelang persalinan justru pecah sebelum saat
persalinan tiba.
Persalinan sectio caesarea (SC) merupakan persalinan buatan melalui dinding rahim
untuk mengeluarkan janin karena kalau dilakukan persalinan secara spontan tidak bisa
dilakukan, persalinan ini dari waktu ke waktu mengalami peningkatan jumlahnya.

Jumlah tindakan SC terus meningkat di berbagai belahan dunia setiap tahunnya. Menurut
WHO, Di negara negara Eropa, proporsi SC umumnya kurang dari 10%. Misalnya Finlandia dan
Norwegia 6,6%, Belanda 7,7%, Swedia 8,6% dan Inggris 9% dari total jumlah persalinan yang ada.
Tingkat persalinan scdi Indonesia 15,3% sampel dari 20.591 ibu yang melahirkan pada kurun waktu
5 tahun terakhir disurvey dari 33 provinsi. Jumlah persalinan pada tahun 2014-2018 tercatat
sebanyak 57% pilih SC, sisanya 43% normal. Pada 2017 di Indonesia 59% SC dari jumlah
persalinan Totalnya sebanyak 739.964 tindakan SC dilakukan di faskes.
I
BAB I TINJAUAN TEORI

B. Adaptasi Fisiologis C. Adaptasi Psikologis


A. Pengertian

Masa nifas (Puerperium) adalah 1. Sistem Reproduksi 1. Periode Taking In


2. Siste Endokrin 2. Periode Talking Hold
masa yang dimulai setelah 3. Abdomen 3. Periode Letting Go
4. Sistem urinariis 4. Post Partum Blues
plasenta lahir dan berakhir ketika
5. Sistem pencernaan
alat-alat kandungan kembali 6. Payudara
7. Sistem Kardiovaskuler
seperti keadaan sebelum semula
8. Sistem neurologi
(sebelum hamil). Masa nifas 9. Sistem Muskuluskeletal
10. Sistem integumen
berlangsung selama kira-kira 6
minggu.
KONSEP DASAR SECTIO CAESAREA

 Seksio sesarea adalah suatu persalinan buatan, yaitu janin dilahirkan melalui
insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan persyaratan, bahwa rahim
dalam keadaan utuh serta bobot janin diatas 500 gram (Solehati, 2015).

klasifikasi Indikasi
CPD, KPD, PEB, Kelainan Letak janin, bayi
SC transperitoneal kembar, Fakto Hambatan Jalan Lahit
SC Klasik
profunda
Komplikasi
SC eksperitoneal SC Vaginal
KONSEP DASAR INDIKASI

Pengertian
Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum terjadi proses persalinan yang dapat terjadi pada
usia kehamilan cukup waktu atau kurang waktu (Nugroho, 2010).
Etiologi
Etiologi ketuban pecah dini belum diketahui. Faktor predisposisi ketuban pecah dini
ialah infeksi genetalia, serviks inkompeten, gemeli, hidramnion, kehamilan preterm, disproporsi sefalopelvik
(Sukarni, 2014).
Komplikasi
Komplikasi yang timbul akibat ketuban pecah dini bergantung pada usia kehamilan. Dapat terjadi infeksi maternal
maupun neonatal, persalinan prematur. hipoksia karena kompresi talipusat, deformitas janin, meningkatrya
Insiden seksio sesarea atau gagalnya persalinan normal.
Tanda Gejala
 Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning. hijau, atau kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus
banyak.
 Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi, Janin mudah diraba.
 Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering.
 Inspekulo: tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering.
RESUME
Klien masuk dari IGD RSIA Tambak pada tanggal 09 Desember 2019 dengan G3P2A0 usia kchamilan 36 minggu dengan
pecah ketuban jam 02.00, kala I fase aktif penunjang PD 6cm, KPD 6 jam, DJJ(+) 145X/MENIT, His (+), TFU 34cm,
dilakukan pemeriksaan tes lakmus hasil kertas berubah menjadi warna biru (+), Selama di IGD klien diperiksa tanda-tanda
vital dengan hasil TD: 100/70 mmHg, S: 36,7℃, N: 80x/menit, RR: 20x/menit. Hasil laborat orium Pre SC pada tanggal 09
Desember 2019 Pukul 08.30 dengan hasil Hb 13 g/dL(12– 16 g/dl), Leukosit 9.500/uL(4800 – 10.800 /ul), Hematokrit 40,7
%(37 – 47 %), Trombosit 330.000 /uI (150.000 – 400.000 /ul), Eritrosit 4,50 juta dL (4,3 – 6,0 jt/ul), Albumin 4.4 (3,5-5,0
g/dL). Selanjutnya rencana akan melakukan cito operasi Sectio Caesarea dengan indikasi KPD pada tanggal 09 Desember
2019 di RSIA Tambak pukul 09.00. Operasi Selesai pukul 10.00, Selanjutnya Klien masuk ruang perawatan tanggal 09 Desember 2019
pk 12.05 WIB, klien sudah dilakukan operasi sectio caesarea dengan anestesi spinal, perdarahan 400 ml, Bayi yang dilahirkan berjenis
kelamin laki-laki, BB 2681 gram, PB 44cm, LK 32cm, LD 28cm, LP 28cm, perdarahan 300cc, APGAR score 9/10. Pk 14.00 Keluhan Post
SC, Klien mengatakan mengeluh nyeri dibagian luka SC, lemas, kepala pusing dan nyeri apabila bergerak. Kesadaran composmentis,
keadaan umum klien lemah, klien tampak meringis, klien tampak sulit bergerak, kekuatan otot lemah, tampak luka tertutup rapat dengan
balutan post op hari pertama balutan tampak rapih dan bersih tidak ada rembesan darah ataupun pus, ADL klien dibantu sebagian oleh suami
dan perawat, terpasang infus RL 500 ml 20 tpm/ 12 jam ditangan sebelah kiri, TD I10/70 mmHg. Nadi: 88x/menit, RR: 21x/menit, S:
36,8°C, konjungtiva ananemis, terpasang kateter folley no. 14, CRT <2 detik, BB saat hamil: 73kg, saat ini: 70kg, TB:160cm
No Data Masalah Etiologi
DS:
1 Klien mengatakan nyeri pada luka post operasi seksio Nyeri Akut Agen injuri
sesarea
P: nyeri pada bekas operasi seksio sesarea Fisik (Sekunder terhadap
Q: nyeri terasa seperti ditusuk - tusuk
R: nyeri pada perut bagian bawah luka pembedahan)
S: skala nyeri 4,
T: hilang timbul 3-4 x/menit,
Klien mengatakan sulit bergerak karena nyeri
DO:
TD 110/70, N 80x/menit, RR 21x/menit, S 36,8℃.
Kesadaran compos mentis
Klien tampak meringis dan memegang perut bagian
bawah yang sakit (luka post operasi).
terdapat luka post operasi seksio sesarea sepanjang ± 10
cm dibagian bawah perut tertutup kassa steril dan tidak
ada rembesan darah maupun pus, post op hari pertama.
DS: - Resiko infeksi Masuknya
DO: mikroorganisme
2 TD 110/70, N 80x/menit, RR 21x/menit, S 36,8℃. (Sekunder terhadap luka
Keadaan umum sakit sedang, kesadaran Composmentis, operasi pembedahan) &
terdapat luka post operasi seksio sesarea sepanjang ± 10 Pemasangan alat invasif (
cm dibagian bawah perut tertutup kassa steril dan tidak Infus, Kateter)
ada rembesan darah maupun pus, Post operasi hari
pertama. tampak kemerahan pada daerah sekitar luka,
Klien terpasang infus RL 500 ml 20 tpm, klien terpasang
kateter volley no. 14, klien tampak lemah, klien tampak
sulit bergerak,. Leukosit 12500/ul (4800 – 10.800 /ul),
Hemoglobin 11 g/dL(12– 16 g/dl)
3
DS: Defisit Perawatan Diri
klien mengatakan lemas dan kepala terkadang pusing, Kelemahan Fisik
klien mengatakan sulit bergerak karena nyeri
DO:
TD 110/70, N 80x/menit, RR 21x/menit, S 36,8℃. Post
operasi hari pertama, klien tampak lemah, klien tampak
sulit bergerak, tonus otot lemah, kekuatan otot
ADL klien dibantu sebagian.
Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen injuri fisik (Sekunder terhadap luka
pembedahan)
2. Resiko Infeksi berhubungan dengan Masuknya mikroorganisme (Sekunder terhadap
luka operasi pembedahan) & Pemasangan alat invasif ( Infus, Kateter)
3. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan Kelemahan Fisik

Perencanaan, Pelaksanaan, dab Evaluasi


DX1: Nyeri Akut berhubungan dengan Agen injuri fisik ( Sekunder terhadap luka pembedahan)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri berkurang
atau hilang.
 
Kriteria hasil :
Klien tidak mengeluh nyeri atau nyeri berkurang, klien tampak tenang, skala nyeri 0-1 (Wong
Baker), TTV dalam batas normal (TD: 110/ 70 – 120/ 80 mmHg, Nadi: 60 – 100x / menit, S: 36 – 37
ºC, RR: 16 – 20 x/menit).
Intervensi :
1. Kaji TTV tiap shift.
2. Kaji karateristik nyeri.
3. Anjurkan klien melakukan teknik relaksasi nafas dalam.
4. Berikan posisi nyaman.
5. Berikan Tramadol 3x1 gr supp ( 07:00, 15:00, 23:00 ).
6. Berikan Lapistan 3x500 mg PO ( 07:00, 15:00, 23:00 ).
Pelaksanaan
Tanggal 09 Desember 2019
Pukul 14.00 WIB mengkaji tanda-tanda vital hasil TD 110/70 mmHg. Nadi 80x/menit, RR: 21x/menit, Suhu 36,8℃. Pukul 14.20 WIB
mengkaji karakteristik nyeri hasil klien mengatakan nyeri pada luka post op SC nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri dirasakan pada saat
bergerak dan berkurang saat istirahat, skala nyeri 4, nyeri dibagian perut bawah, nyeri hilang timbul ± 3- 4 menit. Pukul 14.30 WIB
mengajarkan tehnik relaksasi napas dalam hasil klien mengerti dan bisa menperagakan, skala nyeri berkurang menjadi 3. Pukul 14.50
WIB memposisikan klien miring kanan miring kiri hasil klien tampak nyaman, nyeri berkurang skala nyeri 3. Pukul 15.00 WIB
memberikan obat tramadol 1 gram supp hasil obat masuk dengan lancar, klien tampak meringis menahan rasa sakit. Pukul 20.00 WIB
mengkaji TTV hasil TD 130/100 mmHg. Nadi 88x/menit, RR: 23x/menit, Suhu 36,7℃. Pukul 20.30 WIB mengkaji karakteristik nyeri
hasil klien mengatakan nyeri pada luka post op SC nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri dirasakan pada saat bergerak dan berkurang saat
istirahat, skala nyeri 4, nyeri dibagian perut bawah, nyeri hilang timbul ± 3- 4 menit. Pukul 23.00 WIB memberikan obat tramadol 1
gram supp hasil obat masuk dengan lancar, klien tampak meringis menahan rasa sakit. Pukul 06.00 WIB mengajarkan tehnik relaksasi
napas dalam hasil klien mengerti dan bisa menperagakan, skala nyeri berkurang menjadi 3. Pukul 7.00 WIB memberikan obat tramadol
1 gram supp hasil obat masuk dengan lancar.

Tanggal 10 Desember 2019


Pukul 08.00 WIB mengkaji tanda-tanda vital hasil TD: 120/90 mmHg, Nadi: 88x/ menit, RR: 18x/menit, Suhu: 36,7℃. Pukul 08.30 WIB
melakukan pengkajian krakteristik nyeri hasil klien mengatakan nyeri pada luka post op SC hart ke dua nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri
dirasakan pada saat bergerak dan berkurang saat istirahat, skala nyeri 3. Pukul 10.00 WIB menganjurkan tehnik relaksasi napas dalam
hasil klien mau mengikuti anjuran perawat dan skala nyeri berkurang menjadi 2. Pukul 12.00 WIB memposisikan klien miring kanan miring
kiri hasil : klien tampak lebih nyaman. Pukul 14.00 WIB mengkaji tanda-tanda vital hasil TD: 120/90 mmHg. Nadi: 86x/menit, RR:
21x/menit, Suhu 36,7℃. Pukul 15.00 memberikan obat lapistan 500 mg PO hasil obat masuk dengan lancar. Pukul 17.00 WIB
menganjurkan tehnik relaksasi napas dalam hasil klien mau mengikuti anjuran perawat dan skala nyeri berkurang menjadi 2. Pukul 20.00
WIB mengkaji tanda-tanda vital hasil TD: 120/90 mmHg. Nadi: 89xmenit, RR: 19xmenit, Sulu 36,7℃. Pukul 21.00 WIB melakukan
pengkajian krakteristik nyen hasil klien mengatakan nyeri pada luka post op SC hari ke dua nyeri berkurang seperti ditusuk-tusuk, nyeri
dirasakan pada saat bergerak dan berkurang saat istirahat, skala nyeri 2. Pukul 21 20 WIB menganjurkan tchnik relaksasi napas dalam hasil
klien mau mengikuti anjuran perawat. Pukul 23.00 WIB memberikan obat lapistan 500 mg PO hasil obat masuk dengan lancar. Pukul 06.00
WIB mengajarkan tehnik relaksasi napas dalam hasil klien mengerti dan bisa menperagakan, skala nyeri berkurang menjadi 2. Pukul 07.00
WIB memberikan obat lapistan 500 mg PO hasil obat masuk dengan lancar.
Tanggal 11 Desember 2019
Pukul 08.00 WIB mengkaji tanda-tanda vital hasil TD: 110/80 mmHg. Nadi: 89/menit, RR: 22x/menit, Suhu 36,5℃. Pukul
08.30 WIB melakukan pengkajian krakteristik nyeri hasil klien mengatakan nyeri berkurang pada luka post op SC hari ke
3, nyeri dirasakan pada saat bergerak dan berkurang saat istirahat, skala nyeri 2. Pukul 11.00 WIB memberikan posisi
semi fowler hasil klien tampak nyaman dan sudah mulai dapat bergerak mandiri. Pukul 11 20 WIB menganjurkan tehnik
relaksasi nafas dalam hasil klien mengikuti anjuran perawat. Pukul 14.00 WIB mengkaji tanda-tanda vital hasi TD: 110/80
mmHg, Nadi: 89x/menit, RR: 20x/menit, Suhu 36,4 ℃. Pukul 15.00 WIB memberikan obat lapistan 500 mg PO hasil obat
masuk dengan lancar. Pukul 20 00 WIB mengkaji tanda-tanda vital hasil TD: 10/80 mmHg. Nadi: 89ximenit, RR:
22x/menit, Suhu 36,2 ℃. Pukul 20.30 WIB melakukan pengkajian krakteristik nyeri hasil klien mengatakan nyeri
berkurang pada luka post op SC hari ke 3, nyeri dirasakan pada saat bergerak dan berkurang saat istirahat, skala nyen 2.
Pukul 21.20 WIB menganjurkan tehnik relaksasi napas dalam hasil klien mau mengikuti anjuran perawat Pukul 23.00 WIB
memberikan obat lapistan 500 mg PO hasil obat masuk dengan lancar. Pukul 06.00 WIB melakukan pengkajian
krakteristik nyeri hasil klien mengatakan nyeri berkurang pada luka post op SC hari ke 3, nyeri dirasakan pada saat
bergerak dan berkurang saat istirahat, skala nyen 2. Pukul 07.00 WIB memberikan obat lapistan 500 mg PO hasil obat
masuk dengan lancar.

Evaluasi
Tanggal 12 Desember 2019
S : Klien mengatakan masih merasakan nyeri pada luka bekas operasi, nyeri dirasakan
seperti ditusuk-tusuk dengan skala nyeri 1.
O : Klien tampak tenang, TTV TD: 120/80 mmHg, N: 86 x/menit, S: 36,2⁰C, RR: 20
x/menit.
A : Tujuan tercapai sebagian, masalah belum teratasi.
P : Tindakan keperawatan dilanjutkan no.3 dan 4.
I V
BAB
Diagnosa Pelaksanaan
Keperawatan
Evaluasi
Perencanaan semua tindakan
teori ditemukan 6 yang dilakukan
diagnosa tidak semua Terdapat satu
keperawatan pada teori tidak dilakukan oleh
Pengkajian diagnosa yang
pada kasus ada batasan waktu penulis karena tujuan tercapai
ditemukan 3 sedangkan pada penulis tidak
diteori ditemukan sebagian,
adanya beberapa diagnosa kasus penulis berada 24 jam di masalah belum
perubahan tanda-tanda keperawatan, menetapkan ruangan. teratasi dan
vital pada wanita Diagnosa batasan waktu Tindakan yang tindakan
setelah keperawatan yang dalam mengukur telah dilakukan
melahirkan ,adanya keperawatan
ditemukan pada pencapaian tujuan penulis
peningkatan pada suhu dilanjutkan yaitu
teori namun tidak akhir. waktu 3x24
tubuh diatas 37,5℃ nyeri akut
ditemukan pada jam untuk
dan peningkatan nadi berhubungan
kasus ada 3 diagnosa pertama
diatas 90x/menit. dengan agen
Sedangkan, pada kasus dan kedua, injuri fisik
tidak ditemukan , sedangkan untuk (Sekunder
adaptasi psikologis fase diagnosa ketiga terhadap luka
post partum blues, ditetapkan waktu
Pemeriksaan pada pembedahan)
1x24 jam
BAB V Saran
1. Untuk klien dan
keluarga
KESIMPULAN 2. Untuk perawat
1. Pengkajian terdapat kesenjangan antara teori dan kasus ruangan
pada tanda gejala dan pemeriksaan penunjang, adaptasi
psikologis 3. Untuk Rumah
2. Diagnosa pada teori 6, pada kasus ditemukan 3 diagnosa Sakit
keperawatan
3. Pada perencanaan ditentukan batasan waktu pada kasus
namun pada teori tidak
4. Pada pelaksanaan semua rencana yang dibuat tidak semua
dilaksanakan oleh penulis
5. Evaluasi, dari 3 diagnose yang ditemukan dua diagnosa
tujuan tercapai masalah teratasi, 1 diagnosa tujuan tercapai
sebagian masalah belum teratasi intervensi dilanjutkan
6. Semua tindakan didokumentasikan dengan menggunakan
proses keperawatan

Anda mungkin juga menyukai