laptop atau HP yang dimiliki peserta didik, kesulitan akses internet dan keterbatasan kuota
internet peserta didik yang disediakan orang tuanya, dan banyak lagi kendala yang harus
dihadapi oleh setiap sekolah.
Dalam rangka mengoptimalkan layanan pendidikan di masa darurat Covid-19, sekolah
harus menyiapkan sejumlah strategi dan program guna mendukung pelaksanaan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan kondisi dan kreatifitas serta kemampuan sekolah.
Hal pertama yang harus dilakukan oleh sekolah adalah menganalisis kondisi sekolah
dalam menentukan model pembelajaran jarak jauh yang sesuai sehingga bisa menjamin semua
siswa mendapatkan haknya.
Salah satu contoh hasil analisis sebuah sekolah yang berada di daerah tertinggal di
Kabupaten Garut, sekolah tersebut memutuskan untuk pembelajaran kombinasi daring dan
luring dengan strategi pembelajaran menggunakan modul, memberdayakan siswa sebagai tutor
teman sebaya dan guru kunjung serta bagi siswa yang mempunyai akses internet dibolehkan
melalui daring. Keputusan ini diambil dengan alasan hasil analisisi menunjukkan bahwa siswa
yang memiliki HP android sebanyak 54 % dan hanya 16 % siswa yang ada sinyal jaringan di
rumahnya, artinya jika mau melaksanakan pembelajaran daring maka 84 % siswa tidak bisa
mengikuti pembelajaran daring. Kendala lain adalah 76 % siswa memiliki jarak yang saling
berjauhan sehingga tidak memungkinkan untuk pelaksanaan guru kunjung secara penuh.
Bagaimanapun kondisi sekolahnya, apapun kendala yang dihadapi sekolah kita semua
punya kewajiban untuk menjamin anak tetap bisa belajar.