PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada
kehidupan seandainya tidak ada air di bumi. Namun, air dapat menjadi malapetaka jika
tersedia dalam kondisi yang tidak benar, baik kualitas maupun kuantitas airnya. Air yang
bersih sangat dibutuhkan maunia, baik untuk keperluan sehari-hari, untuk keperluan industri,
untuk kebersihan sanitasi kota, dan sebagainya.
Kondisi geografis suatu lokasi merupakan salah satu penyebab prosentase jumlah
sumber air bervariasi. Sehingga tidak jarang pula tempat yang tidak memiliki sumber air
bersih. Walaupun demikian, tempat yang memiliki sumber air dengan debit yang cukup
tinggi juga mendapat masalah, misalnya kualitas sumber air yang kurang memenuhi syarat
sebagai air minum bahkan kurang memenuhi syarat untuk dijadikan sumber air bersih. Yang
lebih mengherankan lagi masalah tersebut tidak terletak pada kualitasnya tetapi pada sistem
distribusinya yang kurang maksimal sehingga masyarakat kurang bisa merasakan keberadaan
air bersih tersebut.
Di zaman sekarang, air menjadi masalah yang memerlukan perhatian serius. Untuk
mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar terntentu sudah cukup sulit untuk di
dapatkan. Hal ini dikarenakan air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari
berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga menyebabkan kualitas air menurun, begitupun
dengan kuantitasnya.
Telah terjadi banyak sekali pencemaran air, seperti di Teluk Jakarta yang berakibat
bagi para petambak. Bukan hanya beberapa spesies ikan yang hilang, tetapi udang dan
bandeng juga banyak yang mati. Secara kimiawi, pencemaran yang terjadi di Teluk Jakarta
termasuk cukup parah. Sehingga indicator pencemar seperti kerang hijau terlah berkembang
secara pesat. Selain itu, penggunaan pestisida yang berlebihan dan berlangsung lama juga
akan berakibat terjadinya pencemaran air. Seperti yang terjadi di NTB, dimana terjadi
pencemaran air akibat penggunaan pestisida yang berlebihan dalam waktu yang lama. Petani
menggunakan pestisida di sekitar mata air Lingsar dan Ranget (Bali Post, 14/8/03).
Krisis air juga terjadi di hampir semua P.Jawa dan sebagian Sumatera, terutama kota-
kota besar baik akibat pencemaran limbah cair industri, rumah tangga maupun pertanian.
Selain merosotnya kualitas air akibat pencemaran, krisis air juga terjadi dari kurangnya
ketersediaan air dan terjadinya erosi akibat pembabatan hutan di hulu serta perubahan
pemanfaatan lahan di hulu dan hilir.
Pencemaran air yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, seperti beberapa contoh
di atas, telah mengakibatkan terjadinya krisis air bersih. Lemahnya pengawasan pemerintah
serta keengganan untuk melakukan penegakan hukum secara benar menjadikan problem
pencemaran air menjadi hal yang kronis yang makin lama makin parah.
Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air,
monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik.
B. Tujuan
Mengetahui Sumber-sumber dan bahan-bahan pencemaran air.
Mengetahui dampak pencemaran air.
Mengetahui indicator pencemaran air.
Mengetahui tindakan pencegahan dan pengendalian air.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Air
Pencemaran air adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau
komponen lain kedalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau
proses alam sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air
kurang atau tidak dapat lagi berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan
air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu
bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan.
Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar
danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum,
sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai
objek wisata.
Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga
mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai
pencemaran.
Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik dan
ketika tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air minum, dan/atau mengalami
pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas penyusun biotik,
seperti ikan. Fenomena alam seperti gunung berapi, algae blooms, badai, dan gempa bumi
juga menyebabkan perubahan besar dalam kualitas air dan status ekologi air.
Pencemaran air terjadi apabila dalam air terdapat berbagai macam zat atau kondisi
(misal Panas) yang dapat menurunkan standar kualitas air yang telah ditentukan, sehingga
tidak dapat digunakan untuk kebutuhan tertentu. Suatu sumber air dikatakan tercemar tidak
hanya karena tercampur dengan bahan pencemar, akan tetapi apabila air tersebut tidak sesuai
dengan kebutuhan tertentu, Sebagai contoh suatu sumber air yang mengandung logam berat
atau mengandung bakteri penyakit masih dapat digunakan untuk kebutuhan industri atau
sebagai pembangkit tenaga listrik, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk kebutuhan rumah
tangga (keperluan air minum, memasak, mandi dan mencuci).
Ada beberapa penyebab terjadinya pencemaran air antara lain apabila air
terkontaminasi dengan bahan pencemar air seperti sampah rumah tangga, sampah lembah
industri, sisa-sisa pupuk atau pestisida dari daerah pertanian, limbah rumah sakit, limbah
kotoran ternak, partikulat-partikulat padat hasil kebakaran hutan dan gunung berapi yang
meletus atau endapan hasil erosi tempat-tempat yang dilaluinya.
Bahan Pencemar air
Pada dasarnya Bahan Pencemar Air dapat dikelompokkan menjadi:
a) Sampah yang dalam proses penguraiannya memerlukan oksigen yaitu sampah yang
mengandung senyawa organik, misalnya sampah industri makanan, sampah industri gula
tebu, sampah rumah tangga (sisa-sisa makanan), kotoran manusia dan kotoran hewan,
tumbuhtumbuhan dan hewan yang mati. Untuk proses penguraian sampahsampah tersebut
memerlukan banyak oksigen, sehingga apabila sampah-sampah tersbut terdapat dalam air,
maka perairan (sumber air) tersebut akan kekurangan oksigen, ikan-ikan dan organisme
dalam air akan mati kekurangan oksigen. Selain itu proses penguraian sampah yang
mengandung protein (hewani/nabati) akan menghasilkan gas H2S yang berbau busuk,
sehingga air tidak layak untuk diminum atau untuk mandi.
C, H, S, N, + O2 ? CO2 + H2O + H2S + NO + NO2
Senyawa organik
b) Bahan pencemar penyebab terjadinya penyakit, yaitu bahan pencemar yang mengandung
virus dan bakteri misal bakteri coli yang dapat menyebabkan penyakit saluran pencernaan
(disentri, kolera, diare, types) atau penyakit kulit. Bahan pencemar ini berasal dari limbah
rumah tangga, limbah rumah sakit atau dari kotoran hewan/manusia.
c) Bahan pencemar senyawa anorganik/mineral misalnya logam-logam berat seperti merkuri
(Hg), kadmium (Cd), Timah hitam (pb), tembaga (Cu), garam-garam anorganik. Bahan
pencemar berupa logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuh biasanya melalui makanan
dan dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa saluran pencernaan
lainnya sehingga mengganggu fungsi organ tubuh tersebut.
d) Bahan pencemar organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yaitu senyawa
organik berasal dari pestisida, herbisida, polimer seperti plastik, deterjen, serat sintetis,
limbah industri dan limbah minyak. Bahan pencemar ini tidak dapat dimusnahkan oleh
mikroorganisme, sehingga akan menggunung dimana-mana dan dapat mengganggu
kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup.
e) Bahan pencemar berupa makanan tumbuh-tumbuhan seperti senyawa nitrat, senyawa fosfat
dapat menyebabkan tumbuhnya alga (ganggang) dengan pesat sehingga menutupi permukaan
air. Selain itu akan mengganggu ekosistem air, mematikan ikan dan organisme dalam air,
karena kadar oksigen dan sinar matahari berkurang. Hal ini disebabkan oksigen dan sinar
matahari yang diperlukan organisme dalam air (kehidupan akuatik) terhalangi dan tidak dapat
masuk ke dalam air.
f) Bahan pencemar berupa zat radioaktif, dapat menyebabkan penyakit kanker, merusak sel dan
jaringan tubuh lainnya. Bahan pencemar ini berasal dari limbah PLTN dan dari percobaan-
percobaan nuklir lainnya.
g) Bahan pencemar berupa endapan/sedimen seperti tanah dan lumpur akibat erosi pada tepi
sungai atau partikulat-partikulat padat/lahar yang disemburkan oleh gunung berapi yang
meletus, menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan air kurang
mampu mengasimilasi sampah.
h) Bahan pencemar berupa kondisi (misalnya panas), berasal dari limbah pembangkit tenaga
listrik atau limbah industri yang menggunakan air sebagai pendingin. Bahan pencemar panas
ini menyebabkan suhu air meningkat tidak sesuai untuk kehidupan akuatik (organisme, ikan
dan tanaman dalam air). Tanaman, ikan dan organisme yang mati ini akan terurai menjadi
senyawa-senyawa organik. Untuk proses penguraian senyawa organik ini memerlukan
oksigen, sehingga terjadi penurunan kadar oksigen dalam air.
Secara garis besar bahan pencemar air tersebut di atas dapat dikelompokkan menjadi:
Bahan pencemar organik, baik yang dapat mengalami penguraian oleh mikroorganisme
maupun yang tidak dapat mengalami penguraian.
Bahan pencemar anorganik, dapat berupa logam-logam berat, mineral (garam-garam
anorganik seperti sulfat, fosfat, halogenida, nitrat)
Bahan pencemar berupa sedimen/endapan tanah atau lumpur.
Bahan pencemar berupa zat radioaktif e) Bahan pencemar berupa panas
Parameter dan standar kualitas air
Telah Anda ketahui bahwa sumber air dikatakan tercemar apabila mengandung bahan
pencemar yang dapat mengganggu kesejahteraan makhluk hidup (hewan, manusia, tumbuh-
tumbuhan) dan lingkungan. Akan tetapi air yang mengandung bahan pencemar tertentu
dikatakan tercemar untuk keperluan tertentu, misalnya untuk keperluan rumah tangga belum
tentu dapat dikatakan tercemar untuk keperluan lain. Dengan demikian standar kualitas air
untuk setiap keperluan akan berbeda, bergantung pada penggunaan air tersebut, untuk
keperluan rumah tangga berbeda dengan standar kualitas air untuk keperluan lain seperti
untuk keperluan pertanian, irigasi, pembangkit tenaga listrik dan keperluan industri. Dengan
demikian tentunya parameter yang digunakan pun akan berbeda pula.
Sesuai dengan bahan pencemar yang terdapat dalam sumber air, maka parameter yang
biasa digunakan untuk mengetahui standar kualitas air pun berdasarkan pada bahan pencemar
yang mungkin ada, antara lain dapat dilihat dari:
warna, bau, dan/atau rasa dari air.
Sifat-sifat senyawa anorganik (pH, daya hantar spesifik, daya larut oksigen, daya larut
garam-garam dan adanya logam-logam berat).
Adanya senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam sumber air (misal CHCl3, fenol,
pestisida, hidrokarbon).
Keradioaktifan misal sinar ß.
Sifat bakteriologi (misal bakteri coli, kolera, disentri, typhus dan masih banyak lagi).
Gambar 5 Air sungai yang tercemar oleh eceng gondok
C. Bahaya dari Pencemaran Air
Bibit- bibit penyakit berbagai zat yang bersifat racun dan bahan radioaktif dapat
merugikan manusia. Berbagai polutan memerlukan O2 untuk penguraiannya. Jika O2 kurang,
penguraiannya tidak sempurna dan menyebabkan air berubah warnanya dan berbau busuk.
Bahan atau logam yang berbahaya seperti arsenat, uradium, krom, timah, air raksa, benzon,
tetraklorida, karbon dan lain- lain dapat merusak organ tubuh manusia atau
dapatmenyebabkan kanker. Sejumlah besar limbah dari sungai akan masuk ke laut.
Polutan ini dapat merusak kehidupan air sekitar muara sungai dan sebagian kecil laut
muara. Bahan- bahan yang berbahaya masuk ke laut atau samudera mempunyai akibat jangka
panjang yang belum diketahui. Banyak jenis kerang- kerangan yang mungin mengandung
zat- zat yang berbahaya untuk dimakan. Laut dapat pula tercemar oleh yang asalnya mungkin
dari pemukiman, pabrik, melalui sungai, atau dari kapal tanker yang rusak. Minyak dapat
mematikan burung dan hewan laut lainnya, sebagai contoh efek keracunan dapat dilihat di
Jepang. Merkuri yang dibuang oleh sebuah industri ke teluk minamata terakumulasi di
jaringan tubuh ikan dan masyarakat yang mengkonsumsinya menderita cacat dan meninggal.
Banyak akibat yang ditimbulkan oleh polusi air, diantaranya:
1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen
2. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air
3. Pendangkalan dasar perairan
4. Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi
5. Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat
6. Akibat penggunaan pestisida yang berlebihan selain membunuh hama dan penyakit, juga
membunuh serangga dan makhluk yang berguna terutama predator
7. Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan bahkan burung
8. Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia
D. Dampak Pencemaran Air
Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum,
meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan
hutan akibat hujan asam, dan sebagainya. Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat
(dari kegiatan pertanian) telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali
(eutrofikasi berlebihan). Ledakan pertumbuhan ini menyebabkan oksigen, yang seharusnya
digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air
tersebut mati, dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen. Sebagai akibatnya, ikan
akan mati, dan aktivitas bakteri menurun.
Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi atas 4 kelompok, yaitu :
1. Dampak terhadap kehidupan biota air
2. Dampak terhadap kualitas air tanah
3. Dampak terhadap kesehatan
4. Dampak terhadap estetika lingkungan
Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan
atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi :
Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernihan
air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau dan rasa
Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia yang
terlarut, perubahan pH
Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme
yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen.
Indikator yang umum diketahui pada pemeriksaan pencemaran air adalah pH
atau konsentrasi ion hydrogen, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO), kebutuhan
oksigen biokimia (Biochemiycal Oxygen Demand, BOD) serta kebutuhan oksigen
kimiawi (Chemical Oxygen Demand, COD).
1. pH atau Konsentrasi Ion Hidrogen
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH sekitar 6,5
– 7,5. Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya pH. Bila pH di bawah pH
normal, maka air tersebut bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH di atas
pH normal bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan industri akan mengubah pH air
yang akhirnya akan mengganggu kehidupan biota akuatik.
Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahab pH dan menyukai pH antara
7 – 8,5. Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan , misalnya proses
nitrifikasi akan berakhir pada pH yang rendah. Pengaruh nilai pH pada komunitas biologi
perairan dapat dilihat pada table di bawah ini :
Pada pH < 4, sebagian besar tumbuhan air mati karena tidak dapat
bertoleransi terhadap pH rendah. Namun ada sejenis algae yaitu Chlamydomonas
acidophila mampu bertahan pada pH =1 dan algae Euglena pada pH 1,6
F. Tindakan Pencegahan dan Pengendalian Pencemaran Air
Sampai batas – batas tertentu sebenarnya air secara alamiah akan mampu
membersihkan zat pencemar tersebut. Namun karena jumlah zat pencemaran berlebihan
maka kemampuan itu menjadi hilang. Air yang tercemar dapat dikurangi kadar
pencemarannya dengan menyaring, mengencerkan, dan mengendapkan.(Drs. Slamet
Prawirohartono dkk, 2000, Sains Biologi – 1b Untuk SMU kelas 1 tengah tahun kedua,
Bandung, Hal. 103).
Pada dasarnya ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan pencemaran
lingkungan, yaitu:
1. Secara Administratif
Upaya pencegahan pencemaran lingkungan secara administratif adalah pencegahan
pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengeluarkan
kebijakan atau peraturan yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Contohnya adalah
dengan keluarnya undang-undang tentang pokok-pokok pengelolaan lingkungan hidup yang
dikeluarkan oleh presiden Republik Indonesia pada tanggal 11 Maret 1982. Dengan adanya
AMDAL sebelum adanya proyek pembangunan pabrik dan proyek yang lainnya.
2. Secara Teknologis
Cara ini ditempuh dengan mewajibkan pabrik untuk memiliki unit pengolahan limbah
sendiri. Sebelum limbah pabrik dibuang ke lingkungan, pabrik wajib mengolah limbah
tersebut terlebih dahulu sehingga menjadi zat yang tidak berbahaya bagi lingkungan.
3. Secara Edukatif
Cara ini ditempuh dengan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat akan pentingnya
lingkungan dan betapa bahayanya pencemaran lingkungan. Selain itu, dapat dilakukan
melalui jalur pendidikan-pendidikan formal atau sekolah.( ahmad cecep sofyan Hariri, 2010
Biologi)
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
http://sbh-tuban.blogspot.com/2011/05/pembinaan-kesehatan-lingkungan-dan.html.
http://docs.google.com/viewer?
a=v&q=cache:_XKHtTUAkPMJ:www.bphn.go.id/data/documents/perda_37_2000_perda_20
_1994%255Bc%255D.pdf+%22penyehatan+air+adalah
%22&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESheI-
hjJ19N9Y8wW5TsklMu_gvDb2rYIv475IUv0uP6N8k5i9NQAV0M-
wNIIv8qi0OfNIiWMXGUIp5wkgSsmiRq0co-
TT1Y9Lq8kbGdxFloeAb3FwcmzpQIK6L33ChteFd7me9L&sig=AHIEtbT0prxl22g7XiKEts
Vb0n3fueUMBg
http://id.wikipedia.org/wiki/Air
http://id.wikipedia.org/wiki/Air_bersih
http://id.wikipedia.org/wiki/Air_minum
http://www.puskel.com/5-upaya-dasar-program-kesehatan-lingkungan-di-puskesmas/
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-
lingkungan/pencemaran_lingkungan/sumber-sumber-terjadinya-pencemaran/.
http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:DJM94JU67EsJ:digilib.its.ac.id/public/ITS-
Undergraduate-9371-3305100030-
Chapter1.pdf+latar+belakang+air&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjJpwmFZvmmpOx
Ib9RwFNKQIAFmaqlWfLgBL7Ec_Vd2q-1-
1ciQVyN8dxcxHxbeEWaGQCeR6h7gn7QA5pZ2qKtv7AL3p0WBYcZ1q-
FaFNvtppumtGq5_0Cn71whDx4H6b2kXicT&sig=AHIEtbS38TmiLm1sX6T_uAUYcVgtR
Kujbg
http://docs.google.com/viewer?
a=v&q=cache:nyKnIFKUKr0J:surososipil.files.wordpress.com/2008/07/bab1-
regy.pdf+latar+belakang+air&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESh498HEnUz1WQbqM
AiBnDwos-_ORG4vgFT61IMiGE_OpTDGe-
QoyJtpGgXrSjG7e7ck4Pz0UD5PdUpcjGvuKw6k3TeVd80-
VhJxt4qYuh06HbtH5_R8JJSAvPJMs9Fibz9BRXFp&sig=AHIEtbStSEAnmPmPLgSAZ3R
QFr6bANv_ug
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_air.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/pencemaran-air/sumber-dan-
bahan-pencemar-air/.
http://jumianto.blogspot.com/2011/03/upaya-penanggulangan-pencemaran-air.html.
http://minamini.wordpress.com/tag/dampak-pencemaran-air/.
http://virochemist.blogspot.com/2010/12/indikator-pencemaran-air.html.