Anda di halaman 1dari 19

GANGGUAN

MUSKULOSKELETAL
Oleh :
IRMA
(18010011)
Sistem musculoskeletal adalah sistem yang terdiri dari tulang, otot,
ligament kartilago, tendon, facia dan brusae serta persendian. Secara
fisiologis, sistem muskuloskeletal memungkinkan perubahan pada
pergerakan dan posisi.

Gangguan muskuloskeletal adalah kondisi terjadinya gangguan


fungsi pada ligamen, otot, saraf, sendi dan tendon, serta tulang
belakang. Sistem muskuloskeletal tubuh sendiri adalah struktur yang
mendukung anggota badan, leher, dan punggung.
Apa itu Fraktur Dislokasi?
• Yaitu cedera parah di mana fraktur dan sendi terkilir terjadi secara
bersamaan.
• Biasanya, potongan tulang yang longgar tetap tersangkut diantara
ujung-ujung tulang yang dislokasi dan harus diangkat melalui
pembedahan sebelum dislokasi dapat teratasi.
Penyebab fraktur
Fraktur akibat peristiwa traumatic
• Trauma seperti terjatuh, kecelakaan dalam berkendara, atau cedera saat pertandingan sepak bola
bisa menyebabkan patah tulang

Faktur patologis
• Disebabkan adanya kelainan tulang atau kelainan patologis di dalam tulang

Fraktur stress
• Disebabkan oleh trauma yang terus menerus. Terlalu sering digunakan, gerakan berulang dapat
melelahkan otot dan memberi lebih banyak kekuatan pada tulang.
Tanda dan Gejala

Deformitas

Nyeri

Pembengkakan atau edema

Hematom atau memar

Kehilangan fungsi dan kelainan gerak


Penatalaksanaan
• Imobilisasi
Alat imobilisasi yang sering digunakan yaitu bidai dan gips
• Reduksi
Reduksi fraktur berarti mengembalikan fragmen tulang pada
kesejajarannya dan rotasi.
• Traksi
Pemberian gaya tarik terhadap bagian tubuh yang cedera, sementara
kontratraksi akan menarik ke arah yang berlawanan.
Apa itu Strain?
• Strain adalah tarikan otot akibat penggunaan
berlebihan, peregangan berlebihan, atau stress yang
berlebihan.

• Strain adalah robekan mikroskopis tidak komplet


dengan perdarahan ke dalam jaringan. Pasien
mengalami rasa sakit dan nyeri mendadak dengan
nyeri tekan local pada pemakaian otot dan kontraksi
isometric (Brunner & suddarth, 2014).
Klasifikasi
Derajat I / Mild Strain Derajat II / Medorate Derajat III / Strain
(Ringan) Strain (Sedang) Severe (Berat)
Pada strain tingkat I, Pada strain tingkat II, Pada strain tingkat III,
terjadi regangan yang terdapat robekan pada terjadi robekan total
hebat, tetapi belum unit musculo tendineus. pada unit musculo
sampai terjadi robekan Adanya cidera pada unit tendineus. Biasanya
pada jaringan muscula muskulotendinous hal ini membutuhkan
tendineus. akibat tindakan pembedahan,
kontraksi/pengukur kalau diagnosis dapat
yang berlebihan. ditetapkan.
Etiologi strain
Menurut Kowalak (2011) etiologi stain dibagi menjadi 2 yaitu :
• Pada strain akut : Ketika otot keluar dan berkontraksi secara
mendadak.
• Pada strain kronis : Terjadi secara berkala oleh karena penggunaaan
yang berlebihan / tekanan berulang-ulang, menghasilkan tendonitis
(peradangan pada tendon).
Manifestasi Klinis
• Nyeri
• Spasme otot
• Kehilangan kekuatan
• Keterbatasan lingkup gerak sendi
Apa itu sprain?
• Sprain yaitu Cedera yang terjadi karena
regangan berlebihan atau terjadi robekan pada
ligamen (penghubung antar tulang).
• Sprain terjadi ketika ligament yang
mengelilingi sendi terjadi kerusakan sehingga
cairan sendi dapat keluar dan menyebabkan
sakit dan bengkak
Klasifikasi

Sprain berat (tingkat 3)


Sprain sedang (tingkat 2)
Sprain ringan (tingkat 1)
Terjadi rupture komplit dari
Dimana terjadi kerusakan
ligament sehingga terjadi
Merupakan robekan dari ligamen yang cukup lebih
pemisahan komplit ligament
beberapa ligament akan tetapi besar tetapi tidak sampai
dari tulang. Untuk bisa pulih
tidak menghilangkan dan terjadi putus total. Terjadi
kembali maka diperlukan
menurunkan fungsi sendi rupture pada ligament sehingga
tindakan operasi dan fisioterapi
tersebut. menimbulkan penurunan
dan rata-rata memakan waktu
fungsi sendi.
8-10 minggu.
Klasifikasi
Penyebab sprain

Umur

Terjatuh atau kecelakaan

Pukulan

Tidak melakukan pemanasan


Manifestasi Klinis
• Nyeri
• Inflamasi/peradangan
• Ketidakmampuan menggerakkan tungkai.
• Sama dengan strain (kram) tetapi lebih parah.
• Edema, perdarahan dan perubahan warna yang lebih nyata.
• Ketidakmampuan untuk menggunakan sendi, otot dan tendon.
• Tidak dapat menyangga beban, nyeri lebih hebat dan konstan
Penatalaksaan Strain & Sprain
Untuk tahap awal lakukan RICE (rest, ice, compression, elevation)

• Rest (istirahat)
Kurangi aktifitas sehari-hari sebisa mungkin
• Ice
Letakkan es yang sudah dihancurkan kedalam kantung plastik
atau semacamnya. Kemudian letakkan pada tempat yang
cedera selama maksimal 2 menit guna menghindari cedera
karena dingin.
Lanjutan

• Compression
Untuk mengurangi terjadinya pembengkakan lebih
lanjut, dapat dilakukan penekanan pada daerah
yang cedera.
• Elevation
Jika memungkinkan, pertahankan agar daerah yang
cedera berada lebih tinggi daripada jantung.
Pemeriksaan Penujang
1. X-ray menentukan lokasi atau luasnya fraktur
2. Scan tulang : mempelihatkan fraktur lebih jelas, mengidentifikasi kerusakan
jaringan lunak
3. Arteriogram : dilakukan untuk memastikan ada tidaknya kerusakan vaskuler
pada perdarahan; penigkatan lekosit sebagai respon terhadap peradangan
4. Kretinin : trauma otot menigkatkan beban kretinin untuk kliens ginjal
5. Profil koagulas : perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfusi
darah atau cedera. (Amin Huda Nurarif, 2015)

Anda mungkin juga menyukai