Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“ETIKA PENELITIAN”

DI SUSUN OLEH :

IRMA

NIM. 18010011

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

HUSADA MANDIRI POSO

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat  Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini  dengan tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Metodologi
Keperawatan.
Saya menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu
dalam kesempatan ini saya mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar -
besarnya kepada semua pihak yang membantu saya dalam pembuatan makalah ini.
Saya pun menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan
baik dan oleh karenanya, saya terbuka menerima kritik, masukan, dan saran dari pembaca
guna penyempurnaan makalah ini.

Poso, 15 Mei 2020

Penulis

IRMA

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................6

A. Definisi Etika Penelitian.................................................................................................6

B. Prinsip Dasar dan Kaidah Etika Penelitian.....................................................................7

C. Butir-butir Etika Penelitian...........................................................................................10

D. Etika Penelitian Kesehatan............................................................................................12

E. Hal – Hal Yang Menggangu Kenyamanan Responden.................................................14

F. Pelanggaran Etika Penelitian.........................................................................................15

BAB III PENUTUP..........................................................................................................17

A. Kesimpulan.....................................................................................................................17

B. Saran...............................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam berinteraksi dengan manusia lain ada peraturan, norma-norma dan kaidah yang
telah dibuat oleh diri sendiri maupun norma yang telah disepakati bersama, baik itu
peraturan tertulis mau pun peraturan yang tidak tertulis. Salah satu bentuk peraturan
adalah etika. Ada etika yang mengatur bagaimana seorang dosen mengajar dengan baik
dan benar kepada mahasiswanya, begitu pula mahasiswa berperilaku kepada dosennya.
Ketidaktahuan seorang akan etika inilah yang sering lalai membuat benturan-benturan.
Atau mereka tahu namun masing-masing memakai etika yang berbeda.
Bila suatu ketika seorang peneliti dihadapkan pada suatu situasi dan ia harus
memutuskan sesuatu apa yang harus ia lakukan, seorang peneliti akan berpikir mengenai
baik dan buruknya, untung dan ruginya, serta boleh atau tidaknya tindakan itu ia
lakukan. Pada saat itulah mekanisme peralatan rohaniah seorang peneliti berjalan.
Seorang peneliti harus berfikir secara ilmiah, berpikir ilmiah menurut Poedjawijatna
sebagaimana yang dikutip oleh Vardiansyah ada empat cara berfikir ilmiah diantaranya
adalah objektif, metodis, sistematis dan universal. Sementara itu menurut Jacob, peneliti
dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian harus memegang teguh sikap ilmiah
(scientific attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip etika penelitian. Meskipun
intervensi yang dilakukan dalam penelitian tidak memiliki risiko yang dapat merugikan
atau membahayakan subjek penelitian, namun peneliti perlu mempertimbangkan aspek
sosioetika dan menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari etika penelitian?


2. Apa prinsip dasar dan kaidah etika penelitian?
3. Apa saja butir-butir etika penelitian?
4. Bagaimana etika penelitian kesehatan?
5. Apa saja hal-hal yang dapat mengganggu kenyamanan responden?
6. Apa saja pelanggaran dalam etika penelitian?

3
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi etika penelitian.


2. Untuk mengetahui prinsip dasar dan kaidah etika penelitian.
3. Untuk mengetahui butir-butir etika penelitian.
4. Untuk mengetahui etika penelitian kesehatan
5. Untuk mengetahui hal-hal yang dapat mengganggu kenyamanan responden.
6. Untuk mengetahui pelanggaran dalam etika penelitian.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Etika Penelitian


Etika merupakan seperangkat prinsip yang harus dipatuhi agar pelaksanaan suatu
kegiatan oleh seseorang atau profesi dapat berjalan secara benar (the right conduct), atau
suatu filosofi yang mendasari prinsip tersebut. Etika penelitian adalah aturan yang
dipegang oleh peneliti dalam melakukan riset dan oleh karenanya para peneliti harus
mengetahui dan paham tentang etika ini sebelum melakukan penelitian.
Etika berasal dari bahasan Yunani ”Ethos”, yaitu kebiasaan dan peraturan perilaku
yang berlaku dalam masyarakat, refleksi filsafati atas moralitas masyarakat. Menurut
David B. Resnik, J.D, Ph.D dalam “What is Ethics in Research and Why is it
Important?”, mendefinisikan etika sebagai metode, prosedur,dan perspektif yang
digunakan untuk bertindak serta menganalisa sebuah permasalahan kompleks. Etika
penelitian merupakan suatu sikap dan acuan yang haruslah dijunjung tinggi dalam
melakukan suatu penelitian agar penelitian dapat berjalan dengan lancar.

Etika disini memiliki beberapa manfaat tersendiri, antara lain:


 Membantu manusia untuk melihat secara kritis moralitas yang dihayati masyarakat
 Membantu kita untuk merumuskan pedoman etis yang lebih memadai dan norma-
norma baru yang dibutuhkan karena adanya perubahan yang dinamis dalam tata
kehidupan masyarakat.
 Dalam ranah penelitian lebih menunjuk pada prinsip-prinsip etis yang diterapkan
dalam kegiatan penelitian

Etika penelitian berkaitan dengan beberapa norma, yaitu norma sopan-santun yang
memperhatikan konvensi dan kebiasaan dalam tatanan di masyarakat, norma hukum
mengenai pengenaan sanksi ketika terjadi pelanggaran, dan norma moral yang meliputi
itikad serta kesadaran yang baik dan jujur dalam penelitian.
Etika penelitian digunakan untuk merumuskan pedoman etis yang lebih kuat dan
norma-norma baru yang dibutuhkan karena adanya perubahan dinamis dalam kehidupan
masyarakat. Etika penelitian menunjuk pada prinsip-prinsip etis yang diterapkan dalam

5
kegiatan penelitian. Dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian, peneliti harus
memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip
etika penelitian.
Meskipun intervensi yang dilakukan dalam penelitian tidak memiliki resiko yang
dapat merugikan atau membahayakan responden, namun peneliti perlu
mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat sertamartabat
kemanusiaan.Oleh karena itu, dalam penelitian ada yang namanya Ethical Clearance.
Ethical Clearance merupakan ijin etika. Ethical clearance adalah pernyataan, bahwa
rencana kegiatan penelitian yang tergambar dalam protokol, telah dilakukan kajian dan
telah memenuhi kaidah etik sehingga layak dilaksanakan.Seluruh penelitian/riset yang
menggunakan manusia sebagai subyek penelitian harus mendapatkan ethical clearance.
Etika membantu manusia untuk melihat secara kritis moralitas yang dihayati dalam
suatu masyarakat, etika juga membantu kita dalam merumuskan pedoman etis yang kuat
dan norma-norma baru yang dibutuhkan karena adanya perubahan yang dinamis dalam
tata kehidupan dalam suatu masyarakat. Sedangkan etika dalam ranah penelitian lebih
merujuk pada prinsip-prinsip etis yang diterapkan dalam kegiatan penelitian.
Kode etik peneliti adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap kegiatan
penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti ( subjek penelitian )
dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil penelitian tersebut. Etika peneliti
ini mencakup juga perilaku peneliti atau perilakuan peneliti terhadap subjek penelitian
serta sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat.
Di dalam penelitian, etika adalah jaminan agar tidak ada seorang pun yang dirugikan
atau memperoleh dampak negatif kegiatan penelitian, misalnya pelanggaran terhadap
persetujuan publikasi hasil penelitian, kerahasiaan, salah penyajian hasil temuan,
besarnya biaya penelitian, dan sebagainya. Pada penelitian survei, peneliti tidak boleh
melupakan hak-hak responden yang harus dilindungi saat pengumpulan data. Peneliti
perlu mempersiapkan instrumen penelitian yag dapat menghindarkan responden dari rasa
takut, gelisah, malu, menderita fisik, dan kehilangan kebebasan pribadi. Peneliti perlu
pula mendapatkan peretujuan resmi dari responden mengenai rancangan penelitian,
tujuan, dan alasan penelitian.

B. Prinsip Dasar dan Kaidah Etika Penelitian


Peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian harus memegang teguh sikap
ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip etika penelitian. Meskipun

6
intervensi yang dilakukan dalam penelitian tidak memiliki risiko yang dapat merugikan
atau membahayakan subyek penelitian, namun peneliti perlu mempertimbangkan aspek
sosioetika dan menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan. Secara garis besar,
etika penelitian memiliki berbagai macam prinsip, namun terdapat beberapa prinsip
utama yang perlu dipahami oleh peneliti, yaitu : menghormati harkat dan martabat
manusia, menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian, keadilan dan
inklusivitas, dan memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan.

Berikut adalah prinsip-prinsip dasar etika penelitian :


1. Prinsip menghargai / menghormati harkat dan martabat individu
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan informasi
yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki kebebasan
menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan
penelitian. Beberapa tindakan yang terkait dengan prinsip menghormati harkat dan
martabat manusia, adalah peneliti mempersiapkan formulir persetujuan
responden/subyek (informed consent) yang terdiri atas :
a. Penjelasan manfaat penelitian
b. Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang dapat ditimbulkan.
c. Penjelasan manfaat yang akan didapatkan.
d. Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan subyek
berkaitan dengan prosedur penelitian.
e. Persetujuan subyek dapat mengundurkan diri kapan saja.
f. Jaminan anonimitas dan kerahasiaan.

Namun kadangkala, formulir persetujuan subyek tidak cukup memberikan


proteksi bagi subyek itu sendiri terutama untuk penelitian-penelitian klinik karena
terdapat perbedaan pengetahuan dan otoritas antara peneliti dengan subyek.
Kelemahan tersebut dapat diantisipasi dengan adanya prosedur penelitian.

2. Prinsip menghormati privasi dan menjaga kerahasiaan subyek penelitian


Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan kebebasan
individu. Pada dasarnya penelitian akan memberikan akibat terbukanya informasi
individu termasuk informasi yang bersifat pribadi. Sedangkan, tidak semua orang
menginginkan informasinya diketahui oleh orang lain, sehingga peneliti perlu
memperhatikan hak-hak dasar individu tersebut. Dalam implementasinya, peneliti

7
tidak boleh menampilkan informasi identitas baik nama maupun alamat asal subyek
dalam kuesioner dan alat ukur apapun untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek.
Peneliti dapat menggunakan koding (inisial) sebagai pengganti identitas responden.

3. Prinsip menghormati keadilan dan inklusivitas


Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan keadilan. Untuk memenuhi
prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati, profesional,
berperikemanusiaan, dan psikologis serta perasaan yang religius subyek penelitian.
Keadilan memiliki bermacam-macam teori, namun yang terpenting adalah bagaimana
keuntungan dan beban harus didistribusikan diantara anggota kelompok public.
Prinsip keadilan menekankan sejauh mana kebijakan penelitian membagikan
keuntungan dan beban secara merata atau menurut kebutuhan, kemampuan, kontribusi
dan pilihan public.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan


Peneliti harus melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian agar
hasilnya bermanfaat semaksimal mungkin bagi responden dan dapat digeneralisasikan
di tingkat populasi. Peneliti juga harus meminimalisasi dampak yang merugikan
responden. Apabila intervensi penelitian berpotensi mengakibatkan cedera atau stres
tambahan, maka responden dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk mencegah
terjadinya cedera, kesakitan, stres, maupun kematian.

Dalam penelitian, maka dimungkinkan adanya resiko pada subjek atau relawan
penelitian seperti resiko fisik, psikologis, maupun sosial. Untuk meminimalkan resiko
penelitian tersebut, maka dilakukanlah upaya seperti berikut ini:
1. Desain penelitian harus sesuai dengan tujuan penelitian.
2. Adanya kriteriaimklusi dan eksklusi yang lengkap dan sesuai dengan tujuan
penelitian.
3. Adanya kriteria untuk melakukan identifikasi dalam upaya mengantisipasi
situasi, serta cara untuk menanggulangi bahaya terhadap subjek penelitian.
4. Peneliti harus bebas dari keuntungan pribadi.
5. Adanya sarana dan tenaga yang memadai, yang dapat menanggulangi akibat
buruk setelah penelitian selesai

8
C. Butir-butir Etika Penelitian
Etika mencakup norma untuk berperilaku, memisahkan apa yang seharusnya
dilakukan dan apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Beberapa butir etika
penelitian sebagai berikut:

1. Kejujuran
Maksudnya adalah peneliti harus jujur dalam pengumpulan bahan pustaka,
pengumpulan data, pelaksanaan metode dan prosedur penelitian serta publikasi hasil.
Jujur pada kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan. Hargai rekan peneliti,
jangan mengklaim pekerjaan yang bukan pekerjaan Anda sebagai pekerjaan Anda.
2. Obyektivitas
Maksudnya adalah upayakan minimalisasi kesalahan/bias dalam rancangan
percobaan, analisis dan interpretasi data, penilaian ahli/rekan peneliti, keputusan
pribadi, pengaruh pemberi dana/sponsor penelitian.
3. Integritas
Maksudnya adalah selalu menepati janji dan perjanjian serta upayakan selalu
menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan.
4. Ketelitian
Maksudnya adalah berlaku teliti dan hindari kesalahan karena ketidakpedulian,
secara teratur catat pekerjaan yang Anda dan rekan Anda kerjakan, misalnya kapan
dan di mana pengumpulan data dilakukan. Catat juga alamat korespondensi
responden, jurnal atau agen publikasi lainnya.
5. Keterbukaan
Maksudnya adalah secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber
daya penelitian. Terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.
6. Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
Maksudnya adalah perhatikan paten, copyrights, dan bentuk hak-hal intelektual
lainnya. Jangan gunakan data, metode, atau hasil yang belum dipublikasi tanpa ijin
penelitinya. Tuliskan semua narasumber yang memberikan kontribusi pada riset
Anda. Jangan pernah melakukan plagiasi.
7. Penghargaan terhadap Kerahasiaan (Responden)
Maksudnya adalah bila penelitian menyangkut data pribadi, kesehatan, catatan
kriminal atau data lain yang oleh responden dianggap sebagai rahasia, maka peneliti
harus menjaga kerahasiaan data tersebut.

9
8. Publikasi yang terpercaya
Maksudnya adalah hindari mempublikasikan penelitian yang sama berulang-
ulang ke berbagai media (jurnal, seminar).
9. Pembinaan yang konstruktif
Maksudnya adalah bantu membimbing, memberi arahan dan masukan bagi
mahasiswa/peneliti pemula. Perkenankan mereka mengembangkan ide mereka
menjadi peneliti yang berkualitas.
10. Penghargaan terhadap Kolega/Rekan Kerja
Maksudnya adalah hargai dan perlakukan rekan penelitian Anda dengan
semestinya. Bila penelitian dilakukan oleh suatu tim akan dipublikasikan, maka
peneliti dengan kontribusi terbesar ditetapkan sebagai penulis pertama (first author),
sedangkan yang lain menjadi penulis kedua (co-author(s)). Urutan menunjukkan
besarnya kontribusi anggota tim dalam penelitian.
11. Tanggung Jawab Sosial
Maksudnya adalah upayakan penelitian Anda berguna demi kemaslahatan
masyarakat, meningkatkan taraf hidup, memudahkan kehidupan dan meringankan
beban hidup masyarakat. Anda juga bertanggung jawab melakukan pendampingan
bagi masyarakat yang ingin mengaplikasikan hasil penelitian Anda.
12. Tidak melakukan diskriminasi
Maksudnya adalah hindari melakukan pembedaan perlakuan pada rekan kerja
atau mahasiswa karena alasan jenis kelamin, ras, suku, dan faktor-faktor lain yang
sama sekali tidak ada hubungannya dengan kompetensi dan integritas ilmiah.
13. Kompetensi
Maksudnya adalah tingkatkan kemampuan dan keahlian meneliti melalui
pendidikan dan pembelajaran seumur hidup, secara bertahap tingkatkan kompetensi
Anda sampai taraf pakar.
14. Legalitas
Maksudnya adalah pahami dan patuhi peraturan institusional dan kebijakan
pemerintah yang terkait dengan penelitian Anda.
15. Rancang pengujian dengan hewan percobaan secara baik
Maksudnya adalah bila penelitian memerlukan hewan percobaan, maka
percobaan harus dirancang sebaik mungkin, tidak dengan gegabah melakukan
sembarang perlakuan pada hewan percobaan.

10
16. Mengutamakan keselamatan Manusia
Maksudnya adalah bila harus mengunakan manusia untuk menguji penelitian,
maka penelitian harus dirancang dengan teliti, efek negatif harus diminimalkan,
manfaat dimaksimalkan, hormati harkat kemanusiaan, privasi dan hak obyek
penelitian Anda, siapkan pencegahan dan pengobatan bila sampel Anda menderita
efek negatif penelitian.

D. Etika Penelitian Kesehatan


Penelitian kesehatan masyarakat pada khususnya menggunakan manusia sebagai
objek yang diteliti di satu sisi dan di sisi lain manusia sebagai peneliti atau yang
melakukan penelitian. Maka dalam pelaksanaan penelitian kesehatan khususnya, harus
diperhatikan hubungan antara kedua belah pihak ini secara etika atau yang disebut etika
penelitian. Adapun status hubungan antara peneliti dengan yang diteliti dalam konteks ini
adalah masing-masing pihak mempunyai hak dan kewajibannya. Hak-hak dan kewajiban
ini harus diakui dan dihargai oleh masing-masing pihak tersebut.

1. Hak dan kewajiban responden


Hak-hak responden yaitu :
a. Hak untuk dihargai privacy-nya.
Privacy adalah hak setiap orang. Semua orang mempunyai hak untuk
memperoleh privacy atau kebebasan pribadinya. Demikian pula responden
sebagai objek penelitian di tempat kediamannya masing-masing. Seorang
tamu, termasuk peneliti atau pewawancaranya yang datang ke rumahnya,
lebih-lebih akan menyita waktunya untuk diwawancarai, jelas merampas
privacy orang atau responden tersebut.
b. Hak untuk merahasiakan informasi yang diberikan.
Informasi yang akan diberikan oleh responden adalah miliknya sendiri. Tetapi
karena diperlukan dan diberikan kepada peneliti atau pewawancara, maka
kerahasiaan informasi tersebut perlu dijamin oleh peneliti. Apabila informasi
tersebut kemudian diberikan kepada peneliti dan kemudian diolahnya maka
bentuknya bukan informasi individual dari orang per orang dengan nama
tertentu, tetapi dalam bentuk agregat atau kelompok responden. Oleh sebab itu
realisasi hak responden untuk merahasiakan informasi dari masing-masing

11
responden maka nama responden pun tidak perlu dicantumkan, cukup dengan
kode-kode tertentu saja.
c. Hak memperoleh jaminan keamanan atau keselamatan akibat dari informasi
yang diberikan. Apabila informasi yang diberikan itu membawa dampak
terhadap keamanan atau keselamatan bagi dirinya atau keluarganya maka
peneliti harus bertanggungjawab terhadap akibat tersebut.
d. Hak memperoleh imbalan atau kompensasi.
Apabila semua kewajiban telah dilakukan, dalam arti telah memberikan
informasi yang diperlukan oleh peneliti atau pewawancara, responden berhak
menerima imbalan atau kompensasi dari pihak pengambil data atau informasi.

Kewajiban responden yaitu: Setelah adanya inform concent dari responden atau
informan, artinya responden sudah mempunyai keterikatan dengan peneliti atau
pewawancara berupa kewajiban responden untuk memberikan informasi yang
diperlukan peneliti. Tetapi selama belum ada inform concent, responden tidak ada
kewajiban apapun terhadap peneliti atau pewawancara.

2. Hak dan kewajiban peneliti atau pewawancara


Hak peneliti yaitu:
Bila responden bersedia diminta informasinya (menyetujui inform concent), peneliti
mempunyai hak memperoleh informasi yang diperlukan sejujur-jujurnya dan
selengkap-lengkapnya dari responden atau informan. Apabila hak ini tidak diterima
dari responden, dari arti responden menyembunyikan informasi yang diperlukan,
maka responden perlu diingatkan kembali terhadap inform concent yang telah
diberikan

Kewajiban peneliti yaitu:


a. Menjaga privacy responden:
Seperti telah disebutkan di atas bahwa posisi peneliti dalam etika penelitian
lebih rendah dibandingkan dengan responden. Oleh sebab itu dalam
melakukan wawancara atau memperoleh informasi dari responden harus
menjaga privacy mereka. Untuk itu peneliti atau pewawnacara harus
menyesuaikan diri dengan responden tentang waktu dan tempat dilakukannya

12
wawancara atau pengambilan data, sehingga responden tidak merasa diganggu
privacy-nya.
b. Menjaga kerahasiaan responden:
Informasi atau hal-hal yang terkait dengan responden harus dijaga
kerahasiaannya. Peneliti atau pewawancara tidak dibenarkan untuk
menyampaikan kepada orang lain tentang apa pun yang diketahui oleh peneliti
tentang responden di luar untuk kepentingan atau mencapai tujuan penelitian.
c. Memberikan kompensasi:
Apabila informasi yang diperlukan telah diperoleh dari responden atau
informan maka peneliti atau pewawancara juga memenuhi kewajibannya.
Kewajiban peneliti atau pewawancara seyogianya bukan sekadar ucapan
terima kasih saja kepada responden. Tetapi diwujudkan dalam bentuk
penghargaan yang lain, misalnya berupa kenang-kenangan atau apapun
sebagai apresiasi peneliti terhadap responden atau informan yang telah
mengorbankan waktu, pikiran, mungkin tenaga dalam rangka memberikan
informasi yang diperlukan peneliti atau pewawancara.

E. Hal – Hal Yang Menggangu Kenyamanan Responden


Agar kita sebagai peneliti atau pewawancara memahami pentingnya memperlakukan
responden dalam rangka memperoleh kualitas informasi yang baik dan akurat, maka
perlu menyadari bahwa dalam pengambilan data atau informasi kepada responden akan
menimbulkan ketidaknyamanan responden. Ketidaknyamanan tersebut dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
1. Terganggunya Privacy
Pengambilan data atau wawancara terhadap informan pada waktu apapun (pagi,
siang, sore, atau malam) pasti akan mengganggu privacyorang yang bersangkutan.
Karena orang yang mewawancarai dianggap orang asing atau tamu. Pasti tidak akan
menerimanya begitu saja seperti anggota keluarga. Mereka akan berusaha untuk
berpenampilan selayaknya menerima tamu, dan menyediakan temapat duduk yang
layak, dan sebagainya.
2. Terganggunya Kegiatan atau Pekerjaan
Pengambilan data atau wawancara terhadap responden, baik di rumah maupun di
tempat kerja sudah pasti akan menyita waktu informan atau responden. Bukan saja
menyita waktu responden, tetapi hal ini berarti juga responden harus meninggalkan

13
kegiatan atau pekerjaannya untuk sementara waktu. Terlebih lagi bila responden
tersebut ibu rumah tangga yang sedang menyiapkan masakan buat keluarga, diamping
mengasuh anak dan sebagainya. Tentu saja hal itu mengganggu sekali bagi responden
atau ibu tersebut.
3. Berfikir atau Berusaha Sebaik Mungkin untuk Menjawab Pertanyaan atau
Memberikan informasi
Dalam menjawab pertanyaan atau memberikan informasi, kadang-kadang
responden tidak secara spontan atau terlontar apa adanya. Responden memerlukan
waktu untuk berfikir, mengingat, dan sebagainya. Lebih-lebih kalau pertanyaan atau
informasi yang harus diberikan berupa pengetahuan atau pendapatnya terhadap suatu
fenomena kehidupan, misalnya penyakit, gizi atau makanan, pelayanan kesehatan,
dan sebagainya.
4. Kemungkinan Munculnya Rasa Emosional yang Pernah Dialami pada Waktu yang
Lalu
Dalam penelitian, khususnya penelitian kesehatan sering ditanyakan tentang
penyakit-penyakit yang pernah dialami, atau dialami oleh responden atau keluarga,
tentang kematian yang dialami oleh anggota keluarga, dan sebagainya. Pertanyaan-
pertanyaan semacam itu, terutama pertanyaan masalah kematian sudah barang tentu
akan membuka luka lama. Pada waktu menjawab atau menanggapi pertanyaan ini
akan memunculkan perasaan sedih, bahkan sampai menyebabkan responden
menangis (menanggapi secara emosional). Lebih-lebih apabila peristiwa yang tidak
menyenangkan tersebut belum lama terjadi, atau melalui suatu kejadian yang sangat
traumatis (misalnya kecelakaan).
5. Peneliti dengan Melakukan Tindakan Invasif
Kadang-kadang suatu penelitian, pengambilan data atau informasinya melalui
tindakan invasive misalnya pengambilan sampel darah, memasukkan sesuatu kedalam
tubuh misalnya (inplan) atau percobaan alat tertentu. Pada penelitian dengan tindakan
invasive semacam ini sudah barang tentu terjadi ketidakenakan fisik (rasa sakit) bagi
responden.

F. Pelanggaran Etika Penelitian


Etika penelitian akademik diperlukan mencegah/mengatasi pelanggaran-pelanggaran
ilmiah (scientific misconduct). Seorang peneliti tidak boleh melakukan penipuan dalam
menjalankan proses penelitian. Semua sistem etika melarang penipuan seperti ini.

14
Pelanggaran ilmiah yang bisa terjadi pada seorang peneliti adalah:
a. Fabrikasi (fabrication)
Fabrikasi didefinisikan sebagai rekaman atau presentasi (dalam format
apapun) yang menggunakan data fiksi (Sastrapratedja, 2009). Fabrikasi
merupakan bentuk pelanggaran yang paling mencolok dari pelanggaran yang akan
mempengaruhi kebenaran (Martono, 2015). Fabrikasi ini bisa berupa pemalsuan
data dan metode penelitian. Fabrikasi sering terjadi dikarenakan adanya keinginan
untuk memenuhi target, keterbatasan waktu, keterbatasan biaya, atau adanya
persaingan antar peneliti
b. Pemalsuan/Manipulasi data (falsification)
Ada beberapa penulis yang menyebut falsification sebagai research fraud.
Seorang peneliti dilarang memalsukan/memanipulasi data atau prosedur untuk
menghasilkan hasil sesuai dengan keinginan peneliti.
c. Plagiat (plagiarism)
Menurut Martono (2015) dan Sastrapratedja (2009), plagiarisme adalah
mengklaim karya lain untuk menjadi milik sendiri. Plagiarisme bisa dilakukan
secara keseluruhan (berupa salinan atau terjemahan dari makalah orang lain yang
telah diterbitkan), atau lebih terbatas (mengambil dan memasukkan bagian tulisan
orang lain ke dalam tulisan tanpa referensi).
d. Kepenulisan (authorship)
Kepenulisan perlu diperhatikan dengan baik dengan memperhatikan tata
penulisan ilmiah.
e. Kemubaziran (redundant)
Kemubaziran di sini terjadi karena adanya publikasi yang berulang-ulang.
Seorang peneliti kembali mempublikasikan suatu bagian dari tulisan yang sudah
pernah dipublikasikan.
f. Publikasi duplikat (duplicate publication)
Publikasi duplikat diartikan sebagai publikasi sebuah artikel yang identik atau
tumpang tindih substansial dengan sebuah artikel yang sudah diterbitkan.
Publikasi duplikat ini dapat diklasifikasikan sebagai plagiarisme diri.

15
16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Etika penelitian adalah suatu ukuran dari tingkah laku dan perbuatan yang harus
dilakukan oleh seorang peneliti dalam memperoleh data-data penelitiannya yang
disesuaikan dengan adat istiadat serta kebiasaan masyarakat ditempat ia meneliti.Dalam
penelitian kualitatif, salah satu ciri utamanya adalah orang sebagai alat/instrument untuk
mengumpulkan data. Ini dapat dilakukan dalam pengamatan berperan serta, wawancara
mendalam, pengumpulan dokumen, foto, dan sebagainya.
Persoalan etika akan timbul apabila peneliti tidak menghormati, tidak mematuhi,dan
tidak mengindahkan nilai-nilai masyarakat dan pribadi tersebut. Sementara si peneliti
tetap berpegang teguh pada latar belakang, norma, adat, kebiasaan, dan kebudayaannya
sendiri dalam menghadapi sebuah situasi dan konteks latar penelitiannya tersebut.
Penting untuk menjaga hubungan antara peneliti dan pihak yang diteliti yang merupakan
kunci penting keberhasilan penelitian, dan diperlukan kepekaan,keterampilan, dan juga
seni untuk dapat memasuki lingkungan budaya yang akan diteliti. Kemampuan untuk
berempati dan bergaul dengan orang lain jelas merupakan modal penting.

B. Saran
Setelah membaca tulisan dari makalah ini diharapkan kepada para pembaca agar
dapat memahami dan mengaplikasikan hal-hal mengenai etika penelitian terutama di
bidang kesehatan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Notoadmojo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Pasolong Harbani. 2013. Metode Penelitian Administrasi Publik. Bandung : Alfabeta.

Swarjana Ketut. 2013. Metodologi Peelitian Kesehatan. CV Andi OFFSET : Yogyakarta.

Setiawan, N. 2011. Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah. Bahan TOT Penulisan Karya Ilmiah.

18

Anda mungkin juga menyukai