Anda di halaman 1dari 5

D.

Diaper rush

1. Definisi

Ruam popok (diaper rash) adalah iritasi pada kulit bayi Ibu di daerah pantat. Ini bisa
terjadi jika ia popok basahnya telat diganti, popoknya terlalu kasar dan tidak menyerap
keringat, infeksi jamur atau bakteri atau bahkan eksema.
Ruam popok merupakan masalah kulit pada daerah genital bayi yang ditandai dengan
timbulnya bercak-bercak merah dikulit, biasanya terjadi pada bayi yang memiliki kulit
sensitif dan mudah terkena iritasi. Bercak-bercak ini akan hilang dalam beberapa hari jika
dibasuh dengan air hangat, dan diolesi lotion atau cream khusus ruam popok, atau dengan
melepaskan popok beberapa waktu.
Ruam popok (diaper rash) adalah gangguan yang lazim ditemukan pada bayi.
Gangguan ini banyak mengenai bayi berumur kurang dari 15 bulan, terutama pada kisaran
usia 8 – 10 bulan.
Ruam Popok adalah peradangan di daerah yang tertutup popok, seperti sekitar alat
kelamin, pantat, dan pangkal paha bagian dalam. Ruam popok sering dialami oleh bayi baru
lahir. Biasanya berwarna kemerahan disertai lecet-lecet ringan dan gatal. Ruam popok terjadi
karena ada gesekan antara popok dengan kulit bayi. Hal ini karena kulit bayi masih sangat
peka dan sensitif. Jika dia memakai popok maka kulitnya otomatis tertutup, akibatnya kulit
menjadi lembab. Kelembaban yang berlebihan inilah yang memicu timbulnya ruam popok.

2.etiologi

Beberapa faktor penyebab terjadinya ruam popok ( diaper rash, diaper dermatitis, napkin
dermatitis ), antara lain:
1.   Iritasi atau gesekan antara popok dengan kulit.
2.   Kurangnya menjaga hygiene. popok jarang diganti atau terlalu lama tidak segera diganti
setelah pipis atau BAB (feces).
3.   Infeksi mikro-organisme (terutama infeksi jamur dan bakteri)
4.   Alergi bahan popok.
5.   Gangguan pada kelenjar keringat di area yang tertutup popok.
6.   Kebersihan kulit yang tidak terjaga.
7.   Jarang ganti popok setelah bayi/anak kencing.
8.   Udara/suhu lingkungan yang terlalu panas/lembab
9.   Reaksi kontak terhadap karet, plastik, detergen
3.patofisiologi

Hampir semua bayi pernah mengalami ruam atau lecet karena pemakaian popok. Lokasi
yang sering terkena adalah bagian pantat, sekitar kemaluan, maupun paha. Bahkan, jika
bakteri yang terdapat dalam urine bayi Anda terurai menjadi amonia, ruam ini bisa bertambah
parah. Tentu saja keadaan ini sangat tidak menyenangkan buat si kecil.
Bayi yang senang tidur lama sebenarnya tidak ada masalah. Tetapi masalahnya bila
popoknya basah berkali-kali dan membuatnya lembab. Karena penyebab ruam popok yang
paling utama adalah popok yang lembab. Popok yang lama terkena air seni dan tinja bisa
menimbulkan iritasi pada kulit. Bila Bunda tak segera membersihkannya, bakteri dan jamur
akan tumbuh. Selain karena lembab ada juga bayi yang memang alergi terhadap popok sekali
pakai. Lebih baik gunakan popok tradisional dengan resiko Bunda harus lebih sering
menggantinya bila bayi buang air kecil atau besar.
Penggunaan produk bayi yang mengandung parfum juga bisa meningkatkan resiko
terkena ruam popok termasuk juga deterjen untuk mencuci pakaiannya. Disarankan
menggunakan diapers tanpa pewangi. Tetapi alangkah baiknya bila melakukan upaya
pencegahan, seperti :
a.       Ganti popok sesering mungkin. Bila si kecil buang air besar, jangan menunda-nunda untuk
segera menggantinya.
b.      Minimalisasikan penggunaan tissue basah untuk membersihkan area popoknya. Air bersih
adalah pilihan terbaik.
c.       Hindari menggesek kulit bayi walau pun dengan handuk lembut. Sebaiknya tepuk-tepuk
dan angin-anginkan saja pantat si kecil untuk mengeringkannya.
d.      Beri sirkulasi udara untuk area kulitnya yang terkena popok dengan cara menggunakan
popok kain, khususnya pada waktu tidur.
e.       Jangan mengikat atau merekatkan popok terlalu kencang.
 Perhatian :
f.       Bila ruam tidak hilang lebih dari 3 hari konsultasikan segera ke dokter, terutama bila timbul
demam dan tidak nafsu makan.
g.      Jangan mengolesi ruam (bintik-bintik merah) dengan lotion atau baby oil. Gunakan salep
anti jamur yang mengandung Zinc di bawah pengawasan dokter.
4.tanda dan gejala

Gejalanya antara lain :


1.      Iritasi pada kulit yang terkena muncul sebagai crytaema
2.      Crupsi pada daerah kontak yang menonjol, seperti pantat, alat kemaluan, perut bawah paha
atas.
3.      Keadaan lebih parah terdapat : crythamatosa.
4.      .Kulit kemerahan dan lecet. Kulit pada lipatan kaki lecet dan berbau tajam.
5.      Awal ruam biasanya timbul di daerah kelamin, bukan di dubur.
6.      Beruntutan di daerah kelamin, pantat, dan pangkal paha.
7.      Timbul lepuh-lepuh di seluruh daerah popok.
8.      Bila penyakit telah berlangsung lebih dari 3 hari, daerah tersebut sering terkolonisasi
( ditumbuhi) oleh jamur, terutama jenis Candida Albicans, sehingga kelainan kulit bertambah
merah dan basah
9.      Mudah terjadinya infeksi kuman, biasanya staphylococcus aureus atau Sreptococcus beta
hemolyticus sehingga kulit menjadi lebih bengkak, serta di dapatkan nanah dan keropeng
10.  Bayi menjadi rewel karena rasa nyeri.

5.Penatalaksanaan
1.      Pencegahan
a)       Gantilah popok segera setelah anak kencing atau berak. Hal ini mencegah lembab pada
kulit. Janganlah memakai popok dengan ketat khususnya sepanjang malam hari. Gunakan
popok dengan longgar sehingga bagian yang basah dan terkena tinja tidak menggesek kulit
lebih luas. Bersihkan dengan lembut daerah popok dengan air. Anda tidak perlu
menggunakan sabun setiap kali mengganti popok atau setiap kali buang air besar. (Bayi yang
mendapat ASI dapat BAB sebanyak 8 kali per hari). Gunakan sabun hanya bila tinja tidak
mudah keluar.

b)       Jangan menggunakan bedak bayi atau talk karena dapat menyebabkan masalah dengan
pernapasan pada bayi anda.

c)       Hindari selalu membersihkan dengan usapan yang dapat mengeringkan kulit. Alkohol atau
parfum pada produk tersebut dapat mengiritasi kulit bayi.

2.      Penanganan
a)       Gantilah popok yang telah penuh sesering mungkin

b)       Gunakan air bersih untuk membersihkan area popok setiap kali mengganti popok.
Gunakan air mengalir sehingga anda dapat membersihkandan membilas tanpa tidak perlu
menggosok.

c)       Tepuk sehingga kering; jangan menggosok. Biarkan area di udara terbuka sehingga benar-
benar kering

d)       Gunakan tipis-tipis ointment atau krim pelindung (seperti yang mengandung zinx ixide
atau petrolatum) untuk membentuk lapisan pelindung pada kulit. Salep ini biasanya tebal dan
lengket dan tidak hilang, seluruhnya pada penggantian popok berikutnya. Perlu diingat
garukan keras atau gosokan kuat hanya akan lebih memperberat kerusakan kulit.

3.      Pengobatan

a)       Konsultasikan dengan dokter anda bila ruam:

  Melepuh atau terdapat nanah

  Tidak hilang dalam waktu 48 sampai 72 jam

  Menjadi lebih berat

b)       Gunakan krim yang mengandung steroid hanya bila dokter anda merekomendasikan. Krim
tersebut jarang diperlukan dan mungkin berbahaya
6.pencegahan

Saat ini sekitar 50 % bayi dan balita yang menggunakan popok sering mengalami
Diaper Rash , maka ada tips-tips untuk mencegah Diaper Rash :
 Segera ganti popok setelah buang air besar
 Gunakanlah popok sekali pakai sesuai dengan daya tampungnya
 Bersihkan kulit dengan air hangat setelah buang air besar. Gunakan sabun, bilas
sampai bersih lalu keringkan. Anginkan sebentar baru pakai popok yang baru
 Agar kulit bayi/balita tidak lembab, setiap hari paling sedikit 2-3 jam bayi/balita tidak
memakai popok
 Pilih popok yang sesuai ukurannya dan terbuat dari bahan yang menyerap air

Anda mungkin juga menyukai