Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

AJARAN AGAMA YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KESEHATAN

DISUSUN OLEH:
WIDIANTI
BSN201011

YULIA ARSIH
BSN201012

INSTITUT SAINS DAN KESEHATAN BONE


TAHUN AJARAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh


Segala puji bagi Allah Subahana wata’ala yang teleh memberikan
kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan. Tak lupa pula kita kirimkan solawat dan salam kepada Nabi
Muhammad Shallahu ‘alaihi wasallam yang telah membawa manusia dari masa
jahilia kemasa intelektual seperti saat ini
Makalah yang kami buat ini memaparkan tentang “Ajaran Agama yang
Berhubungan dengan Kesehatan”. Adapun materi dari makalah ini kami dapatkan
dari beberapa sumber yakni internet mata kuliah itu sendiri yang menjadi acuan
dalam pembuatan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat memberi sumbansi kepada para pembaca
dalam proses pembelajaran, dapat menambah pengetahuan pembaca maupun
penulis itu sendiri serta dapat menjadi bahan referensi bagi kawan mahasiswa.
Kami selaku penyusun makalah sangat sadar akan kekurangan dalam
pembuatan makalah ini, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran dari kawan
mahasiswa terlebih kepada dosen mata kuliah agar makalah ini dapat menjadi
lebih baik.
Sekian dan terimaksih
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Watampone, 20 September 2021


Penyusun

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Ibadah 3
B. Akhlak Terpuji 7
C. Akhlah Kepada Pencipta 9
BAB III PENUTUP 12
A. Kesimpulan 12
B. Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam lingkungan masyarakat banyak sekali berbagai macam budaya
yang berpengaruh dalam suatu kepercayaan yang di anutnya seperti Agama
atau kepercayaan. Karena penduduk di Indonesia beragam suku serta agama
yang di anutnya Pemerintahpun juga berperan penting untuk mengatur
kebebasan memeluk agama sesuai kepercayaan masing – masing yang di atur
dalam UUD 1945 bahwa “tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk
memilih dan mempraktikkan kepercayaannya” dan “menjamin semuanya akan
kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya”.
Agama juga berhubungan dengan kesehatan karena ada penyakit yang
di sebabkan karena virus dan bakteri tapi ada juga penyakit yang diakibabkan
karena jiwa atau hati. Penyakit tersebutlah yang dinamakan dengan penyakit
hati atau penyakit mental, untuk mengatasi penyakit tersebut diperlukan
menejemen hati atau mental yang baik.Maka, di dalam makalah ini yang
berjudul” Hubungan ajaran Agama dengan Kesehatan” kita dapat memahami
yang bahwasanya ajaran agama dengan kesehatan sangat berhubungan erat,
dan semoga yang di harapkan dapat bermanfaat untuk pembaca.
Agama adalah suatu ajaran dimana setiap pemeluknya dianjurkan untuk
selalu berbuat bai. Untuk itu semua penganut agama yang mempercayaai
ajaran dan melaksanakan ajarannya mereka akan senantiasa melaksanakan
segala hal yang ada dalam ajaran tersebut. Manusia tidak bias dilepaskan
dengan agama, oleh karena itu agam dan manusia berhubungan sangat erat
sekal. Ketika manusia jauh dari agama. Maka aka nada kekosongan dalam
jiwanya.
Walaupun mungkin kebutuhan materialnya mereka terpenuhi. Akan
tetapi kebutuhan batin mereka tidak, sehingga mereka akan mudah terkena
penyakit hati. Penyakit hati yang melanda manusia yang tidak beragama akan
senantiasa mengahantui mereka sehinga mereka akan mudah putus asa. Oleh
karena itu orang yang tidak beragama ketika mendapatkan persolan hidup

1
mereka akan mudah putus asa dan akhirnya mereka akan melakukan
penyimpangan atau tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma atau ajaran
agama.
Berbeda dnegan seseorang yang beraga. Mereka akan senantiasa
melakukan segala sesuatunya sesuai dengan ajaran. Dan ketika mereka lupa
tidak melaksanakan rutinitas mereka dalam beribadah, mereka akan cenderung
merasa bersalah sehingga mereka akan mengembalikan segala macam
permasalah dalam kehidupannya ke dalam ajaran agama.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ibadah?
2. Apa yang dimaksud dengan akhlak terpuji?
3. Bagaimana akhlak kepada pencipta?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang ibadah.
2. Untuk mengetahui tentang akhlak terpuji.
3. Untuk mengetahui tentang akhlah kepada pencipta.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ibadah
1. Pengertian Ibadah
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk.
Sedangkan menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi,
tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah:
a. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui
lisan para Rasul-Nya.
b. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan
tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang
paling tinggi.
c. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan
diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang
zhahir maupun yang bathin. Yang ketiga ini adalah definisi yang paling
lengkap.
Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa
khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan),
raghbah (senang), dan rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan
dengan hati). Sedangkan tasbih, tahlil, takbir, tahmid dan syukur dengan lisan
dan hati adalah ibadah lisaniyah qalbiyah (lisan dan hati). Sedangkan shalat,
zakat, haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati).                                          
2. Pengaruh Ibadah Terhadap Kesehatan
Manusia terdiri dari 2 unsur yang terdiri atas jasmani dan rohani, kedua
unsur tersebut saling terkait, saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.
Dikarenakan apabila salah satu unsur ada yang terganggu maka keseimbangan
didalam kehidupan akan terganggu juga.
Dalam kegiatan sehari-hari manusia sehari-hari manusia sering kali
dihadapkan berbagai macam masalah dari hal yang paling kecil sampai yang
paling besar, Yang bisa menyebabkan atau menimbulkan sebab-sebab
gangguan kejiwaan, oleh karena itu banyak media-media sebagai sarana solusi

3
untuk mengatasi masalah-masalah dalam kejiwaan. Macam-macam media yang
berkembang saat ini, antara lain: Psikologi, terapi kejiwaan, yoga, dll.
Secara psikis, ibadah sangat cocok sebagai mediator dalam
merileksasikan dan menentramkan kejiwaan. , ibadah sebagai kegiatan-
kegiatan kerohanian yang dilakukan oleh umat islam maupun umat beragama
lainnya untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta yaitu Tuhan Yang Maha
Esa. Tapi pada kenyataannya walaupun ibadah terkesan hanya untuk
mendapatkan pahala atau untuk sekedar menjalankan kewajiban sebagai umat
beragama. Tetapi disisi lain saya melihat umat beragama yang beribadah hanya
sebagai sarana rileksasi, dikarenakan dalam ibadah bisa mengembalikan
pikiran dan stamina yang sudah terpakai karena kegiatan rutinitas sehari-hari,
sehingga pikiran menjadi normal kembali dan hati menjadi tenang, serta
membuat manusia lebih bersemangat menjalankan kegiataannya. Ada beberapa
ibadah sebagai sarana kesehatan dari ajaran agama Islam, namun yang akan
dibahas dalam makalah ini yaitu shalat dan puasa.
a. Shalat
Salat memang merupakan bagian dari perintah Allah kepada orang-
orang yang beriman. Dengan mengingat Allah, kita pun membuka jalan
untuk keluar dari segenap persoalan atau masalah yang kita hadapi. Allah
adalah Sang Maha Penolong. Segala sesuatu adalah mudah bagi-Nya.
Dengan mengingat Allah dalam salat kita menyadarkan diri kembali
akan kebesaran Allah, sehingga kita melihat segenap masalah yang kita
hadapi adalah kecil dan mudah di hadapan Allah. (Ingat, dalam salat, kita
mengulang-ulang ucapan Allâhu akbar, yang berarti: Allah Mahabesar;
segala sesuatu yang ada di dunia ini kecil, dan Allahlah Yang Besar). Oleh
karena itu, menjalankan salat sebenarnya juga berarti membuka jalan bagi
datangnya pertolongan.
Salat dengan demikian menjadikan muslim lebih siap menghadapi
hidup dan problematikanya dibanding sebelumnya. Kesiapan ini terwujud
salah satunya karena aktivitas mengingat Allah itu membuat hati kita
tenteram.

4
ْ ‫ْالقُلُوبُ ت‬
َ‫َط َمئِ ُّن هللاِ الَبِ ِذ ْك ِرأ‬
Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram. (al-Ra‘d
[13]: 28).
Pada sisi lain, ketenteraman hati ini sangatlah bermanfaat bagi
kesehatan psikis kita. Berbagai penyakit mental orang zaman sekarang acap
kali adalah dampak dari hilangnya perasaan tenteram di hati mereka.
Melalui salat, ketenteraman ini bisa kita peroleh. Wajar bila para pakar ilmu
jiwa berhasil menunjukkan berbagai pengaruh positif aktivitas menjalankan
salat terhadap kesehatan mental pelakunya.
Kesehatan psikis telah terbukti mempunyai pengaruh terhadap
kesehatan fisik. Ini berarti aktivitas salat juga akan berdampak secara tidak
langsung pada kesehatan tubuh kita. Akan tetapi, para pakar kesehatan pun
telah menunjukkan bahwa salat (terutama gerakan-gerakan salat) memiliki
pengaruh-langsung yang nyata pada kesehatan jasmani. Dengan demikian,
salat itu menyehatkan tidak saja bagi kondisi kejiwaan, namun pula bagi
kondisi badan. Syaratnya, semua gerak tersebut dilakukan dengan benar,
tuma'ninah serta istiqamah (konsisten dilakukan).
1) Berdiri lurus
Berdiri lurus adalah pelurusan tulang belakang, dan menjadi awal
dari sebuah latihan pernapasan, pencernaan dan tulang.
2) Takbiratul ihram
Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya ke atas hingga
sejajar dengan bahu-bahunya (HR Bukhari dari Abdullah bin Umar).
Gerakan ini bermanfaat untuk melancarkan aliran darah, getah bening
(limfe), dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak
memungkinkan darah mengalir lancer ke seluruh tubuh. Saat mengangkat
kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen
menjadi lancar.

3) Saat ruku'

5
Ketika ruku', Rasulullah SAW meletakkan kedua telapak tangan
di atas lutut (HR Bukhari dari Sa’ad bin Abi Waqqash). Ruku' yang
dilakukan dengan tenang dan maksimal, dapat merawat kelenturan tulang
belakang yang berisi sumsum tulang belakang (sebagai syaraf sentral
manusia) beserta aliran darahnya. Ruku' pun dapat memelihara
kelenturan tuas sistem keringat yang terdapat di pungggung, pinggang,
paha dan betis belakang. Demikian pula tulang leher, tengkuk dan
saluran syaraf memori dapat terjaga kelenturannya dengan rukuk.
4) Saat i'tidal           
Saat berdiri dari dengan mengangkat tangan, darah dari kepala
akan turun ke bawah, sehingga bagian pangkal otak yang mengatur
keseimbangan berkurang tekanan darahnya.
5) Saat sujud
Bila dilakukan dengan benar dan lama, sujud dapat
memaksimalkan aliran darah dan oksigen ke otak atau kepala, termasuk
pula ke mata, telinga, leher, dan pundak, serta hati. Cara seperti ini
efektif untuk membongkar sumbatan pembuluh darah di jantung,
sehingga resiko terkena jantung koroner dapat diminimalisasi.
6) Duduk diantara dua sujud (awal & akhir )
Cara duduk di antara dua sujud dapat menyeimbangkan sistem
elektrik serta syaraf keseimbangan tubuh kita. Selain dapat menjaga
kelenturan syaraf di bagian paha dalam, cekungan lutut, cekungan betis,
sampai jari-jari kaki .
7) Saat salam           
Gerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.
Salam bermanfaat untuk bermanfaat untuk merelaksasikan otot sekitar
leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala sehingga
mencegah sakit kepala serta menjaga kekencangan kulit wajah.

b. Puasa

6
Menjalankan ibadah puasa adalah sebuah kewajiban bagi umat
muslim, namun jika dilihat dari sisi kesehatan dibalik nilai ibadah yang
dijalankan sebulan penuh tiap tahun ini, juga tersimpan banyak manfaat.
Puasa, yang mensyaratkan pelakunya untuk tidak makan, minum, dan
melakukan perbuatan-perbuatan lain yang membatalkan puasa dari terbitnya
fajar hingga terbenamnya matahari ini sangat bermanfaat untuk menjaga
kesehatan jasmani dan rohani pelakunya.
Puasa dapat mencegah penyakit yang timbul karena pola makan
yang berlebihan. Makanan yang berlebihan gizi, belum tentu baik untuk
kesehatan seseorang. Kelebihan gizi atau overnutrition mengakibatkan
kegemukan yang dapat menimbulkan penyakit degeneratif seperti kolesterol
dan trigliserida tinggi, jantung koroner, kencing manis (diabetes mellitus),
dan lain-lain.
Pengaruh puasa terhadap kesehatan jasmani meliputi berbagai aspek
kesehatan, diantaranya yaitu:
1) Memberikan kesempatan istirahat kepada alat pencernaan.
2) Menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam tubuh.
3) Memperbaiki fungsi hormon, meremajakan sel-sel tubuh.
4) Membersihkan tubuh dari racun dan kotoran (detoksifikasi).
5) Menambah jumlah sel darah putih.
6) Meningkatkan fungsi organ tubuh.
B. Akhlak Terpuji
1. Pengertian Akhlak
Diterjemah dari kitab Is’af thalibi Ridhol Khllaq bibayani Makarimil
Akhlaq. Akhlak adalah sifat-sifat dan perangai yang diumpamakan pada
manusia sebagai gambaran batin yang bersifat maknawi dan rohani. Dimana
dengan gambaran itulah manusia dibangkitkan disaat hakikat segala sesuatu
tampak dihari kiamat nanti. Akhlak adalah kata jamak dari khuluk yang kalau
dihubungkan dengan manusia, kata khuluk lawan kata dari kholq. Perilaku dan
tabiat manusia baik yang terpuji maupun yang tercela disebut dengan akhlak.
Akhlak merupakan etika perilaku manusia terhadap manusia lain, perilaku

7
manusia dengan Allah SWT maupun perilaku manusia terhadap lingkungan
hidup. Segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam
kehidupan sehari-hari disebut akhlakul kharimah atau akhlakul mahmudah.
Acuhannya adalah Al-Qur’an dan Hadist serta berlaku universal. Menurut Al-
Ghazali :
a. Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan
pertimbangan pikiran lebih dahulu.
b. Akhlak umumnya disama artikan dengan arti kata budi pekerti, kesusilaan
atau sopan santun dalam bahasa Indonesia, atau tidak berbeda pula dengan
arti kata ethic (etika).
2. Macam-macam Akhlak Terpuji
Akhlakul karimah (sifat-sifat terpuji) ini banyak macamnya,
diantaranya adalah :
a. Husnuzzan adalah berprasangka baik atau disebut juga positive thinking.
Lawan dari kata ini adalah su’uzzan yang artinya berprasangka buruk ataup
negative thinking.
b. Gigih atau kerja keras serta optimis termasuk diantara akhlak mulia yakni
percaya akan hasil positif dalam segala usaha.
c. Berinisiatif adalah perilaku yang terpuji karena sifat tersebut berarti mampu.
d. berprakarsa melakukan kegiatan yang positif serta menhindarkan sikap
terburu-buru bertindak kedalam situasi sulit, bertindak dengan kesadaran
sendiri tanpa menunggu perintah, dan selalu menggunakan nalar ketika
bertindak di dalam berbagai situasi guna kepentingan masyarakat.
e. Rela berkorban artinya rela mengorbankan apa yang kita miliki demi
sesuatu atau demi seseorang. Semua  ini apabila dengan maksud atau
dilandasi niat dan tujuan yang baik.
f. Tata karma terhadap sesama makhluk Allah SWT  ini sangat dianjurkan
kepada makhluk Allah karena ini adalah salah satu anjuran Allah kepada
kaumnya.

8
g. Adil dalam bahasa arab dikelompokkan menjadi dua yaitu kata al-‘adl dan
al-‘idl.Al-‘adl adalah keadilan yang ukurannya didasarkan kalbu atau rasio,
sedangkan al-‘idl adalah keadilan yang dapat diukur secara fisik dan dapat
dirasakan oleh pancaindera seperti hitungan atau timbangan.
h. Ridho adalah suka, rela, dan senang.
C. Ahklah Kepada Pencipta
Setiap muslim meyakini, bahwa Allah adalah sumber segala sumber
dalam kehidupannya. Allah adalah Pencipta dirinya, pencipta jagad raya
dengan segala isinya, Allah adalah pengatur alam semesta yang demikian
luasnya. Allah adalah pemberi hidayah dan pedoman hidup dalam kehidupan
manusia, akhlak terhadap Allah ini merupakan pondasi atau dasar dalam
berakhlak terhadap siapapun yang ada di muka bumi ini. Jika seseorang tidak
memiliki akhlak positif terhadap Allah, maka ia tidak akan mungkin memiliki
akhlak positif terhadap siapapun,demikian pula sebaliknya. Diantara akhlak
terhadap Allah SWT adalah:
1. Taat terhadap perintah-perintah-Nya
Hal pertama yang harus dilakukan seorang muslim dalam beretika
kepada Allah SWT, adalah dengan mentaati segala perintah-perintah-
Nya.taat kepada Allah merupakan konsekwensi keimanan seoran muslim
kepada Allah SWT. Tanpa adanya ketaatan, maka ini merupakan salah satu
indikasi tidak adanya keimanan. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW juga
menguatkan makna ayat diatas dengan bersabda:
“Tidak beriman salah seorang diantara kalian, hingga hawa nafsunya
(keinginannya) mengikuti apa yang telah datang dariku (Al-Qur’an dan
sunnah)." (HR. Abi Ashim al-syaibani).
2. Memiliki rasa tanggung jawab atas amanahyang diembankan padanya.
Etika kedua yang harus dilakukan seorang muslim kepada Allah
SWT, adalah memiliki rasa tanggung jawab atas amanah yang diberikan
padanya. Karena pada hakekatnya, kehidupan inipun merupakan amanah
dari Allah SWT.
3. Ridha terhadap ketentuan Allah SWT.

9
Berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim terhadap Allah
SWT, adalah ridha terhadap segala ketentuan yang telah Allah berikan pada
dirinya. Seperti ketika ia dilahirkan baik oleh keluarga yang berada maupun
oleh keluarga yang tidak mampu, bentuk fisik yang Allah berikan padanya,
atau hal-hal lainnya.
4. Senantiasa bertaubat kepada-Nya.
Sebagai seorang manusia biasa, kita juga tidak akan pernah luput
dari sifat lalai dan lupa. Karena hal ini memang merupakan tabiat manusia.
Oleh karena itulah, etika kita kepada Allah, manakala sedang terjerumus
dalam ‘kelupaan’ sehingga berbuat kemaksiatan kepada-Nya adalah dengan
segera bertaubat kepada Allah SWT. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman
(QS. 3 : 135)
"Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau
menganiaya  diri mereka sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon
ampun terhadap dosa-dosa mereka. Dan siapakah yang dapat mengampuni
dosa selain Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu
sedang mereka mengetahui."
5. Obsesinya adalah keridhaan ilahi.
Seseorang yang benar-benar beriman kepada Allah SWT, akan
memiliki obsesi dan orientasi dalam segala aktivitasnya, hanya kepada
Allah SWT. Dia tidak beramal dan beraktivitas untuk mencari keridhaan
atau pujian atau apapun dari manusia. Bahkan terkadang, untuk mencapai
keridhaan Allah tersebut, ‘terpakasa’ harus mendapatkan ‘ketidaksukaan’
dari para manusia lainnya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW pernah
menggambarkan kepada kita:
"Barang siapa yang mencari keridhaan Allah dengan ‘adanya’ kemurkaan
manusia, maka Allah akan memberikan keridhaan manusia juga. Dan
barang siapa yang mencari keridhaan manusia dengan cara kemurkaan
Allah, maka Allah akan mewakilkan kebencian-Nya pada manusia." (HR.
Tirmidzi, Al-Qadha’I dan ibnu Asakir).
6. Merealisasikan ibadah kepada-Nya.

10
Akhlak berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim terhadap
Allah SWT adalah merealisasikan segala ibadah kepada Allah SWT. Baik
ibadah yang bersifat mahdhah, ataupun ibadah yang ghairu mahdhah.
Karena pada hakekatnya, seluruh aktiivitas sehari-hari adalah ibadah kepada
Allah SWT.
Dalam Al-Qur’an Allah berberfirman (QS. 51 : 56):
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku.”
Oleh karenanya, segala aktivitas, gerak gerik, kehidupan sosial dan lain
sebagainya merupakan ibadah yang dilakukan seorang muslim terhadap
Allah.
7. Banyak membaca al-Qur’an
   Etika dan akhlak berikutnya yang harus dilakukan seorang
muslim terhadap Allah adalah dengan memperbanyak membaca dan
mentadaburi ayat-ayat, yang merupakan firman-firman-Nya. Seseeorang
yang mencintai sesuatu, tentulah ia akan banyak dan sering menyebutnya.
Demikian juga dengan mukmin, yang mencintai Allah SWT, tentulah ia
akan selalu menyebut-nyebut Asma-Nya dan juga senantiasa akan
membaca firman-firman-Nya. Apalagi menakala kita mengetahui
keutamaan membaca Al-Qur’an yang dmikian besxarnya. Dalam sebuah
hadits, Rasulullah SAW mengatakan kepada kita:
"Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya Al-Qur’an itu dapat
memberikan syafaat di hari kiamat kepada para pembacanya." (HR.
Muslim).

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam memiliki perbedaan yang nyata dengan agama-agama lain di
muka bumi ini. Islam sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur
hubungan manusia dengan Sang Khalik-nya dan alam syurga, namun Islam
memiliki aturan dan tuntunan yang bersifat komprehensif1, harmonis, jelas dan
logis. Salah satu kelebihan Islam yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah
perihal perspektif Islam dalam mengajarkan kesehatan bagi individu maupun
masyarakat.
Agama merupakan tuntunan hidup yang dapat membebaskan manusia
dari kekacauan. adapun Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan
diri serta tunduk. Sedangkan menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai
banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Dalam melakukan Ibadah
banyak hikmah yang kita ambil manfaatnya bagi kesehatan kita. Ibadah bukan
hanya semata-semata untuk Allah atau sekedar mendapatkan pahala, tetapi
Ibadah bisa sebagai mediator dalam kesehatan.
B. Saran
Sebagai manusia kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh kita
demikian sabda Nabi Muhammad SAW. Karena kesehatan merupakan hak
asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia, maka Islam
menegaskan perlunya istiqomah memantapkan dirinya dengan menegakkan
agama Islam. Satu-satunya jalan dengan melaksanakan perintah-perintahnya
dan meninggalkan larangan-Nya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arsip. Makalah Agama Yang Berhubungan Dengan Kesehatan dalam http://arena


makalah.blogspot.com/2016/11/makalah-agama-yang-berhubungan-
dengan.html. 19 November 2016.

Chan, Emai Mai. Ajaran Agama Yang Berhubungan Dengan Kesehatan Ibadah,
Akhlak Terpuji, Akhlak Kepada Sang Pencipta Dan Pandangan Agama
Yang Berhubungan Dengan Inseminasi dalam https://pdfcoffee.com/
makalah-ajaran-agama-yg-berhubungan-dengan-kesehatan-pdf-free.html.

https://www.academia.edu/17033000/AJARAN_AGAMA_YANG_BERHUBUN
GAN_DENGAN_KESEHATAN

Oktavianingsih, Feni. Ajaran Agama Islam (Ibadah )Yang Berhubungan Dengan


Kesehatan dalam http://fenioktavianingsih.blogspot.com/2013/11/ajaran-
agama-islam-ibadah-yang.html. November 2013.

Ratnasari, Desi. Ajaran Agama Yang Berhubungan Dengan Kesehatan dalam


http://desiratnasari29.blogspot.com/2016/06/makalah-agama.html. 13 Juni
2016.

13

Anda mungkin juga menyukai