Anda di halaman 1dari 21

Tugas Keselamatan Pasien Dan Kerja

MENGIDENTIFIKASI UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT


KERJA DALAM KEPERAWATAN

Kelompok : IV (Empat)

Nama Nim
Moh Afriandi 14220190108
Muh Ikhsan Fadli N 14220190109
La Ode Purwanto 14220190110
Fitri Anugrah Santika 14220190112

Dosen Pengampu : Sudarman, S.Kep.,Ns.,M.Kes

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i

DAFTAR ISI .........................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN .....................................................................................1

A. Latar Belakang ..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah .....................................................................................2

C. Tujuan ........................................................................................................2

D. Manfaat ......................................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN .....................................................................................4

A. Penyakit akibat kerja perawat : penyakit menular & tidak menular .........4

B. Penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja pada perawat .....................7

C. Upaya pencegahan penyakit akibat kerja pada perawat ..........................10

BAB III PENUTUP .............................................................................................16

A. Kesimpulan ..............................................................................................16

Daftar Pustaka .....................................................................................................17

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan
petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam
dengan baik. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya
kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang
memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak
menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan
hidupnya. Dalam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan
faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang
mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri,
keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir
Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan
mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja
dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, dan bebas
dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja atau
penyakit akibat kerja yang terjadi pada perawat di rumah sakit tak hanya
merugikan perawat saja, tetapi dapat juga menyebabkan kerugian pada pasien
dan orang-orang yang berada di rumah sakit. Penyakit menular yang diderita
perawat dapat tertular ke orang-orang yang berada di rumah sakit, dan jika
cedera atau penyakit tidak menular yang terjadi pada perawat dapat
menyebabkan kineja perawat menurut di dalam memberikan asuhan
keperawatan.
2
3

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, makan dapat
dirumuskan rumusan persalahan :
1. Apakah penyakit akibat kerja pada perawat : Penyakit menular dan tidak
menular?
2. Apakah penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja pada perawat ?
3. Bagaimana upaya pencegahan penyakit akibat kerja pada perawat?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mrngidentifikasi upaya pencegahan penyakit akibat kerja dalam
keperawatan
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui penyakit akibat kerja pada perawat : Penyakit
menular dan tidak menular
b. Untuk mengetahui penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja pada
perawat
c. Untuk mengetahui upaya pencegahan penyakit akibat kerja pada
perawat
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan rujukan bagi keselamatan pasien dan keselamatan kerja
serta menambah khasanah kepustakaan terutama yang terkait dengan
pada pasien dengan penyakit akibat kerja dalam keperawatan
2. Manfaat Aplikatif
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi keselamatan pasien dan
keselamatan kerja terkait dengan penyakit akibat kerja dalam
keperawatan
4

3. Manfaat Metodologi
Sebagai bahan pengembangan gagasan dan ide keperawanan, terkait pada
pasien dengan penyakit akibat kerja dalam keperawatan, untuk
meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
keperawanan.
5

BAB II
PEMBAHASAN

A. Penyakit Akibat Kerja Pada Perawat : Penyakit Menular & Tidak


Menular
a. Penyakit Menular
1. Definisi
Penyakit menular dapat di definisikan sebagai sebuah penyakit
yang dapat ditularkan (berpindah dari satu orang ke orang yang lain,
baik secara langsung dan secara perantara). Penyakit menular ini
ditandai dengan adanya agen atau penyebab penyakit yang hidup dan
dapat berpindah serta menterang host/inang (penderita).
Dalam hal ini maka penyakit menular dapat di kelompokan
dalam 3 kelompok utama yakni:
a) Penyakit yang sangat berbahaya karena kematian cukup tinggi.
b) Penyakit menular yang dapat menimbulkan kematian atau cacat,
walaupun, akibatnya lebih ringan dibanding dengan yang
pertama.
c) Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian, tetapi
dapat mewabah sehingga dapat menimbulkan kerugian waktu
maupun materi/biaya.
2. Faktor Penyebab
Pada proses perjalanan penyakit menular di dalam masyarakat,
maka dikenal adanya beberapa faktor yang memegang peranan
penting antara lain adanya faktor penyebab (agent) yakni organisme
penyebab penyakit, adanya sumber penularan (resorvoir maupun
resources), adanya cara penularan khusus (mode of transmission),
adanya cara meninggalkaan penjamu dan cara masuk ke penjamu
lainnya, serta keadaan ketahanan penjamu sendiri, yang merupakan
penyebab kausal (agent) penyakit menular adalah unsur biologis, yang
bervariasi mulai dari partikel virus yang paling sederhana sampai
6

organisme multi selular yang cukup kompleks yang dapat


menyebabkan penyakit manusia. Unsur penyebab ini dapat
dikelompokkan dalam beberapa kelompok yakni:
a) Kelompok arthropoda (serangga), seperti pada penyakit scabies,
pediculosis dan lain-lain.
b) Kelompok cacing/helminth baik cacing darah maupaun cacing
perut dan yang lainnya.
c) Kelompok protozoa, seperti plasmodium,amoeba,dan lain-lain.
d) Fungus atau jamur, baik uniseluler maupun multiseluler.
e) Bakteri termasuk spirocheata maupun ricketsia yang memiliki
sifat tersendiri.
Sebagai makhluk biologis yang sebagian besar adalah kelompok
mikro-organisme, unsur penyebab penyakit menular tersebut juga
mempuyai potensi untuk tetap berusaha untuk mempertahankan diri
terhadap faktor lingkungan di mana ia berada dalam usaha
mempertahankan hidupnya serta mengembangkan keturunannya.
Adapun usaha tersebut yang meliputi berkembang biak pada
lingkungan yang sesuai/menguntungkan, terutama pada penjamu /host
dimana mikro-organisme tersebut berada, berpindah tempat dari satu
penjamu lainnya yang lebih sesuai/menguntungkan, serta membentuk
pertahanan khususnya pada situasi lingkungan yang jelek seperti
membentuk spora atau bentuk lainya.
3. Mekanisme Penularan
Aspek sentral penyebaran penyakit menular dalam masyarakat
adalah mekanisime penularan (mode of transmissions) yakni berbagai
mekanisme di mana unsur penyebab penyakit dapat mencapai manusia
sebagai penjamu yang potensial. Mekanisme tersebut meliputi cara
unsur penyebab (agent) meninggalkan reservoir, cara penularan untuk
mencapai penjamu potensial, serta cara masuknya ke penjamu
potensial tersebut. Seseorang yang sehat sebagai salah seorang
penjamu potensial dalam masyarakat, mungkin akan ketularan suatu
7

penyakit menular tertentu sesuai dengan posisinya dalam masyarakat


serta dalam pengaruh berbagai reservoir yang ada di sekitarnya.
Kemungkinan tersebut sangat di pengaruhi pula olah berbagai faktor
antara lain:
a) Faktor lingkungan fisik sekitarnya yang merupakan media yang
ikut mempengaruhi kualitas maupun kuantitas unsur penyebab.
b) Faktor lingkungan biologis yang menentukan jenis vektor dan
resevoir penyakit serta unsur biologis yang hidup berada di
sekitar manusia.
c) Faktor lingkungan sosial yakni kedudukan setiap orang dalam
masyarakat, termasuk kebiasaan hidup serta kegiatan sehari-hari.
Tiap kelompok memiliki jalur penularan tersendiri dan pada garis-
garis besarnya dapat di bagi menjadi dua bagian utama yakni:
a) Penularan langsung yakni penularan penyakit terjadi secara
langsung dari penderita atau resevoir, langsung ke penjamu
potensial yang baru.
b) Penularan tidak langsung yakni penularan penyakit terjadi dengan
melalui media tertentu seperti melalui udara (air borne) dalam
bentuk droplet dan dust, melalui benda tertentu (vechicle borne),
dan melalui vector (vector borne).
4. Pencegahan
a) Rajin mencuci tangan
Dilakukan sebelum makan, setelah berkontak dengan
pasien atau melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan
cairan kotoran, cairan tubuh pasien, sebelum memakai sarung
tangan, dan setelah melepas sarung tangan.
b) Memakai sarung tangan
Pada waktu ada kemungkinan berkontak dengan cairan
darah, cairan tubuh, barang cairan dan kotoran, harus
mengenakan sarung tangan anti air yang terbuat dari bahan karet,
ethylene resin, atau asafetida dan sejenisnya.
8
9

c) Mengenakan masker mulut, masker mata atau masker muka


Pada saat menghadapi kemungkinan adanya cairan tubuh
yang beterbangan, seperti: pasien yang batuk atau bersin, harus
mengenakan masker mulut atau masker muka dan lain-lain
sebagai alat pelindung.
5. Contoh Penyakit
a) Penyakit yang disebabkan kontak udara disekitar pasien seperti
:TBC, Influenza, Flu burung, SARS.
b) Penyakit yang disebabkan kontak fisik dengan pasien seperti
:Kudis Kurap, Herpes.
c) Penyakit yang disebabkan kontak dengan cairan pasien seperti
:AIDS, Hepatitis
b. Penyakit tidak Menluar
1. Definisi
Merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh kuman atau
virus penyakit dan tidak ditularkan kepada orang lain, termasuk cedera
akibat kecelakaan dan tindak kekerasan. Penyakit tidak menular
(PTM), juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak ditularkan dari
orang ke orang, mereka memiliki durasi yang panjang dan pada
umumnya berkembang secara lambat. Penyakit ini ditimbulkan oleh
aktivitas perawat dalam bekerja PTM memiliki tingkat kefatalan yang
tinggi.
2. Faktor Penyebab
a) Kekurangan gizi
b) Tekanan darah tidak stabil
c) Penyakit alergi
d) Penyakit yang disebabkan karena keracunan
e) Penyakit yang disebabkan karena kecelakaan
3. Pencegahan
a) Menjaga kecukupan gizi dengan makan makanan yang seimbang.
b) Tidak memaksakan diri untuk bekerja disaat tubuh kurang sehat.
10

c) Menjaga stabilitas dan kebugaran tubuh misalnya dengan rutin


berolahraga.
d) Menjaga cedera otot dan tulang dalam bekerja misalnya dengan
memperhatikan posisi tubuh saat mengangkat beban.
e) Rutin tahun melakukan pemeriksaan kesehatan berkala.
f) Mempergunakan waktu istirahat dengan sebaik mungkin.
4. Contoh Penyakit
a) Penyakit yang disebabkan oleh kekurangan gizi yang
tidaksempurna, seperti: penyakit rabun mata, beri-beri, scorbut,
dll.
b) Penyakit yang disebabkan karena tekanan darah tidak stabil
seperti: tekanan darah tinggi (Hypertension) dan tekanan darah
rendah (Hypotension)
c) Penyakit alergi, seperti : astma alergi/ kaligata
d) Penyakit yang disebabkan karena keracunan, seperti : keracunan
makanan atau minuman.
e) Penyakit yang disebabkan karena kecelakaan, seperti keseleo,
patah tulang, luka tersayat.
B. Penyakit Atau Cedera Akibat Kecelakaan Kerja Pada Perawat
a. Definisi
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak
diharapkan yang dapat mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu
aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian baik bagi manusia atau harta
benda sedangkan kecelakaan kerja adalah kejadian tak terduga dan tidak
diharapkan yang dapat mengakibatkan luka, sakit, kerugian baik pada
manusia, harta benda maupun lingkungan.
b. Faktor penyebab
1. Faktor Lingkungan Kerja (Work Environment)
a) faktor Kimia Disebabkan oleh bahan baku produksi, proses
produksi, dan hasil produksi suatu kegiatan usaha. Untuk
11

golongan kimia dapat digolongkan kepada benda-benda mudah


terbakar, mudah meledak dan lainnya.
b) Faktor Fisik Misalnya penerangan yang tidak cukup baik di luar
maupun di dalam ruangan, panas, kebisingan dan lainnya.
c) Faktor Biologi Dapat berupa bakteri, jamur, mikroorganisme
lain yang dihasilkan dari bahan baku proses produksi dan proses
penyimpanan produksi, dapat juga berupa binatang-binatang
pengganggu lainnya pada saat berada di lapangan atau kebun.
d) Faktor Ergonomi Pemakaian atau penyediaan alat-alat kerja,
apakah sudah sesuai dengan keselamatan kerja sehingga
perkerja dapat merasakan kenyamanan saat bekerja. Ergonomi
terutana dikhususkan sebagai perencanaan dari cara kerja yang
baik meliputi tata cara bekerja dan peralatan.
e) Faktor Psikologi Perlunya dibina hubungan yang baik antara
sesama pekerja dalam lingkungan kerja, misalnya antara
pimpinan dan bawahan.
2. Faktor Pekerjaan
a) Jam Kerja adalah jam waktu bekerja termasuk waktu istirahat
dan lamanya bekerja sehingga dengan adanya waktu istirahat ini
dapat mengurangi kecelakaan kerja.
b) Pergeseran Waktu Pergeseran waktu dari pagi, siang, dan malam
dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan kecelakaan akibat
kerja.
3. Faktor Pekerja (Human Factor).
a) Umur Pekerja Penelitian dalam test refleks memberikan
kesimpulan bahwa umur mempunyai pengaruh penting dalam
menimbulkan kecelakaan akibat kerja. Ternyata golongan umur
muda mempunyai kecenderungan untuk mendapatkan
kecelakaan lebih rendah dibandingkan usia tua karena
mempunyai kecepatan reaksi lebih tinggi akan tetapi untuk jenis
pekerjaan tententu sering merupakan golongan pekerja dengan
12

kasus kecelakaan tinggi, mungkin hal ini disebabkan oleh karena


kecerobohan atau kelalaian mereka terhadap pekerjaan yang
dihadapi.
b) Pengalaman Bekerja Pengalaman bekerja sangat ditentukan oleh
lamanya seseorang bekerja. Semakin lama dia bekerja maka
semakin banyak pengalaman dalam bekerja. Pengalaman
bekerja juga memengaruhi terjadinya kecelakaan kerja.
Pengalaman kerja yang sedikit terutama di perusahaan yang
mempunyai risiko tinggi terhadap terjadinya kecelakaan kerja
akan mengakibatkan besarnya kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerja.
c) Tingkat Pendidikan dan Keterampilan Pendidikan seseorang
memengaruhi cara berpikir dalam menghadapi pekerjaan,
demikian juga dalam menerima latihan kerja baik praktik
maupun teori termasuk di antaranya cara pencegahan ataupun
cara menghindari terjadinya kecelakaan kerja.
d) Lama Bekerja Lama bekerja juga memengaruhi terjadinya
kecelakaan kerja. Hal ini didasarkan pada lamanya seseorang
bekerja akan mempengaruhi pengalaman kerjanya.
e) Faktor Kelelahan Faktor kelelahan dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja atau turunnya produktivitas kerja. Kelelahan
adalah fenomena kompleks fisiologis maupun psikologis dimana
ditandai dengan adanya gejala perasaan lelah dan perubahan
fisiologis dalam tubuh. Kelelahan akan berakibat menurunnya
kemampuan kerja dan kemampuan tubuh para pekerja.
c. Contoh cedera
1. Cedera pada persendian
2. Cedera tertusuk atau tersayat peralatan medis
C. Upaya Pencegahan Penyakit Akibat Kerja pada Perawat
Kecelakaan kerja pada perawat dianggap sebagai suatu masalah serius
karena mengancam kesehatan dan kesejahteraan pasien dan petugas
13

kesehatan secara global (Maria, 2015). Kecelakaan tersebut yang pada


akhirnya dapat mempengaruhi produktivitas kerja perawat. Produktivitas
kerja yang rendah pada akhirnya berdampak terhadap pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh rumah sakit.
Kecelakaan kerja pada perawat ini menimbulkan kerugian bagi
perawat itu sendiri maupun pihak rumah sakit. Oleh karena itu perlu diketahui
faktor risiko penyebab kecelakaan tersebut sehingga dapat dilakukan upaya
pencegahan.
Upaya pencegahan menurut standar K3 yaitu:
a. Melakukan pencatatan kejadian Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan oleh petugas K3. Seperti yang
tercantum dalam Permenaker No. 03 Tahun 1998 menyatakan bahwa
pengurus atau pengusaha wajib melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi
di tempat kerja. Penyampaian laporan dapat dilakukan secara lisan
sebelum dilaporkan secara tertulis.
b. Perlu dilakukan peningkatan terhadap penerapan pelayanan kesehatan
kerja terutama pada pemeriksaan kesehatan khusus, pengobatan dan
perawatan bagi penderita yang sakit, pemantauan lingkungan kerja serta
ergonomi dan evaluasi pencatatan serta pelaporan kepada Direktur
Rumah Sakit.
c. Perlu diadakan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja seperti
pemeriksaan paru-paru, laboratorium maupun pemeriksaan secara fisik
terhadap perawat IGD maupun tenaga medis yang lain.
d. Perlu diadakan kegiatansurvelans kerja seperti pemetaan tempat keja
berdasarkan risiko bahayanya.
e. Perlu diadakan penyesuaian terhadap peralatan kerja SDM Rumah Sakit
seperti mengidentifikasi ergonomi terhadap peralatan kerja dan risiko
peralatan kerjanya
Seperti yang tercantum dalam Kepmenkes RI No. 1087 Tahun 2010
tentang standart kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di Rumah Sakit
14

bahwa penyesuaian terhadap peralatan kerja SDM dikatakan sudah


diterapkan apabilah telah melakukan :
1. Identifikasi dan penilaian risiko ergonomi terhadap perlatan kerja dan
SDM Rumah Sakit.
2. Membuat program pelaksanaan kegiatan, mengevaluasi dan
mengendalikan risiko ergonomi.
Pada PMK nomor : 56 Tahun 2016 Tentang penyelenggaraan
pelayanan penyakit akibat kerja , dimana upaya pencegahan penyakit akibat
kerja antara lain : melakukan identifikasi potensi bahaya penyakit akibat
kerja, melakukan promosi kesehatan kerja sesuai dengan hasil identifikasi
potensi bahaya yang ada ditempat kerja, melakukan pengendalian potensi
bahaya di tempat kerja, memberikan informasi mengenai alat pelindung diri
yang sesuai dengan potensi bahaya yang ada di tempat kerja dan cara
pemakaian alat pelindung diri yang benar dan memberikan imunisasi bagi
pekerja yang terpajan dengan agen biologi.
Perilaku hidup sehat dan kebiasaan akan yang baik serta melakukan
olahraga secara teratur adalah resep tidak ada duanya bagi tubuh yang sehat,
berikut ini saran pencegahan penularan penyakit menular, cedera otot dan
tulang dan gangguan tidur.
Menurut Institute Of Occupational Safety & Health, pencegahan
bahaya di area kerja tenaga perawat, dimana upayan pencegahan antara lain :
a. Penularan penyakit menular
a) Rajin Mencuci Tangan
Dilakukan sebelum makan, sebelum berkontak dengan pasien
dan sesudah berkontak atau melakukan pekerjaan yang berhubungan
dengan cairan kotoran, cairan tubuh pasien, sebelum memakai
sarung tangan dan sesudah memakai sarung tangan, dimana cara
mencuci tangan dengan menggunakan air mengalir dan sabun atau
cairan pembersih kuman, cuci kedua tangan setidaknya dalam waktu
15-20 detik.
b) Memakai Sarung Tangan
15

Pada waktu ada krmungkinan kontak dengan cairan darah, caira


tubuh, barang cairan dan kotoran harus mengenakan sarung tangan
anti air yang terbuat dari bahan karet,ethylene resin, atau asafoetida
dan sejenisnya. Pada saat melepas sarung tangan harus melalui
pergelangan tangan yang ditarik keluar, kemudian sarung tangan
dibalikkan keseluruhan, kemudian di buang, dan segera mencuci
tangan, perhatian : pemakaian sarung tangan tidak dapat
menggantikan pentingnya mencuci tangan.
c) Mengenakan masker mulut, mengenakan masker mata.
Pada saat menghadapi kemungkinan adanya cairan tubuh yang
beterbangan, seperti : pasien yang batuk atau bersin, harus
mengenakan masker mulut atau masker muka dan lain-lain sebagai
alat pelindung diri. Hal-hal yangperlu diperhatikan mengenai masker
mulut :
 Masker mulut berbentuk datar walaupun memiliki hasil
pelindungan,tetapi karena kurang melengkung dan tidak
menempel rapat di wajah hasil tidak sebanding dengan masker
mulut berbentuk gelas.
 Masker mulut sebaiknya digunakan sekali pakai apa bila perlu di
pakai berulang kali harus perhtaikan penyimpangan di tempat
yang bersih dan berudara lancer. Tetapi untuk kondisi
berikutbpemakaian tidak boleh dilanjutkan : ada kecurigaan
pencemaran, berlubang, berubah bentuk, kotor, berbau,
hambatan untuk bernapas bertambah dll.
 Pada saat melepas masker mulut menghindari tercemarnya
masker mulut juga menghindari terkena pencemaran dari masker
mulut. Sebelum dan sesudah melepas masker mulut harus
mencuci tangan dengan bersih
 pada saat membuang masker mulut yang tercemar, harus
menghindari tersebarnya kuman, dengan cara melipat masker
16

kea rah dalam, diletakkan kedalam kantong plastic yang ditutup


rapat.
 Memakai seragam kerja
Selama waktu kerja harus mengenakan seragam kerja serta rajin
diganti dan di cuci selesai kerja. Meninggalkan akamr pasien
untuk istirahat, atau keruang makan untuk makan, seragam kerja
dan pakaian lainnya harus di cuci secara terpisah.
b. Pencegahan cedera otot dan tulang
a) Pada saat memindahkan barang tubuh sebisa mungkin dekat dengan
barang tersebut dan hindari gerakan membuyngkuk atau posisi
membungkuk,keareah depan, sebaiknya berlutut atau kedua kaki
direndagkan sehingga pusat ebban berkurang untuk menghindari
cedera di bagian pinggang. Pada saat memindahkan barang jangan
hanya memutarkan pinggang, harus dengan satu kaki sebagai
tumpuan,kaki yang lain bergerak dan memutarlkan seluruh badan
untuk menghindari cedera di lutut dan pinggang.
b) Pada saat merawat pasien apabila ada gerakan condong kedepan
sebelum membungkuk,harus dengan satu tangan sebagai tumpuan
badan untuk menghindari pinggang mendapat beban terlalu besar.
Apabila perlu memindahkan pasien harus dengankedua kaki
merendah sehingga pusat beban terkurang untuk menghinbdari
terjadinya cedera di bagian pinggang.
c) Jagalah posisi duduk yang benar, bagian punggung sebaiknya
menempel dipunggung kursi, untuk menghindari tulang pingang
melengkung, dapat diganjal dengan barang tumpuan kecil atau bantal
kecil, untuk mengurangi beban ditulang punggung.
Saran untuk istirahat tidur
a) Pergunakan waktu istirahat siang, atau istirahat singkat untuk mensuplai
waktu tidur.
b) Sebelum tidur lakukan gerakan peregangan untuk membvantu cepat tidur.
Tetapi sebelum tidur tidak bolehg melakukan olahraga berat.
17

c) Kegiatan sebelum tidur hendaknya diusahakan penuh kehangatan jangan


membuat emosi terlalu tinggi.
d) Dalam hal makanan hendaknya normal ,teratur, seimbang sebagai patokan,
sebelum tidur hindari konsumsi makanan berlebihan,minum kopi,
the,nikotin, dan makanan merangsang lainnya. Apabila lembur malam,
makan malam boleh ditambah, tetapi sebelum selesai kerja harus
menghindari produk penbambah energy dan sebelum tidur jangan makan
terlalu kenyang atau mengkonsumsi makanan berlemak tinggi.
Hal yang perlu diperhatikan :
a) Merawat pasien dibatasi untuk satu kamar pasien saja, batasan ruang gerak
hanya di satu kamar pasien saja, tidak dibenarkan bergerak di berbagai
bagian rumah sakut.
b) Boleh mendapat suntikan vaksinasi untuk memperkecil kemungkinan
penularan, seperti vaksinasi untuk hepatitis B, TBC, flu dan lain-lain.
c) Memahami perawatan pasien, atau kondisi penyakit menular pasien satu
ruangan untuk mengambil langkah perlindungan diri sendiri yang
memadai dan setiap tahun melakukan pemeriksaan kesehatan berkala.
d) Memelihara kebiasaan berolahraga teratur, mempergunakan waktu luang
perawatan untuk menggerakkan seluruh otot dan tulang tubuh.
Secara aktif mengikuti program pendidikan dan pelatihan yang
bersangkutan.
18

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari pembahasan di atas adalah sebagai berikut :
Penyakit menular dapat di definisikan sebagai sebuah penyakit yang
dapat ditularkan (berpindah dari satu orang ke orang yang lain, baik secara
langsung dan secara perantara). Penyakit menular ini ditandai dengan adanya
agen atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah serta menterang
host/inang (penderita).
Penyakit tidak menular Merupakan penyakit yang bukan disebabkan
oleh kuman atau virus penyakit dan tidak ditularkan kepada orang lain,
termasuk cedera akibat kecelakaan dan tindak kekerasan. Penyakit tidak
menular (PTM), juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak ditularkan dari
orang ke orang, mereka memiliki durasi yang panjang dan pada umumnya
berkembang secara lambat. Penyakit ini ditimbulkan oleh aktivitas perawat
dalam bekerja PTM memiliki tingkat kefatalan yang tinggi.
Kecelakaan kerja pada perawat dianggap sebagai suatu masalah serius
karena mengancam kesehatan dan kesejahteraan pasien dan petugas
kesehatan secara global (Maria, 2015). Kecelakaan tersebut yang pada
akhirnya dapat mempengaruhi produktivitas kerja perawat. Produktivitas
kerja yang rendah pada akhirnya berdampak terhadap pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh rumah sakit.
Kecelakaan kerja pada perawat ini menimbulkan kerugian bagi
perawat itu sendiri maupun pihak rumah sakit. Oleh karena itu perlu diketahui
faktor risiko penyebab kecelakaan tersebut sehingga dapat dilakukan upaya
pencegahan.
19

DAFTAR PUSTAKA

Agus. (2015). Makalah Penyakit Akibat Kerja. Poltekkes Kemenkes Makassar.

Akbar, M Agung. (2019). Buku Ajar Konsep-Konsep Dasar dalam Keperawatan


Komunitas. Deepublish. Yogyakarta.

Depkes RI. (2013). Pedoman pelaksanaan kewaspadaan universal di pelayanan


Kesehatan. Depkes RI. Jakarta.

Helga Dwi Putri .(2020)Upaya Keselamatan Kerja Dan Pencegahan Penyakit


Akibat Kerja Pada Perawat.Diakses pada Rabu, 2 Desember 2020.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:56 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan


Pelayanan Penyakit Akibat Kerja.

Anda mungkin juga menyukai