NIM : 200603110008 Jurusan : Kimia Kelas : A'20 Mata Kuliah : Studi Fiqih
Resume Topik 1
Definisi Ilmu Fiqih : Objek Kajian, Tujuan
Dan Kedudukannya Dalam Islam
A. Pengertian Ilmu Fiqih
● Ilmu fiqih secara bahasa berasal dari bahasa Arab فقها-يفقه- فقهyang artinya memahami secara mendalam, mengerti, dan ahli. ● Ilmu fiqih secara istilah yaitu kumpulan ketetapan hukum syariat yang berkenaan dengan perbuatan manusia, yang diambil dari dalil-dalil yang jelas dan terperinci. B. Hakikat Fiqih ● Fiqih adalah ilmu tentang hukum syara’ ● Fiqih membicarakan hal-hal yang bersifat ‘amaliyyah furu’iyah (praktis dan bersifat cabang) ● Pengetahuan tentang hukum syara’ didasarkan pada dalil tafshili, yakni Al-Qur’an dan hadits ● Fiqih digali dan ditemukan melaui penalaran dan istidlal seorang mujtahid atau faqih. C. Perbedaan Fiqih dan Ilmu Fiqih ● ushul fiqih ialah ilmu yang mengkaji tentang dalil fiqih berupa kaidah untuk mengetahui cara penggunaanya, mengetahui keadaan orang yang menggunakannya (mujtahid) dengan tujuan mengeluarkan hukum amali (perbuatan) dari dalil-dalil secara terperinci dan jelas. ● Jika ilmu fiqih berbicara tentang hukum dari sesuatu perbuatan, maka ilmu ushul fiqih berbicara mengenai metode dan proses bagaiman menemukan hukum itu sendiri (istinbath). ● Jika dilihat dari sudut aplikasinya, maka fiqih akan menjawab pertanyaan “apa hukum dari suatu perbuatan”, dan ushul fiqih akan menjawab pertanyaan “bagaimana cara atau proses menemukan hukum ynag digunakan sebagai jawaban dari permasalahan yang ditanyakan tersebut”. D. Perbedaan Ushul Fiqih dan Qawaid Al-Fiqhiyyah ● Kaidah Ushul fiqih umumnya muncul dari kaidah tata bahasa Arab, teks bahasa Arab, dan lafadz-lafadz bahasa Arab. Sedangkan Qawaid Al-fiqhiyyah bersumber atau muncul dari hukum-hukum fiqih dan permasalahan-permasalahan fiqih yang sudah ada sebelumnya. ● Qawaid Al-fiqhiyyah meskipun bersifat universal, namun ia sangat terbuka untuk memiliki mustatsnayat (pengecualian-pengecualian) yang terkadang dapat menjadi kaidah cabang atau anak kaidah. Sedangkan kaidah Ushul fiqih lebih mampu mencakup seluruh cabang-cabangnya. ● Qawaid Al-fiqhiyyah cenderung bersifat elastis atau mudah menyesuaikan dengan kemaslahatan, adat, atau keperluan menghalau kerusakan (sad dzari’ah). Sementara kaidah Ushul fiqih bersifat lebih statis dan tidak berubah-ubah sebagai aturan dalam menentukan hukum fiqih. E. Objek Kajian Ilmu Fiqih ● Objek kajian fiqih meliputi perbuatan seorang mukallaf ditinjau dari sisi ditetapkannya hukum-hukum syara’. Seorang ahli fiqih membahas tentang sholatnya orang mukallaf, puasanya, hajinya, jual belinya, sewa menyewanya, pencuriannya, pernikahannya, talaqnya dan lain sebagainya dengan tujuan untuk mengetahui hukum-hukum syara’ atas perbuatan perbuatan tersebut. ● Menurut ulama fiqih, objek pembahasan fiqihitu adalah empat, yang sering disebut Rubu’diantaranya: 1) Rubu’ ibadat; 2) Rubu‘ muamala; 3) Rubu’ munakaha; 4) Rubu’jinayat. ● Menurut Prof. T.M. Hasbi Ashiddieqqi, terdapat 8 (delapan) objek kajian fiqih: 1) Ibadah 2) Ahwalusy Syakhshiyyah 3) Muamalah Madaniyah 4) Muamalah Maliyah 5) Jinayah dan ‘Uqubah 6) Murafa’ah atau Mukhashamah 7) Ahkamud Dusturiyyah 8) Ahkamud Dualiyah F. Tujuan Ilmu Fiqih ● Mengetahui dan memahami cara cara pelaksanaan hukum islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun aspek muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial. ● Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum islam dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan lingkunganya. ● Ilmu fiqih sebagai arahan untuk memahami pokok pokok hukum islam dan tata cara pelaksanaanya untuk diaplikasikan kedalam kehidupan sehari hari sehingga menjadi muslimin yang taat menjalankan syariat islam secara sempurna. G. Kedudukan Ilmu Fiqih ● Ilmu fiqih merupakan cabang ilmu hukum islam yang posisinya sangat sentral dalam pemikiran hukum islam. ● Ilmu Fiqih merupakan bagian dari syariat islam. Syariat islam lebih kuat daripada sekedar hukum. Syariat islam sendiri mencakup fiqih, aqidah, dan akhlak. Bagi umat islam fiqih merupakan kehendak Allah kepada hambanya yang berisi aturan, anjuran dan larangan. Oleh karena itu, pelaksanaan hukum fiqih merupakan bentuk ketaatan suatu hamba pada Allah SWT.