DEFINISI BALUT
Pembalutan merupakan suatu tindakan yang dilakukan sebagai cara mengurangi resiko
kerusakan jaringan yang terjadi dan selanjutnya mencegah maut, mengurangi nyeri, serta
mencegah kecacatan dan infeksi (Susilowati, 2015).
TUJUAN PEMBALUTAN
PRINSIP PEMBALUTAN
Simpul balutan dianjurkan pada posisi yang datar dan tidak boleh diatas luka.
Segera kendorkan atau melepas balutan yang menimbulkan kebal, kesemutan, dan dingin
pada sekitar balutan.
Memperhatikan bentuk tubuh yang akan dilakukan pembalutan, seperti bulat, siku, atau
datar.
JENIS PEMBALUTAN
JOB SHEET KMB
KOMPLIKASI PEMBALUTAN
Komplikasi Pembalutan
Menurut Lukman dan Ningsih (2013) yakni:
Pembalutan yang kurang tepat dapat menyebabkan komplikasi infeksi akibat terpaparnya dari
lingkungan luar. Bahaya kuat lemahnya balutan akan mempengaruhi pada dampak yang terjadi
seperti halnya pembalutan yang terlalu kuat akan menyebabkan kerusakan pada syaraf dan
pembuluh darah, sedangkan pembalutan yang terlalu kendur akan mengakibatkan perdarahan
pada vena yang berlebihan.
yang cedera.
o Pembalutan ini bisa dipakai pada
cedera dikepala, bahu, dada, siku,
telapak tangan dan kaki, pinggul serta
untuk menggantung lengan.
2. Dasi
o Pembalut ini adalah mitela yang
dilipat-lipat dari satu sisi segitiga agar
menjadi beberapa lapis dan bentuk
seperti pita dengan kedua ujung-
ujungnya lancip dan lebarnya antara
5-10 cm.
o Pembalut ini bisa dipakai pada saat
membalut mata, dahi rahang, ketiak,
lengan, siku, paha, serta lutut betis,
dan kaki yang terkilir.
3. Pita / Gulungan / Perban Elastis
o Pembalut ini dapat dibuat dari kain
katun, kain kasa, bahan elastic. Bahan
yang paling sering adalah dari kasa
karena mudah menyerap air, darah,
dan tidak mudah bergeser (kendur).
o Macam-macam pembalut yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Lebar 2,5 cm : untuk jari-jari
Lebar 5 cm : untuk leher dan
pergelangan tangan.
Lebar 7,5 cm : untuk kepala,
lengan atas dan bawah, betis
dan kaki.
Lebar 10 cm : untuk paha dan
sendi panggul.
Lebar 15 cm : untuk dada,
perut, punggung.
4. Bahan untuk membersihkan luka:
Plester
Kassa steril
Handscoon dalam bak instrument
Betadin dan cairan desinfektan dalam kom
Bengkok
JOB SHEET KMB
Kassa steril
Handscoon
Bengkok / nierbekken
Gunting plester
Korentang
JOB SHEET KMB
PROSEDUR PELAKSANAAN
:
NO LANGKAH – LANGKAH ILUSTRASI GAMBAR
.
1. Melihat bagian tubuh mana yang akan dibalut
DEFINISI PEMBIDAIAN
Pembidaian merupakan suatu alat imobilisasi eksternal yang bersifar kaku dan bidai ini
dipasang dengan menyesuaikan kontur tubuh namun tidak dianjurkan pada fraktur
terbuka (Asikin, Nasir, Podding, dkk, 2016).
Bidai merupakan suatu alat yang digunakan dalam melakukan imobilisasi pada fraktur
(Insani dan Risnanto, 2014).
TUJUAN PEMBIDAIAN
Tujuan Pembidaian yaitu sebagai sarana imobilisasi dan fiksasi eksternal yang berfungsi
mencegah terjadinya kecacatan, dan mengurangi rasa nyeri (Asikin, Nasir, Podding, dkk,
2016).
Bidai digunakan betujuan sebagai proteksi luka guna meminimalisir keparahan pada luka,
mengurangi rasa sakit, dan sebagai penopang bagian badan yang terluka (Schneider,
2011)
INDIKASI PEMBIDAIAN
KONTRAINIKASI PEMBIDAIAN
Pembidaian boleh dilaksanakan jika kondisi pernapasan dan sirkulasi klien sudah stabil
Jika terdapat gangguan sirkulasi dan gangguan persyarafan yang berat pada distal daerah
fraktur
JOB SHEET KMB
PRINSIP PEMBIDAIAN
Rigid splints diproduksi melalui perusahan material dan dapat digunakan pada sisi
samping, depan, atau belakang pada ekstremitas yang terkena cidera Schottke (2016).
Terdapat beberapa tipe yang termasuk dalam rigid splints yakni padded board splints
yang merupakan potongan kayu dengan ukuran 12” x 3” dengan sudut membuat dan
dilapisi ½” busa guna kenyamanan pasien dan lapisi dengan kain vinil supaya tahan lama
dan mudah dibersihkan (Alimed, 2017), molded plastic atau aluminum maleable (SAM)
splints, dan folded cardboard splints.
Soft splints
JOB SHEET KMB
Merupakan bidai yang tergolong fleksibel dan mudah digunakan pada sekitar bagian
tubuh yang cidera. Adapun jenis soft splints yang termasuk didalamnya dalah vacuum
splints, air splints.
Traction splints
Menurut Caroline (2007) bidai traksi dapat memberikan tarikan secara konstan pada
tulang yang patah. Tipe traksi yang biasa digunakan adalah sagar dan hare traction
splint.
KOMPLIKASI PEMBIDAIAN
Menurut Asikin dkk (2016) komplikasi potensial pada pembidaian yakni sindrom kompartemen
dimana terjadi akibat peningkatan tekanan jaringan dalam rongga yang terbatas sehingga
peredaran darah dan fungsi jaringan yang berada didalam rongga tertutup, luka tekan dimana
dapat terjadi anoksia jaringan dan ulkus yang memiliki lokasi rentan pada daerah tumit,
malleolus, punggung kaki, caput fibula, dan permukaan anterior patella, serta disuse syndrome.
4. Balutan
PROSEDUR PELAKSANAAN
Susilowati, Rini. 2015. Jurus Rahasia Menguasai P3K (Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan). Jakarta: Lembar Langit Indonesia.
Risnanto dan Insani, Uswatun. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah: Sistem
Muskuloskeletal. Yogyakarta: Deepublish.
Lukman dan Ningsih, N. 2013. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.
Asikin, M, dkk. 2016. Keperawatan Medikal Bedah: Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Penerbit
Erlangga.