2. PPh Pasal 23
Pemotongan pajak dari WP atas transaksi yang meliputi dividen, bunga, royalty, hadiah,
sewa, imbalan atas jasa.
Pemotong:
- Badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, BUT,
atau perwakilan perusahaan luar negeri kepada WP dalam negeri.
- Akuntan, arsitek, doctor, notaris, PPAT.
Bukan objek pajak:
Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank, sewa yang dibayarkan atau
terutang sehubungan dengan sewa guna usaha dengan hak opsi.
Ditambah Pasal 26 Ayat 1(b) dimana Tarif PPh Pasal 26 atas penghasilan bunga dari
dalam negeri yang diterima oleh Subjek Pajak Luar Negeri dapat diturunkan lebih rendah
dari 20% dengan Peraturan Pemerintah.
5. PPh Pasal 15
Pemotongan pajak yang berhubungan dengan Norma Perhitungan Khusus yang ditujukan
untuk WP tertentu, yaitu perusahaan pelayaran atau penerbangan internasional, perusahaan
asuransi luar negeri, perusahaan pengeboran minyak, gas dan panas bumi, perusahaan
dagang asing.
NPK untuk menghitung besarnya penghasilan netto dari WP tersebut.
Objek Pajak:
Perusahaan pelayaran dalam negeri – semua imbalan dari pengangkutan orang atau
barang.
Perusahaan penerbangan dalam negeri – semua imbalan dari pengangkutan barang dari
Pelabuhan ke Pelabuhan lain di Indonesia atau dari Indonesia ke Luar Negeri
6. PPh Pasal 22
Pemungutan dilakukan oleh pihak tertentu yang ditunjutk Menteri Keuangan seperti
pemungutan pajak atas kegiatan impor atau dari pembelian atas penjualan suatu barang
mewah.
Pemungut Pajak:
- Bank devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai atas impor barang, ekspor
komoditas tambang yang dilakukan oleh eksportir.
- Bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran atas pembayaran dan
pembelian barang yang dilakukan pemerintah pusat, pemerintah daerah, instansi
pemerintah.
- BUMN atas pembayaran pembelian barang untuk keperluan kegiatan usaha
Bukan objek pajak
- Impor barang yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan tidak
terutang Pajak Penghasilan
- Impor barang yang dibebaskan dari Bea Masuk/PPN
- Impor sementara
- Impor kembali (re-impor)
A. Untuk Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi (OP)
1. Batas waktu penyampaian SPT-nya adalah paling lama 3 bulan setelah akhir Tahun Pajak
a. Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila Wajib Pajak
menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender.
b. Dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT Tahunan adalah WP OP yang dalam
satu tahun Pajak menerima atau memperoleh penghasilan neto tidak melebihi
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
2. Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan PPh harus
dibayar lunas sebelum SPT PPh disampaikan.
Sanksi Pajak
Pasal 8 Ayat (2, 2a) diubah, Pasal 9 Ayat (2a, 2b) diubah – Pasal 9 Ayat (2c) disisipkan, Pasal
13 Ayat (2) diubah – Pasal 13 Ayat (2a) disisipkan, Pasal 14 Ayat (3, 5a) Diubah – Pasal 14
Ayat (5) Dihapus, Pasal 19 Ayat (1, 2, 3) diubah