menggunakan air.
– Sedangkan Al-Istijmar adalah membersihkan najis pada bagian qubul/dubur dengan menggunakan
kertas tisu, batu, atau sejenisnya.
B. Hukum
– Istinja merupakan salah satu perintah Allah Taa’ala, sebagaimana disebutkan dalam hadis yang
diriwayatkan oleh anas bin malik,
Dari Anas bin Malik, ia berkata,“Rasulullah pernah masuk ke kamar kecil untuk buang air besar lalu aku
membawakannya seember air, lalu beliaupun beristinja dengan air tersebut.”(Muttafaqun Alaihi).
– Istinja lebih utama daripada Istijmar, Istijmar bisa dilakukan dengan dua syarat,
– Najis yang keluar tidak melewati batas kebiasaan (Tidak menyebar),
– Ketika melakukan Istijmar, Hendaknya dilakukan sebanyak 3 kali usapan atau lebih.
C. Hikmah
– Hikmah disyariatkan Istinja dan istijmar,
– Mensucikan diri dan menghilangkan najis dari badan,
– Menjaga kebersihan sehingga tehindar dari berbagai penyebab penyakit
D. Syarat Benda
– Dalam beristinja kita menggunakan air, sedangkan istijmar kita menggunaka benda-benda tertentu,
syaratnya ialah :
– Benda tersebut harus bersih dan tidak tercampur dengan najis,
– Benda tersebut halal digunakan ketika beristijmar,
– Benda tersebut dapat membersihkan tempat yang terkena najis,
– Bukan benda dari tulang, dan juga bukan kotoran binatang yang kering, Sebagaimana Hadis
Rasulullah,
Dari Salman Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata:
ار أَوْ أَ ْن
ٍ لَقَ ْد نَهَانَا َرسُو ُل هَّللَا ِ صلى هللا عليه وسلم “أَ ْن نَ ْستَ ْقبِ َل اَ ْلقِ ْبلَةَ بِغَائِ ٍط أَوْ بَوْ ٍل أَوْ أَ ْن نَ ْستَ ْن ِج َي بِ ْاليَ ِمي ِن أَوْ أَ ْن نَ ْستَ ْن ِج َي بِأَقَ َّل ِم ْن ثَاَل ثَ ِة أَحْ َج
ْ يع أَوْ ع
َظ ٍم ٍ نَ ْستَ ْن ِج َي بِ َر ِج
“Sungguh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam benar-benar telah melarang kami menghadap kiblat
pada saat buang air besar atau kecil; atau ber-istinja’ (membersihkan kotoran) dengan tangan kanan,
atau beristinja’ dengan batu kurang dari tiga biji, atau beristinja’ dengan kotoran hewan atau dengan
tulang.” (Muslim)
– Benda tersebut bukan sesuatu yang berharga seperti makanan atau kertas yang terdapat tulisan
didalamnya,
E. Benda yang Digunakan
– Benda-benda yang boleh digunakan ketika beristijmar ialah batu, tisu, daun, kayu, atau kain.
– Yang tidak boleh adalah tulang, kertas yang ada tulisannya, benda berharga, atau makanan.
Catatan :
– Ketika kentut tidak diharuskan beristinja,
– istinja lebih baik daripada istijmar karena lebih bersih dan lebih suci,
– tidak dibolehkan beristinja menggunakan tangan kanan, Sebagaimana Hadis Rasulullah, Diriwayatkan
dari Abu Qatadah Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam bersabda:
اَل يُ ْم ِسك ََّن أَ َح ُد ُك ْم َذ َك َرهُ بِيَ ِمينِ ِه َوه َُو يَبُو ُل َواَل يَتَ َمسَّحْ ِم ْن اَ ْلخَاَل ِء بِيَ ِمينِ ِه َواَل يَتَنَفَّسْ فِي اَإْل ِ نَا ِء
“Janganlah sekali-kali salah seorang kamu menyentuh kemaluannya dengan tangan kanannya saat
sedang kencing, jangan pula membersihkan bekas kotorannya dengan tangan kanan, dan juga jangan
bernafas dalam tempat air.” (Muttafaq Alaihi; dan lafadznya milik Muslim)
1. Niat wudhu
2. Membasuh telapak tangan
Dilakukan sebanyak 3 kali hingga ke sela-sela jari
3. Berkumur
Berkumur sebanyak 3 kali
4. Membersihkan lubang hidung
Mencuci lubang hidung sebanyak 3 kali dengan cara menghirup air ke dalam hidung untuk kemudian
mengeluarkannya lagi
5. Membasuh muka
Membasuh muka dilakukan mulai dari ujung kepala tumbuhnya rambut hingga bawah dagu.
6. Membasuh kedua tangan
Tata cara wudhu selanjutnya adalah membasuh kedua belah tangan hingga siku sebanyak 3 kali. Tangan
Kanan terlebih dahulu. Kemudian saat membasuh tangan kiri.
7. Mengusap kepala
Mengusap kepala sebanyak 1 kali yang disambung mengusap kedua telinga secara bersamaan sebanyak
1 kali
9. Mencuci kaki
Mencuci kedua kaki sampai mata kaki, tumit ataupun betis sebanyak 3 kali. Pada saat mencuci
hendaklah jari-jari kaki disela-selai dengan jari tangan. Terlebih dahulu mencuci kaki kanan, Kemudian
untuk kaki sebelah kiri
10. Doa setelah wudhu
Sebagai penyempurna wudhu, hendaklah membaca doa setelah wudhu:
ِ أَ ْشهَ ُد أَ ْن آلّاِلَهَ إِالَّهللاُ َوحْ َدهُ الَش
َ اللّهُ َّم اجْ َع ْلنِ ْى ِمنَ التَّوَّابِ ْينَ َواجْ َع ْلنِ ْى ِمنَ ْال ُمتَطَه ِِّر ْين.َُر ْيكَ لَهُ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه
Arab latin: Asyhadu allâ ilâha illallâhu wahdahû lâ syarîka lahu wa asyhadu anna muhammadan 'abduhû
wa rasûluhû, allâhummaj'alnî minat tawwâbîna waj'alnii minal mutathahhirîna.
Artinya: "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya,
dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Ya Allah, jadikanlah aku
termasuk dalam golongan orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku termasuk dalam golongan
orang-orang yang bersuci (shalih)."