Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
  

Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada
kehidupan seandainya tidak ada air di bumi. Namun, air dapat menjadi malapetaka jika
tersedia dalam kondisi yang tidak benar, baik kualitas maupun kuantitas airnya. Air yang
bersih sangat dibutuhkan maunia, baik untuk keperluan sehari-hari, untuk keperluan industri,
untuk kebersihan sanitasi kota, dan sebagainya.
Kondisi geografis suatu lokasi merupakan salah satu penyebab prosentase jumlah
sumber air bervariasi. Sehingga tidak jarang pula tempat yang tidak memiliki sumber air
bersih. Walaupun demikian, tempat yang memiliki sumber air dengan debit yang cukup
tinggi juga mendapat masalah, misalnya kualitas sumber air yang kurang memenuhi syarat
sebagai air minum bahkan kurang memenuhi syarat untuk dijadikan sumber air bersih. Yang
lebih mengherankan lagi masalah tersebut tidak terletak pada kualitasnya tetapi pada sistem
distribusinya yang kurang maksimal sehingga masyarakat kurang bisa merasakan keberadaan
air bersih tersebut.
Di zaman sekarang, air menjadi masalah yang memerlukan perhatian serius. Untuk
mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar terntentu sudah cukup sulit untuk di
dapatkan. Hal ini dikarenakan air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari
berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga menyebabkan kualitas air menurun, begitupun
dengan kuantitasnya.
Telah terjadi banyak sekali pencemaran air, seperti di Teluk Jakarta yang berakibat
bagi para petambak. Bukan hanya beberapa spesies ikan yang hilang, tetapi udang dan
bandeng juga banyak yang mati. Secara kimiawi, pencemaran yang terjadi di Teluk Jakarta
termasuk cukup parah. Sehingga indicator pencemar seperti kerang hijau terlah berkembang
secara pesat. Selain itu, penggunaan pestisida yang berlebihan dan berlangsung lama juga
akan berakibat terjadinya pencemaran air. Seperti yang terjadi di NTB, dimana terjadi
pencemaran air akibat penggunaan pestisida yang berlebihan dalam waktu yang lama. Petani
menggunakan pestisida di sekitar mata air Lingsar dan Ranget (Bali Post, 14/8/03).
Krisis air juga terjadi di hampir semua P.Jawa dan sebagian Sumatera, terutama kota-
kota besar baik akibat pencemaran limbah cair industri, rumah tangga maupun pertanian.
Selain merosotnya kualitas air akibat pencemaran, krisis air juga terjadi dari kurangnya
ketersediaan air dan terjadinya erosi akibat pembabatan hutan di hulu serta perubahan
pemanfaatan lahan di hulu dan hilir.
Pencemaran air yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, seperti beberapa contoh
di atas, telah mengakibatkan terjadinya krisis air bersih. Lemahnya pengawasan pemerintah
serta keengganan untuk melakukan penegakan hukum secara benar menjadikan problem
pencemaran air menjadi hal yang kronis yang makin lama makin parah.
Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air,
monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik.
B. Tujuan
   
         Mengetahui Sumber-sumber dan bahan-bahan pencemaran air.
         Mengetahui dampak pencemaran air.
         Mengetahui indicator pencemaran air.
         Mengetahui tindakan pencegahan dan pengendalian air.

           
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Air
  

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui


sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan
bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar
terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung),
akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air,
dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu:
melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata
air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak
tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga
diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-
bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air).
Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga
wujudnya tersebut. Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan
kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah
memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang
Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan
biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka
sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi.
Untuk konsumsi air minum menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum
adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat.
Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini
telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun
bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, banyak zat berbahaya, terutama
logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini.
Air minum adalah air yang dapat langsung diminum oleh manusia. Air minum adalah
air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung di minum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun
2002).
Air organik adalah istilah untuk air yang sama sekali tidak mengandung unsur
kimia lain selain H2O (air) itu sendiri. Unsur kimia lain yang biasa terkandung di dalam air
adalah mineral anorganik, seperti Ferrum, Merkuri, Alumunium.
Untuk mengukur kadar kemurnian air dari mineral anoragnik digunakan TDS
meter (Total Dissolved Solids meter), yaitu alat untuk mengukur total zat padat yang terlarut
dalam zat cair. Satuan yang digunakan adalah ppm (part per million) atau bagian per sejuta.
Pembagian kategori air menurut total zat padat yang terkandung di dalamnya (TDS) adalah:
         > 100 ppm    : bukan air minum
         10 - 100 ppm: air minum
         1 - 10 ppm    : air murni
         0 ppm          : air organic
Penyehatan Air, adalah upaya di dalam meningkatkan kualitas air dan pengelolaan
mengganggu kesehatan, bebas dari kuman yang merugikan kesehatan ; air sehingga
pemanfaatan air bagi manusia tidak.
B. Sumber-sumber Pencemaran Air
   

Pencemaran air adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau
komponen lain kedalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau
proses alam sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air
kurang atau tidak dapat lagi berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan
air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu
bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan.
Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar
danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum,
sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai
objek wisata.
Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga
mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai
pencemaran.
Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik dan
ketika tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air minum, dan/atau mengalami
pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas penyusun biotik,
seperti ikan. Fenomena alam seperti gunung berapi, algae blooms, badai, dan gempa bumi
juga menyebabkan perubahan besar dalam kualitas air dan status ekologi air.
Pencemaran air terjadi apabila dalam air terdapat berbagai macam zat atau kondisi
(misal Panas) yang dapat menurunkan standar kualitas air yang telah ditentukan, sehingga
tidak dapat digunakan untuk kebutuhan tertentu. Suatu sumber air dikatakan tercemar tidak
hanya karena tercampur dengan bahan pencemar, akan tetapi apabila air tersebut tidak sesuai
dengan kebutuhan tertentu, Sebagai contoh suatu sumber air yang mengandung logam berat
atau mengandung bakteri penyakit masih dapat digunakan untuk kebutuhan industri atau
sebagai pembangkit tenaga listrik, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk kebutuhan rumah
tangga (keperluan air minum, memasak, mandi dan mencuci).
Ada beberapa penyebab terjadinya pencemaran air antara lain apabila air
terkontaminasi dengan bahan pencemar air seperti sampah rumah tangga, sampah lembah
industri, sisa-sisa pupuk atau pestisida dari daerah pertanian, limbah rumah sakit, limbah
kotoran ternak, partikulat-partikulat padat hasil kebakaran hutan dan gunung berapi yang
meletus atau endapan hasil erosi tempat-tempat yang dilaluinya.
            Bahan Pencemar air
Pada dasarnya Bahan Pencemar Air dapat dikelompokkan menjadi:
a)      Sampah yang dalam proses penguraiannya memerlukan oksigen yaitu sampah yang
mengandung senyawa organik, misalnya sampah industri makanan, sampah industri gula 
tebu, sampah rumah tangga (sisa-sisa makanan), kotoran manusia dan kotoran hewan,
tumbuhtumbuhan dan hewan yang mati. Untuk proses penguraian sampahsampah tersebut
memerlukan banyak oksigen, sehingga apabila sampah-sampah tersbut terdapat dalam air,
maka perairan (sumber air) tersebut akan kekurangan oksigen, ikan-ikan dan organisme
dalam air akan mati kekurangan oksigen. Selain itu proses penguraian sampah yang
mengandung protein (hewani/nabati) akan menghasilkan gas H2S yang berbau busuk,
sehingga air tidak layak untuk diminum atau untuk mandi.
C, H, S, N, + O2  ? CO2 + H2O + H2S + NO + NO2
Senyawa organik
b)      Bahan pencemar penyebab terjadinya penyakit, yaitu bahan pencemar yang mengandung
virus dan bakteri misal bakteri coli yang dapat menyebabkan penyakit saluran pencernaan
(disentri, kolera, diare, types) atau penyakit kulit. Bahan pencemar ini berasal dari limbah
rumah tangga, limbah rumah sakit atau dari kotoran hewan/manusia.
c)      Bahan pencemar senyawa anorganik/mineral misalnya logam-logam berat seperti merkuri
(Hg), kadmium (Cd), Timah hitam (pb), tembaga (Cu), garam-garam anorganik. Bahan
pencemar berupa logam-logam  berat yang masuk ke dalam tubuh biasanya melalui makanan
dan dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa saluran pencernaan
lainnya sehingga mengganggu fungsi organ tubuh tersebut.
d)      Bahan pencemar organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yaitu senyawa
organik berasal dari pestisida, herbisida, polimer seperti plastik, deterjen, serat sintetis,
limbah industri dan limbah minyak. Bahan pencemar ini tidak dapat dimusnahkan oleh
mikroorganisme, sehingga akan menggunung dimana-mana dan dapat mengganggu
kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup.
e)      Bahan pencemar berupa makanan tumbuh-tumbuhan seperti senyawa nitrat, senyawa fosfat
dapat menyebabkan tumbuhnya alga (ganggang) dengan pesat sehingga menutupi permukaan
air. Selain itu akan mengganggu ekosistem air, mematikan ikan dan organisme dalam air,
karena kadar oksigen dan sinar matahari berkurang. Hal ini disebabkan oksigen dan sinar
matahari yang diperlukan organisme dalam air (kehidupan akuatik) terhalangi dan tidak dapat
masuk ke dalam air.
f)       Bahan pencemar berupa zat radioaktif, dapat menyebabkan penyakit kanker, merusak sel dan
jaringan tubuh lainnya. Bahan pencemar ini berasal dari limbah PLTN dan dari percobaan-
percobaan nuklir lainnya.
g)      Bahan pencemar berupa endapan/sedimen seperti tanah dan lumpur akibat erosi pada tepi
sungai atau partikulat-partikulat padat/lahar yang disemburkan oleh gunung berapi yang
meletus, menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan air kurang
mampu mengasimilasi sampah.
h)      Bahan pencemar berupa kondisi (misalnya panas), berasal dari limbah pembangkit tenaga
listrik atau limbah industri yang menggunakan air sebagai pendingin. Bahan pencemar panas
ini menyebabkan suhu air meningkat tidak sesuai untuk kehidupan akuatik (organisme, ikan
dan tanaman dalam air). Tanaman, ikan dan organisme yang mati ini akan terurai menjadi
senyawa-senyawa organik. Untuk proses penguraian senyawa organik ini memerlukan
oksigen, sehingga terjadi penurunan kadar oksigen dalam air.
Secara garis besar bahan pencemar air tersebut di atas dapat dikelompokkan menjadi:
         Bahan pencemar organik, baik yang dapat mengalami penguraian oleh mikroorganisme
maupun yang tidak dapat mengalami penguraian.
         Bahan pencemar anorganik, dapat berupa logam-logam berat, mineral (garam-garam
anorganik seperti sulfat, fosfat, halogenida, nitrat)
         Bahan pencemar berupa sedimen/endapan tanah atau lumpur.
         Bahan pencemar berupa zat radioaktif e) Bahan pencemar berupa panas
Parameter dan standar kualitas air
Telah Anda ketahui bahwa sumber air dikatakan tercemar apabila mengandung bahan
pencemar yang dapat mengganggu kesejahteraan makhluk hidup (hewan, manusia, tumbuh-
tumbuhan) dan lingkungan. Akan tetapi air yang mengandung bahan pencemar tertentu
dikatakan tercemar untuk keperluan tertentu, misalnya untuk keperluan rumah tangga belum
tentu dapat dikatakan tercemar untuk keperluan lain. Dengan demikian standar kualitas air
untuk setiap keperluan akan berbeda, bergantung pada penggunaan air tersebut, untuk
keperluan rumah tangga berbeda dengan standar kualitas air untuk keperluan lain seperti
untuk keperluan pertanian, irigasi, pembangkit tenaga listrik dan keperluan industri. Dengan
demikian tentunya parameter yang digunakan pun akan berbeda pula.
Sesuai dengan bahan pencemar yang terdapat dalam sumber air, maka parameter yang
biasa digunakan untuk mengetahui standar kualitas air pun berdasarkan pada bahan pencemar
yang mungkin ada, antara lain dapat dilihat dari:
        warna, bau, dan/atau rasa dari air.
        Sifat-sifat senyawa anorganik (pH, daya hantar spesifik, daya larut oksigen, daya larut
garam-garam dan adanya logam-logam berat).
        Adanya senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam sumber air (misal CHCl3, fenol,
pestisida, hidrokarbon).
        Keradioaktifan misal sinar ß.
        Sifat bakteriologi (misal bakteri coli, kolera, disentri, typhus dan masih banyak lagi).
Gambar 5 Air sungai yang tercemar oleh eceng gondok
C. Bahaya dari Pencemaran Air
   
Bibit- bibit penyakit berbagai zat yang bersifat racun dan bahan radioaktif dapat
merugikan manusia. Berbagai polutan memerlukan O2 untuk penguraiannya. Jika O2 kurang,
penguraiannya tidak sempurna dan menyebabkan air berubah warnanya dan berbau busuk.
Bahan atau logam yang berbahaya seperti arsenat, uradium, krom, timah, air raksa, benzon,
tetraklorida, karbon dan lain- lain dapat merusak organ tubuh manusia atau
dapatmenyebabkan kanker. Sejumlah besar limbah dari sungai akan masuk ke laut.
Polutan ini dapat merusak kehidupan air sekitar muara sungai dan sebagian kecil laut
muara. Bahan- bahan yang berbahaya masuk ke laut atau samudera mempunyai akibat jangka
panjang yang belum diketahui. Banyak jenis kerang- kerangan  yang mungin mengandung
zat- zat yang berbahaya untuk dimakan. Laut dapat pula tercemar oleh yang asalnya mungkin
dari pemukiman, pabrik, melalui sungai, atau dari kapal tanker yang rusak. Minyak dapat
mematikan burung dan hewan laut lainnya, sebagai contoh efek keracunan dapat dilihat di
Jepang. Merkuri yang dibuang oleh sebuah industri ke teluk minamata terakumulasi di
jaringan tubuh ikan dan masyarakat yang mengkonsumsinya menderita cacat dan meninggal.
Banyak akibat yang ditimbulkan oleh polusi air, diantaranya:
1.      Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen
2.      Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air
3.      Pendangkalan dasar perairan
4.      Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi
5.      Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat
6.      Akibat penggunaan pestisida yang berlebihan selain membunuh hama dan penyakit, juga
membunuh serangga dan makhluk yang berguna terutama predator
7.      Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan bahkan burung
8.      Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia
D. Dampak Pencemaran Air
  

Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum,
meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan
hutan akibat hujan asam, dan sebagainya. Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat
(dari kegiatan pertanian) telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali
(eutrofikasi berlebihan). Ledakan pertumbuhan ini menyebabkan oksigen, yang seharusnya
digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air
tersebut mati, dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen. Sebagai akibatnya, ikan
akan mati, dan aktivitas bakteri menurun.
Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi atas 4 kelompok, yaitu :
1. Dampak terhadap kehidupan biota air
2. Dampak terhadap kualitas air tanah
3. Dampak terhadap kesehatan
4. Dampak terhadap estetika lingkungan

1.      Dampak terhadap kehidupan biota air


Banyaknya zat pencemaran pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar
oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga mengakibatkan kehidupan dalam air
membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya.
Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang
seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah yang sulit terurai.
Panas dari industri juga akan membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah
tidak didinginkan terlebih dahulu.
2.      Dampak terhadap kualitas air tanah
Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform  telah terjadi
dalam skala yang luas, hal ini dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di Jakarta. Banyak
penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.
3.      Dampak terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :
 Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen,
 Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit,
 Jumlah air yang tersedia tidak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat
membersihkan diri,
 Air sebaga media untuk hidup vector penyakit.
4.      Dampak terhadap estetika lingkungan
Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan, maka
perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat
disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak
atau lemak juga dapat mengurangi estetika lingkungan.

E. Indikator Pencemaran Air


   

Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan
atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi :
         Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernihan
air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau dan rasa
         Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia yang
terlarut, perubahan pH
         Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme
yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen.
Indikator yang umum diketahui pada pemeriksaan pencemaran air adalah pH
atau konsentrasi ion hydrogen, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO), kebutuhan
oksigen biokimia (Biochemiycal Oxygen Demand, BOD) serta kebutuhan oksigen
kimiawi (Chemical Oxygen Demand, COD).
1.       pH atau Konsentrasi Ion Hidrogen
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH sekitar 6,5
– 7,5. Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya pH. Bila pH di bawah pH
normal, maka air tersebut bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH di atas
pH normal bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan industri akan mengubah pH air
yang akhirnya akan mengganggu kehidupan biota akuatik.
Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahab pH dan menyukai pH antara
7 – 8,5. Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan , misalnya proses
nitrifikasi akan berakhir pada pH yang rendah. Pengaruh nilai pH pada komunitas biologi
perairan dapat dilihat pada table di bawah ini :

Tabel : Pengaruh pH Terhadap Komunitas Biologi Perairan


Nilai pH Pengaruh Umum
6,0 – 6,5                  Keanekaragaman
     plankton dan bentos sedikit menurun
Kelimpahan total, biomassa, dan produktivitas tidak mengalami
perubahan
5,5 – 6,0                  Penurunan
     nilai keanekaragaman plankton dan bentos semakin
tampak Kelimpahan total, biomassa, dan produktivitas masih
belum mengalami perubahan yang berarti
Algae hijau berfilamen mulai tampak pada zona litoral
5,0 – 5,5                  Penurunan
     keanekaragaman dan komposisi jenis plankton,
perifilton dan bentos semakin besar
Terjadi penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton
dan bentos
Algae hijau berfilamen semakin banyak
Proses nitrifikasi terhambat
4,5 – 5,0                  Penurunan
     keanekaragaman dan komposisi jenis plankton,
perifilton dan bentos semakin besar
Penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton dan bentos
Algae hijau berfilamen semakin banyak
Proses nitrifikasi terhambat

Sumber : modifikasi Baker et al., 1990 dalam Efendi, 2003

Pada pH < 4, sebagian besar tumbuhan air mati karena tidak dapat
bertoleransi terhadap pH rendah. Namun ada sejenis algae yaitu Chlamydomonas
acidophila mampu bertahan pada pH =1 dan algae Euglena pada pH 1,6

2.       Oksigen terlarut (DO)


Tanpa adanya oksegen terlarut, banyak mikroorganisme dalam air tidak dapat hidup
karena oksigen terlarut digunakan untuk proses degradasi senyawa organic dalam air.
Oksigen dapat dihasilkan dari atmosfir atau dari reaksi fotosintesa algae. Oksigen
yang dihasilkan dari reaksi fotosintesa algae tidak efisien, karena oksigen yang terbentuk
akan digunakan kembali oleh algae untuk proses metabolisme pada saat tidak ada
cahaya.Kelarutan oksigen dalam air tergantung pada temperature dan tekanan atmosfir.
Berdasarkan data-data temperature dan tekanan, maka kalarutan oksigen jenuh dalam
air pada 25o C dan tekanan 1 atmosfir adalah 8,32 mg/L (Warlina, 1985).
Kadar oksigen terlarut yang tinggi tidak menimbulkan pengaruh fisiologis bagi
manusia. Ikan dan organisme akuatik lain membutuhkan oksigen terlarut dengan
jumlah cukup banyak. Kebutuhan oksigen ini bervariasi antar organisme. Keberadaan logam
berat yang berlebihan di perairan akan mempengaruhi system respirasi organisme
akuatik,sehingga pada saat kadar oksigen terlarut rendah dan terdapat logam berat
dengan konsentrasi tinggi, organisme akuatik menjadi lebih menderita (Tebbut, 1992).
Pada siang hari, ketika matahari bersinar terang, pelepasan oksigen oleh
proses fotosintesa yang berlangsung intensif pada lapisan eufotik lebih besar daripada
oksigen yang dikonsumsi oleh proses respirasi. Kadar oksigen terlarut dapat melebihi
kadar oksigen jenuh, sehingga perairan mengalami supersaturasi. Sedangkan pada malam
hari,tidak ada fotosintesa, tetapi respirasi terus berlangsung. Pola perubahan kadar oksigen
ini mengakibatkan terjadinya fluktuasi harian oksigen pada lapisan eufotik perairan. Kadar
oksigen maksimum terjadi pada sore hari dan minimum pada pagi hari.

  Kebutuhan Oksigen Biokimia (BOD)


Dekomposisi bahan organic terdiri atas 2 tahap, yaitu terurainya bahan organic menjadi
anorganik dan bahan anorganik yang tidak stabil berubah menjadi bahan anorganik yang
stabil, misalnya ammonia mengalami oksidasi menjadi nitrit atau nitrat(nitrifikasi). Pada
penentuan nilai BOD, hanya dekomposisi tahap pertama yang berperan,sedangkan oksidasi
bahan anorganik (nitrifikasi) dianggap sebagai zat pengganggu.
Dengan demikian, BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme dalam lingkungan air untuk memecah (mendegradasi) bahan
buangan organic yang ada dalam air menjadi karbondioksida dan air. Pada dasarnya, proses
oksidasi bahan organic berlangsung cukup lama. Menurut Sawyer dan McCarty, 1978
(Effendi,2003) proses penguraian bahan buangan organic melalui proses oksidasi oleh
mikroorganisme atau oleh bakteri aerobic adalah :

CnHaObNc + (n + a/4–b/2–3c/4)O2 → n CO2 + (a/2 – 3c/2) H2O + c NH3


Bahan organic oksigen bakteri aerob

Untuk kepentingan praktis, proses oksidasi dianggap lengkap selama 20 hari,


tetapi penentuan BOD selama 20 hari dianggap masih cukup lama. Penentuan BOD
ditetapkan selama 5 hari inkubasi, maka biasa disebut BOD5. Selain memperpendek waktu
yang diperlukan, hal ini juga dimaksudkan untuk meminimumkan pengaruh oksidasi
ammonia yang menggunakan oksigen juga. Selama 5 hari masa inkubasi, diperkirakan 70% -
80% bahan organic telah mengalami oksidasi. (Effendi, 2003).
Jumlah mikroorganisme dalam air lingkungan tergantung pada tingkat kebersihan air.
Air yang bersih relative mengandung mikroorganisme lebih sedikit dibandingkan
yang tercemar. Air yang telah tercemar oleh bahan buangan yang bersifat antiseptic atau
bersifat racun, seperti fenol, kreolin, detergen, asam cianida, insektisida dan sebagainya,
jumlah mikroorganismenya juga relative sedikit. Sehingga makin besar kadar BOD nya,
maka merupakan indikasi bahwa perairan tersebut telah tercemar, sebagai contoh adalah
kadar maksimum BOD5 yang diperkenankan untuk kepentingan air minum dan
menopang kehidupan organisme akuatik adalah 3,0 – 6,0 mg/L berdasarkan
UNESCO/WHO/UNEP,1992.Sedangkan berdasarkan Kep.51/MENKLH/10/1995 nilai
BOD5 untuk baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri golongan I adalah 50 mg/L dan
golongan II adalah 150mg/L.
  Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD)
COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada dalam air
dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang dapat didegradasi secara biologis maupun
yang sukar didegradasi. Bahan buangan organic tersebut akan dioksidasi oleh kalium
bichromat yang digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent) menjadi gas CO2 dan
gas H2O serta sejumlah ion chrom. 
Jika pada perairan terdapat bahan organic yang resisten terhadap degradasi biologis,
misalnya tannin, fenol, polisacharida dansebagainya, maka lebih cocok dilakukan pengukuran
COD daripada BOD. Kenyataannya hampir semua zat organic dapat dioksidasi oleh oksidator
kuat seperti kalium permanganat dalam suasana asam,diperkirakan 95% - 100% bahan
organic dapat dioksidasi.
Seperti pada BOD, perairan dengan nilai COD tinggi tidak diinginkan bagi
kepentingan perikanan dan pertanian. Nilai COD pada perairan yang tidak tercemar biasanya
kurang dari 20 mg/L, sedangkan pada perairan tercemar dapat lebih dari 200mg/L dan pada
limbah industri dapat mencapai 60.000 mg/L (UNESCO,WHO/UNEP,1992).

F. Tindakan Pencegahan dan Pengendalian Pencemaran Air
    

Sampai batas – batas tertentu sebenarnya air secara alamiah akan mampu
membersihkan zat pencemar tersebut. Namun karena jumlah zat pencemaran berlebihan
maka kemampuan itu menjadi hilang. Air yang tercemar dapat dikurangi kadar
pencemarannya dengan menyaring, mengencerkan, dan mengendapkan.(Drs. Slamet
Prawirohartono dkk, 2000, Sains Biologi – 1b Untuk SMU kelas 1 tengah tahun kedua,
Bandung, Hal. 103).
Pada dasarnya ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan pencemaran
lingkungan, yaitu:
1.      Secara Administratif
Upaya pencegahan pencemaran lingkungan secara administratif adalah pencegahan
pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengeluarkan
kebijakan atau peraturan yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Contohnya adalah
dengan keluarnya undang-undang tentang pokok-pokok pengelolaan lingkungan hidup yang
dikeluarkan oleh presiden Republik Indonesia pada tanggal 11 Maret 1982. Dengan adanya
AMDAL sebelum adanya proyek pembangunan pabrik dan proyek yang lainnya.
2.      Secara Teknologis
Cara ini ditempuh dengan mewajibkan pabrik untuk memiliki unit pengolahan limbah
sendiri. Sebelum limbah pabrik dibuang ke lingkungan, pabrik wajib mengolah limbah
tersebut terlebih dahulu sehingga menjadi zat yang tidak berbahaya bagi lingkungan.
3.      Secara Edukatif
Cara ini ditempuh dengan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat akan pentingnya
lingkungan dan betapa bahayanya pencemaran lingkungan. Selain itu, dapat dilakukan
melalui jalur pendidikan-pendidikan formal atau sekolah.( ahmad cecep sofyan Hariri, 2010
Biologi)

10 Cara Mencegah Pencemaran Air


1.      Gunakan air dengan bijaksana.
2.      Kurangi penggunaan deterjen.
3.      Kurangi konsumsi obat-obat kimia.
4.      Kurangi penggunaan obat nyamuk dan pembasmi serangga.
5.      Kurangi penggunaan bahan-bahan yang sulit terurai.
6.      Kelola sampah rumah tangga dengan baik.
7.      Menanam pohon.
8.      Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.
9.      Menggalakkan industri daur ulang.
10.   Pengelolaan limbah pada industri rumah tangga.
( www.anneahira.com/cara-mencegah-pencemaran-air.html -)
           

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
   

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai


saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi.
Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi.
Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa
dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-
hari termasuk diantaranya adalah sanitasi.
Air minum adalah air yang dapat langsung diminum oleh manusia. Air minum adalah air
yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung di minum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun
2002).
Penyehatan Air, adalah upaya di dalam meningkatkan kualitas air dan pengelolaan
mengganggu kesehatan, bebas dari kuman yang merugikan kesehatan ; air sehingga
pemanfaatan air bagi manusia tidak.
2. SARAN
   

Saran yang penulis sampaikan adalah sebagai berikut:


 Sebaiknya kita harus berhati- hati dalam menggunakan air karena air itu ada yang
terpolusi dan ada yang tidak
 Jagalah air di lingkungan rumah dan sekitar agar tetap bersih dan terhindar dari
pencemaran air
 Jangan membuang sampah ke sungai atau kolam, buanglah sampah pada tempatnya
agar tidak terjadi pencemaran air

DAFTAR PUSTAKA
http://sbh-tuban.blogspot.com/2011/05/pembinaan-kesehatan-lingkungan-dan.html.
http://docs.google.com/viewer?
a=v&q=cache:_XKHtTUAkPMJ:www.bphn.go.id/data/documents/perda_37_2000_perda_20
_1994%255Bc%255D.pdf+%22penyehatan+air+adalah
%22&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESheI-
hjJ19N9Y8wW5TsklMu_gvDb2rYIv475IUv0uP6N8k5i9NQAV0M-
wNIIv8qi0OfNIiWMXGUIp5wkgSsmiRq0co-
TT1Y9Lq8kbGdxFloeAb3FwcmzpQIK6L33ChteFd7me9L&sig=AHIEtbT0prxl22g7XiKEts
Vb0n3fueUMBg
http://id.wikipedia.org/wiki/Air
http://id.wikipedia.org/wiki/Air_bersih
http://id.wikipedia.org/wiki/Air_minum
http://www.puskel.com/5-upaya-dasar-program-kesehatan-lingkungan-di-puskesmas/
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-
lingkungan/pencemaran_lingkungan/sumber-sumber-terjadinya-pencemaran/.
http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:DJM94JU67EsJ:digilib.its.ac.id/public/ITS-
Undergraduate-9371-3305100030-
Chapter1.pdf+latar+belakang+air&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjJpwmFZvmmpOx
Ib9RwFNKQIAFmaqlWfLgBL7Ec_Vd2q-1-
1ciQVyN8dxcxHxbeEWaGQCeR6h7gn7QA5pZ2qKtv7AL3p0WBYcZ1q-
FaFNvtppumtGq5_0Cn71whDx4H6b2kXicT&sig=AHIEtbS38TmiLm1sX6T_uAUYcVgtR
Kujbg
http://docs.google.com/viewer?
a=v&q=cache:nyKnIFKUKr0J:surososipil.files.wordpress.com/2008/07/bab1-
regy.pdf+latar+belakang+air&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESh498HEnUz1WQbqM
AiBnDwos-_ORG4vgFT61IMiGE_OpTDGe-
QoyJtpGgXrSjG7e7ck4Pz0UD5PdUpcjGvuKw6k3TeVd80-
VhJxt4qYuh06HbtH5_R8JJSAvPJMs9Fibz9BRXFp&sig=AHIEtbStSEAnmPmPLgSAZ3R
QFr6bANv_ug
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_air.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/pencemaran-air/sumber-dan-
bahan-pencemar-air/.
http://jumianto.blogspot.com/2011/03/upaya-penanggulangan-pencemaran-air.html.
http://minamini.wordpress.com/tag/dampak-pencemaran-air/.
http://virochemist.blogspot.com/2010/12/indikator-pencemaran-air.html.

Anda mungkin juga menyukai