Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TONSILITIS

Nama :

Amelinda Dia Nirwana ( 1060191008 )

UNIVERSITAS MH THAMRIN

DIII ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

SEMESTER III

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr, wb.

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan taufiq, hidayah dan rahmat-

Nya sehingga kami dapat meyelesaikan makalah “TONSILITIS” ini dalam waktu yang telah

ditentukan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan untuk Rasulullah SAW yang telah

mengubah zaman sehingga kita bisa menentukan yang hak dan yang bathil. Dengan adanya

makalah ini, mudah-mudahan dapat membantu meningkatkan minat baca dan belajar teman-

teman. Selain itu kami juga berharap semua dapat mengetahui dan memahami tentang materi ini,

karena akan meningkatkan mutu individu kita.

Kami menyadari bahwa susunan pembuatan makalah ini belum mencapai hasil yang

sempurna. Oleh karena itu,kritikan dan saran sangat diharapkan yang bersifat membangun demi

penyempurnaan makalah ini. Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca dan semoga

makalah ini dapat membantu pembaca dalam untuk menggali ilmu.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …......................………………………………………….…. i

DAFTAR ISI ……......................……………………………………………............. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 1

1.3 Tujuan………………………………………………………………………. 1

BAB II PEMBAHASAN

A.Definisi Tonsilitis………………………….….….................................................. 5

B. Klasifikasi …………………………………............................................................ 5

C.Anatomi fisiologi …………………………………................................................ 5

D. Etilogi………………………………………………………………...................... 6

E. Patofisiologi.......................................................................................................... ................ 7

F. Manifestasi klinis………………………………..………………..……................. 10

G. Pemeriksaan……………………………………………….. ……….…….............. 11

H. Penalaksanaan ………………..................................................................... ................ 13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................................................... 1

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Tonsil atau yang lebih sering dikenal dengan amandel adalah massa yang terdiri dari
jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus didalamnya, bagian organ
tubuh yang berbentuk bulat lonjong melekat pada kanan dan kiri tenggorok. Terdapat 3
macam tonsil yaitu tonsil faringal (adenoid), tonsil palatina, dan tonsil faringal yang
membentuk lingkaran yang disebut cincin Waldeyer. Tonsil terletak dalam sinus tonsilaris
diantara kedua pilar fausium dan berasal dari invaginasi hipoblas di tempat ini.
Tonsillitis sendiri adalah inflamasi pada tonsila palatine yang disebabkan oleh infeki
virus atau bakteri. Saat bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh melalui hidung atau mulut,
tonsil berfungsi sebagai filter/ penyaring menyelimuti organisme yang berbahaya tersebut
dengan sel-sel darah putih. Hal ini akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk membentuk
antibody terhadap infeksi yang akan datang. Tetapi bila tonsil sudah tidak dapat menahan
infeksi dari bakteri atau virus tersebut maka akan timbul tonsillitis. Dalam beberapa kasus
ditemukan 3 macam tonsillitis, yaitu tonsillitis akut, tonsillitis membranosa, dan tonsillitis
kronis. Oleh karena itu penting bagi administrasi rumah sakit untuk mempelajari
patofisiologi, manifestasi klinis dan prosedur diagnostik pada klien tonsilitis beserta
keluarganya.

RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja pengkajian yang perlu dilakukan pada pasien dengan tonsilitis?
2. Apa saja masalah-masalah yang muncul pada tonsilitis?
3. Intervensi apa saja yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pada tonsill?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian

Tonsilitis adalah suatu penyakit yang dapat sembuh sendiri berlangsung sekitar lima hari
dengan disertai disfagia dan demam (Megantara, Imam, 2006).

Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus beta
hemolyticus, streptococcus viridons dan streptococcus pygenes, dapat juga disebabkan
oleh virus (Mansjoer, A. 2000).

Tonsilitis kronik merupakan hasil dari serangan tonsillitis akut yang berulang. Tonsil tidak
mampu untuk mengalami resolusi lengkap dari suatu serangan akut kripta
mempertahankan bahan purulenta dan kelenjar regional tetap membesar akhirnya tonsil
memperlihatkan pembesaran permanen dan gambaran karet busa, bentuk jaringan fibrosa,
mencegah pelepasan bahan infeksi (Sacharin, R.M. 1993). Tonsilitis adalah radang yang
disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A streptococcus beta hemolitik, namun dapat
juga disebabkan oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus (Hembing, 2004).

Tonsilitis adalah suatu peradangan pada hasil tonsil (amandel), yang sangat sering
ditemukan, terutama pada anak-anak Tonsilitis adalah inflamasi dari tonsil yang
disebabkan oleh infeksi

B. KLASIFIKASI
Macam-macam tonsillitis menurut Imam Megantara (2006) :
1. Tonsillitis akut

Disebabkan oleh streptococcus pada hemoliticus, streptococcus viridians, dan


streptococcus piogynes, dapat juga disebabkan oleh virus.

2. Tonsilitis falikularis

Tonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya diliputi eksudat diliputi bercak


putihyang mengisi kiptitonsi lyang disebut detritus.
Detritus ini terdapat leukosit, epitel yang terlepas akibat peradangan dan sisa-sisa makanan
yang tersangkut.

3. Tonsilitis Lakunaris
Bila bercak yang berdekatan bersatu dan mengisi lacuna (lekuk-lekuk) permukaan
tonsil.
4. Tonsilitis Membranosa (Septis sore Throat)
Bila eksudat yang menutupi permukaan tonsil yang membengkak tersebut
menyerupai membrane. Membran ini biasanya mudah diangkat atau dibuang dan berwarna
putih kekuning-kuningan.
5. Tonsilitis Kronik
Tonsillitis yang berluang, faktor predisposisi : rangsangan kronik (rokok, makanan)
pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat dan hygiene mulut yang
buruk.

C. Anatomi Fisiologi

Amandel atau tonsil merupakan kumpulan jaringan limfoid yang banyak mengandung
limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi.

Tonsil terletak pada kerongkongan dibelakang kedua ujung lipatan belakang mulut. Ia
juga bagian dari struktur yang disebut “Rina of Waldeyer”. Kedua tonsil terdiri juga atas
jaringan limfe, letaknya diantara lengkung langit-langit dan mendapat persediaan limfosit
yang melimpah didalam cairan yang ada pada permukaan dalam sel-sel tonsil.
Tonsil terdiri atas:

1. Tonsil palatina, dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk
2. Tonsil fariengalis, agak menonjol keluar dari atas faring dan terletak dibelakang koana
3. Tonsil linguis, epitel berlapis gepeng tanpa lapisan

Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar keseluruh tubuh dengan cara
menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut, hidung dan kerongkongan, oleh karena itu
tidak jarang tonsil mengalami peradangan.

Peradangan pada tonsil disebut dengan peradangan tonsilitis, penyakit ini merupakan salah
satu gangguan telinga, hidung dan tenggorokan (THT). Kuman yang dimakan oleh imunitas
selluler tonsil dan adenoid terkadang tidak mati dan tetap bersarang disana serta
menyebabkan infeksi amandel yang kronis dan berulang (tonsilitis kronis).

Infeksi yang berulang ini akan menyebabkan tonsil dan adenoid berkerja terus dengan
memproduksi sel-sel imun yang banyak sehingga ukuran tonsil dan adenoid akan membesar
dengan cepat melebihi ukuran yang normal. (pearce, 2006 ; syaifuddin. 2006)

D. Etiologi
Menurut Adams George (1999) Tonsilitis bakterialis supuralis akut. paling sering
disebabkan oleh streptokokus beta hemolitikus grup A.
1. Pneumococcus
2. Staphilococcus
3. Haemalphilus influenza
4. Kadang streptococcus non hemoliticus atau streptococcus viridens.

Menurut Iskandar N (1993) Bakteri merupakan penyebab pada 50 % kasus.

1. Streptococcus B hemoliticus grup A


2. Streptococcus viridens
3. Streptococcus pyogenes
4. Staphilococcus
5. Pneumococcus
6. Virus
7. Adenovirus
8. ECHO
9. Virus influenza serta herpes

Menurut Medicastore Firman S (2006) Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptococcus


atau infeksi virus. Tonsil berfungsi membantu menyerang bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi.

Tonsil bisa dikalahkan oleh bakteri maupun virus, sehingga membengkak dan meradang,
menyebabkan tonsillitis.

E. PATOFISIOLOGI
Menurut Iskandar N (1993) yaitu : Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, bila epitel
terkikis maka jaringan limfoid superficial mengadakan reaksi. Terdapat pembendungan
radang dengan infiltrasi leukosit poli morfonuklear. Proses ini secara klinik tampak pada
korpus tonsil yang berisi bercak kuning yang disebut detritus. Detritus merupakan kumpulan
leukosit, bakteri dan epitel yang terlepas, suatu tonsillitis akut dengan detritus disebut
tonsillitis lakunaris, bila bercak detritus berdekatan menjadi satu maka terjadi tonsillitis
lakonaris.
Bila bercak melebar, lebih besar lagi sehingga terbentuk membran semu
(Pseudomembran), sedangkan pada tonsillitis kronik terjadi karena proses radang berulang
maka epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis. Sehingga pada proses penyembuhan,
jaringan limfoid diganti jaringan parut.
Jaringan ini akan mengkerut sehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus) yang
akan diisi oleh detritus, proses ini meluas sehingga menembus kapsul dan akhirnya timbul
perlengkapan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris. Pada anak proses ini disertai dengan
pembesaran kelenjar limfe submandibula.
PATHWAY
Invasi kuman patogen (bakteri / virus)

Penyebaran limfogen

Faring & tonsil

Proses inflamasi

Tonsilitis akut hipertermi

Edema tonsil Tonsil & adenoid membesar

Nyeri telan Obstruksi pada tuba eustakii

Sulit makan & minum


Kurangnya Infeksi sekunder
pendengaran
kelemahan

Resiko Otitis media


perubahanstatus nutrisi
< dari kebutuhan tubuh Intoleransi
aktifitas

Gangguan persepsi sensori :


pendengaran

F. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Mangantara , imam 2006
Gejalanya berupa nyeri tenggorokan (yang semakin parah jika penderita menelan)

Nyeri sering kali dirasakan di telinga (karena tenggorokan dan telinga memiliki
persyarafan yang sama)

Gejala lain :

1. Demam
2. Tidak enak badan
3. Sakit kepala
4. Muntah
5. Sulit menelan
6. Mual anoreksia
7. Edema faring
8. Mulut berbau
9. Tonsil hipermia
10. Kelenjar limfe leher membengkak

Menurut Smelzer , Suzune (2000)


Gejala yang timbul sakit tenggorokan , demam , ngorok , dan kesulitan menelan
Menurut Hembing , (2000)
1. Dimulai dengan sakit tenggorokan yang ringan hingga menjadi parah , sakit saat
menelan,dan kadang-kadang muntah
2. Tonsil bengkak , panas , gatal , sakit pada otot dan sendi , nyeri pada seluruh
badan,kedinginan , sakit kepala ,dan sakit pada telinga
3. Pada tonsillitis dapat menyebabkan kekambuhan sakit tenggorokan dan keluar nanah
pada lekukan tonsil.

G. Pemeriksaan
1. Tes laboratorium
Tes laboratorium digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada dalam tubuh
pasien merupakan bakteri grup A, karena grup ini disertai dengan demam reumatik,
glomerul nefritis, dan demam jengkering.
2. Pemeriksaan penunjang
Kultur dan uji retensi bila diperlukan
3. Terapi
Dengan menggunakan antibiotic spectrum lebar dan sulfonamide, antipiretik, dan obat
kumur yang mengandung desinfektan.

H. Penatalaksanaan
Perawatan yang dilakukan pada penderita tonsillitis biasanya perawatan dengan
perawatan sendiri dan dengan menggunakan anribiotik. Tindakan operasi hanya
dilakukan jika sudah mencapi tonsillitis yang tidak dapat ditangani sendiri.
1. Perawatn sendiri
Apabila penderita tonsillitis diserang karena virus sebaiknya biarkan virus itu hilang
dengan sendirinya. Selama satu atau dua minggu sebaiknya penderita banyak istiraht,
minum hangat juga mengkonsumsi cairan menyejukkan.
2. Antibiotic
Jika tonsillitis disebabkan oleh bakteri maka antibiotic yang akan berperan dalam proses
penyembuhan. Antibiotic oral perlu diminum selama 10 hari.
3. Tindakan operasi
Tonsilektomi biasanya dilakukan pada anak-anak jika mengalami tonsillitis selama tujuh
kali atau lebih dalam setahun.
Amandel membengkak dan berakibat sulit bernapas adanya abses.
a. Tonsillitis terjadi sebanyak 7 x atau lebih/ tahun
b. Tonsillitis terjadi sebanyak 5 x atau lebih/ tahun dalam kurun waktu 2 tahun
c. Tonsillitis terjadi sebanyak 3 x atau lebih/ tahun dalam kurun waktu 3 tahun
d. Tonsillitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotic

Farmakologi
1. Golongan penisilin :
a. Penicillin
b. Amoxilin
c. Oxacilin
d. Dicoxacilin
e. Nafcilin
f. Clavulanate
g. Ampicilin-sulbactam
2. Golongan Sefalosporin :
a. Cephalexin
b. Cefozolin
c. Ceftriaxone
d. Cefuroxime
e. Cefadroxil
f. Cefepime
3. Golongan lain :
a. Clindamycin
b. Vancomycin
c. Daptomycin
d. Eritromycin
e. Gentamicin
f. Tobranycin
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Tonsilitis adalah suatu penyakit yang dapat sembuh sendiri berlangsung sekitar lima hari
dengan disertai disfagia dan demam (Megantara, Imam, 2006).

Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus beta
hemolyticus, streptococcus viridons dan streptococcus pygenes, dapat juga disebabkan oleh
virus (Mansjoer, A. 2000).

Tonsilitis kronik merupakan hasil dari serangan tonsillitis akut yang berulang. Tonsil tidak
mampu untuk mengalami resolusi lengkap dari suatu serangan akut kripta mempertahankan
bahan purulenta dan kelenjar regional tetap membesar akhirnya tonsil memperlihatkan
pembesaran permanen dan gambaran karet busa, bentuk jaringan fibrosa, mencegah
pelepasan bahan infeksi (Sacharin, R.M. 1993).

Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A streptococcus beta
hemolitik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus
(Hembing, 2004).
DAFTAR PUSTAKA

1. Doengus, Marylin E.1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC


2. Efiaty Arsyad Soepardi & Nurbaiti Iskandar. 2001. Buku Ajar Ilmu Kesehatan.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI
3. R. Sjamsuhidayat & Wimdejong. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi revisi.
Jakarta : EGC
4. Smeltzer Suzamec. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunerr &
Suddarth. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai