Anda di halaman 1dari 4

Penulis

Nama : Yenza Fahera

Universitas : Universitas Malikussaleh

Fakuktas/prodi : Kedokteran/ pendidikan dokter

Semester : VIII (delapan)

TETAP BUGAR SAAT PUASA DI TENGAH PANDEMIK COVID-19

Pada tanggal 31 Desember 2019, Tiongkok melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui
penyebabnya. Jangka waktu 3 hari, pasien dengan kasus tersebut berjumlah 44 pasien dan terus
bertambah hingga saat ini berjumlah ribuan kasus. Awalnya data epidemiologi menunjukkan
66% pasien berkaitan atau terpajan dengan satu pasar seafood atau live market di Wuhan,
Provinsi Hubei Tiongkok. Sampel isolate pasien diteliti dengan hasil menunjukkan adanya
infeksi Coronavirus (2019-nCoV). Pada tanggal 11 februari 2020, World Health Organization
memberi nama virus baru tersebut Severa acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-
CoV-2) dan nama penyakitnya sebagai Coronavirus disease 2019 (COVID-19), dengan
bertambahnya kasus COVID-19 ini dan dikonfimasi bahwa transmisinya dapat menular dari
manusia ke manusia melalui droplet. Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO mengumumkan bahwa
COVID-19 menjadi pandemi di dunia.

Kasus COVID-19 diumumkan pertama kali oleh Presiden Joko Widodo, senin (2/3/2020) ada
dua orang terjangkit COVID-19, setelah pengumuman tersebut, kasus COVID-19 terus
ssssmencegah agar tidak semakin banyak orang yang terjangkit COVID-19. Berdasarkan
imbauan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia terkait upaya preventif yang dapat
dilakukan untuk meminimalisir risiko terinfeksi virus Covid-19 adalah melalui Gerakan
Masyarakat Sehat (Germas). Adapun beberapa upayanya, sebagai berikut (Kemkes RI, 2020) :

1. Mengonsumsi makanan yang dimasak sempurna, bergizi baik, dan tidak mengonsumsi
makanan yang berpotensi menularkan.
2. Melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga dan diimbangi istirahat yang cukup.
3. Melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti mencuci tangan dengan sabun
dan air mengalir setelah beraktivitas.
4. Menghindari kerumunan dan diiringi dengan jaga jarak dengan orang lain.
5. Menggunakan masker apabila merasa tubuh kurang sehat dengan gejala batuk dan bersin-
bersin maupun ketika keluar rumah.
6. Usahakan melakukan aktivitas di rumah saja
7. Apabila kondisi tubuh melemah, terutama dengan gejala demam dan sesak napas, segera
periksakan diri ke fasilitas kesehatan.

Melihat Indonesia merupakan salah satu negara muslim terbesar di dunia, berdasarkan
data Globalreligiusfuture, penduduk Indonesia yang beragama Islam pada 2010 mencapai
209,12 juta jiwa atau sekitar 87% dari total populasi. Kemudian pada 2020, penduduk muslim
Indonesia diperkirakan akan mencapai 229,62 juta jiwa. Salah satu ibadah umat islam adalah
berpuasa di bulan ramadhan dan puasa tersebut dilaksanakan di bulan ini, dan berdasarkan
pengumuman hasil sidang isbat penentuan 1 Ramadhan 1441 Hijriyah yang dilakukan oleh
Menteri Agama pada hari ini Kamis (23/4/2020), melalui live streaming situs web Kementerian
Agama (Kemenag) Republik Indonesia. Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengumumkan 1
Ramadan1441 Hijriyah bertepatan dengan Jumat (24/4/2020).

Puasa Ramadhan menurut syariat Islam adalah suatu amalan ibadah yang dilakukan dengan
menahan diri dari segala sesuatu seperti makan, minum, perbuatan buruk maupun dari yang
membatalkan puasa mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari yang disertai dengan
niat karena Allah SWT, dengan syarat dan rukun tertentu.Hal ini sudah dijelaskan dalam firman
Allah dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 183 yang menjelaskan bahwa melaksanakan puasa
Ramadhan adalah wajib hukumnya, di mana hal tersebut merupakan bentuk pertanggungjawaban
manusia kepada penciptanya secara langsung serta kegiatan yang menyangkut hablum
minallah. Namun, dengan dilaksanakannya puasa di tengah pandemik korona, muncul usulan
dari penulis buku ‘A Man Called Ahok’ Rudi Valinka, yang menyuarakan agar MUI keluarkan
fatwa peniadaan puasa di saat pandemi corona, Usulan itu menurut Rudi Valinka cukup
beralasan, di mana umat Islam bisa mengganti puasa dengan membayar fidyah dan memberi
makan fakir miskin. Diketahui, puasa dipahami bisa menimbulkan risiko kesehatan dan bakal
mudah bagi virus untuk masuk ke tubuh manusia.

Namun, usulan tersebut dibantah oleh penelitian yang telah dilakukan mengenai puasa ramadhan
bagi kekebalan tubuh. Tubuh manusia terdiri dari beberapa sistem, salah satu sistemnya adalah
sistem imun, sistem imun adalah sisitem tubuh manusia yang memiliki fungsi untuk melawan
semua penyebab penyakit seperti bakteri, virus, jamur, parasit dan zat-zat penyebab alergi. Salah
satu penanda sistem imun yang dapat diukur melalui pemeriksaan laboratorium adalah
immunoglobulin (Ig) atau yang sering disebut antibodi. Terdapat beberapa jenis antibodi yaitu
IgG (gamma), IgA (alpha), IgM (mu), IgD (delta) dan IgE (epsilon). Dalam sebuah penelitian
dijelaskan bahwa puasa Ramadhan dapat meningkatkan kadar IgA dan IgG. IgG adalah jenis
antibodi yang memiliki jumlah terbanyak dalam tubuh sehingga ketika meningkat akan
menguatkan kondisi fisik seseorang untuk melawan bakteri atau virus penyebab penyakit.
Penelitian lain menjelaskan bahwa puasa Ramadhan tidak memiliki pengaruh terhadap sistem
imun pada orang sehat. Sebaliknya, terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan menurunnya
asupan makanan pada saat Ramadhan akan menurunkan fungsi sistem imun. Puasa Ramadhan
juga akan menurunkan kadar IgA yang salah satunya terdapat dalam air ludah.

Meskipun terdapat penelitian dengan hasil yang bertentangan terkait efek puasa Ramadhan
terhadap sistem imun, maka bagi yang tengah menjalankan puasa Ramadhan disarankan untuk
tetap mengkomsumsi makanan yang secara ilmiah memiliki peran meningkatkan fungsi sistem
imun di antaranya button mushroom/jamur kancing, semangka, bayam, teh hijau, sweet potato/
ubi jalar, dan brokoli. Adapun hal yang bisa dilakukan agar badan tetap bugar saat melaksanakan
puasa di bulan Ramadhan, diantaranya:

1. Jangan tinggalkan sahur, karena terjadi pengurangan jumlah asupan makanan saat
puasa Ramadhan (partial fasting) dimana biasanya seseorang mengkonsumsi makanan
sehari tiga kali menjadi hanya dua kali saja, jika hal ini berlangsung secara terus menerus
akan mempengaruhi keseimbangan energi dan penurunan komposisi lemak tubuh serta
akan menurunkan jumlah asupan zat gizi yang masuk ke dalam tubuh, sehingga sering
ditemui beberapa kasus terjadi penurunan berat badan dan status kesehatan. Adapun
anjuran makan sahur dengan tamar (kurma kering) tak lain karena kandungan gula dan
gizi yang ada di dalamnya sangat baik untuk menambah energi di siang harinya. Ibnu
Qoyyim al-Jauziyah mengatakan bahwa kurma mengandung gizi yang mengenyangkan
dan dibutuhkan tubuh karena kandungan unsur panas dan lembab. Bila dikunyah dan
ditelan, bisa pula membunuh cacing. Selain panas, buah ini juga memiliki energi
tambahan.
2. Konsumsi makanan sehat dan bergizi disaat sahur dan berbuka puasa, makanan
sehat adalah makanan yang bebas dari bahan berbahaya, mengandung gizi yang
bermanfaat sedangkan makanan bergizi adalah makanan yang memenuhi kebutuhan gizi
tubuh. Makanan sehat dan bergizi mengandung berbagai zat yang bermanfaat bagi tubuh,
diantaranya karbohidrat, ptotein, lemak, vitamin, mineral, serat yang dapat diperoleh dari
sayur dan buah-buahan. Adapun pedoman umum gizi seimbang (PUGS) berdasarkan
Direktorat Gizi Depkes (1995) yaitu dengan makan beraneka ragam, makanlah makanan
untuk memenuhi kecukupan energy, makanlah makanan sumber karbohidrat setengah
dari kebutuhan energy, batasi komsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari
kebutuhan energy, gunakan garam beryodium, makanlah makanan sumber zat besi,
makanlah makanan yang aman bagi kesehatan dan bacalah label makanan yang dimakan.
3. Penuhi asupan cairan tubuh, perubahan yang terjadi selama puasa Ramadhan dapat
mempengaruhi massa cairan tubuh, cara memenuhi cairan tubuh dengan menghitung
kebutuhan menggunakan berat badan. Untuk 10 kilogram pertama berat badan, butuh 1
liter air. Untuk 10 kilogram kedua, membutuhkan 500 mililiter air. Sisanya, untuk setiap
kilogram berat badan membutuhkan 20 mililiter air.
4. Disarankan untuk olahraga ringan di sore hari selama 45-90 menit yang bisa dimulai
dari dua jam sebelum berbuka. karena sisa energi dan cairan tubuh di sore hari yang habis
akan dapat langsung dikembalikan dengan makan dan minum saat buka puasa.
5. Penuhi kebutuhan tidur, pada saat puasa Ramadhan perubahan jadwal makan dan
minum disertai pula perubahan pola tidur, yang biasanya lebih pendek dan lebih larut
kebutuhan tidur seseorang di golongkan berdasarkan usia, diusia 0-1 umumnya 14-18 jam
per hari, usia 1-18 bulan sekitar 12-14 jam per hari, usia 3-6 tahun membutuhkan 11-13
jam per hari, usia 6-12 tahun membutuhkan 10 jam per hari, usia 12-18 tahun
membutuhkan 8-9 jam per hari, usia 18-40 tahun membutuhkan 7-8 jam per hari dan
lansia cukup 7 jam per hari.
6. Menjaga kesehatan mulut saat menjalankan puasa di bulan Ramadhan dengan rutin
sikat gigi untuk memproteksi dari gangguan bakteri penyebab penyakit gigi.

Anda mungkin juga menyukai