Anda di halaman 1dari 5

1.

Klasifikasi benih padi yang dikeluarkan Kementerian Pertanian dengan sub bagiannya yaitu Balai
Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) menempatkannya dalam 4 kelas, yaitu :
1. Benih Penjenis (BS / Breeder Seed / Label Kuning)
Benih penjenis (BS) adalah benih yang diproduksi oleh dan dibawah pengawasan Pemulia Tanaman
yang bersangkutan atau Instansinya. Benih ini merupakan Sumber perbanyakan Benih Dasar.
2. Benih Dasar (FS / Foundation Seed / Label putih)
Benih Dasar (BD) adalah keturunan pertama dari Benih Penjenis. Benih Dasar diproduksi di bawah
bimbingan yang intensif dan pengawasan yang ketat sehingga kemurnian varietas dapat terpelihara.
Benih dasar diproduksi oleh Instansi/Badan yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan
produksinya disertifikasi oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi benih.
3. Benih Pokok (SS / Stock Seed / Label ungu)
Benih Pokok (BP) adalah keturunan dari Benih Dasar yang diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa
sehingga indetitas dan tingkat kemurnian varietas yang ditetapkan dapat dipelihara dan memenuhi
standart mutu yang di tetapkan dan harus disertifikasi sebagai Benih Pokok oleh Balai Pengawasan dan
Sertifikasi Benih.
4. Benih Sebar (ES / Extension Seed / Label Biru)
Benih Sebar (BR) merupakan keturunan dari Benih Pokok yang diproduksi dan dipelihara sedemikian
rupa sehingga identitas dan tingkat kemurnian varietas dapat dipelihara, memenuhi standart mutu
benih yang ditetapkan serta harus disertifikasi sebagai Benih Sebar oleh Balai Pengawasan dan
Sertifikasi Benih.

2. Pengertian Transfer gen (pada tumbuhan)


Transfer gen adalah suatu proses penyisipan gen asing pada suatu spesies tumbuhan baik gen dari
spesies tumbuhan yang berbeda maupun dari makhluk hidup lainnya (gen yang berasal dari hewan,
bakteri, virus dll). Penggabungan gen ini umumnya bertujuan untuk mendapatkan tanaman dengan
sifat-sifat yang diiiginkan, misalnya pembuatan tanaman yang tahan suhu tinggi, suhu rendah,
kekeringan, resisten terhadap organism penggangu tanaman, serta kuantitas dan kualitas yang lebih
tinggi dari tanaman alaminya. Tumbuhan yang dihasilkan melalui proses transfer gen ini umumnya
dikenal secara luas sebagai tanaman transgenik.
b. Prosedur Transfer Gen Pada Tumbuhan
Prosedur yang harus dilakukan untuk menghasilkan suatu tanaman transgenic antara lain sebagai
berikut:
1) Mengidentifikasi gen yang menghasilkan sifat tertentu
Untuk membuat suatau tanaman transgenic, pertama-tama dilakukan identifikasi atau pencarian gen
yang akan menghasilkan sifat tertentu (sifat yang diinginkan). Gen yang diinginkan dapat diambil dari
tanaman lain, hewan, cendawan, atau bakteri
2) Mengisolasi dan memperbanyak gen tersebut
Setelah gen yang diinginkan didapat maka gen tsb diisolasi kemudian dilakukan perbanyakan gen yang
disebut dengan istilah kloning gen. Pada tahapan kloning gen, DNA asing akan dimasukkan ke dalam
vektor kloning (agen pembawa DNA), contohnya plasmid (DNA yang digunakan untuk transfer
gen).Kemudian, vektor kloning akan dimasukkan ke dalam bakteri sehingga DNA dapat diperbanyak
seiring dengan perkembangbiakan bakteri tersebut.
3) Mentransfer gen ke sel organisme baru
Apabila gen yang diinginkan telah diperbanyak dalam jumlah yang cukup maka akan dilakukan transfer
gen asing tersebut ke dalam sel tumbuhan yang berasal dari bagian tertentu, misalnya adalah bagian
daun
4) Membentuk Produk Organisme transgenic
Setelah proses transfer DNA selesai, dilakukan seleksi sel daun untuk mendapatkan sel yang berhasil
disisipi gen asing.Hasil seleksi ditumbuhkan menjadi kalus (sekumpulan sel yang belum terdiferensiasi)
hingga nantinya terbentuk akar dan tunas. Apabila telah terbentuk tanaman muda (plantlet), maka
dapat dilakukan pemindahan ke tanah dan sifat baru tanaman dapat diamati.
Ada berbagai teknik yang bisa digunakan untuk proses transfer gen, diantaranya: 1). Fusi sel; 2).
Penggunaan senyawa kimia; 3). Elektroporasi; 4). Injeksi menggunakan vektor virus; 5) Mikroinjeksi.
A. Fusi sel
Sebuah plasmid dapat ditransfer dengan menggabungkan protoplas bakteri dengan sel yang akan
ditransfeksikan. Metode ini sebenarnya tidak efesien dan jarang digunakan. Kekurangan lainnya adalah
semua gen bakteri juga ikut ditransfer ke dalam sel.
Fusi sel bakteri dan yeast
B. Menggunakan senyawa kimia
Karena, penggabungan DNA secara in-vitro dengan berbagai molekul yang membentuk suatu kompleks
yang memasuki sel bersifat efesien maka teknik ini paling umum digunakan, Salah satu molekul yang
biasa digunakan adalah kalsium klorida. Gugus fosfat DNA terikat ke kalsium menghasilkan suatu
kompleks tidak larut, yang berpresipitasi jika kelebihan kalsium dan fosfat ditambahkan ke DNA.
Campuran tersebut ditambahkan ke dalam medium kultur. Sejumlah kecil compleks tidak laurt yang
melingkupi sel kemudian di endositosis secara spontan. DNA kemudian dilarutkan ulang di dalam
sitoplasma sel. Sebagian besar DNA yang masuk didegradasi dan sisanyabisa mencapai nukleus, dimana
DNA tersebut kemudian ditranskripsi.
Metode fisik
C. Elektroporasi
Metode ini dilakukan dengan menaruh sel ke medan listrik arus bolak balik. Hal ini menyebabkan pori
sementara di dalam membran plasma. DNA yang ditambahakan pada medium elektroporasi dapat
masuk ke dalam sel melalui pori. Medan listrik juga menginduksi mobilitas DNA dan memungkinkan
pengambilannya oleh sel. Metode ini sedikit efesien dan biasanya digunakan dengan jenis sel dimana
penggunaan senyawa kimia kurang bisa dihandalkan, Sejumlah sel dihancurkan karena pengaruh medan
elektrik tersebut, Sehingga teknik ini merupakan metode yang baik untuk menghasilkan klon dengan
DNA yang benar-benar terintegrasi. Elektroporasi dalam teknik terbaik untuk transfer gen ke dalam sel
punca embrionik (embrionic stem cell) dan menempatkan suatu gen endogen melalui rekombinasi
homolog.
Transfer gen dengan elektroporasi
D. Infeksi dengan vektor virus
Berbagai vektor virus digunakan untuk mentrasfer gen ke dalam sel. Beberapa gen esensial dihapus dari
genom virus. Delesi ini menghasilkan genom virus mampu atau tidak mampu ber replikasi secara
otomatis. Hal ini juga membuat ruang di dalam genom virus untuk kemudian disisipkan gen asing.
Genom hasil rekombinasi ini sudah tidak mampu menghasilkan partikel virus fungsional, karena protein
virus yang esensial sudah hilang. Genom virus hasil rekombinasi tersebut harus ditransfer ke dalam sel
yang kemudian diekspresikan secara sementara atau secara stabil. Sel hasil transformasi ini kemudian
mampu mensintesis partikel virus yang mengandung gen asing.
Transfer gen dengan vektor virus
E. Mikroinjeksi
DNA di dalam larutan dpat dimikroinjeksikan secara langsung ke dalam sitoplasma sel atau nukleus.
Teknik ini sulit dan membutuhkan persyaratan khusus (mikroskop dan mikroinjektro) dan latihan
khusus.

3. Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti sekelompok sel
atau jaringan yang ditumbuhkan dalam kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut dapat
memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali

4. kloning merupakan suatu kegiatan dalam mengusahakan memproduksi atau menggandakan dari
sejumlah individu, sehingga untuk hasilnya dilihat secara genetic sama persis (identik) berasal dari induk
yang sama, memiliki susunan (Jumlah dan gen) yang sama. Sedangkan Klon dapat di artikan sejumlah
organisme hewan atau berupa tumbuhan yang terbentuk dari lewat hasil reproduksi aseksual yang
mana berasal dari satu induk yang sama.
Pada setiap bagian Klon tersebut mempunyai berbagai susunan dan juga jumlah gen yang sama serta
memiliki kemungkinan yang besar fenotipnya pun sama. Klon umumnya di gunakan pada 2 Pengertian
di antaranya adalah :
Klon Sel
ialah sekelompok sel yang identik dari berbagai sifat genetiknya, yang mana kesemuanya tersebut
berasal dari satu sel.
Klon Gen
atau di sebut juga molekuler yang mana merupakan sekelompok salinan dari Gen yang memiliki sifat
identiknya direplikasi yakni dari satu gen yang di masukan dalam sel inang
Konsep dari cloning ini berdasarkan dari prinsip bahwasanya di setiap makhluk hidup mempunyai
kemampuan totipotensi, jadi pada setiap sel mempunyai kemampuan menjadi suatu individu.
Kloning Pada Hewan
Pengertian Kloning Hewan
Kloning hewan adalah proses dimana seluruh organisme direproduksi dari sel yang diambil dari
organisme induk sehingga menghasilkan keturunan yang secara genetik identik. Ini berarti hewan
kloning merupakan duplikat sama persis dari induknya, yang berarti juga memiliki DNA yang sama.
Kloning sebenarnya banyak terjadi di alam. Reproduksi aseksual pada organisme tertentu dan terjadinya
kembar dari sel telur yang sama merupakan contoh kloning.
Sejarah Kloning Hewan
Kloning pada hewan dilakukan mula-mula pada amfibi (kodok), dengan mengadakan transplantasi
nukleus ke dalam telur kodok yang dienukleasi. Sebagai donor digunakan nukleus sel somatik dari
berbagai stadium perkembangan. Ternyata donor nukleus dari sel somatik yang diambil dari sel epitel
usus kecebong pun masih dapat membentuk embrio normal. Keberhasilan ini tentu memicu penelitian
lebih lanjut tentang kemungkinan penerapan teknologi kloning ini pada hewan lain dan manusia.
Hingga akhirnya pada tanggal 13 Oktober 1993, dua peneliti Amerika, Jerry L. Hall dan Robert J. Stillman
dari Universitas George Washington mengumumkan hasil kerjanya tentang kloning manusia dengan
menggunakan metode embryo splitting (pemisahan embrio ketika berada dalam tahap totipotent) atas
embrio yang dibuat secara in vitro fertilization (IVF). Dari proses embryo splitting tersebut, Hall dan
Stillman mendapatkan 48 embrio baru yang secara genetis sama persis. 18 penelitian terhadap kloning
ini pun tetap berlanjut.
Sejarah tentang hewan kloning telah muncul sejak tahun 1900, tetapi hewan kloning baru dapat
dihasilkan lewat penelitian Dr. Ian Willmut seorang ilmuwan skotlandia pada tahun 1997, dan untuk
pertama kali membuktikan bahwa kloning dapat dilakukan pada hewan mamalia dewasa. Metode
kloning yang digunakan untuk mengklon biri-biri tersebut adalah metode somatic cell nuclear transfer
(SCNT). Hewan kloning tersebut dihasilkan dari inti sel epitel ambing domba dewasa yang dikultur
dalam suatu medium, kemudian ditransfer ke dalam ovum domba yang kromosomnya telah
dikeluarkan, yang akhirnya menghasilkan anak domba kloning yang diberi nama Dolly.
Kloning domba Dolly merupakan peristiwa penting dalam sejarah kloning. Dolly direproduksi tanpa
bantuan domba jantan, melainkan diciptakan dari sebuah sel kelenjar susu yang di ambil dari seekor
domba betina. Dalam proses ini Dr. Ian Willmut menggunkan sel kelenjar susu domba finndorset
sebagai donor inti sel dan sel telur domba blackface sebagi resepien. Sel telur domba blackface
dihilangkan intinya dengan cara mengisap nukleusnya keluar dari selnya menggunakan pipet mikro.
Kemudian, sel kelenjar susu domba finndorset difusikan (digabungkan) dengan sel telur domba
blackface yang tanpa nukleus. Proses penggabungan ini dibantu oleh kejutan/sengatan listrik, sehingga
terbentuk fusi antara sel telur domba blackface tanpa nucleus dengan sel kelenjar susu dompa
finndorsat. Hasil fusi ini kemudian berkembang menjadi embrio dalam tabung percobaan dan kemudian
dipindahkan ke rahim domba blackface. Kemudian embrio berkembang dan lahir dengan ciri-ciri sama
dengan domba finndorset.
Sejak Wilmut berhasil membuat klon anak domba yang donor nukleusnya diambil dari sel kelenjar susu
domba dewasa, maka terbukti bahwa pada mammalia pun klon dapat dibuat. Atas dasar itu para ahli
berpendapat bahwa pada manusia pun secara teknis klon dapat dibuat.
Proses Kloning Hewan
Teknik kloning melibatkan dua pihak, yaitu donor sel somatis (sel tubuh) dan donor ovum (sel gamet).
Meskipun pada proses ini kehadiran induk betina adalah hal yang mutlak dan tidak mungkin dihindari,
tetapi pada proses tersebut tidak ada fertilisasi dan rekombinasi (perpaduan) gen dari induk jantan dan
induk betina. Ini mengakibatkan anak yang dihasilkan memiliki sifat yang sama persis dengan induk
donor sel somatis.
Untuk lebih jelas tentang proses cloning hewan, dapat dilihat proses kloning pada dollydomba Dolly.
Perhatikan gambar disamping.
Langkah kloning dimulai dengan pengambilan sel puting susu seekor domba. Sel ini disebut sel somatis
(sel tubuh). Dari domba betina lain diambil sebuah ovum (sel telur) yang kemudian dihilangkan inti
selnya.
Proses berikutnya adalah fusi (penyatuan) dua sel tersebut dengan memberikan kejutan listrik yang
mengakibatkan ‘terbukanya’ membran sel telur sehingga kedua sel bisa menyatu. Dari langkah ini telah
diperoleh sebuah sel telur yang berisi inti sel somatis. Ternyata hasil fusi sel tersebut memperlihatkan
sifat yang mirip dengan zigot, dan akan mulai melakukan proses pembelahan.
Sebagai langkah terakhir, ‘zigot’ tersebut akan ditanamkan pada rahim induk domba betina, sehingga
sang domba tersebut hamil. Anak domba yang lahir itulah yang dinamakan Dolly, dan memiliki sifat
yang sangat sangat mirip dengan domba induknya.
6. Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah disisipi atau memiliki gen asing dari spesies
tanaman yang berbeda atau makhluk hidup lainnya.[1][2] Penggabungan gen asing ini bertujuan untuk
mendapatkan tanaman dengan sifat-sifat yang diinginkan,[1] misalnya pembuatan tanaman yang tahan
suhu tinggi, suhu rendah, kekeringan, resisten terhadap organisme pengganggu tanaman, serta
kuantitas dan kualitas yang lebih tinggi dari tanaman alami.[1] Sebagian besar rekayasa atau modifikasi
sifat tanaman dilakukan untuk mengatasi kebutuhan pangan penduduk dunia yang semakin meningkat
dan juga permasalahan kekurangan gizi manusia[3] sehingga pembuatan tanaman transgenik juga
menjadi bagian dari pemuliaan tanaman. Hadirnya tanaman transgenik menimbulkan kontroversi
masyarakat dunia karena sebagian masyarakat khawatir apabila tanaman tersebut akan mengganggu
keseimbangan lingkungan (ekologi), membahayakan kesehatan manusia, dan memengaruhi
perekonomian global
Jenis tanaman Sifat yang telah dimodifikasi Modifikasi Foto
Padi Mengandung provitamin A (beta-karotena) dalam jumlah tinggi. Gen dari tumbuhan
narsis, jagung, dan bakteri Erwinia disisipkan pada kromosom padi.
Jagung, kapas, kentang Tahan (resisten) terhadap hama.[16] Gen toksin Bt dari bakteri Bacillus
thuringiensis ditransfer ke dalam tanaman.[15][16]
Tembakau Tahan terhadap cuaca dingin.[15] Gen untuk mengatur pertahanan pada cuaca
dingin dari tanaman Arabidopsis thaliana atau dari sianobakteri (Anacyctis nidulans) dimasukkan ke
tembakau.[15]
Tomat Proses pelunakan tomat diperlambat sehingga tomat dapat disimpan lebih lama dan tidak cepat
busuk.[17] Gen khusus yang disebut antisenescens ditransfer ke dalam tomat untuk menghambat
enzim poligalakturonase (enzim yang mempercepat kerusakan dinding sel tomat).[16] Selain
menggunakan gen dari bakteri E. coli, tomat transgenik juga dibuat dengan memodifikasi gen yang telah
dimiliknya secara alami.[17]
Kedelai Mengandung asam oleat tinggi dan tahan terhadap herbisida glifosat.[15][18] Dengan demikian,
ketika disemprot dengan herbisida tersebut, hanya gulma di sekitar kedelai yang akan mati. Gen
resisten herbisida dari bakteri Agrobacterium galur CP4 dimasukkan ke kedelai dan juga digunakan
teknologi molekular untuk meningkatkan pembentukan asam oleat.[15][18]
Ubi jalar Tahan terhadap penyakit tanaman yang disebabkan virus.[19] Gen dari selubung virus
tertentu ditransfer ke dalam ubi jalar dan dibantu dengan teknologi peredaman gen.[19]
Kanola Menghasilkan minyak kanola yang mengandung asam laurat tinggi sehingga lebih
menguntungkan untuk kesehatan dan secara ekonomi.[20] Selain itu, kanola transgenik yang disisipi
gen penyandi vitamin E juga telah ditemukan.[16] Gen FatB dari Umbellularia californica
ditransfer ke dalam tanaman kanola untuk meningkatkan kandungan asam laurat.[20]
Pepaya Resisten terhadap virus tertentu, contohnya Papaya ringspot virus (PRSV).[21] Gen yang
menyandikan selubung virus PRSV ditransfer ke dalam tanaman pepaya.[21]
Melon Buah tidak cepat busuk.[22] Gen baru dari bakteriofag T3 diambil untuk mengurangi
pembentukan hormon etilen (hormon yang berperan dalam pematangan buah) di melon.[22]
Bit gula Tahan terhadap herbisida glifosat dan glufosinat.[23] Gen dari bakteri Agrobacterium galur
CP4 dan cendawan Streptomyces viridochromogenes ditransfer ke dalam tanaman bit gula.[23]
Prem (plum) Resisten terhadap infeksi virus cacar prem (plum pox virus).[24] Gen selubung virus
cacar prem ditransfer ke tanaman prem.[24]
Gandum Resisten terhadap penyakit hawar yang disebabkan cendawan Fusarium.[25] Gen
penyandi enzim kitinase (pemecah dinding sel cendawan) dari jelai (barley) ditransfer ke tanaman
gandum
Perdebatan internasional pro kontra tanaman bioteknologi rekayasa genetik (transgenik) komersial
masih terus berkepanjangan. Kalangan ilmuwan belum sepakat mengenai prospek keamanan tanaman
transgenik terhadap lingkungan untuk dikonsumsi, serta peluang dan manfaat bagi dan petani kecil.
Namun areal tanam, jumlah jenis dan sifat tanaman serta penerimaan konsumen terhadap produknya
dari tahun ke tahun terus melaju secara konsisten. Laporan tahunan terbaru (2014) ISAAA (International
Service for the Acquisition of Agri-Biotech Application) menyebutkan areal tanam global tanaman
transgenik komersial tahun 2014 telah mencapai 181,5 juta ha, atau naik lebih dari 100 kali lipat
dibanding 1,7 juta ha ketika dimulai tahun 1996.
Jumlah negara yang melakukan penanaman komersial memang bertambah dengan lambat, tercatat
masih 28 negara. Namun ke-28 negara itu dihuni oleh 60% penduduk bumi karena di sana tergabung
Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brasil, Pakistan, Bangladesh dan seterusnya. Amerika Serikat masih
tetap pemilik areal terluas (73,1 juta ha), disusul Brasil 42,2 juta ha, Argentina 24,3 juta ha, India 11,6
juta ha, Kanada 11,6 juta ha, dan seterusnya. Di antara negara ASEAN tercatat dua negara ikut
bergabung yakni Pilipina (0,8 juta ha jagung) dan Myanmar (0,3 juta ha kapas).
Jumlah jenis tanaman transgenik untuk pangan, pakan dan serat sudah lebih dari 10 macam. Yang
utama adalah jagung, kedelai, dan kapas, lainnya termasuk tanaman minyak canola, buah dan sayuran
pepaya, tomat, cabai merah, gula bit, terung, squash, serta tanaman pakan alfalfa. Di antara yang
terbaru memperoleh persetujuan pemerintah adalah kentang InnateTM di Amerika Serikat, terung Bt di
Bangladesh, dan tebu transgenik di Indonesia.
Di beberapa negara tingkat adopsi tanaman transgenik komersial tertentu dibanding keseluruhan areal
tanaman yang sama sudah sangat tinggi bahkan mendekati 100%. Di Amerika Serikat tingkat adopsi
kedelai transgenik sudah 94% dari seluruh areal tanam kedelai di negeri itu. Sedangkan tingkat adopsi
jagung sudah 93%. Di India sudah mencapai 95% untuk kapas, Tiongkok 93% untuk kapas, Kanada 95%
untuk kanola, Australia 99% untuk kapas, Spanyol 31,6% untuk jagung, dst.
Klaim Manfaat
Kalangan yang kontra menolak atau meragukan keamanan dan manfaat tanaman transgenik dan
produknya untuk dikonsumsi dan terhadap lingkungan. Mereka menilai posisi tawar menawar petani
kecil lemah karea ketergantungan benih pada perusahaan-perusahaan bioteknologi.
Di pihak lain, para pendukung agrobiotek mengklaim manfaat multiguna tanaman transgenik untuk
mendukung ketahanan pangan, keamanan pangan, pengurangan aplikasi kimia pertanian, dan
pemeliharaan lingkungan. Laporan ISAAA 2014 mengemukakan juga hasil satu studi yang dilakukan oleh
dua ilmuwan Jerman, Klumper dan Qaim (2014) yang mengkonfirmasi manfaat ganda dan signifikan
tanaman bioteknologi.
Studi tersebut berupa metaanalisis terhadap 147 publikasi hasil studi tanaman biotek yang dilakukan
dalam kurun waktu 20 tahun terakhir di berbagai penjuru dunia. Hasil analisis itu memberi kesimpulan
bahwa secara rerata, adopsi teknologi tanaman rekayasa genetik telah mengurangi penggunaan
pestisida sebesar 37% dan meningkatkan hasil tanaman 22% sehingga keuntungan petani naik 68%.
Pengurangan pestisida lebih besar pada tanaman transgenik yang resisten serangga dibanding yang
toleran herbisida. Disimpulkan pula bahwa perolehan hasil dan keuntungan lebih besar bagi petani
negara berkembang dibanding di negara maju. Temuan Klumper dan Qaim itu membenarkan beberapa
hasil studi sebelumnya termasuk studi yang dilakukan oleh ekonom Inggeris, Brookers dan Barfoot dari
PG Economics sebagaimana dikemukakan dalam laporan-laporan tahunan ISAAA sebelumnya.
Laporan ISAAA 2014 itu menekankan tanaman rekayasa genetik telah memberi sumbangan berarti bagi
ketahanan pangan, pertanian berkelanjutan dan upaya mengatasi perubahan iklim serta mengurangi
kemiskinan petani kecil. Data Brookers and Barfoot menunjukkan bahwa dalam periode 1996-2013,
tanaman transgenik telah meningkatkan produksi tanaman senilai US$ 133 miliar. Penghematan bahan
aktif pestisida mencapai 500 juta kg. Dalam tahun 2013 saja, pengurangan emisi gas rumahkaca CO2
mencapai 28 miliar kg atau setara dengan emisi 12,4 juta mobil di jalanan selama satu tahun. Selain itu
tanaman transgenik telah meringankan kemiskinan 16,5 juta keluarga petani kecil yang mencakup 65
juta orang di berbagai negara.
Prospek
Selain untuk mendukung ketahahan pangan, pertanian berkelanjutan dan mitigasi perubahan iklim,
ISAAA menilai tanaman biotek dapat memberi sumbangan berarti dalam penghematan lahan dan
pelestarian keragaman hayati.
Areal tanam, tingkat adopsi serta pasar diperkirakan akan terus meningkat. Sementara itu untuk 5–10
tahun mendatang, saat ini sudah tersedia 71 produk biotek potensial untuk dilepas setelah memperoleh
persetujuan pihak berwenang. Semuanya dipersiapkan dengan lebih mementingkan kebutuhan pangan,
pakan dan serat di negara-negara berkembang.
Seperempat dari 71 produk tersebut adalah tanaman “baru” yang diarahkan untuk membangun
ketahahan pangan kaum miskin, di antaranya apel, pisang, ubikayu, kacang ayam, cowpea, kacang
tanah, mustar, kacang gude, kentang, padi, saffflower, tebu, kamelia, dan gandum. Sifat yang
ditanamkan pada produk-produk tersebut beragam, tunggal atau menumpuk (stacked), meliputi toleran
kekeringan, toleran salinitas, peningkatan hasil, penggunaan efisien nitrogen, peningkatan mutu nutrisi,
resistensi terhadap hama dan penyakit ataupun virus.
Sekitar separuh dari produk itu menampilkan teknologi yang dikembangkan lembaga sektor publik atau
hasil kerjasama sektor publik-swasta yang sedang dikembangkan di negara-negara berkembang.

Anda mungkin juga menyukai

  • Pemupukan Berimbang
    Pemupukan Berimbang
    Dokumen3 halaman
    Pemupukan Berimbang
    muchamad iqbal
    Belum ada peringkat
  • Bioteknologi Modern Transfer Gen 1
    Bioteknologi Modern Transfer Gen 1
    Dokumen18 halaman
    Bioteknologi Modern Transfer Gen 1
    muchamad iqbal
    Belum ada peringkat
  • 3 Pemuliaan Tanaman Menyerbuk Silang
    3 Pemuliaan Tanaman Menyerbuk Silang
    Dokumen25 halaman
    3 Pemuliaan Tanaman Menyerbuk Silang
    muchamad iqbal
    Belum ada peringkat
  • Panen Dan Pasca Panen Padi
    Panen Dan Pasca Panen Padi
    Dokumen3 halaman
    Panen Dan Pasca Panen Padi
    muchamad iqbal
    Belum ada peringkat
  • Bioteknologi Bagi Pembentukan Keragaman Genetik
    Bioteknologi Bagi Pembentukan Keragaman Genetik
    Dokumen6 halaman
    Bioteknologi Bagi Pembentukan Keragaman Genetik
    muchamad iqbal
    Belum ada peringkat
  • BIOGEN
    BIOGEN
    Dokumen6 halaman
    BIOGEN
    muchamad iqbal
    Belum ada peringkat
  • Bioteknologi Modern Transfer Gen 1
    Bioteknologi Modern Transfer Gen 1
    Dokumen18 halaman
    Bioteknologi Modern Transfer Gen 1
    muchamad iqbal
    Belum ada peringkat
  • Kuljar
    Kuljar
    Dokumen42 halaman
    Kuljar
    muchamad iqbal
    Belum ada peringkat
  • Soa Alif
    Soa Alif
    Dokumen5 halaman
    Soa Alif
    Rahimah UIN
    Belum ada peringkat
  • KONSEP GEN Dan GENETIKA 1
    KONSEP GEN Dan GENETIKA 1
    Dokumen34 halaman
    KONSEP GEN Dan GENETIKA 1
    muchamad iqbal
    Belum ada peringkat
  • PKN
    PKN
    Dokumen4 halaman
    PKN
    muchamad iqbal
    Belum ada peringkat
  • Fiqh
    Fiqh
    Dokumen3 halaman
    Fiqh
    muchamad iqbal
    Belum ada peringkat
  • Soa Alif
    Soa Alif
    Dokumen5 halaman
    Soa Alif
    Rahimah UIN
    Belum ada peringkat
  • PKN
    PKN
    Dokumen4 halaman
    PKN
    muchamad iqbal
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen6 halaman
    1
    muchamad iqbal
    Belum ada peringkat
  • Variabilitas Genetik
    Variabilitas Genetik
    Dokumen10 halaman
    Variabilitas Genetik
    muchamad iqbal
    Belum ada peringkat
  • Pai
    Pai
    Dokumen6 halaman
    Pai
    muchamad iqbal
    Belum ada peringkat
  • Klasifikasi Benih Padi
    Klasifikasi Benih Padi
    Dokumen5 halaman
    Klasifikasi Benih Padi
    muchamad iqbal
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen6 halaman
    1
    muchamad iqbal
    Belum ada peringkat
  • SOAL DEBIT AIR
    SOAL DEBIT AIR
    Dokumen2 halaman
    SOAL DEBIT AIR
    Lidernoza Ali
    Belum ada peringkat
  • A
    A
    Dokumen6 halaman
    A
    muchamad iqbal
    Belum ada peringkat
  • Pai
    Pai
    Dokumen6 halaman
    Pai
    muchamad iqbal
    Belum ada peringkat
  • SOAL DEBIT AIR
    SOAL DEBIT AIR
    Dokumen2 halaman
    SOAL DEBIT AIR
    Lidernoza Ali
    Belum ada peringkat
  • Pengendalian OPT Bawang Merah
    Pengendalian OPT Bawang Merah
    Dokumen26 halaman
    Pengendalian OPT Bawang Merah
    muchamad iqbal
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen6 halaman
    1
    muchamad iqbal
    Belum ada peringkat
  • Arti Terjemahan Lirik Lagu Kun Anta
    Arti Terjemahan Lirik Lagu Kun Anta
    Dokumen3 halaman
    Arti Terjemahan Lirik Lagu Kun Anta
    muchamad iqbal
    Belum ada peringkat
  • A
    A
    Dokumen6 halaman
    A
    muchamad iqbal
    Belum ada peringkat
  • Curriculum Vitae
    Curriculum Vitae
    Dokumen1 halaman
    Curriculum Vitae
    muchamad iqbal
    Belum ada peringkat
  • Zikir Dan Doa
    Zikir Dan Doa
    Dokumen1 halaman
    Zikir Dan Doa
    muchamad iqbal
    Belum ada peringkat