Anda di halaman 1dari 3

Patofisologi

Kelainan dasar talasemia alfa sama dengan talasemia beta, yakni ketidakseimbangan
sintesis rantai globulin.Kelainan sintesis yang terjadi, disebabkan oleh mutasi gen globin pada
kromosom manusia, terutama pada proses regulasi dan ekspresi gen. Gen  terletak pada
kromosom 16 dan gen  terletak pada kromosom 11. Pada thalasemia mutasi gen globin ini dapat
menimbulkan perubahan rantai globin α atau β, berupa perubahan kecepatan sintesis (rate of
synthesis) atau kemampuan produksi rantai globin tertentu, dengan akibat menurunnya atau tidak
diproduksinya rantai globin tersebut. Perubahan ini diakibatkan oleh adanya mutasi gen globin
pada clusters gen α atau β berupa bentuk delesi atau non delesi.7
Tipe penurunan sifat thalasemia merupakan autosomal resesif. Pada thalasemia alfa
terjadi hilangnya gen alfa pada kromosom, bisa satu ataupun lebih dari satu gen. Thalasemia
alfa-2/silent carrier adalah hilangnya 1 buah gen globin alfa, thalasemia alfa-1/trait adalah
hilangnya 2 buah gen globin alfa, penyakit Hb H adalah hilangnya 3 buah gen globin alfa, dan
terakhir Hb Bart’s/ Hydrops Fetalis adalah hasil dari hilangnya semua gen globin alfa.7

Manifestasi Klinis Thalasemia Alfa


Gejala klinik yang terjadi pada thalasemia alfa bergantung pada nomor gen dan pasangan
cis atau trans dan jumlah rantai-α yang diproduksi. Keempat sindrom tersebut adalah pembawa
sifat tersembunyi thalasemia-α (silent carrier), thalasemia-α trait (thalasemia-α minor), HbH
disease, dan thalasemia-α homozigot (hydrops fetalis).9
Pembawa sifat tersembunyi thalasemia-α. Delesi satu gen globin-α menyisakan tiga gen
globin-α fungsional (-α / αα), menyebabkan sindrom silent carrier. Rasio rantai globin-α-β
hampir normal. Gambaran klinis normal. Tidak ditemukan kelainan hematologis. Saat
melahirkan, Hb Bart’s dalam rentangan 1-2%. Tidak ada cara yang pasti untuk mendiagnosis
silent carrier dengan kriteria hematologis. Bila diperlukan, dapat dilakukan studi gen.9
Thalasemia-α trait (minor). Thalasemia-α trait dapat berupa bentuk homozigot-α + (-α/-α)
atau heterozigot-α0 (- -/αα). Sindrom ini menunjukkan tampilan klinis normal, anemia ringan
dengan peningkatan eritrosit yang mikrositik hipokrom. Pada saat melahirkan, Hb Bart’s dalam
rentangan 2-10%. Biasanya pada penderita dewasa tidak ditemukan HbH.9
HbH disease biasanya disebabkan oleh hanya adanya satu gen yang memproduksi rantai
globin-α (- -/- α). penderita mengalami anemia hemolitik ringan sampai dengan sedang, dengan
kadar Hb terentang antara 7-10 g% dan retikulosit antara 5-10%. Limpa biasanya membesar.
Sumsum tulang menunjukkan hyperplasia eritroid. Retardasi mental yang terkait dengan
thalasemia-α dapat terjadi terjadi bila lokus atau loki dekat cluster gen-α pada kromosom 16,
bermutasi atau ko-delesi dengan cluster gen-α. Krisis hemolitik dapat terjadi bila penderita
mengalami infeksi, hamil, atau terpapar dengan obat-obatan oksidatif. Krisis hemolitik dapat
menjadi penyebab terdeteksinya kelainan ini, karena penderita HbH disease ini biasanya
menunjukkan gambaran klinik normal. Eritrosit menunjukkan mikrositik hipokrom dengan
poikilositosis yang nyata, termasuk sel target dan gambaran beraneka-ragam. HbH mudah
teroksidasi dan in vivo secara perlahan berubah ke bentuk Heinz-like bodies dari hemoglobin
yang terdenaturasi. Inclusion bodies mengubah bentuk dan sifat viskoelastik eritrosit,
menyebabkan umur eritrosit menurun. Splenektomi sering memberikan perbaikan.9
Thalasemia-α homozigot (- -/- -) tidak dapat bertahan hidup karena sintesis rantai globin-
α tidak terjadi. Bayi lahir dengan hydrops fetalis, yakni edema disebabkan penumpukan caisan
serosa dalam jaringan fetus akibat anemia berat. Hemoglobin didominasi oleh Hb Bart’s.
bersama dengan Hb Portland 5-20% dan sedikit HbH. Hb bart’s mempunyai afinitas oksigen
yang tinggi, sehingga tidak dapat membawa oksigen ke jaringan. Fetus dapat bertahan hidup
karena adanya Hb Portland, tetapi Hb jenis ini tidak dapat mendukung tahap berikutnya
pertumbuhan fetus, dan akhirnya fetus meninggal karena anoksia (gangguan fungsi plasenta).
Kehamilan dengan hydrops fetalis berbahaya bagi sang ibu, karena dapat menyebabkan toksemia
dan perdarahan berat pasca partus. Adanya hydrops fetalis ini dapat diketahui pada pertengahan
umur kehamilan dengan ultrasonografi. Terminasi awal dapat menghindarkan kejadian
berbahaya ini pada sang ibu.9

Risiko Pewarisan Thalasemia


Thalasemia penyakit bawaan yang diturunkan dari orang tua-nya secara autosomal
resesive. Jika pasangan suami istri adalah pembawa gen thalassemia minor, maka kemungkinan
anaknya akan menderita thalasemia sebesar 25%, pembawa gen thalasemia 50% dan normal
25%. 10
Gambar 1. Skema Penurunan Gen Thalassemia Menurut Hukum Mendel.10

Anda mungkin juga menyukai